Anda di halaman 1dari 6

Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012

No Makalah : 168

BANDWIDTH MANAJEMEN QUEUE TREE VS SIMPLE QUEUE

Erristhya Darmawan 1, Indra Purnama 2, Tomy Ihromi Rohmat Mahardika 3 ,I Wayan S. Wicaksana 4

1,2
Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma
3
Jl. KH. Noer Ali, Kalimalang, Bekasi 17113
1
errishtya_1@student.gunadarma.ac.id, 2indra_purnama@student.gunadarma.ac.id,
3
tomy_pein@student.gunadarma.ac.id, 4iwayan@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak

Suatu produk memiliki dua fitur dalam memanajemen bandwidth. Fitur tersebut yaitu simple queue dan queue
tree. Bagian administrator jaringan komputer seringkali kebingungan dalam memilih bandwidth management
karena setiap fitur pada produk tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam paper ini mencoba untuk
membandingkan kedua fitur dari manajemen bandwidth tersebut (simple queue dan queue tree), sehingga para
administrator jaringan mendapatkan cara yang tepat dalam memanajemen bandwith. Untuk mendapatkan hasil
percobaan tersebut maka akan dilakukan pendekatan dengan cara melakukan percobaan secara langsung yang
dipraktekkan menggunakan PC (personal computer), sistem operasi untuk memanajemen bandwith, dan
aplikasi-aplikasi pendukungnya.Kami berharap paper ini dapat membantu orang yang bekerja pada bagian
jaringan dalam menentukan pilihan untuk memanajemen bandwith yang tepat pada jaringan yang dia miliki.

Kata kunci : manajemen bandwidth, simple queue, queue tree

I. Pendahuluan RouterOS, Bandwith meter pro dan WinBox, maka


ia melakukan analisis sebagai berikut : Instalasi
Bandwidth management digunakan karena mikrotik pada PC dan membandingkan pembagian
orang-orang pada saat ini tergantung pada internet. bandwidth menggunakan HTB dengan pembagian
Tetapi karena keterbatasan bandwidth yang ada, bandwidth menggunakan QCB.
maka diperlukan manajemen bandwidth agar Terakhir ada juga penelitian pada paper
bandwidth terdistribusi secara merata kepada berjudul [1] Developing Hotspot Using Mikrotik
seluruh pengguna. Dalam pembagian bandwidth, Routeros With Bandwidth Using Restriction yang
suatu produk memiliki dua fitur, di mana masing- memiliki problem state yaitu Untuk membuat
masing fitur tersebut memiliki kelebihan dan hotspot, jaringan komputer memerlukan sebuah
kekurangan masing-masing dalam proses router, yaitu alat yang berfungsi sebagai pengatur
pendistribusian bandwidth. Paper ini bertujuan lalu lintas data sehingga tepat pada sasarannya.
untuk membandingkan dua fitur yang dimiliki oleh Dengan berbagai fasilitas yang dimiliki router,
suatu produk dalam memanajemen bandwidth. maka komunikasi pada jaringan komputer dapat
State of the art atau study literature yang berkaitan berjalan dengan baik. Namun, harga router tidak
pada paper ini sebagai berikut. murah, hal ini sesuai dengan kinerja router itu
Dari beberapa paper yang telah ada sendiri, kemudian untuk memecahkan masalah
didapatkan hasil sebagai berikut, pada paper yang tersebut dilakukan metode Percobaan dengan
ditulis oleh [2] Rr. Retna Trimantaraningsih dan merancang model bangun Jaringan Untuk Hotspot
Istiqomatul Muarifah, Jurusan Teknik Informatika, maka didapatkan data-data sebagai berikut :
FTI, IST AKPRIND Yogyakarta dengan judul 1. PC Router yang telah diimplementasikan telah
Implementasi mikrotik sebagai manajemen mampu menghubungkan internet dengan
bandwidth, dimana ia meneliti sebuah Acces Point dan Client.
permasalahan yaitu Pemanfaatan MikroTik 2. Cara kerja sistem Hotspot yaitu melakukan
RouterOS untuk manajemen bandwith, autentikasi pada jaringan dan dapat diakses
kestabilan dan efisiensi software manajemen menggunakan web browser. Sistem hotspot
bandwidth, serta keuntungan penggunaan MikroTik adalah teknologi autentikasi yang biasa
RouterOS untuk manajemen bandwith, dengan digunakan ketika mengakses internet pada
metode Penelitian langsung yang dilakukan dengan area publik.
menggunakan hardware yaitu Processor Intel P4 3. Pembagian Bandwidth yang merata pada
3.06 GHz, RAM DDR II 256 MB, 2 ethernal card, setiap client. Koneksi internet menjadi lancar
Kabel UTP, konektor RJ45, harddisk 40GB. dan stabil. Manajemen Bandwidth dapat
Software yang digunakan Windows XP, MikroTik memudahkan admistrator dalam memantau
642

Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012

akses internet pada setiap client dengan Membangun jaringan WLAN 802.11b, Teknologi
menggunakan Mikrotik RouterOS. Jaringan Komputer Nirkabel, dan keamanan
4. Semakin besar bandwidthyang diberikan ke wireless LAN 802.11b.
setiap client, maka semakin cepat waktuyang Agar dapat dengan mudah memahami isi
diperlukan untuk download dan upload. dari paper ini, maka membaginya ke dalam
5. KelebihanMikrotik RouterOS: beberapa bab sebagai berikut, pada bagian I yaitu
Mempunyai fitur banyak. pendahuluan akan membahas tentang latar belakang
Tidak terlalu membutuhkan spesikasi masalah, tujuan penulisan, state of the art serta
komputer yang tinggi. sistematika penulisan, kemudian dilanjutkan
Dari segi pengoperasiannya Mikrotik dengan pembuatan bagian II dimana dalam bagian
tergolong friendlydengan software winbox ini akan dibahas mengenai latar belakang teori dan
yang dimilikinya. rancangan dari jaringan computer yang digunakan,
Cara instalasi yang begitu mudah tanpa selanjutnya akan didapatkan hasil dan juga analisis
compile paket-paket. dari percobaan yang telah dilakukan. Hasil dan
6. Kekurangan Mikrotik RouterOS: analisis ini akan dituliskan pada bagian III, terakhir
Tidak adanya sistem partisi maka pada adalah penulisan bagian IV (Penutup) yang akan
waktu instal otomatis format semua memberikan kesimpulan, analisis dari percobaan
harddisk. yang dilakukan serta future works dari penulisan
Terbatas hanya sebagai router, tidak bisa ini.
digunakan sebagai server.
2. Metodologi
Penelitian yang sama juga dilakukan pada
paper dengan judul [3] Mikrotik OS Untuk Pada paper ini, akan dianalisis satu persatu
Bandwith Management dimana paper ini memiliki fitur manajemen bandwidth yang ada pada produk
problem state yaitu menjadikan komputer menjadi tersebut. Setelah salah satu fitur manajemen
router network yang handal, mencakup berbagai bandwidth tersebut dikonfigurasi dalam produk
fitur lengkap untuk network dan wireless, salah tersebut, akan dilakukan pengukuran dengan
satunya adalah bandwith manajemen, dengan beberapa parameter. Parameter-parameter tersebut
metode penelitian adalah dengan menyiapkan PC, yaitu sebagai berikut:
2 ethernet, dan Mikrotik OS, sehinnga paper ini 1. Throughput, adalah bandwidth aktual yang
melakukan percobaan sebagai berikut Instalasi terukur pada suatu ukuran waktu tertentu
Mikrotik OS, Setting dasar mikrotik, Setting dalam mentransmisikan berkas. Berbeda
lanjutan yaitu dengan mengakses IP mikrotik lewat dengan bandwidth walaupun satuannya sama
browser dan menjalankan winbox, dan setting bits per second (bps), tapi throughput lebih
bandwith limiter. menggambarkan bandwidth yang sebenarnya
Setelah itu juga didapatkan paper dengan pada suatu waktu dan pada kondisi dan
judul [4] Queue dengan SRC-NAT dan WEB- jaringan tertentu yang digunakan untuk
PROXY yang memiliki problem state Penentuan mengunduh suatu file dengan ukuran tertentu.
CHAIN pada MENGLE sangat menentukan Misalkan tp adalah throughput, dz adalah
jalannya sebuah rule. Jika kita memasang SRC- ukuran data yang dikirim, dan t adalah waktu
NAT dan WEB-PROXY pada mesin yang sama, yang dibutuhkan, maka rumus untuk
sering kali agak sulit untuk membuat rule QUEUE menentukan throughput jaringan komputer
yang sempurna, serta metode penelitian yang sebagai berikut:
dilakukan dengan cara langsung dengan
menggunakan PC dengan mikrotik routerOS versi tp = dz / t (1)
2.9.28. analisis yang dilakukan adalah Membuat
mangle pada mikrotik dan mengkonfigurasi Misalnya bandwidth yang diberikan oleh ISP
manajemen bandwidth menggunakan queue tree. 512 Kbps, kita unduh berkas berukuran 100
Selanjutnya adalah paper dengan judul [5] kb, ternyata membutuhkan waktu 10 detik
Keamanan Management User pada Hotspot WLAN yang seharusnya hanya beberapa milidetik
802 11b, yang memiliki problem state yaitu Dengan untuk menguduhnya, maka throughput-nya
kemajuan hotspot yang sebagai penyedia internet adalah 100/10=10 bps. Untuk mengukur
diperlukan cara untuk Memelihara integritas dan throughput pada jaringan komputer dengan
kerahasian data dengan melakukan Management mengunduh berkas dari server, lalu dari mulai
pengaman user pada Hotspot WLAN 802 11b dan unduh sampai selesai dihitung waktunya
metode penelitian yang dilakukan dengan tehnik dengan menggunakan stopwatch.
nirkabel, yaitu melalui proses penelitian terhadap 2. Delay atau latency atau round trip time delay,
WIFI atau hotspot tanpa kabel, sehingga data yang adalah waktu yang dibutuhkan untuk sebuah
didapatkan dari paper ini adalah Mengenal WLAN, paket yang dikirimkan dari suatu komputer ke

643

Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012

komputer yang dituju. Delay dalam sebuah Untuk mengukur packet loss, dapat kita
proses transmisi paket dalam sebuah jaringan gunakan fasilitas UDP test yang dimiliki oleh
komputer disebabkan karena adanya antrian perangkat lunak iperf.
yang panjang, atau mengambil rute lain untuk Rancangan model jaringan mikrotik yang akan
menghindari kemacetan pada routing. Untuk dibuat dapat dilihat seperti pada gambar 1 berikut
mencari delay pada paket yang ditransmisikan ini.
dengan membagi antara panjang paket
(satuannya bit) dibagi dengan link bandwidth
(satuannya bit/s). Untuk mengukur delay pada
suatu jaringan komputer menggunakan
perintah ping yang merupakan salah satu
perintah yang dimiliki oleh command prompt Gambar 1 Model Jaringan Mikrotik
sistem operasi Windows, dimana time pada
hasil perintah ping menunjukkan delay pada Pada rancangan model jaringan mikrotik
paket yang dikirimkan. diatas, sebuah Wireless USB Adapter terhubung ke
3. Jitter atau variasi delay, adalah variasi dari internet. Wireless USB Adapter yang terhubung ke
delay atau selisih antara delay pertama dengan internet ini dihubungkan dengan mikrotik PC
delay selanjutnya. Jika variasi delay dalam melalui port USB. Mikrotik PC telah terinstalasi
transmisi terlalu lebar, maka akan mikrotik routerOS yang sudah dikonfigurasi
mempengaruhi kualitas data yang sebagai router mikrotik. Mikrotik PC ini terhubung
ditransmisikan. Jumlah toleransi jitter dalam dengan komputer klien menggunakan kabel UTP
jaringan dipengaruhi oleh kedalaman dari model cross di mana terinstal perangkat lunak
buffer jitter dalam peralatan jaringan. Jika winbox yang digunakan untuk mengkonfigurasi
buffer jitter tersedia lebih banyak, maka Mikrotik PC secara remote.
jaringan dapat mereduksi efek dari jitter.
Contoh dari jitter, misalnya hasil ping 3. Hasil dan Analisis
menunjukkan delay dengan rentang 2ms, 4ms,
7ms. Maka jitter dapat dihitung dengan Pada percobaan ini, untuk mendapatkan data
mengurangi delay akhir dengan delay yang akan dianalisis digunakan skenario percobaan
sebelumnya, seperti contoh tersebut maka sebagai berikut:
jitternya adalah 7ms-4ms=3ms. Untuk 1. Untuk mengukur throughput pada penggunaan
mengukur jitter dapat kita gunakan fasilitas manajemen bandwidth menggunakan simple
UDP test pada perangkat lunak iperf. queue dan queue tree, mengunduh sebuah
4. Packet Loss, adalah persentase paket yang berkas dari server dengan ukuran tertentu
hilang selama mentransmisikan data. Hal ini dengan membatasi bandwidth yang digunakan
disebabkan oleh banyak faktor seperti sebesar nilai tertentu dan dihitung waktu yang
penurunan signal dalam media jaringan, dibutuhkan sampai pengunduhan selesai
kesalahan perangkat keras jaringan, atau juga dengan menggunakan stopwatch.
radiasi dari lingkungan sekitar. Pada beberapa 2. Pengukuran delay dilakukan dengan
network transfer protokol seperti TCP yang membatasi bandwidth pengunggahan menjadi
bersifat connection oriented, menyediakan 2 kbits/s, lalu menggunakan perintah ping dari
pengiriman kembali (restransmission) atau command prompt Windows dengan mengirim
pengiriman secara otomatis (resends) paket sebanyak 250 bytes data ke komputer server
yanng hilang selama proses transmisi walau sebanyak 10 kali dan delay akan dicetak pada
segmen telah tidak diakui. Walaupun TCP command prompt.
memiliki kelebihan tersebut, jika TCP 3. Jitter dan packet loss diukur dengan
melakukan retransmitting atau resends, membatasi bandwidth pengunggahan menjadi
throughput jaringan semakin menurun. 1 Mbits/s, lalu dengan menggunakan fasilitas
Berbeda halnya dengan protokol UDP yang UDP test yang ada pada perangkat lunak iperf
bersifat connection-less, tidak menyediakan mengirimkan data sebanyak 1 MB dari
retransmission maupun resends jika terjadi komputer klien ke komputer server sebanyak
kehilangan paket. Misalkan pl adalah packet 5 kali percobaan dimana jitter dan packet loss
loss, pt adalah paket yang dikirim, dan pr akan dicetak pada command prompt.
adalah paket yang diterima, maka rumus untuk Adapun perangkat yang digunakan untuk
menghitung packet loss, adalah sebagai melakukan skenario percobaan ini, adalah sebagai
berikut: berikut:
Komputer klien, dengan spesifikasi processor
pl=((pt-pr)/pt) x100% (2) Core 2 Duo 2.00GHz, memori 2GB, dan
harddisk 160GB.

644

Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012

Mikrotik PC, dengan spesifikasi processor Delay /


Bandwidth Ukuran
Core 2 Duo 2.80GHz, memori 2GB, dan N Response
Management Data
harddisk 500 GB. Time
D-Link DWA-110 Wireless USB Adapter 1 2 ms
Kabel UTP model cross dengan konektor RJ- 2 2 ms
45 yang sudah terpasang pada kedua 3 389 ms
ujungnya. 4 3846 ms
Setelah skenario percobaan dilakukan, 5 7878 ms
didapatkan data throughput seperti pada tabel 1 dan Simple Queue
6 7679 ms
grafik 2. 7 8058 ms
8 8539 ms
Tabel 1 Tabel Perbandingan Throughput
9 7458 ms
Management
Bandwidth

Berkas
Ukuran

Limit
Bandwidth

Waktu

Throughput
250 bytes 10 8258 ms
1 2 ms
2 2 ms
3 1 ms
4 640 ms
256 kb 156 s 218461,5 5 1796 ms
Queue Tree
38 bits/s 6 2178 ms
Simple 512 kb 72,6 s 469421,4 7 2169 ms
Queue 87 bits/s 8 2178 ms
1M 36,1 s 944044,3 9 2178 ms
4.26 21 bits/s 10 2169 ms
MB 256 kb 162,9 s 209208,1
03 bits/s
Queue 512 kb 75,6 s 450793,6
Tree 5 bits/s
1M 40,5 s 841481,4
81 bits/s

Ga,bar 3. Grafik Perbandingan Delay

Dari tabel 2 dan grafik 2 di atas, manajemen


bandwidth simple queue delay yang dihasilkan
lebih lama daripada manajemen bandwidth dengan
queue tree. Data jitter dari hasil percobaan dapat
dilihat pada tabel 3 dan grafik 3 berikut ini.

Gambar 2 Grafik Grafik Perbandingan Throughput Tabel 3 Tabel Perbandingan Jitter


Bandwidth Ukuran
Dari tabel 2 dan grafik 2 di atas, dapat N Jitter
Management Data
dilihat untuk semua bandwidth limit dengan berkas
berukuran 4,26 MB, manajemen bandwidth dengan 1 11.674 ms
menggunakan simple queue lebih besar throughput- 2 9.478 ms
nya daripada manajemen bandwidth dengan Simple Queue 3 6.969 ms
menggunakan queue tree. Selanjutnya untuk data 4 5.728 ms
delay penggunaan fitur simple queue dan queue tree 1 MB
5 8.450 ms
dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut. 1 8.202 ms
Queue Tree 2 10.228 ms
Tabel 2 Tabel Perbandingan Delay 3 10.575 ms
645

Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012

4 9.853 ms simple queue menghasilkan throughput yang lebih


5 8.958 ms besar daripada manajemen bandwidth dengan
menggunakan queue tree. Delay yang dihasilkan
dari menggunakan simple queue lebih besar
daripada menggunakan queue tree. Rata-rata jitter
antara simple queue dan queue tree tidak berbeda
jauh. Fitur simple queue menghasilkan persentase
packet loss yang lebih besar daripada queue tree.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi hasil
percobaan ini, diantaranya algoritma yang
digunakan pada simple queue dan queue tree yang
mempengaruhi throughput keduanya, protokol yang
digunakan pada skenario percobaan dalam hal ini
protokol ICMP mempengaruhi delay yang
Grafik 3 Grafik Perbandingan Jitter dihasilkan, protokol UDP yang digunakan untuk
mendapatkan data jitter dan packet loss yang
Dari tabel 3 dan grafik 3 di atas, manajemen bersifat connectionless oriented, perangkat lunak
bandwidth simple queue dan queue tree jitter yang yang digunakan, dan topologi jaringan komputer
dihasilkan rata-rata tidak jauh berbeda. Data packet yang dibuat.
loss dari hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 4 Jika dibandingkan dengan simple queue
dan grafik .4 berikut ini. dimana semua paket akan diurutkan terlebih dahulu
sehingga harus melewati setiap queue yang ada
Tabel 4 Tabel Perbandingan Packet Loss sebelum paket menuju komputer yang dituju, pada
queue tree semua paket melewati trafik secara
Bandwidth Ukuran
N Packet Loss bersamaan tanpa harus diurutkan terlebih dahulu,
Management Data
oleh karena itu simple queue menghasilkan delay
1 6.5% yang lebih lama. Simple queue mengatur aliran
2 6.2% paket data secara bidirectional (dua arah) baik
Simple Queue 3 6.6% unduh maupun unggah, sedangkan queue tree
4 6.3% hanya mengatur aliran data secara directional (satu
5 6.2% arah) sehingga dapat menambah queue untuk
1 MB interface (unduh atau unggah) secara terpisah.
1 2.4%
2 0.56% Pada percobaan ini, parameter-parameter
Queue Tree 3 0.56% yang dipilih untuk pengukuran mungkin belum
4 0.42% cukup maksimal untuk digunakan sebagai
5 0.42% pembanding kedua fitur manajemen bandwidth.
Diharapkan kedepannya, untuk penulisan paper
dengan tema yang mirip dengan paper ini, dapat
membuktikan lebih jauh lagi perbedaannya.

Daftar Pustaka:

[1] Kahirani, Sumi, Puspasari, Ratih, dan


Wahyuni, Linda, 2009, Medan, Pemanfaatan
Wireless Pada Warnet Kidnet Dengan
Menggunakan ADSL Modem Dan Mikrotik,
Medan, Potensi Utama Information And
Communication Technological Research And
Grafik 4 Grafik Perbandingan Packet Loss Development Center.
[2] Kurniardi, Tommy, 2010, Abstract
Dari tabel 4 dan grafik 4 di atas, manajemen Developing Hotspot Using Mikrotik Routeros
bandwidth simple queue packet loss yang with Bandwith Using Restriction, Jakarta,
dihasilkan lebih besar daripada manajemen Gunadarma University.
bandwidth dengan queue tree. [3] Puspitasari, Nila Feby, 2007, Implementasi
Mikrotik Sebagai Solusi Router Murah Dan
4. Penutup Mudah, Palembang, Universitas Sriwijaya.
[4] Rahwana, Ayom, 2009, Queue dengan SRC-
Kesimpulan dari hasil percobaan ini adalah NAT dan WEB-Proxy, Sidoarjo, PT. Lakso
manajemen bandwidth dengan menggunakan Global Akses.

646

Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012

[5] Riadi, Imam, 2011, Optimalisasi Keamanan


Jaringan Menggunakan Pemfilteran Aplikasi
Berbasis Mikrotik, Yogyakarta, Universitas
Ahmad Dahlan.
[6] Ropix, 2006, Mikrotik OS untuk Bandwith
Management, Jakarta, Ilmu Komputer.
[7] Setia, Iman Budi, 2010, The Analysis PC
Router Microtic Of Local Networking
PT.DANG DESAINDO INTERNUSA, Depok,
Universitas Gunadarma.
[8] Sikumbang, Savrudin, 2011, Mikrotik
Operating System Configuration And
Implementation As A Router, Depok,
Universitas Gunadarma.
[9] Sitanggang, Humala, 2003, Keamanan
Management User pada Hotspot WLAN 802
11b, Bandung, Institut Teknologi Bandung.
[10] Trimantaraningsih, Retna, dan Istiqomatul,
Muarifah, 2008, Implementasi Mikrotik
sebagai Manajemen Bandwith, Yogyakarta,
AKPRIND.

647

Anda mungkin juga menyukai