Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi penyebab data-data potensi desa kurang akurat dan aktual;
untuk mengidentifikasi kemampuan Perangkat Desa dalam melakukan pendataan dan penyusunan potensi
desa; dan untuk menganalisis upaya-upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan Perangkat
Desa dalam melakukan pendataan dan penyusunan potensi desa. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis
dengan pendekatan kualitatif. Pengisian data-data potensi/profil desa belum akurat dan tidak aktual, karena
dalam pengisian profil desa belum sepenuhnya menggunakan sumber data dan prosedur yang benar. Tingkat
kemampuan Perangkat Desa dalam mengisi potensi/profil desa di desa sampel belum memadai, karena yang
mengerjakan hanya 1 orang dan tidak dibekali dengan Diklat pengumpulan data dan penyusunan profil desa;
dan pengisian potensi/profil desa bukan menjadi tugas dan fungsi utama. Pemerintah Pusat dan Daerah kurang
memperhatikan kemampuan Perangkat Desa dalam melakukan pendataan profil desa. Perlunya kebijakan
standar penggunaan sumber data dalam pengisian profil desa. Kebijakan pengisian potensi/profil desa oleh
tenaga pembantu teknis lapangan yang dibekali dengan diklat dan pengumpalan data potensi/profil desa.
Perlunya evaluasi implementasi pengisian profil desa untuk menyederhanakan format Lampiran II dan
Lampiran III Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007.
Kata kunci: kemampuan, Perangkat Desa, potensi desa.
Abstract
The aims of this research are to identify those unaccurated data. Moreover, to identify the capabilities of
village government stafs when they colect village resources data; and also to analise what efforts to conduct
for improving village government staffs. Describtive analised with kuantitative approach are used in this
research. Potential data filing and village profile are not accurately caused by incorrect data wrong
procedure. Furthermore, village government staffs in these samples are not capable to collect and to fill data.
Infact, to conduct that jobs, there only one person does it and he/ she have not been trained yet. National,
regional governments do not have regard to the people who collecting village resource data for preparing
village profile. Rules of the games are needed to make standard product. Filling village potential resource and
village profile are conducted by technical field assistant who have been educated and trained to collect those
data. Finally, evaluations are needed to simplify format in appendix II and III Home affair minister rules 12
Tahun 2007 (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007)
Keywords: capability, village government staf, village resources.
Kemampuan Perangkat Desa dalam Menyusun Profil Potensi Desa Asrori & Agus Supratiawan | 283
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa Perangkat kemampuan Perangkat Desa yang secara umum
Desa yang ada sangat jauh dari apa yang diharapkan. relatif masih rendah, serta belum adanya dukungan
Potret Perangkat Desa saat ini yang menunjukkan dana dalam APBDes yang dialokasikan untuk
profesionalisme rendah, kurang kreatif dan inovatif, pendataan dan penyusunan potensi desa, maka tidak
serta masih banyak potret negatif lainnya yang mengherankan kalau ketersediaaan data-data potensi
intinya menunjukkan bahwa Perangkat Desa di desa yang dihimpun Perangkat Desa dalam profil
Indonesia masih lemah. Selain Sekretaris Desa yang desa tidak akurat dan aktual.
saat ini diangkat menjadi PNS, status Perangkat Pokok Permasalahan dalam penelitian ini
Desa sebagai alat kelengkapan pemerintahan desa adalah:
yang bertanggung jawab melaksanakan roda 1. Apa yang menyebabkan data-data potensi desa
pemerintahan desa sehari-hari masih lemah, karena kurang akurat dan aktual?
profesi Perangkat Desa pada umumnya masih 2. Bagaimana kemampuan Perangkat Desa dalam
diidentikkan dengan pengabdian yang bersifat sosial. melakukan pendataan dan penyusunan potensi
Sistem pola karir, penggajian, promosi, desa?
pemberhentian dan sebagainya tidak berlaku dalam 3. Upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan
pembinaan Perangkat Desa. Dalam rekrutmen untuk meningkatkan kemampuan Perangkat
Perangkat Desa, pendidikan tidak menjadi indikator Desa dalam melakukan pendataan dan
utama, tetapi ketokohan dan tidak ada batasan usia penyusunan potensi desa?
purna tugas yang jelas. Tujuan penelitian adalah untuk:
Secara kualitas, Perangkat Desa saat ini mengidentifikasi penyebab data-data potensi desa
relative masih rendah, dilihat dari tingkat pendidikan kurang akurat dan aktual; mengidentifikasi
mayoritas tamat SD, bahkan banyak yang tidak lulus kemampuan Perangkat Desa dalam melakukan
SD. Kondisi ini hampir dijumpai di setiap daerah pendataan dan penyusunan potensi desa; dan
baik desa-desa di Pulau Jawa mapun luar Pulau menganalisis upaya-upaya meningkatkan
Jawa, terlebih daerah seperti Papua, mayoritas yang kemampuan Perangkat Desa.
memduduki perangkat kampung (desa) Potensi desa adalah kemampuan yang dapat
berpendidikan tidak tamat SD. Di samping kualitas, dikembangkan dalam pembangunan suatu desa.
secara kuantitas Perangkat Desa juga relatif masih Potensi desa mencakup keadaan alam dan manusia
rendah. Jumlah Perangkat Desa di Jawa dan Bali yang ada di dalamnya beserta hasil-hasil kerja
pada umumnya tidak sebanding dengan jumlah manusianya. Potensi suatu desa terdiri atas
penduduk, sedangkan jumlah Perangkat Desa di luar komponen alam dan komponen manusia. Program
Jawa dan Bali tidak sebanding dengan luas pembangunan desa merupakan salah satu usaha
wilayahnya. pemerintah dalam meningkatkan taraf hidap dan
Keterbatasan Perangkat Desa baik secara kesehjateraan masyarakat di lingkungan pedesaan.
kualitas maupun kuantitas sangat berpengaruh Berdasarkan Lampiran II dan Lampiran III
terhadap kemampuan Perangkat Desa dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun
menjalankan tugas roda pemerintahan desa. Salah 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan
satu tugas Perangkat Desa adalah pendataan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan,
penyusunan potensi desa. Tugas pendataan dan dimana data profil desa terdiri dari:
penyusunan potensi desa merupakan tugas yang 1. Potensi Sumber Daya Alam
memerlukan pengetahuan dan ketrampilan tersendiri 2. Potensi Sumber Daya Manusia
dari Perangkat Desa. Sedangkan dilihat dari 3. Potensi Kelembagaan
284 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 283 - 29
4. Potensi Prasarana dan Sarana. Dalam Permandagri Nomor 30 Tahun 2006
Pemerintahan desa merupakan penyeleng- Pasal 2 menyebutkan bahwa urusan pemerintahan
garaan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa Kabupaten/Kota yang dapat diserahkan
dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur pengaturannya kepada Desa antara lain bidang
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat otonomi desa yang diantaranya urusan penelitian
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat dan pendataan potensi desa.
yang diakui dan dihormati dalam sistem Dalam "otonomi desa", pembiayaan,
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia penyelenggaraan urusan rumah tangga desa berasal
(NKRI). Urusan pemerintahan yang menjadi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
kewenangan desa mencakup urusan pemerintahan (APBDes), dan bantuan Pemerintah dan Pemerintah
yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa, Daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan pengaturannya ke
kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya desa didanai dari APBD dan begitupun dengan
kepada desa, tugas pembantuan dari pemerintah dan pendanaan urusan pemerintahan lainnya (tugas
pemerintah daerah, urusan pemerintah lainnya yang pembantuan) yang diselenggarakan oleh pemerintah
oleh peraturan perundangan-undangan yang desa berasal dari yang memberikan tugas
diserahkan kepada desa. (Pemerintah, Provinsi atau Kabupaten/Kota).
Pemerintah desa merupakan unit terdepan dan Manajemen pengembangan SDM dapat dilihat
berhadapan langsung dalam pelayanan pemerintahan dari dua aspek, yaitu aspek kuantitas dan aspek
dan pemberdayaan masyarakat, serta menjadi kualitas. Aspek kuantitas menyangkut jumlah SDM
tonggak utama untuk keberhasilan semua program (penduduk), sedangkan aspek kualitas menyangkut
pemerintah. Memperkuat desa merupakan suatu mutu SDM, yaitu kualitas fisik maupun kualitas
upaya untuk mempercepat terwujudnya non fisik (kecerdasan dan mental). Untuk
kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kualitas fisik dapat dilakukan melalui
meningkatkan kapasitas pelayanan kepada program peningkatan kesehatan dan gizi, sedangkan
masyarakat, selain mendudukkan desa menurut untuk meningkatkan kualitas kecerdasan dan
urusan pemeriantahan yang menjadi kewenangan mental diupayakan dengan pendidikan dan
desa, kepastian tersedianya pendanaan untuk pelatihan.
menyelenggarakan pemerintahan dan pemberdayaan Secara makro, pengembangan SDM, diartikan
masyarakat serta tersedianya SDM yang mampu sebagai proses peningkatan kualitas atau
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat. kemampuan manusia dalam rangka mencapai
Pemerintah Desa atau yang disebut dengan tujuan pembangunan. Proses peningkatan ini
nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa mencakup perencanaan, pengembangan dan
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. pengelolaan SDM. Secara mikro, pengertian SDM
Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan dalam lingkungan unit kerja (organisasi atau
Perangkat Desa lainnya. Perangkat Desa bertugas lembaga) yang dimaksud adalah tenaga kerja,
membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas pegawai. Berdasarkan itu, pengembangan SDM
dan wewenangnya. Perangkat Desa bertanggung secara mikro adalah proses perencanaan
jawab kepada Kepala Desa. pendidikan, pelatihan dan pengelolaan
Saat ini, kewenangan yang dimiliki desa untuk pegawai/karyawan untuk mencapai hasil yang
mengurus urusan rumah tangga desa diatur dalam optimal. Proses pengembangan SDM terdiri dari
Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Pasal 2006. perencanaan, pendidikan dan pelatihan dan
Adapun kewenangan dimaksud adalah: pengelolaan (Notoatmodjo, 1998; 2-3).
1. Urusan pemerintahan yang sudah ada Kemampuan merupakan kapasitas seseorang
berdasarkan hak asal-usul desa. individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam
2. Urusan pemerintahan yang menjadi suatu pekerjaan. Kemampuan intelektual adalah
kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan kemampuan untuk mengerjakan kegiatan mental,
pengaturannya kepada desa. sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan
3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut
Pemerintah Provinsi, dan/atau Pemerintah stamina, kecakapan, kekuatan dan ketrampilan
Kabupaten/Kota. (Gibson, 1994: 55).
4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh Kemampuan yang berhubungan dengan tugas
peraturan perundang-perundangan diserahkan dan pekerjaan adalah kesanggupan seseorang dalam
kepada desa. melaksanakan pekerjaan secara sunguh-sungguh
Selanjutnya menurut Peraturan Pemerintah dan memberikan hasil yag baik. Kemampuan
Republik Indonesia No. 72 Tahun 2005 tentang merupakan keterampilan, pengetahuan, dan mental
Desa pada Pasal 14 ayat 1 dan 2, menyebutkan bekerja seseorang yang didukung dengan kondisi
Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan fisik yang baik. Berdasarkan kondisi ini, unsur
urusan pemerintahan, pembangunan, dan utama kemampuan Perangkat Desa adalah
kemasyarakatan. pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari
Kemampuan Perangkat Desa dalam Menyusun Profil Potensi Desa Asrori & Agus Supratiawan | 285
pendidikan, keterampilan, atau pengalaman selama desa, dusun/RW/RT, bidan desa, dan masyarakat.
bekerja yang didukung dengan mental dan kondisi Namun demikian hal tersebut belum sepenuhnya
fisik yang baik. dilakukan. Dalam pengisian data monografi desa,
Untuk meningkatkan kemampuan seseorang potensi desa maupun profil desa yang dilakukan
pegawai dapat dilakukan melalui pendidikan dan selama ini cenderung berdasarkan perkiraan dan data
pelatihan. Pendidikan membentuk dan menambah tahun sebelumnya, khususnya data-data yang terkait
pengetahuan tentang sesuatu dengan lebih cepat dan dengan peternakan, pertanian tanaman pangan,
tepat. Sedangkan pelatihan akan membentuk buah-buahan, air bersih, dan mata pencaharian.
keterampilan kerja (Simanjuntak, 1982; 144). Format data potensi/profil desa menurut
Nawawi (2000; 67) berpendapat peningkatan informan (Mulyono, Kaur. Pembangunan Desa
kemampuan dan kemahiran kerja dapat ditempuh Getassrabi) selalu berubah, khususnya terkait dengan
dengan jalan menambah pengetahuan dan latihan- data penduduk, misalnya klasifikasi umur. Hal ini
latihan bagi para personil melalui penataran, tugas menyulitkan dalam pengisian data. Di samping itu
belajar, latihan kerja di lingkungan sendiri atau di format daftar isian profil desa (Lampiran II dan
lingkungan lain dan di dalam atau di luar negeri. Lampiran III Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 12 Tahun 2007) dianggap rumit dan
METODE PENELITIAN mengalami kesulitan untuk mengisi, untuk itu format
profil desa disederhanakan.
Kemampuan Perangkat Desa dalam Selama ini Pemerintah Kabupaten Kudus
penyusunan potensi desa ini merupakan studi kasus maupun Kecamatan Gebog, belum pernah
di Desa Getassrabi, Kecamatan Gebog, Kabupaten mengeluarkan aturan terkait dengan data potensi
Kudus. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis desa/data profil desa. Pemda hanya memberikan
dengan pendekatan kualitatif. Dalam studi ini data pedoman pendataan dan pendayagunaan profil desa
kumpulkan dengan teknik: penelusuran dan kelurahan. Pedomanan yang diberikan adalah
dokumentasi, wawancara dan pengamatan lapangan. dalam Lampiran II dan Lampiran III Peraturan
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2007,
analisis interpretatif menggambarkan data yang namun dekikian pemerintah desa berkewajiban
ditemukan sesuai dengan rumusan masalah. untuk mengisi data profil desa setiap tahun dan harus
diserahkan paling lambat 3 bulan sebelum tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN anggaran baru. Setiap tahun desa selalu mendapat
paket berkas/buku data profil desa rangkap tiga yang
a. Akurasi dan Aktualisasi Data-Data Potensi harus diisi, dimana 1 berkas data profil desa untuk
Desa BPMKB, 1 berkas data profil desa untuk kecamatan
Desa Getassrabi memiliki data profil desa dan 1 berkas data profil desa untuk arsif desa.
dalam bentuk buku dan papan tulis. Untuk data desa Sedangkan data profil desa yang terakhir diisi adalah
yang ditulis pada papan tulis merupakan monografi tahun 2010. Khusus data kependudukan, ditingkat
desa, format monografi desa masih menggunakan desa selalu dilakukan pembaharuan data setiap
format lama dan sampai sekarang belum disesuaikan minggu, dan dilaporkan ke kecamatan setiap bulan.
dengan format yang baru. Data-data di papan tulis Data kependudukan di desa selalu diperbaharui,
adalah data-data tahun 2005 yang belum disesuaikan karena perubahan data penduduk sangat tinggi,
dengan perkembangan data yang baru. Sedangkan tetapi data kependudukan yang dibuat desa tidak
buku data profil desa merupakan hasil isian format singkron dengan data kependudukan yang
data profil desa (Lampiran II dan Lampiran III dikeluarkan oleh Dinas Catatan Sipil, dimana
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun selisihnya sangat signifikan, yaitu mencapai 2.000
2007), yang diperoleh dari Bagian Pemerintahan jiwa, dimana berdasarkan data 2010 adalah 10.571
Desa Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus sampai orang, sedangkan data kependudukan yang
dengan Tahun 2009, dan mulai tahun 2010 diperoleh dikeluarkan oleh Dinas Catatan Sipil lebih dari
dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan 12.500 orang. Namun demikian data mana yang
dan Keluarga Berencana (BPMPKB). Pengisian valid dan akurat, tidak diketahui secara pasti karena
profil Desa Getassrabi yang mengacu pada terdapat perbedaan metode pendataan. Pendataan
Lampiran II dan Lampiran III Peraturan Menteri kependudukan desa yang dilakukan berdasarkan dari
Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, dimulai pada data pemutakhiran kartu keluarga dan hasil
pengisian profil desa tahun 2010. pemutakhiran administrasi kependudukan
Menurut informan Mulyono sebagai (Kepala berdasarkan warga yang mengurus administrasi
Urusan Pembangunan) dalam pengalamannya kependudukan di desa.
selama 23 tahun sebagai penanggung jawab Untuk mengetahui bagaimana akurasi data
pengisian monografi desa, potensi desa maupun kependudukan, dapat dibandingkan data
profil desa yang, dalam pengisian data, agar data kependudukan Desa Getassrabi Tahun 2007, 2008,
yang diperoleh akurat dan aktual sumber data dan tahun 2009 sebagai data profil desa dengan
seharusnya berasal dari: kecamatan, PLKB, BPS, format lama dengan data tahun 2010 sebagai data
286 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 283 - 29
profil desa dengan format baru (Lampiran II dan 2. Potensi Sumber Daya Manusia. Kelengkapan
Lampiran III Peraturan Menteri Dalam Negeri data-data potensi sumber daya manusia yang
Nomor 12 Tahun 2007). tertuang dalam profil Desa mayoritas sudah
terisi cukup baik, tetapi belum akurat dan tidak
2007 2008 2009 2010 aktual, karena data-data tidak diperoleh dari
10.464 10.466 10.464 10.571 hasil pendataan lapangan, tetapi berdasarkan
Sumber: Data Skunder diolah. perkiraan dan data tahun sebelumnya.
3. Potensi Kelembagaan. Kelengkapan data-data
Dari data kependudukan sebagaimana tabel potensi kelembagaan yang tertuang dalam
tersebut diatas diketahui, bahwa jumlah penduduk profil Desa mayoritas sudah terisi cukup baik,
dari tahun 2007 s/d 2009 hampir sama, sedangkan tetapi akurasi dan aktualisasi data masih
untuk tahun 2010 terjadi penambahan yang diragukan, karena data-data tidak diperoleh
signifikan. Dalam data tahun 2007 s/d 2009 masih dari hasil pendataan lapangan, tetapi
menggunakan format lama, sehingga dalam berdasarkan perkiraan dan data tahun
pengisian cenderung menggunakan data tahun sebelumnya.
sebelumnya. Sedangkan tahun 2010 yang sudah 4. Prasarana dan Sarana. Kelengkapan data-data
menggunakan format baru, datanya terjadi kenaikan potensi sarana dan prasarana desa yang
107 orang dibandingkan data tahun 2009. Terjadinya tertuang dalam profil Desa Getassrabi
kenaikan yang relatif besar tersebut dibanding tahun- mayoritas sudah terisi cukup baik, akurat dan
tahun sebelumnya, setelah dikonfirmasi dengan aktual, karena data-data diperoleh dari hasil
informan, apakah tahun 2010 terjadi kelahiran yang pendataan dan pengamatan lapangan.
lebih tinggi atau adanya pendatang yang lebih besar Kendala yang dihadapi dalam melakukan
dari tahun 2007 s/d 2009 atau pada tahun 2007 s/d pendataan potensi desa/profil desa yang
2009 tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan teridentifikasi adalah: 1) Kepala Dusun dan Ketua
dengan tingkat kelahiran, atau terjadi migrasi keluar RT selama ini belum melakukan pendataan/
desa. Dari hasil konfirmasi diketahui bahwa antara menginventalisir sumber daya desa; 2) sulitnya
tahun 2007 s/d tahun 2010 tidak ada kejadian yang mendapat data dari masyarakat karena tingkat
ekstrim dalam pertumbuhan penduduk di Desa kesadaran/partisipasi masyarakat untuk melaporkan
Getassrabi. Sedagkan saat dikorfirmasi mengenai data-data bila terjadi perubahan masih rendah; 3)
perkembangan penduduk antara tahun 2007 s/d 2009 adanya keengganan Kepala Dusun dan Ketua RT
dan perkembangan penduduk antara tahun 2009 untuk melakukan pendataan kepada masyarakat,
tahun 2010, terjadi perbedaan yang cukup signifikan, karena adanya image dari masyarakat kalau ada
maka Kaur Pembangunan sebagai penanggung pendataan selalu dikaitkan akan mendapat bantuan,
jawab untuk mengisi data profil desa diketahui sehingga Kepala Dusun dan Ketua RT takut
bahwa, yang bersangkutan sendiri meragukan nantinya ditagih bantuannya; 4) tidak tersedianya
kebenaran data tersebut, karena dalam pengisian dana untuk melakukan pengumpulan data; 5)
data kadang-kadang terburu-buru disebabkan terbatasnya sarana untuk melakukan pendataan; 6)
keterbatasan waktu, sehingga data disamakan data-data BPS justru diperoleh dari Perangkat Desa.
dengan tahun sebelumnya, atau diperkirakan. Sumber daya desa yang terinventalisir dalam
Sedangkan untuk data tahun 2010, memang profil desa dengan tujuan untuk memperoleh
berdasarkan hasil rekap data kependudukan yang gambaran menyeluruh tentang karakter desa yang
dilaporkan ke kecamatan secara periodik. meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya
Data profil desa sebagaimana dituangkan alam, sumber daya manusia, kelembagaan dan
dalam Lampiran II dan Lampiran III Peraturan sarana serta perkembangan kemajuan dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2007, permasalahan yang dihadapi desa sebagaimana
dimana data profil desa terdiri dari (1) Potensi dituangkan dalam Lampiran II dan Lampiran III
Sumber Daya Alam; (2) Potensi Sumber Daya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun
Manusia; (3) Potensi Kelembagaan; dan (4) Potensi 2007 dibagi dalam 1) Potensi Sumber Daya Alam;
Prasarana dan Sarana. Untuk mengetahui 2) Potensi Sumber Daya Manusia; 3) Potensi
kelengkapan data profil Desa Getassrabi adalah Kelembagaan; dan 4) Potensi Prasarana dan Sarana,
sebagai berikut: di Desa Getassrabi dilihat dari isian data, mayoritas
1. Potensi Sumber Daya Alam. Kelengkapan sudah terisi cukup baik, tetapi dilihat dari akurasi
data-data potensi sumber daya alam yang dan aktualitas data masih kurang, karena pengisian
tertuang dalam profil Desa Getassrabi data belum mengacu aturan yang ada, yaitu
mayoritas sudah terisi cukup baik, tetapi belum melakukian pendataan dengan sumber dari BPS,
akurat dan tidak aktual, karena data-data tidak Kecamatan, Kepala Dusun/RW, PLKB, Bidan Desa,
diperoleh dari hasil pendataan lapangan, tetapi Ketua RT dan masyarakat. Sedangkan dalam
berdasarkan perkiraan dan data tahun pengisian data profil desa hanya menggunakan
sebelumnya. perkiraan dan data tahun seblumnya. Rendahnya
Kemampuan Perangkat Desa dalam Menyusun Profil Potensi Desa Asrori & Agus Supratiawan | 287
akurasi dan aktualitas data profil desa dibenarkan pernah mendapat pelatihan/penataran/studi banding
oleh semua informan dilapangan. yang terkait dengan pengisian dan penyusunan data-
data potensi desa/profil desa. Selama ini Kaur
b. Kemampuan Perangkat Desa dalam Pembangunan hanya diberi pengarahan dari Bagian
Melakukan Pendataan Dan Penyusunan Pemeriantahan Desa Sekretaris Daerah maupun Kasi
Potensi Desa dari kecamatan, agar Pemerintah Desa untuk segera
Secara formal belum ada urusan yang mengisi dan menyerahkan profil desa sesuai batas
diserahkan kepada desa untuk mengurus dan waktu yang ditentukan.
mengatur urusan penelitian dan pendataan potensi Sebagaimana telah disinggung diatas, bahwa
desa, dimana penelitian dan pendataan potensi desa yang melaksanakan penyusunan data-data potensi
merupakan salah satu bagian urusan dibidang desa/profil desa hanya Kaur Pembangunan tanpa
otonomi desa yang menjadi urusan pemerintah keterlibatan Perangkat Desa, dikarenakan tugas
kabupaten yang dapat diserahkan kepada pemerintah penyusunan data-data potensi desa/profil lebih
desa sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor mendekati dengan tugas dan fungsi Kaur
30 Tahun 2006, tentang Tatacara Penyerahan Urusan Pembangunan. Berdasarkan pengalaman Kaur
Pemerintahan Kabupaten/Kota Kepada Desa. Belum Pembangunan dalam menangani pengisian
adanya penyerahan urusan tidak hanya urusan untuk monografi desa, potensi desa dan profil desa, serta
mengurus dan mengatur urusan penelitian dan menggambar peta desa, dalam melaksanakan
pendataan potensi desa saja, tetapi seluruh urusan kegiatan pengisian tersebut pernah melakukan
pemerintah Kabupaten yang dapat diserahkan pengamatan dan keliling desa dan menanyakan
kepada pemerintah desa belum ada yang diserahkan Kepala Dusun terkait dengan data-data
kepada desa, karena sampai saat ini belum ada kependudukan dan rumah tangga. Namun demikian
Perda, yang menindaklanjuti Permendagri Nomor 30 kegiatan tersebut tidak selalu dilakukan, mengingat
Tahun 2006 untuk mengatur penyerahan urusan banyaknya beban tugas yang harus diselesaikan
pemerintah Kabupaten Kudus kepada pemerintah dalam pelayanan masyarakat.
desa. Sedangkan selama ini desa hanya mendapat Mengingat pengisian profil desa yang diterima
isian profil desa (Lampiran Permandagri Nomor 12 dari kecamatan harus terisi dalam jangka waktu
Tahun 2007) dari Bagian Pemerintahan Desa kurang lebih 3 bulan, maka dalam melakukan
Sekretaris Daerah dan mendapat pengarahan dari pengisian data profil desa yang dilakukan selama ini
kecamatan untuk segera mengisi. tidak selalu berdasarkan pada data-data lapangan,
Belum adanya penyerahan urusan pemerintah tetapi berdasarkan perkiraan dengan melihat data-
kabupaten kepada pemerintahan desa khususnya data tahun sebelumnya, sedangkan data-data terkait
urusan penelitian dan pendataan potensi desa jelas dengan pertanian didapat dari kecamatan, bukannya
mempengaruhi kemampuan Perangkat Desa dalam dari Kepala Dusun ataupun RT.
melakukan pendataan, penyusunan dan pengisian Dari 60 jenis data yang harus diisi, 15 jenis
profil desa. Perangkan desa tidak akan maksimal mengalami kesulitan, sedangkan 45 jenis data tidak
dalam melakukan pendataan, penyusunan dan mengalami kesulitan. Dilihat dari kualitas, walaupun
pengisian profil desa karena desa tidak memiliki 15 jenis data dalam pengisian mengalami kesulitan,
urusan dan menganggap tugas tersebut menjadi tetapi data tersebut merupakan data yang sangat
tanggung jawab pemerintah kabupaten. penting, seperti data pertanian tanaman pangan,
Penanggung jawab dalam penyusunan data peternakan, tanaman obat, dan data-data
potensi/profil desa adalah kaur Pembangunan, kependudukan. Sedangkan 45 jenis data yang dalam
walaupun tugas penyusunan data potensi/profil desa pengisiannya tidak mengalami kesulitan disebabkan
tidak termasuk dalam tugas dan Kaur Pembangunan. mayoritas data yang dibutuhkan memang tidak ada
Dalam hal ini Kaur Pembangunan sebagai di desa (tidak memiliki potensi), seperti data potensi
penanggungjawab dalam penyusunan data umum, kehutanan, bahan galian sumber daya air,
potensi/profil desa tidak dibantu oleh Perangkat perikanan, wisata dan data-data prasarana dan
Desa yang lain. Dengan melihat dalam pelaksanaan sarana.
pendataan dan pengisian potensi desa yang hanya Dilihat dari tingkat kesulitan Perangkat Desa
dilakukan oleh Kaur Pembangunan dengan tingkat dalam hal ini Kaur Pembangunan dalam melakukan
pendidikan rata-rata SMP walaupun memiliki masa pengisian data-data profil desa disebabkan karena
kerja yang relatif lama, tanpa dibantu oleh Perangkat adanya pergantian isian format profil desa (yang
Desa lainnya serta masih dibebani dengan berbagai terbaru mengacu pada lampiran II dan III Peraturan
tugas sesuai dengan fungsinya, maka kemampuan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2007);
untuk melakukan pendataan dan penyusunan potensi terbatasnya tenaga yang melakukan pengisian dan
desa menjadi kurang memadai. pendataan profil desa (hanya Kaur Pembangunan);
Disamping tingkat pendidikan yang kurang terbatasnya pengatahuan baik dilihat dari pendidikan
memadai untuk melakukan pendataan dan formal, yang hanya lulus SMP dan tidak pernah
penyusunan potensi desa, Kaur Pembangunan mendapat pelatihan pengisian profil desa; tidak
maupun Perangkat Desa lainnya selama ini belum tersedianya dana yang memadai untuk melakukan
288 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 283 - 29
penelitian dan pendataan profil desa, tidak 3. Pemerintah Provinsi, Kabupaten maupun Desa
dilibatkannya Kepala Dusun dan Ketua RT dalam belum pernah memfasilitasi Perangkat Desa
pengumpulan data profil desa karena tidak adanya untuk melakukan studi banding penysusunan
dana. potensi desa/profil desa ke desa lain.
Kemampuan yang berhubungan dengan tugas 4. Pemerintah Provinsi, Kabupaten maupun Desa
dan pekerjaan yaitu kesanggupan seseorang dalam belum pernah melakukan pembinaan/
melaksanakan pekerjaan secara sunguh-sungguh dan memberikan pelatihan/penataran/pengarahan
memberikan hasil yag baik. Kemampuan merupakan kepada Perangkat Desa dalam
keterampilan, pengetahuan, dan mental bekerja penyusunan/pengisian format/daftar isian
seseorang yang didukung dengan kondisi fisik yang potensi desa/profil desa. Pembinaan yang
baik. Dilihat dari pengetahuan dan ketrampilan, dilakukan oleh Bagian Pemerintahan Desa
pengalaman bekerja, mental dan kondisi fisik, maka Sekretris Daerah dan BPMPKB hanya sebatas
kemampuan Kaur Pembangunan Desa Getassrabi pemanggilan kepada Perangkat Desa setiap 3
sebagai Perangkat Desa yang bertanggungjawab atas bulan sekali untuk mengevaluasi dan
pengisian profil desa belum sepenuhnya memiliki menanyakan permasalahan yang dihadapi
kemampuan untuk melaksanakan beban tugas dan Perangkat Desa dalam penyelesaian isian profil
pekerjaan, walaupun dilihat dari segi pengalaman desa, sebab profil desa harus sudah selesai 3
(23 tahun menjabat Kaur Pembangunan), usia (56 bulan sebelum tahun anggaran baru.
tahun), dan semangat untuk mengabdi masih 5. Pemerintah Provinsi, maupun Kabupaten tidak
memadai, tetapi dilihat dari segi pendidikan (lulus membuat buku pedoman/panduan/ penyelasan
SMP) tanpa dibekali dengan diklat pengumpulan penyusunan/pengisian format potensi
data dan penyusunan profil desa yang baik dan benar desa/profil desa. Penyusunan profil desa sudah
serta masih dituntut dengan beban tugas utama ada format baku, yaitu Lampiran II dan III
sebagai kaur pembangunan maka tingkat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12
kemampuannya untuk dapat menyelesaikan tugas tahun 2007)
masih belum memadai. 6. Perangkat desa tidak pernah mendapatkan
Dari kondisi tersebut memperlihatkan bahwa 1) pembinaan/pengarahan dari Kabupaten/
Perangkat Desa yang tersedia belum dipergunakan kecamatan dalam penyusunan/pengisian daftar
secara berdaya guna dan berhasil guna, karena hanya isian potensi desa/profil desa. pengarahan dari
dilakukan oleh kaur pembangunan, sedangkan kaur pemerintah kecamatan hanya batas waktu
lainnya maupun Kadus belum didayagunakan 2) paling lambat penyerahan profil desa ke
hubungan kerja yang menyenangkan dan kecamatan.
produktifitas dalam kerangka mencapai tujuan 7. Pemerintah Provinsi, Kabupaten maupun Desa
belum diciptakan oleh kepala desa, karena hanya belum mengalokasikan anggaran untuk
mengandalkan kaur pembangunan; dan 3) semua pendataan potensi desa/profil desa.
Perangkat Desa belum ditingkatkan perkembangan- 8. Dana untuk pendataan potensi desa/profil desa
nya sampai batas kemampuan maksimal masing- belum ada, hanya sekedar honor untuk
masing dan sesuai pula dengan perkembangan cara Perangkat Desa yang mengisi profil desa
dan peralatan yang memadai. sebesar Rp.50.000,-/bulan selama 9 bulan dari
BPMPKB.
c. Upaya-Upaya Peningkatkan Kemampuan 9. Perhatian Pemerintah Kabupaten Kudus
Perangkat Desa dalam Melakukan terhadap kesejahteraan Perangkat Desa relatif
Pendataan dan Penyusunan Potensi Desa masih rendah, yaitu baru sebatas UMR bagi
Kaur dan Kadus. Selama ini kesejahteraan
1. Pemerintah Kabupaten/Desa belum Perangkat Desa diperoleh dari pengelolaan
memfasilitasi Perangkat Desa untuk tanah bengkok, yaitu untuk masing-masing
meningkatkan pendidikan formal, seperti tugas kepala urusan dan kepala dusun berpenghasilan
belajar, kursus, ijin belajar. Tetapi bila ada 9.800.000,-/tahun, pembantu kaur kesara 4
Perangkat Desa yang berinisiatif untuk orang dan pembantu kepala dusun 7 orang,
melanjutkan pendidikan dengan biaya sendiri pembantu Ladu 2 orang masing-masing
dipersilahkan. Sedangkan Pemerintah berpenghasilan Rp. 4.900.000,-/tahun.
Kabupaten/Desa tidak sanggup untuk memberi Sedangkan untuk kepala urusan mendapat
batuan biaya. tambahan penghasilan masing-masing sebesar
2. Pemerintah Provinsi, Kabupaten maupun Desa Rp.3.691.500,-. Untuk Sekretaris Desa karena
belum pernah memfasilitasi Perangkat Desa sudah diangkat jadi PNS, mendapat tunjangan
untuk mengikuti pelatihan/penataran mengenai sebesar 13.400.000,-/tahun. Mulai tahun 2010
cara-cara survei/pendataan potensi desa/profil Ketua RW mendapat honor Rp.1.000.000,-/
desa (seperti teknik pengamatan, wawancara, tahun (dipotong pajak) dan RT sebesar
dan pencatatan) Rp.700.000,-/tahun dari Pemda.
Kemampuan Perangkat Desa dalam Menyusun Profil Potensi Desa Asrori & Agus Supratiawan | 289
10. Dalam rekruitmen Perangkat Desa penerapan akurat dan tidak aktual, karena dalam pengisian
persyaratan sudah dilakukan, namun demikian profil desa belum sepenuhnya menggunakan sumber
persyaratan diserahkan kepada desa masing- data dari BPS, Kecamatan, Kepala Dusun/RW,
masing, seperti di Desa Getassrabi rekrutmen PLKB, Bidan Desa, Ketua RT dan masyarakat,
perengkat desa minimal berpendidikan SLTP, tetapi cenderung menggunakan data tahun
batas usia minimal 18 tahun dan maksimal 25 sebelumnya dan perkiraan.
tahun, berbadan sehat. Sedangkan untuk Kedua, belum akurat dan aktual data
pengisian Kadus dilakukan pemilihan potensi/profil desa di desa sampel disebabkan (1)
langsung. Kepala Dusun, Ketua RW/RT selama ini belum
Permasalahan yang dihadapi BPMPKB sebagai melakukan pendataan/menginventalisir sumber daya
instansi yang memiliki urusan untuk melakukan desa; (2) sulitnya mendapat data dari masyarakat
pembinaan dan fasilitasi terhadap pemerintahan desa karena tingkat kesadaran/partisipasi masyarakat
untuk meningkatkan kemampuan Perangkat Desa untuk melaporkan data-data bila terjadi perubahan
dalam melakukan pendataan dan penyusunan potensi masih rendah; (3) adanya keengganan Kepala Dusun
desa yang berhasil teridentifikasi adalah: dan Ketua RT untuk melakukan pendataan kepada
fasilitasi Pemerintah Pusat dan Provinsi masih masyarakat, karena adanya image dari masyarakat
kurang kalau ada pendataan selalu dikaitkan akan mendapat
belum adanya ketegasan Dirjen PMD bantuan; (4) belum ada penyerahan urusan penelitian
Kemendagri terkait Nomenklatur PMD yang dan pendataan potensi desa dari pemerintah
meliputi pemerintahan desa Kabupaten Kudus kepada Pemerintah Desa; (5)
SOP tahun 2008 Kabupaten Kudus, terkait belum tersedianya dana untuk melakukan
pembinaan terhadap pemerintahan desa PMD pengumpulan data; (6) terbatasnya sarana dan
dan Pemerintahan Desa berdiri sendiri-sendir, prasaran untuk melakukan pendataan; (7) randahnya
sehingga dalam pelaksanaan pembinaan dan kepercayaan terhadap data BPS, karena BPS
fasilitasi tidak sinergi memperoleh data dari Perangkat Desa; pengisian
anggaran yang terbatasnya, sehingga sulit potensi/profil desa hanya ditangani 1 orang.
untuk dialokasikan pada kegiatan pengumpulan Ketiga, tingkat kemampuan Perangkat Desa
data di desa dalam mengisi potensi/profil desa di desa sampel
adanya modul baru (Permendagri Nomor 12 belum memadai, karena yang mengerjakan hanya 1
Tahun 2007), tetapi belum ada pembekalan orang dan tidak dibekali dengan pendidikan dan
secara berjenjang dari Pusat pelatihan atau penataran pengumpulan data dan
Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Desa penyusunan profil desa; dan pengisian potensi/profil
untuk meningkatkan kemampuan Perangkat Desa desa bukan menjadi tugas dan fungsi utama.
dalam melakukan pendataan dan penyusunan potensi Keempat, pemerintah yang lebih atas kurang
desa yang berhasil teridentifikasi adalah memperhatikan SDM (Perangkat Desa) untuk
pemerintah yang lebih atas kurang meningkatkan kemampuannya dalam melakukan
memperhatikan SDM (Perangkat Desa) untuk pendataan profil desa, fasilitasi Pemerintah Pusat
meningkatkan kemampuannya dalam sampai Kabupaten belum ada, penelitian dan
melakukan pendataan profil desa pendataan potensi yang menjadi urusan pemerintah
fasilitasi Pemerintah Pusat sampai Kabupaten kabupaten belum diserahkan kepada pemerintah
belum ada desa, belum ada pembekalan untuk mengisi modul
adanya keengganan Kepala Dusun dan RT baru profil desa (Permendagri Nomor 12 Tahun
untuk melakukan pendataan karena selalu 2007). Dengan demikian Pemerintah pusat maupun
mendapat pertanyaan dari warga, ada apa daerah belum melakukan upaya-upaya strategis
dilakukan pendataan, apa mau menerima untuk meningkatkan kemampuan Perangkat Desa
bantuan dalam melakukan pendataan dan penyusunan
penelitian dan pendataan potensi yang menjadi potensi/profil desa. Hal ini tercermin dari:
urusan pemerintah kabupaten belum
diserahkan kepada pemerintah desa Rekomendasi
tugas pengisian profil desa tidak disertai Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
dengan bantuan pembiayaan yang memadai dilakukan, penulis merekomendasikan sebagai
belum ada pembekalan untuk mengisi modul berikut: pertama, mengingat akurasi dan aktualitas
baru profil desa (Permendagri Nomor 12 data potensi/profil desa masih rendah, maka
Tahun 2007). perlunya kebijakan standar penggunaan sumber data
dalam pengisian profil desa. Dalam hal ini Dirjen
SIMPULAN PMD, hendakya memfasilitasi melalui surat edaran.
Kedua, kebijakan Pemerintah Kabupaten untuk
Simpulan yang dapat disampaikan dari secepatnya menyerahkan urusan yang menjadi
penelitian ini adalah: pertama, pengisian data-data kewenangannya kepada pemerintah desa
profil potensi desa di desa sampel selama ini belum sebagaimana diamanatkan Permendagri Nomor 30
290 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 283 - 29
Tahun 2006, mengalokasikan anggaran yang jelas Peraturan Perundang-Undangan:
untuk pengisian potensi/profil desa. Dirjen PMD Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
hendaknya mengavaluasi implementasi penyerahan Pemerintahan Daerah
urusan kabupaten/kota kepada desa. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Ketiga, kebijakan pengisian potensi/profil desa Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
oleh tenaga pembantu teknis lapangan yang dibekali Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 72 Tahun
dengan diklat atau penataran terkait dengan 2005 tentang Desa
penelitian dan pengumpalan data potensi/profil desa. Permandagri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tatacara
Penyerahan Urusan Pemerintahan
Keempat, Dirjen PMD, hendaknya
Kabupaten/Kota Kepada Desa
memfasilitasi Pemda agar secara berjenjang
Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman
memberi pembekalan Perangkat Desa dalam Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa
mengisi potensi/profil desa. dan Kelurahan.
Kelima, Dirjen PMD, hendaknya mengevaluasi
implementasi pengisian profil desa untuk
menyederhanakan format Lampiran II dan Lampiran
III Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12
Tahun 2007.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Arikunto, Suharsimi. (2002), Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.
Hasibuan, Melayu S.P. (2007), Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jakarta. Bumi Aksara, Cetakan
Ke Sembilan.
Maarif, Syamsul (2003), Strategi Peningkatan
Kompetensi A paratur Guna Mengantisipasi
Kebutuhan Sek tor Pelayanan Publik (Orasi
Ilmiah Wisuda XXII/ 2003 STIA LAN),
Bandung.
Moleong, J Lexy.(2002), Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung. Remaja Rosydakarya,
Mustopadidjaja, 2002. Paradigma-Paradigma
Pembangunan, Lembaga Administrasi Negara.
Notonatmodjo, Soekidjo. (1998), Pengembangan
Sumber daya Manusia. Jakarta. Rineka Cipta.
Singarimbun, Masri (1989), Metode Penelitian Survey.
Yogyakarta. Univertas Gajah Mada.
Supriatna, Tjahya., (2002), Manajemen Sumber Daya
Aparatur Pemerintah Daerah (Pusat Kajian
Pemerintahan STPDN), Fokus Media kerjasama
dengan Pusat kajian Pemerintahan STPDN,
Cetakan Pertama, Bandung.
Widjaja, HAW. (2003). Otonomi Desa. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Makalah:
Sanapiah, A. Aziz. (2010), Strategi Peningkatan
Kompetensi Sumber Daya Manusia Aparatur
Melalui Pendidikan dan Pelatihan.
Media:
http://ilmupemerintahan.wordpress.com/2009/04/05/tra
nsformasi-tata-pemerintahan-desa/. Diakses pada
tanggal 18 Mei 2012.
http://id.shvoong.com/social-sciences/1995189-potensi-
desa/#ixzz1RCJXcpZk.Diakses pada tanggal 19
Mei 2011.
http://pasuruan.go.id/pemerintahan/.Diakses pada
tanggal 22 Mei 2012..
Kemampuan Perangkat Desa dalam Menyusun Profil Potensi Desa Asrori & Agus Supratiawan | 291
292 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 283 - 29