Anda di halaman 1dari 1

Di dalam kasus ini, proses sosial yang terjadi adalah tenaga pengajar yang hanya

mengajar pada 19 murid dalam satu sekolah yang terdiri dari 7 orang kelas VII, 5 orang kelas
VIII, 6 orang kelas IX dan satu murid tidak pernah masuk lagi yang dimana tidak
mencapainya batas minimal rombel adalah 11 murid, masalah ini sebenarnya disebabkan oleh
tidak meratanya PPDB(Pendaftaran Peserta Didik Baru) tingkat SMP sedangkan tujuan
PPDB SMP adalah untuk pemerataan pendidikan agar murid bisa terdistribusi dengan merata
di sekolah sekolah lainnya. Dalam kasus ini menyampaikan bahwa kejadian ini terjadi 2
tahun ajaran berturut-turut yaitu tahun 2015/2016 dan 2016/2017.

Dalam sisi baiknya, kasus ini menyampaikan bahwa sedikitnya murid yang ada tidak
menjadi masalah, melainkan menjadi lebih baik agar tenaga pengajar, bisa fokus dalam
mengajar dan tidak sulit mengatur kelas, serta juga agar mempermudah murid fokus dalam
belajar dan menghadapi ujian.

Akibat dari sedikitnya murid yang ada di SMP PGRI 4 Banjarmasin, membuat dana
BOS APBN yang diterima hanya mencapai 19 juta per tahun. Di dalam kasus ini dikatakan
Jika dihitung per bulan tidak sampai RP 1,5 juta per bulan. Dengan dana sebesar itu tidak
menutupi untuk bayar para guru honorer dan operasional sekolah seperti air dan listrik. Dari
kasus ini, ekonomi di SMP PGRI 4 Banjarmasin sangatlah kritis dan juga minim yang
disebabkan tidak adanya minat murid yang ingin masuk ke sekolah menyebabkan dana yang
diberikan dari dana bos terbatas untuk sekolah SMP PGRI 4 Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai