BPH PDF
BPH PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah
(Mansjoer, 2000).
2011).
terjadi pada orang berusia lebih dari 50 tahun yang mendesak saluran
perkemihan
6
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi
panjang 3,4 cm, lebar 4,4 cm, tebal 2,6 cm. Secara embriologis terdiri
dari 5 lobus yaitu lobus medius 1 buah, lobus anterior 1 buah, lobus
medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi satu disebut
tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen berwarna
abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut
kelenjar prostat.
terdiri dari:
a. Kapsul anatomis.
bagian :
7
3) Di sekitar uretra disebut periuretral gland. Saluran keluar dari
oleh selaput epitel torak dan bagian basal terdapat sel-sel kuboid
(Anderson, 1999).
GAMBAR ANATOMI
Sumber: 911medikal.blogspot.com
8
Gambar 2. Pembesaran Prostat.
Sumber: ml.scribd.com
2. Fisiologi
sedangkan pada orang dewasa sedikit teraba dan pada orang tua
cairan sehingga batas tidak jelas. Tonjolan ini dapat menekan uretra
9
dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai celah. Terkadang juga
2002).
C. Etiologi/Predisposisi
belum diketahui secara pasti, tetapi hingga saat ini dianggap berhubungan
yang dikaitkan dengan gangguan ini adalah stres kronis, pola makan tinggi
sebagai pengatur fungsi ereksi. Tugas lain dari testosteron adalah pemicu
10
penurunan libida, massa otot, melemahnya otot pada organ seksual dan
kesulitan ereksi. Selain itu kadar testosteron yang rendah juga dapat
kelenjar prostat.
(zat kimia yang banyak digunakan sebagai pestisida, deterjen atau limbah
D. Patofisiologi
11
anatomik buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi,
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS)
buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara
ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke ureter
atau terjadi refluks vesiko ureter. Keadaan keadaan ini jIka berlangsung
posterior, tetapi juga disebabkan oleh tonus otot polos yang pada stroma
prostat, kapsul prostat, dan otot polos pada leher buli-buli. Otot polos itu
resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot
12
dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi
E. Manifestasi Klinis
a. Obstruksi :
5) Distensi abdomen
13
a. Sering buang air kecil dan tidak sanggup menahan buang iar kecil,
d. Kandung kemih terasa penuh dan ingin buang iar kecil lagi
e. Pada beberapa kasus, timbul rasa nyeri berat pada perut akibat
keletihan, anoreksia, mual dan muntah, dan rasa tidak nyaman pada
Derajat 3 : Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi
14
F. Komplikasi
Minggu, karena saat ini fossa prostatik telah sembuh. Setelah ejakulasi,
Karena produksi urin terus berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak
G. Penatalaksanaan
supresor androgen.
15
2. Indikasi pembedahan pada BPH adalah :
a. Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin
melalui uretra.
2) Prostatektomi Suprapubis
kemih.
3) Prostatektomi Neuropubis
16
c) Diperlukan balutan luka, kateter foley, dan drainase.
4) Prostatektomi Perineal
epididimistis.
H. Pengkajian Fokus
Dari data yang telah dikumpulkan pada pasien dengan BPH : Post
1. Data subyektif :
berwarna merah.
17
b. Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual.
2. Data Obyektif:
c. Gelisah.
f. Terpasang kateter.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
deteksi dini keganasan. Bila nilai SPA < 4mg / ml tidak perlu
18
volume prostat. Bila PSAD > 0,15 maka sebaiknya dilakukan
b. Pemeriksaan Radiologis
buli dan volume residu urine, mencari kelainan patologi lain, baik
1) Dari foto polos dapat dilihat adanya batu pada batu traktus
c. Pemeriksaan Diagnostik.
19
4) IVP : menunjukan perlambatan pengosongan kandung kemih
kandung kemih.
20
I. Pathways keperawatan Perubahan usia (usia lanjut)
Mempengaruhi RNA dalam inti sel Hiperplasia sel stoma pada jaringan
6 R.
Long C, Barbara;
Sjamsuhidayat;
Brunner & Suddart
J. Fokus Intervensi Dan Rasional
otot spincter.
b. Kriteria hasil:
c. Intervensi:
1) Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor
bawah.
22
5) Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik
relaksasif.
koping.
sebagian kelenjar.
obstruksi sekunder.
b. Kriteria hasil :
1) Pasien dapat buang air kecil teratur bebas dari distensi kandung
kemih.
c. Intervensi :
23
menyumbat kateter, menyebabkan peregangan dan
2) Atur posisi selang kateter dan urin bag sesuai gravitasi dalam
keadaan tertutup.
Kandung kemih.
ginjal.
24
penyembuhan pascaoperasi.
ginjal.
sendiri.
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
25
2) Jawablah setiap pertanyaan pasien dengan tepat.
fungsi seksual.
intervensi.
penyembuhan pascaoperasi.
26
4. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan port de entre
b. Kriteria hasil:
c. Intervensi :
sumbatan, kebocoran).
peningkatan spasme.
27
5) Monitor tanda-tanda sepsis (nadi lemah, hipotensi, nafas
meningkat, dingin).
yang permanen..
penyakit, perawatannya.
b. Kriteria hasil :
mendemonstrasikan perawatan.
c. Intervensi :
tentang penyakit.
28
6. Anxietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, salah
dengan :
b. kriteria hasil :
2) Tampak rileks
c. Intervensi :
selanjutnya.
akan dilakukan.
yang diberikan.
29
4) Berikan support melalui pendekatan spiritual.
penyembuhan.
30