Anda di halaman 1dari 81

RESUME KOMPILASI SKENARIO 5

MASALAH AGROMEDIK

BLOK 1
HUMANIORA DAN MASALAH KESEHATAN

COCCYX
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
A. SKENARIO

Masalah Agromedik

Dokter Rina ditempatkan di Puskesmas Puger sejak satu bulan yang


lalu.Wilayah Puger mempunyai produk pertanian yang beragam meliputi tanaman
padi, jagung, tembakau dan tanaman lainnya.Selain itu, di wilayah Puger terdapat
beberapa industri rumah tangga yang menghasilkan kapur bangunan dan ada satu
pabrik semen.Seringkali, pasien yang datang ke Puskesmas mengeluh mata sakit
dan sesak napas akibat terkena debu saat bekerja di bukit kapur.Selain itu, pasien
juga sering datang dengan keluhan pusing dan mual setelah melakukan
penyemprotan pestisida di sawah atau kebun tembakau.Selain itu juga berbagai
penyakit akibat lingkungan yang kurang baik, air yang tercemar, makanan yang
tercemar dan pengelolaan limbah.
Dengan banyaknya kasus seperti ini, Dokter Rina berinisiatif untuk
merevitalisasi fungsi upaya kesehatan lingkungan dan upaya kesehatan kerja
dengan memberikan pelayanan meliputi pengobatan, penyuluhan, serta konsultasi
dan edukasi masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat agromedis.
B. KLARIFIKASI ISTILAH

1 Revitalisasi
Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk
menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga
revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital,
sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan
sekali untuk kehidupan dan sebagainya.
2 Pestisida
Kata Pestisida berasal dari rangkaian kata pest yang berarti hama dan
cida atau sida yang berarti membunuh (Depkes RI, 1990) . Dalam PP No 7
tahun 1973 yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia atau
bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk beberapa
tujuan berikut:
Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak
tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
Memberantas rerumputan.
Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman (tidak termasuk golongan pupuk).
Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan piaraan
dan ternak.
Memberantas atau mencegah hama-hama air.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan, dan dalam alat-alat pengangkutan.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang bisa
menyebabkan penyakit pada manusia.
3 Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia (WHO).Suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia (HAKLI).
4. Agroindustri : Suatu kawasan yang mengolah komoditas primer baik
menjadi antara produk olahan (intermediet product) maupun hasil
(finishing product). Penangannya meliputi penanganan pasca panen,
makanan dan minuman, biofarmaka serta industri agrowisata. Agroindustri
meliputi pertanian, perternakan dan perikanan. Sedangkan ruang
lingkupnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian,
pengendalian dan pengembangan.
5. Agromedis: Aplikasi interdisiplin yang terintegrasi dari keterampilan
dan pengetahuan pertanian, kimia terapan, dan kedokteran untuk
produksi global kecukupan pangan dan serat yang aman untuk
memenuhi kebutuhan manusia (W.F. Almeida-Biological Institute, Sao
Paulo, Brazil).
6. Kesehatan kerja:Kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan
dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi
bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja
(Simanjuntak, 1994).
7. Limbah
limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses
atau kegiatan dari industri maupun domestik (rumah tangga).

Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi


tiga yaitu limbah padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan sebagai
berikut:

a. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat


bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang
memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran,
potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam
b. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut
dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair
adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian,
dan sebagainya.

c. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas.
Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu
bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas
adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar
minyakjuga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi
lingkungan.
8. Penyuluhan
Pengertian dari penyuluhan adalah proses perubahan sosial,
ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan
semua stakeholders agribisnis melalui proses belajar bersama yang
partisipatip, agar terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan
masyarakatnya untuk mengelola kegiatan agribisnisnya yang semakin
produktif dan efisien, demi terwujudnya kehidupan yang baik, dan
semakin sejahtera secara berkelanjutan (Mardikanto, 2003).
Ban (1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah
intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi
secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka
sendiri dan mengambil keputusan dengan baik .Margono Slamet (2000)
menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk
memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya
kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah
dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang
bersangkutan.
Margono Slamet (2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh
banyak pihak sejak Program Pengentasan Kemiskinan pada awal
dasawarsa 1990-an. Penyuluhan pembangunan sebagai proses
pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak terbatas
pada terciptanya better-farming, better business, dan better living, tetapi
untuk memfasilitasi masyarakat (sasaran) untuk mengadopsi strategi
produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-
perubahan kondisi sosial, politik dan ekonomi sehingga mereka dapat
(dalam jangka panjang) meningkatkan taraf hidup pribadi dan
masyarakatnya (SDC, 1995 dalam Mardikanto 2003).
9. Konsultasi
Memberikan suatu petunjuk, pertimbangan, pendapat atau nasihat
dalam penerapan, pemilihan, penggunaan suatu teknologi atau metodologi
yang didapatkan melalui pertukaran pikiran untuk mendapatkan suatu
kesimpulan yang sebaik-baiknya.
10. Industri
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai
yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri.
11. Edukasi
- Adalah proses pembelajaran untuk meningkatkan potensi.
- Adalah proses perubahn sikap dalam usaha mendewasakan manusia.
- Adalah memberikan informasi secara 2 arah.
- Adalah proses penambahan wawasan melalui pembelajaran,
penyuluhan dan konsultasi.
- Adalah pengajaran informal atau formal pada kelompok individu.
- Menurut UU No. 20 Tahun 2003, edukasi adalah usaha sadar dan
terencana mewujudkan pembelajaran agar mengembangkan poitensi
diri.
12. Inisiatif
- Kemampuan seseorang untuk mengambil tindakan di dalam suatu situasi
sebelum orang lain bertindak.
13. Produk
Menurut KBB, produk adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah
gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari
proses produksi itu.
14. Industri Rumah Tangga
- Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri. (UU No. 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian).
- Rumah tangga adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan dengan
urusan kehidupan di rumah; berkenaan dengan keluarga (KBBI)
- Industri rumah tangga adalah kegiatan industry dalam skala kecil dalam
modal terbatas untuk menambah penghasilan keluarga.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Ruang Lingkup Agromedis


2. Dasar Hukum Agroindustri
3. Masalah kesehatan dan upaya pencegahan masalah agroindustry
4. PHBS dalam ruang lingkup Agroindustri
5. Peran dokter di agroindustry
6. Model pelayanan kesehatan di agroindustri
7. Pengaruh sosbud di lingkungan Agroindustri
8. Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kesehatan Kerja
9. Limbah, Pencemaran dan Pengelolaanya
10. Jenis Pestisida dan Dampaknya
11. Water Borne Disease
12. K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja)
13. Syarat Air dan Makanan Bersih

D. PEMBAHASAN

1. RUANG LINGKUP AGROMEDIS

Agromedis merupakan perpaduan dari dua kata yaitu agro dan


medis. Agro berarti adalah sesuatu yang berhubungan dengan pertanian.
Medis adalah sesuatu yang berhubungan dengan kedokteran. Sehingga
agromedis merupakan bidang kedokteran yang berhubungan dengan
pertanian
Agromedik adalah aplikasi interdisiplin yang terintegrasi dari
keterampilan dan pengetahuan pertanian, kimia terapan, dan kedokteran
untuk produksi global kecukupan pangan dan serat yang aman untuk
memenuhi kebutuhan manusia. (W.F. Almeida-Biological Institute, Sao
Paulo, Brazil)
Ruang lingkupnya meliputi :
a. Promotif
Meliputi kegiatan-kegiatan sosialisasi (mengenai masalah kesehatan
agroindustri) pada orang-orang yang berkegiatan di bidang
agroindustry
b. Preventif
Kegiatan pencegahan terhadap masalah kesehatan pada masyarakat
agroindustry
c. Kuratif
Meliputi proses peyembuhan penyakit (misal: ketika terjadi
kecelakaan kerja)
d. Rehabilitatif
Meliputi proses rehabilitasi masyarakat agroindustri setelah
mengalami suatu penyakit

Tujuan Agromedis

Meningkatkan masyarakat agroindustri tentang kesehatan

Memaksimalkan upaya preventif

Menemukan penelitian baru

Menggabungkan aspek kesehatan dan agroindustri

Mempelajari perilaku sakit

Menentukan faktor fisik, sosial dan mental.

Manfaat Agromedis

Menciptakan status kesehatan yang baik di lingkungan agroindustri


Menciptakan pelayanan kesehatan di lingkungan agroindustri
secara komprehensif

Mengontrol tingkat kesehatan masyarakat agroindustri

Menggalakkan program PHBS di masyarakat agroindustri

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agroindustri lewat sarana


dan prasarana kesehatan

Cakupan agromedik
1. Personal Protection
Merupakan kegiatan individu yang dilakukan oleh para pekerja yang
berhubungan dengan agroindustri untuk melakukan perlindungan
terhadap dirinya sendiri dari kemungkinan kecelakaan fisik, biologis,
maupun kimiawi. Contohnya dengan menggunakan Alat
Perlindungan Diri (APD)
2. Agricultural respiratory illness
Melakukan kajian serta tindakan medis untuk mencegah serta
melakukan upaya kuratif terhadap penyakit pernafasan yang dapat
terjadi kepada para pekerja khususnya para pekerja agroindustri.
3. Zoonotic disease
Adalah penyakit yang bertipe pada saat serangan primernya terjadi
pada binatang, namun pada serangan sekundernya dapat terjadi pada
manusia.Diduga dikarenakan adanya perubahan genetik serta mutasi
akibat zat-zat kimia.
4. Occupation and environmental concern of veterinary
pharmaceuticals, biologicals, and antibiotics
Keadaan dimana suatu organisme khususnya binatang yang
merugikan atau hama tanaman mengalami resisten terhadap suatu zat
yang pada dasarnya dapat membunuh mereka. Hal ini disebabkan
karena penggunaan zat-zat tertentu yang tidak sesuai dengan tata
cara yang benar dan baik.
5. Agriculture toxicology
Salah satu yang termasuk dalam agriculture toxicologi adalah pupuk
serta pestisida yang digunakan untuk menyuburkan serta menjaga
tanaman.Hal ini sangat berbahaya terutama apabila sampai masuk ke
dalam tubuh.
6. Injuries from physical agents and agricultural trauma
Disini dimaksudkan bahwa dalam melakukan setiap profesi pasti ada
risiko buruknya. Seperti halnya pekerja agroindustri dimana dapat
terancam oleh kecelakaan fisik seperti terkena cangkul ataupun sabit
saat melakukan pekerjaannya.
7. Agricultural environmental health
Kesehatan lingkungan agroindustripun harus diperhatikan, karena
apabila suatu lingkungan tidak terjaga kesehatannya maka akan
mengakibatkan terjangkitnya individu di lingkungan tersebut dengan
berbagai macam penyakit serta tidak dapat dijamin kesehatan
dirinya.
8. Skin dissease of agricultural worker
Salah satu contoh skin dissease atau penyakit kulit yang diakibatkan
oleh kegiatan agoindustri adalah gatal-gatal pada pekerja pada
perkebunan tembakau, serta kulit yang berwarna hitam dikarenakan
getah tembakau yang mengenai kulit, juga iritasi yang dapat terjadi
pada kulit akibat kontaminasi zat pertisida.
9. Occupation low back pain
Penyakit lain yang sering dikeluhkan oleh para pekerja agroindustri
terutama yang menjadi petani perkebunan adalah Occupation low
back pain. Hal ini disebabkan oleh ketidak ergonomisan alat
pertanian seperti contohnya cangkul yang memiliki bentuk dan
ukuran yang tidak sesuai dengan penggunaan yang benar.
10. Farm and rural health clinic tour
Di suatu daerah terpencil maupun tidak pun diperlukan suatu klinik
kesehatan yang dapat menjadi tempat para pekerja untuk berobat
maupun berkonsultasi untuk menjaga kesehatan akan dirinya.
2. DASAR HUKUM AGROINDUSTRI

I. Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang ruang lingkup kesehatan


lingkungan agroindustri:
a. Penyehatan air dan udara
b. Pengamanan limbah padat atau sampah
c. Pengamanan limbah cair
d. Pengamanan limbah gas
e. Pengamanan radiasi
f. Pengamanan kebisingan
g. Pengamanan vektor penyakit
h. Penyehatan dan pengaman lainnya, seperti keadaan pasca
bencana.
II. UU RI no. 36 Tahun 2009 Pasal 163 tentang kesehatan lingkungan.
a. Masalah kesehatan dan upaya pencegahan masalah agroindustry
b. PHBS dalam ruang lingkup Agroindustri
c. Peran dokter di agroindustry
d. Model pelayanan kesehatan di agroindustri
e. Pengaruh sosbud di lingkungan Agroindustri
f. Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kesehatan Kerja
g. Limbah, Pencemaran dan Pengelolaanya
h. Jenis Pestisida dan Dampaknya
3. MASALAH KESEHATAN DAN UPACA PENCEGAHAN MASALAH
AGROINDUSTRI

Masalah kesehatan dalam lingkungan agroindustri dapat dibagi menjadi:


Penyakit Akibat Kerja
- Heat Stroke
- Pneumokoniosis (asbestosis, silikosis, tabakosis, bisinosis)
- Green Tobacco Sickness
- Keracunan Pestisida Akut dan Kronis
- Dermatitis kontak
- Kecacingan
- Low Back Pain
- Carpal Tunnel Syndrome
Masalah kesehatan yang disebabkan oleh pestisida :
1. Keracunan Kronis
Pemaparan kadar rendah dalam jangka panjang atau pemaparan
dalam waktu yang singkat dengan akibat kronis. Keracunan
kronis dapat ditemukan dalam bentuk kelainan syaraf dan
perilaku (bersifat neuro toksik) atau mutagenitas. Selain itu ada
beberapa dampak kronis keracunan pestisida, antara lain:
a. Pada syaraf
Gangguan otak dan syaraf yang paling sering terjadi akibat
terpapar pestisida selama bertahun-tahun adalah masalah pada
ingatan, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian,
kelumpuhan, bahkan kehilangan kesadaran dan koma.
b. Pada Hati (Liver)
Hati adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menetralkan bahan-
bahan kimia beracun, maka hati itu sendiri sering kali dirusak
oleh pestisida apabila terpapar selama bertahun-tahun. Hal ini
dapat menyebabkan Hepatitis
c. Pada Perut
Muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah gejala umum dari
keracunan pestisida. Banyak orang-orang yang dalam
pekerjaannya berhubungan langsung dengan pestisida selama
bertahun-tahun, mengalami masalah sulit makan. Orang yang
menelan pestisida ( baik sengaja atau tidak) efeknya sangat buruk
pada perut dan tubuh secara umum. Pestisida merusak langsung
melalui dinding-dinding perut.
d. Pada Sistem Kekebalan
Beberapa jenis pestisida telah diketahui dapat mengganggu sistem
kekebalan tubuh manusia dengan cara yang lebih berbahaya.
Beberapa jenis pestisida dapat melemahkan kemampuan tubuh
untuk menahan dan melawan infeksi. Ini berarti tubuh menjadi
lebih mudah terkena infeksi, atau jika telah terjadi infeksi
penyakit ini menjadi lebih serius dan makin sulit untuk
disembuhkan.
e. Pada Sistem Hormon.
Hormon adalah bahan kimia yang diproduksi oleh organ-organ
seperti otak, tiroid, paratiroid, ginjal, adrenalin, testis dan ovarium
untuk mengontrol fungsi-fungsi tubuh yang penting. Beberapa
pestisida mempengaruhi hormon reproduksi yang dapat
menyebabkan penurunan produksi sperma pada pria atau
pertumbuhan telur yang tidak normal pada wanita. Beberapa
pestisida dapat menyebabkan pelebaran tiroid yang akhirnya
dapat berlanjut menjadi kanker tiroid.
2. Keracunan Akut.
Keracunan akut terjadi apabila efek keracunan pestisida langsung pada
saat dilakukan aplikasi atau seketika setelah aplikasi pestisida.
a.Efek akut lokal.
Bila efeknya hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena
kontak langsung dengan pestisida biasanya bersifat iritasi mata,
hidung, tenggorokan dan kulit.
b. Efek akut sistemik.
Terjadi apabila pestisida masuk kedalam tubuh manusia dan
mengganggu sistem tubuh. Darah akan membawa pestisida
keseluruh bagian tubuh menyebabkan bergeraknya syaraf-syaraf otot
secara tidak sadar dengan gerakan halus maupun kasar dan
pengeluaran air mata serta pengeluaran air ludah secara berlebihan,
pernafasan menjadi lemah/cepat (tidak normal).
c. Bagasssosis
Bagassosis adalah penyakit paru-paru oleh karena bagasse yaitu
ampas tebu sesudah tebu diperas diambil gulanya. Bagasse yang
lama disimpan, kering, rapuh, dan berjamur yang menyebabkan
penyakit tersebut. Tanda-tandanya adalah penyakit radang alat
pernafasan akut, sebabnya diduga jamur yang tumbuh pada bagasse.
Gejala-gejala seperti eneg, muntah, demam tinggi, menggigil, batuk,
sianosis, dan lain-lain terlihat pada bagassosis. Pengobatan ditujukan
kepada radang paru-paru dan penderita diberi istirahat secukupnya.
Pencegahan dilakukan dengan usaha-usaha agar bagasse tidak
menimbulkan debu di udara misalnya dibasahi dan diusahakan
jangan sampai terlalu lama disimpan sebelum dipakai atau dibuang.
Masalah kesehatan yang disebabkan vector penyakit
1. Nyamuk Aedes aegypti : penyakit demam berdarah dan cikungunya
2. Culex quinquefasciatus : penyakit disentri
3. Anopheles gambiae : penyakit malaria.
4. Lalat : penyakit gastrointestinal pada manusia.
5. Larva dan lalat dewasa (M. Domestica) : sering termakan ayam,
kemudian menjadi hospes intermedier cacing pita pada ayam dan
kalkun.
6. Tikus dan mencit: penyakit bersumber rodensia yang disebabkan
oleh berbagai agen penyakit seperti virus, rickettsia, bakteri,
protozoa dan cacing dapat ditularkan kepada manusia secara
langsung, melalui feses, urin dan ludah atau gigitan rodensia dan
pinjal dan tidak langsung, melalui gigitan vektor ektoparasit tikus
dan mencit (kutu, pinjal, caplak, tungau).

Masalah makanan
Masalah makanan pada masyarakat agroindustri adalah tentang
kebersihan makanan dari bahan baku sebagai penyajiannya.

- Pestisida yang digunakan secara berlebih didalam proses pertanian


akan dapat masuk kedalam tubuh hewan ataupun tumbuhan, yang
nantinya merupakan bahan utama dari pembuatan makanan,
misalnya : DDT yang dapat menimbulkan keracunan dengan gejala
GI (gastero-intestinum.
- Mikroba, Beberapa contoh mikroba yang dapat mengkontaminasi
makanan antara lain : Salmonella, Staphylococcus, Clostridium, dll.
Mikroorganisme tersebut kebanyakan hidup pada bahn makanan
(mentah) berupa daging unggas, telur, susu, santan kelapa, ikan,
sayuran) yang terkontaminasi. Dari semua bahan makanan tersebut,
yang paling banyak menimbulkan resiko terkontaminasi atau
teracuni oleh bakteri adalah daging unggas (misal daging ayam) dan
telur.
Masalah limbah
Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau konsentrasi dan
jumlahnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan merusakkan lingkungan hidup, dan dapat
membahayakan lingkungan hidup kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk lain. (UU RI No.23 thn 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1)
Masalah air
- Air sebagai penyebar mikroba pathogen

- Penyakit dapatditimbulkan apabila mikroba penyebabnya dapat masuk


ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat. Jenis mikroba tersebut:
virus, bakteri, protozoa, metazoan, dll.
- Air sebagai sarang vector penyakit
- Air dapat berperan sebagai sarang insektisida yang menyebarkan
penyakit pada msyarakat, pada umumnya adalah nyamuk dari
berbagai spesies.
- Penyakit yang disebabkan kurangnya persediaan air bersih.Kurangnya
air bersih, khususnya untuk menjaga kebersihan, dapat menimbulkan
berbagai penyakit kulit dan mata.
- Penyakit yang hospes sementaranya ada di air

Masalah sampah
1) Terhadap kesehatan :
- Berkembangnya vektor penyakit seperti diare, kolera, DBD dan
penyakit kulit
- Ada potongan besi, kaca, kaleng dapat menyebabkan kecelakaan
kerja
2) Terhadap Lingkungan :
- Lingkungan kurang indah dipandang mata
- Timbulnya bau busuk
- Debu berterbangan
- Asap pembakaran sampah mengganggu pernafasan
3) Terhadap Keadaan Sosial Masyarakat :
- Mencerminkan keadaan sosial masyarakat
- Menurunkan keinginan orang untuk berkunjung ke daerah tersebut
4) Terhadap perekonomian daerah
- Banyak tenaga kerja produktif menjadi sakit dapat mengurangi
jumlah hasil produksi daerah
- Banyak penduduk tidak sehat, membutuhkan banyak dana
- Penurunan pemasukan daerah atau devisa negara
- Menurunkan sumber kualitas lingkungan dan sumber alam tersebut
- Menghambat transportasi barang dan jasa- karena pengelolaan
sampah yang kurang baik menyebabkan kemacetan

Cara meminimalisir masalah kesehatan di bidang agroindustri secara


umum
a. Mengedukasi masyarakat tentang resiko dari pekerjaannya
b. Memberikan APD pada pekerja
c. Menyediakan pelayanan kesehatan di perusahaan dengan adanya dokter
perusahaan untuk meningkatkan kesehtan pekerja
d. Menyediakan alarm bahaya, alat pemadam kebakaran dan pintu darurat.
4. PHBS DALAM RUANG LINGKUP AGROINDUSTRI

Perlunya Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja


Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat merupakan hal yang diinginkan
dan menjadi hak asasi setiap pekerja, karena itu menjadi kewajiban semua pihak
untuk ikut memelihara, menjaga dan memper- tahankan kesehatan pekerja agar
tetap sehat dan produktif dengan melaksanakan pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja.
Beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi kesehatan akan dapat
dikontrol bila setiap pekerja selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dan bekerja
di lingkungan yang sehat. PHBS di Tempat Kerja adalah upaya untuk member-
dayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.
Tujuan Perilaku HidupBersih dan Sehat di Tempat Kerja
a.Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
b. Meningkatkan produktivitas kerja.
c.Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
d. Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
e.Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
f. Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan
masyarakat.

Indikator PHBS di Tempat Kerja


Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian,
tempat kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat
pekerja di tempat kerja :
a. Tidak merokok di tempat kerja
b. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
c. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar dan buang air kecil
e. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
f. Menggunakan air bersih.
g. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
h. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai jenis pekerjaan.

Manfaat PHBS di Tempat Kerja Bagi Pekerja:


a. Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b. Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan
penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.
c. Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf
hidup bukan untuk biaya pengobatan.
d. Bagi Masyarakat:
e. Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar
tempat kerja.
f. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh
tempat kerja setempat.

Bagi Tempat Kerja :

a. Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif


terhadap pencapaian target dan tujuan.
b. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
c. Meningkatnya citra tempat kerja yang positif. Bagi Pemeinerintah
Provinsi dan Kahupaten/Kota :
d. Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.
e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk
peningkatan kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan.
f. Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan
PHBS di Rumah Tangga.

Instansi Terkait:

a. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat Kerja.


b. Dukungan buku panduan dan media promosi.
5. PERAN DOKTER DI AGROINDUSTRI

Peran dokter dalam dunia kesehatan kerja berarti dokter bekerja


atau ditugasi untuk memberikan pelayanan kesehatan disuatu perusaan
atau dapat disebut ebagai dokter perusahaan. Dokter perusahaan adalah
dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan serta memimpin dan
menjalankan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja di perusahaan yang
bersangkutan (Sumamur, 2009). Pada banyak perusahaan, berbagai
peraturan pemerintah yang mengatur tentang pelayanan kesehatan bagi
tenaga kerja tidak dipatuhi, sehingga dengan keberadaan dokter
perusahaan diharapkan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan yang
ada dapat dijalankan (Kuncoro, 2008).
Peran dokter perusahaan idealnya adalah sebagai dokter yang
memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai standar profesi kedokteran
kerja, tidak hanya sekedar sebagai dokter yang melakukan praktik di
dalam klinik saja (Arnold & Guidotti, 2013). Hal tersebut sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 3 tahun 1982
pasal 5 dan 6. Sementara itu, peran lain dokter perusahaan adalah sebagai
tenaga kerja yang bertanggung jawab atas pekerjaannya terhadap
perusahaan (Sing, 1978) dan sebagai penengah antara kepentingan
perusahaan dengan tenaga kerja dalam perusahaan (Sumamur, 2009).

Tugas dokter perusahaan


1. Pemeriksaan kesehatan TK
2. Binwas penyesuaian pekerjaan terhadap TK
3. Binwas Lingkungan kerja, keselamatan kerja, perlengkapan saniter
4. Pencegahan penyakit umum dan PAK
5. Menyelenggarakan latihan P3
6. Pendidikan kesehatan untuk TK
7. Memberikan saran tentang perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
APD, gizi kerja
8. Membantu usaha rehab TK
9. Binawas terhadap TK yang mempunyai kelainan tertentu dalam
kesehatannya
10. Pengembangan kebijakan dan program kerja
11. Memberikan laporan berkala PKK pada perusahaan
Tugas utama dokter dalam suatu Industri (Harington dan Gill) :

1. Mengenali lingkungan kerja


2. Menjalankan ketrampilan klinis dalam deteksi dini penyakit
3. Menguasai peraturan dan undang-undang yang terkait
4. Melakukan pemeriksaan sebelum kerja, pemeriksaan berkala, dan
pemeriksaan khusus
5. Bertanggungjawab sera administratif atas perawat dan penolong pertama
6. Memberikan pengobatan
7. Memberikan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
8. Melakukan rehabilitasi
9. Mengajar dan mengadakan riset
10. Menjadi penasihat pekerja secara perorangan, manajer, serikat buruh, dan
petugas keslamatan
11. Memelihara dan membaaca rekam medis dan catatan lingkungan
12. Melakukan surveilan pada kelompok dengan risiko khusus, seperti pekerja
yang menggunakan timah hitam, pekerja dalam udara bertekanan dan
pengemudi
13. Menjadi duta untuk instansi di luar perusahaan, seperti pemerintah,
universitas, dan industri lain

Ruang LingkupDokter Perusahaan ::


Medis
1. Program kesehatan di tempat kerja
Fungsi dasar seorang dokter sebagai seorang praktisi kesehatan
adalah untuk menjalankan program pelayanan kesehatan. Untuk
seorang dokter perusahaan, ruang lingkup kerjanya termasuk
pemeriksaan kesehatan, perawatan dan rehabilitasi, serta pencegahan
penyakit umum
2. Jalin hubungan dengan tenaga kerja
Seorang dokter perusahaan juga dituntut untuk menampung
keluhan tenaga kerja saat konsultasi kesehatan dan membantu
melakukan koreksi lingkungan apabila diperlukan bersama tim dari
disiplin ilmu lain.
Teknis Lingkungan Kerja
- Pengukuran Seorang dokter perusahaan juga harus memiliki
pengetahuan tentang alat ukur dan standar keadaan lingkungan,
termasuk diantaranya keadaan iklim, bising, pencahayaan dan lainlain.
-Kebersihan dan Sanitasi Seorang dokter perusahaan dituntut untuk
mengoptimalkan dan memantau kebersihan serta sanitasi di perusahaan,
termasuk di tempat kerja, kantin, WC, dan pembuangan sampah.
- Penyesuaian kemampuan fisik dan pekerjaan. Seorang dokter
perusahaan harus mampu menilai kemampuan fisik seorang pekerja dan
membuat rekomendasi untuk penyesuaian di tempat kerja pekerja
tersebut.
Teknis Administratif
Seorang dokter perusahaan berkewajiban untuk memenuhi tugas
administratif, termasuk diantaranya: 1. ) Pencatatan dan pelaporan
medis ke instansi, 2.) Administrasi rutin bidang kesehatan, dan 3.)
Perencanaan usaha pengembangan hiperkes di perusahaan.
Tugas Sosial
Selain tugas-tugas diatas, seorang dokter perusahaan juga
memiliki peranan sosial sebagai Health Educator atau penyuluh
kesehatan. Materi yang harus disampaikan termasuk gaya hidup sehat,
gizi, dan mutu makanan. Seorang dokter perusahaan juga harus mampu
berfungsi sebagai Health Counsellor (Komunikator) yang
menjembatani hubungan antara pekerja dengan pihak manajerial
perusahaan dalam bidang kesehatan. Seorang dokter perusahaan juga
sering dilibatkan dalam tugas kepanitiaan/tim, seperti P2K3, P3K atau
Regu Pemadam Kebakaran.
3. Model pelayanan kesehatan di agroindustri

Model pelayanan kesehatan pada masyarakat agroindurstri yaitu tenaga


kesehatan memiliki keahlian khusus, mereka mendapatkan pendidikan dalam
masalah kesehatan masyarakat agroindustri. Sebagai contoh pertolongan pertama
kepada pekerja yang mengalami keracunan pestisida. Untuk dapat menerapkan
model pelayanan kesehatan agroindustri yang tepat, harus diketahui berbagai
masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat agroindustri. Oleh karena itu,
pengetahuan dan keterampilan untuk menentukan masalah kesehatan sangat
diperlukan. Setelah masalah-masalah tersebut teridentifikasi dengan tepat dan
actual, barulah disusun program-program unggulan sesuai dengan prioritas
masalah kesehatan yang telah dibuat. Contoh kasus, sebuah Puskesmas di wilayah
agroindustri mengalami masalah kesehatan yang diakibatkan oleh penggunaan
pestisida sebagai masalah kesehatan dengan skor nilai tertinggi. Puskesmas
tersebut harus menyiapkan program-program untuk menanggulangi masalah
penggunaan pestisida. Ambil contoh Puskesmas harus menyiapkan sarana dan
prasarana untuk menangani kegawatdaruratan, langkah-langkah yang harus
diambil, dan juga penyuluhan untuk menggunakan masker lebih ditonjolkan
daripada penyuluhan tentang nyamuk demam berdarah. Demikian seterusnya
model pelayanan tersebut harus mengikuti perkembangan penyakit yang terdapat
dalam lingkungan masyarakat agroindustri.

Model pelayanan kesehatan masyarakat agroindustri juga dapat melalui:

Menentukan masalah prioritas masalah program unggulan


Pada awalnya dengan menentukan masalah kesehatan masyarakat
agroindustri, kemudian ditentukan prioritas masalah tersebut.
Dengan program unggulan untuk menangani masalah tersebut.
Pemeriksaan perusahaan:
a) Kebersihan umum dan fasilitas
b) Tempat pengolahan makanan dan minuman
c) Kamar kecil dan tempat cuci
d) Karyawan

Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan:


Poloklinik sendiri
a. Berdiri sendiri
b. Gabungan dari dua perusahaan
Dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan
a. Sistem asuransi, misalnya jamsostek
b. Perusahaan jasa pelayanan tenaga kerja
c. Fasilitas kesehatan umum

Tugas pokok pelayanan kesehatan :


Pemeriksaan kesehatan kerja
Pembinaan pengawasan terhadap:
a. Lingkungan kerja
b. Perlengkapan sanitasi
c. Perlengkapan kerja
Usaha pencegahan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat
kerja
Pendidikan kesehatan

Jenis-jenis pelayanan:
Perawat kesehatan agroindustri
Pemeriksaan pertama untuk menentukan/menyeleksi pekerja,
meliputi:
a. Riwayat umum kesehatan
b. Tinggi, berat
c. Tekanan darah
d. Tes fungsi paru-paru
e. Status mental
f. Kadar glukosa dan albumin pada urine
g. Imunisasi tetanus jika dibutuhkan
Dokter
Melakukan pemeriksaan apabila terdapat disfungsi atau gangguan
kesehatan
Penasehat agroindustri
Bersama dengan dokter melakukan dan merumuskan apa saja yang
harus dibenahi/direnovasi demi kelangsungan dan kesehatan
pekerja
Fisioterapi
Melakukan rehabilitasi terhadap pekerja yang mengalami gangguan
kesehatan

Beberapa program telah biasa terdapat dalam model pelayanan


kesehatan agroindustri. Sebuah pelayanan kesehatan (Puskesmas atau
rumah sakit) yang terdapat di lingkungan agroindustri minimal
mempunyai beberapa program (berdasarNorth American Agromedicine
Consortium)sebagai berikut:
o kedokteran keluarga = dokter praktek umum yang menyelenggarakan
pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik,
koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran
keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya
o kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja = Upaya perlindungan,
pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin
meningkat = spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
praktiknya yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial, dengan
usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang
diakihatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan keija, serta penyakit
umum.

o kesehatan komunitas = ilmu dan seni mencegah penyakit,


memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan
efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan
sanitasi lingkungan,kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu
tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan
perawatan, untuk diagnosadini, pencegahan penyakit dan pengembangan
aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

o kegawatdaruratan = Suatu keadaan yang terjadinya mendadak


mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan /
pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat.
Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan
mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.

o kesehatan kulit

o kesehatan jiwa = suatu kondisi sehat, emosional, psikologis, dan sosiologi


yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan
koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional.
Kesehatan jiwa memiliki banyak komponen dan di pengaruhi oleh
berbagai faktor (Johnson, 1997).
6. MODEL PELAYANAN KESEHATAN DI AGROINDUSTRI

1. Model demografi (kependudukan)


Dalam model ini tipe variabel-variabel yang dipakai adalah umur, seks, status
perkawinan dan besarnya keluarga. Variabel-variabel ini digunakan sebagai
ukuran mutlak atau indikator fisiologis yang berbeda (umur, seks) dan siklus
hidup (status perkawinan, besarnya keluarga) dengan asumsi bahwa perbedaan
derajat kesehatan, derajat kesakitan dan penggunaan pelayanan kesehatan sedikit
banyak akan berhubungan dengan variabel di atas. Karakteristik demografi juga
mencerminkan atau berhubungan dengan karakteristik sosial (perbedaan sosial
dari jenis kelamin mempengaruhi berbagai tipe dan ciri-ciri sosial).
2. Model-model struktur sosial (social structur models)
Di dalam model ini tipe variabel yang dipakai adalah pendidikan, pekerjaan
dan kebangsaan. Variabel-variabel ini mencerminkan keadaan sosial dari individu
atau keluarga di dalam masyarakat. Mereka mengingatkan akan berbagai gaya
kehidupan yang diperlihatkan oleh individu-individu dan keluarga dari kedudukan
sosial tertentu. Penggunaan pelayanan kesehatan adalah salah satu aspek dari gaya
hidup ini, yang ditentukan oleh lingkungan sosial, fisik dan spikologis. Masalah
utama dari model struktur sosial dari penggunaan pelayanan kesehatan adalah
bahwa kita tidak mengetahui mengapa variabel ini menyebabkan penggunaan
pelayanan kesehatan. Kita ketahui bahwa individu-individu yang berbeda suku
bangsa, pekerjaan atau tingkat pendidikan mempunyai kecenderungan yang tidak
sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap kesehatan mereka. Dengan kata lain,
pedekatan struktur sosial didasarkan pada asumsi bahwa orang orang dengan latar
bclakang struktur sosial yang tertentu akan menggunakan pelayanan kesehatan
dengan cara yang tertentu pula.
3. Model-model sosial psikologis (psychalogical Models)
Dalam model ini tipe variabel yang dipakai adalah ukuran dari sikap dan
keyakinan individu. Variabel-variabel sosio-psikologis pada umumnya terdiri dari
4 kategori:
Pengertian kerentanan terhadap penyakit,

Pengertian keseluruhan dari penyakit,

Keuntungan yang diharapkan dari pengambilan tindakan dalam


menghadapi penyakit,

Kesiapan tindakan individu.

Masalah utama dengan model ini adalah menganggap suatu mata rantai
penyebab langsung antara sikap dan perilaku yang belum dapat dijelaskan. Salah
satu model penggunaan pelayanan kesehatan yang diketahui dengan baik adalah
model kepercayaan kesehatan yang akan dibahas dengan mendetail di bawah ini.
4. Model sumber keluarga (family resource models)
Dalam model ini variabel terikat yang dipakai adalah pendapatan keluarga,
cakupan asuransi keluarga atau sebagai anggota suatu asuransi kesehatan dan
pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga dan sebagainya.
Karakteristik ini untuk mengukur kesanggupan dari individu atau keluarga untuk
memperoleh pelayanan kesehatan mereka. Ringkasnya, model sumber keluarga
menekankan kesanggupan untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi
anggotanya. Dengan demikian model sumber keluarga adalah berdasarkan model
ekonomis.
5. Model sumber daya masyarakat (community resource models)
Pada model ini tipe model yang digunakan adalah penyediaan pelayanan
kesehatan dan sumber-sumber di dalam masyarakat, dan ketercapaian dari
pelayanan kesehatan yang tersedia dan sumber- sumber di dalam masyarakat.
Model sumber daya masyarakat selanjutnya adalah suplai ekonomis yang
berfokus pada ketersediaan sumber-sumber kesehatan pada masyarakat setempat.
Dengan demikian model ini memindahkan pelayanan dari tingkat individu atau
keluarga ke tingkat masyarakat.
6. Model-model organisme (organization models)
Dalam model ini variabel yang dipakai adalah pencerminan perbedaan bentuk-
bentuk sistem pelayanan kesehatan. Biasanya variabel yang digunakan adalah:

Gaya (style) praktek pengobatan (sendiri, rekanan atau group),

Sifat (nature) dari pelayanan tersebut (membayar langsung atau tidak),

Letak dari pelayanan kesehatan (tempat pribadi, rumah sakit atau klinik),

Petugas kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter,


perawat, asisten dokter).
7. Model sistem kesehatan

Keenam kategori model penggunaan fasilitas kesehatan tersebut tidak begitu


terpisah, meskipun ada perbedaan dalam sifat (nature). Model sistem kesehatan
mengintegrasikan keenam model terdahulu ke dalam model yang lebih sempurna.
Untuk itu maka demografi, ciri-ciri struktur sosial, sikap dan keyakinan individu
atau keluarga, sumber-sumebr di dalam masyarakat dan organisasi pelayanan
kesehatan yang ada, digunakan bersama dengan faktor-faktor yang berhubungan
seperti kebijaksanaan dan struktur ekonomi pada masyarakat yang lebih luas
(negara). Dengan demikian apabila dilakukan analisa terhadap penyediaan dan
penggunaan pelayanan kesehatan oleh masyarakat maka harus diperhitungkan
juga faktor-faktor yang terlibat di dalamnya. Dalam melakukan penelitian perilaku
sehubungan dengan penggunaan/pencarian fasilitas-fasilitas kesehatan, semua
varialiel dari berbagai model tersebut dihubungkan dengan perilaku mereka
terhadap fasilitas, dan juga dilihat variabel mana yang paling dominan
pengaruhnya.
8. Model kepercayaan kesehatan (the health belief models)
Model kepercayaan kesehatan adalah suatu bentuk penjabaran dnri model
sosio-psikologis seperti disebutkan di atas. Munculnya model ini didasarkan pada
kenyataan bahwa problem-problem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan
orang atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan
penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider. Kegagalan ini
akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan perilaku pencegahan penyakit
(preventive health behavior), yang oleh Becker (1974) dikembangkan dari teori
lapangan (Fieldtheory, Lewin, 1954) menjadi model kepercayaan kesehatan
(health belief model).

a. Kerangku Toori
b. Kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility)
c. Keseriusan yang dirasakan (perceived seriousness)
d. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (perceived benefits and
barriers)
e. Isyarat atau tanda-tanda (cues)

9. Model Sistem Kesehatan (Health System Model)


Anderson (1974) menggambarkan model sistem kesehatan (health system
model) yang berupa model kepercayaan kesehatan. Di dalam model Anderson ini
terdapat 3 kategori utama dalam pelayanan kesehatan, yakni: karakteristik,
predisposisi, karekteristik pendukung, karekteristik kebutuhan.
7. PENGARUH SOSBUD PADA AGROMEDIS

a. Aspek Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan


- Umur
Untuk umur bagi orang lanjut usia (lansia) penyakit
yang diderita rata rata yaitu penyakit akibat
kelelahan kemudian berkepanjangan. Juga untuk
produktivitas bekerjanya rendah karena umur yang
sudah tua dan pergerakan yang sudah tidak lagi
lincah
Untuk umur bagi para orang dewasa penyakit yang
diderita biasanya yaitu penyakit yang diderita akibat
kecelakaan kerja. Produktivitas pekerjaannya juga
sangat tinggi karena umur yang masih muda dan
gerakan yang lincah. Misal penyakit infeksi v.s
degenerasi
- Jenis Kelamin
Untuk laki laki penyakit yang diderita biasa kanker
prostat
Untuk perempuan penyakit yang diderita biasanya
kanker payudara
- Pekerjaan
Petani dan pekerja tambang akan mendapatkan penyakit
yang berbeda
- Kurangnya pendidikan tentang APD (Alat
Perlindungan Diri)
- Sulit meninggalakan kebiasaan buruk
- Pekerja usia dini
- Sosio Ekonomi

b. Aspek budaya
1 Religi
2 Organisasi masyarakat
3 Pengetahuan
4 Bahasa
5 Kesenian
6 Mata pencaharian
7 Teknologi
Aspek budaya dibagi 2 yaitu :
Materil : meliputi sandang, papan, dan pangan
Non Materil : meliputi kepercayaan, tradisi dan nilai

Faktor budaya menetukan kebiasaan suatu


masyarakat sehingga juga akan menentukan masalah
kesehatan pada masyarakat tersebut.Masyarakat
dengan pekerjaan petani misalnya, mereka
menggunakan pestisida dan pupuk secara turun
temurun dari generasi sebelumnya.hal ini
menyebabkan petani sekarang kurang terbuka dengan
adanya himbauan untuk menggunakan pestisida sesuai
ratio nya. Tentu pengenceran pestisida yang kurang
tepat akan menyebabkan masalah kesehatan yang
tidak ringan juga.
Polakebudayaanmemengaruhibesarnyaprodukyang
dihasilkan. Besarkecilnyapengaruhditentukanoleh:
(1) Sejauh mana ketergantungan pada pertanian,
(2) Tingkat teknologi,
(3) Sistem produksi yang diterapkan.
Budaya pola hidup bersih di suatu kota/desa dengan
memperhatikan sanitasi akan meningkatkan taraf
hidup dalam bidang kesehatan.
Kebudayaan membentuk kebiasaan dan respon bagi
kesehatan dan penyakit dalam masyarakat.
Kebiasaan/pola mengkonsumsi makanan di suatu
daerah akan berdampak pada mutu kesehatan
masyarakatnya. Contoh: budaya masyarakat padang
yang suka mengkonsumsi makanan pedas dan
berlemak akan meningkatkan resiko kolesterol tinggi
dan stroke, kebiasaan masyarakat kota yang suka
mengkonsumsi makanan cepat saji.
Sikap seorang dokter menyikapi keberagaman
budaya:
1 Beradaptasi dengan budaya setempat.
2 Menyadari bahwa kita mempunyai kepentingan
yang sama.
3 Menghargai persamaan derajat, toleransi, dan
tidak diskriminasi.
Kriteria adaptasi berbahasa seorang dokter di suatu
tempat:
1 Ada kemauan belajar. Dengan adanya niat dan
kemauan, seorang dokter akan mudah belajar
suatu bahasa daerah tertentu.
2 Mengerti setelah belajar. Seorang dokter
diharapkan dapat lebih memahami arti dari
bahasa yang telah dipelajarinya.
3 Praktek rutin. Setelah mengerti dokter
diharapkan dapat mempraktekkan berbahasa
daerah yang dipelajarinya secara langsung
kepada masyarakat agar komunikasi dengan
pasien menjadi lancar.
Cara menyikapi dan beradaptasi terhadap
masyarakat desa:
1 Bersikap sederhana,
2 Bersahabat, tidak arogan,
3 Menghargai,
4 Sopan santun (berpakaian, bertutur kata,
berperilaku)
5 Terbuka,
6 Membantu tanpa pamrih
7 Tepat waktu
8 Silaturahmi/sambung rasa
9 Gotong royong
10 Religius
Masalah sosial budaya dalam bidang kesehatan di wilayah
agroindustri

a. Kurangnya pendidikan mengenai pentingnya


pemakaian APD
Masih banyak para pekerja yang saat bekerja tidak
menggunakan Apd disebabkan kurangnya pengetahuan
mereka aka pentingnya APD.Contohnya banyak petani
yang tidak melindungi diri mereka saat penyemprotan
pestisida.Padahal hal ini dapat menyebabkan kulit
mereka iritasi karena terkena senyawa pestisida
tersebut.

b. Sosial budaya & perilaku yang sulit diubah


Masyarakat agroindustri biasanya masih sangat
sederhana dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Misalnya masih ada masyarakat yang mandi, BAB, BAK,
mencuci di sungai yang sama. Kemudian masih banyak
juga rumah-rumah warga yang menjadi satu dengan
kandang ternaknya.

c. Pekerja usia dini


Para tamatan SMP yang seharusnya melanjutkan ke
jenjang SMA banyak yang langsung bekerja padahal
kesiapan mental dan fisik mereka masih kurang.

d. Pendidikan yang kurang


Para petani biasanya menyimpan peralatan bertani
miliknya di sembarang tempat.Padahal itu sangat
berbahaya, apalagi bila dijangkau anak-anak. Bisa jadi
peralatan tersebut terminum atau dijadikan mainan
yang bisa menyebabkan luka bahkan kematian.Maka
dari itu pendidikan mengenai hal ini sangat penting.

e. Fisiologi
Peralatan yang tidak ergonomis yakni peralatan yang
tidak sesuai dengan kerja alamiah tubuh. misalnya
mesin traktor yang getarannya melebihi ambang batas
yang dapat diterima tubuh
8. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA

Definisi Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk
melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan,
pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan
yang dapat mengganggu kesehatan manusia. (Sumengen
Sutomo, 1991) Kesehatan lingkungan adalah ilmu & seni
dalam mencapai keseimbangan, keselarasan dan
keserasian lingkungan hidup melalui upaya pengembangan
budaya perilaku sehat dan pengelolaan lingkungan
sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman,
sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit,
pencemaran dan kecelakaan, sesuai dengan harkat dan
martabat manusia. (Sudjono Soenhadji, 1994)2
Menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.
Menurut HAKLI (HimpunanAhliKesehatanLingkungan
Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi
lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia.
Ilmu kesehatan lingkungan merupakan bagian dari
ilmu kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada
usaha perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staff,
pengarahan, koordinasi, penggalian dana, serta evaluasi
semua aktivitas pengendalian lingkungan sehingga
meningkatkan perkembangan fisik, derajat kesehatan serta
kelangsungan hidup manusia.
Indikator Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO (1979)
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pengelolaan sampah padat
4. Pengendalian vektor
5. Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan
eskreta manusia
6. Hygiene makanan
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan permukiman
12. Perencanaan daerah perkotaan
13. Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut dan
darat
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan
epidemik, bencana, kedaruratan
17. Tindakan pencegahan agar lingkungan bebas dari
resiko gangguan kesehatan2
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No. 23 Tahun 1992
1. Penyehatan air dan udara
2. Pengamanan limbah padat (sampah)
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamatan lainnya, misalnya:
pasca bencana3
Faktor Kesehatan Lingkungan
Lingkungan Sehat adalah lingkungan yang memiliki
potensi dan daya dukung untuk menciptakan masyarakat
yang terbebas dari segala macam penyakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya :
a Faktor Fisik
Berupa biotik dan abiotik, dimana faktor tersebut
sangat berperan penting bagi masyarakat dalam
memperhatikan dimana tempat tinggal mereka akan di
bangun. Jika suatu rumah dibangun di pedesaan sudah
tentu disesuaikan dengan kondisi di pedesaan itu.
Misalnya keadaan air yang bersih terhindar dari
pencemaran akan membawa dampak yang baik bagi
kesehatan masyarakat di pedesaan itu.
b Faktor Sosial
Berupa tingkah laku, kepandaian, adat istiadat,
dimana faktor tersebut berperan dalam hubungan
masyarakat dan lingkungannya. Misalnya masyarakat
yang tinggal dikawasan yang rawan gempa, maka
rumah yang mereka bangun dikawasan tersebut harus
dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun kokoh.
Disamping itu masyarakat juga berupaya untuk
menciptakan lingkungan yang sehat dengan usaha-
usaha tertentu. Misalnya masyarakat membuat bak
penampungan sampah.
c Faktor Ekonomi
Berupa pekerjaan, pendapatan, kemiskinan dimana
pada umumnya apabila dilingkungan tersebut diduduki
sebagian besar orang yang tidak mampu maka secara
tidak langsung mempengaruhi terhadap kesehatan
lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya didaerah-
daerah pemukiman kumuh, karena kondisi keuangan
mereka tidak memungkinkan untuk menciptakan
lingkungan yang sehat baik.
Tujuan Kesehatan Lingkungan
1 Mengurangi Pemanasan Global. Dengan menanam
tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan kosong,
maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan
global, karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan
tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2
(carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi
berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara
langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat
dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.
2 Menjaga Kebersihan Lingkungan. Dengan lingkungan
yang sehat maka kita harus menjaga kebersihannya,
karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan
yang bersih dari segala penyakit dan
sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang
paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan
cara-cara sebagai berikut ;
a. Membersihkan Sampah Organik. Sampah organik
adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat
organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat
dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah
organik tersebut, contoh sampah organik :
1) Daun-daun tumbuhan
2) Ranting-ranting tumbuhan
3) Akar-akar tumbuhan
b. Membersihkan Sampah Non Organik. Sampah non
organik adalah sampah yang tidak dapat hancur
(dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka
sampah non organik dapat dibersihkan dengan
membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya.
3 Meningkatkan kualitas kesehatan bagi masyarakat
Jika lingkungan sehat, maka masyarakatnya pun
secara tidak langsung telah membudidayakan hidup
sehat.
4 Tercipta suasana yang kondusif untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
5 Bagi pemerintah, merupakan suatu prestasi tersendiri
Upaya Kesehatan Lingkungan
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah
disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
5. Mengolah limbah sebelum dibuang agar tidak menjadi
zat beracun bagi suatu ekosistem
6. Di bidang pertanian, menggunakan pestisida tidak
berlebihan, sesuai dengan takaran dosisnya
Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan
1 Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.Syarat-syarat Kualitas Air Bersih
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang
diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform
(maks 0 per 100 ml air)
2 Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu
dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah
yang mungkin memasuki mata air atau sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan
lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau,
bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi
seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang
tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus
sederhana dan tidak mahal.
3 Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu :
pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang
cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy
yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota
keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan
penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan
air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan
hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya
kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar
maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh,
tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.
4 Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus
memperhatikan faktor-faktor/unsur :
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola
kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim,
musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan
kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan
sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan
urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara
efisien.
5 Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan
suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit
pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit
Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah
Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari
penyakit tersebut diantaranya dengan merancang
rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat
proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan
pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles
sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup)
tempat penampungan air untuk mencegah penyakit
DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah
atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit
rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi
perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan
sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang
dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri
penyebab.
6 Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan
minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga
dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan
di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain
yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan
hotel).Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan
minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan;
b. Persyaratan fasilitas sanitasi;
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang
makanan;
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;
e. Persyaratan pengolahan makanan;
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan
makanan jadi;
g. Persyaratan peralatan yang digunakan.
7 Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya
pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran
udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi
indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor
air pollution merupakan problem
perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis
kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi
masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat
manusia cenderung berada di dalam ruangan
ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat
pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga
lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya
infeksi saluran pernafasan bagi anak balita.
Mengenai masalah out door pollution atau
pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis
data menunjukkan bahwa ada kecenderungan
peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan
adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada
beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota
dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut
adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis
pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di
masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat
lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya
ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi
saluran pernafasan akut, iritasi pada mata,
terganggunya jadual penerbangan, terganggunya
ekologi hutan.
9. LIMBAH, PENCEMARAN, DAN PENGELOLAANNYA

Limbah

Menurut WHO yaitu sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia
dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Macam-macam Limbah

Berdasarkan wujud
o Limbah Padat, bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada
yang memindahkannya
o Limbah Cair, terlarut dalam air, selalu berpindah, tidak pernah
diam (kecuali ditempatkan dalam wadah).
o Limbah Gas dan Partikel, bentuk seperti asap, selalu bergerak,
penyebaran sangat luas.

Berdasarkan sumber
o Limbah Rumah Tangga
o Limbah Pertanian
o Limbah Industri
o Limbah Konstruksi
o Limbah Nuklir

Berdasarkan jenis senyawa


o Limbah Organik, berasal dari makhluk hidup, mengandung unsur
hidrokarbon, mudah diuraikan
o Limbah Anorganik, mengandung zat-zat anorganik (besi, kaca,
plastic, kaleng, kemasan makanan, kertas, sisa proses pemupukan)
yang sulit diuraikan
o Limbah B3,semua senyawa yang berpotensi merusak terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki;
mudah meledak, mudah terbakar, reaktif, baracun, penyebab
infeksi, korosif.

Cara Penanganan Limbah

Limbah Organik dan Anorganik


o Pengurangan (Reduce)

Dengan cara pengurangan pemakaian kantong plastik. Ketika belanja,


membawa tas belanja sendiri sehingga jumlah sampah plastik dapat
berkurang. Dapat diterapkan pada limbah organik maupun anorganik

o Penggunaan kembali (Reuse)

Dengan cara menggunakan barang yang sudah tidak digunakan lagi,


sisa buku tulis hendaknya digunakan sampai habis. Dapat diterapkan
pada limbah anorganik

o Pemanfaatan (Recycling)

Dengan cara daur ulang sisa makanan atau potongan sayur dan buah-
buahan menjadi pupuk kompos, daur ulang minyak jelantah menjadi
menjadi minyak baru. Dapat diterapkan pada limbah organik dan
anorganik

o Penggantian (Replace)

Dengan cara mengganti penggunaan kantong plastik biasa dengan


plastik biodegredable. Dapat diterapkan pada limbah anorganik

Limbah B3

o Pengolahan Secara Kimia (Stabilisasi)

Stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan


sifat kimia dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa
pereaksi tertentu untuk memperkecil atau membatasi pelarutan,
pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang.
Bahan yang biasa digunakan dalam proses ini adalah semen, kapur
(CaOH2), dan bahan termoplastik.

o Pengolahan Secara Fisik (Insinerasi)

Dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat


melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas
beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara.
o Pengolahan Secara Biologi (Bioremediasi dan Vitoremediasi)

Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup


berkembang saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan
viktoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan
mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3,
sedangkan Vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk
mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah.

PENCEMARAN

Pencemaran Air

Menurut PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kulaitas Air


dan Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, enrgi, dan tau komponen lain ke
dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun

Indikator Pencemaran Air

Syarat fisik, kimia, biologi

o Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu di bawah suhu


udara
o pH air diluar pH normal (6,5-7,5)
o DO (Dissolved Oxygen) rendah
o Angka BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD
(Chemical Oxygen Demand) tinggi
o Mengandung zat radioaktif dan logam berat
o Kandungan E.coli tinggi

Jenis Polutan Air

Jenis polutan air dikelompokkan:


a Padatan
1 Padatan terendap (sedimen)
Padatan yang dapat langsung mengendap jika air didiamkan dalam
beberapa waktu.
2 Padatan tersuspensi dan koloid
Padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak
mengendap langsung.
3 Padatan terlarut
Padatan yang memiliki ukuran lebih kecil daripada padatan
tersuspensi.
4 Minyak dan lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukkan kedalam
kelompok padatan yaitu padatan yang mengapung diatas
permukaan air.
b Bahan buangan yang memerlukan oksigen
c Mikroorganisme
d Logam Berat
Dapat berupa timbal (Pb), Merkuri (Hg), dll.
e Bahan pencemar lain
Seperti deterjen, radioaktif,dll.

Sumber Pencemaran Air


1 Domestic/rumah tangga: berasal dari air kotor kamar mandi, kakus,
dapur, dll.
2 Industri
o Fisik : pasir atau lumpur yang tercampur dengan limbah.
o Kimia : bahan pencemar berbahaya (mercury, cadmium, timah
hitam, dll).
o Mikrobiologi : bakteri, penyakit, virus, parasit, dll.
o Radioaktif : bahan-bahan yang dihasilkan PLTN.
3 Pertanian dan perkebunan
o Zat kimia : penggunaan pupuk, pestisida, dll.
o Mikrobiologi : virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran
ternak, dan cacing tambang di perkebunan.
o Zat radioaktif : zat kimia radioaktif yang dipakai dalam proses
pematangan buah, dll.
Proses Pengelolaan Air

1. Intake (Bangunanpengumpul air)


Sebagai penampung air yang berasal dari sumber (misalnya sungai). Di
dalam intake terdapat penyaringk asar yang berfungsi untuk menyaring
benda seperti sampah, batu dll.

2. Koagulasi (Destabilisasipartikelkoloid)
Biasanya menggunakan tawas dan dilakukan pengadukan cepat,
sehingga partake seperti pasir dapat digumpalkan

3. Flokulasi (Pengumpulanpartikel)
Dilakukan pengadukan untuk mengumpulkan partikel sehingga dapat
terendapkan

4. Sedimentasi (Pengendapanpartikelkoloid)
Mengendapkan partikel koloid yang telah didestabilisasi

5. Filtrasi (Penyaringan)
Menyaring dengan media butiranseperti pasir silica dan kerikil silica

6. Disinfeksi (Penetralisiran Bakteri)


Setelah bersih, kemungkinan masih ada kuman dan bakteri, sehingga
untuk mematikannya biasanya diberi klor, ozonisasi, sinar UV dll

7. Reservoir (Penampungan)
Air bersih ditampung sementara sebelum didistribusikan

8. Distribusi
Air didistribusikan kerumah-rumah

Pencemaran Udara

o Definisi Pencemaran Udara


Menurut PP No. 41 tahun 199 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak
dapat memenuhi fungsinya.
o Sumber Pencemaran Udara
1 Sumber tidak bergerak
Kebisingan
Getaran
Baku tingkat kebauan
Bagu tingkat gangguan lainnya
2 Sumber bergerak
Kendaraan bernotor
o Jenis Polutan Udara
1 Polutan Primer
Polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu
Polutan Gas
o Senyawa karbon; CO, CO2
o Senyawa sulfur; SO2
o Senyawa nitrogen; NO2, NH2
o Senyawa halogen; fluor, klorin, hidrogen klorida, hidrokarbon
terklorinasi dan bromine
Polutan Partikel
o Aerosol
Partikel yang terhambur dan melayang diudara
o Fog/kabut
Aerosol yang berupa butiran air yang ada di udara
o Smoke/asap
Aerosol yang berupa butiran padat dan cair yang terhambur dan
melayang di udara
o Dust/debu
Aerosol yang berupa butiran padat dan cair yang terhambur dan
melayang di udara karena hembusan angin

o Fumes
Aerosol dari proses kondensasi uap panas (uap logam)
o Mist
Mirip kabut, butiran zat cair yang terhambur melayang di udara
(bukan butiran air)
o Smog
Gabungan fog dan smoke dan biasanya secara luas dipakai
untuk menyebur aerosol pada peristiwa pencemaran udara yang
terbentuk dari kombinasi sumber alam dan buatan.

2 Polutan Sekunder
Terjadi karena reaksi dua atau lebih bahan kimia di udara. Polutan
udara sekunder memiliki sifat fisik dan kimia yang tidak stabil.
Contohnya reaksi disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal
o Indeks Pencemaran Udara (ISPU)
Indeks pencemar udara adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang
menggambarkan kondisi kualitas udara ambien dilokasi dan waktu tertentu
yang didasarkan pada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika
dan makhluk hidup lainnya.
ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar udara yaitu:
1 Partikulat (PM10)
2 Karbon Monoksida (CO)
3 Sulfur Dioksida (SO2)
4 Nitrogen Dioksida (NO2)
5 Ozon (O3)
No PARAMETER WAKTU PENGUKURAN
.
1. Partikulat (PM10) 24 jam (Periode pengukuran rata-rata)
2. Sulfur Dioksida (SO2) 24 jam (Periode pengukuran rata-rata)
3. Carbon Monoksida (CO) 8 jam (Periode pengukuran rata-rata)
4. Ozon (O3) 1 jam (Periode pengukuran rata-rata)
5. Nitrogen Dioksida (NO2) 1 jam (Periode pengukuran rata-rata)

1. Baik 0-50 Tingkat kualitas udara yang tidak


memberikan efek bagi kesehatan manusia
atau hewan dan tidak berpengaruh pada
tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika.
2. Sedang 51-100 Tingkat kualitas udara yang tidak
berpengaruh pada kesehatan manusia
ataupun hewan tetapi berpengaruh pada
tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
3. Tidak sehat 101-199 Tidak kulaitas udara yang bersifat
merugikan pada manusia maupun kelompok
hewan yang sensitif dan bias menimbulkan
kerusakan pada tumbuhan dan nilai estetika.
4. Sangat 200-299 Tingkat kualitas udara yang dapat erugikan
tidak sehat kesehatan pada sejumlah segmen populasi
yang terpapar.
5. Berbahaya 300-500 Tingkat kualitas udara berbahaya yang
secara umum dapat merugikan kesehatan
yang serius pada populasi.

Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia


masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Disebabkan oleh :

o kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas


komersial;
o penggunaan pestisida;
o masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-
permukaan;
o kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
o air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping)

Penanggulangan pencemaran tanah:


Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-
situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan
ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari
bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr.
Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai
bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur
vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi
tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam
dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir
pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu,
jamur dan sebagainya.
10. Jenis Pestisida dan Dampaknya

a. Jenis Pestisida
1) Menurut sasaran
o Rodentisida untuk tikus
o Insektisida untuk serangga
o Herbisida untuk gulma
o Fungisida untuk jamur
o Bakterisida untuk bakteri
o Nematisida untuk cacing
o Defoliant untuk daun tumbuhan
o Akarisidauntuk tungau, caplak
o Moluskisida untuk moluska
o Pisisida untuk mengendalikan ikan pengganggu/yang tidak
dikehendaki
o Repelen untuk mengusir serangga
o Atraktan untuk menarik serangga
2) Menurut Bahan Aktif
o Bahan organik
o Bahan elemen
o Bahan kimia
3) Menurut Cara Kerja dan distribusinya ke dalam tanaman
o Insektisida sistemik
Insektisida ini diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui
stomata, akar,dan lentisel batang. Selanjutnya insektisida yang
sudah masuk ke dalam tanaman beredar ke seluruh bagian
tanaman.
o Insektisida Non-sistemik
Insektisida ini tidak diserap oleh tanaman, tetapi hanya menempel
pada bagian luar tanaman. Serangga akan mati apabila memakan
bagian tanaman yang permukaannya terkena insektisida.
o Insektisida sistemik local
Insektisida ini hanya mampu diserap oleh jaringan daun, tetapi
tidak bisa ditranskolasikan ke bagian tanaman lainnya.
b. Dampak Pestisida
Positif
o Dapat diaplikasikan dengan mudah
o Dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat.
o Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat
o Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat
o Mudah diperoleh dan memberikan keuntungan ekonomi terutama
jangka pendek.
Negatif
o Keracunan
o Ekosistem terganggu
o Resistensi hamamuncul hama spesies baru yang kebal terhadap
pestisida
o Menimbulkan penyakit menular
o Memperparah pemanasan global
o Penggunaan pestisida yang tidak terkendali menyebabkan biaya
produksi menjadi tinggi.
o Timbulnya biaya sosial, misalnya biaya pengobatan dan hilangnya
hari kerja jika terjadi keracunan.

Penyakit yang disebabkan pestisida sebagai berikut:


o Gangguan pernapasan/paru-paru
Intasi: bronkitis, pneumonia, udema pulmonar
Debu: fibrosis
o Gangguan hati
Hepatitis, nekrosis (kerusakan sel), sirosis hati, dan kanker hati
o Gangguan ginjal
Nefrotoksin yang meliputi gagal ginjal akut atau kronis dan kanker
Organoklorin beresiko terkena penyakit diabetes
o Gangguan jantung pembuluh darah
Trikloro etilen menyebabkan jantung akut gangguan ritme jantung
Karbonsulfit menyebabkan serangan jantung
o Gangguan saraf
Neurotoksin: kelumpuhan, terhambatnya fungsi otak, penyakit kulit
o Gangguan Darah dan sumsum tulang
Kerusakan sel darah merah (anemia hemolitik), dan kanker darah
oleh zat arsin dan benzena
o Gangguan kulit
Iritasi dermatitis dan alergi, jerawat, vertiligo (hilangnya pigmen),
kanker kulit
o Gangguan sistem reproduksi
Atrazine meningkatkan resiko keguguran dan kemandulan akibat
penurunan kualitas dan mobilitas sperma
o Gangguan system hormone
Beberapa pestisida dapat menyebabkan pelebaran tiroid yang
akhirnya dapat berlanjut menjadi kanker tiroid
11. WATER BORNE DISEASE

Water borne disease adalah penyakit yang ditularkan langsung


melalui air, dimana air tersebut mengandung kuman patogen dan
terminum oleh manusia sehingga dapat menimbulkan
penyakit.Kontaminasi pada manusia dapat melalui kegiatan minum,
mandi, mencuci, proses menyiapkan makanan, ataupun memakan
makanan yang telah terkontaminasi saat proses penyiapan makanan.
Tidak hanya melalui air minum dan makanan, water-borne disease juga
dapat terjadi akibat kontaminasi di kolam renang. Kondisi higienitas air
kolam yang buruk juga dapat menyebabkan infeksi telinga dan kulit bagi
korban. Untuk beberapa penyakit juga dapat terjadi akibat adanya vektor
penyakit yang tinggal di air seperti malaria (disebabkan protozoa
Plasmodium dengan
vektor nyamuk), dan demam berdarah (disebabkan oleh virus dengan
vektor nyamuk).
Menurut Chandra (2007), penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan air berdasarkan cara penularannya ada beberapa kelompok.
Mekanisme penularan penyakit terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Waterborne mechanism : Adalah kuman patogen dalam air yang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada
manusia melalui mulut atau system pencernaan. Seperti : kolera,
tifoid, hepatitis, disentri dan poliomyelitis.
b. Watherwashed mechanism :Mekanisme penularan ini berkaitan
dengan kebersihan umum dan perorangan. Pada mekanisme ini
terdapat tiga cara penularan, yaitu:

1. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak

2. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trachoma


3. Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit
leptospirosis
c. Water-based mechanism : Penyakit yang ditularkan dengan
mekanisme ini memiliki agens penyebab yang menjalani sebagian
siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai intermediate host
yang hidup di dalam air. Contohnya: skistosomiasis dan penyakit
akibat Dracunculus medinensis.
d. Wather-related insect vector mechanism :Agens penyakit
ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam
air. Contoh: filariasis, dengue, malaria dan yellow fever.
Mikroorganisme yang menyebabkan waterborne diseases
adalah protozoa dan bakteri, banyak diantaranya merupakan parasit di
usus, atau menginvasi jaringan atau system sirkulasi melalui dinding
saluran pencernaan. Jenis waterborne diseases lainnya disebabkan oleh
virus. Kelas yang penting penyakit waterborne diseases disebabkan oleh
metazoan parasit.
Jauh sebelum teori kedokteran modern menetapkan germ theory of
diseases (teori penyakit karena kuman), atau pemahaman lebih lanjut
mengenai air sebagai kendaraan bagi penyebaran penyakit, keyakinan
tradisional telah memperingatkan untuk tidak mengkonsumsi air,
dibanding minum air yang telah diproses seperti teh. Sebagai contoh,
dalam caravan unta yang melintasi Asia Tengah sepanjang Jalur Sutera
(Silk Road), penjelajah Owen Lattimore menyatakan, Alasan kami
minum lebih banyak teh karena kualitas air yang buruk. Air putih, tanpa
dimasak tidak pernah diminum.
Dampak Sosial Ekonomi
Waterborne Diseases dapat memberikan dampak yang signifikan
terhadap ekonomi, baik lokal maupun global. Orang yang terinfeksi
waterborne diseases biasaya berhadapan dengan biaya dan tidak jarang
menjadi beban keuangan yang besar. Ini biasanya terjadi di negeri-
negeri miskin. Biaya yang harus dikeluarkan biasanya disebabkan
karena biaya untuk perawatan medis dan obat, biaya transport, biaya
untuk makan yang spesial, dan kehilangan sumber daya manusia.
Banyak keluarga yang harus menjual tanahnya untuk ongkos perawatan
di rumah sakit. Rata-rata keluarga menghabiskan 10% dari penghasilan
per bulan per orang yang terinfeksi.
12. K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


- Menurut KBBI
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi
kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang
mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan
terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda,
serta gangguan lingkungan.
- OHSAS 18001:2007
Mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau
akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
pekerja (termasuk pekerja kontrak dan kontraktor),
tamu atau orang lain di tempat kerja.
- Menurut Mangkunegara (2002, p.163)
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil
dan makmur.
- Menurut Sumamur (2001, p.104)
keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi
para karyawan yang bekerja di perusahaan yang
bersangkutan.
- Menurut Simanjuntak (1994),
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita
bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,
kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi
pekerja .
- Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh
Boby Shiantosia (2000, p.6)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu
kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu
bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat
kerja tersebut.
- Jackson (1999, p. 222)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada
kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
disediakan oleh perusahaan
Tujuan K3
1 Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam
melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas nasional.
2 Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain
yang berada di
tempat dan sekitar pekerjaan itu.
3 Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan
pendayagunaannya
secara aman,efisien dan Efektif.
4 Khusus dari segi kesehatan, mencegah dan
membasmi penyakit akibat pekerjaan.
Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup tindakan K3 dilakukan di setiap pekerjaan,
kapanpun dan di manapun. Tindakan keselamata kerja
dilakukan di tempat kerja, di lingkungan keluarga /rumah
tangga, lingkungan masyarakat. Adapun syarat-syarat
pelaksanaan K3 diperuntukan untuk:
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan,
2) Membuat jalan penyelamatan (emergency exit),
3) Memberi pertolongan pertama(first aids/PPPK),
4) Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat
kerja,
5) Mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja,
6) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik
dan psychis,
7) Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja
8) Mengusahakan keserasian antar pekerja, perkakas,
lingkungan dan proses kerja.
Unsur-unsur penunjang keselamatan dan kesehatan
kerja:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan
kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan
keamanan dan kesehatan kerja.
Perlengkapan K3

Dalam K3, salah satu perlengkapannya adalah Alat


Pelindung Diri (APD). Dalam hal ini, APD bias dalam
berbentuk sarana prasarana dari perusahaan. APD
tujuannya membantu kelengkapan peralatan kesehatan
keselamatan kerja Untuk mendukung pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (k-3), perusahaan
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1. Klinik darurat (ruang P3K) disediakan di site. Klinik


dikelola oleh paramedic untuk 24 jam selama masa
produksi.

2. Pemeriksaan kesehatan pre-employment dilaksanakan


sebagai bagian dari kriteria seleksi.

3. Pemberian peralatan Alat Pelindung Diri (APD) pada


karyawan bagian tambang dan workshop antara lain
seperti :safety helmet, safety shoes, masker, hand
gloves (hand picker dan crew cabin), safety glasses
(crew cabin).

4. Pada jalan angkut Batubara dan lokasi tambang dipasang


rambu-rambu lalu lintas, lampu-lampu
penerangan, wafer truck, tanda-tanda pemberitahuan,
himbauan, peringatan dan larangan.

5. Pada sekitar kantor workshop, gudang peralatan


dan base campdisediakan ditempat yang mudah dilihat,
pemasangan dan penala aliran listrik dan pengunaaan
sarana yang sesuai dengan kapasitasnya, penyediaan
perlengkapan P3K disetiap unit bagian.

6. Pada alat produksi dan peralatan listrik dilakukan hal-hal


berikut: memberikan petunjuk pemakaian alat (SOP);
memasang perlindungan pada mesin bergerak;
memasang perlindungan pada bagian perlistrikan yang
bertegangan tinggi; memasang tanda-tanda peringatan
dan larangan.

7. Pelatihan K3, yang meliputi: mengirimkan beberapa


karyawan untuk mengikuti kursus K3; pelatihan
pemadam kebakaran, dan pelatihan lain yang berkaitan
dengan K3.

8. Program komunikasi dan sosialisasi K3, yang mencakup:

a. Safety Talk (setiap hari sebelum kerja selama 5 menit).

b. Daily meeting, toolbox meeting, tentang masalah


keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan
karyawan, kontraktor sub kontraktor.
c. Pembuatan SOP yang berhubungan dengan K3.

d. Safety Inspection, yakni pemeriksaan kondisi lapangan


serta menginventarisasi segala hal yang berhubungan
dengan K3, yang dilakukan Safety Committee.

e. Pemasangan spanduk dan motto K3, papan


pengumuman, peringatan dan imbauan.

9. Pembuangan sampah ke lokasi disposal tambang

10. Tersedianya tenaga trampil untuk penanganan keadaan


darurat.

11. Pelaksanaan administrasi dan pelaporan, yang meliputi:

a. Laporan kecelakan tambang.

b. Laporan jumlah rata-rata karyawan.

c. Laporan tingkat kekerapan kecelakaan tambang.

d. Laporan tingkat keparahan kecelakaan tambang.

e. Safety performance.

f. Laporan Produksi.

g. Laporan Eksploitasi.

12. Survey debu dan kebisingan individu akan dilaksanakan


di sitesetiap tahun untuk para karyawan yang lebih
banyak bekerja di daerah yang berdebu dan bising.
13. Divisi keselamatan kerja dan klinik melaksanakan
bagian dari operasional, survey kesehatan dan
kebersihan industrial di mess dan dapur beserta kualitas
air.

14. Perusahaan berencana untuk mengembangkan rencana


respon bahaya selama triwulan pertama. Daerah-daerah
beresiko tinggi sudah diidentifikasikan di tambang.

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI MENURUT KEPERLUANNYA

Bagian Tubuh yang Perlu


Faktor Bahaya Alat-alat Proteksi Diri
Dilindungi
Topi logam atau plastik,
Kepala, betis, tungkai
Benda berat atau lapisan pelindung (deckker)
Pergelangan kaki, kaki dan jari
kekerasan dari kain, kulit, logam, dsb
kaki
Sepatu steelbox toe
Benda sedang
Kepala Topi aluminium atau plastik
tidak terlalu berat
Topi plastik atau logam
Goggles (kacamata yang
menutupi seluruh samping
Kepala
mata), kacamata yang
Mata
sampingnya tertutup
Benda-benda Muka
Tameng plastik
besar beterbangan Jari, tangan, lengan
Sarung tangan kulit berlengan
Tubuh
panjang
Betis, tungkai, mata kaki
Jaket atau jas kulit
Pelindung dari kulit, berlapis
logam, dan tahan api
Benda-benda Kepala Topi, kap khusus
kecil beterbangan Mata Kacamata
TubuhLengan, tangan, jari Jaket kulit atau zeildoek
Tungkai kaki Sarung tangan, pakaian
berlengan panjang
Pelindung-pelindung betis,
tungkai, dan mata kaki
Mata Goggles, kacamata sisi kanan
kiri tertutup
Debu
Muka Penutup muka dari plastik
Alat pernafasan Respirator/masker khusus
Topi plastik berlapis asbes
Kepala
Goggles, kacamata
Mata
Penutup muka dari plastik
Muka
Percikan api atau Sarung tangan asbes
Jari, tangan, lengan
logam berlengan panjang
Betis, tungkai
Pelindung dari asbes
Matakaki, kaki
Sepatu kulit
Tubuh
Jaket asbes atau kulit
Goggles
Penutup muka khusus
Membahayakan jiwa secara
langsung : gas masker khusus
dengan filter, Tidak
membahayakan jiwa secara
langsung : gas masker
Mata bermacam-macam
Muka Pakaian karet, plastik, atau
Alat pernafasan bahan lain yang tahan
Gas, asap, atau
Tubuh kimiawi
fumes
Jari, tangan, lengan Sarung tangan plastik, karet,
Betis, tungkai berlengan panjang dan
Matakaki, kaki anggota-anggota badan itu
diolesi dengan barrier cream
Pelindung dari plastik atau
karet
Sepatu yang konduktif (yang
menyalurkan aliran listrik)
karena mungkin sekali gas itu
eksplosif
Cairan dan Kepala Topi plastik/karet
bahan-bahan Mata Goggles
kimiawi Muka Penutup dari plastik
Alat pernafasan Respirator khusus tahan
Jari, tangan, lengan kimiawi
Tubuh Sarung plastik/karet
Betis, tungkai Pakaian plastik/karet
Pelindung khusus dari
plastik/karet
Matakaki, kaki
Sepatu karet, plastik, atau
kayu
Topi asbes
Sarung, pakaian, pelindung
Kepala dari asbes atau bahan lain
Lain-lain bagian yang tahan panas/api
Panas
Kaki Sepatu dengan zool kayu atau
Mata bahan lain tahan panas
Goggles dengan lensa tahan
sinar infrared
Topi plastic
Kepala
Sarung tangan plastik, karet
Tangan, lengan, jari
Basah dan air berlengan panjang
Tubuh
Pakaian khusus
Kaki, tungkai
Sepatu bot karet
Terpeleset, jatuh Kaki Sepatu anti slip, kayu (gabus)
Topi plastik, logam
Sarung tangan kulit, dilapisi
Kepala
logam, berlengan panjang
Jari, tangan, lengan
Terpotong, Jaket kulit
Tubuh
tergosok Celana kulit dengan knie atau
Betis, tungkai
engkel dekker
Matakaki, kaki
Sepatu dilapisi baja, zool
kayu
Topi plastik, karet, pici (kap)
kapas atau wol
Kepala Barrier cream, pelindung
Muka plastik
Dermatitis atau
Jari, tangan, lengan Barrier cream, sarung tangan
radang kulit
Tubuh karet, plastik
Betis, tungkai, matakaki, kaki Penutup karet, plastik
Sepatu karet, zool kayu,
sandal kayu (bakiak)
Topi plastik, karet
Kepala Sarung tangan karet tahan
Jari, tangan, lengan sampai 10.000 volt selama 3
Listrik
Tubuh, betis, tungkai, matakaki, menit
kaki Pelindung yang bahannya
dari karet
Bahan peledak Kaki Sepatu kayu, percikan api
Pici, terutama wanita
Kepala berambut panjang
Jari, tangan , lengan Sarung tangan tahan api
Mesin-mesin
Tubuh Jaket dari karet, plastik,
Betis, matakaki zeildoek
Celana tahan api atau dekker
Goggles, kacamata dengan
Sinar silau Mata filter khusus atau lensa
polaroid
Goggles, penutup muka,
kacamata dengan filter
Mata khusus
Percikan api dan
Muka Penutup muka dengan
sinar silau pada
Tubuh kacamata filter khusus
pengelasan
Kaki Jaket tahan api (asbes) atau
kulit
Sepatu dilapisi baja
Topi khusus
Kepala
Penyinaran Goggles, kacamata dengan
Mata
sedang filter lensa
Muka
Pelindung muka khusus
Topi khusus
Kepala
Penyinaran kuat Goggles dengan filter khusus,
Mata, muka
dari logam atau plastik
Sarung tangan karet dilapisi
Penyinaran Jari, tangan, lengan timah hitam
radioaktif Tubuh Jaket karet atau kulit, dilapisi
timah hitam
Gas atau aerosol Alat pernafasan Respirator khusus
radioaktif Seluruh badan Pakaian khusus
Pelindung khusus :
Gaduh suara Telinga dimasukkan ke lubang telinga
atau penutup lubang telinga

Penyakit Akibat Kerja


- Heat Stroke
- Pneumokoniosis (asbestosis, silikosis, tabakosis,
bisinosis)
- Green Tobacco Sickness
- Keracunan Pestisida Akut dan Kronis
- Dermatitis kontak
- Kecacingan
- Low Back Pain
- Carpal Tunnel Syndrome
Dasar Hukum K3

Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai


berikut :
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang
kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan.
Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus
perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan
badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja
yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat
kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan
secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga
berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan
tepat dan benar serta mematuhi semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang
Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya
kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan
masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas
kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi
pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja dan syarat kesehatan kerja.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang
berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari upah
kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampi dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2003
tentang pengesahan ILO Convention No. 81 mengenai
pengawasan ketenagakerjaan dalam industri dan
perdagangan.

13. SYARAT AIR DAN MAKANAN BERSIH

Syarat Air Bersih


Syarat fisik :
a. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanyabahan -
bahan organik dan anorganik seperti lumpur dan buangan, dari
permukaan tertentu yang menyebabkan air sungai menjadi
keruh. Kekeruhan walaupun hanya sedikit dapat menyebabkan
warna yang lebih tua dari warna sesungguhnya. Air yang
mengandungkekeruhantinggiakanmengalamikesulitanbiladiproses
untuksumber air bersih. Kekeruhan pada air dapat dideteksi
dengan menggunakan alat turbidimeter dan untuk melihat macam
zat terlarut yang penyebab kekeruhan tersebut digunakan
elektrolyzer. Dimana tujuan dari deteksi kekeruhan pada air
adalah untuk mengetahui macam partikel penyebab pencemaran
air yang di deteksi.
b. Bau
Bau pada air dapat disebabkan karena benda asing yang
masuk ke dalam air seperti bangkai binatang, bahan buangan,
ataupun disebabkan karena proses penguraian senyawa organik
oleh bakteri. Pada peristiwa penguraian senyawa organik
yang dilakukan oleh bakteri tersebut dihasilkan gas gas
berbau menyengat dan bahkan ada yang beracun. Pada
peristiwa penguraian zat organik berakibat meningkatkan
penggunaan oksigen terlarut di air (BOD =Biological Oxighen
Demand) oleh bakteri dan mengurangi kuantitas oksigen
terlarut (DO =Disvolved Oxigen) di dalam air. Bau pada air
minum dapat dideteksi dengan menggunakan hidung. Tujuan
deteksi bau pada air minum yaitu untuk mengetahui ada bau
atau tidaknya bau yang berasal dari air minum yang
disebabkan oleh pencemar. Apabila air minum memiliki bau
maka dapat dikategorikan sebagai air minum yang tidak
memenuhi syarat dan kurang layak untuk di manfatkan sebagai
air minum.
c. Rasa
Rasa yang terdapat di dalam air baku dapat dihasilkan oleh
kehadiran organisme seperti mikroalgae dan bakteri, adanya
limbah padat dan limbah cair seperti hasil buangan dari rumah
tangga dan kemungkinan adanya sisa sisa bahan yang
digunakan untuk disinfeksi misalnya klor. Timbulnya rasa
pada air minum biasanya berkaitan erat dengan bau pada air
tersebut. Pada air minum, rasa diupayakan agar menjadi netral
dan dapat diterima oleh pengguna air. Rasa pada air minum
dapat dideteksi dengan menggunakan indera
penyerap. Dimana tujuan dari deteksi rasa pada air minum
adalah untuk mengetahui kelainan rasa air dari standar normal
yang dimiliki oleh air, yaitu netral.
d. Warna
Warna pada air sebenarnya terdiri dari warna asli dan warna
tampak. Warnaasli atau true color adalahwarna yang
hanyadisebabkanolehsubstansiterlarut. Warna yang tampak
atauapprent color adalah mencakup warna substansi yang
terlarut berikut zat tersuspensi di dalam air tersebut. Warna air
dapat ditimbulkan oleh ion besi, mangan, humus, biota laut,
plankton dan limbah industri. Pada air minum disyaratkan
tidak berwarna sehingga berupa air jernih.
Deteksi warna air dapat dilakukan oleh indra penglihatan,
deteksi ini akan lebih akurat jika dilanjutkan dengan deteksi
kekeruhan. Apabila warna air tidak lagi bening, keruh atau
tidak lagi jernih misalnya berwarna kecoklatan, dapat diduga
air tersebut tercemar oleh besi. Air yang berwarna
penyimpang dengan warna aslinya, tidak baik digunakan
sebagai air minum. Adapun tujuan dari deteksi warna pada air
minum ini adalah untuk mengetahui warna yang tampak pada
air.
e. Temperatur
Kenaikan temperatur atau suhu didalam badan air, dapat
menyebabkan penurunan kadar oxigen terlarut (DO
= Disvolved Oxygen) DO yang terlalu rendah, dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap akibat terjadinya degradasi
atau penguraian bahan bahan organik maupun anorganik di
dalam air secara anaerobik. Selain itu dengan adanya kadar
residu atau sisa yang tinggi di dalam air menyebabkan rasa
yang tidak enak dan dapat mengganggu pencemaran makanan.
Syarat bakteriologis :
a. Bakteri
Bakteri yang mendapatkan perhatian di dalam air minum terutama
adalah bakteri Escherichia coli yaitu koliform yang dijadikan
indikator dalam penentuan kualitas air minum.diukur dengan Most
Probability Number of Coliform (MPN) atau batas maksimal
diperkenankannya bakteri coli pada air minum.

b. Virus
Perhatian utama virus pada air minum adalah terhadap kesehatan
masyarakat, karena walaupun hanya 1 virus mampu menginfeksi
dan menyebabkan penyakit. Virus berada dalam air bersama tinja
yang terinfeksi, sehingga menjadi sumber infeksi.
Syarat kimia :
Dalam peraturan Menteri Kesehatan R.I. No. 01/Birhukmas/I/1975 tercantum
sebanyak 26 macam unsur standar. Beberapa unsur unsur tersebut dikehendaki
kehadirannya pada air minum, oleh karena merupakan zat kimia yang beracun,
dapat merusak perpipaan, ataupun karena sebagai penyebab bau/rasa yang akan
menggangu estetika. Bahan bahan tersebut adalah nitrit, sulfida, ammonia, dan
CO2 agresip. Beberapaunsur unsurmeskipundapatbersifatracun,
masihdapatditolerirkehadiannyadalam air minumasalkantidakmelebihikonsentrasi
yang ditetapkan. Unsur/bahan bahantersebutadalahphenolik, arsen, selenium,
chromium, cyanida, cadmium, timbaldan air raksa.
Syarat radioaktivitas : perlu diperhatikan sinal alfa dan beta.
SyaratMakananBersih

Dalam mengelola bahan makanan ini ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi, ialah :
a. Masaklah bahan makanan tersebut dengan cukup, sehingga mikroorganisme
atau parasit yang terdapat didalamnya dan merugikan kesehatan musnah,
tetapi dalam memanaskan bahan makanan ini harus dijaga tidak sampai
berlebihan karena mungkin ada zat makanan yang bisa rusak. Telah diketahui
adanya hubungan antara suhu, kuman yang terdapat dalam bahan makanan,
dengan waktu memanaskan yang diperlukan untuk membunuh kuman.
Hubungan ini disebut time-temperature relationship. Suhu yang dipakai
ialah panas, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk membunuh kuman
tersebut tergantung dari suhu optimum yang dimiliki oleh masing-masing
mikroorganisme yang memang berbeda-beda. Berdasarkan derajat suhu
optimum dalam pertumbuhannya, maka mikroorganisme dibedakan menjadi :
thermophylic (suhu optimum 450-600C), mesophylic (200-450C), dan
psychrophylic (tumbuh cepat dibawah 00C atau lebih rendah dan beberapa
jenis mikroorganisme juga tumbuh dengan baik pada 00-200C).
Jika suhu dinaikkan, maka makin cepat mikroorganisme dimatikan, jadi makin
pendek waktu yang diperlukan. Daya tahan mikroorganisme terhadap suhu
panas dinyatakan dalam jangka waktu kematian terhadap termis (thermal
death time) yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk mematikan sejumlah
mikroorganisme tertentu (dalam semua bentuk tingkat kehidupannya) yang
berada dalam keadaan tertentu dengan derajat suhu tertentu pula. Kematian
karena termis (thermal death) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni :

1) konsentrasi mikroorganisme; makin tinggi jumlahnya per ml, makin lama


waktu yang dibutuhkan untuk mematikannya;
2) riwayat hidup mikroorganisme sebelumnya, yang menyangkut suhu ketika
pembiakan, umurnya, fase pertumbuhan, serta komposisi substrat dimana
mikroorganisme tersebut tumbuh, yang ditentukan oleh kandungan air, pH,
dan zat-zat lain.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bigelow dan Esty terhadap 115.000
spora dari flat sour bacteria per ml corn juice dengan pH 6,1 mendapatkan
hubungan antara suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk mematikan spora
tersebut sebagai berikut :

Suhu (dalam 0C) Waktu membunuh semua spora (dalam detik)

100 1.200

105 600

110 190

115 70

120 19

125 7

130 3

135 1

Untuk tiap macam mikroorganisme, waktu dan suhu yang dibutuhkan


berbeda-beda. Demikianlah hasil dari berbagai percobaan memberikan angka
sebagai berikut :

Nama bakteri Suhu (C0) Waktu (detik)

Gonococcus 2-3 50

Salmonella thyphosa 4,3 60

Staphylococcus aureus 18,8 60

Eschericia coli 20-30 57,3

Streptococcus thermophillus 15 70-75

Lactobacillus bulgaricus 30 71

Pengetahuan tentang adanya hubungan suhu dan waktu yang dibutuhkan


untuk membunuh semua jenis mikroorganisme ini, banyak dimanfaatkan
dalam sanitasi makanan, misalnya dalam proses pasteurisasi. Tergantung dari
cara melakukannya, aka pasteurisasi dibedakan menjadi dua macam yakni:

- dengan suhu tinggi waktu pendek (high temperaturere short time),


misalnya pada susu yang dilakukan dengan suhu 71,70 C selama 16 detik;
- dengan suhu rendah waktu panjang (low temperature long time) misalnya
pada susu yang dilakukan dengan suhu 62,80C selama 30 menit
b. Pada waktu pengelolaan makan tersebut, buanglah bagian dari bahan makanan
yang mengandung zat yang membahayakan tubuh atau telah tidak bermanfaat
lagi, sebaliknya bagian yang mengandung zat yang dibutuhkan tubuh tidak
boleh sampai terbuang.
c. Olahlah bahan makanan tersebut dengan mempergunakan alat yang selalu
terpelihara kebersihannya, demikian pula kebersihan orang yang akan
mengelola bahan makanan, harus pula dijaga.
d. Hindarkan mengelola bahan makanan yang mengandung racun, atau
berdekatan dengan zat racun.
Kriteria makanan yang boleh dimakan :

a. Berada dlam derajat kematangan yang dikehendaki


b. Bebas dari pencemaran
c. Bebas dari perubahan fisik, kimiawi yang tidak dikehendaki
d. Bebas dari mikroorganisme dan parasit
Pengawasan higiene dan sanitasi makanan di Indonesia dilaksanakan dalam
rangka:

1. melaksanakan pendidikan kesehatan


2. pengamatan dan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan makanan
3. pemeriksaan perusahaan-perusahaan makanan
Tanggung jawab pemeriksaan perusahaan dilimpahkan kepada Puskesmas
yang harus melakukan pemeriksaan sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan.

Pemeriksaan dilakukan dengan mempergunakan formulir yang telah


disediakan. Dalam formulir tersebut terdapat 4 hal yang harus diperiksa,
terdiri dari pemeriksaan terhadap:
a. kebersihan umum dan fasilitas;
b. tempat pengelolaan makanan dan minuman
c. kamar kecil dan tempat suci
d. karyawan
Pada pemeriksaan kebersihan umum dan fasilitas, hal-hal yang harus
diperhatikan meliputi;

a. keadaan dinding, langit-langit, lantai dan ruangan


b. sistem penghawaan
c. perlindungan terhadap lalat, tikus, dan lain-lain serangga
d. sumber persediaan air
e. pembuangan kotoran dan air selokan
Pada pemeriksaan tempat pengelolaan makanan dan minuman, hal-hal yang
harus diperhatikan meliputi:

a. fasilitas pencucuian
b. cara-cara mendesinfeksi;
c. pengawasan mutu
d. pembuangan kotoran cair
e. pengumpulan dan pembuangan sampah
f. penyimpanan bahan mentah
g. penyimpanan makanan jadi
h. perlindungan terhadap debu, uap, dan gas
Pada pemeriksaan kamar kecil dan tempat cuci, hal-hal yang harus
diperhatikan meliputi:

a. tempat buang air besar dan buang air kecil


b. tempat mencuci dan mandi yang harus dilengkapi dengan sabun
c. prasarana sanitasi
Sedangkan pada pemeriksaan karyawan, hal-hal yang harus diperhatikan
meliputi:

a. surat keterangan kesehatan yang masih berlaku


b. kebersihan dan kerapian umum
c. kebiasaan menangani makanan / minuman
d. kesehatan mereka pada waktu pemeriksaan
Jika terdapat hal-hal yang mencurigakan, maka Puskesmas harus
membuat laporan tertulis kepada kantor kesehatan tingkat Kabupaten
(Dinkes), jika perlu disertai contoh makanan dan minuman, guna dilakukan
pemeriksaan laboratorium. Suatu perusahaan makanan yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan dapat diusulkan pencabutan ijin usahanya.

Anda mungkin juga menyukai