Dosen Pembimbing :
Ir. RETNO INDRYANI, MS
Level 3 Besi 10 Besi D16 Batako Semen Pasir Besi D19 Batako Semen Pasir
KESIMPULAN DAN SARAN Portland Pasang Portland Pasang
Kebutuhan Kotor Besi 10 Pasar (dapat dilihat pada gambar 4.1), Time Schedule proyek
Periode (minggu)
Kebutuhan Kotor (lonjor)
9 10 11 12 13
105.25
14
105.25
15
105.25
16
105.25
Total
421
(pada lampiran 2), volume tiap item pekerjaan (pada lampiran
Kebutuhan Kotor Besi D 16
3), serta jadwal induk produksi (pada tabel 4.9). Berikut ini
Periode (minggu)
Kebutuhan Kotor (lonjor)
9 10 11 12 13
94.50
14
94.50
15
94.50
16
94.50
Total
378
ditampilkan level pekerjaan / material beserta volumenya
pada tabel 4.14
Tabel 4.14. Level Pekerjaan / Material Berdasarkan time schedule untuk pekerjaan pondasi
pada proyek ini dilakukan 2 tahap, maka total
kebutuhan masing-masing pada minggu ke-14 dan
minggu ke-16 adalah setengah dari total volume
pekerjaan pondasi yaitu 400,578 m.
- Waktu perakitan struktur pondasi adalah sama
dengan waktu pengecoran untuk sloof dan poer
yaitu pada minggu ke-14 dan minggu ke-16
(berdasarkan time schedule proyek).
Level 1 :
- Jumlah kebutuhan bersih pada Level 0 menjadi
total kebutuhan pada Level 1 sesuai dengan waktu
perakitan pada Level 0 dan setelah dikonversikan
sesuai dengan kebutuhan (volume pekerjaan) pada
Level 1.
- Sebagai contoh Level 1 sloof total kebutuhan
masing-masing pada minggu ke-14 dan 16 adalah
26,16 m atau setengah dari total volume sloof.
- Waktu perakitan sloof dan poer adalah sama
dengan waktu pengecoran berdasarkan time
schedule proyek yaitu pada minggu ke-14 dan
minggu ke-16. Sedangkan waktu perakitan tiang
pancang adalah sama dengan waktu pemancangan
berdasarkan time schedule proyek yaitu pada
Sebelum menyusun tabel proses explosion perlu minggu ke-11 dan minggu ke-12.
diketahui untuk proses explosion pada tugas akhir ini ada Level 2 :
beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan diantaranya - Jumlah kebutuhan bersih pada Level 1 menjadi
adalah sebagai berikut : total kebutuhan pada Level 2 sesuai dengan waktu
1. Produk akhir pada proses explosion ini adalah perakitan pada Level 1 dan setelah dikonversikan
Struktur Pondasi Pasar yang berada pada level 0 (level sesuai dengan kebutuhan (volume pekerjaan) pada
paling atas). Struktur Pondasi ini dikatakan selesai apabila Level 2.
komponen-komponennya yaitu Sloof, Poer, dan Tiang - Sebagai contoh Level 2 Tul.besi beton polos 10
pancang sudah dirakit (dicor untuk sloof dan poer, (Level 1-nya adalah sloof) total kebutuhan
dipancang untuk tiang pancang). masing-masing pada minggu ke-14 dan minggu
2. Berdasarkan time scedule proyek jadwal untuk ke-16 adalah 1480,645 kg atau setengah dari total
pengecoran sloof dan poer dilakukan bersamaan dan volume pekerjaan tul.besi beton polos (10).
bertahap yaitu pada minggu ke-14 dan 16. Perlu diketahui - Waktu perakitan tul.besi beton polos (10) adalah
durasi untuk pengecoran adalah 1 hari karena sama dengan waktu pekerjaan besi sloof
menggunakan beton ready mix. Sehingga untuk waktu berdasarkan time schedule proyek yaitu mulai
perakitan struktur pondasi, sloof, dan poer adalah sama minggu ke-13 sampai minggu ke-16 (sehingga
dengan waktu pengecoran yaitu pada minggu ke-14 dan saat perakitan kebutuhan bersih tul.besi beton
16. sesuai dengan jadwal induk produksi pada tabel
3. Pada proyek ini tidak memiliki persediaan diawal 4.9 yaitu 740,32 kg per periode).
sehingga untuk kebutuhan bersih sama dengan total Level 3 :
kebutuhan (kebutuhan kotor). - Jumlah kebutuhan bersih pada Level 2 menjadi
4. Kebutuhan bersih pada level atas akan menjadi total total kebutuhan pada Level 3 sesuai dengan waktu
kebutuhan untuk level dibawahnya, sesuai dengan waktu perakitan pada Level 2 dan setelah dikonversikan
perakitan berdasarkan time schedule proyek atau jadwal sesuai dengan kebutuhan (volume pekerjaan) pada
induk produksi. Level 3.
5. Pada pekerjaan tulangan besi beton dan bekisting untuk - Sebagai contoh Level 3 Batako untuk Poer (Level
sloof dan poer waktu perakitannya berdasarkan pada time 2-nya adalah Bekisting Poer) total kebutuhan
schedule proyek mulai dari minggu ke-13 sampai minggu masing-masing pada minggu ke-13 sampai
ke-16. Sedangkan untuk tiang pancang waktu perakitan minggu ke-16 adalah 276,75 buah (sesuai dengan
atau pemancangannya dilaksanakan pada minggu ke-11 kebutuhan batako poer per periode pada tabel
dan 12. 4.11).
6. Untuk waktu rencana pemesanan material pada level - Waktu rencana pemesanan material batako adalah 1
paling bawah (tiang pancang, beton k-300, besi D19, besi minggu (lead time = 1 minggu) sebelum waktu
D16,besi 10, batako, semen, dan pasir pasang) mulai pekerjaan bekisting poer berdasarkan time
berdasarkan lead time. Lead time adalah besarnya waktu schedule proyek yaitu mulai minggu ke-13 sampai
saat barang/material mulai dipesan sampai barang tersebut minggu ke-16, sehingga pemesanan material mulai
diterima dan siap untuk dipakai. Pada tugas akhir ini Lead dilakukan pada minggu ke-12 sampai minggu ke-
time untuk semua material diasumsikan 1 minggu, 15.
sehingga waktu pemesanan material dilakukan 1 minggu
sebelum digunakan.
Ketentuan-ketentuan tersebut diatas digunakan sebagai
dasar untuk menyusun tabel proses explosion. Berikut ini
penjelasan mengenai proses explosion untuk tabel 4.15 :
Level 0 :
- Produk akhir dari struktur pondasi ini selesai pada
minggu ke-14 dan minggu ke-16 (berdasarkan time
schedule proyek). Kebutuhan (volume pekerjaan)
struktur pondasi ini ditempatkan pada total
kebutuhan (baris pertama pada level 0).
Tabel 4.15. Proses Explosion 4.5.4 Penentuan ukuran Lot (Lotting) dan Waktu
Rencana Pemesanan (Offsetting)
Proses lotting bertujuan untuk menentukan
besarnya jumlah pesanan yang optimal berdasarkan hasil dari
perhitungan kebutuhan bersih. Proses lotting ini digunakan
untuk level paling bawah yaitu material dari proses explosion
pada tabel 4.15. Pemilihan teknik yang tepat dapat
mempengaruhi keefektifan rencana kebutuhan material.
Teknik penentuan ukuran lot yang digunakan dalam tugas
akhir ini adalah :
a. Teknik Lot for Lot (L4L)
b. Teknik Economic Order Quantity (EOQ)
c. Teknik Period Order Quantity (POQ)
d. Teknik Part Period Balancing (PPB)
Untuk melakukan perhitungan penentuan ukuran lot
dengan keempat teknik tersebut pengerjaannya dilakukan
dengan menggunakan program bantu Production and
Operation Management - Quantitative Method V. 3.0 (POM -
QM V. 3.0.).
Proses offsetting bertujuan untuk menentukan
waktu rencana pemesanan guna memenuhi kebutuhan bersih
agar material dapat tersedia tepat pada saat dibutuhkan.
Rencana pemesanan diperoleh dengan memperhitungkan lead
time pengadaan suatu material yaitu mengurangkan saat awal
tersedianya volume material yang diinginkan dengan
besarnya lead time. Pengertian lead time adalah durasi waktu
saat material mulai dipesan sampai material tersebut diterima
dan siap digunakan pada pekerjaan di proyek. Pada tugas
akhir ini diasumsikan Lead time dari masing-masing material
adalah 1 minggu.
Data-data yang diperlukan sebagai input dalam
penentuan lot size menggunakan program bantu Quantitative
Method V. 3.0 (QM V. 3.0.) antara lain :
a. Kebutuhan bersih material per-periode (dari tabel 4.15
untuk level paling bawah).
b. Biaya simpan dan biaya pemesanan
c. Lead Time.
4.5.4.4 Teknik Part Period Balancing (PPB) 4.6 Analisa Total Biaya Persediaan Material
Part Period Balancing merupakan pendekatan yang Dari hasil output program bantu POM-QM V.3
cukup dinamis dengan menyeimbangkan biaya pemesanan tersebut kemudian dilakukan perhitungan Biaya Total
dan biaya penyimpanan. Dalam PPB digunakan informasi Persediaan (Total Cost Inventory) tiap-tiap material dari tiap
tambahan dengan merubah lot size dengan lot size yang akan teknik lotsizing. Biaya Total Persediaan (Total Cost
dating. Hasil Output Program POM-QM V.3 Lotsizing Part Inventory) diperoleh dari biaya pembelian material, biaya
Period Balancing (PPB) masing-masing material untuk lebih pemesanan (setup cost), biaya penyimpanan (holding cost).
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9. Biaya Total Persediaan Material dapat dirumuskan sebagai
Berikut ini ditampilkan hasil output dari program berikut :
POM-QM untuk teknik Part Period Balancing (PPB) dalam Biaya Total Persediaan :
bentuk tabel excel pada tabel 4.19 untuk lebih memudahkan: Biaya Pembelian + Biaya Simpan + Biaya Pesan
Analisa perhitungan untuk biaya simpan dan biaya
pesan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Total Biaya Simpan = Total Persediaan x Biaya
simpan/unit/periode
Total Biaya Pesan = Frekuensi Pesan x Biaya pemesanan
per-pesan
Untuk total biaya simpan dan total biaya pesan
masing-masing material diperoleh dari hasil Output
Program POM-QM V.3. Berikut ini total biaya simpan dan
total biaya pesan masing-masing material yang diperoleh
dari hasil Output Program POM-QM V.3 untuk masing-
masing teknik :
Tabel 4.20. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan
Teknik Lot For Lot (LFL)
Tabel 4.21. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan
Teknik Economic Order Quantity (EOQ) Setelah dilakukan analisa perhitungan total biaya
simpan, total biaya pesan dan total biaya pembelian material,
maka dilanjutkan dengan perhitungan total biaya persediaan
material untuk masing-masing teknik yang disusun dalam
bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.26. Total Biaya Persediaan Material
Teknik Lot For Lot (LFL)
Pada perhitungan total biaya pembelian untuk jumlah Tabel 4.28. Total Biaya Persediaan Material
total order masing-masing material diperoleh dari hasil Teknik Period Order Quantity (POQ)
Output Program POM-QM V.3. Biaya pembelian untuk
semua teknik sama tidak ada pengaruh faktor diskon,
sehingga total biaya pembelian sesuai dengan jumlah total
order masing-masing teknik. Analisa perhitungan biaya
pembelian adalah sebagai berikut :
Total Biaya Pembelian = Total Order x Biaya Pembelian/unit
Dari hasil output program POM-QM V.3 diperoleh
total order untuk teknik lotsizing Lot For Lot (LFL), Period
Order Quantity (POQ), dan Part Period Balancing (PPB) Tabel 4.29. Total Biaya Persediaan Material
jumlahnya sama maka untuk total biaya pembelian ketiga Teknik Part Period Balancing(PPB)
teknik tersebut nilainya sama. Berikut ini total biaya pembelian
material untuk teknik Lot For Lot (LFL), Period Order
Quantity (POQ), dan Part Period Balancing (PPB) disusun
dalam bentuk tabel 4.24 :
Tabel 4.24. Total Biaya Pembelian Material
Teknik Lot For Lot (LFL), Period Order Quantity (POQ),
dan Part Period Balancing(PPB)
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil
analisa pada tugas akhir ini adalah Perencanaan
persediaan material pada Proyek Pembangunan Pasar
Modern Lamongan dengan menggunakan metode MRP
akan terlihat jelas lagi ketergantungan antar item
pekerjaannya jika periode waktu yang digunakan pada
proses explosion dengan menggunakan periode hari.
Selain itu ada kelemahan pada metode MRP ini yaitu jika
ada peningkatan jumlah penggunaan material secara
mendadak, maka pada tahap lotting penggunaan teknik
lotsizing Lot For Lot (LFL), Period Order Quantity
(POQ), dan Part Period Balancing (PPB) kurang tepat,
karena tidak ada persediaan pengaman dan perlu
dilakukan penjadwalan ulang.
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa metode MRP dengan perhitungan
lotsizing menggunakan teknik Lot For Lot (LFL), Period
Order Quantity (POQ), Part Period Balancing (PPB), dan
Economic Order Quantity (EOQ) pada proyek
pembangunan Pasar Modern Lamongan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Teknik lotsize yang tepat untuk menentukan jumlah
pemesanan material (lot size) yang optimum dan
membentuk biaya minimum untuk masing-masing
material adalah sebagai berikut :
a) Untuk Tiang pancang, Beton K-300,
Batako, Besi D16, dan Besi D19 dapat
menggunakan teknik lotsize Lot For Lot
(LFL), Period Order Quantity (POQ), dan
Part Period Balancing (PPB).
b) Untuk Semen Portland dan Besi 10 dapat
menggunakan teknik lotsize Lot For Lot
(LFL).
c) Untuk Pasir pasang dapat menggunakan
teknik lotsize Period Order Quantity
(POQ), dan Part Period Balancing (PPB).
2. Total biaya persediaan yang minimum untuk masing-
masing material adalah sebagai berikut :
a) Tiang Pancang d 40 cm : Rp. 568.837.200,00
b) Beton K-300 : Rp. 55.384.200,00
c) Batako : Rp. 16.174.800,00
d) Semen Portland : Rp. 4.322.740,00
e) Pasir pasang : Rp. 2.698.560,00
f) Besi 10 : Rp. 34.337.800,00