Disusun oleh
Rullyansyah A - 011401121
Lekka Audisy R - 011401210
Handy Nuuryana - 011401401
Redya Kusuma H - 011401425
Ahmad herlandi - 011401443
Rulli David - 011401465
KELAS G
JURUSAN AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK dengan sebaik-baiknya.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa tanpa ridho dari-Nya penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini, dan
kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran proses pembuatan makalah ini.
Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal
mungkin, namun apa daya penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
Karena itu penulis memeinta maaf atas segala kekurangan dan apabila ada kata-kata yang
salah ataupun kurang berkenaan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik....................... 3
2.2 Struktur Pengendalian Manajemen.............................................................. 5
2.3 Konsep Pusat Pertanggungjawaban di Organisasi Sektor Publik................ 6
2.4 Pusat Pertanggungjawaban sebagai Basis Pengembangan Pengukuran
Kinerja.......................................................................................................... 7
2.5 Implementasi Pusat Pertanggungjawaban di Oragnisasi Pemerintahan...... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem pengendalian manajemen sektor publik.
2. Untuk mengetahui struktur pengendalian manajemen.
3. Untuk mengetahui pusat pertanggungjawaban di organisai sektor publik.
4. Untuk mengetahui pusat pertanggungjawaban sebagai basis pengembangan
pengukuran kinerja.
5. Untuk mengetahui implementasi pusat pertanggungjawaban di oragnisasi
pemerintahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pusat pertanggungjawaban adalah alat yang sangat vital untuk pelaksanaan dan
pengendalian anggaran. Untuk mengarahkan keputusan manajer dan mengevaluasi kinerja
manajer dan pusat-pusatnya kita membutuhkan sebuah pengukuran kinerja. Oleh kerena
itu pusat pertanggungjawaban adalah basis pengukuran kinerja, yaitu membandingkan
antara apa yang telah dicapai oleh unit organisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Dua alasan manajer perlu melakukan pengukuran kinerja pada unit kerja
(desentralisasi) yaitu terkait dengan kesesuaian tujuan dan masalah eksternal.
a. Masalah Kesesuaian Tujuan
Hilton (2008) menjelaskan bahwa hasil dari kesesuaian tujuan adalah ketika
manajer sub unit membantu organosasi dalam memenuhi tujuannya sesuai degan yang
ditetapkan oleh manajemen puncak. Dalam konteks organisasi pemerintah di Indonesia,
yang menerapkan pengannngaran berbasis kinerja, pengukuran kinerja mutlak diperlukan.
Pengukuran kinerja dalam organisasi sector public dilakukan untuk mengukur value for
money (3E) program dan kegiatan yaitu : ekonomi , evisiensi dan efektivitas. Tanpa
adanya pengukuran kinerja akan sulit untuk mengidentivikasi apakah suatu program atau
kegiatan dinyatakan berhasil atau gagal, atau dengan kata lain sesuai atau tidak sesuai
dengan tujuan yang telah diirencanakan.
b. Masalah eksternalitas
Interaksi antara unit-unit organisasi mengenal permasalahan ketika unit lokal
berfokus pada pengukuran kinerja individu. Ketika interksi ada tindakan individu
memengaruhi tidak hanya mengukur kinerjanya sendiri tetapi juga mengukur kinerja unit
yang lain. Kinerja unit disentralisasi yang juga memengaruhi pengukuran kinerja dari
sebuah unit individu. Penerapan BSC dapat menjadi cara untuk menilai pengukuran
kinarja, karena BSC memiliki pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan, yang
sesuai dengan karakteristik organisasi sector public.
1. Pusat Biaya
Hampir sebagian besar unit organisasi dalam organisasi pemerintahan merupakan
pusat biaya, karena memang tujuan utama organisasi sektor publik adalah pelayanan
publik. Ukuran kinerja yang digunakan untuk menilai unit organisasi sebagai pusat biaya
adalah seberapa besar input yang digunakan oleh unit organisasi tersebut untuk mencapai
atau menghasilkan output tertentu pula baik berupa fisik maupun nonfisik, tanpa
memperhitungkan tingkat pengembalian secara finansialnya. Pada pusat biaya efisiensi
dapat ditetukan dengan membandingkan antara input yang digunakan dengan output yang
dihasilakan atau dengan standar biaya yang telah di tetapkan. Sedangkan efektifitas unit
organisasi dapat di tentukan dengan misalnya, mengukur tingkat keterjangkauan, kualitas
dan kapuasan public dari output yang telah dihasilkan tersebut dengan metode survei.
2. Pusat Pendapatan
Pada organisasi sektor publik, unit organisasi yang berfungsi sebagai pusat
pendapatan adalah unit organisasi nyang tujuan utamanya adalah memungut dan
menghasilkan pendapatan. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada imput yang
digunakan (biaya), namun semua sumber daya yang digunakan ( misalnya adalah
angggaran) digunakan dalam rangka untuk melaksanakan pemungutan, ekstensifikasi dan
intensifikasi pendapatan. Pada organisasi pemerintah pusat, unit organisasi yang berfungsi
sebagai pusat pendapatan adalah kementrian keuangan, terutama untuk dirjen pajak,dan
dirjen Bea dan Cukai.
3. Pusat Laba
Yaitu organisasi yang berfungsi menghasilkan laba untuk
membantumeningkatkan pendapatan daerah untuk menjalankan pelayanan public. kinerja
manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Biasanya unit organisasi ini adalah unit
bisnis milik pemerintah atau sebagian usahanya dimiliki pemerintah atau sebagian
sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Pada unit orgnaisasi ini, proses pembiayaaanya
tunduk pada aturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan Negara
atau daerah, sedangkan operasionalnya organisasi bisnis.
4. Pusat investasi
Yaitu pusat pertangggungjawaban yang presentasi manajernya dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Menurut Hartono (2009) investasi adalah
pengorbanan konsumsi pada masa saat ini untuk mmemperoleh manfaat di masa
mendatang. Dilihat dari segi manfaat yang akan diperoleh, investasi yang dilakukan oleh
organisasi sector public tidak harus langsung menghasilkan imbalan keuangan (return),
tetapi dapat juga bersifat tidak langsung yaitu apabila keputusan investasinya ddapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan public dan kesejahteraan masyarakat
sekitar sehingga nantinya akan meningkatkan kapasitas anggaran pemda.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu: (1) perencanaan, (2)
koordinasi, (3) komunikasi informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi, (6)
pengendalian, dan (7) penilaian kinerja. Akuntansi manajemen sektor publik memegang
peran kunci sebagai penyedia informasi bagi manajer untuk perencanaan dan
pengendalian. Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat
dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Sistem
pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi orang-orang
di dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Sistem
pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility centers).
Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan
hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang
dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Tiap-tiap pertanggungjawaban bertugas untuk
melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan penggabungan program-program dari
tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut seharusnya mendukung program pusat
pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum
organisasi dapat tercapai. Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan
untuk dilakukannya bottom-up budgeting. Karena pusat pertanggungjawaban
mengemban fungsi sebagai budget holder, maka proses penyiapan dan pengendalian
anggaran harus menjadi fokus perhatian manajer pusat pertanggungjawaban. Pusat
pertanggungjawaban merupakan basis kinerja, yaitu perbandingan antara apa yang telah
dicapai oleh unit organisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://pengendalianmanajemensektorpublik.blogspot.co.id/
https://www.academia.edu/6774716/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_Latar_Belakang