Wiwin Purnomowati
Dosen Universitas Widyagama Malang.
Ismini
Dosen Universitas Widyagama Malang.
Abstrak
Kompleksitas permasalahan pembangunan yang dihadapi Kota Malang saat ini membutuhkan sebuah
percepatan pembangunan yaitu ekonomi pintar (smart economy), mobilitas pintar (smart mobility), lingkungan
pintar (smart environment), masyarakat pintar (smart people), kehidupan cerdas (smart living) dan pemerintahan
pintar (smart governance). Keenam unsur ini merupakan dimensi dari smart city.
Dari arah pembangunan jangka panjang Kota Malang nampak bahwa pemerintah daerah telah
mempersiapkan SDM dan Iptek untuk mewujudkan Kota Malang sebagai smart city (kota pintar). Namun
pengertian smart city yang diimplementasikan Kota Malang lebih menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi
informasi untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat, berarti konsep ini lebih tepat disebut sebagai digital
city. Beberapa program yang telah dilaksanakan Pemerintah Daerah yang dianggap untuk mewujudkan Kota
Malang sebagai smart city, yaitu : peluncuran 65 area hot spot, pelatihan jardiknas dan bimtek electronic mail
oleh Dinas pendidikan, gerakan Malang Go Open Source, Malang Cyberpark di alun-alun Kota Malang dan
penerapan E-Government dalam meningkatkan pelayanan publik. Semua program tersebut lebih tepat dikatakan
sebagai program-program untuk mewujudkan Malang kota digital (digital city).
Sementara program-program yang bisa dilakukan untuk mewujudkan Malang smart city antara lain
adalah pemberdayaan masyarakat termasuk UMKM dan koperasi, penyediaan sarana dan prasarana
transportasi dan infrastruktur yang memadai, peningkatan kualitas pelayanan publik, pemenuhan RTH 30% dan
lain-lain. Implementasi dimensi-dimensi dari smart city ini bisa mendukung pengembangan pariwisata Kota
Malang.
Kata Kunci: ekonomi pintar (smart economy), mobilitas pintar (smart mobility), lingkungan pintar (smart
environment), masyarakat pintar (smart people), kehidupan cerdas (smart living) dan pemerintahan pintar (smart
governance).
ABSTRACT
The complexity of the development problems faced by Malang city require an acceleration of development, that
are smart economy, smart mobility, smart environment, smart people, smart life and smart government.
The six elements are the dimensions of a smart city. From the long-term development of Malang appears that
local governments have to prepare human resources and science and technology to create Malang as a smart
city. But the definition of smart city implemented in Malang is more focused on the utilization of information
technology to improve services to the community. This concept is more accurately described as a digital city.
Some programs that have implemented by the Local Government deemed to realize as a smart city of Malang,
namely: the launch of 65 hot spot areas, training and electronic mail training by the Department of Education,
Malang Go Open Source movement, Malang Cyberpark in Malang square and implementation of E-
Government in improving public services.
All programs are said to be more appropriate programs to create the digital city of Malang
While programs that can be done to create the smart city of Malang include community development, including
SMEs and cooperatives, provision of transport infrastructure and adequate infrastructure, improving the quality
of public services, fulfillment of 30% green opened area (RTH) and others. Implementation of the dimensions of
smart city can support the development of Malang tourism.
Keywords :
Smart economy, smart environment, smart people, smart governance, smart mobility
66 Jurnal JIBEKA Volume 8 No 1 Februari 2014
masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan. Tata Berkualitas dengan Penguasaan, Pengembangan dan
nilai ini perlu dipertahankan dalam kehidupan sosial Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
masyarakat Malang. Berbudaya, dan Terwujudnya lingkungan kota yang
d. Lingkungan pintar (keberlanjutan dan sumber kondusif sebagai kota pendidikan yang berkualitas.
daya) f. Pemerintahan yang cerdas (pemberdayaan dan
Kerusakan yang berdampak pada partisipasi).
menurunnya mutu lingkungan di Kota Malang pada Kunci utama keberhasilan penyelengaraan
dasarnya adalah akibat kelalaian atau kesengajaan pemerintahan adalah Good Governance. Yaitu
oleh masyarakat dan pemerintah, seperti kawasan paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan
yang seharusnya menjadi daerah resapan atau pemerintahan dan pembangunan yang
penampung air hujan dijadikan kawasan perumahan mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum,
atau bentuk pemanfaatan lain yang secara nyata kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi,
menghalangi dan mengurangi daya resap tanah transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas
terhadap air hujan, dampak langsungnya akan ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya nilai
terjadi banjir apabila terjadi hujan. dan prinsip desentralisasi, daya guna, hasil guna,
Kota Malang dalam beberapa hal terkait pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab, dan
dengan pembangunan berwawasan lingkungan berdaya saing. Pelaksanaan Undang-Undang
masih menyisakan persoalan. Persoalan tersebut Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
antara lain semakin tumbuh suburnya pembangunan Daerah beserta perubahannya telah merubah sistem
ruko yang terkesan tanpa perencanaan yang penyelenggaraan pemerintahan daerah
memadai, pembangunan pusat-pusat perbelanjaan kabupaten/kota sehingga pelaksanaan penguatan
yang memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH). asas desentralisasi memerlukan perangkat peraturan
Konsekwensi di masa mendatang konsep perundangan yang mendukung. Upaya
pembangunan Kota Malang harus dikembalikan mengikutsertakan masyarakat (stakeholders) dalam
pada konsep pendekatan pembangunan berwawasan pelaksanaan pembangunan hanya dapat terwujud
lingkungan Garden City/Kota Taman, karena sejak bila kehidupan demokrasi berjalan dengan baik.
awal berdirinya Kota Malang, konsep inilah yang Proses demokratisasi akan berjalan dengan baik jika
dipakai oleh Thomas Karsteen. Hal ini sejalan tercipta supremasi hukum yang didukung oleh
dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
tentang Penataan Ruang, yang mempersyaratkan Pemerintah Kota Malang telah bersemangat untuk
30% lahan perkotaan harus difungsikan untuk ruang menuju ke arah Good Governance.
terbuka hijau (baik privat maupun publik). Isu permasalahan sentral bagi
e. Cerdas hidup (kualitas hidup dan kebudayaan) pembangunan Kota Malang, yaitu tingginya
Berbudaya, berarti bahwa manusia konsentrasi pembangunan di wilayah pusat kota
memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya). (termasuk kawasan Jl Veteran / Matos).
Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam Pengurangan kesenjangan pembangunan
artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri. antarwilayah kecamatan perlu dilakukan tidak
Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung hanya untuk meningkatkan kesejahteraan
maupun tidak langsung merupakan hasil dari masyarakat di seluruh wilayah kota, tetapi juga
pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik untuk menjaga stabilitas kota. Tujuan penting dan
adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau mendasar yang akan dicapai untuk mengurangi
budaya yang berkualitas merupakan hasil dari kesenjangan antarkecamatan dan kelurahan adalah
pendidikan yang berkualitas. bukan untuk memeratakan pembangunan fisik di
Sebagai kota pendidikan, banyak kebijakan setiap daerah, tetapi yang paling utama adalah
maupun program yang telah diambil pemerintah pengurangan kesenjangan kualitas hidup dan
Kota Malang guna meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat antar kelurahan di Kota
pendidikan. Hal ini selaras dengan arah Malang. Keberpihakan pemerintah daerah perlu
pembangunan jangka panjang di bidang penguatan ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-
SDM dan Iptek yaitu Terwujudnya Kota Malang wilayah tertinggal sehingga wilayah-wilayah
sebagai Kota Pendidikan yang berorientasi global tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih
dengan kearifan lokal, Terwujudnya SDM yang cepat dan dapat mengejar ketinggalan
Wiwin Purnomowati dan Ismini 69
pembangunan. Hal yang dapat dilakukan adalah Malang terus melakukan berbagai strategi
membangun wilayah-wilayah tertinggal melalui pengembangan industri pariwisata melalui
peningkatan produktivitas dan pemberdayaan pengembangan kawasan wisata belanja atau
masyarakat, meningkatkan keterkaitan antara souvenir, seperti pusat perbelanjaan, baik yang
wilayah tertinggal dengan wilayah-wilayah pusat bersifat tradisional maupun modern yang tersebar di
kota serta mengelola dan mengendalikan berbagai penjuru Kota Malang. Pemerintah Kota
pemanfaatan sumber daya yang ada. Untuk itu, Malang juga membangun strategi pemasaran
perlu didukung dengan adanya skema pemberian pariwisata baru melalui pengembangan potensi
dana anggaran, termasuk jaminan pelayanan publik. wisata MICE (Meeting, Incentive and Exhibition).
Untuk membangun kota wisata yang
Konsep Smart City Mendukung Pengembangan nyaman bagi wisatawan, maka perlu penyediaan
Pariwisata di Kota Malang sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai,
jalan bebas banjir dan macet, parkir nyaman,
Kepariwisataan merupakan sektor kegiatan peningkatan kualitas pelayanan dari semua
yang sangat strategis, terbukti banyak negara yang stakeholder pariwisata, ketersediaan produk lokal
menempatkan penyelenggaraan pariwisata sebagai sebagai oleh-oleh khas Malang, lingkungan yang
sektor perdagangan jasa andalan dalam perolehan bersih dengan udara segar, dan tersedia pusat
devisa dan penggerak perekonomian masyarakat. informasi wisata. Semua kebutuhan ini bisa
Hal ini sangat beralasan sebab sektor pariwisata terpenuhi jika Pemerintah daerah memiliki
sebagai industri jasa yang tidak memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan Kota
keterbatasan (borderless) seperti : Malang sebagai daerah tujuan wisata. Penanganan
1. Tidak dapat dibatasi dengan wilayah pariwisata seharusnya tidak dibebankan pada Dinas
2. Tidak ada pembatasan quota produk Kebudayaan dan Pariwisata semata, namun juga
3. Tidak ada keterbatasan bahan baku/tidak habis menjadi tanggungjawab multi SKPD, seperti :
dikonsumsi - Dinas Pekerjaan Umum : penyediaan sarana
4. Tidak termasuk dalam katagori industri padat infrastruktur yang memadai
modal - Badan Lingkungan hidup : pemenuhan ruang
Salah satu misi Walikota Malang tahun terbuka hijau (RTH) 30%
2013-2018 adalah membangun kota Malang - Dinas Kebersihan dan Pertamanan : kebersihan
sebagai tujuan wisata yang aman, nyaman dan dan keindahan kota
berbudaya. Dalam upaya menjadikan Kota Malang - Dinas Informasi dan Komunikasi : penyediaan
sebagai salah satu tujuan wisata, maka perlu ada internet, intranet dan sarana infrastruktur telematika
upaya peningkatan citra Kota Malang sebagai Kota untuk memudahkan akses informasi bagi wisatawan
Pariwisata. Selama ini pencitraan kota pariwisata - Dinas Koperasi dan UKM : pemberdayaan UKM
dinilai masih belum optimal, meskipun jumlah - Dinas perindustrian dan Perdagangan : masalah
wisatawan baik lokal mapun asing mengalami perijinan usaha
peningkatan dari tahun ke tahun. Belum optimalnya - Dinas Perhubungan : perparkiran, terminal dan
pencitraan tersebut terkait dengan beberapa isu angkutan kota yang nyaman
diantaranya: (a) Sektor pariwisata merupakan sektor - Dinas pasar : kebersihan dan kenyamanan pasar
yang sangat diharapkan oleh pemerintah Kota sebagai salah satu tujuan wisata belanja, penataan
Malang untuk menjadi motor penggerak roda dan pembinaan PKL.
perekonomian, sampai saat ini masih kalah - Dinas Pendidikan : penyedia wisata pendidikan,
perannya dibanding sektor industri dan pendidikan; termasuk juga menjadi tanggung jawab Perguruan
(b) Citra Kota Malang sebagai kota pariwisata Tinggi
sudah terbangun sejak dulu, namun pariwisata Potensi kepariwisataan Malang Raya sudah
masih cenderung diartikan secara sempit, sehingga tidak diragukan lagi keberadaannya. Malang Raya
wisata belanja, wisata kuliner bahkan wisata merupakan tujuan wisata unggulan bagi propinsi
pendidikan masih belum dipromosikan secara Jawa Timur. Malang Raya yang meliputi tiga
optimal. daerah administrasi yaitu Kabupaten Malang, Kota
Oleh karena itu, dalam upaya menjadikan Malang, dan Kota Batu. Ketiga kawasan tersebut
Daerah Tujuan Wisata (DTW) unggulan, Kota membawa visi dan misi masing-masing dalam
70 Jurnal JIBEKA Volume 8 No 1 Februari 2014
cakupan wilayah administrasi dan kalau dilihat dari -Masyarakat pintar : Kemudahan akses modal dan
Kebijakan Rencana Induk Pengembangan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat
Pariwisata dan Rencana Tata Ruang Wilayah meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka
Propinsi fungsi pariwisatanya maka Kota Malang dalam mengembangkan usahanya, sehingga
merupakan pusat akomodasi, Kabupaten Malang diharapkan UMKM bisa menghasilkan produk
merupakan pusat Wisata Budaya dan Laut, unggulan yang bisa menjadi salah satu daya tarik
sedangkan Kota Batu merupakan pusat wisata alam bagi wisatawan.
pegunungan dan wisata konvensi. -Lingkungan pintar : 30% lahan perkotaan harus
Selama ini Kota Malang lebih merupakan difungsikan untuk ruang terbuka hijau (baik privat
daerah penopang (feeder) bagi aktivitas wisata di maupun publik), sehingga wisatawan bisa
kawasan Malang Raya yaitu menjadi penyedia jasa menikmati kesejukan udara Kota Malang kembali.
perdagangan yang berupa supermarket, pasar dan -Cerdas hidup : kualitas pendidikan yang baik
pusat Perdagangan dan juga penyedia jasa adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau
akomodasi. Hal tersebut disebabkan karena secara budaya yang berkualitas merupakan hasil dari
umum Kota Malang tidak memiliki objek wisata pendidikan yang berkualitas. Sebagai kota
dan daya tarik unggulan yang secara umum dan pendidikan, banyak kebijakan maupun program
nasional dikenal secara spesifik. Oleh karena itu yang telah diambil pemerintah Kota Malang guna
konsep pengembangan pariwisata Kota Malang meningkatkan kualitas pendidikan. Banyaknya
akan lebih difokuskan pada penataan dan lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta di
mengembalikan citra kota sebagai kota yang sejuk, Kota Malang menjadikan Kota ini sebagai tujuan
asri, dan hijau yang ditopang dengan vegetasi wisata pendidikan.
pelindung dan dihiasi berbagai bunga sebagai -Pemerintahan yang cerdas : salah satu permsalahan
pelengkapnya. pembangunan Kota Malang adalah terjadinya
kesenjangan pembangunan antar wilayah.
Besarnya potensi pariwisata di Kota Pemerintahan yang cerdas akan mengurangi
Malang mempunyai multiplayer effect terhadap kesenjangan antarkecamatan dan kelurahan dan
aktivitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi Kota akan mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal
Malang terutama pada sektor perdagangan, Hotel, sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh
dan restoran. Sektor inilah yang menikmati dampak dan berkembang secara lebih cepat dan dapat
positif dari banyaknya wisatawan yang datang ke mengejar ketinggalan pembangunan. Dengan
Kota Malang. Kondisi ini bisa dilihat dari besarnya pemerataan pembangunan di semua wilayah bisa
peran sektor perdagangan, hotel, dan restoran menjadi daya tarik bagi wisatawan.
terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Malang.
Bahkan kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kota
Malang adalah yang terbesar, yaitu sebesar 38,51% Kesimpulan
di tahun 2011. Dari arah pembangunan jangka panjang
Konsep smart city yang diimplementasikan Kota Malang nampak bahwa pemerintah daerah
dengan baik akan mendukung pengembangan telah mempersiapkan SDM dan Iptek untuk
pariwisata di Kota Malang. Hal ini bisa dijelaskan mewujudkan Kota Malang sebagai smart city (kota
dari dimensi smart city berikut ini : pintar). Namun pengertian smart city yang
-Ekonomi pintar : pemberdayaan masyarakat diimplementasikan Kota Malang lebih
termasuk UMKM dan koperasi akan mendorong menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi
inovasi dan meningkatkan kualitas serta daya saing informasi untuk meningkatkan pelayanan pada
mereka. masyarakat, berarti konsep ini lebih tepat disebut
-Mobilitas pintar : Dengan ketersediaan sebagai digital city. Beberapa program yang telah
sarana/prasarana transportasi dan infrastruktur yang dilaksanakan Pemerintah Daerah yang dianggap
memadai akan meningkatkan kualitas hidup untuk mewujudkan Kota Malang sebagai smart city,
masyarakat dan sekaligus dapat mengundang yaitu : peluncuran 65 area hot spot, pelatihan
investor, mendorong pengembangan pariwisata, dan jardiknas dan bimtek electronic mail oleh Dinas
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. pendidikan, gerakan Malang Go Open Source,
Malang Cyberpark di alun-alun Kota Malang dan
Wiwin Purnomowati dan Ismini 71
DAFTAR PUSTAKA