Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya: kotoran manusia
dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau
setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material
organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa
melibatkan oksigen sehingga disebut anaerobik digestion. Secara kimia,
reaksi yang terjadi pada pembuatan biogas cukup panjang dan rumit yaitu
meliputi tahap hidrolisis, tahap pengasaman, dan tahap metanogenik. Gas
yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 %) berupa metana. Tahap pertama
material organik akan didegradasi menjadi asam-asam lemah dengan
bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah
pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa
kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat
menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asidifikasi yaitu pembentukan
asam dari senyawa sederhana. Setelah material organik berubah menjadi
asam-asam, maka tahap terakhir dari proses anaerobik digestion adalah
pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti
methanococus, methanosarcina, methano bacterium.
Perkembangan proses anaerobik digestion telah berhasil pada banyak
aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah/limbah
yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang
lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan
limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid
waste (MSW).

B. Sejarah Biogas
Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan
biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan Volta terhadap gas yang
dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa dekade
kemudian, Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun
1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik
digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas
menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan
untuk penelitian biogas hingga saat ini.
Biogas yang bebas pengotor (H2O, H2S, CO2, dan partikulat lainnya)
dan telah mencapai kualitas pipeline adalah setara dengan gas alam. Dalam
bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama seperti penggunaan gas alam.
Pemanfaatannya pun telah layak sebagai bahan baku pembangkit listrik,
pemanas ruangan, dan pemanas air. Jika dikompresi, biogas dapat
menggantikan gas alam terkompresi yang digunakan pada kendaraan. Di
Indonesia nilai potensial pemanfaatan biogas ini akan terus meningkat
karena adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah dan rasio antara
energi biogas dan energi minyak bumi yang menjanjikan.
Berdasarkan sumber Departemen Pertanian, nilai kesetaraan biogas
dengan sumber energi lain adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain

Bahan Bakar Jumlah


Biogas 1 m3
Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter
Minyak solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas kota 1,50 m3
Kayu bakar 3,50 kg

C. Komposisi Biogas
Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4) dan karbon
dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya
hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2),
nitrogen yang kandungannya sangat kecil.
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi
metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar
kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil
kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat
ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu:
menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida
(CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan
korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas
yang berbahaya sehingga konsentrasi yang diijinkan maksimal 5 ppm. Bila
gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan
membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur
dioksida/sulphur trioksida (SO2/SO3), senyawa ini lebih beracun. Pada saat
yang sama akan membentuk Sulphur Acid (H2SO3) suatu senyawa yang
lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan
karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas,
sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air
dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat
menimbukan korosif
Tabel 2. Komposisi biogas secara umum
Komponen Persentase
Metana (CH4) 55 75
Karbon dioksida (CO2) 25 45
Nitrogen (N2) 0 0,3
Hidrogen (H2) 15
Hidrogen sulfide (H2S) 03
Oksigen (O2) 0,1 0,5
Sumber: Juanga, 2007.
D. Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biogas
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi biogas sebagai
berikut (Simamora dkk, 2006):
1. Kondisi anaerob atau kedap udara.
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh
mikroorganisme anaerob. Karena itu, instalasi pengolah biogas harus
kedap udara (keadaan anaerob).
2. Bahan baku isian
Bahan baku isian berupa bahan organik seperti kotoran ternak,
limbah pertanian, sisa dapur dan sampah organik. Bahan baku isian ini
harus terhindar dari bahan baku anorganik seperti pasir, batu, plastik
dan beling. Bahan isian ini harus mengandung berat kering sekitar 7-9
%. Keadaan ini dapat dicapai dengan melakukan pengenceran
menggunakan air 1:1-2 (bahan baku: air).
3. Rasio karbon nitrogen(C/N)
Rasio karbon (C) dan Nitrogen (N) yang terkandung dalam
bahan organik sangat menentukan kehidupan dan aktivitas
mikroorganisme. Rasio C/N yang optimum bagi mikroorganisme
perombak adalah 25-30.
Tabel 3. Rasio C/N untuk berbagai bahan organik
Bahan Organik N dalam % C/N
Kotoran manusia 6 5,9-10
Kotoran sapi 1,7 16,6-25
Kotoran babi 3,8 6,2-12,5
Kotoran ayam 6,3 5-7,1
Kotoran kuda 2,3 25
Kotoran domba 3,8 33
Jerami 4 12,5-25
Lucemes 2,8 16,6
Alga 1,9 100
Gandum 1,1 50
Serbuk jerami 0,5 100-125
Ampas tebu 0,3 140
Serbuk gergaji 0,1 200-500
Kol 3,6 12,5
Tomat 3,3 12,5
Mustard (runch) 1,5 25
Kulit kentang 1,5 25
Sekam 0,6 67
Bongkol jagung 0,8 50
Daun yang gugur 1 50
Katang kedelai 1,3 33
Kacang toge 0,6 20
Sumber : Kaltwasser, 1980.
4. Derajat keasaman (pH).
Derajat keasaman sangat berpengaruh terhadap kehidupan
mikroorganisme. Derajat keasaman yang optimum bagi kehidupan
mikroorganisme adalah 6,8- 7,8. Pada tahap awal fermentasi bahan
organik akan terbentuk asam (asam organik) yang akan menurunkan
pH. Mencegah terjadinya penurunan pH dapat dilakukan dengan
menambahkan larutan kapur (Ca(OH)2) atau kapur (CaCO3).
5. Temperatur.
Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan
temperatur yang mendadak didalam instalasi pengolah biogas. Upaya
praktis untuk menstabilkan temperatur adalah dengan menempatkan
instalasi biogas didalam tanah.
6. Starter.
Starter diperlukan untuk mempercepat proses perombakan
bahan organic hingga menjadi biogas. Starter merupakan
mikroorganisme perombak yang telah dijual komersial. Bisa juga
menggunakan lumpur aktif organik atau isi rumen.
E. Jenis Reaktor Biogas
1. Reaktor kubah tetap (Fixed-dome)

Gambar 1.Reaktor kubah tetap (Fixed-dome)

Reaktor ini disebut juga reaktor China. Dinamakan demikian


karena reaktor ini dibuat pertama kali di China sekitar tahun 1930 an,
kemudian sejak saat itu reaktor ini berkembang dengan berbagai
model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai
tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik
bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentuk gas metana.
Bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan
batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karna menahan gas
agar tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap
(fixed- dome). Dinamakan kubah tetap karena bentuknya menyerupai
kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak
(fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan
mengalir dan disimpan di bagian kubah.
Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah
daripada menggunakan reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian
yang bergerak menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih
mahal dan perawatannya lebih mudah. Kerugian dari reaktor ini
adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena
konstruksi tetapnya.
2. Reaktor floating drum

Gambar 2.Reaktor floating drum

Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di India pada


tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki
bagian digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya
terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak
menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang
berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester.
Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah
gas yang dihasilkan.
Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara
langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena
pergerakannya. Akibat tempat penyimpanan yang terapung
menyebabkan tekanan gasnya konstan. Kerugiannya adalah biaya
material konstruksi dari drum lebih mahal. Faktor korosi pada drum
juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini
memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe
kubah tetap.

3. Reaktor balon
Gambar 3. Reaktor Balon

Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan


pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga
lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. Reaktor
ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan
penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa
sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat
yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga
atas.

F. Teknologi Biogas
Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang
memanfaatkan proses fermentasi (pembusukan) dari sampah organik secara
anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan sehingga dihasilkan gas
methan. Gas methan adalah gas yang mengandung satu atom C dan 4 atom
H yang memiliki sifat mudah terbakar. Gas methan yang dihasilkan
kemudian dapat dibakar sehingga dihasilkan energi panas. Bahan organik
yang bisa digunakan sebagai bahan baku industri ini adalah sampah organik,
limbah yang sebagian besar terdiri dari kotoran, dan potongan-potongan
kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan sebagainya, serta air yang cukup
banyak . Proses ini sebetulnya terjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa
ledakan gas yang terbentuk di bawah tumpukan sampah di Tempat
Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten Bandung, Jawa
Barat.
Prinsip pembangkit biogas, yaitu menciptakan alat yang kedap udara
dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang
pemasukan bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan
(slurry), dan pipa penyaluran biogas yang terbentuk. Di dalam digester ini
terdapat bakteri methan yang mengolah limbah bio atau biomassa dan
menghasilkan biogas. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas
tersebut dapat dialirkan ke kompor yang terletak di dapur. Gas tersebut
dapat digunakan untuk keperluan memasak dan lain-lain.

G. Rancangan Biogas

Gambar 5. Desain Rancangan Biogas

H. Keunggulan dan Kerugian Bioexna


1. Keunggulan
a) Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Bioexna mudah
ditemukan
b) Bahan pembuatan alat Bioexna berasal dari galon yang sudah
tidak terpakai (pemanfaatan barang bekas)
c) Bahan pembuatan biogas dari limbah yang sudah tidak dapat
digunakan lagi seperti limbah pisang dan kotoran sapi
d) Reaktor sederhana dan mudah dibuat sendiri
e) Hemat biaya pembuatan dan pengolahan
f) Menjadi bahan bakar alternatif dan ramah lingkungan karena
memanfaatkan limbah
g) Lumpur sisa dapat digunakan sebagai pupuk organik tanaman
2. Kerugian
a) Proses dalam menghasilkan gas memperlukan waktu yang lama
kurang lebih 2 minggu
b) Memerlukan ke hati-hatian dalam proses pembuatan Bioexna
c) Karena pembuatan biogas tidak memerlukan oksigen (anaerob)
sehingga dalam pembuatannya memerlukan ketelitian agar tidak
terjadi kebocoran oksigen
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://dodymisa.blogspot.com/2015/05/makalah-pemanfaatan-biogas-dari-
kotoran.html#ixzz4KC5FiOwy. Diakses pada tanggal 14 September 2016

http://cahyodarmoko.blogspot.co.id/2013/06/makalah-biogas.html. Diakses pada


tanggal 14 September 2016

http://karyacombirayang.blogspot.co.id/2016/03/makalah-biogas.html. Diakses
pada tanggal 14 September 2016

Anonim. Makalah Daur Ulang Kertas. https://www.scribd.com/ doc/127702987/


Makalah-Daur-Ulang-Kertas. Diakses pada tanggal 23 April 2016

Anonim. Makalah Daur Ulang Kertas. http://dokumen.tips/documents/makalah-


daur-ulang-kertas.html. Diakses pada tanggal 23 April 2016

Raka. 2013. Makalah Pengolahan Limbah Kertas. https://rakamunited17.


wordpress.com/2013/01/12/makalah-pengolahan-limbah-kertas/. Diakses pada
tanggal 23 April 2016
Mulyani, Rhani. 2014. Makalah Daur Ulang Kertas. http://rhanimulyani.
blogspot.co.id/2014/11/makalah-daur-ulang-kertas.html. Diakses pada tanggal 23
April 2016

Anda mungkin juga menyukai