Anda di halaman 1dari 12

Sumber belajar merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran,

terutama pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Karena :


a. dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep
b. dapat mengakrabkan siswa maupun guru dengan lingkungan sekitar
c. memungkinkan guru merancang dan melaksanakan program pembelajaran dengan
lebih baik
d. mendorong penerapan pendekatan pembelajaran secara aktif
e. memungkinkan anak yang cepat belajar untuk melakukan pengayaan, sebaliknya
bagi anak yang lambat dimungkinkan menggunakan sumber belajar untuk
memperbaiki hasil belajarnya.

Pendekatan inkuiri dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPS di SD penggunaannya


hendaknya disesuaikan dengan sifat dan tujuan yang hendak dicapai. Artinya tidak
semua pengajaran IPS harus di inkuirikan. Bahan /materi IPS, masing-masing
mempunyai karakteristik sehingga tidak semua materi dapat di inkuirikan. Maka Anda
sebagai guru harus terampuil memilih bahan yang cocok untuk diinkuirikan.
Menurut Bruce Joyce dan Marssha Weil (Sunaryo. 1989: 99-100), ada 5 tahap
pelaksanaan inkuiri yang berangkat dari fakta sampai terjadinya suatu teori.
Tahap pertama, guru memberi permasalahan dan menjelaskan prosedur pelaksanaan
inkuri kepada siswa. Guru harus menjelaskan tentang tujuan dan proses pelaksanaan
inkuiri dengan yes and no questions Artinya pertanyaan hendaknya disusun
sedemikian rupa sehingga jawabannya hanya ya dan tidak. Maksudnya adalah agar
siswa berpikir lebih teliti, dengan demikian menghindarkan siswa dari beban
pemikiran, karena adanya pertanyaan-pertanyaan yang terbuka (open-ended) dari guru.
Pelaksanaan inkuiri dapat dimulai dengan masalah, ide, atau pikiran yang sederhana,
utamanya adalah siswa mendapat pengalaman proses berpikir secara inkuiri.
Tahap kedua, adalah verifikasi, yaitu siswa mengumpulkan data atau informasi tentang
peristiwa/masalah yang telah mereka lihat atau alami, dengan mengajukan pertanyaan
sedemikian rupa sehingga guru hanya menjawab ya atau tidak.
Tahap ketiga, adalah melakukan eksperimentasi, siswa mengajukan faktor atau
unsur baru ke dalam permasalahan agar dapat melihat apakah peristiwa itu dapat
terjadi secara berbeda. Eksperimen mempunyai dua fungsi yaitu eksplorasi dan
menguji langsung. Eksplorasi adalah merubah sesuatu untuk melihat apa yang
akan terjadi dan tidak perlu bimbingan teori atau hipotesis. Sedangkan menguji
langsung, terjadi bila siswa melakukan uji coba teori atau hipotesis. Proses
merubah hipotesis kedalam eksperimentasi itu tidak mudah dan perlu latihan atau
praktik.
Selanjutnya guru harus memperdalam proses inkuiri siswa dengan memperluas
jenis jenis informasi yang diperoleh. Dalam proses verifikasi siswa dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang: benda (objects), sifat (properties),
kondisi (conditions), dan peristiwa (events).
Pertanyaan tentang benda, dimaksudkan untuk menentukan sifat alami atau
identitas benda.
Contoh: Apakah kepadatan penduduk di kota itu itu karena urbanisasi?
Pertanyaan tentang sifat berusaha untuk memverifikasi perilaku sesuatu benda di
bawah suatu kondisi tertentu sebagai suatu cara menambah informasi baru untuk
membantu menyusun teori.
Contoh: Apakah banyak sedikitnya barang akan menentukan harga?
Pertanyaan tentang kondisi berhubungan dengan keadaan benda atau sistem yang
ada pada saat itu.
Contoh: Apakah pembuangan limbah industri dapat menyebabkan
pencemaran air di lingkungart sekitar?
Pertanyaan tentang peristiwa dimaksudkan untuk memverifikasi kejadian atau
keadaan dari suatu peristiwa.
Contoh: Apakah kemajuan teknologi mengakibatkan peningkatan kesejahteraan
bagi maunusia?
Tahap keempat, guru meminta siswa untuk mengorganisir data dan menyusun
suatu penjelasan. Artinya data tersebut setelah diorganisir kemudian
dideskripsikan sehingga menjadi suatu paparan hasil temuannya.
Tahap kelima, siswa diminta untuk menganalisis proses inkuiri. Dalam hal ini
siswa boleh mengevaluasi tentang pertanyaan yang diajukan guru apakah efektif
atau tidak, mungkin ada informasi penting tetapi siswa tidak tahu cara
memperolehnya sehingga data/ informasi tersebut tidak ditemukan. Analisis dari
siswa ini penting karena menjadi dasar pelakasanaan inkuiri berikutnya, artinya
guru harus memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang telah
dilakukan.
Berikut ini secara garis besar dapat dilihat sistematika inkuiri
1. Tahap satu : - menghadapkan pada permasalahan
- menjelaskan prosedur inkuiri
- menyampaikan permasalahan yang kontradiksi
2. Tahap dua : - pengumpulan dan verifikasi
- memvirifikasi benda, keadaan, sifat, dan peristiwa
3. Tahap ketiga : - pengumpulan data eksperimen
- mengisolasi variabel yang relevan
- menyusun dan menguji hipotesis
- hubungan sebab akibat
4. Tahap keempat : - mengorganisir, formulasi, dan penjelasan
- menyusun deskripsi atau penjelasan
5. Tahap kelima : - Analisis proses inkuiri
- Analisi strategi inkuiri dan mengembangkan proses inkuiri agar
lebih efektif

Pola keterpaduan sains, teknologi, dan masyarakat, dan masyarakat ada beberapa
macam, yaitu keterpadanan proses dan produk, keterpaduan obyek, keterpaduan antar
bidang, dan keterpaduan berbasis masalah. Jenjang/tingkatan SD kelas tinggi
menggunakan pola keterpaduan berbasis masalah, sedangkan untuk kelas rendah
menggunakan keterpaduan antar bidang studi.
Keterpaduan dalam sains sebenarnya terdiri dari beberapa pola, antara lain keterpaduan
proses dan produk, keterpaduan berbaisis obyek, keterpaduan antar bidang, dan
keterpaduan berbasis persoalan. Bagi siswa SD, khususnya untuk kelas tinggi memiliki
kecenderungan pada keterpaduan berbasis persoalan, karena idealnya untuk
pembelajaran kelas tinggi sudah menggunakan sistem guru bidang studi. Sedangkan
untuk kelas rendah memiliki kencenderungan untuk mengikuti pola keterpaduan antar
bidang, karena biasanya masih menggunakan sistem guru kelas. Keterpaduan antar
bidang ini diwujudkan melalui tema tematik.

IPS merupakan hasil integrasi dari ilmu-ilmu sosial (sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi, antropologi) harus mampu mensintesiskan konsep yang relevan antara ilmu-
ilmu sosial tersebut. Selain itu kiranya perlu dimasukkan unsur-unsur pendidikan dan
masalah-masalah-masalah sosial dalam hidup bermasyarakat (M.Norman
Somantri.2001:198). Dengan demikian IPS dapat mengkounter berbagai permasalahan
sosial yang ditimbulkan oleh perkembangan sains dan teknologi. IPS dapat dijadikan
media dalam memberikan pemahaman tentang sains dan teknologi dalam kehidupan
manusia.
Sehubungan hal di atas menurut Pejiadi (2002), pendidikan sains yang pada mulanya
hanya menekankan pada pembelajaran konsep dan proses sains untuk meningkatkan
aspek kognitif saja. Tetapi dengan melihat kenyataan di atas perlu pula dikembangkan
aspek afektif yaitu nilai dalam bentuk kepedulian terhadap lingkungan, yaitu
kepedulian terhadap kemungkinan-kemungkinan dampak negatif dari perkembangan
sains dan teknologi. Dengan demikian jelas bahwa konsep-konsep pendidikan IPS telah
dimasukkan ke dalam pengkajian pendekatan STM. Artinya pendidikan IPS dan IPA
memang mempunyai kaitan yang sangat erat dan saling melengkapi.

Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat


1. Untuk Melindungi Diri Terhadap Alam
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
Berbagai kekuatan yang harus dihadapai masyarakat dan anggota-anggotanya
seperti, kekuatan alam maupun kekuatan-kekuatan lainnya yang tidak selalu baik
baginya di dalam masyarakat itu sendiri.
Selain itu masyarakat memerlukan pula kepuasan baik material maupun spiritual.
Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh
kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang
mempunyai kegunaan dalatn melindungi masyarakat terhadap lingkungannya. Di
dalam melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada mulanya manusia bersikap
menyerah.
Taraf ini dapat dijumpai pada masyarakat yang sampai saat ini masih rendah
tingkat kebudayaannya, seperti suku Kubu yang tinggal di pedalaman daerah
Jambi, taraf teknologi mereka belum mencapai tingkatan manusia memanfaatkan
dan menguasai lingkungan alamnya.
Berbeda dengan keadaan masyarakat yang sudah kompleks dan taraf
kebudayaanya lebih tinggi. Teknologi akan memberikan kemungkinan -
kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila
mungkin menguasai alam.
Perkembangan teknologi di negara Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Jepang
merupakan beberapa contoh di mana masyarakatnya tidak lagi pasif menghadapi
tantangan lingkungan alam.
2. Mengatur Hubungan Antar Manusia
Karsa masyarakat, mengahasilkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat
penting untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan masyarakat.
Karsa merupakan usaha manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan -
kekuatan di dalam masyarakat yang tidak selamanya baik. Untuk
mengahadapinya masyarakat menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya
merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berperilaku dalam pergaulan hidup di masyarakat.
Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat, menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan
orang lain. Apabila manusia hidup sendiri, maka tidak akan ada manusia lain
yang merasa terganggu oleh tindakan-tindakannya. la akan selalu menciptakan
kebiasaan bagi dirinya sendiri.
Kebiasaan, merupakan suatu perilaku pribadi, artinya bahwa kebiasaan
scseorang itu berbeda dengan kebiasaan orang lain.
Misalnya kebiasaan membaca koran setiap pagi, kebiasaan ini berbeda
dengan orang lain yang setiap pagi harus minum teh atau kopi.
Jadi setiap orang akan membentuk kebiasaan khusus bagi dirinya sendiri.
Kebiasaan tersebut menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam
tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan yang teratur baginya. Kebiasaan-
kebiasaan yang baik akan diakui dan dilakukan oleh orang lain, bahkan begitu
mendalamnya pengakuan atas kebiasaan seseorang, sehingga dijadikan patokan
bahkan mungkin dijadikan noma, atau kaidah.
Kaidah yang timbul dari masyarakat sesuai dengan kebutuhannya di suatu saat,
disebut adat istiadat atau custom (Suerjono Soekanto, 1990:1996).
Adat istiadat berbeda di satu tempat dengan tempat lain, demikian pula adat
istiadat di satu tempat berbcda menurut waktunya. Adat istiadat, yang
mempunyai akibat hukum disebut "hukum adat".
Namun adat istiadat juga mempunyai akibat-akibatnya jika dilanggar oleh
anggota masyarakat dimana adat istiadat tersebut berlaku.
Misalnya adat istiadat perkawinan di Yogyakarta, adat menetapkan
bahwa prialah yang melakukan peminangan terhadap gadis. Adat istiadat
ini tidak tertulis dan ipelihara secara turun ternurun.
DI samping adat istiadat, ada kaidah-kaidah yang dinamakan peraturan (hukum),
yang sengaja dibuat dan mempunyai sanksi tegas. Peraturan bertujuan membawa
keserasian dan memperhatikan hal-hal yang bersangkut paut dengan keadaan
lahiriah rnaupun batiniah manusia.
Peraturan (hukum) dibuat oleh negara atau badan-badan negara yang diberi
wewenang, seperti MPR, DPR, dan sebagainya. Peraturan ada yang bersifat
tertulis dan tidak tertulis, hukum yang tidak tertulis disebut hukum adat. Peraturan
tertulis sifatnya kaku dan biasanya kurang dapat mengikuti perkembangan dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Di dalam setiap masyarakat terdapat pola perilaku (pattern of behavior). Pola
perilaku merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan sama dan
harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut. Setiap manusia dalam
masyarakat selalu mengikuti pola-pola perilaku masyarakat tcrsebut. Selain
dipengaruhi oleh tindakan bersama, pola-pola perilaku masyarakat sangat
dipengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Pola perilaku berbeda dengan kebiasaan,
kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang anggota masyarakat yang
kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pola perilaku dan norma-
norma yang dilakukan dan dilaksanakan pada khususnya apabila berhubungan
dengan orang lain, disebut social organization. Sedangkan kebiasaan, tidak perlu
dilakukan seseorang di dalam hubungannya dengan orang lain.
Khususnya dalam mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan
pula struktur normatif atau designs .for living yaitu garis-garis atau petunjuk
dalam hidup. Artinya, kebudayaan adalah suatu garis-garis pokok tentang perilaku
atau blueprint for behavior, yang menetapkan peratura-peraturan tentang apa
yang harus dilakukan, apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang dilarang
(Koentjaraningrat: 1990).
Unsur-unsur normatif yang merupakan bagian dari kebudayaan adalah sebagai
berikut:
a. Unsur-unsur yang menyangkut penilaian (valuational elements), misalnya
apa yang baik dan buruk, apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan,
apa yang sesuai dengan keinginan dan apa yang tidak sesuai dengan
keinginan.
b. Unsur-unsur yang berhubungan dengan apa yang seharusnya (prescriptive
elements), misalnya bagaimana orang harus berperilaku
c. Unsur-unsur yang menyangkut kepercayaan (cognitive elements), misalnya
harus mengadakan upacara adat pada saat kelahiran, perkawinan dan
sebagainya.
Jadi kaidah-kaidah kebudayaan adalah peraturan tentang tingkah laku atau
tindakan yang harus dilakukan dalam suatu keadaan tertentu. Berlakunya kaidah
dalam suatu kelompok manusia tergantung pada kekuatan kaidah tersebut sebagai
petunjuk tentang bagaimana seseorang harus berperilaku. Artinya sampai
seberapa jauh kaidah-kaidah tersebut diterima oleh anggota kelompok, sebagai
petunjuk perilaku yang pantas.
3. Sebagai Wadah Segenap Perasaan Manusia.
Apabila manusia dapat mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan alam,
dan dapat hidup dengan manusia-manusia lain dengan damai, maka timbullah
keinginan manusia untuk menciptakan sesuatu untuk menyatakan perasaan dan
keinginannya kepada orang lain hal mana juga merupakan fungsi kebudayaan.
Misalnya kesenian yang dapat berwujud seni suara, seni musik, seni tari, seni
tari, dan sebagainya.
Hal ini bertujuan untuk mengatur hubungan antar manusia untuk mewujudkan
perasaan-perasaan seseorang.

Anda ingat bahwa tujuan penanganan dampak adalah memperbesar dampak positif
dan memperkecil dampak negatif. Dengan demikian manfaat yang didapat dari
perusahaan menjadi lebih diperbesar. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penanganan dampak lingkungan.
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan, baik yang direncanakan
maupun tidak direncanakan, tidak akan menurunkan atau menghapus kemampuan
lingkungan untuk mendukung kehidupan kita pada tingkat kualitas hidup yang lebih
tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka hasil AMDAL harus berupa rencana
pengelolaan lingkungan. Rencana pengelolaan lingkungan terdiri dari: rencana
penanganan dampak dan rencana pemantauan dampak.
Antara rencana penanganan dampak dengan rencana pemantauan dampak
merupakan bagian integral dalam pengelolaan lingkungan. Adapun tujuan
penanganan adalah untuk memperbesar dampak positif dan memperkecil dampak
negatif. Dengan demikian manfaat yang didapat dari perusahaan menjadi lebih
diperbesar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dampak lingkungan:
1. Penanganan dampak harus mempertimbangkan lingkungan. Banyak orang tidak
menyadari bahwa suatu hal yang diperoleh secara gratis, melainkan selalu ada
biayanya.
Misalnya pemasangan alat pembersih belerang pada sebuah PLTU yang
menggunakan bahan bakar batu bara dapat menyebabkan pencemaran air,
apabila belerang yang menempel di alat pembersih tidak diperlakukan dengan
baik.
2. Beberapa jenis dampak hanya memerlukan cara penanganan yang sederhana dan
dampaknya sangatlah kecil terhadap lingkungan sehingga penanganannya dapat
diabaikan dan dapat dilakukan secara khusus.
Misalnya dampak debu terhadap kesehatan karyawan dapat ditangani dengan
menggunakan masker, begitu juga dampak konversi hutan menjadi lahan
pertanian terhadap erosi dapat dikurangi dengan membuat sengkedan dan
penanaman pohon dengan garis kontur.
Akan tetapi ada jenis dampak yang perlu penanganan khusus karena mempunyai
dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dan bersifat lintas sektoral. Maka
penanganannya dalam konteks pengelolaan lingkungan daerah proyek, misalnya
pemukiman kembali orang yang tergusur oleh proyek pembangunan. Dengan
demikian penanganan dampak merupakan bagian integral rencana pengelolaan
lingkungan.
3. Penanganan dampak dimulai dari pemilihan alternatif proyek. Pemilihan alternatif
perlu juga memperhatikan ketidakpastian.
Pada umumnya preferensi penelitian diberikan pada alternatif yang tidak atau
sedikit mempunyai dampak negatif dengan tingkat tinggi. Pertimbangan lain
apakah tersedia teknologi untuk menangani dampak tersebut, jika belum tersedia
maka alternatif tersebut kita eliminasi.
4. Penanganari dampak memerlukan biaya, yang harus diperhitungkan dalam
anggaran belanja, sehingga hasil akhir perhitungan biaya/manfaat ekonomi masih
tetap menguntungkan.
5. Penanganan dampak positif.
Pemrakarsa sering tidak tertarik untuk memanfaatkan dampak positif. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
a. terbatasnya anggaran belanja dan dampak poitif itu terletak di luar bidang
minat, usaha, atau tugas pemrakarsa; dan
b. dampak positif digunakan sebagai sarana untuk menangani dampak negatif
sehingga pemrakarsa akan berminat pada dampak positif tersebut.

Seperti yang dijelaskan Homer-Dixon, dkk (dalam Bruce Mitchell, dkk 2003), bahwa
kegiatan manusia dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau kelangkaan sumber
daya melalui tiga cara, yaitu:
1. Kegiatan manusia dapat menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas sumber
daya, terutama jika sumber daya dicksploitasi dengan tingkat kccepatan yang
melebihi daya pulihnya.
Manusia hidup lebih banyak mengorbankan sumber daya alam dari pada untuk
kepentingan sumber daya alam. Seperti pemanfaatan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui (non-renewable) scperti, minyak, gas bumi, perak atau
logam. Sumber daya alam ini hanya terbaharui oleh proses geologi, bukan oleh
proses siklus manusia. Walaupun demikian sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (renewable), seperti lapisan atas tanah, hutan, satwa liar dapat juga
mengalami penurunan balk kuantitas maupun kualitasnya jika digunakan pada
tingkat yang melebihi kapasitas pemul ihannya.
2. Penurunan atau kelangkaan sumber daya alam disebabkan olell pertambahan
penduduk.
Dengan bertambahnya penduduk, tanah dan air yang jutmlahnya tetap sama sudah
barang tentu akan dimanfaatkan oleh lebih banyak orang. Hal ini berarti jumlah
pemakaian tanah dan air per orang semakin berkurang.
3. Akses terhadap lingkungan dan sumber daya alam yang tidak scimbang juga akan
banyak menimbulkan permasalahan.
Akses yang tidak seimbang biasanya disebabkan oleh pranata hukum atau hak
kcpemilikan yang terkonsentrasi pada sekelompok kecil masyarakat, sehingga
menyebabkan kelangkaan hak kepemilikan bagi kelompok lain.
Ketiga faktor kegiatan manusia tersebut dapat terjadi secara sendiri-sendiri atau dalam
kombinasi. Penurunan jumlah dan kualitas sumber daya alam, pertumbuhan penduduk
serta ketidakseimbangan akses terhadap sumber daya alam menyebabkan kelangkaan
atau penurunan sumber daya alam tersebut, yang dapat menyebabkan manusia pindah
tempat atau sengaja dipindahkan dari satu daerah ke daerah lain. Kejadian tersebut
akan memicu tumbuhnya konflik etnis, ketika satu kelompok beranggapan bahwa
kelompok lain menongtrol pemakaian sumber daya secara tidak proposional.

Air, udara, dan tanah merupakan habitat dari kehidupan manusia, gangguan terhadap
salah satu unsur akan mengganggu kelangsungan hidup manusia, apalagi jika terjadi
kelebihan. Air merupakan permasalahan yang pertama kali nampak, mengingat badan
kita 67% terdiri dari air.
Air merupakan sumber kehidupan, namun pada saat ini masalah air merupakan
permasalahan rumit mulai dari peristiwa banjir sampai terjadinya kekeringan.
Mahalnya harga air bersih hasil olahan pabrik (aqua) per liter hampir sama dengan
harga 1 liter minyak tanah, ini menunjukkan bahwa kelangkaan air bersih sudah
dalam bahaya. Kira - kira 20 tahun yang lain manusia tidak merasa ragu-ragu untuk
meminum air yang belum diolah pabrik, bahkan air tersebut belum dimasak
sekalipun.
Pengambilan air di seluruh dunia diduga meningkat lebih dari 35 kali lipat
dibanding selama tiga abad yang lampau, dan masih terus meningkat dengan cepat.
Banyak daerah gersang dan separoh gersang sudah menderita kekurangan air yang
serius. Pemakaian air secara berlebihan oleh banyak orang sekaligus mengancam
keberlanjutan pembangunan yang sudah dicapai. Hal ini merupakan beban berat
bagi lembaga-lembaga yang menangani.
Kelangkaan air merupakan masalah, namun konsumsi air oleh manusia yang
cenderung meningkat merupakan ancaman yang perlu segera ditangani.
Menurut LIPI, wilayah Indonesia memiliki 6% dari persediaan air dunia atau 21%
persediaan air Asia Pasifik.
Namun demikian kelangkaan dan kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan layak
pakai tnenjadi permasalahan yang mulai muncul di banyak tempat dan semakin
mendesak dari tahun ke tahun. Kecenderungan konsumsi air naik secara
eksponensial, sedangkan ketersediaan air bersih cenderung melambat akibat
kerusakan alam dan pencemaran, diperkirakan sebesar 15-35% per kapita per tahun.
Dengan demikian di Indonesia dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari
200 juta, kebutuhan air bersih menjadi semakin mendesak. Sekalipun air merupakan
sumber daya yang dapat diperbaharui, namun sumber dayanya juga terbatas. Siklus
air membuat komoditi ini tersedia dalam jumlah tertentu setiap tahun di lokasi
tertentu.
Ini berarti bahwa cadangan perorang menurun manakala penduduk bertambah.
Selama bertahun-tahun air telah digunakan secara boros, dikelola dengan keliru.
Kekurangan air menjadi kendala hebat bagi produksi pangan, pertumbuhan
ekonomi, dan perlindungan sistem alam. Permasalahan yang dihadapi oleh negara-
negara yang masuk kategori langka air, biasanya pertumbuhan penduduknya cepat.
Untuk mendapatkan air orang harus memakai sumur bor, pada hal semakin dalam
pengeboran tanah ada kemungkinan air tersebut terasa asin. Pemompaan air secara
lebih cepat dari pada kemampuan alam untuk mengisinya akan menyebabakan
penurunan permukaan air tanah dan mampu memerosotkan bangunan. Seperti yang
telah terjadi di Beijing dan Mexiko.
Permasalahan air tidak terbatas pada kelangkaan saja, melainkan juga limbah
buangan yang dihasilkan. Pembuangan limbah air oleh pabrik-pabrik secara langsung
ke sungai tanpa melalui pemrosesan yang sempurna telah menyebabkan tanaman-
tanaman produksi milik petani menjadi layu, bahkan dapat mematikan.
Pembuangan limbah ke dalam tanah juga akan mencemari sumber air resapan.
Logam-logam berat yang dihasilkan oleh pabrik seperti cadmium, tembaga, nikel,
seng, dan logam berat lainnya mengumpul di tanah, merembes memasuki air tanah,
untuk kemudian mencemari cadangan air minum.
Berdasar sudut pandang toksikologi, logam berat terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:
1) Logam berat esensial dimana keberadannya dalam jumlah tcrtentu sangat
dibutuhkan olch setiap organisme hidup. Misalnya:: seng (Zn), tembaga (Cu),
besi (Fe), kobait (Co), Mangaan (Mn), dan lain sebagainya.
2) Logam berat tidak csensial atau beracun, dimana keberadaannya dalam tubuh
organisme hidup hingga saat ini masih belum diketahui manfaatnya bahkan justru
bersifat racun. Misalnya: merkuri (Hg), cadmium (Cd), timbale (Pb), kromium
(Cr), dan lain-lain.
Walaupun logam berat esensial dibutuhkan oleh setiap organisme hidup, namun
dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun ( Rivai. 2007).

Anda mungkin juga menyukai