Anda di halaman 1dari 11

A.

DAERAH ASAL DAN PENYEBARAN ALPUKAT

Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah inidapat ditemukan di


pasar-pasar setiap saat, tanpa mengenal musim. Menurut sejarahnya, tanaman
alpukat berasal dari daerah tropic Amerika. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang
ahli botani soviet, memastikan sumber genetic tanaman alpukat berasal dari
Meksiko bagian selatan dan Amerika Tengah, kemudian menyebar ke berbagai
negara yang beriklim tropik.
Daerah pusat penyebaran tanaman alpukat di antaranya adalah Florida,
Kalifornia, Hawai, Australia, Kuba, Argentina, dan beberapa negara di Afrika
Selatan. Tanaman alpukat masuk ke wilayah Indonesia diduga pada zaman
kerajaan Hindu dan ketika Islam masuk ke Indonesia. Orang-oang Portugis dan
Spanyol, yang datang ke Indonesia untuk berdagang pada zaman itu, dianggap
berjasa dalam memperkenalkan aneka jenis tanaman bernilai ekonomis cukup
tnggi. Dalam perkembangan slanjutnya, orangorang Belanda pada zaman
pendudukannya di wilayah Nusantara berhasil mengembangkan budi daya jenis-
jenis tanaman yang mendatangkan keuntungan bagi manusia, termasuk tanaman
alpukat.
Pada mulanya pengembangan tanaman alpukat terkonsentrasi di Pulau
Jawa, tetapi saat ini telah menyebar hampir di semua provinsi di Indonesia.
Berdasarkan data Warta Penyuluhan Pertanian Tanaman Pangan (1992), luas areal
pertanman alpukat di Indonesia mencapai 17.660 hektar yang tersebar di 23
provinsi di Indonesia, kecuali Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan
Timor Timur. Daerah sentra produksi alpukat adalah provnsi Jawa Barat, Jawa
Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat,
Daerah Istimewa Aceh dan Jawa Tengah.

B. SYARAT TUMBUH TANAMAN ALPUKAT

a Iklim
Avokad menyukai tumbuh di daerah beriklim tropis basah dengan
curah hujan 1500-3000 mm per tahun. Untuk daerah dengan curah hujan
kurang dari kebutuhan minimum (2-6 bulang kering), tanaman avokad
masih dapat tumbuh, dengan syarat kedalaman air tanah maksimum 2 meter.
Kebutuhan cahaya matahari untuk pertumbuhan avokad 40-80%.
Angin dibutuhkan terutama untuk proses penyerbukan. Namun, kecepatan
angin sebaiknya tidak terlalu kencang, karena dapat mematahkan ranting dan
percabangan tanaman, mengingat pohon avokad tergolong lunak, rapuh dan
mudah patah. Suhu optimal untuk pertumbuhan 12,8-28,3C. Tanaman
avokad dapat tumbuh di dataran tinggi, sehingga bisa mentolerir suhu udara
15-30C atau lebih rendah.

b Media Tanam
Avokad mensyaratkan media tanam yang subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organik. Tanaman ini tidak tahan genangan air,
sehingga membutuhkan sistem pembuangan air (drainase) yang baik. Jenis
tanah yang baik untuk pertumbuhan avokad adalah tanah lempung berpasir
(sandy loam), lempung liat (clay loam) dan lempung endapan (aluvial
loam).
Keasaman tanah yang baik (pH) untuk pertumbuhan avokad
berkisar 5,6-6,4. Jika pH dibawah 5,5, tanaman akan keracunan karena
unsur Al, Mg dan Fe larut dalam jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya,
pada pH diatas 6,5 beberapa unsur fungsional, seperti Mg, Fe dan Zn akan
berkurang.

c Ketinggian Tempat
Umumnya, tanaman avokad dapat tumbuh di dataran rendah hingga di
dataran tinggi, yakni 5-1500 mdpl. Namun, tanaman ini tumbuh subur
dengan hasil yang memuaskan jika ditanam di tempat dengan ketinggian
200-1000 mdpl. Avokad ras meksiko dan guatemala lebih cocok ditanam di
daerah dengan ketinggian 1000-2000 mdpl, sedangkan ras hindia barat pada
ketinggian 5-1000 mdpl.

C. PROSPEK PENGEMBANGAN ALPUKAT

Di Indonesia pengembangan usaha tani biasanya dikelola oleh petani kecil


berlahan sempit, masih bersifat pekarangan atau penanamannya di kebun-kebun
dicampur dengan jenis tanaman buah lain tanpa perawatan intensif. Hal ini akan
menyulitkan pengelolaan karena lahan yang sempit tidak menjamin kuantitas dan
kualitas produksi.
Alpukat saat ini termasuk komoditas potensial (prioritas rendah) dalamm
skala penelitian dan pengembangannya, tetapi tahun 1988 - 1991 menunjukkan
peranan cukup besar terhadap peningkatan produksi dan ekspor buah nasional.
Produksi 12 jenis buah komersial Indonesia pada tahun 1988 1991 terdiri dari
alpukat, mangga, duku, durian, jeruk, papaya, salak, nanas, rambutan, pisang,
sawo, dan jambu rata-rata 5.013 juta ton per tahun. Sementara produksi alpukat
nasional pada tahun yang sama rata-rata 74.958 ton per tahun atau 1,46% dari
total produksi 12 jenis buah komersial nasional. Tingkat produksi dan konsumsi
alpukat di Indonesia cenderung meningkat terus seperti dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan produksi dan konsumsi alpukat di Indonesia Tahun


1983 1993
No. Tahun Produksi (ton) Konsumsi/kapita (kg)
1 1983 45.745 0,26
2 1984 58.097 0,27
3 1985 62.802 0,35
4 1986 72.234 0,39
5 1987 71.530 0,38
6 1988 62.520 0,33
7 1989 61.302 0,31
8 1990 84.592 0,48
9 1991 91.420 0,45
10 1992 93.267 0,41
11 1993 157.460 0,45

Sumber: BPS diolah Dit. BINUS TPH

Selama tahun 1988 1991 ekspor buah Indonesia rata-rata 5.140 juta ton
per tahun. Namun jumlah ini cenderung berfluktuasi, yakni dari 2,65 juta ton
(1988) turun menjadi hanya 1,48 juta ton (1989), naik kembali menjadi 2,23 juta
ton (1990), dan mencapai 14,21 juta ton (1991).
Ekspor alpukat Indonesia selama tahun 1986 1993 naik turun, yakni dari
10.755 kg (1986), naik menjadi 15.345 (1987), dan mencapai 32.750 kg (1988),
tetapi kemudian turun menjadi hanya 16.272 kg (1989), 9.820 kg (1990), 1.179 kg
(1991), 14.527 kg (1992), dan 3.166 kg (1993). Walaupun cenderung berfluktuasi,
data Biro Pusat Statistik menunjukkan bahwa tahun 1986 1990, pertumbuhan
ekspor alpukat rata-rata meningkat sebesar 16,36% per tahun dan kontribus
terhadap ekspor buah nasional tahun 1990 mencapai 0,49%.
Prospek pengembangan alpukat amat cerah karena peluang pasar di dalam
dan luar negeri cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah
penduduk, semakin membaiknya pendapatan masyarakat, dan semakin tingginya
kesadaran masyarakat akan nilai gizi buah-buahan.
Daya serap pasar dalam negeri terhadap buah-buahan diperkirakan naik
terus sesuai dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Fenomena ini merupakan
isyarat bahwa prospek pemasaran agribisnis buah-buahan di dalam negeri sangat
cerah, termasuk potensi daya serap alpukat.
Peluang pemasaran buah tropis ke pasar luar negri dalm beberapa tahun
terakhir terus meningkat. Hal ini berdampak positf terhadap peningkatan ekspor
buh tropis Indonesia, termasuk alpukat.
Untuk mendukung pengembangan buah-buahan di Indonesia, pemerntah
mengancang pembangunan kebun buah-buahan berskala komersial dengan
menciptakan sentrum produksi yang didukung oleh penyediaan bibi bermutu dan
berteknologi maju. Dewasa ni sentrum produksi alpukat terdapat di provinsi Ace,
Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dalam
Repelita VI proritas penelitian dan pengembangan buah-buahan, termasuk
alpukat, diproyeksikan di provinsi Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat,
Lampung, Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.
D. KEGUNAAN TANAMAN ALPUKAT

Sosok tanaman alpukat tumbuh kokoh, tinggi dan cukup rindang. Di habitat
alam tropis, tanaman alpukat cocok ditanam di lahan-lahan kering untuk
memperbaiki lingkungan sekaligus mencegah erosi. Bagian paling penting dari
tanman alpukat adalah buahnya.
Daging buah alpukat yang masak mempunya rasa enak dan lezat untuk
dijadikan pencampuran minuman, termasuk jus. Niali ekonomis buah alpukat
cukup tinggi karena merupakan komoditas pedagangan di pasar dalam dan luar
negeri. Kandungan gizi buah alpukat cukup tinggi dan komposisinya lengkap.

Tabel 2. Kandungan Gizi Tiap Gram Buah Alpukat Segar

No. Kandungan gizi Jumlah


1 Kalori 85,00 kal
2 Protein 0,90 g
3 Lemak 6,50 g
4 Karbohidrat 7,70 g
5 Kalsium (Ca) 10,00 mg
6 Fosfor (P) 20,00 mg
7 Zat Besi (Fe) 0,90 mg
8 Vitamin A 180,00 S.I.
9 Vitamani B1 0,05 mg
10 Vitamin C 13,00 mg
11 Air 84,30 g
12 Bagian dapat dimakan (Bdd) 61,00 %

Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI (1981)

Buah alpukat mengandung 78 % asam lemak tidak jenuh, termasuk asam


oleic dan linoleik. Asam lemah tidak jenuh bersifat mudah dicerna dan berguna
untuk memfungsikan organ tubuh secara baik. Mengkonsumsi buah alpukat dapat
menurunkan kolesterol dan bersifat aman sekalipun dimakan dalam jumlah
banyak. Din Indonesia, buah alpukat biasa dikonsumsi sebagai buah segar dengan
gula, atau dicampur dengan sirup dan susu.
Gambar 1.1. Biji alpukat berkhasiat mengobati sakit gigi

Daging buah alpukat yang telah masak berkhasiat untuk mencegah kulit
muka keriput dan wajah kering. Biji alpukat dapat dimanfaatkan sebagai obat
tradisional. Herminia de Guzman Ladion, seorang pakar kesehatan Filipina,
menganjurkan penggunaan biji alpukat untuk mengobati sakit gigi. Daun muda
(pucuk) alpukat sering digunakan sebagai bahan ramuan obat sakit ginjal.
Meskipun demikian, belum diketahui kandungan zat pada daun alpukat yang
berkhasiat terhadap penyakit ginjal.

E. PEMUPUKAN

Aplikasi pemupukan pada tanaman alpukat dari beberapa sumber yaitu:

1. Moehd. Baga Kalie (1997)


Tanaman alpukat muda yang baru ditanam memerlukan air penyiraman yang
cukup. Bila tidak hujan, tanaman harus disiram atau diairi. Tanaman muda ini
akan tumbuh dan membentuk organ-organ vegetatif; akar, batang, cabang, ranting,
dan tajuk pohon berikut daun. Tanaman dewasa, selain tumbuh membentuk dan
mengganti organ-organ vegetatif, juga membentuk organ generatif atau panenan
setiap tahun sepanjang umur fisiologisnya.
Pertumbuhan dan pembentukan organ vegetatif dana generatif tanaman
alpukat membutuhkan unsur hara yang cukup. Dengan kata lain, pembudidayaan
tanaman alpukat membutuhkan program pemupukan yang baik dan teratur.
Pemupukan untuk lahan-lahan di tanah air kita belum diketahui secara persis.
Akan tetapi, menurut penelitian di luar negeri program pemupukan untuk tanaman
alpukat tidak berbeda dengan pemupukan untuk jeruk; perbedaannya hanya pada
kebutuhan nitrogen. Kebutuhan nitrogen tanaman alpukat lebih rendah daripada
tanaman jeruk. Sistem perakaran tanaman alpukat khususnya akar-akar
rambutnya, hanya sedikit dan pertumbuhannya kurang ekstensif. Oleh karena itu,
pemupukan harus diberikan agak sering dengan dosis kecil. Adapun program
pemupukan alpukat dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3.A. Program Pemupukan Tahunan Tanaman Alpukat (kg/pohon)

Umur Tanaman N P K

Tanaman muda 0,125-0,5 0,25-0,5 0,125-0,5

(1-4 tahun)

Tanaman produksi 1,0-1,6 1,6 2,4

(5 tahun lebih)

Pupuk sebaiknya diberikan empat kali dalam setahun. Bila program pemupukan
tahunan tersebut menggunakan pupuk urea (45% N), pupuk TSP (50% P) dan
pupuk KCl (60% K), program pemupukan diatas menjadi sebagai berikut:

Tabel 3.B. Program Pemupukan Tahunan Tanaman Alpukat Khusus


(kg/pohon)

Umur Tanaman Urea TSP KCl

Tanaman muda 0,27-1,1 0,5-1 0,2-0,83


(1-4 tahun) 3,2

Tanaman produksi 2,22-3,55 4

(5 tahun lebih)

Cara mengaplikasikan program pemupukan ini dengan menanamkan pupuk


kedalam lubang yang dibuat di bawah tepi tajuk tanaman, melingkari tanaman.

2. Y. Hety Indriani (1997)

Bila tanaman tumbuh baik, pupuk yang diberikan dapat berupa NPK dengan
perbandingan 15:15:15. Atau dengan memberikan Urea + TSP dengan
perbandingan 2:1 bila ingin pertumbuhan vegetatifnya cepat. Pupuk yang
diberikan sedikit saja, sepucuk sendok teh untuk tiap polybag. Pemberiannya
cukup ditabur disekeliling tanaman dan kemudian ditutup dengan tanah.

3. Neni Suhaeni (2008) dan Rismunandar (1987)

Sebagai tanaman yang berumur panjang, alpukat relatif tidak memerlukan zat
lemas yang tinggi dibandingkan dengan zat fosfat. Tanaman alpukat bisa dirabuk
dengan pupuk organis, seperti sisa-sisa tanaman maupun dedaunan yang telah
membusuk.

Untuk keperluan pemupukan, galilah lubang melingkar dibawah mahkota


pohon sedalam 30 cm dan lebarnya seukuran cangkul atau lebih sesuai banyaknya
pupuk. Masukkan pupuk secukupnya. Tutup kembali lubangnya dengan tanah
galian. Siram dengan air hingga lembab. Tanaman alpukat berusia 3-5 tahun bisa
diberi 3-5 karung pupuk kandang. Proses pemupukan juga bisa dilakukan
memakai pupuk buatan.

Menu pupuk buatan untuk tanaman alpukat berumur 5 tahun adalah sebagai
berikut :
- Pupuk ZA sebanyak 56-280 kg per hektar.
- Pupuk DS sebanyak 60-280 kg per hektar.
- Pupuk ZK sebanyak 22-112 kg per hektar.
Adapun, menu pupuk untuk tanaman alpukat berumur lebih dari 5 tahun adalah
sebagai berikut :
- Pupuk ZA sebanyak 450-900 kg per hektar.
- Pupuk DS sebanyak 200-400 kg per hektar.
- Pupuk ZK sebanyak 225-335 kg per hektar.
Banyaknya dosis pupuk per pohon tinggal dibagi secara rata dan adil saja.
Dari data di atas tampak bahwa pemupukan harus disesuaikan dengan tanah dan
umur tanaman.
Ketiga macam pupuk buatan di atas bisa dicampur saat pemupukan. Pupuk ZA
dan ZK yang mudah larut dapat diberikan dua kali, yaitu menjelang musim hujan
dan menjelang musim kemarau. Pupuk sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin
pada akar alpukat. Akan lebih baik jika pupuk buatan disatukan dengan pupuk
kandang.

Bila tidak ada pupuk kandang, usahakan menutup tanah di bawah mahkota
pohon dengan dedaunan atau sampah sebanyak mungkin setelah penempatan
pupuk buatan selesai.

4. Heru Prihmantoro (2008)

Tanaman alpukat termasuk jarang dibudidayakan secara sungguh-sungguh.


Umumnya, pemilik tanaman alpukat membiarkan tanamannya tumbuh dengan
sendirinya. Akan tetapi, bila tanaman alpukat diberi pupuk, hasilnya akan lebih
baik. Langkah awal dalam pemberian pupuk, yaitu saat membuat lubang tanam.
Pupuk dasar : 20 kg pupuk kandang
Setiap tahun sampai umur 5 tahun : 10 kg pupuk kandang, 0,56-2,8 kg urea,
0,6-2,6 kg TSP dan 0,22-1,12 kg KCl.
Setiap tahun setelah umur 5 tahun : 10 kg pupuk kandang, 4,5-9 kg urea, 2-4
kg TSP dan 2,25-3,35 kg KCl.
Pemberian pupuk tersebut sebaiknya dua kali, yaitu menjelang dan akhir
musim penghujan. Pupuk diberikan dengan membuat larikan tepat di bawah tajuk
tanaman.
5. Rahmat Rukmana (1997) dan Kemal Prihatman (2000)

Dalam pembudidayaan alpukat, diperlukan program pemupukan yang baik


dan teratur. Mengingat sistem perakaran tanaman alpukat, khususnya akar-akar
rambutnya, hanya sedikit dan pertumbuhannya kurang ekstentif maka pupuk harus
diberikan agak sering dengan dosis kecil.

Jumlah pupuk yang diberikan tergantung pada umur tanaman. Bila


pemupukan tanaman tahunan menggunakan pupuk urea (45% N), TSP (50%) dan
KCl (60%) maka untuk tanaman berumur muda (1-4 tahun) diberikan urea, TSP
dan KCl masing-masing sebanyak 0,27-1,1 kg/pohon dan 0,2-0,83 kg/pohon.
Untuk tanaman umur produksi (5 tahun lebih) diberikan urea, TSP dan KCl
masing-masing sebanyak 2,22-3,55 kg/pohon, 3,2 kg.pohon dan 4 kg/pohon.
Pupuk sebaiknya diberikan 4 kali dalam setahun.

Mengingat tanaman alpukat hanya mempunyai sedikit akar rambut, maka


sebaiknya pupuk diletakkan sedekat mungkin dengan akar. Caranya dengan
menanamkan pupuk kedalam lubang sedalam 30-40 cm, dimana lubang tersebut
dibuat tepat di bawah tepi tajuk tanaman, melingkari tanaman.

6. Nazaruddin & Fauziah Muchlisah (1996)

Pupuk diberi dengan tujuan agar pertumbuhan tanaman dapat optimal.


Pemberian pupuk pada tanaman yang sudah menghasilkan berbeda dengan
tanaman yang belum menghasilkan. Dosis pupuk tanaman menghasilkan lebih
besar karena kebutuhan akan unsur hara bukan saja untuk pertumbuhan daun dan
batang, tetapi juga untuk bunga dan buah. Dosis pupuk untuk tanaman muda ialah
pupuk kandang 5 kg, urea 50 g, TSP 50 g dan KCl 25 g. Sedangkan dosis pupuk
untuk tanaman yang sudah berbuah ialah pupuk kandang 10 kg, urea 2 kg, TSP 1
kg dan KCl 1 kg. Cara pemberian pupuk ialah dibenamkan dengan lubang yang
digali di bawah lingkar tajuk tanaman.

KESIMPULAN
Pemberian pupuk pada tanaman alpukat juga tergantung pada umur
tanaman alpukat baik tanaman yang berumur muda maupun tanaman yang
berumur dewasa. Jenis pupuk yang digunakan pada aplikasi pemupukan terhadapa
tanaman alpukat ini yaitu pupuk organic yang berasal dari pupuk kandang dan
pupuk anorganik yang terdiri dari pupuk NPK, urea, TSP dan KCl. Dari aplikasi
pemupukan yang diperoleh dari beberapa sumber buku, menunjukkan bahwa
penggunaan pupuk terhadap budidaya tanaman alpukat hampir sama antara yang
satu dengan yang lain, hanya ada beberapa yang membedakan yaitu dari
penggunaan pupuk dengan satuan dosis yang berbeda pada perlakuan yang
berbeda. Misalnya dosis pupuk dalam kg diberikan perpohon dan perhektar.

Anda mungkin juga menyukai