Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, karunia
dan hidayah yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul Genesa Bahan Galian. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam
proses pembelajarannya serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Maret 2017

Tim Penulis
Daftar Isi
BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, penulis mencoba untuk merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan genesa bahan galian?
2. Bagaimana proses terbentuknya endapan bahan galian?
3. Bagaimana teknik pengambilan sample?
4. Bagaimana metode pengambilan sample ?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun maksud dari tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui maksud dari genesa bahan galian
2. Mengetahui proses terbentuknya endapan bahan galian
3. Mengetahui teknik pengambilan sample
4. Mengetahui metode-metode pengambilan sample
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Genesa Bahan Galian


Genesa bahan galian adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara
terbentuknya suatu deposit bahan galian secara alamiah. Dengan mempelajari
genesa bahan galian, maka karakteristik suatu deposit bahan galian dapat
diketahui, seperti bentuk deposit, letak deposit, luas penyebaran, besar cadangan,
dan dengan petunjuk itu dapatlah ditentukan metode penambangan yang dapat
dilakukan serta cara pengolahannya. Dalam membahas genesa bahan galian, maka
ada beberapa istilah yang sering dipakai dan harus dipahami, antara lain :
1. Bijih (Ore)
Suatu deposit yang meliputi mineral bijih, mineral gang, dan batuan samping,
dimana dari deposit tersebut dapat diekstraksi satu atau lebih jenis logam.
Pengertian bijih ini harus dibedakan dengan pengertian mineral bijih.
2. Mineral Bijih (Ore Mineral)
Kumpulan dari satu mineral (simple ore) atau beberapa mineral (complex ore)
yang daripadanya dapat diekstraksi satu atau lebih logam secara
menguntungkan. Mineral bijih dapat ditemukan dalam bentuk logam murni
seperti emas dan tembaga, dan bisa juga dalam bentuk kombinasi logam
dengan sulfur, arsenik, oksigen, silicon, atau elemen-elemen lainnya.
Umumnya deposit bijih ditemukan dalam bentuk kombinasi sehingga untuk
mendapatkan logam murni harus diekstraksi lebih dulu.
3. Mineral Gang (Gangue Mineral)
Mineral pengiring atau mineral yang biasanya berasosiasi dengan mineral bijih
dalam suatu deposit bijih. Biasanya bersifat tidak ekonomis seperti kuarsa,
kalsit, fluorit, pirit, siderit dan lain-lain.
4. Batuan Samping (Country Rock)
Batuan yang terdapat di sekeliling suatu deposit mineral.
5. Syngenetic
Deposit yang terbentuk bersamaan dengan pembentukan batuan di
sekelilingnya.
6. Epigenetic
Deposit yang terbentuk lebih dulu dari batuan disekitarnya.
7. Deposit Mineral
Istilah yang digunakan untuk suatu akumulasi atau konsentrasi mineral dalam
suatu tubuh mineral yang terbentuk secara alami dan memiliki nilai ekonomis
untuk ditambang. Dalam suatu deposit dapat dihasilkan beberapa mineral bijih
yang berbeda.

2.2. PENGERTIAN BAHAN GALIAN


Pengertian umum bahan galian adalah semua bahan atau subtansi yang
terjadi dengan sendirinya di alam dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai
keperluan industrinya.
Menurut UU No. 11 thn . 1967 tentang Pokok-Pokok Pertambangan; Bahan
Galian adalah unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan segala
macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan alam.
Bahan galian dapat berupa logam maupun bukan logam, dan dapat berupa
bahan tunggal ataupun berupa campuran lebih dari satu bahan.
Di Indonesia, berdasarkan PP No. 27 thn. 1980 bahan galian dibagi atas tiga
golongan yaitu :
1. Golongan A
Golongan bahan galian strategis artinya strategis dalam Pertahanan dan Keamanan
Negara serta Perekonomian Negara. Contoh : minyak bumi, gas alam, uranium,
batubara, dan lain-lain.
2. Golongan B
Golongan bahan galian vital artinya dapat menjamin hajat hidup orang banyak
atau yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas. Contoh :
besi, mangan, kromit, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina, air raksa, dan
lain-lain.
3. Golongan C
Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan B. Contoh : pasir,
talk, magnesit, dan lain-lain.
Unsur-unsur yang membentuk bahan-bahan deposit bahan galian
diperoleh dari massa batuan cair pijar (magma) yang berasal dari mantel bumi bagian
atas atau dari kerak bumi bagian luar.
Dari 98 unsur yang diketahui, hanya ada 8 unsur saja yang dijumpai pada kerak bumi
dalam jumlah lebih dari 1%; sedangkan kerak luar bumi sendiri (sampai kedalaman
kurang lebih 15km) tersusun dari 13 unsur utama, yaitu : oksigen (O) silicon (Si).
aluminium (Al), besi (Fe), kalsium (Ca), natrium (Na), kalium (K), magnesium
(Mg),titanium (Ti), fosfor (P), hydrogen (H), karbon (C), dan mangan (Mn).
Termasuk dalam unsur-unsur yang jumlahnya sangat sedikit adalah kelompok logam
mulia dan bahan-bahan yang ekonomis seperti : platina , emas, perak, tembaga,
timbal, seng, timah putih, nikel, dan lain-lain. Jadi jelaslah, tanpa proses-proses
geologi
yang dapat mengakumulasikan bahan-bahan tersebut, maka bahan-bahan tersebut
tidak dapat dijumpai dalam jumlah yang ekonomis.
Memahami proses terakumulasinyanya suatu deposit mineral sangat penting
dalam pekerjaan ekplorasi, dengan mengenal cara terbentuknya bermacammacam
endapan mineral maka pencariannya dapat lebih terarah.
Mineral-mineral pembentuk batuan jumlahnya juga sangat sedikit, dari lebih 1600
jenis
mineral yang dikenal, hanya kira-kira 50 jenis saja yang termasuk jenis mineral
pembentuk batuan dan dari 50 jenis mineral pembentuk batuan tersebut, hanya 29
jenis saja yang termasuk umum dijumpai.

Anda mungkin juga menyukai