Anda di halaman 1dari 1

AMDAL atau FS yang Lebih Dulu ?

Dalam banyak kesempatan Pembahasan Dokumen AMDAL, terutama oleh anggota TIM Komisi
AMDAL, seringkali dipertanyakan apakah dokumen AMDAL yang disusun tersebut didasarkan
kepada hasil studi kelayakan (feasibility study = FS) ?. Artinya dipahami bahwa seharusnya
dokumen AMDAL disusun setelah ada dokumen FS. Hal ini disebabkan karena, dalam
menguraikan deskripsi suatu kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan, maka harus sesuai dengan deskripsi kegiatan yang sudah dimuat dalam dokumen FS.
Sehingga perkiraan dampak kegiatan terhadap lingkungan tidak didasarkan kepada rencana kegiatan
usaha yang masih belum jelas.

Pemahaman demikian,dari sisi kesempurnaan dokumen AMDAL, adalah ada benarnya. Namun
apabila kita memahami dari sudut pandang pengertian STUDI KELAYAKAN atau FS tersebut,
yang intinya merupakan studi kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan (studi AMDAL), maka
berarti bahwa dokumen amdal tersebut adalah bagian dari FS itu sendiri. Dari sudut pandang lain,
diketahui dalam Tata Laksana Penilaian Dokumen AMDAL oleh TIM Komisi AMDAL (baik Pusat,
Provinsi maupun Kabupaten/Kota), maka tidaklah disebutkan bahwa dalam dokumen AMDAL
harus dilampirkan dokumen FS. Artinya dalam proses penilaian dokumen AMDAL, tidak harus ada
dokumen FS.

Barangkali dengan sering munculnya polemik seperti ini, maka dalam sistematika penyusunan
dokumen AMDAL (Permen LH No 08 Tahun 2006), dimasukan salah satu bagian dari dokumen
AMDAL yang dapat menjadi jawaban dari persoalan di atas adalah bahwa ada KAJIAN
ALTERNTATIF terhadap desain, lokasi, waktu, metode serta aapek lain dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan. Artinya berbagai kemungkinan deskripsi kegiatan yang dilaksanakan, menjadi
ruang kajian dalam setiap pelaksanaan studi AMDAL

Anda mungkin juga menyukai