Anda di halaman 1dari 2

Hipotesis 1 menyatakan bahwa orientasi administrasi pada TMT mempunyai hubungan

positif dengan penggunaan diagnosis pada MAS sedangkan orientasi profesional pada TMT
mempunyai hubungan positif dengan penggunaan inisiatif pada MAS.
Penggunaan diagnosis pada MAS sesuai dengan tingkat perubahan strategi yang rendah.
Penggunaan diagnosis contohnya penggunaan anggaran untuk pengawasan dan pengendalian
efisiensi operasional. Penggunaan inisiatif pada MAS sesuai dengan tingkat perubahan
strategi yang tinggi. Penggunaan inisiatif seperti dalam penggunaan anggaran untuk
mensimulasi dialog dan pembelajaran yang berkelanjutan.
Hipotesis 2 menyatakan bahwa orientasi profesional pada TMT mempunyai hubungan positif
dengan penggunaan informasi MAS nonfinansial. Sedangkan orientasi administrasi pada
TMT mempunyai hubungan positif dengan penggunaan informasi MAS finansial. Walaupun
MAS memberikan informasi yang sama namun pengguna informasi tersebut ditentukan oleh
preferensi pribadi yang ditentukan oleh faktor kognitif, afektif dan faktor yang terkait dengan
pengetahuan pribadi seseorang. Orientasi profesional dan administrasi pasti memiliki
preferensi yang berbeda. Oleh karena itu, informasi yang digunakan oleh orang yang
memiliki orientasi profesional akan berbeda dengan orang yang memiliki orientasi
administrasi.
Hipotesis 3 menggunakan hipotesis null karena terdapat keterbatasan bukti dan peneliti tidak
dapat memprediksi argumen mana yang lebih kuat. Oleh karena itu, hipotesis 3 menyatakan
bahwa orientasi profesional dan orientasi administratif pada TMT tidak berhubungan dengan
kepentingan yang melekat pada fungsi evaluasi kinerja MAS dan tidak berhubungan juga
dengan kepentingan yang melekat pada fungsi alokasi sumber daya. Alokasi sumber daya
mencerminkan penggunaan MAS untuk pembuatan keputusan tentang distribusi sumber daya
antar unit-unit organisasi yang seringkali muncul pada fase perencanaan pada siklus
pengendalian seperti pada saat pembuatan anggaran tahunan. Evaluasi kinerja mencerminkan
penggunaan MAS untuk mengukur dan mengevaluasi managerial dan pencapaian tujuan unit
yang umumnya muncul paa fase evaluasi siklus pengendalian ketika membandingkan
anggaran dengan angka realisasi.
Hipotesis 4 menyatakan bahwa implementasi strategi fleksibilitas dipengaruhi secara positif
oleh penggunaan interaktif MAS, penggunaan informasi MAS nonfinansial, dan penggunaan
MAS untuk keputusan alokasi sumber daya. Strategi fleksibilitas berkaitan dengan
kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan keadaan misal dengan kemampuan
menciptakan produk baru. Kesuksesan adopsi strategi fleksibilitas membutuhkan kombinasi
dari koordinasi, automi, dan desentralisasi dalam sebuah organisasi dan sistem pengendalian
yang bisa dan mampu menstimulasi hubungan kerja yang lancar antar level hirarki dan fungsi
organisasi. Implementasi strategi fleksibilitas akan memanfaatkan ini dari kombinasi
koordinasi dan pembelajaran berkelanjutan yang ditimbulkan dari adanya diskusi dan
interaksi dalam organisasi. Hal ini bersifat interactive style. Implementasi memerlukan
kustomisasi produk daripada standarisasi yang mengakibatkan hubungan antara input dan
output aktivitas produksi menjadi tidak jelas. Hal ini menimbulkan penurunan kemungkinan
optimalisasi rasio input dan output. Jadi untuk mengukur dan menciptakan efisiensi dan
efektivitas maka perlu seperangkat pengukuran kinerja yang menyediakan lebih banyak
pandangan dalam berbagai bagian dari proses transformasi. Informasi nonfinansial dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh TMT dengan orientasi profesional dalam
mengejar fleksibilitas dan prioritas kustomisasi daripada informasi yang terdapat pada
informasi finansial. Implementasi strategi fleksibilitas memerlukan interaksi dan
tanggungjawab cross-functional untuk permintaan pelanggan spesifik. Karena ini sifatnya
antar department maka orientasinya ke fungsi alokasi sumber daya ke masing-masing
depertment sesuai dengan tujuan organisasi.
Hipotesis 5 menyatakan bahwa implementasi strategi cost memerlukan standarisasi dan
komparabilitas dari produk dan aktivitas yang memerlukan penggunaan informasi finansial
yang bersifat umum. Informasi finansial menunjukkan tujuan pengendalian cost dalam hal
moneter (dinilai dengan satuan uang) yang memerlukan adanya standarisasi dan komparasi
antar fungsi organisasi. Interaksi ini bersifat intradepartmental. Hipotesis ini juga menyatakan
bahwa pembuatan keputusan dan pengendalian yang ditransmisikan melalui pedoman yang
telah ditentukan dan dikendalikan dengan ketat. Strategi cost menentukan pada penyelesaian
problem yang ada dengan optimalisasi produksi yang ada daripada mencari atau membuat
produk atau jasa baru. Hal ini cocok dengan diagnostic style dalam penggunaan MAS yang
melibatkan pengawasan dan pengendalian efektivitas aktivitas yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai