Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

I .Konsep medik
a. Definisi
Karsinoma tiroid merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang terletak di depan leher yang
secara normal memproduksi hormone tiroid yang penting untuk metabolisme tubuh.
Karsinoma umumnya tergolong pada slow growing tumor dengan pertumbuhan dan perjalanan penyakit
yang lambat serta morbiditas dan mortalitas yang rendah. Namun sebagian kecil adapula yang tumbuh
cepat dan sangat ganas dengan prognosis yang fatal. Infiltrasi karsinoma tiroid dapat ditemukan di
trachea, laring, faring, esophagus, nervus recurrent, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur lain
pada leher dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher sedangkan metastase
hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati.
b.Etiologi
Etiologi yang pasti belum diketahui. Yang berperan khususnya untuk well differentiated carcinoma
(papilar dan folikular) adalah radiasi dan goiter endemis sedangkan untuk jenis medular adalah faktor
genetik. Belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk kanker anaplastik dan medular.
Diperkirakan kanker tiroid anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensiasi baik (papiler
dan folikuler) dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar. Sedangkan limfoma pada tiroid
diperkirakan karena perubahan-perubahan degenerasi ganas dari tiroiditis Hashimoto

c. Faktor resiko
Faktor resiko yang menyebabkan karsinoma tiroid adalah sebagai berikut:
Usia; terdapat resiko malignasi apabila didapat nodul tiroid pada usia <>45 tahun.
Sex; wanita mempunyai resiko tiga kali lebih besar dari pada pria.
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga; adanya keterlibatan genetic pada karsinoma ini.
Ras; ras asia dan kulit putih pada umumnya mempunyai resiko tinggi.
Pernah menderita penyakit pembesaran kelenjar tiroid. Terdapat 5% struma nodosa mengalami
degenrasi maligna.
Geografis tempat tinggal. Yang berasal dari daerah kaya iodium umumnya menderita karsinoma
tiroid papilare sedangkan yang berasal dari daerah endemik goiter umumnya menderita karsinom tiroid
folikulare.
Radiasi pada leher dan kepala. Pengaruh radiasi pada kanak-kanak dapat menyebabkan malignansi tiroid
30-50% dan pada dewasa 20%.

D. Klasifikasi Karsinoma Tiroid


1. Klasifikasi menurut who
A. Tumor epitel maligna
1) karsinoma folikulare
2) karsinoma papilare
3) campuran antara folikulare dan papilare
4) karsinoma sel squamosa
5) karsinoma medulare
B. Tumor non epitel maligna: fibrosarkoma
C. Tumor maligna lainnya
1) sarkoma
2) limfoma maligna
3) hemangiothelioma maligna
4) teratoma maligna

2. Klasifikasi menurut buku ajar ilmu bedah de jong


A. Karsinoma tiroid berdiferensiasi baik
1) tipe papiler
2) tipe folikuler
3) campuran keduanya
B. Karsinoma meduler yang berasal dari sel c parafolikuler
C. Karsinoma yang berdiferensiasi buruk yaitu tipe anaplastik
3. Klasifikasi berdasarkan sistem tnm
A. T tumor primer
Tx:tumor primer tidak dapat dinilai
To:tidak didapat tumor primer
T1:tumor berukuran <>
T2:tumor berukuran > 1 cm sampai dengan <>
T3:tumor berukuran > 4 cm, masih terbatas pada tiroid.
T4:tumor yang berukuran apasaja yang telah berekstensi keluar kapsul.
B. N kelenjar getah benign regional
Nx:kelenjar getah bening tidak dapat dinilai.
N0:tidak didapatkan metastase kelenjar getah bening.
N1:didapatkan metastase kelenjar getah bening.
N1a:didapatkan metastase kelenjar getah bening cervical ipsilateral
N1b didapatkan metastase kelenjar getah bening cervical bilateral, midline, contralateral atau ke kelenjar
getah bening mediastinal
C. M metastase jauh
Mx:metastase jauh belum dapat dinilai.
Mo:belum didaatkan metastase jauh.
M1:sudah didapatkan metastase jauh.

4. Menurut mc kenzi (1971), ada 4 tipe jaringan karsinoma tiroid yang berbeda yang dipakai
untuk pelaksanaan sehari-hari, yaitu:
A. Karsinoma tiroid papilar.
Tipe ini yang palng banyak ditemukan sekitar 60-70% dari ke empat tipe di atas. Umumnya tipe ini
tumbuh lambat dan dapat muncul bertahun-tahun sebelum menyebar ke daerah nodes limpa. Ketika
tumor terlokalisir di kelenjar tiroid, prognosisnya baik apabila dilakukan tindakan tiroidektomi parsial
atau total. Termasuk golongan yang berdiferensiasi baik. Biasanya terdapat pada usia kurang dari 40
tahun dan wanita 2-3 kali lebih sering terkena daripada pria. Diagnosis biasanya dapat ditegakkan
dengan biopsi jarum halus dan pemeriksaan sitologi.
Gambaran histopatologik karakteristik adalah ditemukan struktur papiler dan sel-sel ganas yang uniform
baik ukuran maupun intinya. Kadang-kadang tipe ini disertai adanya folikuler di tengah-tengah struktur
yang papiler. Penyebaran terutama melalui sistem getah bening yang mula-mula ke kelenjar regional.
Dapat juga bermetastase jauh ke paru-paru, tulang. Biasanya terdapat multisentris atau bilateral. Tumor
primer atau recurent dapat menginfiltrasi trakhea atau esophagus sehingga menimbulkan gejala
obstruksi. Occult papilary carcinoma hanya diketahui secara kebetulan waktu operasi karena ukuran
yang kecil, yaitu <>
B. Karsinoma tiroid folikular.
Golongan terbanyak kedua setelah adenokarsinoma papilare. Lebih ganas dari golongan pertama dan
dapat ditemukan pada semua umur. Tetapi lebih banyak pada usia > 40 tahun. Lebih sering unilateral
daripada bilateral.
Gambaran histopatologi menunjukkan struktur kelenjar. Penyebaran terutama melalui sistem vaskuler
(hematogen), matastase jauh ke tulang, alat-alat viscera seperti hati dan paru. Jarang ke kelenjar getah
bening regional. Kemungkinan untuk mengalami transformasi menjadi akarsinoma anaplastik dua kali
lebih besar dibandingkan karsinoma papiler. Diagnosa jenis folikuler didasarkan pada ada atau tidaknya
invasi sel tumor ke kapsul tiroid atau pembuluh darah.
Karakteristik dari tipe ini adalah terjadi pada usia 40-60 tahun, wanita lebih sering daripada pria, tumor
soliter dan berkapsul, pada orang-orang yang terpajan sinar radiasi, menginvasi struktur vaskuler dan
penyebaran biasanya melalui hematogen ke paru, hati, tulang, badder, otak dan kulit. Dapat
melekat/menempel di trakea, otot leher, pembuluh darah besar dan kulit, yang kemudian menyebabkan
dispnea serta disfagia. Bila tumor mengenai the recurrent laringeal nerves, suara klien menjadi serak.
Prognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit pada saat diagnosa ditetapkan.
Pembedahan untuk jenis karsinoma ini adalah lobektomi total pada sisi yang terkena. Juga karena sel
karsinoma ini menangkap yodium, maka radioterapi dengan y 131 dapat digunakan dengan pengukuran
kadar tsh sebagai follow up bahwa dosis yang digunakan bersifat supresif dan untuk memantau
kekambuhan tumor.
C. Karsinoma tiroid medular.
Sering ditemukan pada usia tua (50-60 tahun). Berasal dari sel c atau parafolikuler kelenjar gondok yang
banyak mengandung amiloid, yang merupakan sifat khasnya. Juga mengeluarkan kalsitonin yang dapat
diukur dengan radioimmunoassay yang dapat digunakan untuk screening atau follow up studi dari
penyakit ini. Di samping itu, acth, prostaglandin, dan histamin. Disebut juga karsinoma solidum karena
jenis ini keras seperti batu. Sering didapatkan bersamaan dengan penyakit atau gangguan hormonal
lainnya seperti adenoma paratiroid, pheokromositoma. Tipe ini bersifat familier dan herediter.
Penyebaran melalui sistem getah bening, tidak berhubungan dengan riwayat radiasi, sering residitif dan
bisa dipantau melalui kadar kalsitonin darah. Prognosis buruk bila usia > 50 tahun, pria, terdapat
metastase dan bila ada tumor kelenjar endokrin lain yang menyertai.
Bentuk-bentuk kelainan klinis tipe medulare:
1) sporadic, 80% dari tipe medulare. Biasanya unilateral dan tidak berhubungan dengan kelainan di
organ endokrin lain. Onset pada 40-60 tahun. Wanita:pria = 3:2 dan dapat disertai diare.
2) men ii-a (sipple sindrom) yaitu karsinoma medulare bilateral, hiperparatiroid. Sindrom ini
berhubungan dengan adanya defek pada genetik. Puncak onset yaitu pada usia 30 tahun-an. Wanita dan
pria sama insidennya.
3) men ii-b yaitu karsinoma medulare, pheokromositoma, ganglioneuroma pada mukosa dan habitus
marfanoid. Berhubungan dengan defek genetic juga. Biasanya muncul pada usia 30 tahun-an. Wanita
dan pria sama insidennya.
D. Karsinoma Tiroid Anaplastik.
Perjalanan penyakit ini cepat dan biasanya fatal. Dalam beberapa pekan atau bulan sudah menyebabkan
keluhan-keluhan akibat penekanan dan invasi karsinoma berupa gejala obstruksi pernapasan atau
obstruksi esofagus. Keadaan umum cepat menurun dan tumor cepat mengadakan metastase jauh. Sering
disertai rasa nyeri dan nyeri alih ke daerah telinga dan suara dapat menjadi serak karena ada infiltrasi ke
nervus rekurens, sering juga menyebabkan disfagia dan dispnea.
Tipe ini secara histopatologi terdiri dari anaplastikspindle cell, giant cell dam small cell. Banyak
ditemukan mitosis dan penyebaran melalui sistem getah bening. Pada beberapa keadaan, jenis ini berasal
dari karsinoma jenis papiler yang tidak diobati atau karsinoma papiler yang sudah diobati dengan
radiasi.
Karakteristik dari tipe ini:
1) rasio wanita lebih besar dibanding pria (2:1)
2) sangat jarang pada anak
3) onset pada usia <65>
4) bisa timbul pasca radiasi setelah bertahun-tahun lamanya
5) penjalaran ke kgb pada 90% kasus
6) biasanya keluhan berupa adanya kelenjar tiroid yang berkembang dengan cepat karena adanya
riwayat struma jinak.
7) kadang pasien butuh trakeostomi untuk membantu pernapasan karena tipe ini paling parah
menginfiltrasi trakea sampai ke lumen sehingga terjadi dispnea disertai dengan stridor.
8) angka kesembuhan sangat rendah
9) sering terjadi metastase yang jauh.
Pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen torak dan seluruh tulang tubuh untuk mencari metastasis.
Klien dengan diagnosa karsinoma anaplastik dapat diobati dengan pembedahan paliatif, radiasi dan
kemoterapi.
E. Tanda dan gejala

Paling sering gejala pertama dari kanker tiroid adalah nodul di wilayah tiroid leher.
Namun, banyak orang dewasa memiliki nodul kecil di tiroid mereka, tetapi
biasanya di bawah 5% dari nodul ini ditemukan untuk menjadi kanker. Kadang-
kadang tanda pertama adalah kelenjar getah bening yang membesar. Kemudian
gejala yang dapat hadir adalah nyeri di daerah anterior leher dan perubahan suara
karena adanya keterlibatan saraf laring berulang .

Kanker tiroid biasanya ditemukan dalam eutiroid pasien, tetapi gejala


hipertiroidisme atau hipotiroidisme dapat dikaitkan dengan tumor berdiferensiasi
baik besar atau metastasis.

Nodul tiroid menjadi perhatian khusus ketika mereka ditemukan pada mereka yang berusia di bawah 20.
Presentasi dari nodul jinak pada usia ini cenderung kurang, dan dengan demikian potensi keganasan jauh
lebih besar.

F. Patofisiologi
Karsinoma tiroid merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang terletak di depan leher yang
secara normal memproduksi hormone tiroid yang penting untuk metabolisme tubuh. Infiltrasi karsinoma
tiroid dapat ditemukan di trachea, laring, faring, esophagus, pembuluh darah karotis, vena jugularis,
struktur lain pada leher dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher sedangkan
metastase hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati. Kanker ini berdiferensiasi
mempertahankan kemampuan untuk menimbun yodium pembesaran kelenjar getah bening. Lokasi
kelenjar getah bening yang bisa membesar dan bisa teraba pada perabaan yakni di ketiak, lipat paha. Ada
juga kelenjar getah bening yang terdapat di dalam tubuh yang mana tidak dapat diraba yakni didalam
rongga perut. Penyebab dari pembesaran kelenjar getah bening adalah infeksi non spesifik, infeksi
spesifik (TBC), keganasan (lymphoma).
Hormon stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) memegang peranan terpenting untuk
mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang
dikenal sebagai negative feedback sangat penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi.
G. Gambaran Klinis
Kecurigaan klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan pada observasi yang dikonfirmasikan dengan
pemeriksaan patologis dan dibagi dalam kecurigaan tinggi, sedang dan rendah. Yang termasuk
kecurigaan tinggi adalah:
- pertumbuhan tumor cepat.
- nodul teraba keras.
- fiksasi daerah sekitar.
- paralisis pita suara.

- pembesaran kelenjar limpa regional.


- adanya metastasis jauh.
Kecurigaan sedang adalah:
- usia <> 60 tahun.
- riwayat radiasi leher.
- jenis kelamin pria dengan nodul soliter.
- tidak jelas adanya fiksasi daerah sekitar.
- diameter lebih be sar dari 4 cm dan kistik.
Kecurigaan rendah adalah: tanda atau gejala diluar/selain yang diseb55 utkan diatas.
Gejala klinis yang dijumpai dapat berupa penekanan organ sekitar, gangguan dan rasa sakit waktu
menelan, sulit benafas, suara serak, limfadenopati leher serta dapat terjadi metastasi jauh. Paling sering
ke paru-paru, tulang dan hati.

H. Diagnosa medik
1. Pemeriksaan fisik
A. Inspeksi
adanya benjolan di leher depan atau lateral
bila terlihat sesak, waspada adanya penekanan pada trakea
B. Palpasi
benjolan kita palpasi, kalau dari tiroid maka pada waktu menelan akan ikut ke atas.
pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan konsistensi bervariasi dari
kistik sampai dengan keras bergantung dari jenis patologi anatominya tetapi biasanya massa yang
merupakan suatu karsinoma berukuran >4 cm dengan konsistensi keras dan tidak bisa digerakkan dari
dasarnya.
bila kelenjar besar sekali tetapi belum terlihat gejala sesak napas, kita bisa tetap curiga ada tidaknya
penekanan pada trakhea, caranya dengan menekan lobus lateral kelenjar maka akan timbul stridor akibat
penekanan pada trakea.
perlu diketahui juga ada tidaknya pembesaran kgb regional secara lengkap.
dicari juga ada tidaknya benjolan pada tulang belakang, clavicula, sternum serta tempat metastase jauh
lainnya di paru, hati, ginjal dan otak.

2. Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium
1) pemeriksaan kadar ft4 dan tshs untuk menilai fungsi tiroid.
2) untuk pasien yang dicurgai karsinoma medulare harus diperiksa kadar kalsitonin dan vma.
B. Radiology
1) foto polos leher ap dan lateral dengan metode soft tissue technique dengan posisi leher hiperekstensi ,
bila tumornya besar. Untuk melihat ada tidaknya kalsifikasi.
2) dilakukan pemeriksaan foto thorax pa untuk menilai ada tidaknya metastase dan pendesakkan trakea.
3) esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya infiltrasi ke esophagus.
4) pembuatan foto tulang belakang bila dicurigai adanya tanda-tanda metastase ke tulang belakang yang
bersangkutan. Ct scan atau mri untuk mengevaluasi staging dari karsinoma tersebut dan bisa untuk
menilai sampai di mana metastase terjadi.
C. Ultrasonografi
Untuk mendeteksi nodul yang kecil atau yang berada di posterior yang secara klinis belum dapat
dipalpasi dan mendeteksi nodul yang multiple dan pembesaran kgb. Di samping itu dapat dipakai untuk
membedakan yang padat dan kistik serta dapat dimanfaatkan untuk penuntun dalam tindakan fnab.

D. Scanning tiroid
Dengan sifat jaringan tiroid dapat mang-up take i 131 maka pemeriksaan scanning ini dapat memberikan
beberapa gambaran aktivitas, bentuk dan besar kelenjar tiroid. Kegunaan pemeriksaan ini, yaitu:
- memperlihatkan nodul soliter pada tiroid.
- memperlihatkan multiple nodul pada struma yang klinis kelihatan seperti nodul soliter.
- memperlihatkan retrosternal struma
- mencari occul neoplasma pada tiroid.
- mengindentifikasi fungsi dari jaringan tiroid setelah operasi tiroid.
- mengindentifikasi ektopik tiroid.
- mencari daerah metastase setelah total tiroidektmi.
- needle biopsy; dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau fnab (biopsy jarum halus).
E. Pemeriksaan potong beku
dengan cara ini diharapkan dapat membedakan jinak atau ganas waktu operasi berlangsung, dan
sekaligus untuk menentukan tindakan operasi definitive.
F. Pemeriksaan histopatologi dengan parafin coupe
pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan definitif atau gold standar.

g. Diagnosa banding
1. Struma difus toksik (basedow = graves disease). Merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang
umumnya difus. Terdapat gejala hipertiroid yang jelas berupa berdebar- debar, gelisah, palpitasi, banyak
keringat, kulit halus dan hangat, kadang- kadang ditemukan exopthalmus.
2. Struma nodosa non toksik. Disebabkan oleh kekurangan yodium dalam makanan (biasanya didaerah
pegunungan) atau dishormogenesis (defek bawaan).
3. Tiroiditis sub akut, biasanya sehabis infeksi saluran pernafasan. Pembesaran yang terjadi simetris dan
nyeri disertai penurunan berat badan, disfagia, nervositas, dan otalgia.
4. Tiroiditis riedel, terutama pada wanita <>
5. Struma hashimoto, sering pada wanita. Merupakan penyakit autoimun, biasanya ditandai dengan
benjolan struma difusa disertai dengan keadaan hipotiroid, tanpa rasa nyeri.
6. Adenoma paratiroid, biasanya tidak teraba dan terdapat perubahan kadar kalsium dan fosfor
7. Karsinoma paratiroid, biasanya teraba, terdapat metastasis ketulang, kadar kalsium naik dan batu
ginjal dapat ditemukan.
8. Metastasis tumor
9. Teratoma, biasanya pada anak- anak dan berbatasan dengan kelenjar tiroid.
10. Limfoma maligna
h. Penatalaksanaan
I. Pembedahan
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul tersebut supek benigna
atau maligna. Bila suspek maligna ditentukan pula apakah kasus tersebut operable atau inoperable. Bila
operable, operasi yang dilakukan adalah lobektomi sisi yang patologik, atau lobektomi subtotal dengan
resiko bila ganas ada kemungkinan sel- sel karsinoma yang tertinggal. Tindakan yang biasa dilakukan
adalah tiroidektomi total.
Bila ada fasilitas pemeriksaan dengan sediaan beku dan ada persangkaan keganasan, pemeriksaan
prefarat sediaan beku dilakukan dengan potongan- potongan kebeberapa arah. Bila hasilnya jinak,
lobektomi saja sudah cukup memadai. Bila ganas, lobus kontralateral diangkat seluruhnya (tiroidektomi
totalis). Dapat pula dilakukan near total tiroidektomi. Jika hasil pemeriksaan kelenjar getah bening
dicurigai adanya metastasis, dilakukan diseksi radikal kelenjar getah bening pada sisi yang
bersangkutan.
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk lobus kontralateral, maka
dilakukan:
A) radiasi interna dengan i131. Hanya tumor- tumor berdifferensiasi baik yang mempunyai afinitas
terhadap i131 terutama yang follicular. Radiasi interna dilakukan dengan syarat jaringan tiroid
afinitasnya lebih besar harus dihilangkan dulu dengan jalan operasi atau ablasio dengan pemberian i131
dosis yang lebih tinggi sehingga jaringan tiroid normal rusak semua, baru sisa i131 bisa merusak
jaringan tumor.
B) radiasi eksterna, memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor- tumor inoperable atau anaplastik
yang tidak berafinitas dengan i131. Sebaiknya dengan sinar elektron15- 20 mw dengan dosis 400 rad.
Sumsum tulang harus dilindungi. Radiasi eksterna diberikan juga untuk terapi paliatif bagi tumor yang
telah bermetastasis.
3. Khemoterapi
Pada kanker tiroid yang bermetastasis regional yang inoperable juga pada tumor yang bermetastasis jauh
yang berdifferensiasi buruk.
4. Follow- up
Enam minggu setelah tindakan tiroidektomi total dilakukan pemeriksaan sidik terhadap sisa jaringan
tiroid normal. Bila ada dilakukan ablasio dengan i131, kemudian dilanjutkan dengan terapi supresi
dengan sampai kadar tshs <>
Pada follow karsinoma tiroid berdifferensiasi baik diperiksa kadar human tiroglobulin. Dan pada
karsinoma tiroid medullare diperiksa kadar kalsitonin.

i. Komplikasi
Komplikasi yang seringkali muncul adalah pada tiroidektomi yang meliputi:
1. Perdarahan. Resiko ini minimum, namun hati- hati dalam mengamankan hemostatis dan penggunaan
drain setelah operasi.
2. Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan embolisme udara. Dengan
tindakan anestesi mutakhir, ventilasi tekanan positif yang intermitten, dan teknik bedah yang cermat,
bahaya ini dapat di minimalkan.
3. Trauma pada nervus laringeus rekurens. Ia menimbulkan paralisis sebagian atau total (jika bilateral)
laring. Pengetahuan anatomi bedah yang kuat dan ke hati- hatian pada saat operasi harus diutamakan.
4. Sepsis yang meluas ke mdiastinum. Seharusnya ini tidak doleh terjadi pada operasi bedah sekarang
ini, sehingga antibiotik tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi.
5. Hipotiroidisme pasca bedah. Perkembangan hipotiroidisme setelah reseksi bedah tiroid jarang terlihat
saat ini. Ini dievaluasi dengan pemeriksaan klinik dan biokomia yang tepat pasca bedah.
6. Hipokalsemi. Karena terangkatnya kelenjar paratiroid pada saat pembedahan.
PENYIMPANGAN KDM

TUMBUHNYA SEL ABNORMAL


PADA TIROID

KARSINOMA TIROID

PERNAPASAN KELENJAR LIMFA PENCERNAAN PITA SUARA TERTEKAN


DILEHER

MENEKAN TRAKEA GANGGUAN PEMENUHAN SUARA SERAK

MEMBESAR KEBUTUHAN NUTRISI


BERSIHAN JALAN KURANG DARI KERUSAKAN
NAFAS TIDAK KEBUTUHAN KOMUNIKASI
EFEKTIF VERBAL
GANGGUAN RASA
NYAMAN DAN
NYERI

TIROIDEKTOMI

EDEMA KERUSAKAN SARAF LARING HIPOKALEMI

MENEKAN LARING GANGGUAN KOMUNUKASI TETANI


VERBAL
DISTRESS PERNAPASAN RESIKO CEDERA;
KEJANG
JALAN NAFAS
TIDAK EFEKTIF
II. Konsep keperawatan
Diagnosa dan intervensi keperawatan
1. Dx. Kep: Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan
pasca operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan.
Tujuan: Klien mengungkapkan ansietas berkurang/hilang.
Kriteria evaluasi: Klien melaporkan lebih sedikit perasaan gugup, mengungkapkan pe-mahaman
tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, postur tubuh rileks.

Tindakan:
Intervensi Rasional
Jelaskan apa yang terjadi selama periode Pengetahuan tentang apa yang diperlukan
pra operasi dan pasca operasi, termasuk test membantu mengurangi ansietas &
laboratorium pra op, persiapan kulit, alasan meningkatkan kerjasama klien selama
status puasa, obat-obatan pre op, aktifitas pemulihan, mempertahankan kadar
area tunggu, tinggal diruang pemulihan dan analgesik darah konstan, memberikan
program pasca operasi. Informasikan klien kontrol nyeri terbaik.
bahwa obatnya tersedia bila diperlukan Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan
untuk mengontrol nyeri, anjurkan untuk membantu mengurangi ansietas.
memberitahu nyeri dan meminta obat nyeri Praktek aktifitas-aktifitas pasca operasi
sebelum nyerinya bertambah hebat. membantu menjamin penurunan program
Informasikan klien bahwa ada suara serak pasca operasi terkomplikasi.
& ketidaknyamanan menelan dapat dialami Dengan mengungkapkan perasaan
setelah pembedahan, tetapi akan hilang membantu pemecahan masalah dan
secara bertahap dengan berkurangnya memungkinkan pemberi perawatan untuk
bengkak 3-5 hari. mengidentifikasi kekeliruan yang dapat
Ajarkan & biarkan klien mempraktekkan menjadi sumber kekuatan. Keluarga adalah
bagaimana menyokong leher untuk sistem pendukung bagi klien. Agar efektif,
menghindari tegangan pada insisi bila turun sistem pendukung harus mempunyai
dari tempat tidur atau batuk. mekanisme yang kuat.
Biarkan klien dan keluarga Daftar cek memastikan semua aktifi-tas
mengungkapkan perasaan tentang yang diperlukan telah lengkap. Aktifitas ini
pengalaman pembedahan, perbaiki jika ada dirancang untuk memas-tikan klien telah
kekeliruan konsep. Rujuk pertanyaan siap secara fisiologis untuk operasi dan
khusus tentang pembedahan kepada ahli mengurangi resiko lamanya penyembuhan.
bedah.
Lengkapi daftar aktifitas pada daftar cek
pre op, beritahu dokter jika ada kelainan
dari test lab. Pre op.
2. Dx. Kep: Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan ketakutan berkaitan dengan diagnosis
kanker yang baru saja diterima, masalah potensial ketidak pastian masa depan.
Tujuan: Klien dan keluarga dapat beradaptasi secara konstruktif terhadap krisis. Klien dan keluarga
mampu mengkomunikasikan secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga.
Kriteria evaluasi: Sering mengungkapkan perasaan terhadap perawat/dokter. Berpartisipasi dalam
perawatan anggota keluarga yang sakit. Mempertahankan sistem fungsional saling mendukung antar tiap
anggota keluarga.

Tindakan:
Intervensi Rasional
Bantu klien & keluarga dalam menghadapi Klien & keluarga mengetahui segala
ke-khawatiran terhadap situasi: resikonya, sesuatu yang mungkin dapat menyebabkan
pilihan yang ada serta bantuan yang kekha-watiran serta dapat mengatasi nya.
didapat. Klien merasa terlindungi rasa amannya.
Ciptakan lingkungan rumah sakit yang Klien mendapat perhatian & kasih sayang
bersifat pribadi & mendukung untuk klien dari keluarga-nya & keluarga dapat berpe-
& keluarga. ran lebih aktif dalam merawat klien.
Libatkan anggota keluarga dalam Harapan yang tidak realistis membuat
perawatan anggota keluarga yang sakit bila kelurga berpikir ti-dak objektif.
memungkin-kan. Dengan mengetahui bantuan profesional
Bantu anggota keluarga untuk mengubah diharapkan klien & keluarga dapat mencari
harapan-harapan klien yang sakit dalam al-ternatif & usaha lain dalam mengobati &
suatu sikap yang realistis. merawat klien.
Buatlah daftar bantuan profesional lain bila
masalah-masalah meluas diluar batas-batas
ke-perawatan.

3. Dx. Kep: Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi akibat adanya
perdarahan atau edem pada tempat pembedahan, kerusakan saraf laringeal atau luka pada kelenjar
paratiroid.
Tujuan: Mempertahankan jalan napas paten, aspirasi dicegah.
Tindakan:
Intervensi Rasional
Pantau frekuensi, kedalaman dan kerja Berkembangnya distress pada pernapasan
otot-otot pernapasan. merupakan indikasi kompresi trakhea
Auskultasi suara napas, catat adanya suara karena adanya edema atau perdarahan.
ronkhi. Ronkhi merupakan indikasi adanya
Monitor tanda-tanda respiratori distres, sia- obstruksi/spasme laringeal yang
nosis, takipnea & nafas yang berbunyi. membutuhkan evaluasi dan dan intervensi
Periksa balutan leher setiap jam pada segera.
periode awal post op, kemudian tiap 4 jam. Memonitor & mengkaji terus menerus
Pertahankan klien dalam posisi semi fowler dapat membantu untuk mende-teksi &
dengan diberi kantung es (ice bag) untuk mencegah masalah pernafasan.
mengurangi bengkak. Pembedahan didaerah leher dapat
Identifikasi adanya mati rasa. menyebabkan obstruksi jalan nafas karena
Monitor tingkat serum kalsium. adanya udem post op.
Siapkan peralatan emergency untuk Dengan mempertahankan posisi &
tracheostomy, suction, oksigen, pemberian es dapat mengurangi
perlengkapan be-nang jahit bedah dan pembengkakan.
kalsium iv, dalam keadaan siap pakai. Kerusakan pada saraf laringeal selama
pembedahan tiroid dapat menyebabkan
penutupan glotis.
Hipokalsemia, akibat dari kerusakan atau
pemotongan kelenjar paratiroid dapat
menyebabkan tetani & laringo-spasm.
Persiapan untuk gawat darurat memastikan
pemberian perawatan yang cepat & tepat.
4. Dx. Kep: Nyeri berhubungan dengan tiroidektomi.
Tujuan: Nyeri berkurang/hilang.
Kriteria evaluasi: Melaporkan nyeri hilang/terkontrol, tidak ada rintihan, ekspresi wajah rileks.

Tindakan:
Intervensi Rasional
Kaji tanda-tanda nyeri baik verbal maupun Bermanfaat dalam meng-evaluasi nyeri,
non verbal, catat lokasi, intensitas dan menentukan pilihan intervensi, menentukan
lamanya. efektivitas terapi.
Letakkan pasien dalam posisi semi fowler Mencegah hiperekstensi leher dan
dan sokong kepala/leher dengan bantal melidungi integritas garis jahitan.
kecil. Membantu untuk memfokuskan kembali
Anjurkan pasien untuk menggunakan perhatian dan membantu pasien untuk
tekhnik relaksasi, seperti imajinasi, musik mengatasi nyeri/rasa tidak nyaman secara
yang lembut, relaksasi progresif. lebih efektif.
Berikan analgesik narkotik yang diresep- Analgesik narkotik perlu pada nye-ri hebat
kan & evaluasi keefektifannya. untuk memblok rasa nyeri.
Ingatkan klien untuk mengikuti tindakan- Peregangan pada garis jahitan ada-lah
tindakan untuk mencegah peregangan pada sumber ketidak nyamanan.
insisi seperti:
- menyokong leher bila bergerak di tempat
tidur & bila turun dari tempat tidur.
- menghindari hiper ekstensi & fleksi akut
leher.

5. Dx. Kep: Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara/ ke-rusakan saraf
laring; edema jaringan, ketidaknyamanan.
Tujuan: Penyampaian dan peccccccccccccccccccccccccccxxxxxxxxxnerimaan pesan dapat dipahami
oleh pasien.
Kriteria evaluasi: Mampu menciptakan metode komunikasi di mana kebutuhan dapat dipahami.
Tindakan:
Intervensi Rasional
Kaji fungsi bicara secara periodik, anjurkan Suara serak dan sakit tenggorok akibat
untuk tidak berbicara secara terus menerus. edema jaringan atau kerusakan karena
Pertahankan komunikasi yang sederhana, pembedahan pada saraf laryngeal dan
beri pertanyaan yang hanya memerlukan berakhir dalam beberapa hari.
jawaban ya atau tidak. Menurunkan kebutuhan berespon,
Memberikan metode komunikasi alernatif mengurangi bicara.
yang sesuai, seperti papan tulis, kertas Memfasilitasi ekspresi yang dibutuhkan.
tulis/papan gambar. Meningkatkan kemampuan mendengarkan
Pertahankan lingkungan yang tenang. komunikasi perlahan dan menurunkan
kerasnya suara yang harus diucapkan
pasien yang harus didengarkan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Karsinoma tiroid merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang terletak di depan leher yang
secara normal memproduksi hormone tiroid yang penting untuk metabolisme tubuh. Etiologi yang pasti
belum diketahui. Yang berperan khususnya untuk well differentiated carcinoma (papilar dan folikular)
adalah radiasi dan goiter endemis sedangkan untuk jenis medular adalah faktor genetik. Belum diketahui
suatu karsinogen yang berperan untuk kanker anaplastik dan medular. kanker tiroid diperkirakan
berhubungan dengan sejumlah faktor predisposisi lingkungan dan genetik, tetapi ketidakpastian yang
signifikan tetap mengenai penyebabnya. Paparan lingkungan terhadap radiasi pengion dari kedua
sumber latar alam dan sumber buatan diduga memainkan peran penting, dan ada tingkat peningkatan
signifikan dari kanker tiroid pada mereka yang terkena mantlefield radiasi untuk limfomah , dan mereka
yang terkena yodium-131 setelah Chernobyl dan Fukushima bencana nuklir. Tiroiditis dan penyakit
tiroid lainnya juga predisposisi kanker tiroid. Penyebab genetik mencakup beberapa neoplasia endokrin
tipe 2 yang nyata meningkatkan tarif, terutama dari bentuk medula jarang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Aspire%20E1-410/Documents/CA%20TIROD/penyimpangan%20kdm%20ca
%20tiroid.htm

file:///C:/Users/Aspire%20E1-410/Documents/CA%20TIROD/Google
%20Terjemahan_files/translate_c.htm

http : //www.aace.com/pub/pdf/guidelines/thyroid_carcinoma.pdf.

www.radiologyinfo.org/en/pdf/pdf-menu1.cfm?PG=radioiodine

www.thyroidawareness.com

Anda mungkin juga menyukai