Anda di halaman 1dari 52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data.


Tahapan tersebut meliputi:

4.1.1 Tahapan Awal

Peneliti melakukan observasi mengenai masalah masalah yang sedang


berkembang di Indonesia. Peneliti akhirnya menemukan beberapa masalah yang
dapat diteliti dan diolah dalam bentuk judul yang diajukan dalam bentuk judul yang
akhirnya disetujui oleh departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Setelah
departemen menetapkan dosen pembimbing selanjutnya peneliti menyusun proposal
penelitian dan melaksanakan seminar proposal pada tanggal 17 Oktober 2016.

4.1.2 Tahap Pengumpulan Data

Bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai
pengaruh social media marketing vlogger Instagram terhadap aktivitas pengguna
Instagram.

Peneliti pertama melakukan penelitian kepustakaan yaitu teknik pengumpulan


data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber
bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Selain itu data juga didapatkan dari
internet yang relevan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini penelitian
kepustakaan dilakukan dengan mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori
atau konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, karya tulis serta tulisan yang
relevan dengan masalah penelitian.

Selanjutnya, peneliti menyusun kuesioner berdasarkan variable variabel

61 Universitas Sumatera Utara


62

penelitian dan melakukan penelitian lapangan yaitu pengumpulan data di lokasi


penelitian. Setelah itu, peneliti langsung melakukan penyebaran kuesioner secara
online. Pertanyaan di dalam kuesioner disusun secara sistematis dengan
menggunakan model pertanyaan protective questioner dengan mengajukan pilihan
jawaban kepada responden.

Penelitian ini memiliki populasi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU


Angkatan 2014-2015 dengan jumlah populasi 328 orang. Peneliti menggunakan
rumus mencari sampel menurut Arikunto dengan mengambil subjek penelitian
sebesar 15% dari populasi. Dari rumus tersebut didapatkan bahwa jumlah sampel
adalah 49 orang yang sesuai dengan kriteria penelitian. Peneliti menyebar kuesioner
pada tanggal 8 Januari 13 Januari 2017. Peneliti mendampingi responden di saat
proses pengisian kuesioner, dan memberikan penjelasan seperlunya tentang
kuesioner. Pada umumnya responden tidak mengalami kesulitan di dalam proses
pengisian kuesioner yang berjumlah 48 pertanyaan.

Setelah peneliti selesai melakukan pengumpulan data dari kuisioner yang


diberikan kepada 50 responden, maka tahap selanjutnya peneliti melakukan
pengolahan data jawaban dari kuisioner tersebut. Tahap-tahap tersebut, yaitu:

1. Penomoran kuesioner
Penomoran kuisioner ini merupakan tahapan memberikan nomor pada setiap
kuisioner yang telah diisi oleh responden
2. Coding
Coding adalah proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke dalam
lembar kerja Microsoft Excel untuk disusun dan dihitung.
3. Inventarisasi Variabel
Inventarisasi V ariabel adalah data mentah yang diperoleh dan dimasukkan
kedalam lembar tabel Fotron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam
kesatuan.
4. Tabulasi Data

Universitas Sumatera Utara


63

Tabulasi data adalah memindahkan variabel responden yang sudah melalui


pengkodean dan inventarisasi variabel ke dalam kerangka tabel. Tabulasi ini
terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel
secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 22.0.
5. Pengujian hipotesis
Tahap pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang ditemukan
menolak atau menerima hipotesa penelitian yang diajukan. Untuk mengukur
tingkat hubungan di antara dua variabel, maka peneliti menggunakan rumus
koefisien tata genjang (Rank Order Correlation Coefficient) oleh Spearman
atau Spearman Rho Koefisien.
4.2 Analisis Tabel Tunggal

` Analisis tabel tunggal adalah suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-
bagi variabel ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel
tunggal merupakan awal dalam menganalisa kolom yang terdiri dari sejumlah
frekuensi dan persentase untuk setiap kategori. Analisis tabel tunggal pada bagian ini
akan melihat tentang seberapa besar gambaran umum mengenai kondisi karakteristik
responden, Social media marketing Vlogger (Variabel X), dan Aktivitas Pengguna
Instagram (Variabel Y). Pembahasan mengenai data tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah gambaran tentang responden penelitian ini.


Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, angkatan, dan
tema vlogger yang diikuti.

Tabel 4.1

Universitas Sumatera Utara


64

Jenis Kelamin Responden

Persentase
Jenis kelamin Frekuensi Persentase Kumulatif
laki-laki 22 44.0 44.0
perempuan 28 56.0 100.0
Total
50 100.0
Sumber : P. 01/F.C. 03

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian


ini adalah perempuan yaitu sebanyak 28 orang, selebihnya adalah laki laki sebanyak
22 orang. Dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa pada saat penyebaran
kuesioner berlangsung, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen
Ilmu Komunikasi yang sesuai dengan kriteria responden penelitian adalah lebih
banyak berjenis kelamin perempuan bila dibandingkan dengan yang berjenis kelamin
laki laki.

Tabel 4.2

Umur Responden

Persentase
Umur Frekuensi Persentase Kumulatif
<18 tahun 0 0 0
19 tahun 5 10 10.0
20 tahun 20 40 50.0
>21 tahun 25 50 100.0
Total 50 100.0
Sumber : P. 02/F.C. 04

Data penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang terpilih di


dalam penelitian ini adalah mereka yang berusia >21 tahun yaitu sebanyak 25 orang

Universitas Sumatera Utara


65

(50%), hal ini dikarenakan kriteria responden adalah mahasiswa angkatan 2014-2015,
di mana pada umumnya mereka berada pada golongan umur remaja di bawah 21
tahun. Berikutnya terdapat sebanyak 20 orang responden (40%) yang berusia 20
tahun. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 5 orang
responden (10%) yang berusia 19 tahun. Sementara itu hanya tidak terdapat
responden yang berusia dibawah 18 tahun (0%).

Tabel 4.3
Angkatan Responden

Persentase
Angkatan Frekuensi Persentase Kumulatif
2014 30 61.2 61.2
2015 20 38.8 100.0
Total
50 100.0
Sumber : P. 03/F.C. 05

Tabel 4.3 menunjukkan Angkatan responden, yaitu sebanyak 90 orang yang


terdiri dari 2 angkatan di mana angkatan tersebut ialah angkatan 2013 dan angkatan
2014. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 orang angkatan 2015 dengan
presentase 61.2%. Berikutnya terdapat 19 orang angkatan 2015 dengan presentase
sebesar 38.8%.

Tabel 4.4
Tema Vlogger yang diikuti

Persentase
Angkatan Frekuensi Persentase Kumulatif

Universitas Sumatera Utara


66

Komedi 30 35.7 35.7


Musik 10 11.9 47.6
Tutorial 15 17.8 65.4
Kuliner 14 16.6 82.0
Daily Vlog 3 3.57 85.5
Gaming 5 5.95 91.5
Travel 7 8.33 100.0
Dll 0
Total
84 100.0
Sumber : P. 04/F.C. 06

Tabel 4.3 menunjukkan tema Vlogger yang diikuti oleh responden di


Instagram, yaitu tema komedi merupakan tema Vlogger yang paling sering diikuti
yakni sebanyak 30 (35.7%). Berikutnya tema tutorial merupakan tema Vlogger kedua
yang paling sering diikuti sebanyak 15 frekuensi (17.8%) selanjutnya, kuliner
sebanyak 14 frekuensi (16.6%), music sebanyak 10 frekuensi (11.9%), travel
sebanyak 7 frekuensi (8.33%), Gaming sebanyak 5 frekuensi (5.95%), dan Daily
Vlog 3 frekuensi (3.57%). Pertanyaan ini mengijinkan responden untuk mengisi lebih
dari 1 tema Vlogger yang di ikuti di Instagram.

4.3.2. Variabel Bebas (Social media marketing Vlogger Instagram)


Pada bagian ini peneliti akan menyajikan data mengenai segala sesuatu yang
berkaitan dengan Social media marketing Vlogger Instagram yang dioperasionalkan
menjadi beberapa bagian, yaitu social media marketing, Vlogger, Konten Vlog, dan
frekuensi publikasi vlog. Data selengkapnya mengenai variabel bebas ini disajikan
pada tabel, mulai dari tabel 4.5 sampai dengan tabel 4.21.

Universitas Sumatera Utara


67

Tabel 4.5
Vlogger membagikan Vlog ke media sosial lainnya

Persentase
Vlogger membagikan Vlog ke Frekuensi Persentase
Kumulatif
media sosial lainnya
Sangat Sering 23 46 46
Sering 23 46 92
Kurang Sering 3 6 98
Tidak Sering 1 2 100.0
Total 90 100.0
Sumber : P. 05/F.C. 07

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa menurut 23 responden, Vlogger sangat sering


membagikan Vlog mereka ke media sosial lain yakni 23 frekuensi (46%) dan 23
responden(46%) lainnya menyatakan Vlogger sering membagikan Vlog mereka ke
media sosial lainnya. Sementara itu terdapat 3 responden (6%) yang menyatakan
kurang sering dan 1 responden (2%) tidak sering Vlogger membagikan Vlog ke media
sosial lainnya. Sering pada pertanyaan ini mempunyai ukuran Vlogger membagikan
Vlognya ke lebih dari 3 media sosial lainnya.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan
Vlogger sering membagikan Vlog mereka ke media sosial lainnya sebanyak 92%.
Dari hasil persentasi ini dapat dilihat bahwa Vlogger tidak hanya memiliki profile di
Instagram melainkan profile di media sosial lainnya.

Tabel 4.6
Vlogger membuat pesan yang mudah diingat

Universitas Sumatera Utara


68

Persentase
Vlogger membuat pesan yang Frekuensi Persentase
Kumulatif
mudah diingat
Sangat Setuju 9 18 18
Setuju 32 64 82
Kurang Setuju 6 12 94
Tidak Setuju 3 6 100
Total

Sumber : P. 06/F.C. 08

Menurut tabel 4.7 sebanyak 9 orang responden (18%) menyatakan sangat


setuju dan 32 orang responden (64%) setuju bahwa Vlogger membuat pesan yang
mudah diingat di Vlognya. Sedangkan sebanyak 6 orang responden (12%) kurang
setuju dan 3 orang responden (6%) tidak setuju bahwa Vlogger membuat pesan yang
mudah di ingat di Vlognya.

Sehingga dapat disimpulkan mayoritas responden setuju Vlogger membuat


pesan yang mudah di ingat di Vlog mereka.

Tabel 4.7
Vlogger membuat kegiatan Giveaway (kontes berhadiah)

Persentase
Vlogger membuat kegiatan Frekuensi Persentase
Kumulatif
Giveaway (kontes berhadiah)

Universitas Sumatera Utara


69

Sangat Sering 6 12 12
Sering 21 42 54
Kurang Sering 14 28 82
Tidak Sering 9 18 100
Total

Sumber : P. 07/F.C. 09

Giveaway/kontes berhadiah merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang


dalam rangka membagikan hadiah dengan syarat atau tanpa syarat tertentu dalam hal
ini Vlogger membagikan hadiah kepada pengguna Instagram.

Berdasarkan Tabel 4.8 sebanyak 6 orang responden (12%) menyatakan


Vlogger sangat sering membuat giveaway dan 21 orang responden (42%)
menjawab vlogger sering membuat kegiatan giveaway. Sementara itu, 14 orang
responden menyatakan vlogger kurang sering dan 9 orang responden (18%)
mengatakan vlogger tidak sering membuat kegiatan giveaway

Jadi dapat disimpulkan mayoritas responden mengatakan vlogger sering


membuat kegiatan giveaway kepada pengguna instagram sebanyak 54%.

Tabel 4.8
Vlogger meminta dukungan

Vlogger meminta dukungan Persentase


Frekuensi Persentase
pengguna Instagram untuk Kumulatif
membagikan Vlog

Universitas Sumatera Utara


70

Sangat Sering 13 26 26
Sering 21 42 68
Kurang Sering 7 14 82
Tidak Sering 9 18 100
Total

Sumber : P. 08/F.C. 10

Untuk mendapatkan user engagement yang lebih luas lagi tidak jarang
Vlogger meminta bantuan pengguna Instagram untuk membagikan Vlog mereka ke
media sosial lainnya. Tujuannya yakni agar semakin banyak pengguna media sosial
yang melihat Vlog mereka dan meningkatkan popularitas serta user engagement yang
lebih luas.
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas mengenai Vlogger meminta dukungan untuk
membagikan Vlognya sebanyak 13 orang responden (26%) menyatakan vlogger
sangat sering meminta dukungan dan 21 orang responden (42%) mengatakan vlogger
sering meminta dukungan. Sementara itu, 7 orang responden (14%) menyatakan
vlogger kurang sering dan tidak sering sebanyak 9 orang responden (18%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan vlogger


sering meminta dukungan untuk membagikan Vlog mereka ke media sosial sebanyak
68%.

Tabel 4.9
Vlogger membuat konten unik/khusus

Persentase
Vlogger membuat konten Frekuensi Persentase
Kumulatif
unik/khusus

Universitas Sumatera Utara


71

Sangat Sering 14 28 28
Sering 17 34 62
Kurang Sering 15 30 92
Tidak Sering 4 8 100
Total

Sumber : P. 09/F.C. 11

Konten unik/khusus merupakan konten Vlogger yang tidak biasa, tidak biasa
disini dimaksud berbeda dengan Vlog yang dibuat oleh Vlogger lainnya.

Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan ada 14 orang responden (28%) yang


menyatakan vlogger sangat sering dan 17 orang responden (34%) sering membuat
konten yang unik atau khusus. Sedangkan 15 orang responden (30%) menyatakan
vlogger kurang sering dan 4 orang responden (8%) tidak sering membuat konten unik
atau khusus di Vlog mereka.

Sehingga dapat disimpulkan, mayoritas responden menyatakan vlogger sering


membuat konten unik/khusus di Vlog mereka yakni sebanyak 62%.

Tabel 4.10
Vlogger berinteraksi

Persentase
Vlogger berinteraksi dengan Frekuensi Persentase
Kumulatif
pengguna Instagram

Universitas Sumatera Utara


72

Sangat Sering 4 8 8
Sering 33 66 74
Kurang Sering 13 26 100.0
Tidak Sering 0 0 100.00
Total

Sumber : P. 10F.C. 12

Interaksi Vlogger dalam konteks ini berbentuk reply komentar, Direct


Message, Q&A, dan lain lain.

Berdasarkan Tabel 4.12 sebanyak 4 orang responden menyatakan vlogger


sangat sering dan 33 orang responden (66%) menyatakan vlogger sering berinteraksi
dengan pengguna Instagram. Sedangkan yang mengatakan vlogger kurang sering
berinteraksi dengan pengguna Instagram ada 13 orang (26%) dan tidak ada (0) yang
mengatakan vlogger tidak sering berinteraksi.

Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan


vlogger sering berinteraksi dengan pengguna Instagram yakni sebanyak 74%.

Tabel 4.11
Vlogger menyampaikan identitas

Persentase
Vlogger menyampaikan Frekuensi Persentase
Kumulatif
identitas suku

Universitas Sumatera Utara


73

Sangat Sering 2 4 4
Sering 17 34 38
Kurang Sering 21 42 80
Tidak Sering 10 20 100
Total

Sumber : P. 11/F.C. 13

Berdasarkan Tabel 4.13 sebanyak 2 orang responden (4%) menyatakan


vlogger sangat sering menyampaikan identitas sukunya dan 17 orang (34%)
menjawab vlogger sering menyampaikan identitas sukunya. Sementara itu mayoritas
responden mengatakan vlogger kurang sering menyampaikan identitas sukunya
sebanyak 21 orang responden (42%) dan tidak sering sebanyak 10 orang responden
(20%).

Sehingga dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan


vlogger kurang sering menyampaikan identitas sukunya kepada pengguna Instagram
yakni sebanyak 62%.

Tabel 4.12
Vlogger menggunakan bahasa khusus

Persentase
Vlogger menggunakan Bahasa Frekuensi Persentase
Kumulatif
daerah di Vlog

Universitas Sumatera Utara


74

Sangat Sering 2 4 4
Sering 20 40 44
Kurang Sering 18 36 80
Tidak Sering 10 20 100
Total

Sumber : P. 12/F.C. 14

Bahasa khusus daerah dimaksudkan disin meliputi Bahasa daerah maupun


logat cara berbicara vlogger tersebut dan termasuk penggunaan Bahasa daerah
sebagai lisan pada vlog atau caption vlog

Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan 2 orang responden menyatakan vlogger


sangat sering menggunakan Bahasa daerah di Vlog dan sebanyak 20 orang responden
(40%) menyatakan vlogger sering menggunakan Bahasa daerah. Sementara itu, 18
orang responden (36%) menjawab vlogger kurang sering menggunakan Bahasa
daerah dan 10 orang lain menyatakan tidak sering.

Sehingga, dapat disimpulkan apabila mayoritas responden menjawab vlogger


kurang sering menggunakan Bahasa daerah yakni sebanyak 46%.

Tabel 4.13
Keahlian berbicara Vlogger

Persentase
Vlogger mempunyai keahlian Frekuensi Persentase
Kumulatif
berbicara yang baik

Universitas Sumatera Utara


75

Sangat Setuju 12 24 24
Setuju 29 58 72
Kurang Setuju 8 16 98
Tidak Setuju 1 2 100
Total

Sumber : P. 13/F.C. 15

Keahlian vlogger bukan hanya semata-mata keahlian membuat vlog yang baik
melainkan vlogger tersebut harus mempunyai keahlian berbicara yang baik. Vlogger
dengan keahlian yang baik akan menjaga agar pengguna Instagram tetap menikmati
vlog tersebut.

Pada tabel 4.19 dipaparkan bagaimana keahlian berbicara vlogger. Sebanyak


12 orang responden (24%) menyatakan sangat setuju vlogger memiliki keahlian
berbicara yang baik, selain itu mayoritas menjawab setuju apabila vlogger
mempunyai keahlian berbicara yang baik. Selanjutnya, 8 orang responden (16%)
kurang setuju dan hanya 1 orang responden (2%) yang menyatakan vlogger memiliki
keahlian berbicara yang baik.

Jadi dapat ditarik kesimpulan mayoritas responden menyatakan vlogger


mempunyai keahlian berbicara yang baik sebesar 72%

Tabel 4.14
Penampilan Vlogger Instagram

Persentase
Penampilan Vlogger Instagram Frekuensi Persentase
Kumulatif
menjadi daya Tarik

Universitas Sumatera Utara


76

Sangat Setuju 12 24 24
Setuju 27 54 78
Kurang Setuju 10 20 98
Tidak Setuju 1 2 100
Total

Sumber : P. 14/F.C. 16
Penampilan (cara berbusana) merupakan salah satu hal yang pertama kali
diperhatikan dari seseorang atau dalam hal ini Vlogger. Penampilan berbusana yang
menarik akan mendapat perhatian yang lebih dari pengguna Instagram.

Dari Tabel 4.20 mengenai penampilan vlogger Instagram menjadi daya Tarik
didapat hasil 12 orang responden (24%) menyatakan sangat setuju dan 27 orang
responden (54%) setuju penampilan vlogger Instagram menjadi daya tarik di Vlog
mereka. Sementara itu, 10 orang responden kurang setuju dan hanya 1 orang
responden (2%) yang tidak setuju penampilan vlogger instagram menjadi daya tarik
vlog.

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan mengenai penampilan vlogger menjadi


daya Tarik yakni mayoritas responden (78%) setuju apabila penampilan vlogger
menjadi daya Tarik vlognya.

Tabel 4.15
Fisik Vlogger Instagram

Persentase
Fisik Vlogger Instagram Frekuensi Persentase
Kumulatif
menjadi daya Tarik

Universitas Sumatera Utara


77

Sangat Setuju 16 32 32
Setuju 25 50 82
Kurang Setuju 7 14 96
Tidak Setuju 2 4 100
Total

Sumber : P. 15/F.C. 17

Fisik juga menjadi salah daya Tarik yang tidak bisa dilupakan, tidak bisa kita
pungkiri manusia akan tertarik ketika melihat fisik yang indah, bagus, dan lain lain.

Dari Tabel 4.22 menunjukkan 16 orang responden (32%) sangat setuju dan 25
orang responden (50%) setuju apabila fisik vlogger menjadi daya Tarik vlog.
Sedangkan 7 orang responden (14%) kurang setuju dan hanya 2 orang responden
(4%) tidak setuju fisik vlogger menjadi daya Tarik vlog.

Jadi, dapat disimpulkan mayoritas responden setuju apabila fisik vlogger


menjadi daya Tarik yaitu sebanyak 82%.

Tabel 4.16
Vlog memiliki pesan yang menarik

Persentase
Vlog memiliki pesan yang Frekuensi Persentase
Kumulatif
menarik

Universitas Sumatera Utara


78

Sangat Setuju 10 20 20
Setuju 29 58 78
Kurang Setuju 7 14 92
Tidak Setuju 4 8 100
Total

Sumber : P. 16/F.C. 18

Dari Tabel 4.23 sebanyak 10 orang responden (20%) sangat setuju dan 29
orang responden (58%) setuju bahwa Vlog memiliki pesan yang menarik. Sedangkan
sebanyak 7 orang responden (14%) kurang setuju dan 4 orang responden (8%) tidak
setuju bahwa Vlog memiliki pesan yang menarik.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden setuju bahwa vlog


memiliki pesan yang menarik yakni sebanyak 78%.

Tabel 4.17
Kata kata yang menarik di Vlog

Persentase
Vlogger memberikan kata kata Frekuensi Persentase
Kumulatif
yang menarik di Vlog

Universitas Sumatera Utara


79

Sangat Setuju 12 24 24
Setuju 33 66 90
Kurang Setuju 3 6 96
Tidak Setuju 2 4 100
Total

Sumber : P. 17/F.C. 19

Dari Tabel 4.25 menunjukkan bahwa vlogger memberikan kata kata yang
menarik di Vlog. 12 orang responden (24%) sangat setuju dan 33 orang responden
(66%) setuju apabila vlogger memberikan kata kata yang baik di vlog. Selanjutnya,
sebanyak 3 orang responden (6%) kurang setuju dan hanya 2 orang responden (4%)
yang tidak setuju apabila vlogger memberikan kat kata yang menarik di Vlog.

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan


mereka setuju bahwa vlogger memberikan kata kata yang menarik di vlog mereka
yakni sebanyak 90%.

Tabel 4.18
Gambar yang menarik di Vlog

Persentase
Vlogger memberikan gambar Frekuensi Persentase
Kumulatif
yang menarik di Vlog

Universitas Sumatera Utara


80

Sangat Sering 17 34 34
Sering 24 48 82
Kurang Sering 7 14 96
Tidak Sering 2 4 100
Total

Sumber : P. 18/F.C. 20

Pemberian gambar yang baik harus dipatuhi oleh Vlogger pada Vlognya,
namun sekaligus Vlogger juga harus memberikan gambar yang menarik agar
mendapat perhatian lebih dari pengguna Instagram dan akhirnya vlog tersebut
disukai.

Dari Tabel 4.24 menunjukkan bahwa vlogger memberikan gambar yang


menarik di Vlog. 17 orang responden (34%) sangat setuju dan 24 orang responden
(48%) setuju apabila vlogger memberikan gambar yang menarik di vlog. Selanjutnya,
sebanyak 7 orang responden (14%) kurang setuju dan hanya 2 orang responden (4%)
yang tidak setuju apabila vlogger memberikan gambar yang menarik di Vlog.

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan


mereka setuju bahwa vlogger memberikan gambar yang menarik di vlog mereka
yakni sebanyak 82%.

Tabel 4.20
Vlog disunting (edit) dengan menarik

Persentase
Vlog disunting (edit) dengan Frekuensi Persentase
Kumulatif
menarik

Universitas Sumatera Utara


81

Sangat Setuju 23 46 46
Setuju 23 46 92
Kurang Setuju 4 8 100
Tidak Setuju 0 0 100
Total

Sumber : P. 19/F.C. 21

Vlog yang disunting dengan menarik adalah satu satu alasan yang menonton
vlog tersebut puas dan berharap bisa menikmati vlog serupa. Sebaliknya, apabila
Vlog tidak disunting dengan menarik maka kecenderungan penonton akan tidak
berharap menonton video selanjutnya dan akhirnya mengabaikan Vlog tersebut.

Dari Tabel 4.29 menunjukkan bahwa vlogger menyunting vlog dengan


menarik. 23 orang responden (46%) sangat setuju dan 23 orang responden (46%)
setuju apabila vlogger menyunting vlog dengan menarik. Selanjutnya, sebanyak 4
orang responden (8%) kurang setuju dan tidak ada responden (0%) yang tidak setuju
apabila vlogger menyunting vlog dengan menarik.

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan


mereka setuju bahwa vlogger menyunting vlog dengan menarik yakni sebanyak 90%.

Tabel 4.21
Meminta dukungan pengguna Instagram

Vlogger meminta dukungan Persentase


Frekuensi Persentase
untuk menambahkan (tagging) Kumulatif
teman dikolom komentar

Universitas Sumatera Utara


82

Sangat Sering 10 20 20
Sering 20 40 60
Kurang Sering 13 26 86
Tidak Sering 7 14 100
Total

Sumber : P. 20/F.C. 22

Dari Tabel 4.32 menunjukkan 10 orang responden (20%) sangat setuju dan 20
orang responden (28%) setuju apabila vlogger meminta dukungan untuk
menambahkan (tagging) teman dikolom komentar. Selanjutnya, sebanyak 13 orang
responden (26%) kurang setuju dan hanya 7 orang responden (14%) yang tidak setuju
apabila vlogger meminta dukungan untuk menambahkan (tagging) teman dikolom
komentar.
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan
mereka setuju bahwa vlogger meminta dukungan untuk menambahkan (tagging)
teman dikolom komentar. yakni sebanyak 60%.

Tabel 4.22
Melakukan Collaboration dengan Vlogger lain

Vlogger melakukan Persentase


Frekuensi Persentase
Collaboration dengan Vlogger Kumulatif
lain

Universitas Sumatera Utara


83

Sangat Sering 12 24 24
Sering 23 46 70
Kurang Sering 10 20 90
Tidak Sering 5 10 100
Total

Sumber : P. 21/F.C. 23

Collaboration adalah kegiatan kerjasama antara Vlogger dalam membuat


sebuah Vlog. Kerjasama dapat berbentuk vlogger lain bergabung di vlog tersebut,
editing, dan lain lain. Collaboration ini dinilai cukup efektif untuk mendapatkan user
engagement karena penggemar vlogger akan mengenal vlogger lain dan
kemungkinan akan tertarik.
Dari Tabel 4.35 Sebanyak 12 orang responden (20%) menyatakan Vlogger
sangat sering dan 23 orang responden (28%) menyatakan sering apabila Vlogger
melakukan collaboration dengan vlogger lain. Selanjutnya, sebanyak 10 orang
responden (26%) menyatakan Vlogger kurang sering dan hanya 5 orang responden
(14%) yang menyatakan vlogger tidak sering melakukan collaboration dengan
vlogger lain.
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan
bahwa vlogger sering melakukan collaboration dengan vlogger lain di Vlog yakni
sebanyak 54%.

Tabel 4.23
Menyematkan hashtag (#)

Persentase
Vlogger menyematkan hashtag Frekuensi Persentase
Kumulatif
(#) di caption Vlog

Universitas Sumatera Utara


84

Sangat Sering 14 28 28
Sering 24 48 76
Kurang Sering 7 14 84
Tidak Sering 5 10 100
Total

Sumber : P. 22/F.C. 24

Hashtag (#) adalah fitur untuk memberikan keterangan keterkaitan unggahan


dengan topik tertentu. Hashtag memudahkan pengguna untuk menemukan unggahan
dengan topik serupa.

Dari Tabel 4.34 sebanyak 14 orang responden (28%) menyatakan vlogger


sangat sering dan 24 orang responden (48%) menyatakan vlogger sering apabila
Vlogger menyematkan hashtag (#) di caption Vlog. Selanjutnya, sebanyak 7 orang
responden (14%) menyatakan vlogger kurang sering dan hanya 5 orang responden
(10%) yang menyatakan vlogger tidak sering menyematkan hashtag (#) di caption
vlog.
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan
vlogger sering menyematkan hashtag (#) di caption vlog mereka yakni sebanyak
76%.

4.2.3. Variabel Terikat (Aktivitas Pengguna Instagram)


Selanjutnya pada bagian ini, peneliti akan menyajikan data mengenai sesuatu
yang berhubungan dengan Aktivitas Pengguna Instagram mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP USU terhadap social media marketing Vlogger. Variabel kepuasan
disini adalah Aktivitas Pengguna Instagram. Hasil selengkapnya disajikan pada tabel

Universitas Sumatera Utara


85

4.38 sampai dengan tabel 4.49


Tabel 4.25
Likes

Persentase
Frekuensi Persentase
N Likes Kumulatif
O
1 Memberikan Likes untuk setiap 6 12 12
unggahan Vlog
2 Memberikan likes untuk unggahan 30 60 72
yang disukai/tertentu
3 Jarang (1-3) memberikan likes 10 20 92
untuk unggahan Vlog
4 Tidak pernah memberikan likes 4 8 100
untuk unggahan Vlog
Total

Sumber : P. 23/F.C. 25

Berdasarkan Tabel 4.38 menunjukkan 6 orang responden (12%) memberikan


likes ntuk setiap unggahan Vlog dan 30 orang responden (60%) memberikan likes
untuk unggahan yang disukai/tertentu. Selanjutnya, sebanyak 10 orang responden
(50%) Jarang (1-3) memberikan likes untuk unggahan dan hanya 4 responden (8%)
tidak pernah memberikan likes untuk unggahan Vlog
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan
mereka memberikan likes untuk unggahan yang disukai/tertentu yakni sebanyak 60%.
Tabel 4.26
Komentar

Persentase
Frekuensi Persentase
N Komentar Kumulatif
O

Universitas Sumatera Utara


86

1 Memberikan komentar untuk 1 2 2


setiap unggahan Vlog
2 Memberikan komentar untuk 13 26 28
unggahan yang disukai/tertentu
3 Jarang (1-3) memberikan 10 20 48
komentar untuk unggahan Vlog
4 Tidak pernah memberikan 26 52 100
komentar untuk unggahan Vlog
Total

Sumber : P. 24/F.C. 26

Berdasarkan Tabel 4.39 menunjukkan 1 orang responden (2%) memberikan


komentar untuk setiap unggahan Vlog dan 13 orang responden (26%) memberikan
komentar untuk unggahan yang disukai/tertentu Memberikan komentar untuk
unggahan yang disukai/tertentu. Selanjutnya, sebanyak 10 orang responden (20%)
jarang (1-3) memberikan komentar untuk unggahan Vlog dan 26 responden (52%)
tidak pernah memberikan komentar untuk unggahan Vlog
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan
mereka Tidak pernah memberikan komentar untuk unggahan Vlog yakni sebesar 26%

Tabel 4.27
Tagging

Frekuens Persentase
Persentase
N Tagging i Kumulatif
O
1 Selalu menambahkan username 4 8 8
(tagging) teman dikolom

Universitas Sumatera Utara


87

komentar Vlog
2 Menambahkan username 14 28 36
(tagging) teman di kolom
komentar Vlog tertentu
3 Jarang (1-3) kali menambahkan 15 30 66
username (tagging) teman di
kolom komentar Vlog
4 Tidak pernah menambahkan 17 34 100
username (tagging) teman di
kolom komentar Vlog
Total

Sumber : P.25/F.C. 27

Berdasarkan Tabel 4.40 menunjukkan 4 orang responden (8%) menyatakan


selalu menambahkan username (tagging) teman dikolom komentar Vlog dan 14 orang
responden (28%) menyatakan menambahkan username (tagging) teman di kolom
komentar Vlog tertentu. Selanjutnya, sebanyak 15 orang responden (30%)
menyatakan jarang (1-3) kali menambahkan username (tagging) teman di kolom
komentar Vlog dan 17 responden (34%) menyatakan tidak pernah menambahkan
username (tagging) teman di kolom komentar Vlog
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan
mereka tidak pernah menambahkan username (tagging) teman yakni sebanyak 34%.
Tabel 4.28
View profile

Persentase
Frekuensi Persentase
N Komentar Kumulatif
O
1 Sering (6-8) kali mengunjungi 4 8 8
profile Vlogger untuk melihat
unggahan Vlog
2 Hanya mengunjungi profile 23 46 54

Universitas Sumatera Utara


88

Vlogger yang disukai/tertentu


3 Jarang (1-3) mengunjungi profile 19 38 92
Vlogger
4 Tidak pernah mengunjungi profile 4 8 100
Vlogger
Total

Sumber : P. 26/F.C. 28

Berdasarkan Tabel 4.41 menunjukkan 4 orang responden (12%) menyatakan


sering (6-8) kali mengunjungi profile Vlogger untuk melihat unggahan Vlog dan 23
orang responden (60%) menyatakan hanya mengunjungi profile Vlogger yang
disukai/tertentu. Selanjutnya, sebanyak 19 orang responden (50%) menyatakan jarang
(1-3) mengunjungi profile Vlogger dan 4 responden (8%) menyatakan tidak pernah
mengunjungi profile Vlogger.

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan


mereka hanya mengunjungi profile Vlogger yang disukai/tertentu yakni sebanyak
46%.

Tabel 4.29
Share to facebook/tweet

Persentase
Frekuensi Persentase
N Share to facebook/tweet Kumulatif
O
1 Membagikan seluruh Vlog ke 0 0 0
media sosial lainnya
Facebook/Twitter
2 Hanya membagikan Vlog yang 6 12 12
disukai ke media sosial

Universitas Sumatera Utara


89

Facebook/Twitter
3 Jarang (1-3) membagikan Vlog ke 11 22 34
media sosial Facebook/Twitter
4 Tidak pernah membagikan Vlog 33 66 100
ke media sosial Facebook/Twitter
Total

Sumber : P. 27/F.C. 29

Berdasarkan Tabel 4.39 menunjukkan tidak ada responden (0%) menyatakan


membagikan seluruh Vlog ke media sosial lainnya Facebook/Twitter dan 6 orang
responden (12%) menyatakan hanya membagikan Vlog yang disukai ke media sosial
Facebook/Twitter. Selanjutnya, sebanyak 11 orang responden (22%) menyatakan
jarang (1-3) membagikan Vlog ke media sosial Facebook/Twitter dan 33 responden
(66%) menyatakan tidak pernah membagikan Vlog ke media sosial Facebook/Twitter

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan


mereka tidak pernah membagikan Vlog ke media sosial Facebook/Twitter yakni
sebanyak 66%.

Tabel 4.30
Copy share url

Persentase
Frekuensi Persentase
N Komentar Kumulatif
O
1 Membagikan semua Vlog melalui 2 4 4
fitur Copy share url
2 Hanya Membagikan Vlog yang 2 4 8
disukai/tertentu melalui fitur Copy
share url
3 Jarang (1-3) membagikan Vlog 17 34 42

Universitas Sumatera Utara


90

melalui fitur Copy share url


4 Tidak pernah membagikan Vlog 29 58 100
melalui fitur Copy share url
Total

Sumber : P. 28/F.C. 30

Berdasarkan Tabel 4.39 menunjukkan 2 orang responden (4%) menyatakan


hanya mengikuti (follow) Vlogger yang disukai/tertentu dan 20 orang responden
(40%) menyatakan hanya Membagikan Vlog yang disukai/tertentu melalui fitur Copy
share url. Selanjutnya, sebanyak 17 orang responden (34%) Jarang (1-3) menyatakan
membagikan Vlog melalui fitur Copy share url dan 29 responden (58%) menyatakan
tidak pernah membagikan Vlog melalui fitur Copy share url

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan


mereka tidak pernah membagikan Vlog melalui fitur Copy share url yakni sebanyak
58%.

Tabel 4.31
Following

Persentase
Frekuensi Persentase
N Komentar Kumulatif
O
1 Mengikuti (follow) semua 1 2 2
Vlogger yang ditemukan
2 Hanya mengikuti (follow) 33 66 68
Vlogger yang disukai/tertentu
3 Jarang (1-3) mengikuti (follow) 15 30 98
Vlogger di Instagram
4 Tidak pernah mengikuti (follow) 1 2 100
Vlogger di Instagram
Total

Universitas Sumatera Utara


91

Sumber : P. 29/F.C. 31

Berdasarkan Tabel 4.39 menunjukkan 1 orang responden (2%) menyatakan


mengikuti (follow) semua Vlogger yang ditemukan dan 33 orang responden (66%)
menyatakan hanya mengikuti (follow) Vlogger yang disukai/tertentu. Selanjutnya,
sebanyak 15 orang responden (30%) menyatakan jarang (1-3) mengikuti (follow)
Vlogger di Instagram dan 1 responden (2%) menyatakan tidak pernah mengikuti
(follow) Vlogger di Instagram
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan
mereka hanya mengikuti (follow) Vlogger yang disukai/tertentu yakni sebanyak 66%.

Tabel 4.32
Reupload (Regram/Repost)

Persentase
Frekuensi Persentase
N Reupload (Regram/Repost) Kumulatif
O
1 Reupload semua unggahan Vlog 0 0 0
Vlogger
2 Hanya Reupload semua unggahan 5 10 10
Vlog Vlogger yg disukai/tertentu
3 Jarang (1-3) Reupload unggahan 9 18 28
Vlog Vlogger
4 Tidak pernah Reupload unggahan 36 72 100
Vlog Vlogger
Total

Sumber : P. 30/F.C. 32

Universitas Sumatera Utara


92

Berdasarkan Tabel 4.39 menunjukkan tidak ada responden (0%) yang


menyatakan reupload semua unggahan Vlog Vlogger dan 5 orang responden (10%)
menyatakan hanya Reupload semua unggahan Vlog Vlogger yg disukai/tertentu.
Selanjutnya, sebanyak 9 orang responden (18%) menyatakan jarang (1-3) reupload
unggahan Vlog Vlogger dan 36 responden (72%) menyatakan tidak pernah Reupload
unggahan Vlog Vlogger
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan
mereka menyatakan tidak pernah Reupload unggahan Vlog Vlogger yakni sebanyak
72%.

Tabel 4.33
Save to private profile

Persentase
Frekuensi Persentase
N Save to private profile Kumulatif
O
1 Selalu menyimpan unggahan Vlog 2 4 4
di Save to private profile
2 Hanya menyimpan unggahan Vlog 27 54 58
yang disukai/tertentu di Save to
private profile
3 Jarang (1-3) menyimpan 10 20 78
unggahan Vlog di Save to private
profile
4 Tidak pernah menyimpan 11 22 100
unggahan Vlog di Save to private
profile
Total

Universitas Sumatera Utara


93

Sumber : P. 31/F.C. 33

Berdasarkan Tabel 4.39 menunjukkan 2 orang responden (2%) menyatakan


selalu menyimpan unggahan Vlog di Save to private profile dan 27 orang responden
(54%) menyatakan hanya menyimpan unggahan Vlog yang disukai/tertentu di Save to
private profile. Selanjutnya, sebanyak 10 orang responden (20%) menyatakan jarang
(1-3) menyimpan unggahan Vlog di Save to private profile dan 11 responden (22%)
menyatakan tidak pernah menyimpan unggahan Vlog di Save to private profile.

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan


mereka hanya menyimpan unggahan Vlog yang disukai/tertentu di Save to private
profile yakni sebesar 54%.
Tabel 4.34
Sent to/direct message

Persentase
Frekuensi Persentase
N Send to/ Direct Message Kumulatif
O
1 Mengirim seluruh Vlog Vlogger 2 4 4
kepada teman atau pengguna lain
2 Hanya mengirim Vlog Vlogger 27 54 58
yang di sukai/tertentu kepada
teman atau pengguna lain
3 Jarang (1-3) mengirim Vlog 10 20 78
Vlogger kepada teman atau
pengguna lain
4 Tidak pernah mengirim Vlog 11 22 100
Vlogger kepada teman atau
pengguna lain
Total

Sumber : P. 32/F.C. 34

Universitas Sumatera Utara


94

Berdasarkan Tabel 4.39 menunjukkan 2 orang responden (2%) menyatakan


mengirim seluruh Vlog Vlogger kepada teman atau pengguna lain dan 27 orang
responden (54%) menyatakan hanya mengirim Vlog Vlogger yang di sukai/tertentu
kepada teman atau pengguna lain. Selanjutnya, sebanyak 10 orang responden (20%)
menyatakan jarang (1-3) mengirim Vlog Vlogger kepada teman atau pengguna lain
dan 11 responden (22%) menyatakan tidak pernah mengirim Vlog Vlogger kepada
teman atau pengguna lain.
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan
mereka hanya mengirim Vlog Vlogger yang di sukai/tertentu kepada teman atau
pengguna lain yakni sebesar 54%.
Tabel 4.35
Turn on post notifications

Persentase
Frekuensi Persentase
N Send to/ Direct Message Kumulatif
O
1 Mengaktifkan Turn on post 1 2 2
notifications di semua profile
Instagram Vlogger
2 Hanya mengaktifkan Turn on post 11 22 24
notifications di profile Instagram
Vlogger yang disukai/tertentu
3 Jarang (1-3) mengaktifkan Turn 8 16 40
on post notifications diprofile
Instagram Vlogger
4 Tidak pernah mengaktifkan Turn 30 60 100
on post notifications diprofile
Instagram Vlogger
Total

Sumber : P. 33/F.C. 35

Berdasarkan Tabel 4.48 menunjukkan 1 orang responden (12%) menyatakan

Universitas Sumatera Utara


95

mengaktifkan Turn on post notifications di semua profile Instagram Vlogger dan 11


orang responden (60%) menyatakan hanya mengaktifkan Turn on post notifications di
profile Instagram Vlogger yang disukai/tertentu. Selanjutnya, sebanyak 8 orang
responden (50%) menyatakan jarang (1-3) mengaktifkan Turn on post notifications
diprofile Instagram Vlogger dan 30 responden (60%) menyatakan tidak pernah
mengaktifkan Turn on post notifications diprofile Instagram Vlogger
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan
mereka tidak pernah mengaktifkan Turn on post notifications diprofile Instagram
Vlogger yakni sebanyak 60%.

Tabel 4.36
Report

Persentase
Frekuensi Persentase
N Report Kumulatif
O
1 Melaporkan semua Vlogger yang 4 8 8
melanggar ketentuan Instagram
2 Hanya melaporkan Vlogger 2 4 12
tertentu yang melanggar ketentuan
Instagram
3 Jarang (1-3) melaporkan Vlogger 5 10 22
yang melanggar ketentuan
Instagram
4 Tidak pernah melaporkan Vlogger 39 78 100
yang melanggar ketentuan
Instagram
Total

Sumber : P. 34/F.C. 36

Berdasarkan Tabel 4.49 menunjukkan 4 orang responden (8%) menyatakan


melaporkan semua Vlogger yang melanggar ketentuan Instagram dan 2 orang

Universitas Sumatera Utara


96

responden (4%) menyatakan hanya melaporkan Vlogger tertentu yang melanggar


ketentuan Instagram. Selanjutnya, sebanyak 5 orang responden (10%) menyatakan
jarang (1-3) melaporkan Vlogger yang melanggar ketentuan Instagram dan 39
responden (78%) menyatakan tidak pernah melaporkan Vlogger yang melanggar
ketentuan Instagram.

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan apabila mayoritas responden menyatakan


mereka tidak pernah melaporkan Vlogger yang melanggar ketentuan Instagram yakni
sebesar 78%.

4.4 Analisis Tabel Silang


Berikutnya, pada bagian ini peneliti akan melakukan analisis data dalam
bentuk tabel silang. Analisis tabel silang merupakan teknik yang digunakan untuk
menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang
lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif
(Singarimbun, 2011: 275). Analisis tabel silang ini bukan dijadikan sebagai penentu
utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, akan tetapi dimaksudkan untuk
melihat bagaimana penilaian data yang satu dengan hubungannya dengan data yang
lain.
Untuk menghubungkan seberapa jauh ketertarikan antara 2 variabel peneliti
membuat 3 variable untuk melihat sejauhmana tingkat toleran masing masing
variable. Variabel yang disusun adalah hubungan frekuensi kegiatan giveaway yang
dilakukan vlogger dengan following pengguna Instagram, hubungan antara vlogger
meminta membagikan vlognya ke media sosial lainnya dengan aktivitas share to
facebook/twitter pengguna Instagram, dan hubungan antara vlogger meminta
pengguna Instagram menambahkan (tagging) username pengguna lain pada caption
vlog dengan aktivitas tagging pengguna Instagram.vlog dengan aktivitas tagging
pengguna Instagram.

Universitas Sumatera Utara


97

Tabel 4.37
Hubungan antara Vlogger berinteraksi dengan pengguna Instagram dengan
aktivitas komentar pengguna Instagram

Aktivitas komentar pengguna Instagram Total

Tidak pernah Jarang(1- Memberika Memberi


memberikan 3 kali) n komentar kan
komentar di memberi untuk komentar
unggahan kan unggahan untuk
Vlog komentar tertentu setiap
di unggahan
unggahan Vlog
Vlog
Vlogger 2 8 3 2 0 13
berinteraksi 3 15 7 10 1 33
dengan pengguna 4 3 0 1 0 4
instagram
dikolom komentar
Total 26 10 13 1 50

Dari Tabel 4.50 menunjukkan bahwa sebanyak 33 responden yang


menyatakan vlogger sering berinteraksi dengan pengguna Instagram dikolom
komentar namun terdapat 15 responden menyatakan tidak pernah memberikan
komentar di kolom komentar, 7 orang responden menyatakan jarang (1-3)
memberikan komentar, 10 orang responden menyatakan memberikan komentar di
unggahan tertentu dan hanya 1 orang yang memberikan komentar untuk setiap
unggahan vlog.
Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa 37 responden
menyatakan vlogger sering berinteraksi dengan pengguna Instagram di kolom

Universitas Sumatera Utara


98

komentar namun 36 orang responden menyatakan kurang sering memberikan


komentar diunggahan vlogger.

Tabel 4.38
Hubungan antara vlogger meminta dukungan dari pengguna Instagram untuk
membagikan Vlognya dengan akvitas Share to facebook/tweet pengguna Instagram

Share to facebook/tweet Total

Tidak pernah Jarang (1-3) Hanya


membagikan membagikan membagika
unggahan Vlog unggahan Vlog n unggahan
ke media sosial ke media sosial Vlog yang
facebook atau facebook atau disukai
twitter twitter /tertentu ke
media sosial
facebook
atau twitter
Vlogger meminta 1 7 2 0 9
dukungan dari 2 4 1 2 7
pengguna Instagram 3 14 4 3 21
untuk membagikan 4 8 4 1 13
Vlognya
Total 33 11 6 50

Membagikan konten promosi di lebih dari satu media sosial merupakan salah
satu strategi social media marketing, user engagement akan lebih besar karena akan
lebih banyak meraih konsumen karena konten tidak hanya dilihat dari satu media
sosial melainkan beragam. Konten tersebut dapat dibagikan melalui social media
seperti facebook, youtube, twitter, blog, dan lain lain. Membagikan konten ke lebih
dari satu media sosial juga lebih mempunyai kemungkinan besar untuk mendapat
konsumen dari berbagai ketertarikan. Semakin banyak pengguna yang membagikan
konten tersebut akan semakin baik karena konsumen yang dijangkau akan lebih luas

Universitas Sumatera Utara


99

maka dari itu pemasar dalam hal ini adalah vlogger dapat meminta secara langsung
kepada pengguna Instagram untuk membagikan vlognya atau melalui cara lain.

Berdasarkan Tabel 4.51 menunjukkan bahwa mayoritas responden yakni


sebanyak 21 orang menyatakan vlogger sering meminta dukungan dari pengguna
Instagram untuk membagikan Vlognya dan sebanyak 14 responden tersebut tidak
pernah membagikan ungggahan vlog ke media sosial facebook atau twitter, 4
responden menyatakan jarang (1-3) kali membagikan unggahan vlog ke media sosial
facebook atau twitter dan hanya 3 responden yang hanya membagikan unggahan vlog
tertentu ke media sosial lainnya.
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 34 responden menyatakan vlogger sering meminta dukungan dari pengguna
Instagram untuk membagikan Vlognya namun terdapat sebanyak 44 orang responden
yang tergolong kurang sering membagikan unggahan vlog ke media sosial lainnya.
Aktivitas vlogger meminta dukungan dari pengguna Instagram untuk membagikan
Vlognya tergolong sering namun aktivitas responden membagikan unggahan vlog
menggunakan fitur Share to facebook/tweet dapat digolongkan kurang sering.

Universitas Sumatera Utara


100

Tabel 4.39

Hubungan antara Vlogger meminta pengguna instagram untuk menambahkan


(tagging) username teman anda pada caption Vlog dengan aktivitas tagging
pengguna Instagram
Count
Tagging Total

Tidak Jarang (1- Hanya Selalu


pernah 3) kali menamba menamba
menamba menamba hkan hkan
hkan hkan username username
username username (tagging) (tagging)
(tagging) (tagging) teman teman
teman teman dikolom dikolom
dikolom dikolom komentar komentar
komentar komentar Vlog Vlog
Vlog Vlog tertentu
Vlogger meminta 1 3 3 3 1 10
pengguna instagram 2 5 6 8 2 21
untuk menambahkan 3 7 4 2 1 14
(tagging) username 4 2 2 1 0 5
teman anda pada
caption Vlog
Total 17 15 14 4 50

Untuk mendapat user engagement yang lebih luas lagi strategi lain yaitu
meminta pengguna lain untuk menambahkan (tagging) username pengguna lain.
Pengguna lain yang belum mendapat paparan informasi, melalui fitur tagging yang
ada pada Instagram memungkinkan untuk dijangkau dengan dukungan dari pengguna

Universitas Sumatera Utara


101

Instagram lain. Fitur ini memungkinkan pengguna Instagram untuk meminta


pengguna lain untuk melihat atau menerima unggahan dengan menambahkan
username pengguna tersebut dan akhirnya user engagement akan lebih luas lagi.

Berdasarkan Tabel 4.52 menunjukkan bahwa mayoritas responden yakni


sebanyak 21 orang responden menyatakan vlogger kurang sering meminta pengguna
Instagram untuk menambahkan (tagging) username teman anda pada caption vlog
dan 8 responden diantaranya hanya menambahkan username (tagging) di kolom
komentar, 6 orang responden jarang (1-3) kali menambahkan username (tagging)
dikolom komentar, 5 orang resoonden menyatakan tidak pernah menambahkan
username (tagging) dikolom komentar dan hanya 2 orang responden yang
menyatakan selalu menambahkan username (taggin) dikolom komentar.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan 31 orang responden menyatakan
bahwa vlogger kurang sering meminta pengguna Instagram untuk menambahkan
(tagging) username teman anda pada caption vlog dan pengguna Instagram tergolong
kurang sering menambahkan (tagging) username teman anda pada caption vlog yakni
sebanyak 32 orang yang berarti kedua variabel ini mempunyai frekuensi yang rendah.

4.4 Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui hipotesis
yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Uji hipotesis ini dihitung menggunakan
aplikasi SPSS vr 24. Sebelum melakukan, uji hipotesis peneliti terlebih dahulu
melakukan uji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dilakukan dengan
menggunakan tes statistik spearman (Spermans Rho Rank-Order Correlation).
Variabel yang akan diukur tingkat hubungannya adalah variabel X dan Y.
Variabel X adalah variabel yang mempengaruhi munculnya variabel lain (Y) dalam
penelitian ini, yang menjadi variabel X adalah social media marketing vlogger
Instagram. Variabel Y dalam penelitian ini adalah Aktivitas pengguna Instagram
mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


102

Tabel 4.40
Uji Hipotesis
Social media
marketing Aktivitas
Vlogger Pengguna
Instagram Instagram
Spearman's rho Social media Correlation Coefficient 1.000 -.102
marketing Sig. (2-tailed) . .482
Vlogger N 50 50
Instagram
Aktivitas Correlation Coefficient -.102 1.000
Pengguna Sig. (2-tailed) .482 .
Instagram N 50 50

Berdasarkan hasil korelasi spearman pada tabel di atas H0 ditolak jika < 0,005.
Nilai signifikansi dari tabel diatas adalah 0,482 maka >0,05 H a ditolak. Probabilitas
yang lebih besar dari 0,05 (0,482>0,05) dan tidak terdapat tanda ** (flag of
significant) menunjukkan hasil tidak signifikan. Dengan begitu H0 diterima, maka
tidak terdapat hubungan antara social media marketing vlogger terhadap aktivitas
pengguna Instagram mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
USU.
Berdasarkan hasil korelasi antara social media marketing dan aktivitas
pengguna Instagram tidak terdapat korelasi yang berarti pengguna Instagram lebih
independent atau secara aktif menggunakan media sosial sesuai kebutuhan mereka.

Universitas Sumatera Utara


103

4.5 Pembahasan
Perkembangan internet yang semakin pesat dari tahun ke tahun
mempermudah manusia melakukan aktivitas sehari hari. Perkembangnya yang
demikian pesat menjadikan manusia semakin dapat terhubung satu sama lain tanpa
memandang waktu maupun jarak hanya menggunakan Internet. Manusia tidak perlu
menulis surat dan menunggu surat balasan berhari hari bahkan berminggu minggu,
manusia hanya perlu mengunduh aplikasi berbasis chatting dan langsung dapat
berhubungan dengan yang lain tanpa mengenal jarak dan waktu yang digunakan juga
efisien.
Perkembangan internet yang begitu pesat pun diikuti dengan kehadiran media
sosial seperti Facebook pada tahun 2004, dan sejak saat itu beragam media sosial
muncul seperti Twitter, path, Instagram dan lain lainnya. Facebook sebagai media
sosial pertama mempunyai 1,44 miliar pengguna terhitung pada 23 April 2014 dan
Indonesia mempunyai 65 juta akun facebook dan menduduki peringkat 4 sebagai
Negara dengan pengguna facebook terbanyak.
Keberhasilan facebook merajai media sosial diikuti dengan dihadirkannya
aplikasi media sosial berbagai foto dan video yang disebut Instagram. Instagram
dibuat pada tahun 2010 dan mencatatkan rekor pengunduh terbanyak dalam 1 hari.
Instagram hingga saat ini mempunyai lebih dari 500 juta pengguna di dunia dan
Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah pengguna terbanyak.
Jumlah pengguna yang begitu banyak lantas dilirik oleh berbagai perusahaan,
organisasi, personal, dan lain lain sebagai lahan untuk mempromosikan barang atau
jasa mereka. Promosi yang dilakukan melalui media sosial lantas menghadirkan
strategi pemasaran yang baru yakni Social media marketing dan hingga saat ini
penelitian mengenai social media marketing terus berkembang.

Universitas Sumatera Utara


104

Social media marketing digunakan oleh banyak perusahaan seperti BMW,


Dunkin Donut, Absolut Vodka dan lain lain untuk menjangkau konsumen dari media
sosial. Namun, semakin mudahnya media sosial digunakan social media marketing
tidak hanya digunakan oleh perusahaan besar bahkan berbagai pihak yang
mempunyai kepentiingan tertentu mulai menggunakan strategi pemasaran ini seperti
pedagang eceran, selebgram, umkm, dan lain lain.
Vlogger atau orang yang membuat video dan kemudian disebarkan melalui
Instagram merupakan salah satu selebgram yang semakin mudah ditemui di
Instagram. Vlogger sendiri biasa mempunyai satu tema spesifik seperti komedi,
musik, tutorial dan banyak lagi namun tidak sedikit juga vlogger yang membuat
video dengan tema yang berbeda beda.
Berbeda dengan perusahaan yang mempromosikan produk atau jasa di
Instagram, Vlogger lebih mempromosikan diri sendiri atau profile instagramnya
dengan tujuan agar pengguna Instagram (pengikut) di Instagram semakin banyak dan
kemudian dapat menjadi Influencer. Influencer dengan jumlah pengguna Instagram
yang tinggi berkesempatan besar untuk menghasilkan uang dengan cara
mempromosikan suatu produk, jasa atau tokoh. Vlogger semakin berlomba lomba
menarik perhatian pengguna Instagram untuk mengikuti akun mereka dengan
berbagai strategi. Vlogger yang menggunakan lebih dari satu strategi social media
marketing dipercaya akan lebih berhasil menarik perhatian pengguna Instagram.
Peneliti menggunakan beberapa teori yaitu Komunikasi, Social media
marketing, dan New Media untuk mencapai tujuan penelitian. Teori ini digunakan
sebagai pisau bedah untuk mencari data terhadap judul penelitian Pengaruh social
media marketing Vlogger Instagram terhadap aktivitas pengguna Instagram.
Adapun teori teori tersebut akan dibahas dengan data yang telah berhasil
dikumpulkan dan dianalisis dengan analisis data tabel tunggal, analisis data tabel
silang dan pengujian hipotesis.

4.5.1 Komunikasi

Universitas Sumatera Utara


105

Carl I. Hovland mengemukan komunikasi adalah proses yang memungkinkan


seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang lambang
verbal) untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan) (Mulyana, 2007: 68). Proses
komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan
gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya.
Hovland mengemukan terdapat beberapa komponen komunikasi hingga bisa
terjadi, yakni sumber (komunikator), pesan, media, penerima (komunikan), dan efek.
Berdasarkan kajian penelitian ini yang mengenai social media marketing vlogger
Instagram terhadap aktivitas pengguna Instagram beberapa komponen atau unsur
komunikasi dapat diidentifikasikan.
a. Komunikator
Komunikator dalam proses komunikasi ini diidentifikasikan sebagai Vlogger
karena vlogger yang memberi pesan berupa vlog maupun strategi social media
marketing serta pesan lainnya. Instagram sebagai media sosial memungkinkan
komunikasi interaktif yang berarti vlogger dapat menjadi komunikator sekaligus
sebai komunikan.
b. Pesan
Unsur komunikasi selanjutnya yakni, pesan yang diidentifikasikan dalam
beberapa bentuk seperti vlog, caption (keterangan vlog), pesan yang disampaikan
melalui kolom komentar maupun direct message (pesan langsung).
c. Media
Unsur komunikasi ketiga yakni media yaitu saluran dalam mengirimkan pesan
kepada komunikan/komunikator, diidentifikasikan media sosial Instagram karena
Instagram merupakan media dalam menyebarkan Vlog yang telah dibuat oleh
vlogger sekaligus media berinteraksi antara vlogger dengan pengguna Instagram.
d. Penerima
Penerima atau komunikan disini diidentifikasikan sebagai pengguna Instagram
yakni pihak yang menerima pesan yang disampaikan oleh vlogger. Pengguna
Instagram meskipun tidak dominan dapat menjadi komunikator dengan berinteraksi
dengan vlogger melalui kolom komentar ataupun direct message (pesan langsung).
e. Efek

Universitas Sumatera Utara


106

Efek merupakan timbal balik yang dilakukan oleh pengguna Instagram terhadap
pesan yang disampaikan oleh vlogger. Efek ini dapat berupa aktivitas likes, komentar,
share, dan lain lain.

4.5.2 Social media marketing


Social media marketing adalah upaya pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan atau produsen untuk membujuk konsumen menggunakan jasa atau produk
mereka. Social media marketing menggunakan komunitas online, jaringan sosial,
blog pemasaran dan lain lain (Neti, 2011: 2).
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai social media marketing yang
dilakukan vlogger Instagram dapat disimpulkan apabila social media marketing yang
dilakukan tergolong cukup sering atau tinggi. Adapun hasil yang lebih lengkap telah
dipaparkan lebih detail pada analisis tabel tunggal.
Disesuaikan dengan objek penelitian yaitu social media marketing vlogger
Instagram, hanya beberapa strategi yang dijadikan indicator dalam penelitian ini
yaitu
a. Viral Marketing
Viral marketing mempunyai beberapa kategori turunan yang diturunkan
dalam 4 pertanyaan terdapat pada tabel 4.5 hingga tabel 4.8 hingga
mendapatkan hasil bahwa responden menyatakan vlogger cukup sering
melakukan viral marketing yakni sebanyak 74,5%. Data tersebut didapat
melalui cara menghitung total frekuensi setiap pilihan jawaban dari
keempat pertanyaan kemudian dibagi jumlah pertanyaan dan responden.
b. Konten Khusus
Konten khusus diturunkan hanya dalam 1 pertanyaan dan terdapat pada
tabel 4.9 mendapatkan hasil bahwa responden menyatakan frekuensi
vlogger dalam membuat konten khusus yakni sebanyak 62%.
c. Interaksi Vlogger
Interaksi diturunkan hanya dalam 1 pertanyaan dan terdapat pada tabel
4.10 mendapatkan hasil bahwa responden menyatakan vlogger cukup
sering dalam membuat konten khusus yakni sebanyak 74%.
d. Identitas Vlogger

Universitas Sumatera Utara


107

Identitas Vlogger juga diturunkan hanya dalam 1 pertanyaan dan terdapat


pada tabel 4.11 mendapatkan hasil bahwa responden menyatakan vlogger
kurang sering menyampaikan identitas diri yakni suku sebanyak 62%.
e. Vlogger
Kategori ini merupakan faktor vlogger pribadi tersebut dan dibagi dalam
beberapa turunan seperti Bahasa dan keahlian serta daya Tarik sehingga
diturunkan dalam 4 pertanyaan pada tabel 4.12 hingga 4.15 dan
mendapatkan hasil bahwa responden menyatakan setuju dengan
pernyataan mengenai faktor vlogger pribadi yakni sebesar 71,5%.
f. Konten Vlog
Kategori ini diturunkan dalam 5 pertanyaan pada tabel 4.16 hingga 4.20
dan mendapatkan hasil bahwa responden menyatakan setuju dengan
pernyataaan mengenai konten vlog yakni sebesar 74%
Secara kumulatif didapat kesimpulan bahwa vlogger melakukan social media
marketing sebanyak 68,2% dan dapat digolongkan cukup sering melakukan social
media marketing. Namun, meskipun vlogger cukup sering melakukan social media
marketing hal ini berbanding terbalik dengan aktivitas pengguna Instagram yang
tergolong rendah.
Hasil menunjukkan pengguna Instagram lebih independent dalam
menentukan aktivitas yang mereka lakukan di Instagram meskipun telah menerima
pengaruh. Pernyataan tersebut dikuatkan dengan hasil penelitian oleh Frederick Oloo
(2013) menunjukkan bahwa responden yang adalah mahasiswa mengetahui dan
secara aktif menentukan pilihan mereka di media sosial (Oloo, 2013: 69).

4.5.3 New Media


New Media atau media online didefinisikan sebagai media
yang di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu
artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa
media dijadikan satu (Lievrouw, 2011). Menurut Mondry, New Media
merupakan media yang menggunakan internet, media online
berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan

Universitas Sumatera Utara


108

dapat berfungsi secara privat maupun secara public (Mondry, 2008:


13).
Berdasarkan karakteristik new media, media sosial termasuk
kedalam new media karena media sosial berbasis teknologi,
berkarakter fleksibel, interaksi, dan dapat berfungsi secara private
ataupun public. Instagram merupakan salah satu media sosial yang
ada dan merupakan media sosial jenis konten yang dimana
pengguna saling membagikan konten konten media, baik seperti
video, ebook, foto dan lain lainnya.

4.5.3.1 Instagram
Instagram merupakan satu dari banyak media sosial yang ada dan digunakan
oleh masyarakat. Instagram merupakan media sosial yang terbilang baru karena baru
berdiri sejak tahun 2010, melalui Instagram pengguna dapat serta mudah untuk
membagikan informasi terbaru mereka dengan mengambil foto dan video hingga
dapat dilihat oleh pengguna. Instagram sendiri telah mengambil perkembangan
pengguna yang sangat pesat sejak diluncurkan Oktober 2010. Instagram telah
memiliki user aktif lebih dari 150 juta dengan rata rata lebih dari 55 juta foto
dibagikan setiap harinya, dan lebih dari 16 Miliar foto telah dibagikan hingga tahun
2013 (Wallsbeck & Johannson, 2014: 16).
Instagram memungkinkan pengguna Instagram melakukan banyak aktivtas
yakni seperti likes, komentar, tagging, upload foto dan lain lainnya. Berikut ini akan
dipaparkan aktivtas pengguna Instagram setelah mendapat pengaruh social media
marketing vlogger Instagram.
a. Likes
Pertanyaan mengenai aktivitas likes pengguna Instagram setelah dipengaruhi
oleh social media marketing vlogger dapat dilihat pada Tabel 4.38 dan
menghasilkan temuan responden sering memberikan likes untuk unggahan
vlog vlogger yakni sebanyak 72%.
b. Komentar
Berbeda dengan likes, aktivitas komentar pengguna Instagram setelah
dipengaruhi oleh social media marketing vlogger menghasilkan temuan

Universitas Sumatera Utara


109

responden jarang memberikan komentar untuk unggahan vlog yakni sebanyak


72%.
c. Tagging
Aktivita tagging merupakan menambahkan username (taggin) pengguna lain
dikolom komentar vlog. Berdasarkan hasil penelitian mengenai aktivitas
tagging pengguna menyatakan responden jarang melakukan aktivitas tagging
username pengguna lain yakni sebanyak 64%.
d. View profile
View profile merupakan aktivitas membuka profile pengguna lain dalam hal
ini profile Instagram Vlogger. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
sering melakukan aktivitas view profile vlogger Instagram yakni sebanyak
54%
e. Share to facebook/tweet
Fitur ini memungkinkan pengguna Instagram untuk membagikan konten di
Instagram ke facebook atau twitter. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
bahwa responden jarang melakukan aktivitas membagikan konten ke media
sosial lainnya yakni sebanyak 88%.
f. Copy share url
Fitur ini membantu pengguna membagikan unggahan konten melalui link.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pengguna Instagram jarang
melakukan Copy share url terhadap unggahan vlog yakni sebanyak 88%.
g. Following
Following merupakan aktivitas mengikuti pengguna lain atau dalam hal ini
yakni vlogger. Aktivitas following berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukan pengguna Instagram sering mengikuti vlogger di Instagram
yakni sebanyak 68%.
h. Reupload (Regram/Repost)
Reupload merupakan aktivitas mengunggah kembali konten pengguna lain.
Aktivitas Reupload berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengguna Instagram jarang melakukan reupload unggahan vlog vlogger yakni
sebanyak 90%.
i. Save to private profile
Save to private profile memungkinkan pengguna Instagram untuk menyimpan
secara pribadi konten unggahan pengguna lain. Aktivitas save to private

Universitas Sumatera Utara


110

profile berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna Instagram


sering melakukannya sebanyak 58%.
j. Send to/Direct message
Sent to/direct message merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk
mengirimkan secara pribadi unggahan kepada pengguna lainnya. Berdasarkan
hasil penelitian ini ditemukan bahwa pengguna Instagram sering melakukan
aktivitas Sent to/direct message yakni sebanyak 58%.
k. Turn on post notifications
Turn on Post Notification merupakan fitur untuk mengaktifkan pemberitahuan
apabila terdapat unggahan terbaru dari pengguna bersangkutan. Aktivitas
Turn on post notifications ini berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
pengguna Instagram jarang melakukan aktivitas ini yakni sebanyak 76%.
l. Report
Report memungkinkan pengguna Instagram melaporkan unggahan atau
pengguna yang dirasa melanggar ketentuan Instagram. Aktivitas report ini
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pengguna Instagram jarang
melakukan aktivitas ini yakni sebanyak 88%.

Secara kumulatif dapat ditarik kesimpulan apabila aktivitas pengguna


Instagram setelah mendapat pengaruh social media marketing vlogger yang paling
sering dilakukan yaitu memberikan likes dengan persentasi sebanyak 72% dan
aktivitas paling jarang dilakukan yaitu reupload (regram/repost) unggahan vlogger
dengan persentase sebanyak 90%.
Berdasarkan hasil korelasi antara social media marketing dan aktivitas
pengguna Instagram tidak terdapat korelasi yang berarti pengguna Instagram lebih
independent atau secara aktif menggunakan media sosial sesuai kebutuhan mereka.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Sumatera Utara


111

5.1 Simpulan
Simpulan dari hasil penelitian ini didapatkan setelah analisa data melalui
tahapan analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan pengujian hipotesa.
Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah tentang pengaruh
social media marketing vlogger Instagram terhadap aktivitas pengguna Instagram
mahasiswa ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan data penelitian mengenai tema vlogger yang diikuti oleh
mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU didapatkan bahwa tema vlogger yang
paling banyak diikuti (follow) yakni komedi sebesar 35,7%. Hasil penelitian
mengenai tema vlogger yang diikuti oleh mahasiswa ilmu komunikasi FISIP
USU secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.4 mengenai tema vlogger yang
diikuti.
2. Hasil penelitian mengenai efektivitas social media marketing vlogger di
Instagram mendapatkan hasil social media marketing vlogger kurang efektif
karena tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas
pengguna Instagram mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa social media marketing vlogger cukup tinggi namun
aktivitas pengguna Instagram mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU masih
rendah.
3. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan SPSS vr 24.0
tentang pengaruh diantara variabel X (social media marketing) dan variabel Y
(aktivitas pengguna Instagram) didapati hasil bahwa tidak terdapat pengaruh
diantara kedua variabel. Mahasiswa ilmu komunikasi tidak terpengaruh social
media marketing vlogger dan lebih independent serta aktif dalam
menggunakan media sosial.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian dan pengamatan yang telah diteliti dari jawaban
responden maka peneliti membuat beberapa saran untuk berbagai pihak yang dapat

Universitas Sumatera Utara


112

membangun antara lain:

5.2.1 Saran responden penelitian


1. Mahasiswa ilmu komunikasi diharapkan dapat menyaring konten-konten
yang ada pada media sosial Instagram dan dapat menggunakan Instagram
untuk tujuan yang lebih baik lagi.
2. Mahasiswa ilmu komunikasi lebih independent atau secara aktif
mengontrol penggunaan media sosial Instagram

5.2.2 Saran bagi Vlogger Instagram


1. Vlogger Indonesia diharapkan semakin kreatif dalam membuat
konten-konten yang berkualitas dan membangun pengguna Instagram
sehingga bisa bersaing dengan vlogger luar negeri baik dari segala sisi.
2. Vlogger Indonesia memperkuat social media marketing mereka
dengan membaca berbagai literatur maupun buku agar social media
marketing dapat berpengaruh dalam menggerakkan aktivitas pengguna
Instagram.

5.2.3 Saran bagi akademis


1. Departemen Ilmu Komunikasi kiranya dapat membuka mata kuliah
mengenai social media marketing agar mahasiswa dapat mendapatkan
pengetahuan mengenai strategi pemasaran melalui media sosial tidak
hanya melalui media konvensional
2. Diharapkan semakin banyak mahasiswa yang meneliti mengenai
social media marketing dikarenakan ilmu social media marketing ini
masih minim diteliti di Indonesia dan merupakan ilmu yang sangat
menarik untuk diteliti.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai