Anda di halaman 1dari 2

Thromboelastography, pengukuran energi kontraktil trombosit, dan prosedur-prosedur terkait

merupakan teknik analisis untuk mengukur proses umum dari koagulasi / penggumpalan
(contohnya hemostasis primer ke fibrinolisis) menggunakan darah lengkap. Meskipun teknologi
ini mulanya dikembangkan sejak puluhan tahun lalu, telah terjadi ketertarikan yang baru-baru ini
bangkit dikarenakan meningkatnya kebutuhan informasi yang segera pada pasien-pasien kritis
dan mereka yang menjalani transplantasi hati, operasi jantung, dan prosedur-prosedur lain
dimana terjadi perubahan hemostasis.

Thromboelastography
Trombolastrografi konvensional (pemusingan) menggunakan cawan kuvet sampel yang berisi
darah lengkap asli (tanpa anti-koagulan) untuk mengukur pembentukan bekuan/disolusi kinetik
dan kekuatan regangan bekuan. Pin yang ditangguhkan dari pilinan kawat yang diturunkan ke
kuvet dan cangkir diputar melalui sudut 45o dalam kurun waktu tertentu. Tenaga putaran dari
cawan pemutar ditransmisikan dari pin dan batang ke perekam. Tidak ada momen awal, tetapi
akan meningkat seiring dengan terbentuknya bekuan dan menurun seiring terjadinya fibrinolisis.
Trombolastrografi yang lebih baru menggunakan sistem deteksi optik untuk mengukur
pergerakan dari pin pemutar, serta perangkat keras dan lunak komputer untuk pengumpulan data
dan analisis data. Trombolastrografi komersial sistem TEG sistem korporasi hemoskop (Niles,
IL), dan ROTEG ( Pentaparm Gmbh, Munich, Germany). Trombolastrografi telah banyak
digunakan untuk intraoperatif jantung dan monitoring koagulasi pasien untuk memandu
pemanfaatan produksi darah. Meskipun Trombolastrografi dapat diukur dalam darah sitrat,
hasilnya tidak sebanding dengan darah lengkap.

Reaksi Bekuan
Sebuah teknologi yang baru-baru ini dikembangkan oleh Hemodyne, Inc. (Richmond, VA)
Hemostasis Analysis System (Sistem Analisa Hemostasis) memungkinkan pengukuran langsung
terhadap energi yang diproduksi dalam sampel selama pembentukan bekuan. Sampel
ditempatkan dalam cawan dangkal dan terperangkap diantara permukaan yang sejajar ketika
pelat bagian atas diturunkan ke permukaan atas dari bekuan yang terbentuk. Permukaan bagian
atas melekat pada transduser pengukur regangan. Selama bekuan membentuk dan trombosit
menarik dalam jaringan, gaya ke bawah ditransmisikan ke pelat atas dan transduser. Gaya ke
bawah menekankan transduser dan tegangan sebanding dengan jarak perpindahan yang
dihasilkan. Karena transduser sebenarnya mengukur jarak perpindahan, kalibrasi terus-menerus
yang berkaitan dengan jarak perpindahan ke gaya digunakan untuk mengubah jarak menjadi
gaya. Kerja awal dengan perangkat ini menegaskan bahwa gaya yang diproduksi oleh trombosit
(gaya krontraktil trombosit, PCF) dalam plasma yang kaya trombosit atau bekuan darah
keseluruhan adalah signifikan (besarnya beberapa kilodyne) dan mudah diukur. Mulainya
perkembangan gaya terjadi segera setelah jaringan fibrin berada di tempatnya. Dengan
memanfaatkan teknik baru ini, PCF ditemukan secara langsung bergantung pada jumlah
trombosit, sensitif terhadap suhu dan konsentrasi kalsium, tetapi relatif tidak tergantung pada
konsentrasi fibrinogen dalam rentang fibrinogen yang normal dari 100 sampai 400 gm/dL. PCF
juga merupakan parameter yang stabil, hal tersebut berlaku terhadap darah lengkap yang
disimpan pada suhu ruang untuk selama sepuluh hari. Sebaliknya, fungsi trombosit oleh
aggregometri konvensional harus dilakukan dalam waktu empat sampai enam jam. Sifat kuat
alami dari parameter ini dan ketergantungannya yang mutlak pada viabilitas trombosit telah
mendorong beberapa untuk memeriksa penggunaan parameter PCF sebagai marker
kelangsungan hidup trombosit dan memodifikasi persiapan trombosit.
Masa Trombin merupakan parameter lainnya yang diukur oleh Hemodyne. Hal ini dilakukan
dengan penggunaan Batroxobis, enzim proteolitik bisa ular dari jenis fer-de-lance yang secara
langsung membekukan fibrinogen melalui pembelahan fibrinopeptida A. Penambahan
batroxobin dalam darah sitrat menghasilkan pembentukan bekuan yang cepat, tetapi tidak ada
perkembangan PCF awal. Meskipun batroxobin tidak mengaktifkan trombosit, perkembangan
PCF ditandai setelah variabel fase lag. Selama fase lag, trombin ini dihasilkan sebagai akibat dari
kalsifikasi ulang sampel. Karena jaringan fibrin berada pada tempatnya sebelum masa trombin,
PCF menjadi jelas begitu sejumlah kecil trombin dihasilkan. Dengan demikian, infleksi atau poin
take off pada kurva PCF berfungsi sebagai penanda masa trombin dalam uji batroxobin. Uji
fragmen protrombin 1+2, memperlihatkan eksplosi yang bersamaan dari aktivasi masa fragmen
pada saat kenaikan PCF. Dengan ini fase lag merupakan Masa Trombin (TGT). Pada orang
normal, PCF yang dikembangkan melalui penambahan batroxobin hanya dibedakan pada waktu
awalnya. Namun, jika masa trombin dihambat oleh penambahan antikoagulan atau dengan
adanya faktor pembekuan

Anda mungkin juga menyukai