TUJUAN
1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan
dokter.
2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan
dalam pemberian obat.
3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu
(misalnya tuberculin tes).
4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).
5. Indikasi
6. Injeksi biasanya dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerjasama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral.
Apabila klien tidak sadar atau bingung, sehingga klien tidak mampu menelan
atau mempertahankan
obatd i b a w a h l i d a h . O l e h k a r e n a i t u , u n t u k m e m e n u h i k e b u t u h a n o b a t
klien dilakukan
KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan
PEMBAHASAN
Pemberian obat dibagi menjadi 3,yaitu : formulasi, cara pemberian obat, dan
regimen dosis.
I. Formulasi
Kestabilan obat.
Rektal (PR ): berguna untuk pasien yang tidak sadar atau muntah-muntah
atau anak kecil
Dosis tunggal :
Oral : obat yang diberika secara oral mencapai konsentrasi plasma puncak
lebih lambat dari pada obat yang diberikan secara intra vena.
Dosis intermiten : sebuah obat harus diberikan selama 4-5 waktu paruh
sebelum tercapai keadaan stabil ( keseimbangan )
Puncak adalah nilai-nilai tinggi pada fluktuasi. Efek toksik paling mungkin
terjadi selama konsentrasi puncak obat.
Lembah adalah nilai-nilai rendah pada fluktuasi. Kurangnya efek obat paling
mungkin terjadi selama konsentrasi lembah obat.
Waktu paruh adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh konsentrasi suatu
obat dalam plasma untuk turun menjadi 50% setelah penghentian obat.
Kadar terapeutik obat dapat dicapai lebih cepat dengan memberikan dosis
muatan yang di ikuti dengan dosis rumatan. Dosis rumatan adalah dosis
awal obat yang lebih tinggi dari dosis-dosis selanjutnya dengan tujuan
mencapai kadar obat terapeutik dalam serum dengan cepat. Dosis rumatan
merupakan dosis obat yang mempertahankan konsentrasi plasma dalam
keadaan stabil pada rentang terapeutik.
A. PENGERTIAN OBAT
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau
binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap
berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Pada aspek obat ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya:
nama generic yang merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah
mendapatkan lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama di
bawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan
nama yang berasal dari susunan zat kimianya seperti acetylsalicylic acid
atau aspirin, kemudian nama dagang ( trade mark) merupakan nama yang
keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan symbol
seperti ecortin, bufferin, empirin, anlagesik, dan lain-lain.
B. REAKSI OBAT
Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan
bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat
dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang
diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan
konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh.
1. Absorbs obat
2. Distribusi obat
3. Metabolisme obat
4. Eksresi sisa
Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek samping. Efek terapeutik
adalah obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai
kandungan obatnya seperti paliatif ( berefek untuk mengurangi gejala),
kuratif ( memiliki efek pengobatan) dan lain-lain. Sedangkan efek samping
adalah dampak yang tidak diharapkan, tidak bias diramal, dan bahkan
kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alerg, toksisitas
( keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-
lain.
1. Tepat Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien,
label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat
membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label
botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke
rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.
2. Tepat Dosis
3. Tepat pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan
dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama,
nomor register, alamat dan program pengobatan pada pasien.
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.
1. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga
diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
4. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan
untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid
(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat
perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam
bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk
supositoria.
5. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran
nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian
berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya
salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan
darurat misalnya terapi oksigen.
5. Tepat waktu
6. Tepat pendokumentasian
Pembagian dosis obat pada bayi dan anak balita dibedakan berdasarkan 2
standar, yaitu berdasarkan luas permukaan tubuh dan berat badan.
b. Bila ada zat yang bekerja searah, harus dihitung DM searah (dosis
ganda).
Begitu juga untuk sehari minum : jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali
100%.
1. Young
2. Dilling
Da = n / 20 + Dd ( mg )
3. Gaubius
4. Fried
Da = m/150 x Dd ( mg )
5. Sagel
Da = (13 w + 15)/100 + Dd ( mg ) ( umur 0 20 minggu )
6. Clark
Da = w anak/ w dewasa x Dd
1. Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat
termolabil (rusak atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara
penyimpanan masing-masing obat yang berbeda-beda. Misalnya insulin,
supositoria disimpan di tempat sejuk < 15C (tapi tidak boleh beku), vaksin
tifoid antara 2 10C, vaksin cacar air harus < 5C.
2. Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat
umum dan terkunci.
Prosedur kerja :
1) Cuci tangan
3) Baca obat, dengna berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat
waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.
a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka
tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke
tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul
jangan dilepaskan pembungkusnya.
b. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan
campur dengan minuman
c. Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
6) Cuci tangan
a. Tempat injeksi
Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak
alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang
bagian atas.
e. Cairan pelarut
f. Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )
g. Bengkok
i. Jarum cadangan
Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan
3) Bebas kan daerah yang kan disuntik, bila menggunakan bau lengan
panjang buka dan keataskan
12) Cuci tangan dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu,
dan jnis obat.
Daerah Penyuntikan
Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3
dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dapat
dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu,
paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus ( abdomen ).
Tujuan
Pemberian obat melalui subkutan ini biasanya dilakukan dalam program
pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan : yaitu jernih dan keruh. Larutan
jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat ( insulin regular ) dan
larutan yang keruh karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.
a. Tempat injeksi
Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak
larut dalam air atau minyak.
e. Cairan pelarut
f. Bak injeksi
g. Bengkok
Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan
5) Ambil obat untuk dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan
setelah itu tempatka pada bak injeksi.
10) Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai
masukkan kedalam bengkok.
11) Catat reaksi pemberian dan catat hasil pemberina obat / test obat,
tanggal, waktu, dan jenis obat.
Daerah Penyuntikan
Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah
1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus)
Tujuan
Agar obat reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
Setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik
lamanya.
Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
5. Cairan pelarut
7. Bengkok
9. Karet pembendung
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil obat dalam tempatnya dengna spuit sesuai dengan dosis yang
akan disuntikan. Apabila obat berada dalam sediaan bubuk, maka larutkan
dengna larutan pelarut ( aquades)
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian vena yang akan disuntik
11. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga habis
12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah penusukan dengan kapas alcohol , dan spuit yang telah digunakan
letakkan ke dalam bengkok.
13. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
e. Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang
tepat dan benar.
g. tidak langsung harus tepat dan benar. Cara atau rute pemberian obat
melalui injeksi
kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
Daerah Penyuntikan
Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika)
Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak anak
3. Selang intravena
4. Kapas alcohol
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
9. Cuci tangan
a. Tempat injeksi.
indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas
dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di
bawahnya.
kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau
saraf besar di bawahnya.
Alat dan bahan :
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan
6) Lakukan penyuntikan:
a. Pada daerah paha ( vastus lateralis ) dengan cara anjurkan pasien untuk
berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi
d. Pada daerah deltoid ( lengan atas ) dengan cara anjurkan pasien untuk
duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
7) Lakukan penusukkan dengan posisi jarum tegak lurus
8) Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah
semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis
Poskan Komentar
Pengikut
Arsip Blog
2012 (13)
o Maret (2)
o Februari (9)
MENCUCI RAMBUT
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR
PERAWATAN LUKA MODERN DRESSING
PRINSIP PEMBERIAN OBAT
PENATALAKSANAAN SISTEM RESPIRASI
APENDISITIS
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM REPRODUKSI
SADARI
o Januari (2)
2011 (2)
Mengenai Saya
Ninda Nurmala Sari
Doakan cita-cita ku yach. semoga aku mudah menyelesaikan pendidikanku
tepat pada waktunya, biar cpt bisa buka klinik sendiri & insyaAllah bisa
membangun RS sendiri. doakn juga pendidikanku ini dapat aku gunakan untuk
mengabdi pada negara ku, memberi hak yang seharusnya diberikan kepada
orang yang benar-benar membutuhkan, dan dpt mengabdi dgn dunia kesehatan
tanpa memandang latar belakang para klien ku nantinya. Amin.
Lihat profil lengkapku
Injeksi intravena adalah pemberian bat dengan cara memasukan obat kedalam pembuluh darah
vena dengan menggunakan spuit. Injeksi intravena banyak dilakukan untuk mengatasi keadaan
gawat,dehidrasi dan syok.
a. Untuk memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan injeksi parental yang lain.