Tabel 1. Hubungan faktor saliva dan status DMFT pasien diabetes tipe-II dan
kontrol
Terdapat nilai DMFT dan FBS yang tinggi, dan kadar kalsium, pH, dan
laju aliran saliva yang rendah pada penderita diabetes tipe-II dibandingkan dengan
kontrol menggunakan Student/s t-test.
Tabel 2. Hubungan komponen saliva dan status DMFT pasien diabetes tipe-II
Tabel 3. Hubungan komponen saliva dan status DMFT pasien non diabetes
Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara karies gigi dan faktor
saliva pada pasien non diabetes.
Tabel 4. Hubungan antara karies gigi dan faktor saliva pasien diabetes
Terdapat hubungan yang signifikan antara karies gigi dan laju aliran saliva,
pH, dan kadar kalsium saliva pada pasien diabetes tipe-II.
Tabel 5. Hubungan antara komponen saliva dan status DMFT pasien non diabetes
(Pearsons correlation)
Pemeriksaan saliva adalah alternatif yang sangat umum dan berguna untuk
mendiagnosis berbagai penyakit sistemik selain darah. Salah satu manfaat penting
dari pemeriksaan saliva adalah biaya yang efektif untuk skrining populasi besar.
[9] Penelitian ini menyoroti faktor saliva dan dampaknya terhadap kerusakan gigi
antara penderita diabetes tipe-II dan kontrol normal.
Menurut hasil, telah terlihat bahwa nilai DMFT pasien dengan diabetes
tipe-II sangat tinggi dibandingkan dengan orang yang sehat yang diambil sebagai
kontrol. Tingginya prevalensi karies gigi pada pasien diabetes juga telah
dilaporkan oleh Maria Moin et al. [10] (2015), Malicka et al. [11] (2011) dalam
penelitian mereka, sedangkan hasil yang tidak sesuai dilaporkan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Qureshi et al. [8] Alasan di balik tingginya prevalensi ini
adalah kadar glukosa saliva pada pasien diabetes sangat tinggi yang menunjang
penyebaran dan akumulasi mikroorganisme pada permukaan gigi. Faktor-faktor
ini juga menurunkan pengeluaran neutrofil yang mempercepat akumulasi
mikroba, sehingga memaksimalkan risiko kerusakan gigi pada penderita diabetes.
Peran perlindungan dari pH saliva, laju aliran saliva, dan kalsium yang
terkandung dalam saliva terhadap karies gigi telah diungkapkan dalam literatur
lama. Berdasarkan analisis, hasil signifikansi yang rendah dari pH saliva (4,83
0,08) telah terlihat di antara pasien diabetes. Penelitian serupa yang dilakukan
oleh Prathibha [12] (2013) melaporkan rendahnya nilai pH saliva sesuai dengan
penilitian kami, menunjukkan kondisi yang menguntungkan untuk demineralisasi
sehingga mempercepat pembentukan rongga.
Kalsium memainkan peran yang sangat penting dalam disintegrasi gigi,
melalui kelarutannya dalam menyediakan reservoir yang stabil dan berlangsung
lama ke daerah gigi yang telah membusuk. Mineral anorganik lainnya yang
terdapat dalam serum juga akan ditukar dengan saliva disekitar gigi dan bertindak
sebagai kolam kalsium untuk melindungi batas yang kompeten. [13] Jumlah
kalsium yang rendah pada pasien diabetes tipe-II diakibatkan oleh kegagalan
kadar glukosa darah. Dalam analisis ini, kami juga menemukan rendahnya tingkat
kalsium saliva pada penderita diabetes tipe-II dibandingkan dengan yang tidak
menderita diabetes. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jawed et
al. [14]
Diabetes memiliki dampak yang sangat negatif pada sistem saraf simpatis
dan parasimpatis berupa mikroangiopati; hal itu juga menyebabkan dehidrasi dan
perubahan hormonal yang bertanggung jawab dalam pengaturan laju aliran saliva.
[15] Hasil penelitian kami juga menunjukkan penurunan laju aliran saliva pada
penderita diabetes tipe-II dibandingkan dengan kontrol normal. Hasil analisis
kami sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Collin et al. [13] dan Avideh
Maboudi [16] (2014), tetapi tidak sesuai dengan hasil yang ditemukan dalam
penilitian yang dilakukan oleh Aydin et al. [17]
Dari analisis ini, diketahui bahwa terdapat ketergantungan karies gigi pada
kalsium saliva, laju aliran saliva, dan pH saliva pada pasien diabetes yang sangat
rendah. Ada literatur dari beberapa penelitian sebelumnyang lebih tua
menunjukkan bahwa pasien diabetes tiga kali lebih berisiko mengalami karies gigi
daripada non diabetes. [18] Penjelasan di balik temuan ini adalah komponen
saliva yang seimbang memiliki kemampuan dalam mendukung kompartemen
mineral pada struktur gigi dalam melawan proses demineralisasi oleh potensi
kariogenik. Jadi penurunan komponen saliva akan menciptakan lingkungan yang
menguntungkan bagi perkembangan karies. Temuan analisis kami seseuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Pearce et al. [18] (2002).