d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun
secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus
memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji
kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil,
industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan
tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya:
industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau
benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung
maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat
mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri
angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri
pariwisata.
c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat
mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi
menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan,
industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri
yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah
yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang
didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di
Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di
Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM
di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat
tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan
industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan
laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu
industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini
dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan
pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya:
industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri
alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk
dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri
minuman.
a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang
memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional
(dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan
industri makanan dan minuman.
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya
berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi,
industri perminyakan, dan industri pertambangan.
c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya
berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri
otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.
a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat,
misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri
kerajinan.
b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara
yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri
pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan
industri transportasi.
a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil,
teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari
kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya
masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri
makanan ringan.
c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar,
teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam
jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau
internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri
otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.
4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan
industri ban.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri
alumunium, dan industri tembaga.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan
mesin jahit, televisi, dan radio.
e. Industri pariwisata
Kategori:Klasifikasi Industri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Klasifikasi Industri Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi
manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua
kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.
Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-
beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan
perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan
makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau
pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri
didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal,
atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara
tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka
semakin beranekaragam jenis industrinya.
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan
dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri
dapat dibedakan menjadi:
a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.
Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.
b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan
menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan,
angkutan, dan pariwisata.
a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat
orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota
keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau
anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu,
dan industri makanan ringan.
b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang,
Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari
lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri
batubata, dan industri pengolahan rotan.
c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang.
Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki
keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.
Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri
besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan
saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih
melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri
mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu
pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau
digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan
dan minuman.
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan
pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan
benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat
dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa
jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya:
industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil
kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri
teh, dan industri makanan.
b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil
pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak
bumi), dan industri serat sintetis.
c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan
meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri
perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan
mendekati daerah persebaran konsumen.
b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak
angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang
didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon
(dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan
amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya
bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri
pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri
yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana
saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di
mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.
Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri
meubeler.
a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya.
Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.
b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi.
Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.
a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh
dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri
kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari
penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri
pertambangan.
c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari
hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi,
dan industri kertas.
a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri
meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal
dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri
pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.
a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi
sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya
masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri
kerajinan dan industri makanan ringan.
b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi
cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan
lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri
sepatu, dan industri mainan anak-anak.
c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih
dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil,
pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang
elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.
1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan
mesin pompa.
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan
motor grader.
3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.
7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang
kendaraan bermotor.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan
industri tembaga.
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the
blower, dan kontruksi.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi,
dan radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan
kemasan.
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.
e. Industri pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata.
Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya),
wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum
geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan
kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan,
wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).
Saat ini, tidak terdapat halaman ataupun media dalam kategori ini.
Industri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Ekonomi
Kategori umum
Ekonomi mikro Ekonomi makro
Sejarah pemikiran ekonomi
Metodologi Pendekatan heterodoks
Teknik
Matematika Ekonometrika
Eksperimental Neraca nasional
Daftar
Jurnal Publikasi
Kategori Topik Ekonom
Ideologi ekonomi
lihat
bicara
sunting
Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa
Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan
distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai
selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan
bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan
tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya,
dan politik.
Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang dan industri jasa.
Industri barang
Industri barang merupakan usaha mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Kegiatan industri ini menghasilkan berbagai jenis barang, seperti pakaian,
sepatu, mobil, sepeda motor, pupuk, dan obatobatan.
Industri jasa
Industri jasa merupakan kegiatan ekonomi yang dengan cara memberikan pelayanan jasa.
Contohnya, jasa transportasi seperti angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran.
Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi. Contohnya, jasa bank dan
pergudangan. Pelayanan jasa ada yang langsung ditujukan kepada para konsumen. Contohnya
asuransi, kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan, dan tukang cukur.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Deskripsi
7 Cabang-cabang industri
8 Klasifikasi
9 Lihat pula
10 Referensi
11 Lihat pula
Sejarah
Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah mata pencaharian hidup berpindah-
pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu, dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal
menetap, membangun rumah, dan mengolah tanah dengan bertani, dan berkebun serta
beternak. Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil
bumi, alat berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang
sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang, dan juru
timbul sebagai sumber alat-alat, dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ mulailah
berkembang kerajinan, dan pertukangan yang menghasilkan barang-barang kebutuhan. Untuk
menjadi pengrajin, dan tukang yang baik diadakan pola pendidikan magang, dan untuk
menjaga mutu hasil kerajinan, dan pertukangan di Eropa dibentuk berbagai gilda
(perhimpunan tukang, dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi sekarang).
Pertambangan besi, dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan. Selanjutnya
pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak bumi, dan gas maju pesat pula. Kedua
hal itu memacu kemajuan teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan mesin uap yang
selanjutnya membuka jalan pada pembuatan, dan perdagangan barang secara besar-besaran,
dan massal pada akhir abad 18, dan awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil
(Lille, dan Manchester) dan kereta api, lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik
mobil (Detroit), pabrik alumunium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik
tekstil berkembang industri kimia, dan farmasi. Terjadilah Revolusi Industri.
Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi barang secara
massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia, berbenturan dengan
upaya tradisional di bidang pertanian (agrikultur). Sejak itu timbul berbagai penggolongan
ragam industri.
Deskripsi
Kebanyakan orang mengasumsikan bahwa industri hanyalah kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah bahan baku/ bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau bahan jadi. Padahal
pengertian industri sangatlah luas, proses industri ini meliputi semua kegiatan manusia dalam
suatu bidang tertentu yang sifatnya produktif dan komersial. Kata industri berasal dari bahasa
Francis kuno yaitu "industrie" yang berarti aktivitas, tetapi kata tersebut dasarnya berasal dari
bahasa latin yaitu "Industria" yang memiliki arti kerajinan dan aktivitas.
Dalam arti luas industri adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang menggunakan
keterampilan kerja serta teknologi untuk menghasilkan suatu produk dengan tujuan
mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang (manufaktur) tetapi
juga dalam bentuk jasa (pelayanan), contoh hasil produksi dalam bentuk jasa seperti misalnya
perbankan, asuransi, transportasi, jasa pengiriman barang dan sebagainya.
Suatu Industri identik dengan tempat dimana berlangsungnya suatu perindustrian yaitu
pabrik, dalam arti luas pabrik adalah tempat manusia, mesin atau teknologi, material, energi,
modal dan sumberdaya dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi dengan tujuan
menghasilkan suatu produk dan jasa yang efektif, efisien dan aman yang siap digunakan oleh
masyarakat umum maupun dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan jenis produk yang
lainnya. Pabrik identik dengan pengolahan bahan baku dan menghasilkan produk jadi dalam
bentuk barang.
Industri jasa adalah (Service Industries) adalah industri yang bergerak dalam bidang
pelayanan atau jasa, baik untuk melayani maupun menunjang aktifitas industri yang lain serta
dapat juga memberikan pelayanan langsung terhadap masyarakat (kosumen). Industri jenis
ini biasanya melakukan aktivitas di dalam suatu gedung (perkantoran).
Industri Manufaktur dan Jasa
Istilah manufaktur berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu manus dan factus yang berarti
manus adalah tangan dan factus adalah mengerjakan. Jadi manufaktur artinya mengerjakan
dengan tangan atau proses pembuatan produk yang dikerjakan dengan tangan. Pengertian
manufaktur sekarang adalah proses pembuatan produk dengan bantuan mesin dan
pengontrolan bahkan dikerjakan secara automatis penuh, tetapi tetap melalui pengawasan
secara manual. Contoh industri Manufaktur, yaitu : Industri semen, obat-obatan, otomotif,
elektronika, pakaian, makanan & minuman, tekstil, sepatu, barang keperluan rumah tangga,
dan lain lain.
Industri Pelayanan / Jasa (Service Industries), yaitu industri yang bergerak dibidang
pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktifitas industri yang lain maupun
langsung memberikan pelayanan/jasa kepada konsumen. Contoh Industri Jasa, yaitu:
Asuransi, Bursa efek, Perbankan, Transportasi, Pendidikan, Perdagangan, Perawatan
kesehatan, Telekomunikasi, dan lain lain.
Produk dari industri manufaktur bersifat tahan lama dan bersifat fisik
(memiliki wujud) sedangkan industri jasa tidak berwujud.
Jangka waktu kerja industri manufaktur relatif lebih lama jika dibandingkan
dengan industri jasa.
Ekonomi merupakan sebagian ilmu sosial yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan
konsumsi mengenai barang dan jasa. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani dari kata
oikos yang berarti keluarga, rumah, tangga. dan nomos yang berarti peraturan, aturan, hukum.
Prinsip Ekonomi memberi kita keuntungan yang pertama adalah dapat memaksimalkan
keuntungan dimana mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya, keuntungan kedua adalah
meminimalkan kerugian dimana dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Prinsip ekonomi
berlaku dalam tiga kegiatan ekonomi yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi.
Dalam kegiatan produksi adalah dasar dalam menghasilkan barang dan jasa sebanyak-
banyaknya dengan biaya produksi dan pengorbanan tertentu. Contoh Penerapannya - Contoh-
contoh penerapan prinsip ekonomi pada kegiatan produksi
Mendirikan tempat usaha dekat dengan bahan baku, tenaga kerja atau
daerah pemasaran
Memakai sumber daya misalnya modal, tenaga kerja, dan waktu seefisien
mungkin.
Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi
tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).
Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam
bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi
yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah.
Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah,
makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha
tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada
dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku,
tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor
tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan
keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat
yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.
Cabang-cabang industri
Berikut adalah berbagai industri yang ada di Indonesia:
Tembakau
Tekstil
Pakaian jadi
Batu bara, minyak, dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir
Kimia, dan barang-barang dari bahan kimia
Logam dasar
Kendaraan bermotor
Klasifikasi
Lihat pula: Kategori:Klasifikasi Industri
Klasifikasi berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986
3. Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak
goreng curah, dll
1. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung dari
alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, dan lain lain.
2. Industri nonekstaktif, yaitu industri yang bahan baku didapat dari tempat
lain selain alam sekitar.
1. Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang
jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
2. Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititik beratkan pada
sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta
pengoperasiannya.
4. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri yang
didirikan tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan
di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas
serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya : Industri elektronik, Industri
otomotif, dan industri transportasi.
Klasifikasi Industri berdasarkan Proses Produksi
1. Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lais, industri
alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
2. Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen, misalnya: Industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
Pada level atas, industri seringkali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu primer (ekstraktif),
sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa). Beberapa penulis menambahkan sektor kuarterner
(pengetahuan) atau bahkan sektor kuinari (kultur, dan penelitian). Seiring berjalannya waktu,
perpecahan industri masyarakat pada masing-masing sektor mengalami perubahan.
Pengertian Industri
Istilah industri berasal dari bahasa Latin yaitu industria , yang berarti buruh atau tenaga
kerja.
Beberapa istilah industri:
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai definisi industri, perhatikan istilah-istilah berikut ini.
Bahan mentah yaitu semua bahan yang didapat dari sumberdaya alam
atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
Contoh: kapas, bijihbesi, kapur, dan kayu.
Bahan baku industri yaitu bahan mentah yang diolah atau tidak diolah
serta dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri. Contoh:
benang untuk industri tekstil.
Barang setengah jadi yaitu bahan mentah atau bahan baku yang telah
mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat diolah
lebih lanjut menjadi barang jadi. Contoh: kain dibuat industri pakaian.
Barang jadi yaitu barang hasil industri yang sudah siap pakai se-bagai alat
produksi. Contoh: industri pakaian menghasilkan pakaian jadi.
Perkembangan Industri
Perkembangan industri antara negara yang satu dengan negara yang lain berbeda-beda. Hal
ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sebagai berikut.
2. Perkembangan ekonomi.
Jika kita mengacu pada dua faktor di atas, Indonesia masih belum dapat dikategorikan
sebagai negara industri. Pada saat ini, Kawasan Asia yang dapat dikategorikan sebagai negara
industri maju yaitu: Jepang, KRC, Taiwan, Korea Selatan, danSingapura. Kelima negara
tersebut dijuluki Macan Asia.
Menurut Rostow, pertumbuhan dan perkembangan industri negara di dunia pada umumnya
terdiri dari 5 tahapan, yaitu, seperti di
Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri dari kelima masyarakat yang dikemukakan oleh
Rostow di atas, perhatikanlah berikut ini.
Klasifikasi Industri
Keanekaragaman jenis industri yang dihasilkan oleh tiap negara masing- masing berbeda.
Perbedaan hasil industri tersebut dipengaruhi oleh faktor- faktor berikut.
Pangsa pasar.
Perkembangan ekonomi.
o Industri reproduksi
o Industri manufaktur
o Industri fasilitatif
Kelompok industri kimia dasar. Coi industri kertas, pupuk, semen, dan
ban.
Kelompok industri mesin dan logam i Contoh: industri besi baja, mesin,
dan; komunikasi.
Industri tersier yaitu industri yang berger dalam bidang jasa. Misalnya:
pariwisafc bank, travel, dan perdagangan.
o modalnya besar
o modalnya kecil
o peralatannya sederhana
Sekian materi yang diberikan seputar Pengertian Industri, Perkembangan dan Klasifikasi
Industri dengan Penjelasan Terlengkap, semoga dapat membantu dan menambah wawasan
para pembaca khusus nya dalam pelajaran Geografi. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai
bertemu dipostingan selanjutnya