UG Jurnal Budi Santoso ST - MMSi PDF
UG Jurnal Budi Santoso ST - MMSi PDF
Budi Santoso
Fakultas Teknik Industri
Univesitas Gunadarma
Budi_santoso@staff.gunadarma.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan gula dari tebu pada PG X.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Pada dasarnya proses pembuatan gula di PG X adalah
melalui 6 tahap yaitu : Stasiun penggilingan, Stasiun pemurnian nira, Stasiun penguapan, Stasiun
kristalisasi, Stasiun pemisahan, Stasiun penyelesaian. Sedangkan Utilitas yang digunakan ada 4
yaitu : Air, Uap, Listrik, Udara
PENDAHULUAN
Gula merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kita, karena hampir setiap hari
kita tidak pernah terlepas dari mengkonsumsi gula. Tetapi banyak sekali dari kita yang tidak
mengetahui dari apakah bahan baku gula serta bagaimanakah proses pembuatan gula . Disini
peneliti ingin membahas tentang proses pembuatan gula dari tebu di PG X.
Proses yang digunakan adalah proses sulfitasi alkalis yang menghasilkan gula jenis SHS IA.
Pengolahan tebu menjadi kristal melalui beberapa stasiun . Di pembahasan akan dibahas secara
lebih jelas kegiatan dari masing-masing stasiun dan proses dari awal sampai akhirnya menjadi
gula yang siap untuk kita konsumsi.
TINJAUAN PUSTAKA
Gula
Dalam kehidupan sehari-hari orang telah mengenal gula sebagai bahan makanan pokok,
baik untuk minuman ataupun makanan. Sebagai sumerr utama dari gula adalah dari berbagai
macam tanaman, yang dapat digolongkan sebagai penghasil gula antara lain : tebu, beet, kelapa
aren ( enau ). Untuk daerah tropis tebu merupakan tanaman utama sebagai penghasil gula,
dismping kelapa dan enau. Tebu mengandung hidrokarbon yang terjadi dalam tanaman karena
proses fotosintesa. Karbohidrat-karbohidrat ini terdiri dari monosakarida ( glukosa, fruktosa ),
disakarida ( sakharosa ), dan polisakharida ( selulosa ).
Dalam fotosintesa terjadi reaksi antara CO2 dan H2O dibantu tenaga sinar matahari dan
zat hijau daun ( khlorofil ) menghasilkan akrbohidrat monosakarida.
Reaksi 6CO2 + 6H2O + kalori --------- C6H12O6 + 6O2
Contoh hasil analisa batang tebu adalah sebagai berikut :
Susunan tebu ini tidak sama utnuk semua tebu, tergantung pada keadaan tanah, iklim,
pemeliharaan tanaman dan macam tebu. Sakharosa merupakan komponen yang akan dibuat
menjadi gula, sehingga senyawa inilah yang akan diambil sebanya-banyaknya dari tebu utnuk
dipisahkan dari bagian-bagian lain dan dikristalkan menjadi gula.
Sakharosa adalah karbohidrat yang mempunyai rumus molekul C12H22O11, disakharida yang
terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Sifat-sifat fisik sakharosa :
Rumus molekul : C12H22O11
Bentuk kristal dan tak berwarna
Mudah larus dalam air dan tidak larut dalam eter. Berat jenis : 1,6
Titik lebur : 185 oC
Dalam suasana asam mudah terhidrolisa menjadi gula reduksi, peristiwa ini disebut inverse .
Reaksi : C12H22O11 + H2O ------ C6H12O6 + C6H12O6
Optis aktif ( memutar bidang polarisasi kekanan ) ( Respati, 1980 )
c. Proses Karbonat
Cara ini merupakan cara yang paling baik disbanding dengan keduacara
diatas. Sebagai bahan pembantu untuk pemurnian nira adalah susu kapur dan
gas CO2. Pemberian susu kapur berlebihan kemudian ditambah gas CO2 yang
berguna utnuk menetralkan kelebihan susu sehingga kotoran-kotoran yang
terdapat dalam nira akan diikat.
Reaksi : Ca (OH)2 ----- CaCO3 + H2O
Karena terbentuknya endapan CaCO3 banya maka endapan dapat dengan
mudah dipisahkan. ( E. Hugot, 1960 )
2. Penguapan
Nira yang telah mengalami proses pemurnian masih mengandung air, air ini harus
dipisahkan dengan menggunakan alat penguap. Penguapan adalah suatu proses
menghilangkan zat pelarut dari dalam larutan dengan menggunakan panas. Zat pelarut
dalam proses penguapan nira adalah air. Bila nira dipanaskan terjadi penguapan molekul
air. Akibat penguapan, nia akan menjadi kental. Sumber panas yang digunakan adalah
uap panas. Pada pemakaian uap panas terjadilah peristiwa pengembunan. Sistem
penguapan yang dipakai perusahaan gula adalah penguapan efek banyak . ( Soejardi ,
1975 )
3. Pengkristalan
Proses pengkristalan adalah salah satu langkah dalam rangkaian proses di pabrik gula
dimana akan dikerjakan pengkristalan gula dari larutan yang mengandung gula. Dalam
larutan encer jarak antara molekul satu dengan yang lain masih cukup besar. Pada proses
penguapan jarak antara masing-masing molekul dalam larutan tersebut saling mendekat.
Apabila jaraknya sudah cukup dekat masing-masing molekul dapat saling tarik menarik.
Apabila pada saat itu disekitarnya terdapat sakharosa yang melarut dan molekul
sakharosa yang menempel, keadaan ini disebut sebagai larutan jenuh.
Pada tahap selanjutnya, bila kepekatan naik maka molekul-molekul dalam larutan akan
dapat saling bergabung dan membentuk rantai-rantai molekul sakharosa. Sedangkan pada
pemekatan lebih tinggi maka rantai-rantai sakharosa tersebut akan dapat saling
bergabung pula dan membentuk suatu kerangka atau pola kristal sakharosa.
4. Pengeringan
Gula yang keluar dari alat pemutar ditampung dalam alat getar ( talang goyang ). Talang
goyang ini selain berfungsi sebagai alat pengengkut, juga sebagai alat pengering gula.
Pengeringan ini menggunakan udara yang dihembuskan dari bawah, hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi kadar air dalam gula. Setelah pengeringan gla dimasukkan dalam
karung dan disimpan digudang.
1. Stasiun Penggilingan
Tugas dari stasiun ini adalah mengambil nira dari batang tebu sebanyak mungkin. Tebu-
tebu yang telah ditebang diangkut dengan truk dan lori-lori. Tebu yang masuk ditimbang
beratnya kemudian diangkut dengan lori masuk ke stasiun gilingan. Tebu diangkat dengan
pesawat pengangkat tebu yang ebrkapasitas 10 ton. Selanjutnya diletakan diatas meja tebu
utnuk diumpankan kegilingan melalui krepyak tebu.
Dalam tahap pertama tebu yang akan diperah untuk diambil niranya masuk ke crusher yang
terdiri dari 2 buah rol crusher. Fungsi dari crusher adalah untuk emnghancurkan tebu
menjadi potongan-potongan yang panjangnya kira-kira 107,3 mmmm. Crusher tidak
berfungsi sebagai alat pemerah, namun demikian nira sudah ada yang keluar ke mesin
penggiling untuk diperas, diambil niranya..
Mesin penggiling di PG X ada 4 unit, setiap unit terdiri dari 3 buah rol. Rol bagian atas
saja yang digerakkan dan diberi tekanan kira-kira 300 kg / cm@, sedangkan rol yang
dibawah akan berputar dengan sendirinya karena adanya alur-alur dari setiap rol belakang.
Tebu yang masuk ke gilingan I diperah hingga mendapatkan hasil nira yang sebanyak-
banyaknya, dengan tekanan 300 kg/cm2. Hasil dari gilingan I adalah ampas I dan nira I. Nira
I ditampung, lewat saluran nira bertemu dengan nira dari crusher. Kedua nira ini disebut nira
hasil perah pertama.
Ampas I dibawa ke gilingan II yang bertekanan 300 kg/cm2, dengan alat pengangkutan
drag conveyer untuk diperah lagi niranya. Untuk mendapatkan nira yang lebih banyak
maka saat ampas I menuju gilingan II ditambah nira dari gilingan III. Hasil dari gilingan II
ini adalah ampas II dan nira II. Nira dari crusher, nira gilingan I dan nira gilingan II disebut
nira mentah. Nira mentah dipompa ke bak penampung dan ampas II diperah lagi digilingan
III untuk diambil niranya.
Ampas II diangkut ke gilingan II yang bertekanan 300 kg/cm2, untuk diperah lagi krena
masih ada niranya. Pada gilingan III ini ditambah air imbibisi sebanya kira-kira 22% berat
tebu yang akan digiling. Fungsi penambahan air imbibisi adalah utnuk mendapatkan
prosentase pemerahan yang tinggi dan menekan kadar sakharosa yang ikut oleh ampas
gilingan IV. Hasil dari gilingan III adalah ampas III dan nira III, dimana nira III dialirkan
lewat saluran yang digunakan untuk nira imbibisi pada ampas I yang menuju ke gilingan II.
Ampas III diangkut kegilingan IV yang bertekanan 300 kg/cm2. Hasil dari gilingan IV
adalah ampas IV dan nira IV , dimana nira IV dialirkan lewat saluran sebagai nira imbibisi
pada ampas II yang menuju gilingan III. Sedangkan ampas IV diangkut dengan drag
conveyer menuju ke tempat penyimpanan, yang nantinya ampas digunakan sebagai bahan
baker ketel uap.
5. Stasiun Pemisahan
Hasil dari stasiun kristalisasi merupakan suatu campuran yang terdiri dari larutan dan
kristal sakharosa, sehingga perlu dipisahkan. Setelah didinginkan kemudian dipisahkan
antara kristal dan larutannya. Pemisahan dilakukan dalam centrifuge yang bekerja
menggunakan gaya sentrifugal sebagai kekuatan pendorong.
Di PG X digunakan system putaran berganda yaitu putaran depan dan putaran belakang.
Putaran depan terdiri dari putaran A,B, dan D1. Sedang putaran belakang terdiri dari putaran
SHS dan D2.
Masquite ( kristal sakharosa dan larutannya ) dari masakan setelah lewat palung
pendingin dipompa ke putaran A. Di putaran A ini akan dipisahkan gula A dan stoop A.
Stroop A digunakan sebagai bahan dasar pada pan masakan B, sedangkan gula A dipompa ke
putaran SHS. Di putaran SHS ini ditambahkan uap yang tujuannya membantu proses
pengeringan. Pada putaran SHS ini akan dipisahkan gula SHS sebagai produk dan klare SHS
dialirkan ke pan masakan A.
Pada puteran B dihasilkan stroop B yang digunakan sebagai bahan dasar pada pan
masakan B dan D, dan gula B nya dipompa ke puteran SHS. Pada puteran SHS ini
dihasilkan klare SHS yang pada masakan A sebagai bahan campuran masakan dan gula B
digunakan sebagai bibit (einwurf ).
Pada puteran D1 dihasilkan gula D dan stroop yang disebut tetes. Gula D dipompa ke
putaran belakang D2, sedangkan tetesnya merupakan hasil samping karena kadar gulanya
sudah cukup rendah.
Pada putaran D2 ini dipisahkan gula D2 selanjutnya dilebur ekmbali dan dialirkan ke pan
masakan D sebagai bahan campuran pada masakan D.
6. Stasiun Penyelesaian
Stasiun penyelesaian berfungsi menyelesaikan hasil gula yang telah mkristal. Pada bagian
ini kristal-kristal gula hasil dari putaran SHS dilewatkan pada talang goyang.
Pada talang goyang ini gula-gula yang menggumpal akan pecah menjadi butiran-butiran
gula, pada saat butiran-butiran gula ini berjalan sepanjang talang dihembuskan udara agar
menjadi kering dan dingin. Udara dihembuskan dengan menggunakan blower. Untuk
mengangkut kristal-kristal gula ke talang saringan digunakan bucket elevator .
Pada talang saringan ini kristal-kristal gula dipisahkan, kristal gula yang tidak memenuhi
ukuran standart dilebur dan diproses kembali sedangkan butiran gula yang standart diambil
sebagai produk. Gula yang dihasilkan sebagai produk pada PG X adalah jenis SHS IA.
Utilitas
Di PG X utilitas yang digunakan adalah air, uap, listrik dan udara.
1. Air
Untuk memenuhi kebutuhan air proses dan air minum perusahaan karyawan digunakan
air yang diambil dari sungai. Sebelum air digunakan sebagai air proses dan air minum, maka
dilakukan pengolahan air. Disini pengolahan air dilakukan secara fisis, dimana air dilewatkan
dalam bak-bak pengendap. Bak pengendap ini terbuat dari pasangan batu bata, bentuknya
persegi panjang dengan ukuran 25m x 12m. Perjalanan air didalam bak melalui beberapa
sekat, agar Lumpur dan partikel-partikel lainnya mengendap. Bak pengendap ini dilengkapi
dengan pompa untuk memasukkan air ke peti reasevoir air pengisi ketel dan tangki air kali.
Tangki air kali ini berfungsi untuk menampung air kali yang bersih, dimana air kali ini
digunakan sebagai isian ketel apabila air embun tidak mencukupi dan digunakan sebagai air
minum
2. Uap
Uap diperoleh dari ketel uap, untuk memenuhi kebutuhan uap PG X mempunyai 9 buah
ketel uap jenis pipa api. Ketel pipa api ini termasuk ketel tekanan rendah, dengan tekanan
kerja 6-8 kg/cm2. Uap digunakan untuk menjalankan mesin-mesin uap atau pesawat
pengolahan dan sebagian utnuk proses pengolahan gula.
Air didalam ketel uap dipanaskan sampai mendidih, maka air akan menguap. Uap
ditampung dalam dom uap, baru yang dihasilkan dialirkan ke mesin-mesin atau pesawat
pengolahan melalui pipa-pipa. Pemanas yang digunakan adalah hasil pembakaran bahan
baker ( ampas tebu ) pada dapur ketel. Ampas ini diumpankan kedalam dapur ketel melalui
pintu pengumpan dengan menggunakan tenaga orang.
3. Listrik
Kebutuhan tenaga listrik diperoleh dari genset yang digerakkan oleh mesin diesel
maupun mesin uap. Lokasi genset terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Genset dengan penggerak mula diesel, bertempat diluar pabrik
b. Genset dengan penggerak mula mesin uap, bertempat didalam pabrik.
Dalam masa giling pembangkit listrik yang digunakan adalah yang digerakkan dengan
mesin uap dan dibantu dengan mesin diesel. Pembangkit listrik yang digunakan diluar masa
giling adalah mesin diesel. Kebutuhan tenaga listrik menggunakan 2 macam arus : AC dan
arus DC. Adapun arus AC diperoleh dari generator dengan penggerak mesin uap.
4. Udara
Udara digunakan sebagai pembantu pembuatan gas SO2 dalam dapur pembakaran
belerang. Udara yang digunakan dengan tekanan 0,5 0,6 kg/cm2
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA