Anda di halaman 1dari 12

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur sama-sama kita ucapkan bagi Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan
karuniaNya penulis dapat merealisasikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Tujuan penulis
membuat makaah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang diberikan bapak dosen, sebagaimana telah
tercantum dalam kurikulum KKNI 2016. yang berjudul TERMODINAMIKA untuk memenuhi
Tugas Critical Book Riview Makalah adalah tugas wajib dalam setiap mata kuliah termasuk mata
kuliah Fisika Teknik Makalah ini ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan Mahasiswa atau
sebagai materi tambahan yang akan dipelajari dalam jadwal mata kuliah Fisika Teknik, sekaligus
pembuatan makalah ini bermaksud untuk mengembangkan pengetahuan mahasiswa dalam membuat
suatu makalah dengan baik dan benar. dengan adanya pembuatan suatu makalah, maka dari ini
Mahasiswa menjadi terbiasa untuk membaca terlebih dahulu sebuah buku yang akan dijadikan
sebagai sumber topic bahasan dan jikalau materi belum merasa sempurna maka mahasiswa tersebut
akan semakin mencari materi tambahan itu tepatnya bisa terdapat dari berbagai sumber seperti ,dari
internet, surat kabar, dan dari media lainnya. Dengan kebiasaan membaca berbagai sumber, wawasan
Mahasiswa akan semakin luas.

Penulis berterima kasih kepada dosen Pembina matakuliah Fisika Teknik yang telah
memberikan arahan dalam mengerjakan makalah ini. Dalam makalah ini kami sangat meyakinkan
bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh sebab itu penyusun sangat
mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran yang bertujuan untuk penyempurnaan makalah ini
agar menjadi lebih baik lagi. Atas saran dan sumbangan pemikiran yang diberikan oleh pembaca kami
ucapkan terimakasih.
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI . ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........3

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN( IDENTITAS BUKU )

A. TERMODINAMIKA ............................................................................................................4

2.1 Buku 1 Utama .......................................................................................................................4

2.2 Buku Pembanding ................................................................................................................4

BAB III PENUTUP

3.1 Review Buku 1 ( Utama).......................................................................................................5

3.2 Reviw Buku 2 ( Pembanding ) ..............................................................................................8

3.3 Kelebihan & Kekurangan....................................................................................................11

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan & Saran .........................................................................................................12


3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Setiap kali kita mengendarai kendaraan bermotor, menghidupkan AC atau pendingin


ruangan ataupun menggunakan peralatan elektronik lainnya, sebenarnya kita telah
memanfaatkan penerapan termodinamika. Di dalam termodinamika, nantinya kita akan
menemukan 3 hukum. Hukum ke nol termodinamika, kita mempelajari bagaimana
karakteristik-karakteristik berbagai benda ketika kita mengubah suhunya.Hukum pertama
termodinamika merupakan kelanjutan dari hukum kekekalan energi yang diperluas hingga
meliputi pertukaran energi, baik melalui perpindahan panas maupun kerja mekanik serta
memperkenalkan konsep energi dalam sebuah sistem. Hukum pertama termodinamika yang
akan kita pelajari ini memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai aspek
kehidupan manusia sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peristiwa yang berlangsung secara alami pada satu arah
tetapi tidak dapat berlangsung pada arah yang sebaliknya. Misalnya, panas selalu mengalir
dari suhu tinngi ke suhu rendah, tak pernah sebaliknya. Mengapa demikian? Kita dapat
mengubah seluruh energi mekanik menjadi panas dengan mudah, misalnya pada saat kita
menginjak rem untuk menghentikan kendaraan. Untuk arah sebaliknya, yaitu mengubah panas
menjadi energi mekanik, diperlukan peralatan yang cukup rumit. Misalnya, kita dapat melihat
contohnya pada mesin mobil. Bahkan, para ahli sekalipun belum berhasil menciptakan mesin
yang mampu mengubah seluruh panas menjadi energi mekanik. Mengapa?

Jawaban kedua pertanyaan diatas berkaitan dengan arah proses dan merupakan salah satu
pokok pembahasan hukum kedua termodinamika. Hukum ini menjelaskan prinsip dasar
efisiensi mesin. Hukum ini juga mampu menjelaskan batas energi minimum yang diperlukan
untuk menjalankan mesin pendingin. Jadi, hukum kedua termodinamika selalu berkaitan
dengan persoalan praktis dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan atau indikator dari materi ini adalah:

Dapat menganalisis keadaan gas karena perubahan suhu, tekanan dan volume.
Dapat menggambarkan perubahan keadaan gas dalam diagram p V, V T, dan p T.
Dapat memformulasikan hukum I termodinamika dan penerapannya.
Dapat memformulasikan hukum II termodinamika dan penerapannya.
Dapat mengaplikasikan hukum I dan II termodinamika pada maslah fisika sehari-hari.
Dapat membedakan serta merumuskan proses reversible dan irreversible.
4

BAB II

IDENTITAS BUKU

2.1 BUKU PERTAMA ( BUKU UTAMA )

Judu Buku : Fisika Dasar

Pengarang : Motlan Sirait & Eidi Sihombing

Cetakan : Citapustaka Media Perintis

Penerbit : Citapustaka

Jumlah Halaman : 453 Halaman

Tahun : 2010

2.2 BUKU KEDUA ( BUKU PEMBANDING )

Judul Buku : Teori Dan Soal-Soal Fisika

Pengarang : Frederick J. Bueche, Ph. D.

Cetakan : P.T Gelora Aksara Pratama

Penerbit : Erlangga

Jumlah Halaman : 90 Halaman

Tahun : 1994
5

BAB III

ISI RINGKASAN KEDUA BUKU

3.1 BUKU PERTAMA

HUKUM THERMODINAMIKA

A.Beberapa Pengertian

1. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hukum pertama


termodinamika kita harus memahami terlebih dahulu mengenai usaha,
kalor dan energi serta energi dalam. Karena sebelumnya kita telah
membahas mengenai usaha, kalor dan energi, maka yang perlu dibahas
sekarang adalah mengenai energi dalam.

Setiap benda memiliki energi yang tidak tampak dari luar. Energi ini
disebut energi dalam. Energi dalam berhubungan dengan aspek
mikroskopik zat. Kita ketahui bahwa setiap zat terdiri atas atom-atom atau
molekul molekul yang bergerak terus-menerus. Dari gerakan ini, zat
memiliki energy kinetik. Antara molekul-molekul zat juga terdapat gaya
yang disebut gaya antarmolekul. Karena gaya antarmolekul ini, molekul-
molekul memiliki energi potensial. Jumlah energi kinetik dan energi
potensial yang berhubungan dengan atom-atom atau molekul-molekul zat
disebut energi dalam. Untuk gas ideal, gaya antarmolekul dapat
diabaikan, sehingga energi potensial molekul-molekul adalah nol. Dengan
demikian, energi dalam hanyalah total energi kinetik dari seluruh molekul.

Energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat, sehingga tidak


dapat diukur secara langsung. Yang dapat diukur secara tidak langsung
adalah perubahan energi dalam (notasi U), yaitu ketika sistem berubah
dari keadaan awal (diberi indeks 1) ke keadaan akhir (diberi indeks 2).

Perubahan energi dalam : U = U2 U1

2. Kalor

Kalor adalah energy yang berpindah/ mengalir karena adanya perbedaan temperatur. Adanya
kalor yang masuk/keluar system merupakan salah satu penyebab yang dpat menimbulkan perubahan
keadaan system (perubahan koordinat) termodinamik system.sistem dapat dituliskan sebagai dQ=
6

CdT dengan C adalah kapasitas panas dari system. Harga kalor jenis ini bergantung pada proses yang
dialaminya.

Pada volume tetap maka C = Cv sehingga berlaku : Q = vdT sedangkan untuk proses yang berlangsung
pada tekanan tetap maka C = Cp sehingga : Q =pdT
kalor adalah difeensial tidak eksak dan untuk Q ditulis

3. Usaha

Usaha adalah mekanisme transfer energy antara system dengan lingkungannya. Usaha dapat
berbentuk usaha mekanis, usaha listrik, dan sebagainya.dalam kondisi tertentu system dapat
melakukan usaha terhadap lingkungannya atau sebaliknya system menerima usaha dan
lingkungannya.
Sebagai ilustrasi akan dibahas system berupa gas ideal yang diletakkan dalam bejana silinder
yang ditutup dengan piston yang dapat bergerak bebas tanpa gesekan.

Gambar diatas terlihat jelas mula-mula gas ideal dalam keadaan tekanan Po, volume Vo dan
temperature To. Dalam keadaan statis tekanan Po ini sama dengan tekanan yang ditimbulkan oleh
massa piston, berban diatas dan diudara luar. Usaha yang dilakukan selama proses ini adalah

W = (Vf - Vi)

B.Perumusan Hukum I Thermodinamika

Hukum I Thermodinamika merupakan pernyataan hokum kekekalan secara totalitas untuk


system-sistem makro. Hukum ini merupakan suatu postulat yang dirumuskan berdasarkan
pengalaman yang banyak dan waktu yang lama tentang proses-proses makro.hukum ini berlaku untuk
proses yng berawal dan berakhir pada keadaan setimbang. Disini energy dalam U bergantung pada
keadaan setimbang awal dan akhir tersebut. Secara matematis, hokum I thermodinamika ditulis
sebagai : Q =

Beberapa hal tentang persamaan hukum I termodinamika ini :

a. Usaha W diberi tanda positifbila system melakukan kerja terhadap lingkungan dan negative bila
system menerima kerja dari lingkungan pendefenisian ini tidak bersifat mutlak, beberapa literature
menggunakan defenisi sebaliknya. Tetapi bila digunakan defenisi yang berbeda maka tanda W harus
disesuaikan

b. Kalor Q diberi tanda positif bila system menerima kalor darilingkungan dan negative bila
memberikan kalor pada lingkungan

c. Pengkategorian transfer energy sebagai usaha W dan kalor Q hanyalah ada selama proses
berlangsung. Setelah keadaan akhir f tercapai identitas Q dan W telah hilang dan yang ada hanyalah
Uf saja.

d. Hukum I termodinamika ini juga berlaku untuk lingkungan, yaitu : Q = + W dengan tanda
(apostrop) menunjukkan bahwa parameter yang bersangkutan adalah milik lingkungan disini
berlaku : (bhukum kekekalan energy) ; Q = W.
7

1. Beberapa Contoh Penerapan

A. Proses Isokhorik ( Volume tetap) Untuk Usaha Sistem Berupa Gas Ideal

Gambar proses isokhorik dengan diagram P-V pada gambar 12.2. selain a proses berjalan,
volume system tidak berubah. Dengan demikian dV = 0, sehingga :

W= {W=}

U = Q = vdT { U = Q = vdT}

Jadi dalam proses isokhorikuntuk gas ideal kalor yang masuk/keluar akan sepenuhnya berkaitan
dengan perubahan energy internal system. Berdasarkan persamaan keadaan gas ideal juga diperoleh
hubungan : =

2. Proses Isobarik

Selama proses ini tekanan system dipertahankan tetap. Gambar proses ini dalam diagram P.V pada
gambar berikut ini

W = f Vi )

3. Proses Isotermal ( Temperatur tetap ) Untuk Gas Ideal

Dalam proses ini temperature gas ( system ) dipertahankan tetap, sehingga :

vdT = 0 maka Q = W

Dalam diagram P-V proses ini dapat digambarkan pada gambar berikut :

2.Siklus Sistem

Siklus sistem adalah sistem yg dalam kerja nya membentuk siklus tertutup,artinya keadaan awal dan
akhir sistem adalah sama seperti pada gambar 12.6. Proses ab dan cd berlangsung secara isobarik ( P
tetap ), sedangkan bc dan da berlangsung secara isokhoris (V tetap ) sehingga W= 0. Karena itu,
ditinjau proses ini satu persatu
8

3. Kontak Termal

Dua bejana berisi gas yang temperaturnya masing masing T1 untuk bejana I dan T2 untuk bejana II yg
didekatkan sehingga dapat terjadi kontak termal antara keduanya. Disinj T1>T2 sehungga terjadi
kontak termal yg cukup lama, maka ada kalor sebesar Q yg mengalir dari bejana I kebejana II.
Diasumsikan harga Cv berharga konstan untuk selang temperatur yang kita tinjau( yaitu Cv1 untuk
bejana I, Cv2 untuk bejana II ) dab gas kedua dibejana tersebut dapat dianggap sebagai gas ideal, serta
bahwa volume gas dikedua bejana dapat dianggap sebagai gas ideal, serta bahwa volume gaa dikedua
bejana dapat dianggap tetap sehingga W=0. Akibat adanya aliran kalor ini temperatur bejana I turun
menjadi T'1, dengan ( T1-T'1)= Q/ Cv1 dan temperatur bejana II naik sampai T'2 dengan ( T'2-T2 ) =
Q/ Cv2 berdasarkan hukum I termodinamika maka U1=Q1=-Q=Cv1 ( T'1-T1) dan U2= Q2=Cv2
( T'2-T2) dan ini dipenuhi dalam proses ini.

3.2 RINGKASAN BUKU KEDUA ( PEMBANDING )

HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA

ENERGI TERMAL atau KALOR () adalah energi yang mengalir dari benda yang satu ke benda yang
lain. Kerena perbedaan suhu. Kalor selalu berpindah dari benda yang panas ke benda yang dingin.
Agar kedua benda yang saling bersentuhan tersebut dalam kedaan yang seimbang (yakni tidak ada
perpindahan kalor antara kedua benda), suhu kedua benda haruslah sama. Jika benda pertama dan
benda kedua berada dalam keadaan seimbang termal dengan benda ketiga, maka kedua benda pertama
berada dalam keadaan seimbang termal. (prnyataan ini sering disebut hukum ke-nol zeroth law
termodinamika).

ENERGI DALAM (U) suatu sistem adalah jumlah total energi yang terkandung dalam sistem. Energi
dalam merupakan jumlah energi kinetik, energi potensial, energi kimiawi, energi listrik, energi nuklir,
dan segenap bentuk energi lain yang dimiliki atom dan molekul sistem.

Khusus untuk gas ideal perlu diingat bahwa energi dalamnya hanyalah terdiri atas energi kinetik saja,
dan hanya bergantung pada suhu saja ( = KJ adalah energi kinetik satu atom, atau molekul gas ideal).

USAHA YANG DILAKUKAN SISTEM ( dihitung positif jika sistem menerima sejumlah energi,
maka adalah negatif. Apabila fluida berekspansi sedikit ( sedangkan tekanannya boleh dianggap tetap
p,maka fluida melakukan kerja sebesar :

HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA adalah suatu pernyatan bahwa energi adalah kekal.
Hukum ini menyatakan, jika kalor masuk kedalam sistem, energi ini haruslah muncul sebagai
penambahan energi dalam sistem dan/atau usaha yang dilakukan sistem pada lingkungannya.
Persmaannya dapat ditulis :

Jelas bahwa dan harus dinyatakan dalam satuan yang sama: joule, atau ft.lb atau kalor

PROSES ISOBARIK adalah proses dimana tekanan sistem tidak berubah.


9

PROSES ISOVOLUMIK adalah proses di mana volume sistem tidak berubah. Gas yang mengalami
proses memenuhi:

Hingga hukum pertama termodinamika menjadi:

Yakni kalor yang masuk sistem menjelma sebagai penambahan energi-dalam sistem.

PROSES ISOTERMIK adalah proses dimana suhu tidak berubah. Untuk gas ideal yang mengalami
proses isotermik tetapi hal ini tidaklah berlaku untuk sistem-sistem lain. Sebagai contoh, kalau es
mencair pada C, meskipun proses pencairan berlangsung pada suhu tetap.

Untuk gas ideal, yang mengalami proses isotermik, , hingga hukum pertama menjadi:

gas ideal)

Benar juga bahwa apabila gas ideal mengalami proses dimana (in () = 2,30 )

PROSES ADIABATIK adalah proses dimana tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari sistem.
Maka , hingga untuk proses demikian, hukum pertama menjadi:

0 = artinya

Apabila sistem melakukan kerja, energi dalamnya haruslah turun. Apabila kerja dilakukan pada
sistem, energi dalamnya akan naik. Apabila gas ideal mengalami proses, di mana keadaanya ()
berubah secara adiabatik menjadi (), berlakulah:

dan =

Dengan y=yang akan kita bahas berikutnya.

KAPASITAS KALOR GAS (SPECIFIC HEATS OF GASES); bila gas dipanasi pada volume tetap
seluruh kalor dipakai untuk menaikkan energi dalam molekul gas. Akan tetapi, bila gas dipanasi pada
tekanan tetap< kalor hilang diserap tidak hanya dipakai untukmenaikkan energi dalam molekul gas,
tetapi sebagian dipakai untuk melakukan usaha luar dengan mengembangkan volumegas sambil
mengatasi gaya luar yang menentang tekanan yang tetap itu. Karenaitu kapasitas kalor spesifik gas
pada tekanan tetap adalah lebih besar daripada kapasitas kalor spesifiknya pada volume tetap . Dapat
dibuktikan bahwa untuk gas ideal dengan massa molekuler M, berlaku hubungan:

(gas ideal)

Di sini R adalah tetapan gas umum.kalau R=8314 J/kmol.k, dan M dinyatakan dalam kg/kmol,maka
didapatkan dalam satuan J/Kg.K = J/Kg.didapatkan dalam satuan J/Kg.K = J/Kg.. sementara orang
memakai nilai R=1,98 kal/mol. dan M dinyatakan dalam g/mol maka sekarang bersatuan kal/g..

NISBAH KAPASITAS KALOR (y=). Seperti tampak diatas, perbandingan ini untuk gas mkestilah
lebih besar dari satu. Dari hasil teori kinetik gas beratom dua (sperti gas ), y=1,40 pada suhu-suhu
biasa.

Pada diagram p-V, USAHA DIHUBUNGKAN DENGAN LUAS. Usaha yang dilakukan fluida bila
mengembang adalah sama dengan luas di bawah kurva yang menggambarkan proses pengembangan
10

itu pada diagram p-V dalam proses bersiklus, usaha yang dihasilkan per siklus oleh fluida adalah
sama dengan luas siklus pada diagram p-V.

EFISIENSI ATAU DAYA GUNA MESIN KALOR dirumuskan sebagai:

Efisiensi=

Siklus carnot adalah siklus yang paling efisien yang mungkin untuk suatu mesin kalor. Mesin yang
bekerja dengan siklus carnot antara reservoar panas () dan reservoar dingin () mempunyai efisiensi :

=1-

Dalam rumus ini haruslah dipakai suhu Kelvin.

Soal soal yang dipecahkan :

1. Selama suatu proses kalor sebanyak 8000 kal dihantarkan pada sistem, sedangkan sistem
melakukan usaha 6000 J. Berapa perubahan energi dalam dialami sistem itu?

2. Kapasitas kalor spesifik air adalah 4184 J/kg. Air 50 gram dipanasi dari suhu 21C menjadi 37C.
Berapa berubah menjadi air pada 0C?

3. Kalau es berubah menjadi air, energi dalam nya naik. Berapakah energi dalam 5 gram es akan naik
bila berubah menjadi air pada 0C

Mari kita perhatikan dengan seksama penyelesaiannya dibawah ini .

1. Diketahui : Q = 8000 kal diubah ke kJ ? Cara nya (8000 kal)x (4,184 J/kal) = 33,5 kJ, W = 6kJ
Jadi dari hukum pertama diperoleh : Q= U +W = 33,5 kJ - 6 kJ = 27, 5 kJ

2. Diketahui Q = cm T= ( 4184 J/ kg.K)(0,050 kg ) (16C) = 3350 J kalau penambahan volune air


(yg memang tidak banyak ) kita abaikan, maka air tidak melakukan usaha apapun, hingga W=0. Dari
hukum pertama Q=U + W diperoleh U = Q= 3350 kJ

3.kalor yang diperlukan untuk mencairkan jumlah es tersebut adalah : Q=mHf=(5 g)(80kal/g)= 400
kal . es tidak melakukan usaha apapub sewaktu mencair, hingga W=0 maka dari hukun pertama
Q=U+ W diperoleh bahwa U=Q, jadi U=Q=(400kal)(4,184J/kal)= 1670 J
11

3.3 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

A. KELEBIHAN

- Rumus dalam materi cukup banyak

-Contoh soal banyak

B. KELEMAHAN

-Pembahasan contoh soal kurang detail

- Isi materi sulit dipahami


12

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hukum pertama termodinamika diberikan Q = U + W dimana Q adalah panas yang mengaliri


sistem, U adalah penambahan energi dalam , dan W adalah kerja yang dilakukan oleh sistem.
Untuk gas yang mendorong piston, dw = Pdv.

4.2 Saran

Semoga bermanfaat bagi kita semua, apabila ada kesalahan maupun kekurangan dalam tugas kami ini
kami menerima masukan ataupun komentar yang membangun dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai