Anda di halaman 1dari 2

Keamanan Manusia dan Societal Weekly Review Week-2

Arif Baskoro (170210150024)


Pada dasarnya, kemanan manusia merupakan bagian kecil dari begitu banyaknya istilah baru
dalam hubngan internasional yang membuat para pembuat kebijakan tersadar akan keberadaan
bentuk keamanan lain selain keamanan yang hanya berkaitan dengan pertahanan militer dan juga
wilayah negara. Ketika dulu, negara hanya memikirkan mengenai kemanan hanya sebagai
bentuk surviving dari negara itu agar tetap exist, sekarang dengan berkembangnya konsep dari
keamanan itu sendiri, subjek dan level analisis dari kemanan itu sendiri semakin dipersempit
sampai ditemukannya konsep yang membahas ruang lingkup kaji paling kecil yaitu individu.
Begitu banyaknya definisi dari para ahli dan penstudi keamanan mengenai keamanan manusia itu
sendiri. Pada dasarnya mereka menekankan pada kesejahteraan dari masyarakat yang menjadi
ciri utama dalam keamanan manusia itu sendiri, karena dengan adanya rasa sejahtera dapat
diartikan bahwa individu tersebut akan jauh dari rasa takut dari segala hal termasuk hal kecil
seperti rasa lapar. (Paris, 2001)
Namun meski sudah memiliki satu hal yang disetujui akan fondasi utama dair kemanan manusia,
yaitu kesejahteraan masih terdapat permasalahan dari konsep ini. Pertama, konsep keamanan ini
masih kurang definisi yang akurat, tidak memiliki hal yang seharusnya dimiliki oleh suatu
definisi yaitu batasan karena definisi itu sendiri ditujukan untuk membatasi sesuatu agar
memiliki fokusnya tersendiri tanpa harus tersebar kesegala arah. Definisi dari keamanan manusia
ini terlalu meluas dan bahkan menjadi samar karena banyak definisi yang berbeda dan
memasukan banyak hal yang dirasa dibutuhkan demi keamanan manusia, dari keselamatan
secara fisik dan secara psikis yang membuat konsep ini sulit untuk digunakan oleh para pembuat
kebijakan untuk menentukan prioritas utama apabila memang konsep ini ingin digunakan.
Permasalahan kedua, ialah para pendukung konsep dari keamanan manusia ini seolah memiliki
keinginan untuk membuat konsep keamanan ini menjadi buram dan tidak akurat. Mengapa? Hal
ini dikarenakan apabila konsep ini menjadi sifatnya universal dan hanya 1 definisi yang pasti
maka tidak akan terpenuhinya keinginan akan keamanan dari berbagai pihak, karena manusia
yang berbeda yang membuat kebutuhan akan keamanannya juga berbeda maka dari itu mereka
ingin tetap konsep ini buram demi membuat konsep tersebut menyatukan kepentingan mereka
akan keamanan secara individual. Memang disatu sisi konsep ini dapat digunakan untuk
menyuarakan kepentingan dalam hal keamanan dari satu golongan, akan tetapi tanpa adanya
keakuratan, konsep ini akan menjadi tidak berguna bagi para akademisi dan juga para pebuat
kebijakan. Namun meskipun tidak adanya keakuratan dari konsep ini, bukan berarti konsep ini
tidak berguna sama sekali atau hanya retorika belaka. Konsep ini sudah tebukti berguna untuk
digunakan dalam penandaanganan konvensi anti-ranjau dan juga membantu dalam penciptaan
pengadilan kriminal internasional yang mengurus tentunya mengenai kasus perdata/ individu.
(Paris, 2001)
Lantas, apakah ada definisi yang menjelaskan apa itu keamanan manusia?, tentunya ada dimana
pada tahun 1994 dalam laporan mengenai pembangunan manusia yang dipublikasikan oleh
UNDP menjelaskan bahwa keamnan nasional damapat dikatakan memiliki 2 aspek utama yaitu
keamanan dari ancaman kronik seperti kelaparan, penyakit dan penindasan. Kedua, yaitu berarti
perlindungan dari gangguan yang sifatnya melukai dan tiba-tiba dan mengganggu kehidupan
sehari-hari baik di rumah, lingkungan kerja, atau masyarakat. Steelah dikritisi mengenai aspek
yang dinilai terlalu meluas maka penulis dari laporan UNDP ini menyebutkan 7 unsur utama
yang termasuk dalam keamanan manusia yaitu keamanan ekonomi, makanan, kesehatan,
lingkungan, pribadi, masyarakat, dan keamanan politik. (United Nations Development
Programme, 1994)
Definisi dari tokoh dan instansi lain juga dikemukakan mengenai konsep keamanan manusia ini,
namun hal tersebut justru makin memperkuat kenyataan bahwa konsep ini belum memiliki
definisi yang ajeg atau tetap. Maka ketika begitu banyaknya aspek yang masuk keadlam
keamanan manusia, maka bisa saja tidak ada hal yang tidak menjadi ancaman bagi manusia.
Mengutip dari Rolland Paris Again, if human security is all these things, what is it not?. (Paris,
2001)
Lalu, dengan meluasnya definisi yang beraneka ragam, maka bagaimana cara mempersempit
makna dari konsep ini? Dijelaskan dalam karya Rolland Paris bahwa ada beberapa definisi yang
dirasa mempersempit batasan konsep ini, seperti definisi dari King dan Murray yang menyatakan
bahwa keamanan manusia hanya memiliki unsur penting atau dasar yang mencakup important
enough for human beings to fight over or to put their lives or property at great risk. Maka
dengan menggunakan standarisasi dari King dan Murray maka dapat ditentukan 5 indikator
utama yaitu kondisi aman dari kemiskinan, stabil dalam bidang kesehatan, pendidikan,
kebebasan politik, dan demokrasi. Selain itu Rolland paris juga membuat beberapa landasan
khusus untuk kemanan manusia dimana dia memasukan segala hal yang berkaitan dengan
ancaman militer dan non militer atau keduanya bagi keamanan masyarakat, kelompok atau
individu kedalam keamanan nasional. (Paris, 2001)
Inti dari artikel Rolland Paris ini yang mempertanyakan mengenai kemanan manusia apakah
termasuk paradigma baru atau hanya omong kosong belaka merupakan serangkaian definisi dari
berbagai banyak tokoh yang memperjuangkan kepentingannya masing-masing yang membuat
kemanan manusia menjadi sulit untuk dijadikan bahan bagi akademisi dan juga pembuat
kebijakan karena keburaman dan terlalu meluasnya konsep ini. Namun, di sisi lain konsep ini
juga mempersatukan hal yang berbeda atau unite the diverse dimana individu akan bersatu
menjadi satu kelompok karena adanya kesamaan kepentingan. Solusinya dari permasalahan ini
ialah dilakukannya suatu agreement antar para akademisi di bidang keamanan mengenai definisi
ajeg dan disetujui secara konsensus, karena tanpa adanya hal tersebut, maka definisi ini hanya
akan menjadi definsi yang berubah-ubah dari setiap individu yang berbeda kepentingannya dan
menjadi sulit bahkan mustahil untuk menjadi bahan pertimbangan para pembuat kebijakan dan
akademisi di bidang ini.

Daftar Referensi
Paris, R. (2001). Human Security Paradigm Shift or Hot Air? International Security
Vol 26 No. 2, 87-102.

United Nations Development Programme. (1994). Human Development Report. New


York: Oxford University Press.

Anda mungkin juga menyukai