Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN RODA GIGI LURUS

Jika dari dua buah roda berbentuk silinder atau kerucut yang saling
bersinggungan pada sekelilingnya salah satu diputar maka yang lain akan ikut berputar
pula. Alat yang menggunakan cara kerja semacam ini untuk mentransmisikan daya
disebut roda gesek. Cara ini cukup baik untuk meneruskan daya kecil dengan putaran
yang tidak perlu tepat. Guna mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat tidak
dapat di lakukan dengan roda gesek. Untuk ini, kedua roda tersebut harus di buat
bergigi pada sekelilingnya sehingga penerusan daya yang di lakukan oleh gigi-gigi
kedua roda yang saling berkait. Roda bergigi semacam ini, dapat berbentuk silinder
atau kerucut., atau disebut roda gigi.
Transmisi roda gigi memepunyai keunggulan di bandingkan dengan sabuk atau
rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat, dan daya lebih besar.
Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi disamping cara lain, karena
memerlukan ketelitian yang lebih besar dalam pembuatan, pemasangan, maupun
pemeliharaan.

I. Klasifikasi Roda Gigi

Roda gigi dengan poros sejajar adalah roda gigi dimana giginya berjajar pada
bidang silinder ( disebut bidang jarak bagi ); kedua silinder tersebut bersinggungan
dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan sumbu tetap sejajar. Roda gigi
lurus (a) merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros. Roda
gigi mirng (b) mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi.
Dalam hal roda gigi miring ganda (c) gay aksial yang timbul pada gigi yang
mempunyai alur yan berbentuk V tersebut, akn saling meniadakam. Dengan roda gigi
ini, perbandingan reduksi, kecepatan keliling, dan daya yang di teruskan dapat di
perbsar, tetapi pembuatannya sukar. Roda gigi dalam (d) dipakai jika di ingini alat
transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar, karena pinyon
terletak didalam roda gigi. Batang gigi (e) merupakan dasar profil pahat pembuat gigi.
Pasangan antara batang gigi dan pinyon di pergunakan untuk merubah gerakan putar
menjadi lurus atau sebaliknya. Roda gigi kerucut lurus (f) dengan roda gigi lurus,
adalah yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 1


Roda gigi kerucut spiral (g), karma mempunyai perbandingan kontak yang lebih
besar, dapat meneruskan putaran tinggi dan beban besar. Sudut poros kedua roda gigi
kerucut ini biasanya di buat 90O.
Dalam golongan roda gig dengan poros bersilang, terdapat roda gigi miring
silang (i), rodas gigi cacing ( j dan k ), roda gigi hipoid (i),dll. Roda gig macam (j)
mempunya cacing berbentuk silinder dan lebih umum dipakai. Tetapi untuk beban
besar, cacing globoid atau cacing selubung ganda (k) dengan perandingan kontak
yang lebih besar dapat dipergunakan. Roda gigi hipoid adalah seperti yang dipakai
pada roda gigi diferensial otomobil. Roda gigi ini mempunyai jalur gigi berbentuk spiral
pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang, dan pemindahan gaya pada
permukaan gigi berlangsung secara meluncur dan menggelinding.

II. Nama-nama Bagian Roda Gigi dan Ukurannya

ukuran gigi dinyatakan dengan jarak bagi lingkar, yaitu jarak sepanjang
lingkaran jarak bagi antar profil dua gigi yang berdekatan. Jik diameter lingkaran jarak
bagi dinyatakan dengan d (mm), dan jumlah gigi dengan z, maka jarak bagi lingkaran t
(mm) dapat di tulis sebagai :

d
t=
z
jadi, jarak bai lingkar adalah keliling lingkarann dibagi dengan jumlah gigi. Dengan
demikian ukuran gigi dapat ditentukan dari besarnya jarak bagi lingkar tersebut.
Namun, karena jaralk bagi lingkar selalu mengandung factor , pemakaiannya
sebagai ukuran gigi dirasakan kurang praktis. Untuk mengantasi hal ini, diambil suatu
ukuran yang disebut modul dengan lambang m, dimana :

d
m=
z
dengan cara ini, m dapat ditentukan sebagai bilangna bulat atau bilangan pecahan 0,5
dan 0,25 yan lebih praktis. Juga karena :

xm=t
Maka modul dapat menjadi ukuran gigi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 2


Cara lain untuk menyatakan ukuran gigi ialah dengan jarak bagi diametral .
Dalam hal ini diameter lingkaran jarak bagi di ukur inch; maka jarak bagi diametral DP
adalah jumlah gigi per inch diameter tersebut. Jika diameter jarak bagi dinyatakan d
(in), maka :

z 1
DP =
d ' in
Dengan persamaan ini dapat dilihat bahwa jika DP kecil, berarti giginya besar.
Sebagian besar gigi dari Amerika atau Eropa dinyatakan dengan harga DP tersebut.
Adapun hubungan antara DP dan m adalah sebagai berikut :

25,4
m=
DP

dengan menggunakan harga-harga dan hubungan-hubungan diatas, persamaan roda


gigi dapat ditulis secara lebih sederhana, demikian pula untuk merubah rumus dalam
inch menjadi satuan modul, tidak akan di jumpai kesulitan.

III. Perbandingan Putaran dan Perbandingan Roda Gigi

Jika putaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan n1 (rpm) pada
proros penggerak dan n2 (rpm) pada poros yang di gerakkan, diameter lingkaran jarak
bagi d1 dan d2 (mm), dan jumlah gigi z1 dan z2, maka perbandingan putaran u adalah :

n2 d1 m.z1 z1 1
u
n1 d 2 m.z2 z2 i
Harga I, yaitu perbandingan antara junlah gigi pada roda gigi dan pada pinyon, disebut
perbandingan roda gigi atau perbandingan transmisi. Perbandingan ini dapat sebesar 4
sampai 5 dalam hal roda gigi lurus standar, dan dapat diperbesar sampai 7 dengan
perubahan kepala. Pada roda gigi miring dan miring ganda, perbandingan tersebut
dapat sampai 10.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 3


Roda gigi biasanya dipakai untuk reduksi (u < 1 atau > 1); tetapi kadang-
kadang juga dipakai untuk menaikkan putaran (u > 1 atau i < 1).
Jarak sumbu poros a (mm) dan diameter lingkaran jarak bagi d 1 dan d2 (mm)
dapat dinyatakan sebagai berikut :
a = (d1 + d2)/2 = m(z1 dan z2) /2
d1 = 2a / (1 + i)
d2 = 2a/ (1 + i)

IV. Tabel Klasifikasi Roda Gigi

Letak Poros Roda Gigi Keterangan

Roda gigi lurus, (a) (klasifikasi atas dasar


Roda gigi miring,(b) bentuk alur gigi)
Roda gigi miring ganda,(c)
Roda gigi dengan poros
sejajar
Roda gigi luar Arah putaran-berlawanan
Roda gigi dalam dan Arah putaran sama
pinyon,(d) Gerakan lurus dan
Batang gigi dan pinyon,(e) berputar

Roda gigi kerucut lurus,(f)


Roda gigi kerucut spiral,(g)
Roda gigi kerucut Zerol Klasifikasi atas dasar
Roda gigi kerucut miring bentuk jalur gigi
Roda gigi dengan poros Roda gigi kerucut miring
berpotong ganda.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 4


Roda gigi permukaan (Roda gigi dengan poros
dengan poros berpotongan berpotongan berbentuk
(h) istimewa)

Roda gigi mirirng silang, (i) Kontak titik


Batang roda gigi miring Gerakan lurus dan
silang berputar

Roda gigi cacing silindris


Roda gigi cacing selubung
Roda gigi dengan poros
ganda (globoid),(k)
silang
Roda gigi cacing samping

Roda gigi hiperloid


Roda gigi hiperloid, (I)
Roda gigi permukaan silang

V. Tabel harga modul standar (JIS B 1701 1973)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 5


Seri ke -1 Seri ke-2 Seri ke-3 Seri ke-1 Seri ke- 2 Seri ke-3

0,1 4 3,5
0,15 3,75
0,2 5 4,5
0,25
0,3 6 5,5
0,35 6,5
0,4 8 7
0,45
0,5 10 9
0,55
0,6 12 11
0,7 0,65
0,75 16 14
0,8
0,9 20 18
1
1,25 25 22
1,5
1,75 32 28
2
2,25 40 36
2,5
2,75 50 45
3 3,25

VI. Tabel Faktor Untuk Bentuk Gigi

Jumlah gigi Y Jumlah gigi Y

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 6


z z
10 0,201 25 0,339
11 0,226 27 0,349
12 0,245 30 0,358
13 0,261 34 0,371
14 0,276 38 0,383
15 0,289 43 0,396
16 0,295 50 0,408
17 0,302 60 0,421
18 0,308 75 0,434
19 0,314 100 0,446
20 0,320 150 0,459
21 0,327 100 0,471
23 0,333 Batang gigi 0,484

VII. Tabel Faktor Dinamis (Fc)

Kecepatan 3
fv
v = 0,5-10 m/s 3v
rendah

Kecepatan 6
fv
v = 5-20 m/s 6v
sedang

Kecepatan fv
5,5
v = 20-50 m/s
5,5 v

Ft = bbmYfv
Tegangan lentur yang diijinkan a (kg/mm2), yang besarnya tergantung pada
macam bahan dan perlakukan panas, dapat diperoleh dari Tabel 6.7. besarnya beban
lentur yang diizinkan per satuan lebar sisi Fb (kg/mm) dapat dihitung dari besarnya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 7


modul m, jumlah gigi z, factor bentuk gigi Y dari roda gigi standar dengan sudut
tekanan 200, dan factor dinamis fv sebagai berikut :

Fb = a mYfv
Maka lebar sisi b dapat diperoleh dari :

b = Ft /Ft
Pada umumnya harga b ditetapkan antara (6-10) m (mm), dan untuk daya besar antara
(10-16)m (mm). Roda gigi dengan sisi yang sangat lebar cenderung mengalami
deformasi, khususnya. Jka bekerja sebagai pinyon, terutam jika ketelitiannya rerndaha
dan memepunyai kesalahan dalm pemasanagan, sehingga distribusi tekananya padas
sisi gigi tidak merata. Jika dari suatu perhitungan kekuatan ternyata diperlukan lebar
sisi yangbesarnya di luar daerah tersebut diatas, maka perlu dilakukanperhitungan.

VIII. Tabel tegangan lentur yang diizinkan a pada bahan roda gigi.
Kekuatan Kekerasan Tegangan
Lambang tarik (Brinell) lentur yang
Kelompok bahan
bahan B HB diizinkan
(kg/mm2) a (kg/mm2)

FC 15 15 140-160 7
Besi cor FC 20 20 160-180 9
FC 25 25 180-240 11
FC 30 30 190-240 13

Baja cor SC 42 42 140 12


SC 46 46 160 19
SC 49 49 190 20

Baja karbon untuk S 25 C 45 123-183 21


konstruksi mesin S 35 C 52 149-207 26
S 45 C 58 167-229 30

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 8


50 400 (dicelup 30
S 15 CK
Baja paduan dengan dingin dalam
pengerasan kulit minyak)

SNC 21 80 600 (dicelup 35-40


SNC 22 100 dingin dalam 40-55
air)

SNC 1 75 212-255 35-40


Baja khrom nikel SNC 2 85 248-302 40-60
SNC 3 95 269-321 40-60

Perunggu 18 85 5
Logam delta 35-60 - 10-20
Perunggu fosfor 19-30 80-100 5-7
(coran) 64-90
Perunggu nikel 180-260 20-30
( coran)

Dammar phenol, dll. 3-5

IX. Tabel baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja yang difinis
dingin untuk poros.

Standar dan Perlakuan Kekuatan Keterangan


Lambang
macam panas tarik (kg/mm2)

S30C Penormalan 48

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 9


S35C 52
Baja karbon S40C 55
kontruksi S45C 58
mesin S50C 62
(JIS G 4102) S55C 66

Batang baja S35C-D - 53 Ditarik dingin,


yang difinis S45C-D - 60 digerinda, di
dingin S55C-D - 72 bubut, atau
gabungan
antara hal-hal
tersebut

X. Tabel baja paduan untuk poros

Standard dan Lambang Perlakuan panas Kekuatan tarik


macam (kg/mm2)

SNC 2 - 85
Baja khrom nikel SNC 3 - 95
( JIS G 4102) SNC21 Pengerasan kulit 80
SNC22 100

SNCM 1 - 85
SNCM 2 - 95
Baja khrom nikel SNCM 7 - 100
molibden SNCM 8 - 105
( JIS G 4103) SNCM22 Pengerasan kulit 90
SNCM23 100
SNCM25 120

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 10


SCr 3 - 90
SCr 4 - 95
Baja khrom SCr 5 - 100
( JIS G 4104) SCr21 Pengerasan kulit 80
SCr22 85

SCM 2 - 85
SCM 3 - 95
SCM 4 - 100
Baja khrom SCM 5 105
moilibden SCM21 Pengerasan kulit 85
(JIS G 4105) SCM22 95
SCM23 100

XI. Tabel ukuran pasak dan alur pasar

Ukuran standar h Ukura Ukuran standar t2 Referensi


Ukuran Ukuran
Pasak n
nominal standar Pasa r1 dan Diameter poros
prismatis Pasak C r standa Pasak Pasak
pasak b,b1, dan k r2 yang dapat
Pasak tirus r prismatis luncur
bx h b2 tirus dipakai d**
luncur t1

2x2 2 2 6-20 1,2 1,0 0,08- Lebih dari 6-8


0,16- 0,5
3x3 3 3 6-36 1,8 1,4 0,16 8-10
0,25 0,9
4x4 4 4 8-45 2,5 1,8 10-12
5x5 5 5 10-56 3,0 2,3 1,2 12-17
0,25-
6x6 6 6 14-70 3,5 2,8 1,7 17-22
0,40
2,2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 11


(7 x 7) 7 7 7,2 16-80 4,0 3,0 3,5 3,0 0,16- 20-25
0,25
7 3,3
8x7 8 18-90 4,0 2,4 22-30

8 3,3
10 x 8 10 22-110 5,0 2,4 30-38
8 3,3
12 x 8 12 28-140 5,0 2,4 38-44
9 3,8
14 x 8 14 0,40- 36-160 5,5 2,9 0,25- 44-50
0,60 0,40
(15 x 10) 15 10 10,2 40-180 5,0 5,0 5,5 5,0 50-55

10 4,3
16 x 10 16 45-180 6,0 50-58
11 4,4 3,4
18 x 11 18 50-200 7,0 58-65
3,4
12 4,9
20 x 12 20 56-220 7,5 65-75
14 0,60- 5,4
22 x 14 22 63-250 9,0 75-85
0,80 4,9
4,4 0,40-
(24 x 16) 24 16 16,2 70-280 8,0 8,0 8,1 8,0 0,60 80-90

14 5,4
2 5 x 14 25 70-280 9,0 4,4 85-95
16 6,4
28 x 16 28 80-320 10,0 5,4 95-110
18 7,4
32 x 18 32 90-360 11,0 6,4 110-130

/ harus dipilih dari angka-amgka berikut sesuai dengan daerah yang


bersangkutan dalam tabel.
6,8,10,12,14,16,18,20,22,25,28,32,36,40,45,50,56,63,70,80,90,100,110,125,140,
160,180,200,220,250,280,320,3600,400.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 12


Contoh gambar ukuran pasak dan alur pasak :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 13


XII. Diagram aliran untuk merencanakan roda gigi lurus standar

b
b
START
14. Tegangan lentur yang
1. Daya yang akan ditransmisikan P diizinkan a 2 (kg/mm2)
(kW) factor tegangan kontak k H
Putaran poros n1 (rpm) (kg/mm2)
Perbandingan reduksi i
Jarak sumbu poros a (mm) 15. Beban lentur yang diizinkan
persatuan lebar Fb1, Fb2
(kg/mm2)
2. Faktor Koreksi fc Beban permukaan yang
diizinkan persatuan lebar FH
(kg/mm)
Harga minimum
3. Daya rencana Pd (kW)

16. Lebar sisi, b(mm)


4. Diameter sementara lingkaran jarak
bagi d1,d2 (mm) 17. Bahan Poros
Bahan Pasak

5. Modul pahat m 18. Diameter poros, ds1, ds2 (mm)


Sudut tekanan pahat 0 (0) Penentuan pasak dan alur
pasak (mm)
Tebal alur pasak, Sk1, Sk2
6. Jumlah gigi z1,z2 perbandingan gigi
(mm)

7. Daimeter lingkaran jarak bagi (roda gigi


standar) d01,d02 (mm) 19. b/ m : (6 -10)
Jarak sumbu poros a0 (mm) d / b : 1,5
Y
Sk1 / m : 2,2
8. Kelonggaran sisi C0 (mm)
Kelonggaran puncak Ct (mm)
T
9. Diameter kepala dk 1, dk 1 (mm)
Diameter kaki df 1, df 2 (mm) 20. Modul pahat,m
Kedalam pemotonagan H (mm) Sudut tekan pahat, o
Jumlah gigi, Z1, Z2
Jarak sumbu poros, dk1,dk2
10. Faktor bentuk gigi Y1, Y2
(mm)
Lebar gigi,b (mm) c
11. Kecepatan keliling v (m/s) Bahan roda gigi, dan perlakuan
Gaya tangensial Ft (kg) panasnya
Bahan poros dan perlakuan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT
panasnya ELEMEN MESIN II 14
Diameter poros, ds1,ds2 (mm)
a a c
a
a

12. Faktor dinamis fv

13. bahan masing-masing, roda gigi


perlakuan panas STOP
Kekutan tarik B1, B2 (kg/mm2)
Kekerasan permukaan gigi HB1, HB2
END

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST., MT ELEMEN MESIN II 15

Anda mungkin juga menyukai