Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masuknya tradisi Hindu-Budha dilihat dari aspek kebudayaan, telah

membawa dampak yang sangat besar. Hindu-Budha menjadi agama yang dianut

masyarakat setempat, yang disusul kehadiran bangunan-bangunan keagamaan

untuk masyarakat penganut agama tersebut. 1pertengahan abad ke-19 Belanda dan

inggris telah mengukuhkan imperium mereka di wilayah Indonesia dan melayu.

Umat muslim di wilayah ini belum merupakan bagian dari kesatuan imperium dan

budaya, melainkan mereka terbagi dalam banyak etnik dan Bahasa, dan sejumlah

Negara. Baru pada akhir abad ke-19 dominasi Belanda dan Inggris mengantarkan

pada transformasi besar-besaran dalam kehidupan politik dan ekonomi dan

memancing reaksi kelompok Nasionalis dan Muslim untuk menantang campur

tangan bangsa Asing.2

Orang Islam Indonesia pada waktu itu mempunyai sikap yang sangat keras

terhadap agama Kristen. Loyalitas orang Islam di Indonesia terhadap agama

mereka dan kenyataan kesadaran mereka sebagai orang Islam sebagai suatu

ukuran identitas yang membedakan mereka dari orang-orang yang beragama

1
Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis Dan Historys Islam
Indonesia (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998), 2.
2
Ira Lapidus, Sejarah Social Umat Islam Bagian Ketiga (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2000), 309.

1
2

lain.3 Snouck Hour Gronje dalam tulisannya De Islam In Nederland Indie yang di

kutip oleh Samsul Wahidin dan Abdurrahman mengemukakan bahwa agama

Islam yang diterima oleh bangsa Indonesia sudah mengalami proses penyesuaian

dengan agama hindu campuran yang ada di Jawa dan Sumatera. Disini terlihat

aspek mistik dari pada aspek hukum mengingat peranan mistik dari masa pra

Islam dan ajaran dari Hindu-Budha sangat besar pengaruhnya sebelum datangnya

Islam. Oleh karena itu, para penyebar Islam seperti Walisongo di Jawa

menggunakan media yang komunikatif dalam dakwahnya seperti wayang yang

sifatnya seolah-olah melestarikan nilai-nilai tradisi pra-Islam.4

Masuknya pengaruh Hindu-Budha turut pula mempengaruhi system

penanggalan yang berlaku di Jawa yang kemudian ketika pengaruh Islam masuk

ke pulau Jawa dan mulai berdirinya kerajaan bercorak Islam di pulau jawa

khususnya pada masa mataram Islam system penanggalan Jawa yang bercorak

Hindu-Budha dirubah oleh Sulthan Agung menjadi kalender Jawa yang bercorak

Islam.5

Masuknya Islam di Jawa terbukti dengan adanya Negara-negara hindu-

jawa berupa prasasti-prasasti dari batu yang ditemukan di pantai utara Jawa Barat.

Gaya huruf tulisannya diketahui bahwa prasasti itu merupakan suatu deskripsi

mengenai beberapa upacara yang di lakukan oleh seorang raja untuk merayakan

3
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1996), 192.
4
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), 290.
5
Maulana Yusuf. Kalender Jawa Islam (Study Tentang Perubahan Kalerder Saka Ke Islam
Tahun 1633-1645) (Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 2008), 3.
3

peresmian bangunan irigasi dan bangunan keagamaan. Islam masuk ke jawa

melalui suatu Negara yang baru muncul di pantai barat jazirah melayu, yaitu

malaka. Proses masuknya agama Islam ke Indonesia khususnya pulau jawa

melalui berdagang.6 Kesukaran untuk memahami disebabkan oleh Kelamnya

istilah jawa yang digunakan sebagai pemakna dan penggambar istilah Islam. Cara

memasukan konsep-konsep Islam ke dalam alam konsep-konsep hindu-jawa

melalui bahasa itu justru merupakan cara tulen, hasil daya cipta para penyebar

agama Islam di jawa. Para penyebar Islam di jawa terpaksa menggunakan konsep-

konsep agama hindu-jawa yang estetik itu untuk memperkenalkan Islam kepada

masyarakat yang telah lama hidup dalam suasana estetik. 7

Datangnya Islam dikalangan orang melayu, dan dengan bertukarnya

agama hindu-budha animisme kerajaan-kerajaan melayu kepada Islam, maka

abjad arab dan tulisan arab telah diterima dan dijadikan sebagai kepunyaannya.

Berdasarkan huruf-huruf arab: jim (), ayn (), fa (), kaf (), dan nun ().

Lima huruf baru lambat laun tercipta, masing-masing menandakan bunyi-bunyi

yang lazim pada bunyi lidah melayu: ca (), nga (), pa (), qa ( ), dan nya ().8

Karena Islam di jawa adalah Islam yang melakukan akomodasi dengan tradisi-

tradisi local, yang tidak terbatas pada system religi dan social tapi juga system

6
Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), 48-50.
7
Syed Muhammad Naquib Al Attas, Islam Dalam Sejarah Dan Kebudayaan Melayu
(Bandung: Mizan, 1990), 60.
8
Ibid.,61
4

budaya, termasuk di dalamnya budaya penanggalan atau yang disebut dengan

kalender.9

Ilmu peradaban Islam merupakan ilmu antropologi Islam yang

mengkhususkan diri pada ide maju yang sudah menjadi milik umat Islam yang

diyakini sendiri oleh pemiliknya sebagai Islam. Antropologi atau ilmu

kebudayaan sebagai ilmu social mempunyai cabang dan ranting. Kata

peradaban sebagai aspek dari kebudayaan maju, kata Islam sebagai

spesialisasi. Ilmu peradaban Islam sebagai dari ilmu social.10

Dalam mengkaji Prasasti Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya dalam

bidang kontak peradaban tidak lain sebagai upaya penulis menghidupkan kembali

kronologi antara Jawa, Arab, dan Barat. Selain kebudayaan Barat, kebudayaan

Islam sampai sekarang mempunyai hitungan waktu sendiri, yang berlaku dalam

masyarakat Islam. Tetapi pengaruh kebudayaan Barat pada sebagian masyarakat

Islam, menyebabkan mereka memakai dua era, yaitu hitungan waktu Muhammad

(Hijriyah)dan hitungan waktu masehi.

Ilmu hitungan waktu atau kronologi terbagi menjadi tiga yaitu ilmu

hitungan waktu sejarah menurut pandangan sejarah (kronografi), matematik dan

tekhnik yang pertama bertujuan mendapatkan bahan tentang waktu kejadian

sejarah. Yang kedua, menjabarkan kaidah-kaidah ilmu hitungan waktu tekhnik

9
Mark.R.Wood Ward, Islam Jawa: Kesalehan Normative Versus Kebatinan (Yogyakarta:
LKiS, 2004), 365.
10
Koes Adiwidjajanto, Filologi Dan Manuskrip Jejak Warisan Islam Nusantara (Surabaya:
LP2FA, 2008), 110.
5

menjadi rumusan ilmu pasti. Dan yang ketiga, mempelajari bagaimana dari

pengertian waktu bersahaja lambat laun terbentuk system kalender dan bagaimana

susunan kalender itu. Jadi kronologi yang ketiga membicarakan teori-teori

kalender.11

Ketertarikan penulis terhadap kontak peradaban antara jawa, arab dan

barat dalam kronologi karena dengan ilmu hitungan waktu sejarah, diusahakan

untuk memberikan informasi pada sejarah dan peradaban khususnya dalam

Prasasti Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

Dalam kerangka mengetahui prasasti Masjid agung sunan ampel Surabaya

dalam segi kontak peradaban yaitu: peninggalan sunan ampel Surabaya, penulis

mengacu pada pengetahuan, kemahiran, keterampilan, kreatifitas dan perjalanan

sunan ampel. Dalam prasasti tersebut akan diketahui berdirinya masjid agung

sunan ampel dengan menggunakan kronologi. Dengan menggunakan kronologi

diketahui tanggal hari tepatnya pembangunan masjid agung sunan ampel tersebut.

Dalam kronologi ini akan diketahui tahun syamsiyah dan tahun qamariyah, serta

konversi pertanggalan dari jawa ke masehi, dari hijrah ke masehi dan bisa

menentukan hari pertanggalan masehi. Masyarakat jawa mengenal tradisi yang

bersumber pada agama hindu dan budha. Melalui kronologi pertanggalan ini akan

berarti dalam penulisan serat babad maupun penanggalan yang akan dijadikan

11
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu (Jakarta: Departeman Bhatara Pendidikan
Dan Kebudayaan Bagian Proyek Peningkatan Kurikulum, 1998), 124.
6

acuan masyarakatnya akan mengacu pada system perhitungan model baru

tersebut.

Kajian tentang prasasti dalam kontak peradaban ini menjadi penting untuk

memahami realitas pemikiran masyarakat jawa dalam mengetahui kronologi

pertanggalan sebagai sebuah bentuk penelusuran tentang sejarah penanggalan

nusantara. Karena atas dasar inilah kemudian penulis sengaja mengambil tema

mengenai prasasti dalam kontak peradaban.

Dari latar belakang diatas, penulis ingin mengangkatnya dalam sebuah

skripsi dengan judul prasasti masjid agung sunan ampel Surabaya (study tentang

kontak peradaban antara jawa, arab dan barat dalam kronologi), yaitu upaya

memahami histories prasasti masjid agung sunan ampel dalam penelusuran

kronologi.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

I. Identifikasi

Prasasti : Piagam Yang Tertulis Pada Batu Atau Tembaga (Dari

Zaman Kuno), Batu Tertulis.12

Masjid : tempat merebahkan diri untuk bersujud ketika

sembahyang atau sholat.13

12
Pius Partanto, Kamus Ilmiah Popular (Surabaya: Arkola, 1994), 617.
13
Uka Tjandrasasmita, Arti Arsitektur mesjid-mesjid kuno di Indonesia (Jakarta: fakultas
sastra universitas pakuan, 1998), 3.
7

Sunan ampel : sunan yang menyebarkan agama Islam dijawa dengan

nama aslinya Raden Muhammad Ali Rahmatullah dari

campa yang tampan dan baik budi pekertinya.14

Peradaban : suatu kebudayaan yang mempunyai system tekhnologi,

seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan dan ilmu

pengetahuan yang maju.15

Peradaban Jawa : peradaban model kuno sebelum agama-agama tersebut

masuk ke jawa.16

Peradaban Arab : peradaban madaniyah atau perkataan arab.17

Peradaban Barat : peradaban yang berupa tekhnis sebuah masyarakat

pengetahuan dan tekhnologi dalam standar barat.18

Kronologi : Ilmu Hitungan Waktu.19

II. Pembatasan Masalah

Skripsi dengan judul Prasasti Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya

(Study Tentang Kontak Peradaban Antara Jawa, Arab Dan Barat Dalam

Kronologi) yang penulis lakukan agar tidak menyimpang dari pembahasan,


14
Dachlan, Walisongo Kenang-Kenangan Haul Agung Ke 544 Sunan Ampel (Surabaya:
Penerbit Panitia Haul Akbar Sunan Ampel, 1989), 24.
15
Kuntjaraningrat, Bunga Rampai Kebudayaan, Mentalitas Dan Pembangunan (Jakarta: PT
Gramedia, 1974), 10.
16
Wied, Peradaban Jawa dalam http://wiedjaya.wordpress.com/2008/04/28/napak -tilas-
peradaban-jawa.(28 april 2008).
17
Nurcholis Madjid, Peradaban Arab dalam
http://www.geocities.com/for/09/madjid02.html (07 januari 2006).
18
Budiman, Mencari Peradaban Indonesia, dalam
http://refleksibudi.wordpress.com/2009/01/12/mencari-peradaban-indonesia/ (12 Januari 2009).
19
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu (Jakarta: Departeman Bhatara Pendidikan
Dan Kebudayaan Bagian Proyek Peningkatan Kurikulum, 1998), 124.
8

maka penulis perlu untuk membatasi penulisan yang focus kajiannya dimulai

dari: Prasasti Masjid Agung Surabaya, Sejarah Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya dan konversi pertanggalan dari Jawa Ke Masehi Hingga Kontak

Peradaban antara Jawa, Arab Dan Barat dalam kronologi yang ada dalam

prasasti.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam

penulisan skripsi ini adalah:

1. Apa isi Prasasti Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya dilihat dari konsep

kronologi?

2. Bagaimana makna peradaban dalam Prasasti Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya dilihat dari konsep perubahan budaya?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi

ini adalah:

1. Mengetahui Isi Teks Prasasti Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya Dilihat

Dari Konsep Kronologi

2. Mengetahui Arti Prasasti Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya Dilihat Dari

Konsep Perubahan Budaya


9

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penulisan diharapkan bermanfaat dan berguna dimasa mendatang.

Adapun kegunaan tersebut antara lain:

1. Pembangunan Ilmu Sejarah Peradaban Islam Indonesia Khususnya Di Daerah

Jawa Timur

2. Pelestarian Budaya Local Dalam Pengelolaan Situs Sunan Ampel Surabaya

3. Sumbangan bagi literature peradaban Islam dan masyarakat ilmiah di IAIN

Sunan Ampel Surabaya khususnya jurusan sejarah dan peradaban Islam

F. Kerangka Teori

Penulisan skripsi ini yang berjudul Prasasti Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya (Study Tentang Kontak Peradaban Antara Jawa, Arab Dan Barat Dalam

Kronologi). Ilmu kebudayaan Islam mengerti tentang teks yaitu obyek formalnya

adalah ide dan gagasan yang tercermin dari artefak. Penulis menggunakan

pendekatan ilmu social yang terkait dengan humaniora yakni ilmu antropologi

melalui pendekatan ini dapat mengungkap nilai-nilai yang mendasari perilaku

tokoh sejarah, status dan gaya hidup, system kepercayaan yang mendasari pola

hidup dan lain sebagainya.20

Dengan study etnografi yakni mendiskripsikan pola kebudayaan melalui

system pengetahuan diwujudkan dalam perilaku masyarakat yang masih terikat

20
Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Social Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1993), 2.
10

kuat dengan peninggalan purbakala Islam di situs makam dan Masjid Sunan

Ampel, maka kajian ini focus pada kontak peradaban. Dalam study kronologi

mengkhususkan pada perhitungan waktu dimasa Sunan Ampel. Diantara

kronologi pertanggalan menghitung atau mengetahui tahun syamsiyah yang

dikenal juga sebagai tahun masehi karena tahun 1 didefinisikan dari tahun

kelahiran nabi isa al-masih. Sedangkan system Kalender Qamariyah merupakan

penanggalan yang paling tua, Kalender Qamariyah mempunyai keunggulan yaitu

perubahan tanggalnya mudah dikenali dari perubahan bentuk bulan. System ini

sekarang dipakai dalam kalender hijrah.21 Penulis menggunakan teori

strukturalisme yang dikemukakan oleh Jean Pieget, strukturalisme adalah sebuah

gagasan yang menyatakan bahwa setiap kesatuan itu terdiri dari berbagai macam

unsur yang saling mengkait, setiap unsur akan mengalami transformasi

(perubahan) dan perubahan yang baru datang akan segera menyesuaikan diri.22

Pendekatan ini menekankan pada deskripsi suatu masyarakat baik awam maupun

keluarga bangsawan secara meluas dalam ruang tanpa dibatasi oleh dimensi

waktu. Pendekatan ini lebih melihat pada model interaksi agar tiap anggota

masyarakat yang dilatar belakangi perbedaan pandangan, tingkat pengetahuan

hingga perbedaan kepentingan politik dan ekonomi.

21
Rahmat Taufik Hidayat, Almanak Alam Islam (Bandung: Pustaka Jaya, 1998), 164.
22
Jean Pieget, Strukturalisme (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995), 12.
11

Antropolgi membantu mendobrak pola-pola etnosentris sejarah yang bisa

saja bisa dan kerapkali melahirkan interpretasi yang keliru. Tanpa pendekatan

antropologi, berbagi data masa lampau hanyalah berupa kumpulan data yang

terbaca, sebab data masa lampau tersebut masih tertutup. Artinya kita tidak

sepenuhnya bisa menjelaskan bagaimana urgensi dan keterkaitan data tersebut

bagi kehidupan saat ini. Sehingga berbagai data tentang kontak peradaban antara

Jawa, Arab Dan Barat dalam kronologi bisa dipakai atau dipahami baik konteks

maupun korelasinya dengan kehidupan masyarakat saat ini. Sebagaimana teori

strukturalisme Levi Strauss, menjelaskan bahwa pada dasarnya kebudayaan

adalah rangkaian transformasi dan struktur-struktur tertentu yang ada

dibaliknya.23

G. Tinjauan Pustaka

Dalam pembahasan skripsi ini dengan judul Prasasti Masjid Agung

Sunan Ampel Surabaya (Study Tentang Kontak Peradaban Antara Jawa, Arab

Dan Barat Dalam Kronologi) . penulis telah melakukan riset serta obserfasi

dalam rangka untuk memastikan bahwa judul skripsi tersebut diatas belum dan

tidak ada yang membahas sebelumnya, khususnya di fakultas adab IAIN Sunan

Ampel Surabaya, sehingga nantinya bisa dipertanggung jawabkan, baik secara

23
Heddy S.A. Putra, Strukturalisme Levi Strauss: Mitos Dan Karya Sastra (Yogyakarta:
Galang Press, 2004), 65.
12

intelektual maupun moral. Mengenai penelitian terdahulu yang terkait dengan

pembahasan ini antara lain:

1. Mark.R.Woodward Islam Jawa: Kesalehan Normative Versus Kebatinan

dalam buku ini dibahas tentang kalender atau budaya penanggalan.

2. Muhammad Habib Mustopo Kebudayaan Islam Di Jawa Timur Kajian

Beberapa Unsur Budaya Masa Peralihan. Dalam buku ini di bahas tentang

kebudayaan baru yang menampilkan sintesa antara unsur kebudayaan hindu

budha dan unsur kebudayaan Islam. Metode penulisan yang digunakan dalam

buku tersebut merupakan metode diskripsi yang disampaikan apa adanya

berdasarkan penelitian.

3. Dachlan Wali Songo Kenang-Kenangan Haul Agung Sunan Ampel Ke 544.

Buku ini membahas tentang asal mula kedatangan wali songo dan berdirinya

masjid agung sunan ampel Surabaya. Metode penulisan dalam buku tersebut

merupakan metode deskripsi yang disampaikan apa adanya yang berdasarkan

penelitian.

4. Koes Adiwidjajanto, Filologi Dan Manuskrip Menelusuri Jejak Warisan

Islam Nusantara, buku ini membahas tentang kebudayaan di Indonesia dan

pengertian kebudayaan serta peradaban. Metode penulisan yang digunakan

dalam buku tersebut merupakan metode deskripsi yang disampaikan apa

adanya berdasarkan hasil penelitian.

5. Maulana Yusuf, Kalender Jawa Islam (Study Tentang Perubahan Kalender

Saka Ke Islam Tahun 1633-1645). Dalam skripsi ini membahas tentang


13

kalender jawa pada masa Sultan Agung di jawa tengah. Penulisan yang

digunakan dalam skripsi tersebut merupakan metode histories yang terdiri dari

empat tahap, yaitu: Heuristic, Verifikasi, Interpretasi Dan Historiografi.

6. Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa. Dalam buku ini membahas tentang

awal masuk budaya Hindu-Jawa yang diketahui dalam upacara yang

dilakukan oleh seorang raja untuk merayakan peresmian bangunan irigasi dan

peninggalan hindu-jawa seperti prasasti yang terbuat dari batu. Metode

penulisan yang digunakan dalam buku tersebut merupakan metode deskripsi

yang disampaikan apa adanya berdasarkan hasil penelitian.

7. Masyhudi, Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Jawa Timur Kasus

Kawasan Delta Sungai Brantas, dalam penelitian tersebut mengungkapkan

tentang masuk dan perkembangan Islam di jawa timur dalam wajah ideology

politik kekuasaan. Metode yang digunakan dalam penulisan tersebut

merupakan metode deskripsi yang disampaikan apa adanya berdasarkan hasil

penelitian.

Penulisan skripsi ini berbeda dengan karya-karya penelitian terdahulu,

Penelitian ini lebih menekankan pada kontak peradaban yaitu prasasti Masjid

Sunan Ampel Surabaya dalam bentuk kronologi yang terdiri dari Jawa, Arab dan

Barat.
14

H. Metode Penelitian

Metode penelitian yang berjudul Prasasti Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya (Study Tentang Kontak Peradaban Antara Jawa, Arab Dan Barat Dalam

Kronologi) ini adalah penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif

dengan study kronologi.

a. Obyek Kajian

Obyek kajian yang ditulis oleh penulis dari hasil penelitiannya adalah

obyek kajian dalam bidang peradaban. Pengertian dari obyek adalah sasaran

pokok yang kemudian menjadi pokok masalah dari pembahasan. Sedangkan

peradaban adalah titik yang maju dari suatu aspek kebudayaan yaitu ide,

artefak dan tingkah laku.

Obyek kajian dalam bidang peradaban yang diamati adalah pada benda

atau artefak dan tingkah laku. Disini penulis dalam penelitiannya akan

membahas mengenai artefak dalam segi peradaban di masjid agung sunan

ampel Surabaya, yang ditunjang dengan ide budaya dan tingkah laku

masyarakat muslim di jawa timur, khususnya kebudayaan masyarakat sunan

ampel Surabaya.

b. Pendekatan

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang menggunakan

pendekatan kualitatif, yang merupakan penganalisisannya menggunakan

kerangka berfikir berdasarka logika dan cara penyusunannya dengan

mendiskripsikan dari data-data yang ada atau yang diperoleh dari penelitian
15

penulis. Melalui study arkeologi, kajian masyarakat Islam dalam intervansi

kebudayaan dengan didukungnya situs-situs purbakala Islam seperti makam,

masjid dan pendopo.

c. Adapun Langkah-Langkah Yang Ditempuh Dalam Penelitian

Metode adalah teknik riset lapangan atau alat dalam pengumpulan

data, atau seperangkat kaidah yang membantu peneliti untuk mengumpulkan

sumber-sumber.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini

ada empat metode:

Pengumpulan Data

Yaitu suatu proses yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan

sumber-sumber data dengan cara observasi, interview dengan masyarakat

yang diteliti, mengumpulka data dengan data artefaktual (peralatan) dan

tingkah laku atau idea (budaya).

Data-data yang diambil adalah

a). Artefak (peralatan hidup) dan tingkah laku keagamaan, baik artefak

masa kini ataupun masa lalu

b). Tingkah laku pengelola situs dalam rangka ikut serta memecahkan

masalah-masalah social yang dibawa wisatawan religi.

c). Wawancara dengan juru kunci masjid dan masyarakat setempat

mengenai prasasti masjid ampel.

d). Arsip tentang prasasti masjid ampel Surabaya


16
17

2. Pengamatan Dan Deskripsi

Yaitu kegiatan untuk meneliti sumber-sumber yang diperoleh agar

memperoleh kejelasan apakah sumber tersebut kredibel atau tidak dan

apakah sumber tidak bisa untuk di pertanggung jawabkan.

Pengamatan yang peneliti lakukan diantaranya:

a). Bentuk dalam penelitian ini yaitu bentuk prasasti persegi panjang

b). Hiasan yang terdapat dalam prasasti masjid agung sunan ampel adalah

hiasan bunga yang berada dipinggir atas bawah dan samping kanan

kiri.

c). Tekhnologi yang dipakai adalah tekhnologi ukir atau memahat.

Dalam pengamatan ini ada dua aspek yaitu aspek spesikis

(pengetahuan) terdapat pada cara berfikir atau ide, dan yang kedua gejala

alam atau disebut fisik karena pola peradaban itu bisa dilihat melalui

gejala alam seperti contoh tulisan latin menggunakan system symbol

dilihat dari peradaban barat.

3. Analisis

Yakni menganalisis dari semua data-data yang sudah terkumpul,

dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dimaksudkan

untuk mendapatkan keterangan yang mendalam dari obyek yang

bersangkutan. Pendekatan kualitatif menunjukan kepada prosedur-

prosedur yang riset yang menghasilkan data kualitatif, yang berupa

ungkapan-ungkapan atau catatan-catatan itu sendiri atau tingkah laku yang


18

terobservasi. Pendekatan ini mengarah pada keadaan obyek secara holistic

(utuh).

Dalam penyampaian dengan menggunakan informasi deskripsi,

yaitu dengan memberikan keterangan apa adanya sesuai dengan data yang

diperoleh. Kemudian dianalisis melalui teori strukturalisme.

Strukturalisme adalah sebuah gagasan yang menyatakan bahwa setiap

kesatuan terdiri dari berbagai macam unsur yang baru datang segera

menyesuaikan diri.

Ada tujuh aspek unsur-unsur dari kebudayaan:

Focus observation dilakukan pada pengamatan dan wawancara yang lebih

mendalam mengenai prasasti masjid agung sunan ampel dalam kontak

peradaban. Taxonomi analisis, dengan ini dapat diketahui bagaimana

gambaran secara umum tentang kontak peradaban antara jawa, arab dan

barat dalam kronologi. Selected observation, yakni membandingkan antara

peradaban jawa, arab dan barat dalam kronologi. Cultural thema analisis,

menentukan thema-thema peradaban dilihat dari kronologi jawa, arab dan

barat.

4. Penyusunan Atau Eksplanasi

Setelah fakta diketahui dari penganalisisan data-data kemudian

disajikan dalam bentuk tulisan yang dalam penyampaiannya dengan

deskripsi yaitu memberikan keterangan apa adanya sesuai dengan data

yang diperoleh.
19

d. Metode Pembahasan

Penyusunan skripsi ini melalui pembahasan secara teoritis dan empiris.

Pembahasan teoritis dilakukan melalui telaah perpustakaan, diperoleh

beberapa pendapat ahli tentang permasalahan yang dikaji. Sedangkan kajian

empiris dilakukan melalui penelitian dengan segenap rangkaian kegiatan

sehingga dari kedua langkah tersebut skripsi ini nantinya mampu menelorkan

konsep yang bisa memenuhi secara kualitas maupun validitasnya. Adapun

metode yang digunakan adalah:

a. Metode Induktif

Metode induktif berarti berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa

khusus yang kongrit, kemudian digeneralisasikan menjadi kesimpulan

bersifat umum.

Metode ini dimaksudkan untuk mengemukakan data yang bersifat

khusus atau terperinci baik yang bersifat teoritis maupun hal-hal yang

bersifat empiris yang kemudian ditarik pada kesimpulan yang umum.

b. Metode Deduktif

Metode yang berangkat dari yang bersifat umum hendak menilai

suatu kejadian yang bersifat khusus.24

Metode ini penulis menggunakan untuk menguraikan masalah

dengan bergerak dari pendapat atau teori yang bersifat umum untuk

menjadi acuan awal dalam membahas masalah yang penulis teliti.


24
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, Vol (Jakarta: Andi Offset, 1997), 42.
20

I. Sistematika Pembahasan

Metode induktif digunakan dalam pelaporan penelitian. Metode ini

menyajikan data fakta yang banyak dibagian awal tanpa didahului dengan

landasan teori. Data yang terkumpul disajikan dengan cara deskriptif dan analisa

melalui teori yang ditemukan di lapangan., khususnya teori strukturalisme. Data

dan fakta yang terkumpul akan ditarik kesimpulan.

Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini berisikan tentang: judul penelitian, latar

belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, metode

penelitian, sistematika pembahasan dan daftar pustaka.

BAB II : Berisikan deskripsi data tentang situs ampel dan lingkungannya yang

terdiri dari beberapa su-bab yaitu: situs ampel, lingkungan situs

ampel dan prasasti ampel.

BAB III : Berisikan tentang prasasti ampel yang terdiri dari sub pokok bahasan

yaitu: foto prasasti, salinan prasasti, alih tulisan dan terjemah.

BAB IV : Berisikan konversi pertanggalan, terdiri dari sub-bab yaitu: jawa ke

masehi, hijrah ke masehi, penentuan hari pertanggalan masehi dan

kontak peradaban antara jawa, arab dan barat dalam kronologi.

BAB V : Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai