Benchmarking Di Kota Bandung
Benchmarking Di Kota Bandung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat IV (Pim IV) adalah diklat yang wajib
yang harus diikuti oleh Pejabat Struktural Eselon IV. Diklat ini bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi para Pejabat Struktural Eselon IV di Bidang Kepemimpinan dan
Manajerial.
Pejabat struktural eselon IV mempuyai peranan yang sangat strategis dalam
mendukung program Pembangunan sesuai dengan tupoksinya. Oleh karena itu, para
pejabat struktural eselon IV dituntut untuk memiliki kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis permasalahan dan mengembangkan alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi sesuai dengan issu-issu strategis yang berkembang.
Proyek perubahan Pengelolaan Dokumen Kepegawaian yang Efektif dan efisien
melalui Penyimpanan Dokumen Administrasi Kepegawaian secara Elektronik perlu ada
pembanding pada best practice untuk menambah wawasan, mengadopsi, mengadaptasi
kegiatan organisasi yang terbaik pada lokasibenchmarking serta memahami praktek-praktek
manajerial dan kepemimpinan pada situasi nyata di lapangan.
Sesuai dengan tujuan Diklat model baru ini maka Pemerintah Kota Bandung dijadikan
lokus Best Practice karena:
Pada tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota paling aman di dunia berdasarkan survei
majalah Time.
Dalam beberapa tahun terakhir konsentrasi pembangunan yang diinisiasi oleh walikota Bandung,
Ridwan Kamil cukup kreatif, Kota Bandung banyak membuka taman-taman kota, festival kuliner, dan
komunitas anak muda, dan juga penertiban Perda serta program unik yang berlaku bagi Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yaitu Selasa Bebas Asap Rokok, Rabu Nyunda,
Kamis Inggris dan Jumat Bersepede.
B. Tujuan
uan Umum : Untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di Kota Bandung
Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui kegiatan inovatif yang dilaksanakan di Kota Bandung
2. Untuk mengetahui faktor faktor pendorong keberhasilan kegiatan di Kota Bandung
3. Untuk mengetahui faktor faktor penghambat keberhasilan kegiatan di kota Bandung.
C. Manfaat
Manfaat benchmarking dilokus ini adalah dapat mengukur dan membandingkan suatu
kegiatan organisasi yang terbaik dikelasnya sehingga dapat diadopsi atau diadaptasikan pada
instansi masing-masing dalam merancang proyek perubahan.
D. Metode dan Analisa Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam best practice ini adalah:
Wawancara
Diskusi
Observasi lapangan
Brwosing internet
BAB II
HASIL BENCHAMARKING
A. Identifikasi Lokus
1. Visi Kota Bandung :
Kota Bandung sebagai lokus best practice peserta Diklat Pim IV mempunyai Visi :
TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN,
DAN SEJAHTERA
2. Misi Kota Bandung :
1) Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur
serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.
2) Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, bersih dan melayani
3) Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing
4) Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.
3. Strategi Pemerintah Kota Bandung.
a. Strategi Dalam Rangka Mengembangkan Sumber Daya manusia yang Handal dan Religius
1) Kebijakan : Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
dan kesehatan serta pelayanan keagamaan baik seluruh masyarakat.
2) Program-program pembangunan
a. Program Pendidikan dasar Pra Sekolah
b. Program Pendidikan Menengah
c. Program Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah
d. Program Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi
e. Program Lingkungan sehat, Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat.
f. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
g. Program Pengawasan Obat, Makanan, dan Bahan Berbahaya
h. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
i. Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama
b. Strategi Dalam Rangka Mengembangkan Perekonomian Kota yang Adil
1) Kebijakan : Mengupayakan peningkatan kegiatan perekonomian kota yang berbasiskan
potensi daerah.
2) Program-program pembangunan
a. Program Pembinaan dan Pengembangan Usaha Industri
b. Program Pembinaan dan Pengembangan Usaha Perdagangan
c. Program Pembinaan dan Pengembangan Usaha Koperasi
d. Program Pembinaan Usaha Kecil
e. Program Peningkatan Investasi Kota
f. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
g. Program Pengembangan Produk Keparawisataan
h. Program Pengembangan Agrobisnis
c.
Stategi Dalam Rangka Mengembangkan Sosial Budaya Kota Yang Ramah dan Berkesadaran
serta Berhati Nurani
1) Kebijakan : Mendorong Peningkatan integrasi, ketahanan dan kepedulian sosial masyarakat.
2) Program-program pembangunan
a. Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamanan, dan Kerukunan Hidup
Umat beragama
b. Program Pembinaan, Pengembangan Produktifitas dan perlindungan Tenaga Kerja
c. Program pelayanan, Rehabilitasi dan Partisipasi Sosial
d. Program Pemberdayaan Perempuan
e. Program Pelayanan Kependudukan
f. Program Pembinaan Pemuda dan Olah Raga
g. Program Pengembangan Seni Budaya Daerah
d. Stategi Dalam Rangka Meningkatkan Penataan Kota
1) Kebijakan : Mengungkapkan peruasan dan penetapan pelayanan prasarana dan sarana kota
serta pengembangan aktivitas kota yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
2) Program-program pembangunan
a. Program Pengembangan Kawasan Gedebage
b. Program Penataan Prasarana dan Sarana
c. Program Penataan Transportasi Kota
d. Program Pengembangan dan Pengendalian Lingkungan Hidup
e. Program Penataan Lingkungan Permukiman
f. Program Tata Ruang dan Penatagunaan Tanah
g. Program Pengamanan dan Pendayagunaan Aset Pemerintah Kota
e. Stategi Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pemerintah Kota Secara Efektif, Efesien,
Transparan dan Akuntabel
1) Kebijakan : Mengupayakan terjadinya peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat
dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan , pelaksanaan serta
pengendalian pengawasan pembangunan kota.
2) Program-program pembangunan
a. Program Peningkatan Perencanaan Kota
b. Program Peningkatan Hukum
c. Program Peningkatan Prasarana dan sarana aparatur Pemerintah Kota
d. Program Pengembangan Aparatur Pemerintah Kota
e. Program Pengembangan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
f. Program Peningkatan Kualitas Pengawasan
g. Program Pelayanan Prima
h. Program Peningkatan Partisipasi Politik
i. Program Pengembangan Kerjasama Antar Daerah dan Kota
j. Program Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan
f. Stategi Dalam rangka Mengembangkan Sistem Keuangan Kota
1) Kebijakan : Mendorong sistem keuangan kota yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel.
2) Program-program pembangunan
a. Program Peningkatan Sistem Pembiayaan pembangunan
b. Program Peningkatan Kinerja BUMD
c. Program Pengembangan Kemitraan
4. Gambaran Umum
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi
ibu kota provinsi dengan luas wilayah: 167,7 km dan jumlah penduduk 2,395 juta
(2010) yang tersebar pada 30 kecamatan dan 151 kelurahan.
5. Pelaksanaan Program
Dalam kegiatan best pratice, lokasi instansi yang dijadikan tujuan adalah sebagai
berikut:
Kegiatan yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja adalah sebagai berikut:
Penertiban Pedagang Kaki Lima pada jalan jalan protokol dan lokasi lokasi yang tetapkan
oleh PERDA.
Penertiban Penyakit Masyarakat
B. Analisis Data
Berdasarkan data data yang dikumpulkan penulis selama mengikuti benchmarking di 2
(dua) lokasi dapat dianalisa sebagai berikut:
1. Analisis Best Practice Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung Jawa Barat
Setelah menyimak pemaparan Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota
Bandung Jawa Barat Bapak Ir. Arief Prasetya, MM bahwa Dinas Pemakaman dan
Pertamanan Kota Bandung memiliki program unggulan untuk membangun Ruang Terbuka
Hijau (RTH) dengan memperbanyak taman. Gagasan itu menurut Kepala Dinas Pemakaman
dan Pertamanan Kota Bandung berawal semenjak beberapa hari setelah pelantikan Walikota
Bandung. Saat itu Walikota Bandung mendapatkan data bahwa kurang lebih 500.000 orang di
Kota Bandung mengalami stress oleh rutinitas dan lalu lintas Kota Bandung. Disamping itu
terdapat survey tentang kesehatan warga Kota Bandung yang menuntut adanya interaksi
masyarakat di sebuah tempat. Berawal dari kondisi tersebut timbul gagasan untuk membuat
taman.
Tujuan dibentuknya taman-taman tersebut untuk meningkatkan indeks kesenangan
masyarakat Kota Bandung (Index of Happiness)sehingga perlu dibentuk ruang-ruang
interaksi masyarakat untuk berkreasi dan berinovasi. Tujuan tersebut sejalan dengan visi
Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung yaitu Mewujudkan pelayanan Dinas
Pemakaman dan Pertamanan yang prima dan dalam Menciptakan Kota Bandung yang
Nyaman, Asri dengan Pembangunan kota yang Berwawasan Lingkungan .
Keberhasilan program membuka ruang terbuka hijau tersebut mendapatkan dukungan
dari stakeholders diataranya pihak swasta dan BUMN. Stakeholders tersebut memberikan
bantuan dana sebagai wujud tanggung jawabnya memberikan kontribusi dalam rangka
pembangunan Kota Bandung. Disamping itu PT. Telkom memberikan kontribusi dalam
penyediaan layanan internet gratis (free wifi) bagi masyarakat yang memanfaatkan ruang
terbuka hijau untuk berinteraksi dengan yang lain. Walikota menawarkan 300 permasalahan
Kota Bandung kepada pihak swasta disebabkan Walikota Bandung memandang permasalahan
tersebut tidak mungkin diselesaikan sendiri dan keterbatasan anggaran Kota Bandung dalam
pembangunan.Dengan demikian strategi yang dilakukan adalah:
a. Menumbuhkan rasa memiliki dari masyarakat, sosialisasi dengan menyelipkan pesan-pesan
pada saat pemutaran film di taman film.
b. Kolaborasi dengan stakeholder (Perusahaan swasta, BUMN dan Komunitas)
c. Pengelolaan dengan kemitraan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan benchmarking ke best practice, hal- hal yang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Kegiatan kegiatan inovatif dan kreatif yang dilaksanakan di Kota Bandung yaitu, Pembuatan
Taman Tematik dan Penertiban PKL.
2. Faktor faktor yang sangat mendorong suksesnya kegiatan inovatif yang dilakukan
Pemerintah Kota Bandung adalah:
Kebijakan yang tegas dan konsekuen
Tim kerja yang Solid
3. Faktor faktor sebagai penghambat pelaksanaan program Pembuatan Taman Tematik dan
Penertiban PKL adalah:
Kurangnya Sumber Daya Manusia
Strategi yang dapat diadaptasi ke rencana aksi perubahan instansional eselon IV adalah
kerjasama dengan stakeholders, serta sikap tegas dan konsekuen terhadap pelaksanaan tugas
dan fungsi sehingga kinerja organisasi berjalan lebih baik dan meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
B. Saran
Kolaborasi secara berkesinambungan perlu diitensifkan sehingga taman tetap terjaga
keasrian dan kebersihannya.