Anda di halaman 1dari 7

Interprestasi hasil

Anti A Anti B Anti AB Golongan darah


- - - O
+ - + A
- + + B
+ + + AB

( + ) : terjadi aglutinasi
( - ) : tidak terjadi aglutinasi

Rhesus adalah suatu faktor yang terdapat pada sel darah merah yang ditemukan pertama
kali oleh Lainsteiner dan Liner pada tahun 1940 melalui injeksi sel darah merah kera ke
tubuh kelinci. Sebagian besar Rhesus manusia di dunia adalah ( + ) . Sedangkan Rhesus ( - )
biasanya dimiliki oleh orang-orang di Eropa. Perbedaan Rhesus seorang laki-laki dan wanita
yang telah menikah akan mempengaruhi kelahiran keturunannya. Mungkin keturunan mereka
hanya akan ada 1 yang normal. Anak selanjutnya kemungkinan terlahir cacat.

Kesimpulan

Golongan darah dikelompokkan menjadi 4, yaitu; A, B, O, dan AB. Penetapan


penggolongan darah didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah merah A dan B.
Individu-individu dengan golongan darah A mempunyai antigen A yang terdapat pada sel
darah merah, individu dengan golongan darah B mempunyai antigen B, dan individu dengan
golongan darah O tidak mempunyai kedua antigen tersebut.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan
golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal
dengan golongan darah O). Ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut
golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.

Analisis data

Golongan darah O tidak mengalami penggumpalan pada serum anti A,B,AB


karena golongan darah O tidak memiliki Antigen (Aglutinogen), namun memiliki
aglutinin (anti- A) dan (anti-B). Oleh karena itu golongan darah O termasuk
donor darah universal, karena golongan darah O tidak meiliki aglutinin (antigen)
untuk digumpalkan oleh golongan darah lain, sehingga dapat diberikan kepada
resipien semua golongan darah. Namun golongan darah O hanya dapat
menerima darah dari orang yang bergolongan darah O juga.

Hasil

Tipe Golongan
Reaksi Terhadap Serum
No. Nama Darah
Anti-A Anti-B Sistem ABO
1. Marlinah + - A
2. Muhibbatun Nisa - + B
3. Nadya Aidina - - O
4. Nor Amalina + + AB
Keterangan: (+) = menggumpal, (-) = tidak menggumpal
1. Ada berapa tipe golongan darah sistem ABO yang dimiliki oleh teman sekelas? Sebutkan tipe
golongan darah tersebut.
Jawab: ada 4. A,B,O dan AB
2. Tipe golongan darah sistem ABO manakah yang terbanyak di kelas?
Jawab: A=5, B=11, O=10, AB=2, jadi golongan darah terbanyak di kelas ini adalah golongan
darah B.
3. Mengapa pada tipe golongan darah O, tidak ada reaksi yang menggumpal ? jelaskan
alasannya
Jawab: Karena golongan darah O tidak memiliki aglutinogen (antigen) yg dapat
menyebabkan aglutinasi (penggumpalan), sehingga apabila golongan darah O direaksikan
dengan serum anti A, anti B, anti AB maka tidak akan menggumpal.
4. Mengapa pada golongan darah AB, semua reaksi menggumpal? Jelaskan alasannya.
Jawab: Karena memiliki Aglutinogen A dan B, namun tidak memiliki Aglutinin

5. Gambarkan skema transfusi darah pada golongan darah sistem ABO. Uraikan penjelasannya.
Jawab:

Golongan darah A dapat mendonorkan darah kepada A dan AB


Golongan darah B dapat mendonorkan darah kepada B dan AB
Golongan darah O dapat mendonorkan darah kepada O,A,B,AB
Namun Golongan darah AB hanya dapat mendonorkan darah kepada AB
dan tidak dapat mendonorkan darah kepada golongan darah lainnya.
6. Apa yang akan terjadi jika orang yang bergolongan darah AB menerima transfusi darah dari
donor yang bergolongan darah A?
Jawab: Sesuai atau tidak terjadi penggumpalan dan tidak terjadi hemolisis.
7. Apa yang akan terjadi jika orang yang bergolongan darah B menerima transfusi darah dari
donor yang bergolongan darah O?
Jawab: Sesuai atau tidak terjadi penggumpalan dan tidak terjadi hemolisis.

8. Jika seseorang memiliki darah Rh (Rhesus negatif) mendapatkan tranfusi dari donor yang
memiliki Rh (Rhesus positif), pada awalnya tidak membahayakan, tetapi tranfusi darah
Rh selanjutnya akan berbahaya, mengapa? Jelaskan terjadinya kasus tersebut.
Jawab: Karena darah Rh akan segera memproduksi aglutinin anti-RhD dan aglutinin anti-RhD
pada resepien yang terbentuk akan bertambah banyak. Dan kasus yang akan terjadi adalah
hemolisis, yaitu pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin terlepas bebas ke plasma
darah. Akibatnya ginjal harusbekerja keras mengeluarkan sisa pecahan sel-sel darah merah
tersebut.
9. Jelaskan akibatnya jika seseorang wanita memiliki darah Rh (Rhesus negatif) mengandung
janin dengan darah Rh (rhesus posif).
Jawab: Tubuh ibu akan secara alamiah membentuk zat anti bodi anti-RhD untuk melindungi
tubuh ibu sekaligus melawan benda asing (antigen RhD darah janin). Akibatnya sel darah
merah janin akan pecah dan hancur (hemolisis) dan kondisi inni bisa menyebabkan kematian
janin dalam rahin atau jika lahir akan menderita eritoblastosis fetalis.

Latar Belakang

Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas
sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping darah),dan plasma
darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan
rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen(antigen) di dalam sel
darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang
digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.
Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya
antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darah seseorang. Sistem
tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan, yaitu, A, B, AB, dan
O . Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini adalah mengetahui
teknik uji golongan darah.
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan
yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume
darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45
persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau
volume darah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47.
Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh
tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.Tekanan darah arterial ialah
kekuatan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah
pada setiap tahap siklus jantung.

Selama sistole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan
naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai
terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik. Untuk lebih memahami bagaimana kita
mengetahui tekanan darah dilakukan dengan melakukan suatu percobaan.
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah memenuhi tugas biologi, untuk mengetahui teknik uji
golongan darah, untuk mengetahui teknik mengukur tekanan darah, mengukur tekanan darah
manusia, untuk menentukan golongan darah, dan Dapat membedakan golongan darah A, B,
AB, dan O
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990
dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah
merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas
dasar macam antigen yang ditemukan tersebut.
Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk transfusi
darah dan membantu penyelidikan tindak kriminal. Transfusi darah adalah pemberian darah
dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut
dengan resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor
tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada
umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan
tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada
saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Prawirohartono, 1995).
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena pencampuran
golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah
(Samsuri, 2004).
Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:
Genotype Golongan Agutinogen Aglutinin

OO O - anti-A dan anti-B

OA / AA A A anti-B

OB / BB B B anti-A
AB AB A dan B -
Jika darah seseorang yang diuji dicampur dengan serum aglutinin A mengalami
penggumpalan, maka kemungkinan golongan darah orang tersebut adalah A atau AB. Jika
darah tidak menggumpal, kemungkinan orang tersebut memiliki golongan darah B atau O.
Apabila diuji dengan serum aglutinin B terjadi penggumpalan, kemungkinan orang tersebut
memiliki golongan darah B atau AB. Akan tetapi jika tidak menggumpal, maka kemungkinan
orang tersebut bergolongan darah A atau O.
Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator
untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal tersebut, biasanya dapat
dilakukan pengukuran kolesterol dalam darah yakni dengan mengukur rasio LDL atau
kolesterol jahat terhadap HDL atau kolesterol baik; serta tes doppler. Tes ini digunakan untuk
menentukan seberapa baik sirkulasi darah ke seluruh sistem kardiovaskular. Denyut nadi
(pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi
sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan
meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan
pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan
suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003).
Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri
radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri
popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Michael, 2006).
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding
pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan
gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja
tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran,
yakni tekanan sistole dan diastole.
Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole
adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh
periode kontraksi atau sistol.
Yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri
sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan
tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke
pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini
yang disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse pressure (Stegemann, 1981).
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri.
Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet tiup.
Ketika manset diikatkan pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan
bawah manset. Jikakantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak
gelombang nadi, arteri terus melemah dan tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di
arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai
di mana terdapat gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan
dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang
ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau tekanan sistolik.
Aliran darah mengalir melalui arteri di bawah manset dengan cepat dan mempercepat
kolom darah di cabangarteri perifer, menghasilkan turbulensi dan suara khas, yang dapat
didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan
antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin melebar dan arteri terbuka
selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah bergelombang di bawah manset juga
sama meningkatnya, dan suara jantung melalui stetoskop cenderung mengeras. Ketika
tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka
terus menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus mengalir dan
derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih rendah manset
tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar dan aliran darah menjadi normal
kembali (Rushmer, 1970). Adapun bunyi yang didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan
darah disebut dengan bunyi korotkoff, yakni bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran
darah yang ditimbulkan karena oklusi parsial dari arteri brachialis.
Berbagai faktor memepengaruhi denyut nadi dan tekanan darah, seperti halnya aktivitas
hormon, rangsang saraf simpatis, jenis kelamin, umur, suhu tubuh, termasuk juga diantaranya
posisi dan aktivitas fisik.
Pembahasan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri.
Darah pada manusia berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-
sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat
sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga
diedarkan melalui darah.
Pada percobaan kali ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah, mula-mula
yang dilakukan adalah menyiapkan objek glass. Objek glass berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan objek yang akan diamati. Kemudian mensterilkan salah satu ujung jari yaitu jari
manis dengan alkohol 70%. Alkohol 70% berfungsi untuk mensterilkan jari manis dari
kuman. Kemudian menusukkan lancet ke jari manis yang telah disterilkan tadi, ditusukkan
pada pembuluh darah arteri. Setelah itu, menekan ujung jari yang telah ditusuk tadi sehingga
mengeluarkan darah dan meneteskan darah tersebut pada objek glass, di sebelah kiri dan
sebelah kanan, kemudian meneteskan serum alfa di sebelah darah yang berada disebelah
kanan, dan meneteskan serum beta disebelah darah yang berada di sebelah kiri, lalu
mengaduknya dengan gerakan memutar dengan menggunakan tusuk gigi. Serum alfa dan
serum beta berfungsi untuk menentukan jenis golongan darah yang ditandai dengan adanya
aglutinasi dan tidak adanya aglutinasi.
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, Pada uji golongan
darah yang bernama Ashar dan Heru. Object glass di letakan di meja dan masing-masing di
atasnya di beri label yaitu object glass pertama Ashar dan kedua Heru. Kemudian jari manis
mereka di bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan alcohol. Setelah di bersihkan
dengan alcohol jari ditusuk menggunakan lancet sehingga mengeluarkan darah. Kemudian
darah tersbut di letakan di sisi kanan dan kiri object glass. Perlakuan pada object glass,
setelah darah ditetesi anti A maka darah tidak mengalami penggumpalan dan setelah darah di
tetesi anti B darah juga tidak mengalami penggumpalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampel darah yang terdapat pada Ashar dan Heru adalah O, begitupun pada Fikri, Susanti,
Anitatia, Viqi, Ifana, Miflahul, Dyah, dan Harni ( No 3, 4, 5, 6, 8, 11, 15, dan 16 pada tabel di
atas ).
Pada uji golongan darah yang bernama Shalha, Indah, Siti, dan Dewi (No 7, 10, 12 dan
13 pada tabel di atas ) didapatkan golongan darah A. Hal ini terjadi karena setelah darah
ditetesi anti A darah tersebut mengalami penggumpalan dan setelah ditetesi anti B darah
tidak mengalami penggumpalan.
Pada Miftahul dan Rahayu (No 9 dan 14 pada tabel di atas ) di dapatkan darah
bergolongan B. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi anti A darah tersebut tidak
menggumpal dan setelah ditetesi anti B darah tersebut menggumpal.
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam
produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa
molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini
dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan
pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada
seseorang bergolongan darah B dan O.
Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan
serum alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di
dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat
agglutinin anti-B.
Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan
serum beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di
dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat
agglutinin anti-A.
Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah
dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini dikarenakan di dalam
sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan serum darahnya dapat membuat
agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.
Pada percobaan ini juga telah di buktikan bahwa golongan darah O merupakan
golongan darah yang paling banyak dimiliki manusia. Dari penelitian yang dilakukan pada 16
orang tadi 62% bergolongan darah O, 25% bergolongan darah A, 12,5% bergolongan darah
B, dan 0% brgolongan darah AB.

Prinsip : Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)

Anda mungkin juga menyukai