Anda di halaman 1dari 93

TUGAS AKHIR

Perancangan Alat Pemeras Kelapa


Dengan Metode VDI 2221

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat


Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Disusun Oleh :

Nama : Doni Mulyanto


NIM : 41305120063
Program Studi : Teknik Mesin

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2007

i
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Doni Mulyanto


N.I.M : 41305120063
Jurusan : Tekhnik Mesin
Fakultas : Tekhnik Industri
Judul Skripsi : Perancangan Alat Pemeras Kelapa
Dengan Metode VDI 2221

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila
ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau
penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.

Penulis

Materai Rp.6000

[ Doni Mulyanto ]

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Perancangan Alat Pemeras Kelapa


Dengan Metode VDI 2221

Disusun Oleh :

Nama : Doni Mulyanto


NIM : 41305120063
Jurusan : Teknik Mesin

Mengetahui
Pembimbing KaProdi

( Ir. Ruli Nutranta, M.Eng. ) ( Nanang Ruhyat, ST.MT. )

iii
ABSTRAKS

Alat Pemeras kelapa sebagai salah satu alat pendukung pada suatu home industri yang relevan

merupakan suatu alat yang memegang peranan yang penting. Pada tugas akhir ini penulis membahas

alat pemeras kelapa berkapasitas 50 sampai 60 kelapa bagi keperluan home industri.

Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah menggunakan metode VDI 2221

dengan merancang 4 varian dari alat yang penulis inginkan, kemudian dari beberapa varian tersebut

kita pilih satu varian yang terbaik sesuai dengan kaid ah-kaidah dalam metode VDI 2221.

Setelah melakukan analisa didapat data nilai hasil evaluasi varian sebagai berikut :

1. Nilai evaluasi varian 1 sebesar 7.05

2. Nilai evaluasi varian 2 sebesar 7.54

3. Nilai evaluasi varian 3 sebesar 7.14

4. Nilai evaluasi varian 4 sebesar 7.98

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-
Nya kepada kami sehingga laporan Tugas Akhir yang berjudul
Perancangan Alat Pemeras Kelapa Dengan Metode VDI 2221 dapat
terselesaikan tanpa hambatan yang berarti.

Pada Laporan Tugas ini, Penyusun merancang suatu alat pemeras


kelapa yang disusun untuk melengkapi syarat-syarat didalam memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1), sekaligus membantu masyarakat umum serta
industri rumah tangga yang membutuhkannya.

Pada kesempatan ini Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :


1. Bpk. Ir. Ruli Nutranta, M.Eng, selaku Koordinator TA / KaProdi dan
selaku dosen pembimbing yang bersedia membimbing,
mengarahkan, dan meluangkan waktunya bagi kepentingan kami
didalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Dosen dan staf pengajar lainnya yang telah memberikan konsep
pemikirannya dalam bentuk ilmu pengetahuan yang sangat berarti
dan bermanfaat bagi kemajuan kami dimasa yang akan datang.
3. Rekan-rekan seangkatan yang telah memberikan motivasi,
bantuan, serta nasihatnya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas akhir ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang turut
andil didalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Penyusun menyadari bahwa didalam penyusunan laporan tugas ini,


masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi materi maupun

v
pembahasannya, dikarenakan keterbatasan kemampuan yang kami miliki.
Oleh karena itu kami bersedia menerima segala kritik dan saran yang
tentunya bersifat membangun demi terciptanya laporan yang lebih baik.

Harapan penyusun, Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan


manfaat yang sebesar-besarnya bagi penelaahan ilmu dibidang rekayasa
teknologi serta bagi semua pihak yang membutuhkan informasi tentang
perencanaan dan pembuatan alat pemeras kelapa ini.

Penyusun

vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul i.
Halaman Pernyataan .. ii.
Halaman Pengesahan iii.
Abstraks iv.
Kata Pengantar v.
Daftar Isi vii.
Daftar Tabel . ix.
Daftar Gambar . x.
Daftar Lampiran ... xi.
Daftar Notasi . xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............ 1
1.2 Permasalahan dan Kegunaan Perancangan 2
1.3 Konsep Perancangan ...... 2
1.4 Spesifikasi Perancangan Alat . 2
1.5 Pembatasan Masalah .. 3
1.6 Metode Pengumpulan Data .... 3
1.7 Sistematika Penulisan 4

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Klasifikasi Tugas (Clasification of the task) .. 8
2.2 Perancangan Konsep (Conseptual Design) . 9
2.2.1 Gambaran Perancangan . 9
2.2.2 Pembuatan Struktur Fungsi 11
2.2.3 Pencarian dan Kombinasi Prinsip Solusi .. 11
2.2.4 Pemilihan Kombinasi yang Sesuai 12
2.2.5 Pembuatan Varian Konsep . 13
2.2.6 Evaluasi . 13
2.3 Perancangan Wujud (Embodiment Design) . 15
2.3 Perancangan Detail (Detail Design) . 15

BAB III METODE PERANCANGAN


3.1 Daftar Kehendak (spesifikasi) 17
3.2 Klasifikasi Perancangan ... 18
3.3 Struktur Fungsi .. 23
3.4 Prinsip Solusi untuk Sub Fungsi . 28
3.5 Variasi Prinsip Solusi 33
3.6 Jalur Variasi Prinsip Solusi .. 33
3.7 Penilaian Teknologi ... 41
3.8 Memilih Kombinasi Terbaik .. 45

BAB IV PELAKSANAAN PERANCANGAN


4.1 Komponen Alat . 46

vii
4.2 Perhitungan Teoritis . 46
4.2.1 Perhitungan Handwheel 47
4.2.2 Perhitingan Ulir ... 48
4.2.3 Perhitungan Punch 50
4.2.4 Perhitungan Hoper ....................................................... 52
4.2.5 Perhitungan Pipa Pengarah . 54
4.2.6 Perhitungan kekuatan Lasan 54
4.2.7 Perhitungan Rangka .. 58
4.2.8 Perhitungan Pin .. 59
4.2.9 Perhitungan Pegas Tarik .. 60
4.3 Urutan Perancangan .. 61
4.3.1 Pembuatan Rangka ... 61
4.3.2 Pembuatan Ulir dan Nut 63
4.3.3 Pembuatan Dies dan Pipa Pengarah . 63
4.3.4 Pembuatan Poros Bertingkat ... 63
4.3.5 Pembuatan Hoper .. 64
4.3.6 Pembuatan Handwheel . 64

BAB V PEMBAHASAN PERANCANGAN


5.1 Pengoperasian Alat 65
5.2 Pemeliharaan Alat 66
5.3 Rancangan Perhitungan Biaya Pembuatan Alat . 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan 70
6.2 Saran .. 71
Daftar Pustaka
Lampiran

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Klasifikasi Perancangan Alat Pemeras Kelapa 19


Tabel 3.2 Prinsip Solusi Alat Pemeras Kelapa 29
Tabel 3.3 Variasi Prinsip Solusi Alat Pemeras Kelapa 34
Tabel 3.4 Jalur Variasi Prinsip Solusi Alat Pemeras Kelapa 37
Tabel 3.5 Penilaian Teknologi Varian 1 41
Tabel 3.6 Penilaian Teknologi Varian 2 42
Tabel 3.7 Penilaian Teknologi Varian 3 43
Tabel 3.8 Penilaian Teknologi Varian 4 44
Tabel 5.1 Ranvangan Anggaran Biaya Pembuatan Alat 67

Catatan : Tabel 3.1 menunjukkan tabel yang terletak pada Bab III dengan
urutan tabel No 1

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Langkah Umum Menurut VDI 2221 7


Gambar 2.2 Konsep Dasar Perancangan Produk 10
Gambar 4.1 Batang pemutar 47
Gambar 4.2 Ulir dan Nut 48
Gambar 4.3 Transformasi Gaya 49
Gambar 4.4 Poros Bertingkat 50
Gambar 4.5 Hopper 52
Gambar 4.6 Lasan Rangka 55
Gambar 4.7 Bagian Lasan Rangka 55
Gambar 4.8 Lasan Rangka Bagian 4 dan 2 56
Gambar 4.9 Rangka 58
Gambar 4.10 Bagian Lendutan Rangka 58
Gambar 4.11 Pegas Tarik 60
Gambar 4.12 Urutan Proses Pembutan Rangka 62
Gambar 4.13 Ulir dan Nut 63
Gambar 4.14 Dies dan Pipa Pengarah 63
Gambar 4.15 Handwheel 64

Catatan :Gambar 2.1 menunjukkan tabel yang terletak pada Bab II


dengan urutan gambar No 1

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sifat Mekanik Elektroda Menurut AWS


Lampiran 2 Tegangan Menurut AISC
Lampiran 3 Tegangan Terjadi pada Sambungan Lasan
Lampiran 4 Tegangan Ijin Material
Lampiran 5 Momen Inersia dan Momen Tahanan
Lampiran 6 Kekuatan Tegangan Lasan
Lampiran 7 Momen Inersia Lasan
Lampiran 8 Modulus Elastisitas material

xi
DAFTAR NOTASI

F = Gaya [N]

I = Momen Inersia [mm4 ]

A = Luasan [mm2 ]

t = Tebal [mm]

D = Diameter [mm]

L = Panjang [mm]

= Tegangan Bengkok [N/mm2 ]

= Momen Bengkok [Nmm]

= Momen Tahanan [mm2 ]

t = Tegangan Tarik [N/mm2 ]

= Tegangan Geser [N/mm2 ]

= Tegangan Mulur [N/mm2 ]

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebuah realitas bagi dunia usaha saat ini, bahwa banyak industri kecil

menengah dan rumah tangga berusaha membangun diri untuk memenuhi

permintaan pasar yang semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut sudah

sepantasnya bahwa alat-alat produksi yang dimiliki harus dioptimalkan untuk

mendukung efektifitas dan efisiensi dari proses produksi.

Dari kenyataan yang ada, terdapat suatu dominasi industri- industri skala

besar didalam pemanfaatan dan penggunaan mesin- mesin secara otomatis.

Sedangkan disisi lain, pemanfaatan mesin- mesin dengan teknologi yang bersifat

manual ternyata masih menjadi andalan bagi industri- industri skala kecil terutama

industri rumah tangga.

Industri makanan yang menggunakan santan kelapa merupakan contoh dari

sekian banyak industri yang memanfaatkan layanan teknologi manual. Industri

dodol di Garut, Jawa Barat, adalah salah satunya. Usaha ini menuntut tersedianya

alat-alat yang praktis serta efisien dari sisi teknologi dan mempunyai nilai

ekonomis yang tinggi.

Melatarbelakangi kenyataan yang ada, maka kami mencoba untuk

menyiasati keadaan tersebut dengan merancang suatu alat pemeras kelapa, sebagai

suatu alat yang dapat memenuhi kebutuhan pengusaha kecil menengah dan rumah

tangga.
2

1.2 Permasalahan da n Kegunaan Perancangan

Didalam merancang suatu alat pemeras kelapa yang memenuhi harapan,

penyusun dihadapkan pada permasalahan yang ada, yaitu :

1. Bagaimana merancang suatu alat pemeras kelapa yang portabel dan

efisien.

2. Bagaimana menghasilkan alat yang memanfaatkan hitungan teoritis

berdasarkan disiplin ilmu yang terkait dengan memperhitungkan faktor-

faktor kekuatan, keamanan, desain, dan faktor lainnya yang

mendukung.

Adapun kegunaan perancangan yaitu untuk menerapkan disiplin ilmu yang

telah dipelajari di perkuliahan.

1.3 Konsep Perancangan

Berawal dari konsep alat pemeras kelapa yang manual namun memiliki

kemampuan yang lebih, maka dirancanglah suatu alat pemeras kelapa dengan

menggunakan sistem penekanan dan dongkrak sederhana serta pemeliharaan yang

relatif mudah.

1.4 Spesifikasi Perancangan Alat

Alat pemeras kelapa ini dirancang dengan spesifikasi yang diharapkan

sebagai berikut :

Nama Alat : Alat Pemeras Kelapa

Dimensi rangka ( pxlxt ) : 775 x 525 x 1100


3

Sistem pengoperasian : Manual dengan menggunakan tangan

dan dibantu sistem dongkrak.

Volume kelapa : 5 - 40 kelapa

Kapasitas Tekan : 10 20 ton

1.5 Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya konsep didalam perancangan alat ini, maka

permasalahan yang kami bahas hanya meliputi :

a. Proses perancangan dengan metode VDI 2221

b. Perhitungan kekuatan masing- masing komponen meliputi

Ulir sebagai perubah gaya tangensial menjadi aksial

Rangka sebagai tempat dudukan komponen

Hopper sebagai tempat kelapa yang akan diperas

Punch sebagai penekan

1.6 Metode Pengumpulan Data

Pengump ulan data pada Laporan Tugas Akhir ini diperoleh melalui metode

berikut :

1. Metode lapangan/observasi

Metoda lapangan meliputi pengamatan dan peninjauan secara langsung di

lapangan kemudian melakukan pendataan, sehingga diperoleh materi atau

data penunjang didalam penyusunan laporan.


4

2. Metode studi pustaka

Metode ini meliputi pengambilan sumber-sumber laporan dari berbagai

buku, baik yang terdapat di perpustakaan kampus maupun perpustakaan

yang ada di luar.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang perancangan, permasalahan dan kegunaan

perancangan, spesifikasi perancangan, pembatasan masalah, metode

pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang teori dasar mengnenai proses perancangan, aliran kerja

pada proses perancangan. Klasifikasi tugas, konsep perancangan,

gambaran perancangan, perancangan wujud dan perancangan detail.

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Berisi tentang daftar kehendak, klasifikasi perancangan, struktur fungsi,

prinsip solusi untuk sub fungsi, variasi prinsip solusi, jalur variasi

prinsip solusi, penilaian teknologi dan pemilihan kombinasi terbaik.

BAB IV PELAKSANAAN PERANCANGAN

Berisi tentang komponen alat perancangan, perhitungan teoritis

komponen-komponen alat perancangan dan urutan proses perancangan.


5

BAB V PEMBAHASAN PERANCANGAN

Berisi tentang pengoperasian alat, pemeliharaan alt dan Rancangan

perhitungan biaya pembuatan alat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari proses perancangan.


6

BAB II

LANDASAN TEORI

Perancangan tekhnik (Enginering Design) merupakan usaha untuk

membuat suatu alat dengan hasil yang terbaik. Keinginan mewujudkan alat

tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara dan metode

perancangan. Pada metode perancangan, mendesain berarti menjabarkan ide yang

dimiliki untuk menyelesaikan suatu masalah. Dengan diperolehnya ide diperlukan

suatu metode yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan ide tersebut hingga

menghasilkan sebuah karya yang riil dan dapat dipertangggung jawabkan secara

ilmiah.

Hal ini mendorong persatuan insinyur jerman (Verein Deutscher

Ingenieure / VDI) membuat suatu metode perancangan produk yang disebut

metode VDI 2221. Metode tersebut adalah Pendekatan Sistematik terhadap

Design untuk Sistem Tekhnik dan Produk Tekhnik (Systematic Approach To

The Design Of Technical System And Product) yang dijabarkan oleh G. Pahl dan

W. Beitz.

Dalam skripsi ini penulis mencoba menjelaskan dan menjabarkan mnetode

VDI 2221 agar lebih mudah dimengerti, kemudian menerapkannya dalam proses

perancangan alat pemeras kelapa. Langkah umum yang digunakan dalam

metode VDI 2221 dapat dilihat pada gambar 2.1.


7

Langkah Kerja Hasil Kerja Fase

Tugas

1. Perjelas & Pertepat Tugas

Daftar Kehendak

2. Menentukan Fungis &


Strukturnya Fase 1

Struktur Fungsi

3. Mencari Prinsip Solusi Fase 2

Prinsip Solusi

4. Menguraikan menjadi Fase 3


modul yang dapat direalisasi

Struktur Modul

5. Memberi Bentuk pada Modul

Susunan Awal

6. Memberi bentuk pada Seluruh Fase 4


Produk
Susunan Keseluruhan

7. Merinci Pembuatan dan


cara Pembuatan

Dokumentasi Produk

Realisasi selanjutnya

Gambar 2.1 Langkah Umum Menurut VDI 2221


8

Proses perancangan dalam metode VDI 2221 dibagi dalam beberapa

tahapan yaitu :

Klasifikasi Tugas (Clasification of the task )

Perancangan Konsep (Conseptual Design)

Perancangan Wujud (Embodiment Design)

Perancangan Detail (Detail Design)

2.1 Klasifikasi Tugas (Clasification of the task)

Klasifikasi tugas meliputi pengumpulan informasi tentang permasalahan

serta mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi untuk mencapai solusi

akhir. Informasi ini merupakan acuan penyusunan spesifikasi.

Spesifikasi adalah daftar yang berisi persyaratan yang diharapkan dipenuhi

oleh konsep yang sedang dibuat. Hal ini yang perlu diperhatikan adalah

membedakan sebuah persyaratan merupakan sebagai suatu tuntutan (demand) atau

keingninan (wishes).

Demand adalah persyaratan yang harus dipenuhi pada setiap kondisi,

dengan kata lain apabila syarat ini tidak dipenuhi, maka perancangan dianggap

tidak benar. Wishes adalah persyaratan yang diinginkan apabila memungkinkan.

Untuk mempermudah penyusunan spesifikasi, dapat dilakukan dengan

meninjau aspek-aspek tertentu, seperti aspek geometri, kinematika, gaya, energi,

dan aspek yang lainnya. Selanjutnya dari aspek tersebut dapat diuraikan syarat-

syarat yang bersangkutan untuk kemudian dibuat daftar spesifikasinya.


9

2.2 Perancangan Konsep (Conseptual Design)

Adapun yang dibahas dalam perancangan konsep ini meliputi gambaran

perancangan, pembuatan struktur fungsi, pencarian dan kombinasi prinsip solusi,

pemilihan kombinasi yang sesuai, pembuatan varian konsep, serta evaluasi.

Perancangan konsep (Conseptual Design) mencakup tahap-tahap seperti yang

ditunjukkan pada tabel 2.2

2.2.1 Gambaran Perancangan

Tujuan gambaran perancangan adalah mengetahui masalah utama yang

dihadapi dalam perancangan. Prinsipnya adalah mengabaikan hal-hal yang

bersifat khusus danmemberikan penekanan pada hal- hal yang bersifat umum dan

esensial. Dengan demikian daftar spesifikasi yang sudah dibuat dianalisa dan

dihubungkan dengan fungsi yang diinginkan serta kendala yang ada.

Abstarksi dapat dilakukan dengan langkah- langkah :

Menghilangkan pilihan diri sendiri (personal preference)

Mengesampingkan syarat-syarat yang tidak mempunyai pengaruh besar

terhadap produk

Mengubah data kuantitatif dan kualitatif

Realisasi langkah sebelumnya

Merumuskan masalah utama


10

Tugas memperjelas tugas

Spesifikasi

Mengidentifikasi masalah yang


penting

Membuat struktur fungsi utama


dan sub fungsi

Buat kombinasi dari prinsip solusi


agar fungsi utama bisa terjawab

Pilih kombinasi yang baik

Kembangkan dalam Variaso


konsep

Evaluasi

Konsep

Tahapan berikutnya

Gambar 2.2 Konsep Dasar Perancangan Produk


11

2.2.2 Pembuatan Struktur Fungsi

2.2.2.1 Struktur Fungsi Keseluruhan (Overalle Function)

Setelah masalah utama diketahui, kemudian dibuat struktur fungsi secara

keseluruhan. Struktur fungsi ini digambarkan dengan balik diagram yang

menghubungkan antara input dan output berupa aliran energi material atau sinyal.

2.2.2.2 Sub Fungsi

Bila fungsi keseluruhan cukup rumit, maka cara untuk mengantisipasinya

adalah membagi menjadi beberapa sub fungsi. Tujuannya adalah memudahkan

untuk melakukan pencarian solusi lebih lanjut dan memberikan beberapa alternatif

solusi.

Pada saat pembuatan struktur fungsi, harus dibedakan antara perancangan

murni (original design) dengan perancangan ulang (adaptive design). Pada

perancangan murni, yang menjadi dasar struktur fungsi adalah spesifikasi dan

masalah utama, pekerjaan dimilai dari struktur fungsi yang kemudian dianalisa.

Analisa ini akan memberikan pengembangan variasi solusi sehingga diperoleh

solusi baru.

2.2.3 Pencarian dan Kombinasi Prinsip Solusi

Dasar-dasar pemecahan masalah diperoleh dengan mencari prinsip-prinsip

solusi dari masing- masing sub fungsi. Dalam tahap ini dicari sebanyak mungkin

variasi solusi. Metode pencarian prinsip pemecahan masalah menurut Pahl-eits

dibagi dalam tiga kategori yaitu :


12

a. Metode Konvensional

Metede ini melakukan pencarian dalam literatur, text book, jurnal- jurnal

tekhnik dan brosur yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Menganalisa gejala

alam atau tingkah laku makhluk hidup dengan membuat analogi atau dibuat suatu

model yang dapat mewakili karakteristik dari produk.

b. Metode intuitif

Solusi dengan intuitif ini datang setelah periode pencarian dan pemikiran

panjang, soluisi ini kemudian dikembangkan dan diperbaiki. Ada beberapa cara

yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan intuisi antara lain

dengan banyak melakukan diskusi dengan orang lain.

c. Metode kombinasi

Metode ini mengkombinasikan kemungkinan solusi yang ada. Metode

yang dapat digunakan adalah metode bentuk matriks, dimana sub fungsi dan

prinsip solusi dimasukkan dalam klom dan baris.

2.2.4 Pemilihan Kombinasi yang Sesuai

Apabila kombinasi yang ada terlalu banyak maka untuk memilih

kombinasi terbaik menjadi lama. Agar tidak terjadi hal tersebut, maka apabila

memungkinkan jumlah kombinasi harus dikurangi. Prosedur yang dilakukan

adalah dengan mengeliminasi dan memilih yang terbaik. Dibawah ini ada

beberapa kriteria yang perlu diperhatikan diantaranya :

Kesesuian dengan fungsi keseluruhan

Terpenuhnya demand yang tercantum dalam daftar spesifikasi


13

Dapat dibuat atau diwujudkan

Pengetahuan tentang informasi konsep yang bersangkuatan memadai

Kebaikan dalam kinerja dan kemudahan produksi

Faktor biaya

Bila komunikasi yang ada masih cukup banyak, maka usaha selanjutnya

adalah pemilihan kombminasi terbaik dengan memeperhatikan :

Segi keamanan dan kenyamanan

Kemungkinan pengembangan lebih lanjut

2.2.5 Pembuatan Varian Konsep

Sebuah konsep haruslah memenuhi beberapa persyaratan seperti

keamanan, kenyamanan, kemudahan dalam proses produksi dan perakitan, serta

kemudahan dalam proses perawatan. Informasi ini dapat diperoleh dari :

Gambaran atau sketsa untuk melihat kemungkinan keserasian

Perhitungan kasar berdasarkan asumsi yang dipakai

Pengujian awal berupa pengujian model untuk menentukan sifat umum

Konstruksi model untuk visualisasi dan analisa

Analogi model dan simulasi yang dapat dilakukan dengan komputer

Penelitian lebih lanjut dari literatur

2.2.6 Evaluasi

Evaluasi berarti menentuikan nilai, kegunaan dan kekuatan yang kemudian

dibandingkan dengan sesuatu yang dianggap ideal. Dalam proses perancangan,


14

metode yang dipakai adalah metode VDI 2221. Secara garis besar langkah yang

ditempuh adalah sebagi berikut :

a. Menentukan kriteria evaluasi (Identification of Evaluation Criteria).

b. Pemberian bobot kriteria evaluasi (Weight of Evaluation Criteria).

Dimana evaluasi yang dipilih mempunyai tingkat pengaruh yang berbeda

terhadap varian konsep. Sebaiknya evaluasi dititik beratkan pada sifat

utama yang diinginkan dari solusi akhir.

c. Menentukan parameter kriteria evaluasi (Compiling Parameter). Agar

perbandingan setiap variasi konsepdapat dengan jelas, maka dipilih suatu

parameter atau besaran yang dipakai oleh setiap varian.

d. Memasukan nilai penaksiran (Assesing Value).

e. Menentukan nilai keseluruhan varian konsep (Determining Overall

Weighted Value / OW ).

f. Nilai keseluruhan atau sub total untuk varian konsep dapat dihitung

dengan rumus :

OWV f = W i x Vi Dimana

Wi = Bobot kriteria evaluasi ke i

Vi = Nilai kriteria evaluasi ke i

g. Memperkirakan ketidakpastian evaluasi yang bisa disebabkan oleh

kesalahan subyektif, seperti kurangnya informasi dan kesalahan

perhitungan parameter.
15

h. Apabila terdapat nilai OWV ya ng berdekatan dari dua varian konsep,

maka akan dilakukan evaluasi titik lemah (Weak Spot).

Dengan menggunakan metode evaluasi diatas, maka diharapkan akan

diperoleh solusi yang cukup memuaskan.

2.3 Perancangan Wujud (Embodiment Design)

Tahap perancangan ini meliputi beberapa langkah yaitu penguraian

menjadi modul- modul (Modul Structur), pembentukan lay-out awal (Preeliminary

Lay-Out), dan penentuan lay-out jadi (Definitive Lay-Out).

Perancangan wujud dari konsep produk teknik dengan menggunakan

kriteria tekhnik dan ekonomi kemudian dikembangkan dengan cara menguraikan

struktur fungsi kedalam struktur modal untuk memperoleh elemen-elemen

pembangunan struktur fungsi. Hasil dari berupa lay-out yaitu penggambaran

dengan jelas rangkaian dan bentuk elemen dari suatu produk.

Hasil ini kemudian dianalisa untuk mendapatkan informasi lebih lanjut

tentang hasil dari perancangan.

2.4 Perancangan Detail (Detail Design)

Tahan ini merupakan tahap akhir perancangan. Perancangan detail ini

dipresentasikan dalam bentuk gambar lengkap diantaranya meliputi daftar

komponen, spesifikasi bahan, perlakuan panas dan uji kekuatan

permukaan/material jika bahan tersebut mengalaminya, yang secara keseluruhan

merupakan satu kesatuan dalam perbuatan mesin atau sistem.


16

Pada tahap ini, dilakukan evaluasi kembali untuk melihat apakah produk

tersebut benar-benar sudah memenuhi spesifikasi yang diberikan.


17

BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1 Daftar Kehendak (spesifikasi)

Spesifikasi adalah daftar persyaratan kemampuan (performa) dan sifat-

sifat yang harus dimiliki oleh alat yang akan dirancang. Dalam mempersiapkan

daftar spesifikasi ini tindakan yang dilakukan adalah menerima semua hal yang

termasuk dalam permintaan (demand) dan keinginan (wishes). Kemudian demand

dan wishes tadi akan dikelompokan dan dipisah-pisahkan dalam klasifikasi

perancangan. Berikut ini daftar kehendak dalam pembuatan alat pemeras kelapa :

1. Menghasilkan alat pemeras kelapa yang dapat memberikan hasil maksimal


(santan yang maksimal).
2. Pengoperasian dapat dilakukan oleh satu orang saja.
3. Penggunaan material yang mudah di dapatkan di pasaran seperti (st 37 / st
42, stainless steel& plastik).
4. Design simple dan mudah dirakit (bias di bonkar pasang)
5. Biaya pembuatan yang relative murah.
6. Proses fabrikasi mudah.
7. Proses fabrikasi cukup dengan konvensional machine tidak perlu special
machine.
8. Aman dan mudah dalam pengoperasian.
9. Tidak perlu skill khusus dalam pengoperasiannya .
10. Dalam pengoperasiannya tidak menggunakan bahan baker dgn kata lain
bersifat manual (dioperasikan dengan tenaga manusia yang kecil).
11. Mudah dipindah tempat.
12. Aman dan nyaman.
13. Mudah dalam perawatan dan bisa dibongkar pasang.
18

14. Tidak menimbulkan polusi dan ramah lingkungan.


15. Tidak memerluklan tempat yang luas
16. Dimensi alat 800 x 185 x 1250 mm
17. Kapasitas tekan mencapai 10-20 ton.
18. Kapasitas kelapa yang akan diperas bisa mencapai 50 kelapa yang sudah
diparut.

3.2 Klasifikasi Perancangan

Dalam perancangan biasanya banyak mengalami kendala-kendala atau

kesulitan dalam menggambarkan spesifikasi dari suatu perancangan. Untuk

memudahkan dalam penyusunan spesifikasi perlu dibuat klasifikasi perancangan.

Klasifikasi perancangan mel;iputi parameter yang ada pada suatu produk tekhnik.

klasifikasi perancangan berfungsi sebagai pembantu untuk mendefinisikan

persyaratan-persyaratan fungsi atau sifat yang harus dimiliki oleh alat yang

dirancang.

Adapun aspek-aspek yang harus ada dalam proses mengklasifikasi

perancangan suatru alat antar lain meliputi aspek geometri, kinematika, energi,

material, sinyal, ergonomi, keselamatan, produksi, transportasi, kemampan

operasi, perawatan, estetika, peralatan dan pemakaian. Pada tabel 3.1 dapat dilihat

klasifikasi dari perancangan alat pemeras kelapa.


19

Tabel 3.1 Klasifikasi Perancangan Alat Pemeras Kelapa

No PERUBAHAN D PERSYARATAN RESP REMARKS


W
GEOMETRI
1. Ukuran Rangka
W a. Panjang 800 mm
W b. Lebar 185 mm
W c. Tinggi 1250 mm
W 2. Ukuran Batang pemutar
(Handwheel) 800 mm.
W 3. Ukuran ulir 36 x 350 mm
Ukuran nut 135 x 65 mm
W 4. Ukurang Punch (penekan)
335 x 10 mm
Ukurang Dies
368 x 10 mm
Ukurang Pipa pengarah
73 x 280 mm
Ukurang Plat pengarah
205 x 140 x 10 mm
Ukurang Pegas
28 x 130 mm
W 5. Ukuran Dies
368 x 10 mm

W 6. Ukuran Hoper (saringan)


350 x 335 mm
D 7. Mudah dalam setting dan
unloading part.
20

KINEMATIK
D 1. Suaian antara Punch dan
Hopper harus longgar.
D 2. Kapasitas rangka harus kuat
menahan beban 10 ton.

ENERGI
W 1. Menggunakan energi
manusia.
D 2. Hemat energi.

MATERIAL
W 1. Menggunakan St 37 untuk
rangka
W 2. Menggunakan bahan
Stainless stell untuk Hopper.
W 3. Material yang banyak
dipasaran.
D 4. Material yang kuat dan
kokoh.

SINYAL
D 1. Punch tidak akan bisa
masuk ke hopper pada saat
pengoperasian jika posisi
hopper dan punch tidak pas.
21

D 2. Loading dan Unloading Part


mudah.

ERGONOMI
D 1. Mudah dioperasikan dan
D tidak perlu skill khusus.
D 2. Bisa dioperasikan laki- laki
maupun wanita.
D 3. Safety.
D 4. Assembling mudah dan
cepat.
D 5. Simple dan Presisi

KESELAMATAN
D 1. Bagian yang berbahaya
diberi pengaman.
D 2. Aman dalam pengoperasian.
D 3. Mudah dalam perawatan.

PRODUKSI
D 1. Suaian anatara punch dan
hopper longgar.
D 2. Welding locator harus kuat.
D 3. Kepresisian machining
sesuai toleransi.
W 4. Mudah dalam fabrikasi dan
presisi.
W 5. Biaya sekecil mungkin.
22

TRANSPORTASI
W 1. Alat tersebut mudah
dipindah tempat.

KEMAMPUAN OPERASI
W 1. Mampu memeras 5 50
kelapa dalam sekali proses.
W 2. Waktu pengoperasian
singkat dan hasil maksimal.

PERAWATAN
D 1. Mudah perawatannya.
D 2. Part mudah didapat dan
dibuat.
D 3. Mudah dibersihkan.

ESTETIKA
W 1. Mempunyai bentuk atau
design yang indah.
W 2. Bentuk pengelasan bagus
dan kuat.
W 3. Hasill machining rapi.

PERALATAN
D 1. Mudah dilepas perbagian.
23

D 2. Mudah dirakit ulang.

PEMAKAIN
D 1. Digunakan untuk industri
dodol.
W 2. Digunakan untuk tukang
pemeras kelapa di pasar dan
rumah makan/restoran.
D 3. Tidak ada efek negative
terhadap lingkungan.

Note :
D = Demans / Keharusan
W = Wishes / Keinginan
Reasp = Responsibole / Penanggung jawab

3.3 Struktur Fungsi

Struktur fungsi didefinisikan sebagai hubungan secara umum antara input

dan output suatu system teknik yang akan menjalankan suatu tugas tertentu.

Fungsi dari alat pemeras kelapa ini adalah digunakan untuk menghasilkan

santan yang semaksimal mungkin dalam waktu yang singkat (efektif dan

efisien).

Berikut ini struktur fungsi berdasarkan unsur utama dalam alat pemeras kelapa

1. Rangka

2. Handwheel atau batang pemutar

3. Ulir
24

4. Nut.

5. Punch atau penekan

6. Dies dan Pipa Pengarah

7. Pelat Pengarah

8. Hopper atau penyaring

9. Dongkrak

10. Pegas

1. Fungsi bagian ditinjau dari rangka

Ei Eo
Rangka Dudukan alat Rangka sebagai tempat
pemeras kelapa dudukan komponen
SI So

Perlu dicari prinsip solusi bahwa rangka harus kuat dan kokoh.

Hasil pengelasan harus kuat.

Material yang digunakan adalah material yang tahan karat yaitu St-42

2. Fungsi bagian ditinjau dari Handwheel

Ei Eo
Handwheel Sebagai transmisi Handwheel sebagai
gaya transmisi gaya
Si So

Perlu dicari prinsip solusi bahwa transmisi gaya memberikan hasil yang

maksimal.

Penempatan handwheel harus aman.


25

Material yang digunakan adalah material yang tahan karat yaitu St-42

3. Fungsi bagian ditinjau dari Ulir

Ei Eo
Ulir Untuk menaikan / Ulir digunakan utk menaikkan/
menurunkan Punch menurunkan Punch
Mi Mo

Perlu dicari prinsip solusi bahwa proses pembuatan harus presisi anatar ulir dan

nut.

Penempatan pada rangka harus tepat.

Material yang digunakan adalah material yang tahan karat yaitu St-42

4. Fungsi bagian ditinjau dari Nut

Ei Eo

Ulir Untuk menaikan / Ulir digunakan utk menaikkan/


menurunkan Punch
menurunkan Punch
Mi Mo

Perlu dicari prinsip solusi bahwa proses pembuatan harus presisi anatar ulir dan

nut.

Penempatan pada rangka harus tepat.

Material yang digunakan adalah material yang tahan karat yaitu St-42
26

5. Fungsi bagian ditinjau dari Punch

Ei Eo
Punch Sebagai pemeras Punch sebagai pemeras
kelapa kelapa
Si So

Perlu dicari prinsip solusi bahwa punch harus kuat untuk menekan.

Suaian antara punch dan hopper yang dipakai adalah suaian longgar.

Material yang digunakan adalah material yang tahan karat yaitu Stainless Steel

6. Fungsi bagian ditinjau dari Dies dan Pipa mengarah

Ei Eo
Dies Sebagai dudukan Dies sebagai dudukan
punch punch
Si So

Perlu dicari prinsip solusi bahwa dies dan pipa pengarah harus kuat menahan

tekanan dari punch pada saat proses pemerasan.

Material yang digunakan adalah material yang tahan karat yaitu St-42

7. Fungsi bagian ditinjau dari Plat pengarah

Ei Eo
Punch Sebagai pengarah Plat sebagai pengarah
dies dies
Si So

Perlu dicari prinsip solusi bahwa pelat pengarah harus tepat dalam mengarahkan

dies pada saat prose penekanan atau pemerasan berlangsung .

Material yang digunakan adalah material yang tahan karat yaitu St-42
27

8. Fungsi bagian ditinjau dari Hopper

Ei Eo
Hopper Tempat pemeras Hopper sebagai tempat pemeras
kelapa kelapa
Si So

Perlu dicari prinsip solusi bahwa hopper harus kuat menahan tekanan dari punch

dan dongkrak.

Pemasangan Punch dan hopper harus tepat.

Material yang digunakan adalah material yang tahan karat yaitu Stainless steel.

9.Fungsi bagian ditinjau dari Dongkrak

Ei Eo
Dongrak Membantu Punch Dongkrak berfungsi untuk
dalam memeras membantu punch dalam
kelapa memeras kelapa
Si So

Perlu dicari prinsip solusi bahwa dongkrak dapat meberikan energi yang besar

dalam proses pemerasan kelapa.

Kapasitas dongkrak yang digunakan 5 sampai 15 ton.

10.Fungsi bagian ditinjau dari Pegas

Ei Eo
Pegas Membantu Punch Pegas berfungsi untuk
dalam memeras mengembalikan handle
kelapa dongkrak.
Si So
28

Perlu dicari prinsip solusi bahwa pegas harus tidak mudah lelah,sehingga

tuas/handle dongkrak kembali tepat ke posisi semula

Material yang digunakan adalah St-42

3.4 Prinsip Solusi Untuk Sub Fungsi

Setelah dibua t struktur fungsi kesuluruhan dan beserta sub fungsinya,

maka selanjutnya dicari prinsip-prinsip solusi untuk memenuhi sub fungsi

tersebut. Metode yang akan digunakan untuk mencari prinsip solusi adalah

metode kombinasi, yaitu mengkombinasikan semua solusi yang ada dalam bentuk

matrik.

Prinsip solusi diusahakan sebanyak mungkin, akan tetapi prinsip-prinsip

solusi tersebut dianalisis lagi, dimana prinsip solusi yang kurang bermanfaat dapat

dihilangkan atau diabaikan dengan tujuan agar dalam tahap perancangan konsep

selanjutnya tidak terlalu banyak konsep yang harus dievaluasi lagi. Pada tabel 3.2

dapat dilihat prinsip solusi untuk sub fungsi alat pemeras kelapa.
29

FUNGSI
NO BAGIAN UNSUR PERSYARAT BAGIAN/
MESIN AN SOLUSI 1 2 3 4 5
UNTUK
- Dari bahan Bahan dan
A. Material Rangka yang kuat bentuk yang
- Bisa diproses digunakan plat Kanal u Kanal c Plat Kanal u
pengelasan untuk Rangka St 37 St 37 St 37 St 42 St 42

- Dari bahan Bahan yang


B Material Hand- yang kuat digunakan
wheel - Bisa diproses untuk Squre bar Hex bar Flat bar Squre Pipa
pengelasan Handwheel tube

- Dari bahan Bahan yang


C Sinyal Ulir yang kuat digunakan
- Bisa diproses untuk ulir dan
machining nut. Segitiga Segiempat Segitiga Segiemp Segitiga
St 37 St 37 St42 at St42 SS42
30

- Dari bahan Bahan yang


D Sinyal Nut yang kuat digunakan
- Bisa diproses untuk ulir dan
Segitiga Segiempat Segitiga Segiemp Segitiga
machining nut.
St 37 St 37 St42 at St42 SS42

- Dari bahan
yang kuat Bahan yang
E Material Punch - Bisa diproses digunakan
machining untuk punch Al St-37 Stainles Galvanis St-42
- Tahan karat Steel

- Dari bahan
Dies dan yang kuat Bahan yang
F Material Pipa - Bisa diproses digunakan
Pengarah machining untuk punch
Al St-37 Stainles Galvanis St-42
- Pipa tidak
Steel
mudah bengkok
31

- Presisi dan Bahan yang


tepat dalam digunakan
G Material Plat mengarahkan untuk plat
Pengarah -Suain harus pengarah
Galvanis St-42 Stainles
St-37 Al
longgar
Steel

- Dari bahan Bahan yang


H Material Hopper yang kuat digunakan
- Bisa diproses Untuk hopper
machining Al Stainles Kuningan Plastik

I Material Dongkrak - Kuat untuk Kapasitas


menahan beban yang
tekanan digunakan

20 ton 10 ton 10 ton 20 ton


32

- Bahan pegas Bahan dan


J Material Pegas harus kuat dan jenis yang
elastis digunakan

Tabel 3.2 Prinsip Solusi Alat Pemeras Kelapa


33

3.5 Variasi Prinsip Solusi

Setelah prinsip solusi subfungsi dibuat, maka perlu dilakukan variasi

prinsip solusi. Disini prinsip solusi tadi akan dilihat apakah memenuhi beberapa

aspek yang telah ditentukan, jika memenuhi dibari tanda ( + ) dan jika tidak diberi

tanda ( - ),sehingga terbentuk suatu jalur kombinasi. Pada tabel 3.3 akan

ditunjukkan variasi prinsip solusi dari alat pemeras kelapa.

3.6 Jalur Variasi Prinsip Solusi

Stelah dilakukan variasi prinsip solusi maka akan didapatkan beberapa

jalur variasi prinsip solusi. Pada jalur variasi prinsip solusi akan didapatkan

beberapa kombinasi dimana nantinya kombinasi yang terbaik akan digunakan

untuk membuat alat pemeras kelapa. Jalur variasi prinsip solusi dapat dilihat pada

tabel 3.4.
34

Tabel 3.3 Variasi Prinsip Solusi Alat Pemeras Kelapa

Tabel Pemilihan
FTI PKSM UMB
Variasi Struktur Fungsi
TEKNIK MESIN
Alat Pemeras Kelapa

Kriteria Pemilihan Keputusan


+ Ya ( + ) Solusi yang dicari
VARIAN PRINSIP SOLUSI

- Tidak ( - ) Hapuskan Solusi


? Kurang Informasi ( ? ) Kumpulkan Informasi
! Periksa Spesifikasi ( ! ) Lihat Spesifikasi

Sesuai dengan fungsi keseluruhan


Sesuai dengan daftar kehendak
Dalam batas biaya produksi
Pengetahuan tentang konsep memadai
Sesuai keinginan perancang
Memenuhi syarat keamanan
A B C D E F PENJELASAN
A1 + + + + - + +
A2 + + + - - + +
A3 + - + - - - -
A4 + + + + + + Bahan mudah didapat +
A5 + + + + - + +

B1 + - + - + + +
B2 + - + - + + +
B3 + - - - - + -
B4 + + + + - + +
B5 + + + + + + Rimgan dan Kuat +

C1 + - + + - + +
C2 + + + + + + +
C3 + - + + - + +
C4 + + + + + + Mudah di dapat +
C5 + - - + - + -
35

Tabel Pemilihan
FTI PKSM UMB
Variasi Struktur Fungsi
TEKNIK MESIN
Alat Pemeras Kelapa

Kriteria Pemilihan Keputusan


+ Ya ( + ) Solusi yang dicari
VARIAN PRINSIP SOLUSI

- Tidak ( - ) Hapuskan Solusi


? Kurang Informasi ( ? ) Kumpulkan Informasi
! Periksa Spesifikasi ( ! ) Lihat Spesifikasi

Sesuai dengan fungsi keseluruhan


Sesuai dengan daftar kehendak
Dalam batas biaya produksi
Pengetahuan tentang konsep memadai
Sesuai keinginan perancang
Memenuhi syarat keamanan
A B C D E F PENJELASAN
D1 + - + + - + +
D2 + + + + + + +
D3 + - + + - + +
D4 + + + + + + Mudah di dapat +
D5 + - - + - + -

E1 - - + + - - -
E2 - - + + - - -
E3 + + + + + + Bahan Anti karat + Kuat +
E4 - - + - - - -
E5 - - + + - - -

F1 - + + - - - -
F2 + + + + - + +
F3 + + - - - + -
F4 + + + + - + +
F5 + + + + + + +

G1 + + + + + + +
G2 + + - - + + +
G3 + + + + + + +
36

Tabel Pemilihan
FTI PKSM UMB
Variasi Struktur Fungsi
TEKNIK MESIN
Alat Pemeras Kelapa

Kriteria Pemilihan Keputusan


+ Ya ( + ) Solusi yang dicari
VARIAN PRINSIP SOLUSI

- Tidak ( - ) Hapuskan Solusi


? Kurang Informasi ( ? ) Kumpulkan Informasi
! Periksa Spesifikasi ( ! ) Lihat Spesifikasi

Sesuai dengan fungsi keseluruhan


Sesuai dengan daftar kehendak
Dalam batas biaya produksi
Pengetahuan tentang konsep memadai
Sesuai keinginan perancang
Memenuhi syarat keamanan
A B C D E F PENJELASAN
G4 - - + + - - -
G5 - - - + - + -

H1 - - + + - - -
H2 + + + + + + Anti karat +
H3 - - + + - - -
H4 - - + + - - -
H5 - - + + - - -

I1 + + + + + + +
I2 + + + + + + +
I3 + + + + + + +
I4 + + + + + + +

J1 + + - - + - -
J2 + + + + + + +
J3 + - + - - - -
J4 + + - - - + -
J5 + + + + + + +
37

FUNGSI
NO BAGIAN UNSUR PERSYARAT BAGIAN/
MESIN AN SOLUSI 1 2 3 4 5
UNTUK
- Dari bahan Bahan dan
A. Material Rangka yang kuat bentuk yang
- Bisa diproses digunakan plat Kanal u Kanal c Plat Kanal u
pengelasan untuk Rangka St 37 St 37 St 37 St 42 St 42

- Dari bahan Bahan yang


B Material Hand- yang kuat digunakan
wheel - Bisa diproses untuk Squre bar Hex bar Flat bar Squre Pipa
pengelasan Handwheel tube

- Dari bahan Bahan yang


C Sinyal Ulir yang kuat digunakan
- Bisa diproses untuk ulir dan
machining nut. Segitiga Segiempat Segitiga Segiemp Segitiga
St 37 St 37 St42 at St42 SS42
38

- Dari bahan Bahan yang


D Sinyal Nut yang kuat digunakan
- Bisa diproses untuk ulir dan
Segitiga Segiempat Segitiga Segiemp Segitiga
machining nut.
St 37 St 37 St42 at St42 SS42

- Dari bahan
yang kuat Bahan yang
E Material Punch - Bisa diproses digunakan
machining untuk punch Al St-37 Stainles Galvanis St-42
- Tahan karat Steel

- Dari bahan
Dies dan yang kuat Bahan yang
F Material Pipa - Bisa diproses digunakan
Pengarah machining untuk punch
Al St-37 Stainles Galvanis St-42
- Pipa tidak
Steel
mudah bengkok
39

- Presisi dan Bahan yang


tepat dalam digunakan
G Material Plat mengarahkan untuk plat
Pengarah -Suain harus pengarah
Galvanis St-42 Stainles
St-37 Al
longgar
Steel

- Dari bahan Bahan yang


H Material Hopper yang kuat digunakan
- Bisa diproses Untuk hopper
machining Al Stainles Kuningan Plastik

I Material Dongkrak - Kuat untuk Kapasitas


menahan beban yang
tekanan digunakan

20 ton 10 ton 10 ton 20 ton


40

- Bahan pegas Bahan dan


J Material Pegas harus kuat dan jenis yang
elastis digunakan

Tabel 3.4 Jalur Variasi Prinsip Solusi Alat Pemeras Kelapa

Keterangan :
Varian 1 A2 - B1 - C1 - D1 - E3 - F2 - G1 - H2 - I1 - J2
Varian 2 A1 - B2 - C2 - D2 - E3 - F4 - G2 - H2 - I3 - J2
Varian 3 A5 - B4 - C3 - D3 - E3 - F2 - G2 - H2 - I4 - J5
Varian 4 A4 - B5 - C4 - D4 - E3 - F5 - G3 - H2 - I3 - J5
41

3.7 Penilain Teknologi

Setelah kita dapatkan jalur variasi prinsip solusi maka langkah selanjutnya

adalah memberikan penilaian terhadap beberapa kombinasi jalur variasi prinsip

solusi. Pada tahap sebelumnya kita dapatkan 4 kombinasi variasi jalur prinsip

solusi atau 4 varian. Berikut ini tabel penilaian teknologi pada masing- masing

varian.

Tabel 3.5 Penilaian Teknologi Varian 1

No Kriteria Wi Parameter Vi Sub Total


(Bobot) (Nilai) (WixVi)

1 Pengoperasian mudah 0.1 Cycle time 7 0.7

2 Higienis 0.11 Tidak mudah karat 8 0.88

3 Indah dilihat 0.08 Penampilan bagus 6 0.48

4 Mudah dirakit 0.09 Kecepatan merakit 6 0.54

5 Jumlah komponen 0.05 Banyak komponen 7 0.35

6 Komponen mudah didapat 0.08 Banyak dipasaran 6 0.48

7 Murah 0.1 Budget 8 0.8

8 Aman 0.09 Tidak perlu safety 7 0.63


khusus

9 Perawatan mudah 0.07 Mudah dibongkar 7 0.49

10 Toleransi ukuran 0.09 Ketepatan ukuran 8 0.72

11 Komponen mudah dib uat 0.08 Fabrikasi mudah 7 0.56

12 Bentuk sederhana 0.06 Tidak Rumit 7 0.42

Jumlah Total 7.05


42

Tabel 3.6 Penilaian Teknologi Varian 2

No Kriteria Wi Parameter Vi Sub Total


(Bobot) (Nilai) (WixVi)

1 Pengoperasian mudah 0.1 Cycle time 8 0.8

2 Higienis 0.11 Tidak mudah karat 8 088

3 Indah dilihat 0.08 Penampilan bagus 7 0.56

4 Mudah dirakit 0.09 Kecepatan merakit 7 0.63

5 Jumlah komponen 0.05 Banyak komponen 7 0.35

6 Komponen mudah didapat 0.08 Banyak dipasaran 7 0.56

7 Murah 0.1 Budget 7 0.7

8 Aman 0.09 Tidak perlu safety 8 0.72


khusus

9 Perawatan mudah 0.07 Mudah dibongkar 8 0.56

10 Toleransi ukuran 0.09 Ketepatan ukuran 8 0.72

11 Komponen mudah dib uat 0.08 Fabrikasi mudah 8 0.64

12 Bentuk sederhana 0.06 Tidak Rumit 7 0.42

Jumlah Total 7.54


43

Tabel 3.7 Penilaian Teknologi Varian 3

No Kriteria Wi Parameter Vi Sub Total


(Bobot) (Nilai) (WixVi)

1 Pengoperasian mudah 0.1 Cycle time 7 0.7

2 Higienis 0.11 Tidak mudah karat 8 0.88

3 Indah dilihat 0.08 Penampilan bagus 6 0.48

4 Mudah dirakit 0.09 Kecepatan merakit 7 0.63

5 Jumlah komponen 0.05 Banyak komponen 7 0.35

6 Komponen mudah didapat 0.08 Banyak dipasaran 6 0.48

7 Murah 0.1 Budget 8 0.8

8 Aman 0.09 Tidak perlu safety 7 0.63


khusus

9 Perawatan mudah 0.07 Mudah dibongkar 7 0.49

10 Toleransi ukuran 0.09 Ketepatan ukuran 8 0.72

11 Komponen mudah dibuat 0.08 Fabrikasi mudah 7 0.56

12 Bentuk sederhana 0.06 Tidak Rumit 7 0.42

Jumlah Total 7.14


44

Tabel 3.8 Penilaian Teknologi Varian 4

No Kriteria Wi Parameter Vi Sub Total


(Bobot) (Nilai) (WixVi)

1 Pengoperasian mudah 0.1 Cycle time 9 0.9

2 Higienis 0.11 Tidak mudah karat 8 0.88

3 Indah dilihat 0.08 Penampilan bagus 8 0.64

4 Mudah dirakit 0.09 Kecepatan merakit 9 0.81

5 Jumlah komponen 0.05 Banyak komponen 7 0.35

6 Komponen mudah didapat 0.08 Banyak dipasaran 8 0.64

7 Murah 0.1 Budget 7 0.7

8 Aman 0.09 Tidak perlu safety 8 0.72


khusus

9 Perawatan mudah 0.07 Mudah dibongkar 8 0.56

10 Toleransi ukuran 0.09 Ketepatan ukuran 8 0.72

11 Komponen mudah dibuat 0.08 Fabrikasi mudah 8 0.64

12 Bentuk sederhana 0.06 Tidak Rumit 7 0.42

Jumlah Total 7.98

3.8 Memilih Kombinasi Terbaik

Pada penilaian teknologi kita dapatkan nilai keseluruhan varian konsep

(Determining Overall Weighted Value / OWV ) dari masing- masing varian

tersebut. Dari penilaian teknologi dapat dilihat bahwa pada alternative ke 4

(varian ke 4 ) mempunyai nilai yang tertinggi, selanjutnya diikuti oleh varian ke 2,


45

varian ke 3 dan terakhir varian ke 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varian ke

4 merupakan alternative pilihan terbaik dari varian yang lainnya. Maka pada

perancangan ALAT PEMERAS KELAPA ini dipakai rancangan varian ke 4.


46

BAB IV
PELAKSANAAN PERANCANGAN

4.1 Komponen Alat


Alat pemeras kelapa secara manual terdiri dari beberapa komponen-
komponen utama yang mendukungnya. Adapun komponen yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Rangka
Merupakan komponen yang berfungsi sebagai tempat dudukan
komponen-komponen lainnya.
2. Handwheel (batang pemutar)
Bagian yang berfungsi untuk memutar ulir sehingga merubah gaya
tangensial menjadi aksial.
3. Ulir dan Nut
Bagian yang berfungsi untuk meneruskan daya dari handwheel ke
punch.
4. Punch
Komponen ini yang berfungsi untuk menekan kelapa yang akan
diperas.
5. Hopper
Berfungsi sebagai tempat kelapa yang akan diperas.
6. Dongkrak
Komponen ini dimanfaatkan sebagai komponen pembantu dalam
penekanan.

4.2 Perhitungan Teoritis


Pada laporan ini perhitungan teoritis dilakukan adalah dengan cara
menentukan kekuatan masing- masing komponen, dimana sebelumnya dimensi
masing- masing komponen telah ditentukan.
47

4.2.1 Perhitungan Handwheel (batang pemutar)


Handwheel yang digunakan berbentuk penampang segiempat dan bagian
ujungnya berbentuk lingkaran dengan data sebagai berikut :

Gambar 4.1 Batang Pemutar

L segiempat = 820 [mm] L lingkaran = 70 [mm]


h = 32 [mm] D = 28 [mm]
Bahan handwheel = St 42 b = 412,02 [N/mm2 ]
Momen Bengkok maksimum yang dapat ditahan oleh handwheel dihitung
menurut rumus :
MB
b =
WB

h3
dan Wb =
6
32 3
Wb =
6
Wb = 5461,333333 [mm 3 ]
Sehingga,
M b = b Wb

M b = 412,202 5461,333333

M b = 2250178,56 [Nmm]
Dengan demikian besarnya gaya (F) maksimal yang dapat ditahan oleh
handwheel agar tidak bengkok yaitu
Mb = F R

Mb
F=
R
2250178,56
F=
410
48

F = 5488,24039 [N]
Besarnya gaya maksimal yang dapat ditahan oleh handwheel adalah
5,488 [KN]

4.2.2 Perhitungan Ulir


Ulir yang digunakan adalah ulir segiempat dengan ukuran sebagai berikut :

Gambar 4.2 Ulir dan Nut

Bahan St 42
d0 = 30 [mm] d1 = 36 [mm]
p = 6 [mm] t = 3 [mm]

Lnut = 65 [mm] t = 412,02 [N/mm2 ]

W
g = ...............1
n d1 t

1
g = t = 206,01 [N/mm2 ]
2
W = 206,01 10 36 3
W = 698975,4627 [N]
Jadi besarnya gaya aksial maksimal yang dapat ditahan oleh ulir
adalah 6998,975 [KN]
Hubungan antara handwheel dan ulir
Hubungan antara handwheel dan ulir adalah adanya transformasi gaya dari
gaya tangensial menjadi gaya aksial ,misalkaan kita asumsikan gaya yang

1
Khurmi,R.S.1882. A text Book of Machine Design. New Delhi : Eurasia Publishing House (Pvt)
Ltd. Halaman 612
49

diberikan untuk memutar handwheel sebesar 30 [kg] dengan distribusi gaya


sebagai berikut
Gaya tangensial (F) yang terjadi adalah

F = 30 x 9,81
F = 294,3 [N]
Batang pemutar aman
karena F < Fizin (Pada 4.2.1)
Gambar 4.3 Transformasi Gaya

Gaya Aksial (W) yang terjadi adalah


d
T = W tan( + ) .....................2
2

tan = dimana = 0,57 .....................3

= 29,68314018 o
d 0 + d1
d=
2
30 + 36
d=
2
d = 33 [mm]
p
tan =
d
6
tan =
33
tan = 3,31227120

2
Khurmi,R.S.1882. A text Book of Machine Design. New Delhi : Eurasia Publishing House (Pvt)
Ltd. Halaman 599
3
Zemennsky, Shears. Fisika Universitas 1. Hal 37
50

T = 294,3 400
T = 117720 [Nmm]
800
117720 = W tan( 29,68314018 + 3,3122712)
2
W = 453,2617257 [N]
Batang Ulir aman karena gaya aksial yang terjadi lebih kecil dari aksial yg
diijinkan W < Wijin (pada 4.2.2)

4.2.3 Perhitungan Punch


Pada poros bertingkat
Punch yang digunakan terbuat dari bahan stainless steel dengan dimensi
sebagai berikut :
d1 = 40 [mm]

d2 = 42,7 [mm]

L1 = 40 [mm]

L2 = 90 [mm]
L = 30 [mm]
d perm = 330 [mm]

Esteel = 2,2.106 [kg/cm2 ]


Gambar 4.4 Poros Bertingkat = 2,1582.105 [N/mm2 ]

Gaya buckling yang dapat terjadi pada batang bertingkat dihitung menurut
rumus :



EI2
2
1
Fbukling = ........4
4 L2 L2 L1 1 I 2 L2
+ 1 sin
L L I1 L

4
Nash,A,Wiliam.Strength of Material.Jakarta.hal : 274
51

d1 d2
4 4
I1 = I2 =
64 64

40 4 42,74
I1 = I2 =
64 64
I1 = 125663,706 [mm4 ] I 2 = 163185,437 [mm4 ]



2,1582.10 163185,437
2 5
1
Fbukling =
4 130 2
90 40 1 163185, 437 90
130 130 125663,706 1 sin 130
+

Fbukling = 5160543,762 [N]

Besarnya gaya yang diizinkan agar tidak terjadi buckling jika angka
keamanan yang kita gunakan 4 adalah
Fbukling
F=

5160543,762
F=
4
F = 1290135,941 [N]

Pada piringan penekan dan Dies


Besarnya gaya yang dapat ditahan oleh piringan punch dan dies jika kita
misalkan lendutan yang diinginkan sebesar 0,1 [mm] adalah :

Fl3
Ymax =
3 EI

3304
I= I = 582137609,6 [mm4 ]
64
sehingga

0,1 3 2,1582 105 582137609,6


F=
1453
F = 12363305,32 [N]

Jadi besarnya gaya yang diizinkan pada punch dan dies setelah dibagi
angka keamanan v = 4 adalah :
52

12363305,3 2
F=
4
F = 3090826,33 [N]

Pada pipa penekan


Pipa penekan terbuat dari bahan Stainless steel, dengan data sebagai
berikut :
D = 45 [mm]
d = 40 [mm]
l = 280 [mm]

2EI
Fbukling =
l2
dimana I= (
D4 d 4 )
64

I=
64
(
45 4 404 )
I = 75625,25284 [mm4 ]

2 2,1582 105 75625,25284


Fbukling =
108 2
Fbukling = 3452635,11 [N]

4.2.4 Perhitungan Hoper


Hopper yang digunakan untuk menyaring kelapa menggunakan bahan
stainless steel (St 42) dengan dimensi sebagai berikut :
d hopper = 350 [mm]

d penyaring = 2 [mm]

t hopper = 1 [mm]

t = 412,02 [N/mm2 ]

Gambar 4.5 Hopper


53

Tekanan yang dapat ditahan oleh hopper adalah


pd
t= ......................5
2 t

1 2 412,02
p= F = p A
350
p = 2,3544 [N/mm2 ] F = 2,3544 350 335
p = 24 [kg/cm2 ] F = 867247,3334 [N]
Tekanan yang dapat ditahan oleh hopper adalah sebesar 24 [kg/cm2 ] dan
gaya sebesar 893 [KN] dengan asumsi hopper tersebut tertutup rapat, namun pada
alat pemeras kelapa ini hopper yang digunakan mempunyai lubang- lubang seperti
tampak pada gambar sehingga jika ada tekanan atau gaya yang diberikan hanya
sedik it yang tertahan oleh hopper karena tekanan atau gaya tersebut akan terbebas
keluar.

Sedangkan besarnya gaya yang ditahan oleh hopper penyaring adalah


F = p A
dimana :
A = Ase limut Alub ang

2
A = ( 350 335) 17380 2
4
A = 313750,8583 [mm2 ]

sehingga F = 2,3544 313750,858 3


F = 738695,0207 [KN]

5
Khurmi,R.S.1882. A text Book of Machine Design. New Delhi : Eurasia Publishing House (Pvt)
Ltd. Halaman 176
54

4.2.5 Perhitungan Pipa Pengarah


Pipa pengarah yang menempel pada dies akan mengalami bukling, adapun
besarnya gaya yang dapat ditahan akibat bukling adalah
Bahan St 60
E = 2,1582 x 105 [N/mm2 ]
D = 72 [mm]
d = 62 [mm]
l = 250 [mm]

I=
64
(D4 d 4 ) ...............6


I =
64
(
724 62 4 )
I = 593835,6243 [mm4 ]

2EI
Fbukling =
l2
2 2,1582 105 593835,6243
Fbukling =
250 2
Fbukling = 20238469,36 [N]

Besarnya gaya yang diizinkan agar tidak terjadi buckling jika angka
keamanan yang kita gunakan 4 adalah
Fbukling
F=

20238469,36
F=
4
F = 5059617,34 [N]

4.2.6 Perhitungan kekuatan Lasan


Pada rancang bangun alat pemeras kelapa ini hampir seluruhnya
penyambungan menggunakan las. Adapun kekuatan sambungan lasan antar
bagian adalah sebagai berikut :

6
Lampiran 5
55

Bahan elektroda AWS E 6013


y = 50 Kpsi 7

y = 344737,850 [KN/m2 ]

t = 0,6 y ....8

t = 2.06842,71[KN/mm2 ]

t = 206,84271{N/mm2 ]

Gambar 4.6 La san Rangka

Kekuatan Las bagian 1 dan 2, 4 dan 5, 5 dan 6

Gambar 4.7 Bagian Lasan Rangka

Kekuatan las pada bagian tersebut besarnya sama dimana pada bagian ini
hasil lasan akan mengalami tegangan tarik,adapun besarnya gaya yang dapat
ditahan dihitung dengan rumus :
P
t =
tl
dimana : t= 8 [mm]
l= 85 [mm]
P = 206,84271 85 8
P = 140653,042 [N]
P = 140,653 [KN]

7
Lampiran 1
8
Lampiran 2
56

Kekuatan Lasan bagian 4 dan 2,

l= 85 [mm]
b= 140[mm]
e= 310 [mm]
t= 8 [mm]

Gambar 4.8 Lasan Bagian 4 dan 2

Pada bagian ini elektroda mengalami pembebanan eksentrik dimana besarnya


gaya yang dapat ditahan dapat dihitunga dengan rumus berikut
g= g1 + g 2 + 2 g1 g 2 cos ........9
2 2

g = 0,4 y

g = 137,89514 [N/mm2 ]
Besarnya tegangan geser pertama yang terjadi adalah
P l
g1 = dimana : A = 2t
A 2
P
g1 =
2 8 85
2
g1 = 1,039862913 103 P /[mm2 ]
Besarnya tegangan geser kedua yang terjadi adalah
P e r2
g2 =
Ig
dimana :

(b + 2l ) 3 l (b + l )2
2 2
l b
r2 = + dan Ig = t
2 2 12 b + 2l

9
Khurmi,R.S.1882. A text Book of Machine Design. New Delhi : Eurasia Publishing House (Pvt)
Ltd. Halaman 291
57

(140 + 2 85) 3 85(140 + 85)2


2 2
85 140
r2 = + I g = 8
2 2 12 140 + 2 85

r2 = 81,89169677 [mm] I g = 10421553,76 [mm4 ]

P 310 81,89169677
g2 =
10421553,76

g 2 = 2,435954041 10 3 P / [mm2 ]

ri 1
cos = r1 = l
r2 2

85
cos =
2 81,89169677
cos = 0,218978134
Besarnya gaya yang dapat ditahan pada pembebanan eksentris adalah

137,89514 = (1,039 10 3 P) + ( 2,435 10 3 P) 2 + 2 1,039 10 3 P 2,435 10 3 P cos


2

P = 48378,13806 [N]

Kekuatan Las pada bagian Punch


Pada bagian As dan pipa, penyambungan dilakukan dengan menggunakan
elektroda stainless steel. Adapun besarnya gaya ( P ) yang yang ditahan dapat di
hitung dengan data berikut

t = 570 [N/mm2 ]
D = 40[mm]
t = 8 [mm]
1
g = t g = 285 [N/mm2 ]
2
P
g = dimana A = Dt
A
P = 285 40 8
P = 286513,25 [N]
58

4.2.7 Perhitungan Rangka


Pada bagian yang mengalami Tegangan tarik
Rangka terbuat dari St 37 dengan angka keamanan yang digunakan v =4,
lebar rangka ditentukan sepanjang 120 [mm] dan tebal rangka sebesar 10 [mm],
sehingga besarnya gaya yang dapat ditahan oleh rangka tersebut menurut
perhitungan adalah

ijin = 90,7425 [N/mm2 ]

F
t =
A
dimana :
A = t l
F = 90,7425 10 120
F = 108891 [N]

Gambar 4.9 Rangka

Pada bagian yang mengalami lendutan


Tempat dudukan Dies pada saat proses akan mengalami lendutan, dan dimisalkan
lendutan maksimal yang boleh terjadi sebesar 0,1 [mm] maka
Momen inersia yang terjadi

bh3
I=
12
12 1403
I=
12
I = 2744000 [mm4 ]
Gambar 4.10 Bagian Lendutan Rangka
59

Gaya maksimal yang dapat ditahan oleh plat tersebut adalah :

Fl 3
Ymax = ..............10
192 EI
F 5403
0,1 =
192 2,1582.10 5 2744000
F = 72209,73388 [N]

4.2.8 Perhitungan Pin


Pin yang digunakan akan mengalami gaya geser dengan analisa sebagai
berikut :
bahan St 60
1
g = t
2
1
g = 60 [kg/mm2 ]
2
g = 30 [kg/mm2 ] = 294,3 [N/mm2 ]
Angka keamanan diambil v = 4
Gaya geser maksimum yang dapat ditahan oleh pin dengan dpin = 10 [mm]adalah
g F
=
v A
294,3 F
=
4 2
10
4
F = 5778,566987 [N]

Gaya geser maksimum yang dapat ditahan oleh pin dengan dpin = 12 [mm]adalah
g F
=
v A
294,3 F
=
4 2
12
4

10
Lampiran 8
60

F = 8321,136461 [N]

4.2.9 Perhitungan Pegas Tarik


Pegas tarik yang dipasang pada tuas dongkrak berfungsi untuk
mengembalikan tuas ke kondisi semula, pada saat tuas beroperasi, adapun data
awal pegas yang ditentukan adalah sebagai berikut
D = 25 [mm]
d = 2,3 [mm]
= 170 [mm]
n = 50 [lilitan]
G = 79,3 x 103 [N/mm2 ]
g = 800 [N/mm2 ]

D 25
C = = = 10,86 11
d 2,3
Gambar 4.11 Pegas Tarik
Gaya pegas yang bekerja dihitumng berdasarkan hubungan :

8 FC 3n
=
d .G
Sehingga gaya nominal ( F ) yang bekerja pada pegas adalah :
.d .G
F=
8C 3n
170 2,3 79,3 103
F=
8 113 50
F = 58,23873028 [N]
Dengan memperhitungkan Faktor Wahl, dimana :
4C 1 0, 615
K= +
4C 4 C
4(11) 1 0,615
K= +
4(11) 4 11
K = 1,130909091
61

Gaya maksimum pada pegas dihitung berdasarkan hubungan :


8.Fmax . C. K
g =
.d 2

Maka gaya maksimum ( Fmax ) yang dapat ditahan oleh pegas tarik adalah :
g . .d 2
Fmax =
8.C.K
800 2,32
Fmax =
8 11 1,13098
Fmax = 133,5934496 [N]
Gaya yang bekerja pada pegas lebih kecil dari gaya maksimum yang diizinkan,
maka kekuatan pegas tarik AMAN
58,2387 [N] < 133,593 [N]

4.3 URUTAN PERANCANGAN


Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam merancang alat pemeras
kelapa adalah :

4.3.1 Pembuatan Rangka


Rangka yang digunakan berupa plat besi st 42 dengan tebal 10 & 12 [mm].
Plat besi tersebut terlebih dahulu dibersihkan dengan gerinda dengan tujuan untuk
meratakan permukaan serta menghindari ketajaman pada masing- masing sisi.
Berikut rangkaian kejanya :
v Melubangi plat pengarah
Plat berbentuk segi empat dengan dimensi : 140 x 180 [mm] dibuat lubang
tepat pada pusatnya dengan diameter lubang 73 [mm]. Mesin yang digunakan
dn
adalah mesin bubut dan bor, dimana kecepatannya adalah v =
1000
v Membuat badan rangka
Masing- masing plat yang sudah ditentukan ukurannya, kemudian disetting
dan dilas pada bagian sudut-sudutnya. Mesin las yang digunakan adalah mesin las
62

listrik dengan arus 100-110 [A], sedangkan elektroda yang digunakan adalah
AWS E60XX.

Berikut ini urutan dalam pembuatan badan rangka :


a. Menyambung plat pengarah dengan plat horizontal

b. Memasang Rumah Dongkrak

c. Memasang plat vertikal, plat atas dan kaki

Gambar 4.12 Urutan Proses Pembutan Rangka


63

4.3.2 Pembuatan Ulir dan Nut


Ulir dan nut dibuat dengan dengan menggunakan mesin bubut, dimana
dn
kecepatannya v = dengan dimensi sebagi berikut
1000

Gambar 4.13 Ulir dan Nut

4.3.3 Pembuatan Dies dan pipa pengarah


Dies dan pipa pengarah yang digunakan terbuat dari bahan st 42 dan st 60

Gambar 4.14 Dies dan Pipa Pengarah

4.3.4 Pembuatan Poros Bertingkat

Poros bertingkat dan punch terbuat dari bahan stainless stell st


42. Poros bertingkat dibuat dengan menggunakan mesin bubut,
dn
dimana kecepatannya adalah v = .
1000
Plat lingkaran punch terbuat dari bahan stainless steel yang
dipotong dengan mesin potong tertentu. Adapun
bagian-bagian pada punch adalah
- Plat lingkaran, dan
- Empat buah segitiga

Gambar 4.14 Poros Bertingkat


64

4.3.5 Pembuatan hopper


Hopper yang dipakai berbentuk silider beralas yang memiliki banyak
lubang diseluruh permukaannya dengan diameter lubang sebesar 2 [mm]dan jarak
antar pusat lubang 5 [mm]. Adapun diameter hopper : 350 [mm], dengan tinggi :
345 [mm]

4.3.6 Pembuatan handwheel


Handwheel adalah sebuah batang yang berbetuk persegi panjang, yang
dibuat silider dmasing- masing ujungnya,

Gambar 4.15 Batang Pemutar (handwheel)


65

BAB V

PEMBAHASAN PERANCANGAN

5.1 Pengoperasian Alat

Sesuai dengan mekanisme penggunaan alat pemeras kelapa, maka didalam

pengoperasiannya dibutuhkan metode atau tahapan yang tepat. Tahapan-tahapan

yang dimaksud meliputi persiapan sebelum dan selama proses pemakaian.

1. Persiapan awal

Sebelum pengoperasian alat, settinglah handle pemutar dan dongkrak yang

berada dibawah dies pada kondisi awal. Siapkanlah kelapa parut yang telah

dicampurkan dengan air kemudian masukkan kedalam hopper sampai

memenuhi seluruh ruang didalamnya. Kemudian letakkan hopper tersebut

dengan tepat diatas bak hopper.

2. Pengoperasian selama penggunaan

Setelah persiapan awal dilakukan, langkah berikutnya adalah

mengoperasikan alat. Berikut adalah tahapan-tahapannya :

v Putarlah handle pemutar yang berada pada posisi diatas rangka secara

manual dengan menggunakan tangan hingga batas maksimum

pemutaran, kemudian

v Tekanlah dongkrak yang berada pada posisi paling bawah, secara

manual dengan kaki hingga batas maksimum kerja dongkrak (yaitu

ketika posisi stopper mengenai bagian bawah pada pelat pengarah)


66

v Ketika handle diputar dan dongkrak ditekan maka air kelapa parut

tersebut akan keluar melalui lubang hopper dan menuju bak

penampung, setelah air kelapa parut (santan) tersebut sudah terperas

dengan optimal maka turunkanlah posisi dongkrak dan putar kembali

handle keposisi semula

v Setelah santan terisi pada bak penampung, maka angkatlah hopper

tersebut dan ambillah ampas/sisa kelapa parut, dan masukkan kembali

kelapa parut yang baru untuk pemerasan berikutnya.

5.2 Pemeliharaan Alat

Secara umum alat ini tidak membutuhkan pemeliharaan secara khusus.

Namun untuk mendapatkan fungsi yang maksimal selama umur pemakaian, maka

pemeliharaan terhadap komponen-komponen yang mendukung alat ini mutlak

diperlukan. Pemeliharaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghindari bau tak sedap, bersihkan hopper dengan air setelah

proses pemerasan kelapa selesai dilakukan.

2. Untuk mencegah terjadinya proses pengkorosian pada komponen tertentu,

lumasilah bagian-bagian yang bergerak atau membutuhkan pelumasan

dengan minyak pelumas.

3. Bersihkan alat dari debu-debu dan kontaminan lainnya yang mengganggu

proses pengoperasian

4. Lakukan pemeliharaan secara berkala.


67

5.3 Rancangan Perhitungan Biaya Pembuatan Alat

Biaya-biaya yang dikeluarkan selama pembuatan alat pemeras kelapa

yang dioperasikan secara manual dengan menggunakan tangan dan dibantu

sistem dongkrak terdiri dari biaya pembelian bahan baku dan biaya

pembuatan alat.

1. Anggaran Biaya

Anggaran biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan tugas akhir ini mulai

dari perencanaan hingga selesai membutuhkan biaya sebagai berikut.

Tabel 5.1 Rancangan Anggaran Biaya Pembuatan Alat

No Uraian Unit Harga satuan (Rp) Harga total (Rp)

1 Rangka 103 [Kg] 7.000 720.000

2 Handwheel 1 buah 35.000 35.000

3 Ulir 1 buah 150.000 150.000

4 Nut 1 buah 100.000 100.000

5 Poros bertingkat 1 buah 75.000 75.000

6 Punch 1 buah 166.000 166.000

7 Pipa penghantar 1 buah 50.000 50.000

8 Dies 1 buah 75.000 75.000

9 Hopper 1 buah 350.000 350.000

10 Bak hopper 1 buah 20.000 20.000

11 Bak Penampung 1 buah 5.000 5.000

12 Dongkrak 1 buah 150.000 150.000

13 Cat 1 kaleng 20.000 20.000

14 Thinner 1 kaleng 5.000 5.000

14 Pembuatan laporan 1 ls 250.000 250.000

JUMLAH Rp 2.171.000,00
68

2. Penentuan Harga Jual Mesin

Untuk menentukan harga jual Mesin ditentukan terlebih dahulu beberapa

variabel- variabel yang harus dihitung agar harga jual mesin tersebut

maksimal. Variabel- varibel tersebut diantaranya :

a. Biaya tetap

Biaya tetap yaitu biaya yang tidak akan berubah apabila biaya produksi

mengalami peningkatan atau penurunan. Biaya tetap yang terjadi adalah :

- Biaya Listrik = Rp 10.000,00

- Lain-lain = Rp 100.000,00

Biaya tetap = Biaya Listrik + lain- lain

= Rp 10.000,00 + Rp 100.000,00

= Rp 110.000,00

b. Biaya variabel

Biaya variabel yaitu biaya yang berubah apabila jumlah unit yang

diproduksi berubah jumlahnya. Biaya variabel yang terjadi adalah :

- Harga bahan/komponen = Rp 2.171.000,00

- Biaya order = Rp 240.000,00

Biaya variabel = Harga bahan + Biaya order

= Rp 2.171.000,00 + 240.000,00

= Rp 2.411.000,00

c. Harga desain

Harga ini disesuaikan dengan tingkat kesulitan didalam proses

perencanaan dan perancangan mesinnya.


69

Harga desain = 20 % x Biaya produksi

= 20 % x (Biaya tetap + Biaya variabel)

= 20 % x 2.521.000,00

= Rp 504.200,00

d. Mark up

Keuntungan yang akan diperoleh dan biaya promosi dimasukkan

kedalam mark up yang besarnya 30% dari biaya produksi.

Mark up = 30% x Rp 2.521.200

= Rp 756.300,00

Keempat varibel diatas digabungkan dan hasilnya merupakan harga

jual mesin.

Harga jual mesin

= Biaya tetap + Biaya variabel + biaya desain + mark up

= Rp 110.000,00 + Rp 2.411.000,00 + Rp 504.200,00 +

Rp 756.300,00

= Rp 3.781.500,00
70

.BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan perancangan alat pemeras kelapa yang dioperasikan

secara manual dengan menggunakan tangan dan dibantu sistem dongkrak,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode VDI 2221 sangat efektif digunakan dalam proses perancangan.

2. Alat pemeras kelapa beroperasi secara manual dengan menggunakan

tangan dan dibantu sistem dongkrak.

3. Spesifikasi alat yang didapat adalah sebagai berikut :

- Nama alat : Alat pemeras kelapa

- Dimensi fisik (P x l x t) : 775 x 525 x 1100 [mm]

- Sistem pengoperasian : manual dengan menggunakan tangan

dan dibantu sistem dongkrak

- Dimensi hopper

Diameter = 350 [mm] Tinggi = 335 [mm]

Diameter Lubang = 2 [mm] Tebal plat = 1 [mm]

- Volume kelapa : 50 kelapa

- Kapasitas Tekan : 10 20 ton

4. Kemampuan utama alat ini adalah dapat melakukan pemerasan dengan

kapasitas besar dengan waktu yang lebih efisien dibandingkan dengan


71

menggunakan tangan. Adapun kelebihan dan kelemahan dari alat ini

yaitu :

Kelebihan alat :

1. Memilliki kapasitas yang cukup besar untuk melakukan pemerasan

kelapa parut.

2. Menggunakan dua sistem pemerasan, yaitu dengan menggunakan

handwheel/batang pemutar dan dongkrak .

3. Mudah dalam perawatan, memiliki bentuk yang kuat, kokoh, dan

relatif tahan lama

4. Dapat menghasillkan santan lebih banyak dengan waktu yang

relatif efisien

Sedangkan kelemahan yang dimiliki alat ini adalah :

1. Cenderung berat dalam dimensi fisiknya.

2. Masih diperlukan modifikasi yang tepat guna untuk menghasilkan

alat yang proporsional.

6.2 Saran

1. Untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan

pemakaian/pengoperasian, perhatikanlah petunjuk pengoperasian alat

pemeras ini.

2. Lakukanlah tindakan perawatan dan perbaikan secara berkala untuk

mencegah kerusakan alat secara fisik.


72

3. Untuk mencegah terjadinya bau pada hopper, maka bersihkanlah selalu

setelah selesai menggunakannya dengan air.

4. Alat pemeras kelapa ini mermiliki bentuk yang cukup besar dan berat,

oleh karenanya untuk menghemat bahan dan agar terlihat lebih

menarik maka bentuk fisik alat ini masih dapat dimodifikasi.


DAFTAR PUSTAKA

1. Beer, F.P. Mekanika Untuk Insinyur : Statika, Penerbit : Erlangga,

Jakarta,1989

2. Jutz, Herman. Werstermann Tables for the Metal Trade, Willey

Eastern Limited, 1987

3. Khurmi, R.S. A Text Book of Machine Design, New Delhi: Eurasia

Publishing House. Ltd, 1982

4. Nielman, G. Elemen Mesin Desain dan Kulkasi edisi dua,

Penerbit: Erlangga, Jakarta,1999

5. Sato, Takeshi. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, PT

Prandya Paramitha, Jakarta, 1986

6. Sularso, Kiyokatsu Suga. Dasar Perencanaan dan Pemilihan

Elemen Mesin, PT Prandya Paramitha , Jakarta, 1987


Lampiran 1

Sifat mekanik beberapa jenis elektroda menurut AWS

No.Elektrode Kekutan tarik Kekutan Mulur Regangan


AWS Kkpsi kpsi %
E60xx 62 50 7-25
E70xx 70 57 22
E80xx 80 67 19
E90xx 90 77 14-17
E100xx 100 87 13-16
E120xx 120 107 14

Catatan : 1 kpsi = 6.894.757 N/m2


(Sumber : Shigley, dkk.,:444-445)
Lampiran 2

Tegangan yang diizinkan dalam berbagai kondisi pembebanan menurut


American Institute of Steel Construction (AISC)

No.Elektrode Kekutan tarik Kekutan Mulur Regangan


AWS Kkpsi kpsi %
Tarikan Las Temu 0.60 y 1.67

Bantalan Las Temu 0.90 y 1.11

Lenturan Las Temu 0.60- 1.67


0.90 y

Tekanan Las Temu 0.60 y 1.67


sederhana
Geseran Las Temu atau 0.40 y 1.44
las sudut

y = tegangan mulur
Lampiran 3

Tegangan yang terjadi pada sambungan lasan

Bare electrode Covered electrode


Type of weld Steady load fatique load Steady load fatique load
2 2 2
[kg/cm ] [kg/cm ] [kg/cm ] [kg/cm2 ]

Fillet weld (all


790 210 210 350
type)

Butt weld

Tension 900 350 1100 550

Compresion 1000 350 1250 550

Shear 550 210 700 350


Lampiran 4

Tegangan Ijin material

Material Steady Load Live Load Shock Load


Cast Iron 5-6 8-12 16-20
Wrought Iron 4 7 10-15
Steel 4 8 12-16
Shoft Material & 6 9 15
Alloy
Leather 9 12 15
Timber 7 10-15 20
Lampiran 5

Momen Inersia dan Momen Tahanan


Lampiran 6
Kekuatan tegangan Lasan

Lampiran 7

Tipe Pengelasan dan Momen Inersia

Lampiran 11
Tabel Modulus Elastisital Bahan

Lampiran 7
Lampiran 7
Momen Inersia Lasan
Lampiran 8
Modulus Elastisitas Material

S. No. Material Modulus of elasticity in


kg/cm2
1 Steel 2.0x106 to 2.2x106
2 Wrought iron 1.9x106 to 2.6x106
3 Cast iron 1.0x106 to1.6x106
4 Coppert 0.9x106 to1.1x106
5 Brass 0.8x106 to0.9x106
6 Alumunium 0.6x106 to0.8x106
7 Timber 0.1x106 to

Anda mungkin juga menyukai