PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.Mengetahui definisi asma
2. Mengetahui penyebab asma
3. Mengetahui tandadan gejala asma
4. Mengetahui pemeriksaan penunjang / diagnosa
5. Mengetahui efek ibu hamil,persalinan
6. Mengetahui penatalaksanaan asma
BAB II
PEMBAHASAN
1.3.1 definisi
Istilah asma diambil dari kata yunani artinya terengah-engah yang artinya
serangan napas pendek. Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis
pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan
saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit
bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada,
batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik
muda atau tua.
Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya
lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup deng
an kondisi ini. Ketika paru-paru teriritasi pemicu di atas, maka otot-otot
saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran
tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang
menjadikan bernapas makin sulit dilakukan.
Asma dpat dibagi menjadi tiga kategori. asma alergika atau asma
ekstrinsik, asma intrinsik, dan asma campuran.
Paparan zat di udara, misalnya asap kimia, asap rokok, dan polusi udara.
Faktor kondisi cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca
panas yang didukung kualitas udara yang buruk, cuaca lembap, dan perubahan
suhu yang drastis.
Stres.
Sangat penting untuk mengetahui apa yang kerap memicu munculnya gejala
apabila Anda adalah seorang penderita asma. Setelah mengetahuinya, hindari
hal-hal tersebut karena itu merupakan cara terbaik bagi Anda untuk mencegah
terjadinya serangan asma.
Apabila gejala di atas ini kumat, sering kali penderita asma menjadi sulit untuk
tidur.
Tingkat keparahan gejala asma bervariasi, mulai dari yang ringan hingga
parah. Memburuknya gejala biasanya terjadi pada malam hari atau dini hari.
Sering kali hal ini membuat penderita asma menjadi sulit tidur dan kebutuhan
akan inhaler semakin sering. Selain itu, memburuknya gejala juga bisa dipicu oleh
reaksi alergi atau aktivitas fisik.
Selain sulit bernapas, sesak dada, dan mengi yang memburuk secara
signifikan, tanda-tanda lain serangan asma parah dapat meliputi:
Gejala batuk, mengi dan sesak di dada semakin parah dan sering.
Jangan abaikan jika Anda atau keluarga Anda mengalami tanda-tanda serangan
asma di atas. Segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Tes berikutnya yang bisa dipakai untuk mendiagnosis asma adalah tes
kadar arus ekspirasi puncak. Di dalam tes yang dibantu dengan alat
bernama peak flow meter (PFM) ini , kecepatan udara dari paru-paru dalam
sekali napas yang bisa diembuskan oleh pasien akan diukur guna
mendapatkan data tingkat arus ekspirasi puncak (PEFR). Dokter biasanya
menyarankan pasien untuk membeli sebuah PFM untuk digunakan di rumah,
serta membuat sebuah catatan PEFR tiap harinya. Selain itu, pasien juga akan
disarankan untuk mencatat tiap gejala yang muncul agar dokter bisa
mengetahui kapan asma memburuk.
Tes lainnya
Selain spirometri dan tes kadar arus ekspirasi puncak, beberapa tes lainnya
mungkin dibutuhkan pasien untuk memperkuat dugaan asma atau membantu
mendeteksi penyakit-penyakit selain asma. Contoh-contoh tes tersebut adalah:
Ibu hamil yang menderita asma harus ekstra hati-hati karena ternyata asma
yang diderita saat hamil bisa membahayakan kesehatan janin. Sebuah penelitian di
Universitas Adelaide, Australia mengungkapkan bahwa jika asma yang diderita ibu
hamil tidak ditangani dengan baik maka dapat membahayakan keselamatan bayi
yang dikandung, yaitu meningkatkan resiko kelahiran prematur, bayi berat lahir
rendah (BBLR), bahkan kematian pada bayi.
BAB III
PENUTUP
1.4 KESIMPULAN
1.5 SARAN