Latar Belakang
informasi mengenai kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Dan
melalui laporan tahunan dan laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
1
perusahaan akan dinilai berkualitas apabila laporan keuangan tersebut telah
Kualitas audit yang dilakukan atas laporan keuangan juga dilihat dari
aspek auditor, dimana auditor tersebut merupakan auditor Big Four atau auditor
Non Big Four. Laporan keuangan yang diaudit oleh KAP Big Four akan
menyajikan laporan keuangan yang berkulitas dan memiliki reputasi yang baik.
pengungkapan CSR, sedangkan ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit dan
2
kualitas audit terbukti berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Dalam
oleh Hapsoro (2012). Dalam penelitian ini, terdapat beberapa perbedaan dengan
2009, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan tahun 2011 - 2012 sebagai
yang melakukan kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang rentan menimbulkan
3
kerusakan lingkungan, sehingga corporate social responsibility yang diterapkan
yang dihitung berdasarkan social cost yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan
menambahkan tiga variabel lain, yaitu biaya employee relations (besarnya biaya
Pemilihan pengukuran yang berbeda dilakukan supaya dapat diperoleh hasil yang
lebih terperinci dan dapat terhindar dari unsur subyektivitas dalam menentukan
Masalah Penelitian
komisaris independen, dan ukuran komite audit) Dan Kualitas Audit Terhadap
4
sekitarnya, serta environtmental awareness sebagai proksi dari bentuk keterlibatan
Persoalan Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
meningkat.
5
2. Bagi Mahasiswa
KERANGKA TEORITIS
Landasan Teori
Agency Theory
pemilik.
pihak yang terlibat dalam perusahaan (manajer dan pemilik perusahaan) dalam
kesejahteraan dirinya.
orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan
6
suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
kepada agent tersebut ( Jensen dan Meckling, 1976 dalam Permanasari, 2010).
tambah bagi seluruh pihak yang berkepentingan. Secara teoritis, pelaksanaan good
Kepemilikan Intitusional
lainnya. Institusi biasanya dapat menguasai mayoritas saham karena sumber daya
mereka lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena
7
Kepemilikan institusional menyebabkan pengawasan yang ketat terhadap
(Tamba, 2011).
dewan komisaris yang besar dapat mambantu dalam pemantauan lebih, membantu
2012).
untuk mengendalikan CEO dan pengawasan yang dilakukan akan semakin efektif
pengendalian pada perusahaan besar, yang memiliki peran ganda yaitu peran
2008).
8
umum mempunyai pengawasan yang lebih baik terhadap manajemen (Antonia,
2008).
Komite audit harus terdiri atas individu individu yang mandiri dan tidak
terlibat dengan tugas sehari hari dari manajemen yang mengelola perusahaan,
(Hapsoro, 2012).
Komite audit terdiri dari sedikitnya tiga orang , diketuai oleh komisaris
Kualitas Audit
penerapan corporate governance yang baik dimana audit merupakan kendali bagi
manajemen dalam menyusun laporan keuangan yang wajar yang sesuai dengan
9
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain lain tenaga kerja, produk, serta
menggunakan tiga variabel lain, sehingga akan diperoleh hasil yang terperinci dan
diperoleh hasil yang lebih tepat. Variabel variabel lain yang digunakan dalam
Employee Relations
program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya
(Permanasari, 2010).
Community Services
2008).
10
Environmental Awareness
dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan
Hipotesis
berikut:
Responsibility.
keputusan yang tidak hanya bersifat keuangan. Namun juga yang bersifat sosial
11
melakukan kegiatan CSR yang berkaitan dengan karyawan employee relaitions),
employee relations.
community services.
environmental awareness.
Responsibility
12
termasuk praktik penerapan corporate social responsibility. Salah satu fakor
aspek social dan lingkungan. Dengan begini dewan komisaris akan terus
(environtmental awareness).
relations.
services
environmental awareness.
Responsibility
13
Secara umum dewan komisaris independent memiliki pengawasan dan
monitoring yang lebih baik terhadap manajemen. Selain itu komisaris independent
juga dapat memberikan arahan serta petunjuk bagi para pengelola perusahaan.
memebrikan keuntungan bagi para pemegang saham saja, namun juga kebijakan
yang dapt memebri manfaat untuk para pekerja, komunitas social, dan lingkungan.
Dengan adanya arahan dari dewan komisaris independent maka manajemen juga
akan semakin terdorong untuk melakukan kegiatan CSR yang berkaitan dengan
(environtmental awareness).
employee relations.
community services.
environmental awareness.
14
Pengaruh Ukuran Komite Audit Terhadap Corporate Social Responsibility
kegiatan manajemen sehari hari serta mempunyai tanggung jawab utama untuk
2012).
kebijakan perusahaan dengan lebih adil dan objektif. Serta mendorong perusahaan
citra perusahaan bagi masyarakat luas, ketika kegiatan CSR tersebut di ungkapkan
relations.
15
H4 b : Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap community
services.
awareness.
perusahaan secara keseluruhan. Secara teori KAP Big Four seharusnya lebih
berkualitas dibandingkan dengan jasa audit yang diberikan KAP Non Big Four.
Jasa yang diberikan akan lebih independen dan transaparan. Dengan andanya
audit yang transparan atas laporan keuangan dan laporan tahunan, perusahaan
akan terdorong untuk melakukan kegiatan CSR dan mengungkapkan nya dalam
diberikan oleh KAP bersifat positif bagi kelangsungan dan citra baik perusahaan.
Untuk itu perusahaan akan melakukan kegiatan CSR yang berhubungan dengan
(environtmental awareness).
16
Pengungkapan Corporate Social Responsibilty, menemukan bahwa kualitas audit
awareness.
Model Penalarannya
Proporsi kepemilikan Pengungkapan CSR:
CORPORATE institusional
GOVERNANCE Ukuran dewan komisaris Employee
Proporsi komisaris
independen Relations
Ukuran komite audit Community
Services
Environmental
KAP Big Four dan Non Awareness
KUALITAS
AUDIT Big Four
METODE PENELITIAN
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
terdiri dari data akuntansi yang berupa data laporan keuangan, dan data laporan
terdaftar di BEI, sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
17
metode purposive sampling dengan beberapa kriteria, perusahaan terdaftar di BEI
tahun 2011 sampai dengan tahun 2012. Mempublikasikan laporan keuangan yang
telah diaudit dan laporan tahunan yang memuat informasi mengenai biaya CSR
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan sektor pertambangan yang 37
yang terdaftar di BEI tahun 2011-2012
tersebut akan diolah untuk mengetahui pengaruh dari good corporate governance
Pengukuran Variabel
corporate social responsibility yang akan diukur dengan metode Opportunity Cost
Approach yang terdiri dari tiga variabel dependen lain. Tiga variabel dependen
18
ini adalah proporsi kepemilikian institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi
komisaris independen, ukuran komite audit dan kualitas audit. Variabel variabel
yang digunakan dalam penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan rumus :
19
Jumlah kepemilikan institusional dapat diperoleh dari laporan tahunan
institusional besar.
komisaris independen dari jumlah total anggota dewan komisaris yang dimiliki
komite audit dalam perusahaan. Pada umumnya terdiri dari tiga sampai lima orang
akuntan big four dan kantor akuntan non big four. Variabel diukur dengan
20
menggunakan dummy, yaitu dengan memberikan 0 untuk auditor yang berasal dari
KAP non big four dan 1 untuk auditor dari KAP big four.
Teknik analisis dalam penelitian ini, terdiri dari teknik analisis deskriptif
dan analisis statistik, kedua teknik ini dilakukan supaya dapat diperoleh hasil
menggambarkan profil dan sample yang meliputi antara lain mean, median,
Dalam uji asumsi klasik terdiri dari, uji normalitas non parametrik dengan
multikolinearitas.
persen, dimana hipoteis diterima apabila nilai Ftest nya lebih dari F tabel.
21
Uji t atau uji signifikansi parameter individual, pengujian yang digunakan
dalam model regresi, bukan hanya variabel independen saja yang mempengaruhi
variabel dependen, melainkan masih ada faktor lain yang dapat menyebabkan
error
Model Penelitian
(Model 1)
(Model 2)
(Model 3)
Keterangan:
22
INST = Proporsi Kepemilikan Institusional
0 = Intercept
= Error Term
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi.
berikut:
Tabel 2
Deskriptif Statistik
Descriptive
Statistics
N Minimum Maximum Mean
BER 25 0.01 6 0.6
BCS 25 0.04 30 2.4796
BEA 25 0.03 6 0.622
INST 25 1 99 68.84
DKOM 25 2 9 5.04
KIND 25 0 67 34.6
UKAD 25 2 7 3.32
KUAD 25 0 1 0.68
Valid N
(listwise) 25
Sumber : Hasil Penelitian. Data diolah.
23
Tabel dua menunjukkan bahwa jumlah responden (N) adalah 25
operasinya, yaitu PT Ratu Prabu Energi. Sedangkan nilai maksimum dari biaya
employee relations (BER) adalah enam, yang berarti terdapat perusahaan yang
mengungkapkan biaya employee relations sebesar enam persen dari total biaya
Mega Persada. Sedangkan nilai maksimum dari biaya community services (BCS)
adalah tiga puluh, yang berarti terdapat perusahaan yang mengungkapkan biaya
community services sebesar tiga puluh persen dari total biaya operasinya, yaitu PT
nilai minimum sebesar 0,03 yang berarti terdapat perusahaan yang hanya
24
mengungkapkan biaya environmental awareness sebesar 0,03% dari total biaya
nilai maksimum dari biaya environmental awareness (BEA) adalah enam, yang
sebesar enam persen dari total biaya operasinya, yaitu PT Samindo Resources.
Tabel 3
Struktur Kepemilikan Saham
25
15 PT. Benakat Petroleum Energy Minyak dan Gas - 57 43
16 PT. Elnusa Minyak dan Gas 41 31 28
17 PT. Energi Mega Persada Minyak dan Gas - 92 8
18 PT. Medco Energy Minyak dan Gas - 62 38
19 PT. Ratu Prabu Energy Minyak dan Gas - 78 22
20 PT. Surya Esa Perkasa Logam dan Mineral - 75 25
21 PT. Aneka Tambang Logam dan Mineral 65 - 35
22 PT. Central Omega Resources Logam dan Mineral - 77 23
23 PT. Timah Logam dan Mineral 65 25 10
24 PT. Vale Indonesia Logam dan Mineral - 85 15
25 PT. Citatah Batu-Batuan - 99 1
Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.
kepemilikan saham institusional terdiri dari saham yang dimiliki pemerintah dan
lembaga. Dalam tabel deskriptif statistik variable INST memiliki nilai minimum
institusionalnya hanya sebesar satu persen dari total saham yang beredar, yaitu PT
(INST) adalah sembilan puluh sembilan, yang berarti terdapat perusahaan yang
dari total saham yang beredar, yaitu PT Citatah. Kondisi tersebut menunjukkan
26
Good corporate governance juga diukur dengan menggunakan variabel
ukuran dewan komisaris (DKOM), secara lebih rinci akan dijelaskan dalam tabel
empat.
Tabel 4
Komposisi Jumlah Anggota Dewan
Komisaris
Jumlah Jumlah
Anggota Perusahaan
2 orang 1
3 orang 4
4 orang 3
5 orang 7
6 orang 8
7 orang 0
8 orang 1
9 orang 1
Sumber: Hasil Penelitian. Data diolah.
ada dua orang, yaitu PT Ratu Prabu Energi. Sedangkan nilai maksimum dari
Vale Indonesia.
27
Selain dewan komisaris, good corporate governance juga diukur dengan
Tabel 5
Komposisi Dewan Komisaris Independen
Jumlah Jumlah
Anggota Perusahaan
0 1
1 Orang 9
2 Orang 12
3 Orang 3
Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.
independen yang dimiliki oleh beberapa perusahaan adalah dua orang. Menurut
independen adalah tiga puluh persen dari seluruh anggota dewan komisaris
komisaris independen (KIND) memiliki nilai minimum sebesar nol atau nol
persen, yang berarti terdapat perusahaan yang tidak memiliki dewan komisaris
independen dari seluruh anggota dewan komisaris yang dimiliki, yaitu PT Energi
(KIND) adalah enam puluh tujuh atau enam puluh tujuh persen, yang berarti
puluh tujuh persen dari seluruh dewan komisaris yang dimiliki , yaitu PT Toba
Bara Sejahtera.
28
Good corporate governance juga diukur dengan menggunakan variabel
ukuran komite audit, dimana komposisi ukuran komite audit akan dijelaskan
Tabel 6
Komposisi Jumlah Komite Audit
Jumlah Jumlah
Anggota Perusahaan
2 orang 2
3 orang 19
4 orang 1
5 orang 1
6 orang 1
7 orang 1
Sumber: Hasil Penelitian. Data diolah.
Dari tabel enam, dapat diketahui bahwa rata-rata komite audit yang
dimiliki oleh beberapa perusahaan adalah dua orang. Sesuai dengan peraturan dari
sahamnya tercatat di Bursa Efek serta perusahaan yang memiliki dampak luas
(UKAD), dalam tabel analisis deskriptif statistik memiliki nilai minimum sebesar
dua, yang berarti terdapat perusahaan yang hanya memiliki komite audit sebanyak
dua orang, yaitu PT Medco Energy dan PT Ratu Prabu Energy. Sedangkan nilai
maksimum dari ukuran komite audit (UKAD) adalah tujuh, yang berarti terdapat
perusahaan yang memiliki komite audit sebanyak tujuh orang, yaitu PT Aneka
Tambang.
29
Selain good corporate governance, juga akan disajikan dalam tabel tujuh
mengenai jasa kantor akuntan publik yang digunakan oleh perusahaan yang
diteliti.
Tabel 7
Komposisi Perusahaan Berdasarkan KAP
Jumlah
KAP
Perusahaan
Big Four (BF) 17
Non Big Four (NBF) 8
Jumlah 25
Akuntan Publik (KAP) big four diyakini akan memberikan jasa audit yang lebih
dalam laporan keuangan perusahaan (Hapsoro, 2012). Dari tabel tujuh dapat
diketahui bahwa sebagian besar perusahaan telah menggunakan jasa KAP big
four. Variabel kedelapan yaitu kualitas audit (KUAD), dalam tabel analisis
deskriptif statistik memiliki nilai minimum sebesar nol, yang berarti terdapat
perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik non big four. Sedangkan nilai
maksimum dari kualitas audit (KUAD) adalah satu, yang berarti perusahaan telah
30
Dalam penelitian ini telah dilakukan uji multikolinearitas, yang hasilnya
multikolinearitas. Sebab, seluruh variabel bebas lebih besar dari 0,10 demikian
menjamin keakuratan hasil, diperlukan sebuah uji statistik yang dapat digunakan
2005 dalam Hapsoro, 2012). Setelah dilakukan uji Glejser diperoleh bahwa semua
t hitung variabel independen lebih kecil dari t tabel dan nilai signifikansinya lebih
dari 0,05. Tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik
diketahui bahwa titik data menyebar diatas maupun dibawah angka nol sumbu Y.
dan variabel dependen telah terdistribusi secara normal atau tidak. Uji
menguji data telah terdistribusi secara normal atau tidak melalui variabel residu
dalam model regresi. Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
seluruh variabel residu dalam model regresi memiliki nilai signifikansi lebih dari
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
31
Pengujian Hipotesis
dependen biaya employee relations (BER), biaya community services (BCS), dan
komisaris independen (KIND), ukuran komite audit (UKAD) dan kualita audit
(KUAD). Hasil regresi yang telah dilakukan akan dijelaskan dalam tabel tujuh,
determinasi (R2).
Tabel 8
Dari tabel delapan, model regresi pertama, dengan variabel dependen BER
dalam model pertama melebihi taraf signifikansi 0,05, sehingga hal ini
32
(UKAD) dan kualitas audit (KUAD) tidak terbukti mempunyai pengaruh positif
terhadap biaya employee relations (BER). Besarnya nilai F-test dalam model
pertama adalah 0,363, dimana nilai tersebut lebih kecil dari F tabel yaitu 2,60
independen (KIND), ukuran komite audit (UKAD) dan kualitas audit (KUAD)
dalam model pertama adalah 0,087 atau sebesar 8,7% artinya kemampuan
hanya sebesar 8,7%, sedangkan 91,3% ditunjukkan oleh variabel lain diluar
regresi. Dari hasil pengolahan maka diperoleh persamaan regresi seperti berikut:
0,343KUAD + (Model 1)
nilai signifikansi (p-value) dari seluruh variabel independen dalam model kedua
melebihi taraf signifikansi 0,05, sehingga hal ini menunjukkan bahwa proporsi
komisari independen (KIND, ukuran komite audit (UKAD) dan kualitas audit
services (BCS). Nilai F-test dalam model kedua sebesar 0,813, dimana nilai
tersebut lebih kecil dari F tabel yaitu 2,60 untuk = 5%, hal itu berarti bahwa
33
(UKAD) dan kualitas audit (KUAD) tidak berpengaruh positif terhadap biaya
community services (BCS). Nilai R dalam model kedua adalah 0,176 atau sebesar
ditunjukkan oleh variabel lain diluar regresi. Dari hasil pengolahan maka
2,343KUAD + (Model 2)
nilai signifikansi (p-value) dari seluruh variabel independen dalam model kedua
melebihi taraf signifikansi 0,05, sehingga hal ini menunjukkan bahwa proporsi
komisari independen (KIND, ukuran komite audit (UKAD) dan kualitas audit
awareness (BEA). Nilai F-test dalam model ketiga sebesar 0,508, dimana nilai
tersebut lebih kecil dari F tabel yaitu 2,60 untuk = 5%, hal itu berarti bahwa
environmrntal awareness (BEA). Nilai R dalam model ketiga adalah 0,118 atau
34
88,2% ditunjukkan oleh variabel lain diluar regresi. Dari hasil pengolahan maka
0,416KUAD + (Model 3)
PEMBAHASAN
dan kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap corporate social
no 40 tahun 2007 pasal 74, yang menyatakan bahwa setiap perseroan yang
menjalankan bidang usaha yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib
35
Sehingga perusahaan pertambangan yang menjalankan kegiatan bisnisnya
melalui kegiatan eksploitasi sumber daya alam akan tetap melakukan CSR tanpa
undang dan peraturan pemerintah akan mendapat sanksi dari pemerintah. Untuk
mereka. Dapat dilihat melalui tabel sembilan mengenai peningkatan biaya CSR
Tabel 9
Data Kenaikan Biaya CSR Akibat Terjadi Konflik
Kenaikan Kenaikan
Biaya CSR Biaya CSR Biaya CSR
Perusah Thn Biaya Biaya
Konflik Yang Terjadi 2010 2011 2012
aan CSR CSR
(Rp) (Rp) (Rp)
2011 2012
Pencemaran air sungai dan
PT. sawah serta mengakibatkan
2010 perkebunan karet warga Kec - 143.800.000.000 261.630.410.000 - 54.96%
ADARO Murungpudak terendam air
limbah batu bara.
36
1.Sengketa lahan persawahan
de ngan warga Kec Parittiga.
2. Reklamasi wilayah
tambang di Bangka
Belitung yang belum
dilakukan.
3. Pembangunan Tin
Chemical di Bangka Barat
2011 yang belum di realisasikan
sejak peletakan batu
pertama.
PT.
1. Kerusakan lahan akibat
2011 - 69.911.602.822 150.614.741.310 - 46.42 %
BAYAN pembangunan akses jalan
tambang PT Bayan.
37
Perusahaan high-profile melakukan kegiatan dan pengungkapan CSR yang
lebih beragam dan banyak jumlahnya dibandingkan perusahaan low-profile
(Hendrasaputra, 2005). Perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang
masuk dalam kategori perusahaan high-profile. Pada dasarnya perusahaan high-
profile telah memiliki mekanisme pengelolaan bisnis yang sehat, sehingga telah
memiliki good corporate governance, perusahaan pertambangan telah memiliki
kesadaran untuk melakukan kegiatan dan pengungkapan CSR.
Hasil penelitian ini membuat penelitian ini menjadi tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hapsoro (2012) yang menemukan ukuran dewan
komisaris, ukuran komite audit dan kualitas audit terbukti berpengaruh positif
Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
PENUTUP
Kesimpulan
awareness).
38
Keterbatasan Penelitian dan Saran
tidak melihat pada proporsi besaran biaya yang dikeluarkan pada masing-masing
proporsi besaran biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan CSR yang terdiri dari
39
DAFTAR PUSTAKA
40
Rebecca, Yulisa . 2011. Pengaruh Corporate Governance Index, Kepemilikan
Susanti, Susi dan Ikhsan Budi Riharjo. 2013. Pengaruh Good Corporate
Indonesia.
Indonesia
Universitas Diponegoro
41
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pertambangan Jml
No Nama Perusahaan Komite Nama KAP
Sub Sektor Audit
(Orang)
1 PT. Adaro Energy Tbk Batu Bara 3 PWC
2 PT. Atlas Resources Batu Bara 3 PWC
3 PT. Bara Multi Sukses Batu Bara 3 PWC
4 PT. Bayan Resources Batu Bara 3 PWC
5 PT. Berau Coal Batu Bara 3 PWC
6 PT. Bukit Asam Batu Bara 5 PWC
7 PT. Bumi Resources Batu Bara 3 Mazars
8 PT. Golden Eagle Energy Batu Bara 3 Deloitte
9 PT. Golden Energy Mines Batu Bara 3 Moore Stephens
10 PT. Harum Energy Batu Bara 3 Delloitte
11 PT. Indo Tambangraya Megah Batu Bara 3 PWC
12 PT. Resources Alam Indonesia Batu Bara 3 Ernst&Young
13 PT. Samindo Resources Batu Bara 3 Morison
14 PT. Toba Bara Sejahtera Batu Bara 3 Ernst & Young
15 PT. Benakat Petroleum Energy Minyak dan Gas 3 BMY
16 PT. Elnusa Minyak dan Gas 6 PWC
17 PT. Energi Mega Persada Minyak dan Gas 3 Mazars
18 PT. Medco Energy Minyak dan Gas 2 Ernst&Young
19 PT. Ratu Prabu Energy Minyak dan Gas 2 ARH&J
20 PT. Surya Esa Perkasa Logam dan Mineral 3 Delloitte
21 PT. Aneka Tambang Logam dan Mineral 7 Ernst&Young
22 PT. Central Omega Resources Logam dan Mineral 3 Moore Stephens
23 PT. Timah Logam dan Mineral 4 Deloitte
24 PT. Vale Indonesia Logam dan Mineral 3 PWC
25 PT. Citatah Batu-Batuan 3 Moore Stephens
Pertambangan Employee
No Nama Perusahaan Relations
Sub Sektor
(Rp)
1 PT. Adaro Energy Tbk Batu Bara 27,000,000,000
2 PT. Atlas Resources Batu Bara 2,230,720,000
3 PT. Bara Multi Sukses Batu Bara 536,064,725
4 PT. Bayan Resources Batu Bara 82,153,495,260
5 PT. Berau Coal Batu Bara 5,216,427,000
6 PT. Bukit Asam Batu Bara 214,525,460,000
7 PT. Bumi Resources Batu Bara 34,765,059,660
8 PT. Golden Eagle Energy Batu Bara 194,027,645
9 PT. Golden Energy Mines Batu Bara 2,712,125,585
10 PT. Harum Energy Batu Bara 1,805,349,134
11 PT. Indo Tambangraya Megah Batu Bara 8,299,356,000
12 PT. Resources Alam Indonesia Batu Bara 773,460,020
13 PT. Samindo Resources Batu Bara 100,905,088,500
14 PT. Toba Bara Sejahtera Batu Bara 15,728,149,280
15 PT. Benakat Petroleum Energy Minyak dan Gas 1,904,700,000
16 PT. Elnusa Minyak dan Gas 14,138,853,000
17 PT. Energi Mega Persada Minyak dan Gas 1,909,814,487
18 PT. Medco Energy Minyak dan Gas 19,137,676,900
19 PT. Ratu Prabu Energy Minyak dan Gas 41,092,330
20 PT. Surya Esa Perkasa Logam dan Mineral 278,240,216
21 PT. Aneka Tambang Logam dan Mineral 57,500,000,000
22 PT. Central Omega Resources Logam dan Mineral 2,869,635,871
23 PT. Timah Logam dan Mineral 22,310,811,000
24 PT. Vale Indonesia Logam dan Mineral 18,007,940,000
25 PT. Citatah Batu-Batuan 477,072,074
DATA BIAYA COMMUNITY SERVICES
Pertambangan Community
No Nama Perusahaan Services
Sub Sektor
(Rp)
1 PT. Adaro Energy Tbk Batu Bara 167,593,150,000
2 PT. Atlas Resources Batu Bara 3,346,080,000
3 PT. Bara Multi Sukses Batu Bara 750,490,615
4 PT. Bayan Resources Batu Bara 13,692,249,210
5 PT. Berau Coal Batu Bara 12,171,663,000
6 PT. Bukit Asam Batu Bara 214,525,460,000
7 PT. Bumi Resources Batu Bara 69,530,119,320
8 PT. Golden Eagle Energy Batu Bara 388,055,291
9 PT. Golden Energy Mines Batu Bara 1,549,786,048
10 PT. Harum Energy Batu Bara 3,610,698,268
11 PT. Indo Tambangraya Megah Batu Bara 41,496,780,000
12 PT. Resources Alam Indonesia Batu Bara 1,740,285,045
13 PT. Samindo Resources Batu Bara 504,525,442,500
14 PT. Toba Bara Sejahtera Batu Bara 31,456,298,560
15 PT. Benakat Petroleum Energy Minyak dan Gas 3,174,500,000
16 PT. Elnusa Minyak dan Gas 942,590,200,000
17 PT. Energi Mega Persada Minyak dan Gas 2,546,419,316
18 PT. Medco Energy Minyak dan Gas 19,137,676,900
19 PT. Ratu Prabu Energy Minyak dan Gas 369,830,973
20 PT. Surya Esa Perkasa Logam dan Mineral 695,600,540
21 PT. Aneka Tambang Logam dan Mineral 167,400,000,000
22 PT. Central Omega Resources Logam dan Mineral 5,165,344,567
23 PT. Timah Logam dan Mineral 37,184,685,000
24 PT. Vale Indonesia Logam dan Mineral 36,015,880,000
25 PT. Citatah Batu-Batuan 477,072,074
DATA BIAYA ENVIRONTMENTAL AWARENESS
Pertambangan Environmental
No Nama Perusahaan Awareness
Sub Sektor
(Rp)
1 PT. Adaro Energy Tbk Batu Bara 67,037,260,000
2 PT. Atlas Resources Batu Bara 2,230,720,000
3 PT. Bara Multi Sukses Batu Bara 536,064,725
4 PT. Bayan Resources Batu Bara 54,768,996,840
5 PT. Berau Coal Batu Bara 8,694,045,000
6 PT. Bukit Asam Batu Bara 214,525,460,000
7 PT. Bumi Resources Batu Bara 34,765,059,660
8 PT. Golden Eagle Energy Batu Bara 194,027,645
9 PT. Golden Energy Mines Batu Bara 2,712,125,585
10 PT. Harum Energy Batu Bara 2,708,023,701
11 PT. Indo Tambangraya Megah Batu Bara 8,299,356,000
12 PT. Resources Alam Indonesia Batu Bara 1,353,555,035
13 PT. Samindo Resources Batu Bara 100,905,088,500
14 PT. Toba Bara Sejahtera Batu Bara 23,592,223,920
15 PT. Benakat Petroleum Energy Minyak dan Gas 1,904,700,000
16 PT. Elnusa Minyak dan Gas 1,413,885,300
17 PT. Energi Mega Persada Minyak dan Gas 1,909,814,487
18 PT. Medco Energy Minyak dan Gas 19,137,676,900
19 PT. Ratu Prabu Energy Minyak dan Gas 205,461,652
20 PT. Surya Esa Perkasa Logam dan Mineral 347,800,270
21 PT. Aneka Tambang Logam dan Mineral 216,260,293,200
22 PT. Central Omega Resources Logam dan Mineral 2,869,635,871
23 PT. Timah Logam dan Mineral 22,310,811,000
24 PT. Vale Indonesia Logam dan Mineral 27,011,910,000
25 PT. Citatah Batu-Batuan 318,048,049
DATA PERHITUNGAN INST, DKOM, KIND, UKAD, DAN KUAD
Pertambangan
No Nama Perusahaan INST DKOM KIND UKAD KUAD
Sub Sektor
1 PT. Adaro Energy Tbk Batu Bara 37 6 34 3 BF
2 PT. Atlas Resources Batu Bara 75 5 40 3 BF
3 PT. Bara Multi Sukses Batu Bara 26 6 34 3 BF
4 PT. Bayan Resources Batu Bara 30 5 40 3 BF
5 PT. Berau Coal Batu Bara 89 4 25 3 BF
6 PT. Bukit Asam Batu Bara 98 6 34 5 BF
7 PT. Bumi Resources Batu Bara 38 8 38 3 NBF
8 PT. Golden Eagle Energy Batu Bara 82 5 40 3 BF
9 PT. Golden Energy Mines Batu Bara 97 6 50 3 NBF
10 PT. Harum Energy Batu Bara 70 5 40 3 BF
PT. Indo Tambangraya
11 Megah Batu Bara 65 6 20 3 BF
PT. Resources Alam
12 Indonesia Batu Bara 63 5 20 3 BF
13 PT. Samindo Resources Batu Bara 69 3 34 3 NBF
14 PT. Toba Bara Sejahtera Batu Bara 1 3 67 3 BF
PT. Benakat Petroleum Minyak dan
15 Energy Gas 57 3 34 3 NBF
Minyak dan
16 PT. Elnusa Gas 72 5 40 6 BF
Minyak dan
17 PT. Energi Mega Persada Gas 92 5 0 3 NBF
Minyak dan
18 PT. Medco Energy Gas 62 6 34 2 BF
Minyak dan
19 PT. Ratu Prabu Energy Gas 78 2 50 2 NBF
Logam dan
20 PT. Surya Esa Perkasa Mineral 75 4 25 3 BF
Logam dan
21 PT. Aneka Tambang Mineral 65 6 34 7 BF
PT. Central Omega Logam dan
22 Resources Mineral 77 4 25 3 NBF
Logam dan
23 PT. Timah Mineral 90 6 50 4 BF
Logam dan
24 PT. Vale Indonesia Mineral 85 9 23 3 BF
25 PT. Citatah Batu-Batuan 99 3 34 3 NBF
Keterangan : NBF = Non Big Four
BF = Big Four
DATA PERHITUNGAN BER, BCS DAN BEA
Pertambangan
No Nama Perusahaan BER BCS BEA
Sub Sektor
1 PT. Adaro Energy Tbk Batu Bara 0.09 0.5 0.2
2 PT. Atlas Resources Batu Bara 0.2 0.3 0.2
3 PT. Bara Multi Sukses Batu Bara 0.05 0.07 0.05
4 PT. Bayan Resources Batu Bara 0.6 0.1 0.4
5 PT. Berau Coal Batu Bara 0.03 0.07 0.05
6 PT. Bukit Asam Batu Bara 2 2 2
7 PT. Bumi Resources Batu Bara 0.1 0.2 0.1
8 PT. Golden Eagle Energy Batu Bara 2 4 2
9 PT. Golden Energy Mines Batu Bara 0.07 0.04 0.07
10 PT. Harum Energy Batu Bara 0.02 0.04 0.03
11 PT. Indo Tambangraya Megah Batu Bara 0.04 0.2 0.04
12 PT. Resources Alam Indonesia Batu Bara 0.04 0.09 0.07
13 PT. Samindo Resources Batu Bara 6 30 6
14 PT. Toba Bara Sejahtera Batu Bara 0.4 0.8 0.6
15 PT. Benakat Petroleum Energy Minyak dan Gas 0.03 0.05 0.03
16 PT. Elnusa Minyak dan Gas 0.3 20 0.03
17 PT. Energi Mega Persada Minyak dan Gas 0.03 0.04 0.03
18 PT. Medco Energy Minyak dan Gas 0.2 0.2 0.2
19 PT. Ratu Prabu Energy Minyak dan Gas 0.01 0.09 0.05
20 PT. Surya Esa Perkasa Logam dan Mineral 0.08 0.2 0.1
21 PT. Aneka Tambang Logam dan Mineral 0.6 0.9 2
22 PT. Central Omega Resources Logam dan Mineral 0.5 0.9 0.5
23 PT. Timah Logam dan Mineral 0.3 0.5 0.3
24 PT. Vale Indonesia Logam dan Mineral 0.2 0.4 0.3
25 PT. Citatah Batu-Batuan 0.3 0.3 0.2
DATA TOTAL BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN
1. Uji Multikolinearitas
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Unstandardized
Residual
N 25
a
Normal Parameters Mean .0000000
Positive .236
Negative -.172
Kolmogorov-Smirnov Z 1.182
Unstandardized
Residual
N 25
a
Normal Parameters Mean .0000000
Positive .245
Negative -.168
Kolmogorov-Smirnov Z 1.226
Unstandardized
Residual
N 25
a
Normal Parameters Mean .0000000
Positive .222
Negative -.156
Kolmogorov-Smirnov Z 1.109
4. Scatterplot
Lampiran 3
Analisis Regresi
b
Model Summary
b
ANOVA
Total 37.360 24
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Total 1169.593 24
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
b
Model Summary
Total 39.480 24
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients