Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntansi sektor publik dapat diinterprestasikan sebagai bidang akuntansi


yang secara khusus membahas penggunaan akuntansi dalam kegiatan organisasi
sektor publik. Secara luas, organisasi sektor publik meliputi lembaga-lembaga
tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah,
perusahaan negara yang di Indonesia dikenal sebagai BUMN dan BUMD, partai
politik, lembaga swadaya masyarakat, yayasan, dan lembaga nonprofit lainnya.
Dalam perkembangan keilmuan, akuntansi sektor publik masih terbilang sangat
muda yakni sekitar satu dekade.

Akuntansi sektor publik di Indonesia tertinggal dibandingkan dengan


akuntansi bisnis (swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik sangat berbeda
dengan sektor swasta, sehingga akuntansi yang diterapkan pada kedua sektor
tersebut juga berbeda dan mempunyai keunikan sendiri-sendiri. Perbedaan
karakter dan mekanisme pengelolaan masing-masing organisasi sangat perlu
diperdalam, agar kinerja masing-masing sektor menjadi maksimal.Maksimalisasi
kinerja organisasi sektor publik inilah yang menjadi tujuan komparasi akuntansi
sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).

Pada makala ini, akan dibahas antara lain perkembangan pemikiran


akuntansi; tujuan komparasi; asumsi akuntansi; akuntansi sektor publik versus
sektor bisnis(swasta); pengambilan keputusan; perencanaan; penganggaran;
realisasi anggaran; pengadaan barang dan jasa; pelaporan; audit; serta
pertanggungjawaban dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta).

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.1
B. TUJUAN

Agar mahasiswa dapat memahami:

- Perkembangan pemikiran akuntansi


- Tujuan komparasi Akuntansi Sektor Publik versus Sektor Bisnis (swasta)
- Asumsi-asumsi Akuntansi Sektor Publik dan Sektor Bisnis
- Akuntansi sektor publik versus sektor bisnis(swasta)
- Pengambilan keputusan dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta)
- Perencanaan dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta)
- Penganggaran dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta)
- Realisasi anggaran dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta)
- Pengadaan barang dan jasa dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta)
- Pelaporan dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta)
- Audit dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta)
- Pertanggungjawaban dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta)

BAB II

PEMBAHASAN

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.2
3.1 PERKEMBANGAN PEMIKIRAN AKUNTANSI

3.1.1 Sektor Publik VersusSektor Bisnis (Swasta)

Perkembangan dari pilihan baik dan yang lebih baik, pilihan ada dan tiada.
Jadi perubahan pengelolaan kebutuhan selalu terasa dari zaman purba ke zaman
berikutnya. Pada zaman tembaga mulai dikenal atau akhir masa batu,
pertambahan penduduk yang tinggal didaerah subur telah mengurangi kapasitas
sumber daya alam.Pada zaman primitive, komunitas masyarakan menjadi lebih
besar dan hubungan antar daerah telah dimungkinkan. Di masa setelah primitive,
masnyarakat nomadem menjadi masyarakat penetap dengan perkembangan
tatanan kemasyarakatan . Keterbatasan kapasitas penguasa public membuka
peluang peranan dalam pengelolaan perekonomian

3.1.2 Perlunya Akuntansi Sektor Public Dipelajari Tersendiri

Akuntansi sektor public dapat diinterpresikan sebagai bidang akuntansi yabg


secara khusus membahas penggunaan akuntansi yang secara khusus membahas
penggunaan akuntansi dalam kegiatan organisasi sektor public.Perusahaan Negara
yang di Indonesia dikenal sebagai BUMN dan BUMD, partai politik lembaga
swadaya masyarakat, yayasan, dan lembaga nonprofit lainnya.Dengan
restrukturasi model pemerintahan melalui tripartite perundangan, perubahan atau
restrukturasi model pemerintahaan berbasis akrualmulai diiplementasikan. Hasil
pembelajaran yang dirasakan cukup menyakinkan, sehingga proses penerbitan
standar berskala international mulai dilakukan melauli badan IFAC (International
Federation Of Accountant). Melalui proses penyusunan standar yang ketat
IPSASBtelah berhasil diluncurkan pada tahun 1998. Pada awal reformasi ,
bangsa ini telah melewati berbagai masa awal orde reformasi. Pada awal
reformasi, bangsa ini mengharapkan pemerintah yang bersih.Pimpinan yang baik
adalah pemimpin yang jujur.Prasyarat kepandaian dan kebijakan bukan menjadi
pilihan. Hal tersebut telah menjadi realitas yang didiskusikan .pilihan
pemerintahan yang baik dan benar telah menjadi berita sehari hari. GOOD AND

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.3
RIGTH GOVERNANCE telah menjadi symbol pemilihan umum tahun 2009.
Selain itu, realita yang didiskusikam pada tahun 2008/2009 juga telah berubah.
Dari berbagai tantangan lapangan yang dihadapi bangsa saat ini,

3.2 TUJUAN KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK VERSUS


AKUNTANSI SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Akuntansi sektor publik di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan


dengan akuntansi bisnis (swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik
sangat berbeda dengan sektor swasta, sehingga akuntansi yang diterapkan
pada kedua sektor tersebut juga berbeda dan mempunyai keunikan sendiri.
Perbedaan karakter dan mekanisme pengelolaan di masing-masing
organisasi harus diperdalam lagi agar kinerja masing-masing sektor
menjadi maksimal dalam mencapai tujuannya. Maksimalisasi kinerja
organisasi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi
akuntansi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi
akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).

3.3 ASUMSI-ASUMSI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR


BISNIS(SWASTA)

1. Perbedaan motif keuntungan antara akuntansi sektor publik dan


akuntansi swasta. Akuntansi sektorpublik hanya memenuhi kebutuhan
publik tanpa motif mencari keuntungan sedangkan akuntansi swasta
pasti akan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya
2. Dampak yang diharapkan dari pemberian materi akuntansi sektor
publik.
3. Area sektor publik dan peran pemerintah sebagai organisasi sektor
publik terbesar.
4. Keunikan karakter akuntansi sektor publik

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.4
3.4 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK VERSUS SEKTOR BISNIS
(SWASTA)

3.4.1 Perbedaan Akuntansi SektorPublik Dengan Akuntansi Sektor Bisnis


(Swasta )
Secara konseptual, perbedaan kedua jenis organisasi ini terletak
pada tujuan yang akan dicapai. Pada tahap perencanaan, organisasi sektor
swasta menitikberatkan keuntungan usaha semaksimal mungkin.
Sementara organisasi sektor publik lebih mengutamakan kesejahteraan
masyarakat .

3.4.2 Akuntansi Sektor Publik Yang Tertinggal Dari Akuntansi Sektor


Bisnis
Akuntansi sektorpublik di Indonesia sangat jauh tertinggal jika
dibandingkan dengan akuntansi sektor swasta. Hal ini dibuktikan dengan :
a. Pemerintah Indonesia belum memiliki semua infrastruktur akuntansi
keuangan yang dibutuhkan. Sejak tahun 1980-an, pemerintah telah
memperoleh dana bantuan Bank Dunia yang jumlahnya sangat besar.
Namun, sampai akhir orde baru, standar akuntansi keuangan pemerintah
tidak pernah ada. Jadi, pada tahun 1990-an beberapa pakar saat itu sempat
menyatakan bahwa standard an system yang disusun oleh departemen
keuangan sudah obsolete sebelum dapat diterapkan. Pada tahun
2005,standar akuntansi pemerintahan baru bias dihasilkan dengan
sejumlah kritik mengikutinya. Dan, sampai dengan tahun 2009,
kematangan standar akuntansi pemerintah belum juga dapat dicapai.
b. Standar audit pemerintah pada taun 1990-an baru ada dua buah, yaitu satu
yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Republik Indonesia dan di pihak
lain, BPKP sebagai Aparat Pengawas Internasional Pemerintah juga
mengeluarkan Standar Audit. Pada tahun 2008, melalui SK Ketua BPK

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.5
No. 1 tahun 2008, dikeluarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Namun, kelengkapan standard an pemeriksaan masih terus dikembangkan.
c. Pada organisasi publik selain pemerintah ada standar akuntansi keuangan
(SAK) No. 45 tentang standar akuntansi untuk entitas nirlaba .

3.4.3 Akuntansi Atas Utang Atau Kewajiban Organisasi Publik


Berdasarkan pengalaman selama masa krisis enkonomi dui tahun
1997, catatan mengenai jumlah kewajiban atau utang pemerintah kepada
Luar Negeri maupun Dalam Negeri harus dipecahkan.Kelemahan
akuntansi keuangan pemrintah dimasalalu harus dipecahkan melalui
mekanisme hukum yang memberdayakan warga masyarakat. Pembagian
tugas yang jelas akan menyunjukan unit yang bertanggung jawab atas
perhitungan utang pemerintah dan strategi pelunasannya. Demikian
pula, unit yang bertanggung jawab atas pemverifikasian jumlah utang,
pengguaan utang, dan pelunasannya harus ditunjuk secara formal.

3.4.4 Ekonomi, Efisiensi, Dan Efektivitas


a. Efisiensi
Suatu organisasi dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi
cenderung diatas satu.Semakin besar angkanya, semakin tinggi tingkst
efisiensinya.Secara absolute, rasio ini tidak menunjukan posisi keuangan
dan kinerja organisasi.namun, berbagai program pada dua organisasi yang
berkecimpung dalam industry yang sama dapat diperbandingkan tingkat
efisiensinya. Apabila hasil rasionya lebih besar dari satu dibandingkan
hasil rasio program yang sama di organisasi lainnya, program tersebut bias
disebut lebih efisien.

b. Efektivitas
Efektivitas menunjukan kesuksesan atau kegagalan dalam
pencapaian tujuan.Ukuran efektivitas merupakan refleksi output. Jika
suatu organisasi ingin membangun sebuah rumah sakit dengan 250 tempat
tidur, 4 unit operasi, sebuah unit kecelakan dan darurat, serta unit pasien

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.6
luar dan semua target tersebut tercapai, maka mekanisme kerja organisasi
tersebut dianggap tidak bekerja efektif. Karena itu, tujuan-tujuan tersebut
harus spesifik,detail,dan terukur. Dalam rangka mencapai tujuan itu,
organisasi sektorpublik sering kali memerhatikan biaya yang dikeluarkan.
Ha seperti itu biasa terjadi, apabila efisiensi biaya bukan merupakan salah
satu indicator hasil.

c. Ekonomi
Indicator ekonomi merupakan indicator tentang pengguanaan input.
Di sini pertanyaan yang diajukan adalah apakah organisasi telah
membangun rumah sakit secara ekonomis? ini berarti apakah biaya
pembanguanan rumah sakit lebih mahal dibandingkan pembangunan
rumah sakit yang setara di daerah lain ?

Jadi dapat dismpulkan bahwa tiga indicator kinerja organisasi


sektorpublik bias dirinci sebagai berikut : ekonomi mengenai input,
efisiensi tentang input dan output, serta efektivitas yang berhubungan
output.
Namun, ada dua kesuliatan benchmark penerapan ukuran kinerja sektor
swasta ke sektorpublikyaitu :
1. Jika output diukur dalam ukuran uang, kualitas rasio tergantung pada
kualitas output. Sedangkan pengukuran yang ada mencakup prakiraan
kualitatif konsumen.kegagalan pasar merupakan suatu masalah khusus
dalam pelayanan sektorpublik.
2. Jika output tidak bias diukur dalam nilai uang, rasio efisiensi
diperhitungkan dengan unit fisik. Disini permasalahan dasarnya
adalah kondisi pengukuran fisik bias diterima dalam standar nasional

3.4.5 Kultur Organisasi SektorPublik Dan Sektor Bisnis (Swasta)


Organisasi sektorpublik bertujuan memenuhi kesejahteraan
masyarakat, sedangkan tujuan organisasi sektor swasta adalah mencari

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.7
keuntungan.Dalam lingkup geraknya, organisasi sektorpublik bergerak
disektor publik, sedangkan organisasi swasta bergerak di sektor swasta dan
berorientasi laba. Dilihat dari konsumen yang dilayaninya hamper tidak
ada bedanya antara organisasi sektorpublik dan swasta, yaitu masyarakat,
namun cara mengakses atau mendapatkannya berbeda.
Karena kepemilikan dan motif labanya berbeda, budaya atau kultur di
organisasi sektorpublik berbeda dengan kultaur organisasi bisnis. Dalam
organisasipublik, semua karyawan/pegawai/pengurus relawan bekerja
untuk mencapai satu tujuan yakni pemenuhan pelayanan publik,.Namun,
dalam organisasi bisnis, segala aktivitas dansumber daya manusianya
terfokus pada keuntungan dari persaingan antarorgnisasi dan produk yang
dihasilkan.Persaingan inilah yang menghantarkan kinerja swasta
cenderung lebih cepat berkembang ketimbang sektorpublik. Organisasi
bisnis yang memiliki produk yang lebih baik dari organisasi bisnis lainnya,
akan lebh disukai dan dapat menguasai pasar.

3.4.6 Dasar Hukum Akuntansi SektorPublik Dan Sektor Bisnis (Swasta)


Dasar Hukum Akuntansi SektorPublik
1. Standar akuntansi pemerintah (SAP)
Peraturan pemerintah No. 24 tahun 2005.
Lampiran I pengantar standar akuntansi pemerintahan
Lampiran II kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Lampiran III PSAP 01 : penyajian laporan keuangan
Lampiran IV PSAP 02 : laporan reaisasi anggaran
Lampiran V PSAP 03 : laporan arus kas
Lampiran VI PSAP 04 : catatan atas laporan keuangan
Lampiran VII PSAP 05 : akuntansi persediaan
Lampiran VIII PSAP 06 : akuntansi investasi
Lampiran IX PSAP 07 : akuntansi asset tetap
Lampiran X PSAP 08 : akuntansi konstruksi dalam pengerjaan
Lampiran XI PSAP 09 : akuntansi kewajiban

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.8
Lampiran XII PSAP 10: koreksi kesalahan, perubahan
kebijakan akuntansi, dan peristiwa luar biasa
Lampiran XIII PSAP 11: laporan keuangan konsolidasi

2. Pedoman standar akuntansi keuangan (PSAK)


PSAK 1 : penyajian laporan keuangan (revisi 1998)
PSAK 2 : laporan arus kas
PSAK 3 : laporan keuangan intering
PSAK 4 : laporan keunangan konsolidasi
PSAK 5 : pelaporan segmen ( revisi 2000)
PSAK 6 : akuntansi dan pelaporan bagi perusahaan dalam
tahap pengembangan
PSAK 7 : pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
PSAK 8 : peristiwa setelah tanggal neraca
PSAK 9 : penyajian aktiva lancer dan kewajiban jangka pendek
PSAK 10 : transaksi dalam mata uang asing
PSAK 11: penjabaran laporan keuangan mata uang asing
PSAK 12 : pelaporan keuangan mengenai bagian partisipasi
dalam pengendalian bersama operasi dan set
PSAK 13 : akuntansi untuk investasi
PSAK 14 : akuntansi persediaan
PSAK 15 : akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi
PSAK 16 : aktiva tetap dan aktiva lain-lain
PSAK 17 : akuntansi penyusutan
PSAK 18 : akuntansi dana pensiun
PSAK 19 : aktiva tak berwujud ( revisi 2000)
PSAK 20 : biaya riset dan pengembangan
PSAK 21: akuntansi ekuitas
PSAK 22 : akuntansi penggabungan usaha
PSAK 23 : akuntansi pendapatan
PSAK 24: akuntansi biaya manfaat pensiun
PSAK 25 : laba atau rugi bersih untuk periode berjalan,
kesalahan mendasar, dan biaya pinjaman (revisi 1997)
PSAK 26 : biaya pinjaman (revisi 1997)
PSAK 27 : akuntansi perkoperasian (revisi 1998)
PSAK 28 : akuntansi asuransi kerugian (revisi 1996)
PSAK 29 : akuntansi minyak dan gas bumi

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.9
PSAK 30 : akuntansi sewa guna usaha /lease
PSAK 31 : akuntansi perbankan (revisi 2000)
PSAK 32 : akuntansi pengusahaan hutan
PSAK 33 : akuntansi pertambangan umum
PSAK 34 : akuntansi kontrak konstruksi
PSAK 35: akuntansi pendapatan jasa telekomunikasi
PSAK 36 : akuntansi asuransi jiwa
PSAK 37 : akuntansi penyelenggaran jalan tol
PSAK 38 : akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali
PSAK 39: akuntansi kerjasama operasi
PSAK 40 : akuntansi perubahan ekuitas perusahaan
anak/perusahaan asosiasi
PSAK 41 : akuntansi waran
PSAK 42 : akuntansi perusahaan efek
PSAK 43 : akuntansi anjak piutang
PSAK 44: akuntansi aktivitas pengembangan real estat
PSAK 45 : pelaporan keuangan organisasi nir laba
PSAK 46 : akuntansi pajak penghasilan
PSAK 47 : akuntansi tanah
PSAK 48 : penurunan nilai aktiva
PSAK 49 : akuntansi reksa dana
PSAK 50: akuntansi investasi efek tertentu
PSAK 51 : akuntansi kuasi re organisasi
PSAK 52 : akuntansi mata uang pelaporan
PSAK 53 : akuntansi kompensasi berbasis saham
PSAK 54: akuntansi restrukturisasi utang piutang bermasalah
PSAK 55 : ankuntansi instrument derivative dan aktivitas
lindung nilai
PSAK 56 : akuntansi laba per saham
PSAK 57 : kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi, dan
aktiva kontinjen
PSAK 58 : operasi dalam penghentian
PSAK 59 : akuntansi perbankan syariah

3. Standar pemeriksaan keuangan Negara (SPKN)


Peran SPKN adalah memberikan patokan/arahan
pertahapan pemerikasaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara bagi pemeriksa. Dengan kata lain, SPKN disusun
sebagai ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi pemeriksa

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.10
dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengeolaan serta tanggung
jawab keuangan Negara. Pelaksanaan pemerintahan yang
didasarkan pada SPKN diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas
informasi yang dilaporkan, atau diperoleh dari entitas yang
diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian bukti secar
objektif.Dalam penerapannya, standar pemeriksa keuangan Negara
ini berlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap
entitas, program, kegiatan, serta fungsi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.
SPKN dilaksanakan dengan sebuah mekanisme kerja, yakni
pengumpulan bukti dan pengujian bukti secara objektif.Hal ini
dilakukan dengan prinsip akuntabilitas publik untuk mendapatkan
hasil, yakni meningkatkan kredibilitas informasi yang dilaporkan.

Dasar Hukum Akuntansi Sektor Bisnis (Swasta )


1. Pedoman standar akuntansi keuangan (PSAK)
Standar akuntansi keuangan merupakan pedoman yang harus
diacuh dalam penyusunan laporan keuangan untk tujuan pelaporan.
Standar akuntansi keuangan, sebagai pedoman khusus penyusunan
dan penyajian laporan keuangan, merupakan hal yang sangat
penting agar laporan keuangan lebih brguna, dapat dipahami,dapat
diperbandingkan, serta tidak menyesatkan
2. Standar professional akuntan publik (SPAP )
SPAP merupakan kodifikasi dari berbagai pernyataan standar
teknik dan aturan etika. Pernyataan standar teknik meliputi
pernyataan standar auditing , pernyataan standar atestasi,
pernyataan jasa akuntansi dan review, pernyataan jasa konsultasi,
dan pernyataan standar pengendalian mutu. Standar ini diterbitkan
oleh IAI dewan standar prosfesional akuntan publik.

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.11
3.5 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN
SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Hakikat pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang


sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan
data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Pengertian di atas menunjukan lima hal dengan jelas, yaitu:

1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara
kebetulan
2. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara sembrono
karena cara pendekatan kepada pengambilan keputusan harus
didasarkan kepada sistematika tertentu.
3. Bahwa sebelum suatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakikat
daripada masalah itu harus diketahui dengan jelas.
4. Bahwa pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui ilham atau
dengan mengarang, akan tetapi harus didasarkan kepada fakta-fakta
yang terkumpul secara sistematis, terolah dengan baik dan tersimpan
secara teratur sehingga fakta-fakta/ data itu sungguh-sungguh dapat
dipercayai dan bersifat up-to-date.
5. Bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari
berbagai alternatif yang ada setelah alternatif-alternatif itu dianalisis
dengan matang.

Pengambilan keputusan yang tidak didasarkan kepada kelima hal


di atas akan dihadapkan kepada berbagai masalah seperti:

1. Tidak tepatnya keputusan karena kesimpulan yang diperoleh dari


fakta-fakta dan data yang tidak up-to-date dan tidak dapat dipercayai

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.12
2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan
organisasi untuk melaksanakannya, baik ditinjau dari segi manusia,
uang maupun material.
3. Ketidakmauan orang-orang pelaksana untuk melaksanakannya karena
tidak terlihat dalam keputusan yang diambil sesuatu hal yang
menunjukkan adanya sinkronisasi antara kepentingan organisasi dan
pribadi orang-orang di dalam organisasi tersebut.
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan karena faktor lingkungan
belum disiapkan untuk menerima akibat daripada keputusan yang
diambil.

TAHAP - TAHAP DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan yang rasional merupakan proses yang komplek.


Delapan step rational decision making proses:

1. Mengenal Permasalahan
2. Definisikan Tujuan
3. Kumpulkan Data yang Relevan
4. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible)
5. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternatif terbaik
6. Modelkan hubungan antara kriteria, data dan alternatif.
7. Prediksi hasil dari semua alternatif
8. Pilih alternatif terbaik

Dalam sektor publik, pengambilan keputusan dilakukan melalui


mekanisme formal dan telah ditetapkan dengan keputusan organisasi. Sebagai
contoh, dalam organisasi pemerintah mekanisme musyawarah perencanaan
pengembangan (musrenbug) merupakan proses utama diputuskannya sebuah
perencanaan pemerintah. Dalam musrenbug, masyarakat sebagai konsumen dapat
ikut terlibat dalamnya.Selain itu, berbagai keputusan juga diambil dan ditetapkan
oleh lembaga legislatif dan eksekutif di tingkat pusat maupun daerah.Pada
organisasi lainnya seperti partai politik, yayasan, atau LSM, segala keputusan

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.13
diambil melalui musyawarah mufakat antara pengurus dan perwakilan
anggotanya.

Pengambilan keputusan dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta)

Pengambilan Keputusan
Sektor public Sektor Bisnis (swasta)
Mekanisme formal dan telah ditetapkan Mekanisme formal dan telah ditetapkan
dengan keputusan organisasi dengan keputusan organisasi atau tidak
formal
Segala keputusan diambil melalui Mengambil keputusan secara musyawarah
musyawarah mufakat antara mufakat, atau dapat juga diputuskan secara
pimpinan/pengurus dan anggota/ perwakilan individu (pemilik usaha)
anggotanya.

Agak berbeda dengan oganisasi publik, organisasi bisnis (swasta) juga mengambil
keputusan secara musyawarah mufakat, meskipun ada keputusan yang diambil
secara individual (pemilik usaha).Pengambilan keputusan melalui musyawarah
dilakukan antara pemilik saham, dan para pemimpin atau pihak manajemen
organisasi bisnis (swasta).Selain itu, pengambilan keputusan oganisasi juga jarang
melibatkan karyawan atau konsumennya.

3.6 PERENCANAAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS


(SWASTA)
Dalam rangka mencapai tujuan diperlukan suatu perencanaanyang
terdiri dari :
1. Proses perencanaan: strategi yang digunakan untuk memilih atau
memodifikasi ( menambah atau mengurangi) aktivitas.
2. Proses pengendalian : penetapan perencanaan dalam suatu sistem
yang menjamin bahwa proses perencanaan dapat dilakukan.
Perencanaan dapat dikategorikan berdasarkan dimensi waktu,
sehingga dapat dibagi menjadi :
1. Perencanaan jangka panjang, yang biasanya berjangka waktu
lima tahun atau lebih kedepan.

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.14
2. Perencanaan jangka menengah, yang biasanya satu hingga lima
tahun kedepan.
3. Perencanaan jangka pendek, yang biasanya hingga satu tahun
kedepan
Penyediaan informasi pada tahap perencanaan dapat di lakukan
dengan cara :
a. Penilaian investasi
b. Penilaian perencanaan dan penganggaran keuangan
c. Anggaran pendapatan
d. Model keuangan
e. Target perencanaan dan penganggaran

3.7 PENGANGGARAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS


(SWASTA)

Dalam organisasi sektor publik, seperti organisasi pemerintahan, penyusunan


anggaran dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program. Penurunan
program publik dalam anggaran akan dipublikasikan untuk dikritisi dan
didiskusikan oleh masyarakat. Dan akhirnya disahkan oleh wakil masyarakat di
DPR, DPD, atau DPRD.Dalam organisasi swasta, penyusunan anggaran dilakukan
oleh para pegawai dan manajer perusahaan yang berwenang dengan persetujuan
pemilik perusahaan.

TABEL 3.4 Penganggaran Dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)

Penganggaran
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Penyusunan anggaran dilakukan bersama Penyusunan anggaran dilakukan bagian
masyarakat dalam perencanaan program keuangan, pengelola perusahaan, atau
pemilik usaha

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.15
Dipublikasikan Untuk dikritisi dan Tidak dipublikasikan
didiskusikan oleh masyarakat
Disahkan oleh wakil masyarakat di DPR/D, Disahkan oleh pengelola perusahaan atau
legislatif, dewan pengurus pemilik usaha

3.8 REALISASI ANGGARAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR


BISNIS (SWASTA)

Dalam organisasi sektor puublik maupun organisasi sektor bisnis (swasta), isu
utama pada proses realisasi anggaran adalah kualitas. Hal ini akan menjadi
perrsaingan antaroutput organisasi. Dalam sektor publik, kualitas dicapai untuk
memenuhi tuuan pelayananya kepada publik.Sedangkan pada organisasi swasta,
kualitas dicapai dalam rangka mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari
produknya.

Pada organisasi publik, masyarakat aktif berpartisipasi selam proses realisasi


anggaran, baik sebagai penerima layanan maupun pengawas independen.
Sedangkan pada organiisasi swwasta, masyarakat sebagai konsumen
beppartisipasi pad asaat menggunakan outpput yang dihasilakan oleh organisasi
tersebut.

TABEL 3.5 Realisasi Anggaran dalam Sektorr Publik dan Sektor Bisnis
(Swasta)

REALISASI ANGGARAN
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Kualitas untuk memenuhi tujuan pelayanan Kualitas untuk mendapatkan keuntungan
organisasi yang lebiih besar
Partisipasi konsumen (masyarakat) selama Partisipasi konsumen seetelah mendapatkan
proses realisasi anggaran outtput (produk)

3.9. PENGADAAN BARANG DAN JASA DALAM SEKTOR


PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.16
Barang publik adalah, barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau
pemerintah.Sifat barang ini tidak eksklusif dan diperunutukan bagi kepentingan
seluruh warga dalam skala luas. Semetara itu, barang swasta adalah barang
spesifik yang dimiliki oleh swasta dan bersifat eksklusif serta hanya bisa
dinikmati oleh mereka yang mampu membelinya, karena harganya disesuikan
dengan harga pasar serta keinginan sang penjual.

Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat
dilakukan melalui 2 mekanisme : (1) melalui mekanisme pasar. (2) melalui
mekanisme birokrasi. Pengadaan barang atau jasa adalah usaha atau kegiatan yang
diperlukan oleh organisasi sektor publik yang meliputi (a) pengadaan barang, (b)
Jasa pemborong (c) jasa konsultasi dan (d) dasar lainnya.

Perbedaan pengadaan barang dan jasa disektor publik dan swasta terletak
pada tujuannya.Pada organisasi sektor publik, pengadaan barang dan jasa
diperuntukan bagi kepentingan seluruh warga dalam skala luas, sedangkan dalam
organisasi swasta, pengadaan barang dan jasa diperuntukan bagi kepentingan
internal organisasi.

3.10. PELAPORAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS


(SWASTA)

Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, perubahan dari era orde baru ke era
orde reformasi menuntuk akuntabilitas publik dalam melaksanakan setiap
aktivitas kemasyarakatan dan pemerintahan.Asumsi UU No. 17/2003 membawa
akuntabilitas hasil sebagai catatan yang dipertanggungjawabkan.Indikator hasil
seperti ekonomi, efisiensi, dan efektivitas harus direfleksikan dalam laporan
pertanggungjawaban pemerinta, baik di pemerintahan pusat maupun pemerintahan
daerah.Karena itu, model pelaporan keuangansebagai bagian dari laporan
pertanggungjawaban mulai dirancang dan diterapkan, sebagaimana yang
diterapkan di Amerika Serikat, Kana, serta Selandia Baru.

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.17
Pada bulan juni 1999, Amerika Serikat melalui Governmental Accounting
Standards Board (GASB) Mengeluarkan GASB statements No. 34 Basic
Financial Statements and Managements Discussion and Analysis for State
and Local Governments, dimana model pelaporan keuangan diterapkan untuk
pengambilan keputusan dan akuntabilitas (GASB, Johnson dan Bean, 1999).

Perubahan ini menimbulkan kebutuhan baru akan pengembangan sistem informasi


keuangan dan manajemen di pemerintahan. Jadi, reorientasi pengembangan ilmu
dan praktek ke praktek internasional serta Internationa PublikSektor Accounting
Standards (IPSAS) harus dilakukan.

Bentuk dan penyusunan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti sifat lembaga sektor publik , sistem pemerintahan suatu Negara,
mekanisme pengelolaan keuangan, dan system anggaran Negara. Keempat faktor
tersebut sangat mempengaruhi karakteristik akuntansi sektor publik.Akibatnya,
laporan keuangan sektor publik dapat dibedakan dengan laporan keuangan swasta.

Menurut likierman dan Taylor dalam Henleyet al. (1992), ada beberapa
perbedaan antara laporan keuangan sektor publik dan laporan keuangan sektor
swasta yaitu :

1. Laporan keuangan organisasi sektor publik seperti unit pemerintah sangat


dipengaruhi oleh proses keuangan dan politik;
2. Laporan keuangan sektor swasta sangat terikat dengan aturan dan kriteria
keuangan;
3. Pertanggungjawaban laporan organisasi sektor publik seperti unit
pemerintah adalah kepada DPR/D dan masyarakat luas, sementara yayasan
dan LSM kepada donor, dewan pengampu, serta masyarakat luas;
4. Kriteria pertanggungjawaban laporan keuangan sektor swasta ditentukan
para pemegang saham dan kreditor;
5. Laporan organisasi sektor publik harus ditnjukkan sebagai pengembangan
akuntabilitas publik;
6. Laporan keuangan sektor swasta hanya diungkap pada tingkat organisasi
secara keseluruhan;

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.18
7. Laporan organisasi sektor publik seperti unit pemerintahan dan
pemerintaha secara keseluruhan dijadikan sebagai dasar analisis atas
prospek pemerintahan, sementara di LSM dan yayasan dijadikan sebagai
dasar analisis atas prospek organisasi;
8. Laporan unit pemerintah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan laporan keuangan sektor swasta diperiksa oleh auditor
independen.

Persamaaan akuntansi sektor publik dan akuntansi swasta yaitu :

1. Kriteria validitas dan reliabilitas dokumen sumber;


2. Pelaporan keuangan lebih ditentukan oleh fungsi akuntabilitas publik;
3. Siklus akuntansi dapat diperbandingkan;
4. Standar akuntansi keuangan yang ditetapkan organisasi independen;
5. Laporan keuangan pemerintahan dan organisasi swasta bias diakui sebagai
dasar hokum

Tabel Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta

Laporan Keuangan Sektor Publik Laporan Keuangan Sektor Swasta

Laporan keuangan publik dipengaruhi Laporan keuangan swasta


oleh proses keuangan dan politik. sangat terikat oleh aturan
Pertanggungjawaban laporan unit dan kriteria kecurangan.
pemerintah/organisasi publik adalah ke Kriteria
DPR/DPRD/legislative/dewan pengurus pertanggungjawaban
dan masyarakat luas. laporan keuangan sektor
Laporan unit pemerintah/organisasi swasta ditentukan oleh para
publik harus ditunjukan sebagai pemegang saham dan
pengembangan akuntabilitas publik. kreditor.
Laporan unit pemerintah/organisasi Laporan keuangan sektor
publik secara keseluruhan dijadikan dasar swasta hanya diungkap di
analisis atas prospek tingkat organisasi secara
pemerintahan/organisasi publik.

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.19
Laporan unit pemerintah diperiksa keseluruhan.
Laporan keuangan swasta
BPK/auditor yang telah ditetapkan.
diperiksa oleh auditor
independen.

Tabel Persamaan Laporan Keuangan Sektor Publik dan Sektor Swasta


yaitu :

Persamaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta

Kriteria validitas dan reliabilitas dokumen sumber;


Pelaporan keuangan lebih ditentukan oleh fungsi akuntabilitas publik;
Siklus akuntansi dapat diperbandingkan;
Standar akuntansi keuangan yang ditetapkan organisasi independen;
Laporan keuangan pemerintahan dan organisasi swasta bias diakui sebagai
dasar hokum

3.11. AUDIT DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS


(SWASTA)

Audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor bisnis (swasta). Auditor
sektor publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba seperti
sektor pemerintahan daerah (pemda), BUMN, BUMD, dan instansi lain yang
berkaitan dengan pengelolaan asset kekayaan Negara, partai politik, yayasan,
lembaga swadaya masyarakat, serta organisasi sosial lainnya. Sementara itu, audit

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.20
sektor bisnis dilakukan pada perusahaan milik swasta yang bersifat mencari laba.
Audit sektor publik dan audit sektor bisnis (swasta) sama-sama terdiri dari audit
keuangan (financial audit), audit kinerja (performance audit), dan audit untuk
tujuan khusus (special audit).

Tabel Audit dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)

Realisasi Anggaran

Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)

Organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba Perusahaan milik swasta


seperti sektor pemerintahan dearah (pemda), yang bersifat mencari laba
BUMN, BUMD, dan instansi lain yang
berkaitan dengan pengelolaan asset perusahaan
Negara, partai politik, yayasan, LSM, dan
organisasi sosial lainnya.

3.12. PERTANGGUNGJAWABAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN


SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Pada organisasi public,pertanggungjawaban merupakan upaya konkret


dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi di lingkungan organisasi sektor
public. Sebagai contoh,di organisasi pemerintahan setiap pengelola keuangan
Negara diwajibkan untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas
pengelolaan keuangan dengan cakupan yang lebih luas dan tepat waktu. Undang-
undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, menegaskan bahwa laporan
pertanggungjawaban keuangan dimaksud dinyatakan dalam bentuk laporan
keuangan yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas,dan Catatan atas laporan Keuangan,serta disusun berdasarkan
SAP. Dalam rangka memperkuat akuntabilitas pengelolaan anggaran dan
perbendaharaan,setiap pejabat yang menyajikan Laporan Keuangan diharuskan
memberi pernyataan tanggung jawab atas Laporan Keuangannya.

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.21
Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota/Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah harus secara jelas menyatakan bahwa Laporan Keuangannya
telah disusun berdasarkan Sistem Pengendalian Internal yang memadai,dan
informasi yang termuat pada Laporan Keuangannya telah disajikan sesuai dengan
SAP.

Dalam organisasi sektor public lainnya,pertanggungjawaban dilakukan


kepada masyarakat/konstituen dan Dewan Pengampu di LSM atau Yayasan.
Sedangkan dalam akuntansi sektor swasta,pertanggungjawaban dilakukan kepada
stakeholders dan pemegang saham oleh pengelola organisasi bisnis(swasta).

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.22
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Akuntansi sektor publik di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan
akuntansi bisnis (swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik sangat berbeda
dengan sektor swasta, sehingga akuntansi yang diterapkan pada kedua sektor
tersebut juga berbeda dan mempunyai keunikan sendiri. Perbedaan karakter dan
mekanisme pengelolaan di masing-masing organisasi harus diperdalam lagi agar
kinerja masing-masing sektor menjadi maksimal dalam mencapai
tujuannya.Maksimalisasi kinerja organisasi sektor publik inilah yang menjadi
tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari
komparasi akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.23
DAFTAR PUSTAKA

Bastian,Indra (2010). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar.


Jakarta: Penerbit Erlangga

Mardiasmo.(2009).Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta:ANDI

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS


HAL.24
KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS
HAL.25

Anda mungkin juga menyukai