3 | Page
industri pengilangan minyak bumi dan/atau kimia dasar organik yang
bersumber dari minyak bumi dan gas alam, industri permesinan,
industri di bidang sumberdaya terbarukan, dan/atau industri
peralatan komunikasi.
Wajib pajak yang dapat diberikan fasilitas Tax Holiday adalah
wajib pajak badan baru yang memenuhi 4 (empat) kriteria. Pertama,
wajib pajak badan tersebut bergerak dalam industri pionir. Kedua,
wajib pajak badan tersebut mempunyai rencana penanaman modal
baru yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang
berwenang paling sedikit sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu
triliun rupiah). Ketiga, wajib pajak badan tersebut menempatkan dana
di perbankan di Indonesia paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari
total rencana penanaman modal yang tidak boleh ditarik sebelum
saat dimulainya pelaksanaan realisasi penanaman modal dimaksud.
Keempat, wajib pajak badan tersebut harus berstatus sebagai badan
hukum Indonesia yang pengesahannya ditetapkan paling lama 12
(dua belas) bulan sebelum PMK Tax Holiday mulai berlaku atau
pengesahannya ditetapkan sejak atau setelah berlakunya PMK Tax
Holiday ini. Mengingat PMK Tax Holiday dinyatakan berlaku sejak
tanggal diundangkan, yakni 15 Agustus 2011, maka wajib pajak yang
dapat diberikan fasilitas Tax Holiday ini adalah wajib pajak badan
yang memperoleh pengesahan status hukum sejak atau setelah
tanggal 15 Agustus 2010.
Fasilitas yang diberikan dalam kebijakan Tax Holiday ini
mencakup pembebasan pajak penghasilan badan bagi untuk jangka
waktu 5 (lima) hingga 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tahun pajak
dimulainya produksi komersial. Setelah periode pemberian fasilitas
Tax Holiday tersebut, perusahaan yang memenuhi syarat masih
memiliki kesempatan untuk mendapatkan fasilitas tambahan berupa
pengurangan tarif pajak penghasilan badan sebesar 50% (lima puluh
persen) selama 2 (dua) tahun berikutnya. Disamping itu, dengan
mempertimbangkan kepentingan mempertahankan daya saing
industri nasional dan nilai strategis dari kegiatan usaha tertentu,
4 | Page
Menteri Keuangan dapat memperpanjang periode pemberian fasilitas
Tax Holiday tersebut.
Untuk memperoleh fasilitas Tax Holiday tersebut, wajib pajak
dapat menyampaikan permohonan kepada Menteri Perindustrian atau
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Penyampaian usulan
tersebut harus disertai dengan uraian penelitian mengenai
ketersediaan infrastruktur di lokasi investasi, perkiraan penyerapan
tenaga kerja domestik, kajian mengenai pemenuhan kriteria sebagai
Industri pionir, rencana tahapan alih teknologi yang jelas dan konkret,
serta adanya ketentuan mengenai tax sparing di negara domisili. Tax
sparing adalah pengakuan pemberian fasilitas pembebasan dan
pengurangan yang didapatkan dari Indonesia dalam penghitungan
Pajak Penghasilan di negara domisili sebesar fasilitas yang diberikan.
Setelah melalui beberapa penilaian awal, usulan dimaksud akan
dikirimkan kepada Komite Verifikasi untuk diperiksa lebih lanjut.
Komite Verifikasi terdiri dari perwakilan dari Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian, Minsitry Keuangan, Departemen Perindustrian,
dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Jika disetujui oleh
Komite, Menteri Keuangan akan mengeluarkan Surat Keputusan untuk
memberikan tax holiday kepada investor.
Sebagaimana sering dikemukakan dalam pembahasan literatur
terkait, keberadaan Tax Holiday memang selalu melibatkan trade-of
antara potensi penerimaan negara yang dapat dihasilkan dengan
biaya yang harus dikeluarkan oleh negara. Meskipun dalam jangka
pendek biaya merupakan satu hal yang sudah pasti bagi negara,
namun seiring dengan meningkatnya volume investasi asing di
Indonesia yang dapat dijaring, disertai lapangan kerja yang mampu
diciptakannya, maka pemberian fasilitas Tax Holiday ini diyakini dapat
menunjang pertumbuhan perekonomian jangka panjang Indonesia.
Namun demikian, fasilitas Tax Holiday itu sendiri tidak akan
mampu menjadi satu-satunya motor penggerak transformasi ekonomi
yang dicita-citakan Indonesia. Keberadaannya pada prinsipnya
merupakan pelengkap bagi kebijakan menarik investasi permanen
5 | Page
lainnya, yang secara bersama-sama, ditujukan untuk memperbaiki
iklim investasi di Indonesia. Prioritas utama bagi Indonesia dalam hal
ini adalah reformasi kebijakan di bidang infrastruktur, yang
diupayakan melalui kombinasi antara pengeluaran Pemerintah dan
skema Public Private Partnership (PPP) sepanjang dimungkinkan,
dengan tujuan untuk menekan biaya investasi di Indonesia. Dengan
komposisi seluruh kebijakan tersebut, Pemerintah Indonesia meyakini
bahwa masih banyak peluang yang dapat dimanfaatkan oleh investor
di Indonesia melalui ketersediaan berbagai kemudahan perpajakan
ini serta upaya peningkatan iklim usaha lainnya yang selama ini
diupayakan oleh Pemerintah Indonesia.
Fasilitas UMKM
Berdasarkan UU Pajak Penghasilan No 36 th 2008 Pasal 31E,
Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai
dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat
fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen)
dari tarif yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian
peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar
delapan ratus juta rupiah). Besarnya bagian peredaran bruto dapat
dinaikkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Penghitungan PPh terutang dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
Jika peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00,
maka penghitungan PPh terutang yaitu sebagai berikut:
PPh terutang = 50% X 25% X seluruh Penghasilan Kena Pajak
Jika peredaran bruto lebih dari Rp 4.800.000.000,00 sampai
dengan Rp 50.000.000.000,00, maka penghitungan PPh
terutang yaitu sebagai berikut:
PPh terutang = (50% x 25% x Penghasilan Kena Pajak dari
Bagian Peredaran Bruto Yang Mendapat Fasilitas) + (25% x
Penghasilan Kena Pajak dari Bagian Peredaran Bruto Yang Tidak
Mendapat Fasilitas)
dimana :
6 | Page
Penghasilan Kena Pajak dari Bagian Peredaran Bruto Yang
Mendapat Fasilitas adalah sebesar = (4.800.000.000/ Peredaran
Bruto) x Penghasilan Kena Pajak
Penghasilan Kena Pajak dari Peredaran Bruto Yang Tidak
Mendapat Fasilitas Pajak sebesar = Penghasilan Kena Pajak -
Penghasilan Kena Pajak dari bagian Peredaran Bruto yang
Mendapat Fasilitas
Contoh Perhitungan
Contoh 1: Bila Peredaran Bruto Kurang dari atau sama dengan
4,8 Milyar
Peredaran bruto PT ARYA dalam tahun pajak 20xx sebesar
Rp4.500.000.000,00 (empat miliar lima ratus juta rupiah) dengan
Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Penghitungan pajak yang terutang:
Seluruh Penghasilan Kena Pajak yang diperoleh dari peredaran bruto
tersebut dikenai tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif Pajak
Penghasilan badan yang berlaku karena jumlah peredaran bruto PT
ARYA tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus
juta rupiah).
Pajak Penghasilan yang terutang:
(50% x 25%) x Rp500.000.000,00 = Rp70.000.000,00
7 | Page
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang
memperoleh fasilitas:
(Rp4.800.000.000,00 : Rp30.000.000.000,00) x
Rp3.000.000.000,00 = Rp480.000.000,00
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang
tidak memperoleh fasilitas:
Rp3.000.000.000,00 Rp480.000.000,00 = Rp2.520.000.000,00
8 | Page
Untuk mendorong investasi tersebut perlu diberikan fasilitas
Pajak Penghasilan sesuai dengan Pasal 31A Undang-Undang
Pajak Penghasilan.
Definisi
Penanaman Modal adalah investasi berupa aktiva tetap
berwujud tanah yang digunakan untuk kegiatan utama usaha,
baik untuk penanaman modal baru maupun perluasan dari
usaha yang telah ada.
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai untuk dibangun lebih dahulu, yang digunakan
dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk
diperjualbelikan atau dipindahtangankan. Perluasan dari usaha
yang telah ada adalah suatu kegiatan dalam rangka
peningkatan kuantitas, kualitas produk, diversifikasi produk,
atau perluasan wilayah dan produksi perusahaan.
Perluasan dari usaha yang telah ada merupakan suatu kegiatan
dalam rangka peningkatan kuantitas/kualitas produk,
diversifikasi produk, atau perluasan wilayah operasi dalam
rangka pengembangan kegiatan dan produksi perusahaan.
Bidang-bidang usaha tertentu adalah bidang usaha di sektor
kegiatan ekonomi yang mendapat prioritas tinggi dalam skala
nasional.
Daerah-daerah tertentu adalah daerah yang secara ekonomis
mempunyai potensi yang layak dikembangkan.
9 | Page
Bentuk fasilitas Pajak Penghasilan yang diberikan
Fasilitas Pajak Penghasilan yang berikan kepada Wajib Pajak
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh persen)
dari jumlah penanaman modal, dibebankan selama 6 (enam) tahun
masing-masing sebesar 5% (lima persen) per tahun;
Contoh:
PT ABC melakukan penanaman modal sebesar Rp 100 milyar
berupa pembelian aktiva tetap berupa tanah, bangunan, dan
mesin. Terhadap PT ABC dapat diberikan fasilitas pengurangan
penghasilan neto (investment allowance) sebesar 5% x Rp 100
milyar = Rp 5 milyar setiap tahunnya selama 6 tahun yang dimulai
sejak tahun pemberian fasilitas.
b. Penyusutan dan amortisasi dipercepat, sebagai berikut:
10 | P a g e
sebagaimana telah diubah dengan PP No. 52 Tahun 2011. Apabila
investor X tersebut bertempat kedudukan di negara yang belum
memiliki Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan
Pemerintah Republik Indonesia (RI), atau bertempat kedudukan di
negara yang telah memiliki P3B bertempat kedudukan di negara
yang telah memiliki P3B dengan Pemerintah RI dengan tarif pajak
dividen untuk WP luar negeri 10% atau lebih, maka atas dividen
hanya akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia
sebesar 10%. Namun apabila investor X tersebut bertempat
kedudukan di suatu negara yang telah memiliki P3B dengan
Pemerintah RI dengan tarif pajak dividen tersebut dikenakan PPh di
Indonesia sesuai tarif yang diatur dalam P3B tersebut.
11 | P a g e
PT ABC pada tahun 2007 ini, melakukan penanaman modal di
kawasan industri di kota Maumere (Nusa Tenggara Timur) dengan
mendirikan pabrik bumbu masak dan penyedap masakan. Pabrik
tersebut mempekerjakan 750 orang tenaga kerja tetap dan
direncanakan dipekerjakan sampai tahun 2014. Bahan baku dan
komponen yang dipergunakan PT ABC dalam memproduksi bumbu
masak dan penyedap makanan tersebut adalah bahan baku dan
komponen produksi dalam negeri. Terhadap PT ABC diberikan
fasilitas Pajak Penghasilan antara lain berupa kompensasi kerugian
selama 5 tahun + 3 tahun atau 8 tahun.
14 | P a g e
tetap dapat dikreditkan. Dengan demikian, Pajak Pertambahan Nilai
tetap terutang, tetapi tidak dipungut.
Contoh : Pengusaha Kena Pajak A memproduksi Barang Kena Pajak
yang mendapat fasilitas dari negara, yaitu Pajak Pertambahan Nilai
yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak tersebut tidak
dipungut selamanya ( tidak sekadar ditunda). Untuk memproduksi
Barang Kena Pajak tersebut, Pengusaha Kena Pajak A menggunakan
Barang Kena Pajak lain dan/atau Jasa Kena Pajak sebagai bahan baku,
bahan pembantu, barang modal, ataupun sebagai komponen biaya
lain. Pada waktu membeli Barang Kena Pajak lain dan/atau Jasa Kena
Pajak tersebut, Pengusaha Kena Pajak A membayar Pajak
Pertambahan Nilai kepada Pengusaha Kena Pajak yang menjual atau
menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak tersebut. Jika
Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak A
kepada Pengusaha Kena Pajak pemasok tersebut merupakan Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran, Pajak
Masukan tetap dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran walaupun
Pajak Keluaran tersebut nihil karena menikmati fasilitas Pajak
Pertambahan Nilai tidak dipungut dari negara berdasarkan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
15 | P a g e
dipungut Pajak Pertambahan Nilai sepanjang perjanjian pelayanan
transportasi udara mencantumkan asas timbal balik.
16 | P a g e
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang memperoleh pembebasan
tersebut tidak dapat dikreditkan.
Contoh : Pengusaha Kena Pajak B memproduksi Barang Kena Pajak
yang mendapat fasilitas dari negara, yaitu atas penyerahan Barang
Kena Pajak tersebut dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan
Nilai. Untuk memproduksi Barang Kena Pajak tersebut, Pengusaha
Kena Pajak B menggunakan Barang Kena Pajak lain dan/atau Jasa
Kena Pajak sebagai bahan baku, bahan pembantu, barang modal,
ataupun sebagai komponen biaya lain. Pada waktu membeli Barang
Kena Pajak lain dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut, Pengusaha Kena
Pajak B membayar Pajak Pertambahan Nilai kepada Pengusaha Kena
Pajak yang menjual atau menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak tersebut. Meskipun Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar
oleh Pengusaha Kena Pajak B kepada Pengusaha Kena Pajak pemasok
tersebut merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, karena
tidak ada Pajak Keluaran berhubung diberikannya fasilitas dibebaskan
dari pengenaan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pajak
Masukan tersebut menjadi tidak dapat dikreditkan. Dengan kata lain
karena PPN yang dibebaskan tidak dapat dikreditkan pajak
masukannya maka Pajak keluarannya dianggap beban (cost).
17 | P a g e
5. Barang hasil pertanian yaitu barang hasil pertanian yang dipetik
langsung, diambil langsung atau disadap lansung dari sumbernya
termasuk hasil pemrosesannya yang dilakukan dengan cara
dikeringkan dengan cara dijemur atau dengan cara lain;
dirajang
diasinkan atau digarami
dibekukan atau didinginkan;
dipecah
dicuci atau disucihamakan
direndam, direbus
disayat, dikupas, dibelah
diperam
digaruk
pemisahan dari kulit atau biji atau pelepah; atau
dikemas dengan cara sangat sederhana untuk tujuan
melindungi barang yang bersangkutan
6. Bibit dan atau benih dari barang pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan
7. Unit Hunian Rusunami dengan ketentuan
Perolehannya dibiayai melalui kredit kepemilikan rumah, baik
bersubsidi maupun tidak bersubsidi
Luas untuk setiap hunian lebih dari 21 m2 dan tidak melebihi 36
m2
Harga jual untuk setiap hunian tidak melebihi Rp 144.000.000
Diperuntukkan bagi orang pribadi yang mempunyai penghasilan
tidak melebihi Rp 4.500.000,00 per bulan dan telah memiliki
NPWP
Pembangunannya mengacu kepada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum; dan
18 | P a g e
Merupakan unit hunian pertama yang dimiliki, digunakan sendiri
sebagai tempat tinggal dan tidak dipindahtangankan dalam
jangka waktu 5 tahun sejak dimiliki
8. Air bersih yang dialirkan melalui pipa termasuk air bersih yang
diserahkan dengan cara lain seperti penyerahan melalui mobil
tangki air, oleh Perusahaan Air Minum milik Pemerintah dan atau
Swasta; dan
9. Listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya diatas 6600 watt.
19 | P a g e
memperpanjang usia simpan atau mempermudah proses lebih
lanjut;
4. Bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan.
20 | P a g e
2. Mesin Untuk Pembangunan dan Pengembangan Industri;
Yang dimaksud dengan mesin untuk pembangunan dan
pengembangan industri yaitu setiap mesin, permesinan, alat
perlengkapan instalasi pabrik, peralatan, atau perkakas yang
digunakan untuk pembangunan dan pengembangan
Pengertian pembangunan dan pengembangan industri meliputi
pendirian perusahaan atau pabrik baru serta perluasan
(diversifikasi) hasil produksi, modernisasi, rehabilitasi untuk
tujuan peningkatan kapasitas produksi dari perusahaan atau
pabrik yang telah ada.
3. Barang dan Bahan Dalam Rangka Pembangunan dan
Pengembangan Industri untuk Jangka Waktu Tertentu;
Yang dimaksud dengan barang dan bahan yaitu semua barang
atau bahan, tidak melihat jenis dan komposisinya, yang
digunakan sebagai bahan atau komponen untuk menghasilkan
barang jadi, sedangkan batas waktu akan diatur dalam
keputusan pelaksanaannya.
4. Peralatan dan Bahan yang Digunakan Untuk Mencegah
Pencemaran Lingkungan;
5. Bibit dan Benih untuk Pembangunan dan Pengembangan Industri
Pertanian, Peternakan, atau Perikanan;
Yang dimaksud dengan bibit dan benih yaitu segala jenis
tumbuh-tumbuhan atau hewan yang diimpor dengan tujuan
benar-benar untuk dikembangbiakkan lebih lanjut dalam rangka
pengembangan bidang pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, atau perikanan.
6. Hasil Laut yang Ditangkap dengan Sarana Penangkap Yang Telah
Mendapat Izin;
Yang dimaksud dengan hasil laut yaitu semua jenis tumbuhan
laut, ikan atau hewan laut yang layak untuk dimakan seperti
ikan, udang, kerang, dan kepiting yang belum atau sudah diolah
dalam sarana penangkap yang bersangkutan.
21 | P a g e
Yang dimaksud dengan sarana penangkap yaitu satu atau
sekelompok kapal yang mempunyai peralatan untuk
menangkap atau mengambil hasil laut, termasuk juga yang
mempunyai peralatan pengolahan.
Yang dimaksud dengan sarana penangkap yang telah mendapat
izin yaitu sarana penangkap yang berbendera Indonesia atau
berbendera asing yang telah memperoleh izin dari Pemerintah
Indonesia untuk melakukan penangkapan atau pengambilan
hasil laut.
7. Barang yang Mengalami Kerusakan, Penurunan Mutu,
Kemusnahan, atau Penyusutan Volume atau Berat karena alamiah
antara saat diangkut ke dalam daerah pabean dan saat diberikan
persetujuan impor untuk dipakai;
Dalam transaksi perdagangan kemungkinan adanya perubahan
kondisi barang sebelum barang diterima oleh pembeli dapat
saja terjadi. Sedangkan prinsip pemungutan bea masuk dalam
undang-undang ini diterapkan atas semua barang yang diimpor
untuk dipakai sehingga, apabila terjadi perubahan kondisi
(kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan, atau penyusutan
volume atau berat karena sebab alamiah), barang tersebut
tidak sepenuhnya dapat dipakai atau memberikan manfaat
sebagaimana diharapkan, wajar apabila barang yang
mengalami perubahan kondisi sebagaimana diuraikan di atas
tidak sepenuhnya dipungut bea masuk. Oleh karena itu
pembatasan pada saat kapan terjadinya perubahan kondisi
barang tersebut, yaitu antara waktu pengangkutan dan
diberikannya persetujuan impor untuk dipakai.
8. Barang oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang
Ditujukan untuk Kepentingan Umum;
Yang dimaksud dengan kepentingan umum yaitu kepentingan
masyarakat yang tidak mengutamakan kepentingan di bidang
keuangan, misalnya proyek pemasangan lampu jalan umum.
22 | P a g e
9. Barang untuk Keperluan Olahraga Yang Diimpor oleh Induk
Organisasi Olahraga Nasional;
10. Barang untuk Keperluan Proyek Pemerintah yang Dibiayai
dengan Pinjaman dan/atau Hibah dari Luar Negeri;
11. Barang dan Bahan untuk Diolah, Dirakit, atau Dipasang pada
Barang Lain dengan Tujuan untuk Diekspor (KITE - Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor).
Syarat Diberikannya Fasilitas Bea Masuk
23 | P a g e
dapat diperpanjang sesuai dengan jangka waktu pembangunan
industri tersebut sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan
penanaman modal.
24 | P a g e
negeri dinyatakan oleh menteri yang bertanggungjawab di bidang
perindustrian atau pejabat yang ditunjuk.
25 | P a g e
3. Wajib Pajak yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan
Menengan (UMKM)
6. mencabut permohonan:
26 | P a g e
o pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang
tidak benar;
o keberatan;
o banding;
o gugatan; dan/atau
Kapan berlakunya?
Amnesti Pajak berlaku sejak disahkan hingga 31 Maret 2017, dan
terbagi kedalam 3 (tiga) periode, yaitu:
Fasilitas
Fasilitas Amnesti Pajak yang akan didapat oleh Wajib Pajak yang
mengikuti program Amnesti Pajak antara lain:
27 | P a g e
4. penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan,
dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, dalam hal
Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan
bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan; dan
Konsekuensi
28 | P a g e
29 | P a g e