A. Pengertian
Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum dapat
bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan (R. Sjamsuhidayat & Wim de
Jong : 2005)
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang
terletak disebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan
keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus (Arif Mansjoer : 2000)
penonjolan isi suatu organ seperti peritoneum, lemak, usus dan kandung kemih
melalui bagian yang lemah dari dinding abdomen sehingga menimbulkan kantung
yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding
posterior maka hernia jarang sekali menjadi ireponibilis. Hernia ini disebut direkta
inguinalis interna di tekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul
bejolan. Bila hernia ini sampai skrotum, maka hanya akan sampai kebagian atas
skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari masa
hernia.
Bila jari di masukan dalam anulus inguinalis eksterna, tidak akan di temukan
dinding belakang. Bila pasien di suruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung
jari dengan mudah meraba ligamentum Cowperi pada ramus superior tulang pubis.
Pada pasien kadang-kadang di temukan gejala mudah kencing karena buli-buli ikut
keluar kerongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia ini lebih
dibanding pria. Hernia ini mulai sebagai penyumbat dikanalis femoralis yang
kelainan yang didapat. Hernia umbilikalis sering terjadi pada wanita dan pada
kehamilan, obesitas, asites, atau distensi abdomen. Tipe hernia ini terjadi pada
insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena
masalah pasca operasi seperti infeksi dan nutrisi yang tidak adekuat.
5. Hernia skrotalis
Merupakan hernia inguinalis lateral yang mencapai skrotum.
1. Hernia reponibel.
Pada hernia ini isi hernia dapat keluar masuk. Usus akan keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau di dorong masuk.
Pada hernia reponibel ini penderita tidak mengeluh nyeri dan tidak ada gejala
obstruksi usus.
2. Hernia ireponibel.
Merupakan kebalikan dari hernia reponibel ( hernia tidak masuk
tidak dapat kembali disertai dengan gangguan aliran khusus. Gambaran klinis
basa. Keadaan ini hernia bisa terjepit oleh cincin hernia. Sehingga isi kantung
bisa terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut, akibatnya terjadi
lokal usus tidak dapat dimasukan kembali di sertai adanya nyeri tekan.
G. Pemeriksaan Penunjang
Hernia didiagnosis berdasarkan gejala klinis. Pemeriksan penunjang jarang
dilakukan dan jarang mempunyai nilai.
1. Pencitraan
a. Herniografi. Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontras ke dalam
kavum peritoneal dan dilakukan X-ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi
untuk mengidentifikasi hernia kontralateral pada groin. Mungkin terkadang
berguna untuk memastikan adanya hernia pada pasien dengan nyeri kronis
pada groin.
b. USG sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis,
misalnya pada Spigelian hernia.
c. CT dan MRI berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi (misalnya
: hernia obturator)
2. Laparaskopi
Hernia yang tidak diperkirakan terkadang ditemukan saat laparaskopi untuk nyeri
perut yang tidak dapat didiagnosa.
3. Operasi Eksplorasi
Pada beberapa bayi, dengan riwayat meyakinkan dari ibunya, namun tidak
ditemukan secara klinis. Operasi eksplorasi dapat dilakukan.
H. Komplikasi
1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga
isi hernia tidak dapat di masukan kembali. Keadan ini disebut hernia inguinalis
ireponiblis. pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi
karena mudah melekat pada dinding hernia dan isisnya dapat menjadi besar
karena infiltrasi lemak. Usus besar lebih sering menyebabkan ireponibilis dari
masuk keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan
strangulata. Pada keadaan strangulata akan timbul gejala ileus, yaitu perut
kembung, muntah dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul akan lebih
hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah, dan pasien menjadi
gelisah.
I. Penatalaksanaan Medis
Pada bedah elektif kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan, kantong diikat dan
dilakukan Bassiny plasty atau tekhnik yang lain untuk memperkuat dinding belakang
kanalis inguinalis.
Pada bedah darurat prinsipnya hampir sama dengan bedah elektif. Cincin
hernia langsung dicari dan dipotong. Usus halus dilihat vital atau tidak. Bila vital
dikembalikan kerongga perut, sedangkan bila tidak dilakukan reseksi dan anastomosis
end to end. Untuk fasilitas dan keahlian terbatas setelah cincin hernia dipotong dan
usus dinyatakan vital langsung tutup kulit dan dirujuk ker umah sakit dengan fasilitas
lebih lengkap.
J. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat kesehatan dan keperawatan
Riwayat kesehatan dan keperawatan digunakan untuk mengumpulkan data
hari.
2. Riwayat sosial
Perawat dapat mengumpulkan data tentang cara hidup pasien, latar belakang
pendidikan, sumber sumber ekonomi, agama, kebudayaan dan etnik pada pasien
hernia.
3. Riwayat psikologis
Informasi tentang status psikologis penting untuk mengembangkan rencana
sumber mengatasi stress ( koping ) untuk mengatasi penyakit dan perubahan yang
ada.
4. Aktifitas / istirahat
6. Integritas ego
nyeri.
8. Kenyaman / nyeri
Gejala Nyeri seperti ditusuk pisau, akan semakin memburuk dengan
K. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan
akibat tindakan operasi.
2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
L. Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC: Jakarta.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
( )
LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA
OLEH
2013/2014
Peningkatan tekanan intra Kelemahan otot dinding
abdomen abdomen
Masuk ke kanal
inguinal
Menonjol ke fascia
tranversalis