Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN URAIAN TUGAS KELOMPOK

Materi : ETIKA KOMPUTER


Dosen : Licantik, S.Kom,M.Kom

KELOMPOK 9
Alfian Zulfikar (Ketua) : DBC 116 028
Bagus Chandra : DBC 116 064
Bayu Saputra : DBC 116 054
Fitri Handayani : DBC 116 022
Lisensia : DBC 116 065
Michael Paska Pratama : DBC 116 059
Muhammad Riski Saputra : DBC 116 010
Nuri Candrawati : DBC 116 079
Rabeka Rosalina Anugrah Hua : DBC 116 017
Rizal Endar Wibowo : DBC 116 026

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2016
BAB I
PENGERTIAN ETIKA KOMPUTER

A. APA ITU ETIKA?


Berdasarkan Kamus besar bahasa Indonesia , pengertian etika dalam tiga arti
pengertian, yaitu :
Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral.
Kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Nilai menenai benar dan salah yang dianut masyarakat.
Secara harfiah, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat-
istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun
masyrarakat.
Menurut Professor Robbert Salomon, etika dapat dikelompokkan menjadi dua
definisi yaitu :
Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang
beretika adalah orang baik.
Etika merupakan hukuman sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur,
Mengendalikan, serta membatasi perilaku manusia.
Etika adalah bagian dari filsafat, sehingga ada hubungan antara etika dan
filsafat. Etika merupakan ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan buruk,
benar atau salah berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan dalam
kehendaknya.
Selain kaitannya dengan filsafat, etika juga dapat dikaitkan dengan moral
untuk mencari makna lainnya. Moral sama dengan etika yaitu nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu masyarakat dalam
mengatur tingkah lakunya di dalam masyarakat tersebut. Sehingga dalam setiap
aktifitasnya, moral akan dijunjung tinggi oleh setiap anggota dalam masyarakat
tersebut untuk mewujudkan suasana yang kondusif dan mengurangi adanya hal-
hal yang dapat merugikan satu sama lain.
B. SEJARAH ETIKA KOMPUTER
Komputer ditemukan oleh Howard Aiken pada tahun 1973 Penemuan
komputer di tahun 1973 ini menjadi tonggak lahirnya etika komputer yang
kemudian berkembang hingga menjadi sebuah disiplin ilmu baru di bidang
teknologi.
1. Generasi I (Era 1940-an).
Terdapat 2 peristiwa penting pada tahun 1940-an yaitu Perang Dunia II
dan lahirnya teknologi komputer. Selama Perang Dunia II, Profesor Norbert
Wiener mengembangkan sebuah meriam antipesawat yang mampu
melumpuhkan setiap pesawat tempur yang melintas di sekitarnya.
Pengembangan senjata tersebut memicu Wiener untuk memperhatikan aspek
lain selain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu etika. Dalam
penelitiannya, Wiener meramalkan terjadinya revolusi sosial dari
perkembangan teknologi informasi yang dituangkan dalam sebuah buku
berjudul Cybernetics: Control and Communication in the Animal and
Machine. Penelitian Wiener masih terus berlanjut hingga tahun 1950-an.
Meskipun Wiener tidak pernah menggunakan istilah etika komputer dalam
setiap bukunya, konsep pemikirannya telah menghasilkan fondasi yang kuat
dalam perkembangan etika komputer di masa mendatang.
2. Generasi II (Era 1960-an).
Meningkatnya jumlah penggunaan komputer pada era tersebut
membuat Donn Parker dari SRI International Menlo Park California
melakukan berbagai penelitian terhadap penggunaan komputer secara ilegal.
Menurut Parker, kejahatan komputer terjadi karena kebanyakan orang
mengabaikan etika dalam penggunaan komputer. Pemikiran Parker menjadi
pelopor kode etik profesi di bidang komputer (Kode Etik Profesional).
3. Generasi III (Era 1970-an)
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence memicu perkembangan
program-program komputer yang memungkinkan manusia berinteraksi secara
langsung dengan komputer, salah satunya adalah ELIZA. Program psikoterapi
Rogerian ini diciptakan oleh Joseph Weizenbaum dan mengundang banyak
kontroversi karena Weizenbaum telah melakukan komputerisasi psikoterapi
dalam bidang kedokteran. Istilah etika komputer kemudian digunakan oleh
Walter Maner untuk menanggapi permasalahan yang ditimbulkan oleh
pemakaian komputer pada waktu itu. Era ini terus berlanjut hingga tahun
1980-an dan menjadi masa kejayaan etika komputer, khususnya setelah
penerbitan buku teks pertama mengenai etika komputer yang ditulis oleh
Deborah Johnson dengan judul Computer Ethics.
4. Generasi IV (Era 1990-an).
Penelitian dan pelatihan etika komputer berkembang pesat mulai tahun
1990 hingga saat ini. Berbagai konferensi, riset, jurnal, artikel dan buku
mengenai etika komputer terus berkembang sehingga masyarakat dunia
menyadari pentingnya etika dalam penggunaan komputer. Etika komputer
juga menjadi dasar lahirnya peraturan atau undang-undang mengenai
kejahatan komputer.

C. PERAN ETIKA DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN


TEKNOLOGI
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat cepat
dengan perkembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan
meningkatkan taraf hidup manusia. Namun cepatnya perkembangan ilmu
pengethuan dan teknologi dapat menimbulkan dampak negatif dan positif bagi
manusia, oleh karena itu manusia harus mempelajari lebih dalam kode etik
ilmu,teknolgi dan kehidupan.
1. Etika Komputer.
Cepatnya perkembangan teknologi berdampak besar terhadap
kehidupan manusia salah satunya adalah munculnya suatu teknologi yang
disebut komputer. Komputer merupakan suatu alat yang dibuat untuk
membantu pekerjaan manusia . Etika bukan hanya diterapkan pada kehidupan
sosial namun juga diterapkan pada teknologi, salah satunya adalah etika
komputer. Etika komputer telah diterapkan sejak tahun 1940. Pada tahun
1970-1980 etika komputer didefinisikan ulang oleh banyak pemikir setelah
pertama kali etika komputer diciptakan oleh Weiner pada perang dunia kedua
dikarenakan adanya pemikiran bahwa komputer dapat digunakan untuk
kejahatan. Dan oleh karena itu maka penggunaan komputer juga memerlukan
etika agar tidak disalah gunakan oleh manusia.
Adapun beberapa pendapat para pemikir tentang definisi etika
Komputer yang dikembangkan sejak tahun 1970 adalah sebagai berikut:
a. Etika Komputer menurut Walter Maner.
Walter Warner adalah orang pertama yang memakai kata etika
komputer secara umum. Walter Maner melakukan pengujian
permasalahan etika yang diubah atau diciptakan oleh teknologi komputer.
Walter Warner mengatakan permasalahan etika lama bertambah buruk
dengan adanya komputer, di samping orang lain sadar dengan kegunaan
dari teknologi komputer. Dengan istilah etika komputer yang
dilahirkannya pada pertengahan tahun 70-an, Walter Maner
menggambarkan bidang tersebut sebagai bidang ilmu yang menguji
permasalahan etis yang menjengkelkan, yang diciptakan oleh teknologi
komputer.
b. Etika Komputer menurut Deborah Johnson.
Di dalam bukunya, Computer Ethics (1985), Deborah Johnson berkata
bahwa etika komputer adalah menganggap bahwa teknologi komputer
merupakan versi baru dari standar permasalahan moral dan dilema moral,
memperburuk permasalahan masa lampau, dan memaksa kita untuk
menerapkan norma-norma moral di dalam dunia yang belum belum
pernah diketahui sebelumnya. Tetapi, tidak sama seperti Maner, dia tidak
percaya bahwa komputer menciptakan permasalahan-permasalahan moral
baru secara keseluruhan. Melainkan, dia mempunyai pikiran yang baik
bahwa komputer memberikan suatu " corak baru" dalam sistem sosial,
sehingga etika komputer adalah sebuah keperluan yang bersifat hakiki
sebagai konsekuensinya.
c. Etika Komputer menurut James Moor.
Di dalam artikelnya yang berpengaruh What Is Computer Ethics?"
(1985), James Moor memberikan suatu definisi etika komputer yang lebih
luas dan meliputi banyak hal dibanding Maner maupun Johnson. Ini tidak
tergantung pada teori ahli filsafat khusus manapun dan ini cocok
(compatible) dengan suatu pendekatan yang luas untuk pemecahan
masalah etika. Sejak tahun 1985, Definisi Moor telah menjadi yang paling
berpengaruh. Ia mendefinisikan etika komputer sebagai bidang yang
terkait dengan "kekosongan kebijakan" dan "mencampur aduk
konseptual" mengenai sosial dan penggunaan etika teknologi informasi.
Berikut beberapa kutipan James Moor.

Suatu masalah khusus yang timbul di dalam Etika Komputer adalah


disebabkan adanya suatu kekosongan kebijakan tentang bagaimana
teknologi komputer harus digunakan.
Komputer menyediakan kepada kita kemampuan baru dan pada
gilirannya memberikan kita banyak pilihan baru untuk bertindak.
Tugas pokok dari Etika Komputer adalah untuk menentukan apa yang
perlu kita lakukan dalam suatu kasus, yaitu merumuskan kebijakan untuk
memandu/ menuntun tindakan kita.
Suatu kesulitan adalah bahwa bersama dengan kekosongan kebijakan
sering ada kekosongan konseptual, walaupun suatu masalah di dalam
Etika Komputer mungkin kelihatan sangat jelas pada awalnya, adalah
menyatakan cerminan kecil suatu campur aduk konseptual.
Apa yang diperlukan pada kasus yang sedemikian adalah bahwa
suatu analisa menyediakan suatu kerangka kerja konseptual di dalam yang
mana untuk merumuskan suatu kebijakan untuk sebuah tindakan. (Moor
1985).

Moor berkata bahwa teknologi komputer adalah sebenarnya


revolusioner, oleh sebab itu secara logika dapat ditundukkan. Etika
Komputer berkembang seiring dengan perkembangan teknologi
komputer, di mana perkembangan teknologi komputer sangat kecil
kemungkinan untuk dapat dibendung. Menurut Moor, perkembangan
komputer akan terjadi dalam dua langkah. Langkah yang pertama adalah
sebagai "pengenalan teknologi" di mana teknologi komputer developed
dan refined. Ini telah terjadi sepanjang 40 tahun pertama setelah Perang
Dunia Kedua (Second World War). Langkah yang kedua - bahwa dunia
yang terindustrialisasi baru-baru ini adalah "penyebaran teknologikal
(technological permeation)" di mana teknologi dapat diintegrasikan ke
dalam aktifitas manusia sehari-hari dan ke dalam institusi sosial.
Setelah melihat teori teori yang dijelaskan oleh beberapa tokoh
mengenai etika komputer dapat disimpulkan bahwa Etika Komputer
merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam
penggunaan komputer.

BAB II
ISU-ISU TERKAIT ETIKA KOMPUTER
Seperti yang pernah dikutip oleh Diaborah Jhonson, bahwa teknologi komputer
lebih banyak membuat sebuah permasalahan menjadi lebih besar dan rumit.
Sedangkan menurut James H. Moor etika komputer merupakan analisis mengenai
sifat dan dampak sosial dari teknologi komputer, serta bagaimana formulasi dan
kebijakan yang sesuai agar dapat menggunakan teknologi tersebut secara etis.
Ada tiga alasan penting untuk menerapkan etika komputer yang di sebutkan oleh
James H. Moor yaitu:
1. Kelenturan Logika
Kelenturan logika menurut Moor adalah kita mampu memprogram
komputer untuk melakukan apapun yang kitra inginkan. Komputer bekerja
secara akurat seperti yang diintruksikan programernya. Masyarakat tidak perlu
khawatir terhadap teknologi komputer karena apabila komputer digunakan
untuk aktivitas yang tidak etis, maka orang yang berada dibelakang komputer
yang harus dipersalahkan. Yang dimaksud dengan kelenturan logika di sini
adalah bahwa perangkat aplikasi dalam komputer akan melakukan hal-hal
yang diinginkan oleh pembuatnya, dalam hal ini adalah programmer.
Programmer sendiri menggunakan analisanya dalam menangkap kebutuhan
pengguna (users) sebagai landasan dalam perancangan dan konstruksi aplikasi
yang dibuatnya. Contoh yang paling klasik adalah seorang customer service
yang memberikan alasan kepada pelanggan bahwa keluhan mereka tidak
beralasan karena berdasarkan data pada komputer, tidak terdapat hal-hal yang
aneh. Dengan kata lain, customer service dalam konteks ini berasumsi atau
menganggap bahwa yang dilakukan komputer selalu benar. Dilihat dari sisi
pengguna, customer service ini dapat dibenarkan karena yang bersangkutan
telah mengikuti prosedur yang ditetapkan. Sementara dari sisi manajemen
yang membuat prosedur, hal yang sama juga dibenarkan karena aplikasi yang
ada telah diujicobakan sebelum diimplementasikan dalam aktivitas
operasional sehari-hari.Programmer yang tidak memiliki etika yang baik tidak
akan begitu peduli dengan segala kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi di perusahaan yang secara prinsip merupakan resiko yang tidak dapat
dipandang kecil.
2. Faktor Tranformasi
Alasan etika komputer menjadi demikian penting karena terbukti
bahwa penggunaan komputer telah mengubah secara drastis cara-cara kita
dalam melakukan sesuatu. Inilah yang dimaksud faktor tranformasi. Kita bisa
melihat jelas tranformasi yang terjadi dalam cara melakukan tugas-tugas
perusahaa. Contoh surat elektronik (Email).
3. Faktor Tidak Terlihat (Invisibilty Factor)
Alasan ketiga adalah perlunya etika komputer karena umumnya
masyarakat menganggap komputer sebagai Kotak Hitam Karena semua
operasi internal komputer tidak dapat diihat secara mata telanjang. Faktor tak
kasat mata merupakan kesempatan yang paling banyak dipergunakan oleh
para penjahat elektronik karena seperti halnya hubungan antara pasien dan
dokter, seringkali perusahaan menyerahkan seutuhnya pengembangan aplikasi
kepada para programmer yang ditunjuk.
Isu isu dalam etika komputer yang sedang marak terjadi saat ini adalah sebagai
berikut:
1. Cybercrime
Pengertian cybercrime adalah bentuk-bentuk kejahatan yang
ditimbulkan karena pemanfaat teknologi internet. Internet sendiri merupakan
hasil rekayasa teknologi yang penerapannyan bukan hanya menggunakan
kecanggihan teknologi komputer, tetapi juga melibatkan teknologi
telekomunikasi di dalam pengoperasiannya.
a. Penanggulangan cybercrime
Aktivitas cybercrime adalah penyerangan terhadap content, computer
system, dan communication system milik orang lain atau umum di dalam
cyberspace.
Upaya untuk menanggulangi merebak internet adalah mengamankan
sistem
Keamanan komputer identik dengan suatu tindakan baik pencegahan
maupun pendeteksian terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak
mendapatkan izin oleh pemakai atau sistem pemakai
Satu hal yang patut dicatat adalah semakin tingginya kesadaran dan
tingkat kebutuhan orang terhadap sistem keamanan komputer
Tujuan yang paling nyata dari sebuah sistem keamanan adalah mencegah
adanya perusakan bagian dalam sistem karena oleh pemakai yang tidak
diinginkan
Marjam Ongko Saputro dalam sebuah jurnal ilmiah tentang proteksi
sistem operasi menyampaikan bahwa sebuah sistem komputer
mengandung banyak obyek yang perlu diproteksi
Banyaknya obyek yang harus diproteksi tersebut menyebabkan
diperlukan integrasi langkah-langkah dalam membangun keamanan
sebuah sistem
b. Penanggulangan global
Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya,
yang diselaraskan internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut
Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai
dengan standar internasional
Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum
mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara
yang berhubungan dengan cybercrime
Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime
serta pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi
Meningkatkan kerjasama antarnegara, baik bilateral, regional, maupum
multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui
perjanjian-perjanjian ekstradisi dan mutual assistance treaties
Perlunya cyberlaw
Perkembangan teknologi yang sangat pesat, membutuhkan peraturan
hukum yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tersebut
Pertumbuhan ekonomi di era informasi akan diwarnai oleh manfaat dalam
penggunaannya, seperti dengan adanya e-commerce, e-government,
Foreign Direct Investment (FDI), industri penyediaan informasi dan
pengembangan UKM
Permasalahan yang sering muncul adalah menjaring menjaring berbagai
kejahatan komputer yang dikaitkan dengan ketentuan pidana yang berlaku
karena pidana yang mengatur tentang kejahatan komputer yang berlaku
saat ini belum lengkap.
Optimalisasi peranan hukum dalam perkembangan teknologi
membutuhkan kelengkapan perundang-undang yang berkualitas
Hingga saat ini, di negara kita ternyata belum ada pasal yang bisa
digunakan untuk menjerat penjahat cybercrime.
Perlunya dukungan lembaga khusus. Lembaga-lembaga khusus, baik
pemerintah maupun NGO (Non Government Organization), diperlukan
sebagai upaya penanggulangan kejahatan internet.
Terdapat pula National Infrastructure Protection Center (NIPC) sebagai
institusi di Amerika Serikat yang menangani masalah yang berhubungan
dengan infrastruktur. Indonesia sendiri sebenarnya sudah memiliki
IDCERT (Indonesia Computer Emergency Response Team)
2. Kejahatan pada E-Commerce
Perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat juga
menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang disebut elecronic
commerce. E-commerce adalah sistem perdagangan yang menggunakan
mekanisme elektronik yang ada di jaringan internet. E-commerce dapat
menimbulkan beberapa isu yang menyangkut aspek hukum perdagangan
dalam penggunaan sistem.
Perkembangan teknologi juga berpengaruh pada perekonomian dan
perdagangan negara. Melalui internet transaksi perdagangan menjadi lebih
cepat dan efisien. Namun perdagangan melalui internet ini memunculkan
permasalahan baru, diantaranya perlindungan konsumen, permasalahan
kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan
digital. Untuk menangani hal tersebut, para penjual dan pembeli
menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996 sebagai
acuan dalam melakukan transaksi lewat internet.
3. Tanggung Jawab Profesi.
Seiring perkembangan teknologi, para profesional di bidang komputer
sudah melakukan spesialisasi bidang pengetahuan dan sering kali mempunyai
posisi yang tinggi dan terhormat di kalangan masyarakat. Maka dari itu
mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi, mencakup banyak hal dari
konsekuensi profesi yang dijalaninya. Para profesional menemukan diri
mereka dalam hubungan profesionalnya dengan orang lain. Mencakup pekerja
dengan pekerjaan, klien dengan profesional, profesional dengan profesional
lain, serta masyarakat dengan profesional.
Seiring perkembangan teknologi pula, para profesional di bidang
komputer sudah melakukan spesialisasi di bidang pengetahuan dan sering kali
mempunyai posisi yang tinggi dan terhormat di masyarakat. Hubungan ini
melibatkan suatu keanekaragaman minat dan kadang-kadang minat ini dapat
masuk ke dalam bertentangan satu sama lain.
Tujuan utama sebuah profesi adalah menemuhi tanggung jawab
dengan standar profesionalisme tinggi sesuai bidang dan menentukan tingkat
kerja yang tinggi dengan orientasi kepentingan publik. Untuk mencapai
tujuan tersebut, terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebuah
profesi adalah :

Kredibilitas.
Bahwa masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi sistem
informasi yang dimiliki sebuah profesi.
Profesionalisme.
Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasi oleh
pemakai jasa sebuah profesi sebagai profesional bidangnya.
Kualitas jasa.
Adanya kenyakinan bahwa semua pelayanan yang diberi pelaku
sebuah profesi menemuhi standar kinerja yang tinggi.
Kepercayaan.
Pemakai jasa sebuah profesi harus merasa yakin bahwa terdapat
kerangka etika professional yang melandasi pemberi jasa tersebut
sehingga menimbulkan kepercayaan yang tinggi pada profesi yang
bersangkutan.

Pada tahun 1992, koalisi etika komputer yang tergabung dalam lembaga etika
komputer (CEI) memfokuskan pada kemajuan teknologi informasi, untuk dan
korporasi serta kebijakan publik. CEI menyelamatkannya pada kebijakan organsasi,
publik, indutrial, dan akademis. Lembaga ini memperhatikan perlunya isu mengenai
etika berkaitan degan kemajuan teknologi informasi dalam masyarakat dan telah
menciptakan sepuluh perintah etika computer. Adapun sepuluh Perintah untuk Etika
Komputer Dari Institut Etika Komputer yaitu :
1. Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain.
Dalam menggunakan komputer kita tidak boleh merugikan orang lain,
misalnya menggunakan komputer untuk membobol sebuah bank,
menggunakan komputer untuk membuat virus,menggunakan komputer untuk
merusak sistem keamanan seseorang.
2. Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain
Bagi pengguna komputer,diharapkan jangan mengganggu dan
menggunakan komputer untuk mengganggu hak-hak orang lain,seperti
melakukan pembajakan terhadap karya orang lain,meginstal sebuah program
yang tidak legal.
3. Jangan memata-matai file-file yang bukan haknya.
Memata-matai,mengintai dan mengambil data milik orang lain yang
bukan haknya,sebaiknya hal tersebut tidak dilakukan oleh penggun komputer
karna sangat merugikan orang lain dan kegiatan ini biasa dilakukan oleh para
Cracker dan Hacker yang tidak bertanggung jawab.
4. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
Ini biasa digunakan oleh perampok-perampok dan pencuri yang biasa
menggunakan komputer untuk membobol sistem keamanan sebuah bank,dan
digunakan oleh para teroris untuk mencari dana dengan membobol identitas
pribadi targetnya.
5. Jangan menggunakan komputer untuk memberikan kesaksian palsu
Menggunakan komputer untuk menyebarkan berita-berita palsu dan
berkebalikan dengan fakta,serta mengumbar informasi tentang seseorang yang
semuanya berupa kebohongan,dan cenderung kepada pelanggaran hukum
yaitu merusak nama baik seseorang.
6. Jangan menduplikasikan atau menggunakan software tanpa membayar
Ini yang biasa dilakukan masyarakat awam dengan cara menduplikasi
software atau data seseorang tanpa mencantumkan sumber yang diambil.
7. Jangan menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa sepengetahuan
yang bersangkutan
Apabila kita ingin menggunakan computer milik orang lain,kita
diharapkan meminta izin dari pemiliknya terlebih dahulu.
8. Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain.
Ini seperti menduplikatkan sebuah software lalu memperbanyak dan
kemudian dikomersilkan.
9. Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau sistem komputer
yang dirancang.
Dalam membuat sebuah program hendaknya kita menilai sisi positif
dan negatifnya, apabila program yang kita buat lebih banyak dampak
buruknya lebih baik kita menghentikan pembuatan program itu.
10. Selalu mempertimbangkan dan menaruh respon terhadap sesama pengguna
saat menggunakan komputer.
Dalam menggunakan komputer kita harus mempertimbangkan sisi
baik buruknya,jangan sampai kita merugikan pihak lain. Apabila setiap
pengguna komputer maupun internet, menerapkan 10 etika dalam
berkomputer dalam menggunakan komputer ataupun internet, bisa dipastikan
keamanan dan kenyamanan bagi user maupun pengguna komputer atau
internet bisa lebih menyenangkan.
BAB III
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Hak Atas Kekayaan Intelektual, disingkat HAKI adalah padanan kata yang
biasa digunakan untuk intellectual property right (IPR). Yakni hak yang timbul bagi
hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk
manusia. Pada intinya HAKI merupakan hak untuk menikmati secara ekonomis hasil
dari suatu kreatifitas intelektual. Objek yang diatur dalam HAKI adalah karya karya
yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Hak atas kekayaan intelektual memiliki beberapa kegunaan. Adapun kegunaan
HAKI adalah sebgai berikut:
1. Memberi perlindungan hukum untuk pencipta atau penemu dengan
memberi hak guna menjual karya ciptanya.
2. Membuat dorongan suatu kegiatan penelitian dan pengembangan
agar mendapat suatu penemuuan baru.
3. Memberi ruang gerak yang luas untuk para pencipta agar karyanya berguna
bagi masyarakat banyak.
4. Meningkatkan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual agar bisa membuat
cepat pertumbuhan industry yang ada dan membuat lapangan kerja baru
menjadi banyak,membuangan dorongan agar ekonomi tumbuh,menaikan
kualtas dari hidup banyak orang yang memberikan banyak manfaat bagi
masyarakat.
5. Memberi manfaat perlindungan hukum dan juga sebagai alat memacu
kreatifitas bagib banyak orang agar dapat melindungi pencipta suatu
produk tanpa takut dijiplak.
6. Menambah produktifitas seseorang.

Menurut Robert C Sherwood sebagaimana dikutip oleh Ranti Fauza Mayana


dalam buku Perlindungan Desain Industri di Indonesia dalam Era Perdagangan Bebas
dalam Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Memahami Prinsip Dasar, Cakupan, dan
Undang undang yang Berlaku (Sudaryat dkk, 2010) disebutkan bahwa terdapat 5
teori dasar perlindungan HAKI yaitu :
1.Reward Theory
Memiliki makna yang sangat mendalam, yaitu pengakuan terhadap karya
intelektual yang telah dihasilkan oleh penemu/pencipta/pendesian sehingga ia harus
diberikan penghargaan sebagai imbangan atas upaya kreatifnya dalam
menemukan/menciptakan karya intelektualnya.
2.Recovery Theory
Dinyatakan bahwa penemu/pencipta/pendesain yang telah mengeluarkan waktu,
biaya, serta tenaga untuk menghasilkan karya intelektualnya harus memperoleh
kembali apa yang telah dikeluarkannya.
3.Incentive Theory
Berdasarkan teori ini, intensif perlu diberikan untuk mengupayakan terpacunya
kegiatan kegiatan penelitian yang berguna.
4.Risk Theory.
Dalam Risk Theory dinyatakan bahwa karya mengandung resiko. HAKI yang
merupakan hasil penelitian mengandung resiko yang memumngkinkan orang lain
yang terlebih dahulu menemukan cara tersebut atau memperbaikinya. Dengan
demikian, adalah wajar memberikan bentuk perlindungan hukum terhadap upaya atau
kegiatan yang mengandung resiko tersebut.
5.Economic Growth Stimulus Theory
Perlindungan atas HAKI merupakan alat pembangunan ekonomi.Sebuah Negara
yang sistem perlindungan HAKI berjalan dengan baik, maka pertumbuhan
ekonominya akan baik pula.
Dikaji dari berbagai teori diatas, Indonesia memerlukan Economis Growth
Theory, dengan teori ini, memungkinkan sistem HKI yang baik akan menjadi alat
pembangunan ekonomi suatu Negara. Sistem HKI yang baik itu harus di topang oleh
beberapa hal diantaranya addalah : 1). Pemberian Kemandirian kepada Kantor HAKI
agar secara mandiri dan professional mengelola keuangan dan kebijakan HAKInya.
2). Penegakan Hukum di bidang HAKI, dinegara berkambang harus dimulai dari
proses edukasi akan pentingnya HAKI itu sendiri. Baru setelah edukasi tentang HAKI
berjalan penegakan hukum di bidang HAKI akan berjalan pula. 3). Sadar dan Faham
HKI harus di terapkan di tingkat Universitas, Perusahaan perusahaan, lembaga
lembaga penelitian. Para peneliti merukan subjek HAKI yang memegang pernan yang
sangat penting, peranan mereka sangat vital dalam menghasilkan berbagai produk
output HAKI itu sendiri utamanya dibidang Paten (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).
Begitu juga penghargaan pemerintah terhadap para seniman (pencipta lagu, penulis
buku, artis, actor, penyanyi) sebagai penghasil Hak Cipta berupa buku, karya music
dll, harus di berikan penghargaan dan sarana pendukung agar keberadaan mereka bisa
berkembang dan mengharumkan nama bangsa. Oleh karena itu, insentif sangat di
perlukan oleh para seniman, ,isalkan seorang penulis buku buku perlajaran sekola,
maka pemerintah perlu memberikan insentif kepada penulis buku buku tersebut
dengan beasiswa pendidikan agar mempu meningkatkan wawasan dan keilmuannya
di bidang penulisan buku kurikulum pendidikan yang berkualitas. Disinilah peranan
Incentive Theory memegang pernanan. Oleh karena itu, di Negara berkembang
seperti Indonesia ini, langkah awal adalah diperlukan adanya teori insentif sehingga
dapat menghasilkan teori pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
Dewasa ini sangat banyak pelanggaran HAKI yang telah terjadi dibelahan dunia,
tak terkecuali Indonesia juga termasuk salah satunya. Pelanggaran HaKI sangat
disayangkan dikarenakan pelanggaran-pelanggaran ini adalah bentuk dari sikap tidak
menghargai ciptaan-ciptaan orang yang telah bersusah payah untuk membuat sesuatu
yang baru.
Pelanggaran Hak Cipta diantaranya adalah sebagai berikut:
Memasukkan perangkat lunak ilegal ke harddisk Pemuatan perangkat lunak ke
harddisk ini biasanya dilakukan seseorang pada saat membeli komputer PC di
toko komputer, yang oleh penjual langsung diinstal di salah satu sistem
operasi.
Softlifting terjadi jika sebuah lisensi dipakai melebihi kapasitas penggunaan
seperti yang tercantrum dalam lisensi tersebut
Penjualan CDROM ilegal ini sering dijumpai di pasar atau counter-counter
tidak resmi yang menjual CDROM program yang dikopi tanpa izin dari
program aslinya
Perangkat lunak yang dikopi tanpa izin dari program asli kemudian disewakan
secara murah di rental-rental CD
Adalah melakukan download terhadap sebuah program komputer dari internet
dengan tidak mematuhi kaidah yang tertera pada lisensi download
Alasan yang menyebabkan maraknya pelanggaran hak cipta perangkat lunak di
Indonesia antara lain :
Alasan yang paling utama adalah perangkat lunak bajakan lebih murah
dibandingkan dengan membeli lisensi
Data-data yang dimuat dalam format digital, memudahkan pemakaiannya
melakukan penyalinan pada data-data dari satu media ke media lain
Alasan yang lain adanya kecenderungan manusia untuk selalu mencoba
sesuatu yang baru
Belum ada perangkat perundang-undang yang mampu menjerat secara lebih
tegas ketika orang tersebut diketahui menyebarluaskan dan atau menggunakan
perangkat lunak secara ilegal
Kurang kesadaran masyarakat untuk menghargai hasil ciptaan orang lain dan
pemikiran bahwa pemanfaatan ciptaan tanpa izin akan memberikan pengaruh
negatif terhadap para pencipta dalam bekreasi bahkan berdampak buruk
terhadap nama Indonesia di mata dunia Internasional.
Untuk mengatasi pelangaran hak cipta solusi yang pertama untuk mengatasi
maraknya pelanggaran hak cipta tentunya berawal dari membangun budaya
masyarakat untuk menghargai hasil karya orang lain.
Solusi yang kedua adalah bahwa pemerintah, baik dari instansi-instansi terkait
jajaran penegak hukum dan segenap lapisan masyarakat hendaknya sepakat untuk
secara bersama-sama memerangi pembajak terhadap karya-karya intelektual karena
pembajakan karya intelektual merupakan perbuatan yang merugikan perekonomian
bangsa, menghancurkan kreativitas dan merendahkan martabat bangsa.
Jajaran aparatur penegak hukum sudah seharusnya secara konsisten menegakkan
hukum atas pelanggaran-pelanggaran hak kekayaan intelektual dan kusus kepada
pengadilan agar dapat memberikan hukuman yang setimpal agar tidak terulang lagi
kejahatan di bidang tersebut.
Sumber daya manusia dalam hal penyelidikan kasus-kasus pelanggaran hak cipta
juga harus diingatkan tentang hukum hukum pelanggaran hak cipta.
Dasar Hukum dan Jenis Hak Kekayaan Intelektual
1. Undang-Undang N0. 19/2002 diganti oleh UU No. 28/2014 Tentang Hak
Cipta.
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan menurut Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.
Pencipta, adalah seorang atau bebetapa orang yang secara bersama-sama
yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, dan keahlian yang dituangkan
dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Perlindungan Hak Cipta. Perlindungan terhadap suatu ciptaan timbul secara
otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk nyata. Pendaftaran ciptaan
tidak merupakan suatu kewajiban untuk mendapatkan hak cipta. Namun
demikian, pencipta maupun pemegang hak cipta yang mendaftarkan ciptaannya
akan mendapat surat pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat
bukti awal di Pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap
ciptaan tersebut.
Ciptaan Yang Dilindungi, ialah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra.

2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten.


Paten : Adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor
atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
Invensi : Adalah ide inventor yang dituangkan kedalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk
atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
Inventor : Adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang
secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan
yang menghasilkan invensi.
Pemegang Paten : Adalah inventor sebagai pemilik paten atau piha yang
menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima lebih
lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam daftar umum paten.
Jangka Waktu Perlundungan Paten : Paten diberikan perlindungan untuk
jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan
jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang.
3. Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek.
Merek : Adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.
Merek Dagang : Adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau bebeapa orang secara bersama-sama atau
badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
Merek Jasa : Adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek Kolektif : Adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau
jasa sejenis lainnya.
Jangka Waktu Perlindungan Merek : Merek terdaftar mendapat
perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama 10 (sepuluh) tahun. Perlindungan
merek terdaftar selama 10 (sepuluh) tahun tersebut berlaku surut sejak tanggal
penerimaan permohonan merek yang bersangkutan.
4. Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri.
Desain Industri : Adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga
dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai
untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan
tangan.
Jangka Waktu Perlindungan :
a. Perlindungan terhadap Hak Desain Industri diberikan untuk jangka
waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan.
b. Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan sebagaimana
dimaksud dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri dan diumumkan
dalam Berita Resmi Desain Industri.
5. Undang-Undang No. 32 Tahun 20000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu.
a. Jangka Waktu Perlindungan Desain Industri
b. Hak Desain Tata Letak Sirkit Terpadu : Adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atau hasil
kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
tersebut.
c. Desain Tata Letak : Adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga
dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi
dalam satu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut
dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu.
d. Sirkuit Terpadu : Adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah
jadi, yang didalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-
kurangnya satu dari elemen tersebut adalah bersifat aktif, yang sebagian
atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam
sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan
fungsi elektronik.
e. Perlindungan terhadap Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan
kepada pemegang hak sejak pertama kali Desain tersebut dieksploitasi
secara komersial dimanapun, atau sejak tanggal penerimaan.
f. Dalam hal Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu telah dieksploitasi secara
komersial, permohonan harus dilakukan paling lama 2 (dua) tahun
terhitung sejak tanggal pertama kali dioeksploitasi.
g. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan selama
10 (sepuluh) tahun.
h. Tanggal mulai berlakunya perlindungan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dicaatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
dan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
6. Undang-Undang N0. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
a. Rahasia Dagang : Adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di
bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik
Rahasia Dagang.
b. Lingkup Rahasia Dagang : Meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi
dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat.
c. Perlindungan Rahasia Dagang : Rahasia Dagang mendapat perlindungan
apabila informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi,
dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya.
Informasi dianggap rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui
oleh pihak tettentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.
7. Indikasi Geografis Dan Indikasi Asal.
a. Indikasi Geografis : Diatu dalam UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek
Pasal 56 sd 58. Yaitu Suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu
barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam,
faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan
ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.
b. Indikasi Asal : Diatur dalam Pasal 59 d 60 UU No. 15 Tahun 2001
Tentang Merek. Pasal 59 s.d 60.Yaitu suatu tanda yang memenuhi
ketentuan tanda indikasi geografis yang tidak diftarkan atau semata-
mata menunjukkan asal suatu barang atau jasa.

Kesimpulan
Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam
penggunaan komputer. Etika Komputer berkembang petama kali pada tahun
1940-an. Etika komputer berkembang selaras dengan perkembangan teknologi
komputer, apabila teknologi berkembang maka etika juga harus berkembang
dikarenakan akan banyak isu isu etika lain yang akan bermunculan dan juga
kejahtan kejahatan didunia maya akan terus bermunculan. Maka dari itu untuk
memanfaatkan komputer dengan baik maka kita harus memiliki etika
komputer yang baik pula.

Anda mungkin juga menyukai