(MS 141314)
Dosen Pembimbing
Irwan Tri Yunianto, ST. MT
4400201405002
MATA KULIAH
TUGAS MERANCANG KAPAL (MS 141314)
NIP : 4400201405002
Telah menyelesaikan Tugas Merancang Kapal (MS 141314) pada semester gasal
2016/2017 yang terdiri dari:
Hari : _________________
Tanggal : _________________
Puji syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT dimana atas berkah, rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan laporan Tugas Merancang Kapal
ini sebagai bagian dari mata kuliah Tugas Merancang Kapal [MS141314] dengan
lancar.
1. Ibu saya yang selalu mendoakan dan memberi semangat dari jauh.
2. Almarhum ayah saya yang selalu jadi puncak semangat dalam menjalani
semuanya.
3. Bapak Irwan Tri Yunianto ST. MT selaku dosen pembimbing juga selaku
dosen korektor yang dengan sabar dan penuh dedikasi tinggi membimbing
Saya dalam mengerjakan tugas mata kuliah Tugas Merancang Kapal.
4. Kepada seseorang yang spesial yang selalu memberi semangat untuk
terus melangkah maju, serta
5. Kepada teman teman angkatan 2014, khususnya rekan saya Ameilia
Pristama Putri, serta senior senior yang telah membantu dalam pengerjaan
Tugas Merancang Kapal ini.
Saya menyadari dalam laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu
saya mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi masa depan yang
lebih baik. Semoga laporan ini memberikan ilmu pengetahuan dan manfaat bagi kita
semua.
Ana Ariyanto
1.2 Tujuan
a. Mencari ukuran utama kapal yang memenuhi batasan batasan yang ada dalam
permintaan pemesan (owner requirement).
b. Mencari ukuran utama kapal yang memenuhi persyaratan atau peraturan yang
berlaku (rule).
c. Mencari ukuran utama kapal yang mempunyai biaya investasi (capital cost) dan
biaya operasi (operational cost) termurah.
d. Membuat lines plan dan general arrangement dari ukuran utama dan data
perhitungan
c. Dengan membaca grafik pada DWT yang diminta, akan didapatkan ukuran
utama awal L0, B0, T0 dan H0.
4. Setelah mendapatkan regresi kapal, lalu mengkoreksi ukuran utama kapal dari
regresi tersebut, serta menghitung koefisien agar sesuai dengan karakteristik
koefisien kapal bulk carrier.
5. Jika, semua pengkoreksian dan koefisien sesuai deng karakteristik kapal bulk
carrier maka langkah selanjutnya adalah menghitung hambatan dan propulsi
6. Mencari mesin kapal di katalog mesin kapal yang sesuai dengan hambatan
yang dihasilkan oleh kapal.
7. Menghitung crew kapal, untuk mengetahui jumlah cre yang ada di kapal
dengan rumus pendekatan.
OWNER REQUIREMENT
MENGHITUNG HAMBATAN
KAPAL
MENCARI KATALOG MESIN UTAMA
MENDESAIN LINES
PLAN
MENDESAIN GA
Owner Requirement yang digunakan dalam tugas merancang kapal I ini antara
lain :
Table 1-1 Onwer Requirement
5 Kecepatan 14 Knot
Percobaan
Owner requirement adalah segala ketentuan yang diinginkan oleh pemilik kapal
(ship owner) yang selanjutnya akan menjadi acuan dasar dalam perancangan kapal.
Owner requirement sangat penting yaitu sebagai langkah awal dalam proses
merencanakan kapal baru. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan terkait
dengan owner requirement diantaranya :
b. Kesesuaian antara kapal dengan daerah pelayaran yang ditentukan oleh pemilik
kapal.
c. Kesesuaian kondisi dan kelas pelabuhan tempat singgah kapal (sesuai yang
direncanakan) dengan kondisi kapal. terutama ukuran utama kapal atau hal lain
yang disyaratkan oleh pelabuhan yang dikunjungi.
Dalam proses perancangan suatu kapal terdapat ukuran utama kapal yang
di butuhkan. Adapun ukuran-ukuran yang perlu diperhatikan sebagai kapal
pembanding adalah:
Lebar terbesar yang diukur pada bidang tengah kapal diantara dua sisi dalam
kulit kapal (untuk kapal-kapal baja). Sedangkan untuk kapal yang terbuat dari
kayu atau bukan logam lainnya diukur antara dua sisi terluar kulit kapal.
c. H (Height)
Tinggi yang diukur dari garis dasar kapal (keel) sampai garis tepi geladak kapal.
d. T (Draught)
Tinggi yang diukur dari garis air muat sampai garis tepi geladak kapal.
e. DWT (Dead Weight Ton)
Berat semua yang ditambahkan pada kapal sampai pada Draft kapal tertentu
B = 24,86 [m]
H = 14,75 [m]
T = 9,50 [m]
Vs = 13 [Knot]
Ukuran utama diperoleh dari hasil regresi ukuran utama kapal kapal
pembanding yang telah diperoleh sebelumnya dimana persamaan dari masing
masing kurva disubstitusikan nilai DWT yang dikehendaki sehingga diperoleh ukuran
utama baru yang akan digunakan dalam perhitungan kapal.
1) Data-data kapal pembanding yang telah didapat dibuat grafik dengan absis
DWT dan ordinat ukuran utama kapal, misal : Grafik DWT-L, DWT-B, DWT
T, DWT H, dll.
3) Dengan membaca grafik pada DWT yang diminta, akan didapatkan ukuran
utama awal L0, B0, T0 dan H0.
4) Angka Froude awal (Fn0) dihitung dari ukuran utama awal yang sudah
didapatkan sebelumnya dan kecepatan dinas yang diminta oleh owner.
Adapun rumus yang dipakai sebagai berikut :
Vs
Fn 0
g L 0.5
Dimana Vs : kecepatan dinas [ms-1]
2.1.2 Koefisien
Cb = - 4.22 + 27.8 . + .
Cwp adalah perbandingan antara luas bidang garis air muat (Awl)
dengan luas sebuah empat persegi panjang dengan lebar B.
Cb
Cwp
0.471 0.551Cb
B merupakan titik tekan atau titik berat ke atas dari volume air yang
dipindahkan oleh badan kapal yang terbenam dalam air. Jika bagian belakang
lebih gemuk , maka letak B di bawah. Bila diukur dari bagian midship, maka
jarak titik B diukur dari dasar kapal KB. LCB merupakan letak titik B secara
memanjang.
Cb
Cp
Cm
Berat cairan yang dipindahkan oleh bagian kapal yang tercelup di dalam
air.
L.B.T.Cb
2.1.2.7 Displacement ()
*1.025
Hambatan kapal adalah gaya yang menahan kapal ketika melaju dengan
kecepatan dinasnya. Perhitungan hambatan total kapal dilakukan untuk mendapatkan
daya mesin yang dibutuhkan kapal. Gaya hambat ini harus dilawan oleh mesin kapal
maka dengan demikian kapal dapat berlayar dengan kecepatan sebagaimana yang
diinginkan oleh owner.
Hambatan ini terjadi karena terbentuknya partikel partikel air yang bergerak
dalam satuan pusaran.
Dengan :
0.075
CFO = friction coefisient ( ITTC 1957 ) = (Log Rn2)2
LWL S V
Rn = Reynold Number = 1.18831106
dimana :
c = 1 + 0.011 cstern
Hambatan ini terjadi karena adanya penonjolan alat alat bantu pada lambung
kapal seperti kemudi, lunas , bentuk buritan, dll. Besarnya hambatan tambahan ini
dapat mencapai 10% dari hambatan total yang dialami.
Dalam menghitung hambatan kapal yang diakibatkan oleh bentuk badan kapal
yang tercelup dalam air. dibutuhkan luas permukaan basah kapal (S tot) yang terdiri
dari luas badan kapal WSA (S) dan luas tonjolan-tonjolan seperti kemudi, bulbous bow
dan bilge keel (Sapp). Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung appendages
resistance yaitu :
1
= . . . . 2 . (1 + 2 )
2
dimana :
Sapp
1 + k 2 = (1 + k1 + ((1 + k 2 ) (1 + k1 ))
Stotal
Stotal = S + Sapp
B T CM
= atau 0 jika tidak terdapat bulbos bow
10
=10%Amidship
= 10% BT CM (B-series)
Untuk nilai dari (1 + k2), sesuai dengan data yang ada dalam Tabel
pada buku Principles of Naval Architecture (PNA) Vol. II halaman 92,
merupakan fungsi dari tipe tonjolan atau tambahan pada badan kapal, adalah
sebagai berikut:
Table 2-2Harga effective form factor
Bossings 2.0
Shafts 2.0
T
Srudder = (C1 C2 C3 C4 1.75 LPP 100) [BKI vol II hal 14-1]
Si 1 k 2 i
1 k 2 effective
Si
Hambatan ini terjadi karena adanya variasi tekanan air terhadap lambung kapal
pada saat kapal bergerak dengan kecepatan tertentu.
RW d 2
= C1 C2 C3 e(m1 Fn +m2 cos(Fn ))
W
dimana :
W = displacement weight
= . g . [N]
C1 = 2223105C 3.7861
4 T B 1.0796
90 i E 1.3757
d = -0.9
6.8Ta Tf
3
B
= 125.67 162.25C 2P 234.32C 3P 0.1551 LCB
L T
Ta = Tf = T
3
m1 = 0.01404 LWL
T
1.7525 L 4.7932 (L B ) C5
WL WL
keterangan :
keterangan :
A BT B
C2 = e 1.89
BT B i
keterangan :
0.5
= 0.56A BT
= Tf h B 0.4464 B
Tf = moulded draft at FP = T
D
= 85%
2
0.8A
C3 = 1 BTCT
M
keterangan :
RW
R Total = 0.5 1025 VS 2 Stotal (CFO (1 + k) + CA + ( W)
W
Mesin induk pada kapal membutuhkan perkiraan daya motor induk yang mampu
mencakup seluruh kebutuhan kapal sehingga kapal dapat beroperasi dengan baik.
Setelah daya motor induk dihitung, selanjutnya adalah pemilihan motor induk yang
ada di katalog motor induk dengan kapasitas daya yang sama atau sedikit diatas daya
yang telah dihitung. Katalog yang dipakai adalah katalog mesin MAN B&W Diesel
Engine.
Dalam proses perhitungan dalam memilih mesin yang akan dipakai harus
mampu mencakup seluruh kebutuhan kapal sehingga kapal dapat beroperasi dengan
baik. Dengan katalog mesin MAN&BMW ada beberapa komponen yaitu :
PD
= [kW]
S . rg
dimana :
R T .Vs
= [kW]
D
S = shaft efficiency
= 0.98 0.985
= 0.98
1 1
35 6 BHP 3
ZC = Cst Cdk L B H 5 Ceng 5 cadet
10 10
dimana :
L = LPP
DWT adalah berat semua yang ditambahkan pada kapal kosong (bobot mati).
DWT terdiri dari beberapa komponen yaitu : gaya berat muatan bersih yang
membayar (payload), gaya berat bahan bakar dan minyak lumas (fuel and lubricating
oil ), gaya berat air tawar dan bahan makanan (fresh water and provision) dan dan
gaya berat anak buah kapal dab bawaannya (crew and luggage). Setelah berat
komponen
DWT didapatkan, maka dilakukan perhitungan titik berat DWT untuk mencari
harga KG. Berikut merupakan contoh perhitungan komponen DWT :
WFO
VFO = + koreksi [m3]
FO
= 0.95 ton/m3
Koreksi:
1. motor putaran lambat (< 400 rpm) memakai heavy fuel oil (HFO), biasanya
untuk daya> 3000 kW
2. motor putaran sedang (400 rpm < 700 atau 1000 rpm) memakai marine fuel oil
(MFO), biasanya untuk daya 1000 kW < power < 3000 kW
3. motor putaran cepat (>1000 rpm) memakai diesel oil (DO), biasanya untuk
daya< 1000 kW
5. harga DO dan MFO beda harganya hanya sedikit, tidak seperti dulu
6. jika bisa dipakai fuel oil yang sama antara motor induk dan motor bantu, dipakai
minyak yang sama karena hanya dibutuhkan 1 sistem.
W DO
VDO = + koreksi [m3]
DO
= 0.85 ton/m3
Koreksi:
Tambahan konstruksi = + 2%
Ekspansi panas = + 2%
S
WLO = BHPME bLO margin [ton]
VS
WLO
VLO = + koreksi [m3]
LO
Koreksi:
Tambahan konstruksi = + 2%
Ekspansi panas = + 2%
Untuk Crew
dimana :
Untuk Pendingin
= 2 ~ 5 kg/HP
Sehingga :
WFW
VFW = FW + koreksi[m3]
dimana :
= 1 ton / m3
koreksi :
dimana :
CP = Koefisien kebutuhan konsumsi
= 3 ~ 5kg/orang/hari
LWT adalah berat saat kapal kosong (bobot kosong). LWT terdiri dari beberapa
komponen yaitu : gaya berat baja (steel weight), gaya berat permesinan (weight of
machinery), dan gay berat perlengkapan dan peralatan (equipment and outfit). Untuk
perhitungan berat baja lambung Schneecluth membagi kedalam beberapa bagian
antara lain berat baja lambung, berat baja lambung, berat baja bangunan atas dan
berat rumah geladak.
1. Grup I : Accomodation
2. Grub II : Miscellanious
Referensi : H. Schneekluth & V. Bertram, Ship Design for Efficiency and Economy
2ND edition, Butterwort Heinemann, Oxford UK : 1998.
Rumus :
WSt = ( L . B . DA ) . Cs
A DH
= D
Lpp.B
Volume Structure
= +
= volume poop
= lp . bp . tp
lp = panjang poo
= 20% Lpp
bp = lebar poop
=B
tp = tinggi poop
= 2.5 m
= volume forecastle
= . ( bf . tf ) . lf
bf = lebar forecastle =B
tiap layer = ld . bd . td
U = log ( / 100 )
Propulsion Unit
Engine
Gearbox
PB
Wgetr = (0.34 0.4) n [ton]
Shafting
1/3
PD
= 11.5 n [cm]
2/3
M PD
l = 0.081 n [ton/m]
=5+2=7m
MS
= l .l
Propeller
Wprop = D3 . K [ton]
A Z 2
0.18 E
K A0 100
atau
d S AE Z 2
1.85
D .
AO 100
K
D = diameter propeller
Titik Berat kapal adalah titik bouyancy / titik tekan keatas / titik benam dari
gaya tekan air keatas terhadap lambung kapal.
Untuk perhitungan titik berat tangki fuel oil diberikan rumus sebagai berikut:
Item Keterangan
. H
KG
Lch + Lrm + Lcofferdam + . pFO
LCG
Untuk perhitungan titik berat tangki lubrication oil diberikan rumus sebagai
berikut
Table 2-5Titik Berat Tangki Lubrication Oil
Item Keterangan
Panjang (pLO)
Untuk Crew
S 1 1
= ZC C1fw [ton]
Vs 24 1000
dimana :
Untuk Pendingin
= 2 ~ 5 kg/HP
Sehingga :
WFW
VFW = + koreksi [m3]
FW
dimana :
koreksi :
- tambahan konstruksi = + 2% W FW
- expansi panas = + 2% W FW
Untuk perhitungan titik berat tangki air tawar diberikan rumus sebagai
berikut
Item Keterangan
2.7.1.5 Crew
Selanjutnya untuk menghitung titik berat crew. digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
hp = tinggi poop
KG =
W C& E KG
WC&E
KG = CKG . DA
=H
Dimana :
A DH
=D
L.B
Volume Superstructure :
A = P + FC
P = volumepoop
FC = volumeforecastle
DH = II + III + IV + wheelhouse
tiap layer = ld . bd . td
IV 7.5% Lpp B6
L = Lwl [feet]
= B [feet]
H = tinggi waterline
CB = koefisien blok
CB
=
CW
= L . BW . CW [feet2]
= Bw . H . CX [feet2]
= 0.98 . L . D M S [feet2]
dimana :
S = sheer
S S
= L d .d 1 2 .L. F 1 2 .L. A [feet2]
3 3
D = mean depth
S
= D M [feet]
L
F = effective freeboard
= D H [feet]
= 1.01 . A0 [feet2]
A A 1 F
T = 0 0 [tons]
2 35
= T 0 [tons]
2
A2
Cw =
L.D
A M B.F
Cx =
B.D
35 T
CPV =
A1D
35 T
CPV =
A2B
GG = KG KG
dimana :
Untuk harga f1 dapat diperoleh dari harga CPV yang telah dihitung
sebelumnya. Rumus untuk menghitung f1 adalah :
A
D1 0
A1
f1 =
2F1 - C PV '
D1 h 1 T
KG = [feet]
2 0
GB0 = KG KB0
dimana :
Untuk harga f0 dapat diperoleh dari harga CPV yang telah dihitung
sebelumnya. Rumus untuk menghitung f 0 adalah :
A
H 1 1
A 0
f0 =
2F1 C PV
(dapat dicari dari hasil regresi hal 254 fig. A 14 The Theory and Tecnick
of Ship Design).
= 1 h 0 H [feet]
GB90 = Th 2B
17.5 2
4 0 A 70 1 C "
0 2 PV
B
dimana :
Untuk harga f2 dapat diperoleh dari harga CPV yang telah dihitung
sebelumnya. Rumus untuk menghitung f 2 adalah :
h2 dapat dicari dari hasil regresi hal 254 fig. A 14 . The Theory and
Technic of Ship Design. harga h2 didapat dari perpotongan antara CPV dengan
grafik f2. Persamaan garis
C1.L Bw 3
BM0 = [feet]
350
C ' LD 3 L d dD 2
BM90 = 1 [feet]
140
35 0 0
= 0 ~ 90o
G' M 0 G' M 90
b2 =
8
4. h30o 0.2 m
Lengan penegak GZ paling sedikit 0.2 meter pada sudut oleng 30o atau lebih.
6. GM0 0.15 m
Tinggi Metasenter awal GM0 tidak boleh kurang dari 0.15 meter
Tonase kapal adalah ukuran besarnya kapal dalam hal kemampuan dalam
mengankut kapasitas ruang muat.
Gross Tonnage (GT) adalah kapasitas yang dihitung dari volume seluruh
ruangan yang tertutup didala kapal yang digunakan untuk muatan (cargo), gudang
(stores), bahan bakar (fuel), penumpang (passanger) dan awak kapal (crew).
GT = K1 . V
= VU + VH
D
= 1.25 0.115
d
= VP + VFC + VDH
Net Tonnage (NT) adalah volume bersih kapal yang diukur berdasarkan
peraturan pengukuran kapal. Net Tonnage (NT) terdiri dari seluruh ruangan yang
diperuntukkan untuk muatan dan jumlah dari penumpang dala kabin.
Net Tonnage (NT) merupakan ukuran isi atau volume kapal, bukan berat kapal.
N1 N 2
2
4D
NT = K2. Vc . + K3.
3d 1 10
K3 = 1.25
GT 10 4
10 4
= 2 orang
= Zc 2
Zc = Jumlah Crew
Syarat-syarat :
2
4d
1) 1
3D
2
4d
2) K2 . Vc . 0.25 GT
3D
3) NT 0.30 GT
4) N1& N2 = 0 jika N1 + N2 13
Dimana :
Fa = Gaya Apung
Fw = Gaya Berat
Akibat adanya gaya apung, berat benda dalam zat cair akan berkurang. Benda
yang diangkat dalam zat cair akan terasa lebih ringan dibandingkan diangkat di darat.
Jadi, telah jelas bahwa berat benda seakan berkurang bila benda dimasukkan ke
dalam air. Hal itu karena adanya gaya ke atas yang ditimbulkan oleh air dan diterima
benda. Dengan demikian maka resultan gaya antara gaya berat dengan gaya ke atas
merupakan berat benda dalam air.
Biaya investasi adalah biaya pembangunan kapal yang terdiri dari biaya
material untuk struktur bangunan kapal, biaya peralatan, biaya permesinan, biaya
pekerja, model cost, trials cost, asuransi dan lain-lain.
1) Structural Cost
CST dibuat berdasarkan biaya pada tahun 1993 dan termasuk didalamnya
biaya untuk material, tenaga kerja dan over head. CST diperoleh dari regresi
linier kurva yang diberikan pada Practical Ship Design.
Hasil regresi :
Y = a X4 + b X3+ c X2 + d X + e
a = 0.0000000000
b = -0.0000000011
c = 0.0000297990
d = -0.3899111919
e = 3972.1153341357
4000
Poly. (Structural
3000 Cost)
2000
y = 0,0000000000x4 - 0,0000000011x3 +
1000
0,0000297994x2 - 0,3899111919x +
3972,1153341358
R = 0,9895885599
0
0 10000 20000 30000 40000
Weight of structure (ton)
2) Outfit Cost
Hasil regresi :
Y = a X4 + b X3+ c X2 + d X + e
a = 0
b = -0.0000001095
c = 0.0004870798
d = -3.1578067922
e = 18440.6636505112
Outfit Cost
Poly. (Outfit
Cost)
15000
0
0 1000 2000 3000
Weight of Outfitting(ton)
3) Machinery Cost
PME = W ME . CME[US $]
Hasil regresi :
Y = a X4 + b X3+ c X2 + d X + e
a = -0.0000000001
b = -0.0000002814
c = 0.0041959716
d = -11.6043551506
e = 20016.8963585246
Machinery Cost
15000
10000
Biaya ini merupakan biaya lainnya yang tidak dapat dikelompokkan dengan
ketiga grup biaya sebelumnya. Sebagai contoh :
Biaya konsultasi
Biaya pemodelan
Biaya peluncuran
Biaya pengedokan
Pilotage
Towage
Biaya percobaan
Asuransi
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan agar kapal dalam keadaan
siap berlayar, tergolong dalam biaya tetap. Adapun komponen dari biaya operasional
ini adalah meliputi :
2.11.3.1 Operating Cost
Cost. (1.000)
Ship size
Ship type US$
< 10.000 DWT 164
Tankers 70.000 100.000 DWT 482
>300.000 DWT 776
< 10.000 DWT 134
Dry bulk Carriers 20.000 30.000 DWT 207
100.000 150.000 DWT 286
Cost. (1.000)
Ship size
Ship type US$
6. Biaya asuransi
Voyage Cost merupakan biaya yang harus dikeluarkan saat kapal mulai
berlayar. Yang termasuk dari biaya ini adalah sebagai berikut :
2. Biaya Pelabuhan
Jasa Pandu
jasa Tunda
Jasa Labuh
Jasa Tambat
Rumus :
1 Lpp 159, 24 m
2 B 24,86 m
3 H 14,75 m
4 T 9,50 m
5 Vs 6,682 m/s
6 1.025 ton/m3
7 Lwl 165,61 m
8 g 9,81 m/s2
Koefisien
=
.
= 0,166
Cb = 0,829
Cm = 0,996
Cwp = 0,894 m
Cp = 0,832
= 32.438,39 m3
3.1.7 Displacement ()
= 33.249,34 ton
Y = 0,0031x + 74,01
R2 = 0,8019
Y = 0,00004x + 16,181
R2 = 0,84
Y = 0,0002x + 9,0556
R2 = 0,8466
Y = 0,0003x + 17,209
R2 = 0,7682
1 Lpp 153,06 m
2 B 24,86 m
3 H 14,75 m
4 T 9,50 m
R V .V 2 .C FO 1 k 1 S
1
2
dimana :
Rn = Reynold Number
V.Lwl
=
= kinematic viscosity
Pada perhitungan hambatan kapal yang diakibatkan oleh bentuk badan kapal
yang tercelup dalam air, dibutuhkan luas permukaan basah kapal (S tot) yang terdiri
dari luas badan kapal WSA (S) dan luas tonjolan-tonjolan seperti kemudi, bulbous
bow, dan bilge keel (Sapp).
Setelah semua koefesien telah di dapatkan untuk semua kapal maka kita bisa
melakukan pengecekan apakah perlu dipasang bulbous bow dan bentuk buritan yang
seperti apa yang akan digunakan berdasarkan Practical Ship Design, Watson dan
Ship design for Efeciency and Economy, Schneekluth (1998).
Dengan Fn = 0,166
CB = 0,829
= 5401.28 [kW]
= 6989.89 kW
Dari perhitungan tersebut. maka dipilih motor induk dan genset sebagai berikut :
Tipe : 7 L51/60DF
Daya : 7000 kW
Panjang : 10134 mm
Lebar : 3165 mm
Tinggi : 5340 mm
Kuantitas : 1 unit
3.4.3 Generator
Tipe : 9 L28/32S-DF
Daya : 1710 kW
Lebar : 2388 mm
Tinggi : 3009 mm
Kuantitas : 2 unit
WF = 0.17xjumlah crew
WF = 4.59 ton
WF = 205.58 ton
Ms
= 5.66 ton
l
Propeller
Wprop = D3 . K [ton]
= 12.24 ton
Electrical Unit
Berat 2 Genset
Wgs = 47.1 ton
Other Weight
WOt = (0.04 0.07) P [ton]
WOt = 42 ton
TUGAS MERANCANG KAPAL (MS 141314)
Ana Ariyanto (4414 100 701) 3-9
3.5.2.2 Perhitungan Berat Peralatan dan Perlengkapan
Grup I (Acomondation) :
Wa = 349.24 ton
Grup II (Miscellaneous) :
WM = ( L . B . D )2/3 . C [ton]
Deck Departement :
Captain
Chief Officer
Second Officer
Third Officer
Boatswain
TUGAS MERANCANG KAPAL (MS 141314)
Ana Ariyanto (4414 100 701) 3-10
Quarter Master (3)
Cadet (2)
Sea Man (3)
Engineer Departement :
Chief Engineer
Second Engineer
Third Engineer
Fireman
Oiler (2)
Electrician
Services :
Chief Cook
Assitant Cook
Steward (2)
Boys
Setelah penyusunan crew di tiap layer ruang akomodasi. maka selanjutnya
dapat dihitung berat crew (W C&E) per layer dengan menggunakan rumus :
Selanjutnya untuk menghitung titik berat crew. digunakan rumus sebagai berikut :
= 17,50 m
.
LCGCrew =
= 11,51 m
KGM = 6,07 m
3.6.2.2 Steel
KGS = 9,80 m
KGE&O = 16,00 m
Dengan menggunakan persamaan dan cara yang sudah dibahas sebelumnta, maka
didapat hasil perhitungan stabilitas sebagai berikut :
Adapun perhitungannya sesuai referensi yang telah dibahas sebelumya maka didapat
hasil sebagai berikut :
V = VU + V H
= 66526,904 m3
K1 = 0,29459946
GT = V*K1
4
a = K2*VR (3)2
= 7232
+10000
K3 = 1,25 ( )
10000
= 1,941070861
NT = a + K3*[N1 + (N1/10)]
= 5916,77
Vc
CBDECK = CB + C(D/T-1)*(1-CB)
Volume sheer
Vh = L*B*H*Cbd
= 50629,844 m3
Volume Hatcway
Vhatcway = 736,969 m3
Vkm = 7200,104 m3
Vfp = 1167,792 m3
Vap = 437,922 m3
TUGAS MERANCANG KAPAL (MS 141314)
Ana Ariyanto (4414 100 701) 3-16
Volume Double Bottom (Vdb)
Vdb = 4060,074 m3
VTST = 2*Lhold*ATST
= 4843,160 m3
VHST = 2*Lhold*AHST
= 1560,962 m3
Volume Hold
VR = (Vh Vm)(1 + s) + Vu
= 44214,197 m3
= 25000 * 1.34
= 33500 m3
3.9.2.3 Koreksi
VR koreksi = 33750,001
Status = Accepted
Untuk perhitungan ruang muat kapal lebih detail dicantumkan dalam lampiran.
Stabilitas
Kriteria IMO Regulation A. 749 (18)
- e0.30o 0.830 e0.30o 0.058 Accepted
- e0.40o 0.736 e0.40o 0.12 Accepted
- e30,40o 0.094 e30,40o 0.06 Accepted
- h30o 4.969 h30o 0.5 Accepted
- max 39.503 max 25o Accepted
- GM0 4.091 GM0 0.18 Accepted
Status Stabil
Maka dengan demikian kapal dikatakan stabil karena memenuhi semua kriteria IMO.
Input Data :
WST = 4938,75
WE&O = 620,15
WME = 309,02
Kurs $ = Rp 13.100,00
Structural cost
= 2640,77
= $ 13.042.100,32
Outfit Cost
CE&O = 16643,56
PE&O = CE&O x W ME
= $ 10.321.484,25
Machinery Cost
CME = 16822,37
PME = $ 5.198.491,37
PNW = CNW*(PST+PE&O+PME)
= $ 2.856.207,59
Total Cost
= $ 31.418.283,53
= Rp 411.579.524.267,74
Harga Kapal
1. Keuntungan = 5% Biaya
= $ 4,712,742.53
2. Inflasi = 2% Biaya
= $ 1,570,914,18
3. Pajak = -9% Biaya
= -$ 3,141,828.35
Harga = Rp 452,737,465,694
Capital Cost
Capital cost disini merupakan biaya investasi pembangunan kapal atau
biaya untuk membayar harga kapal yang dimana biaya tersebut diasumsikan
menggunakan pinjaman ke Bank dengan umur ekonomis 30 tahun serta
bunga Bank 10% per tahun. Maka untuk mengitung Capitak cost
menggunakan persamaan ekonomi teknik yang sudah dipelajari
sebelumnya, yaitu :
A = P(A/P,i%,n)
Maka didapat Capital Cost = Rp. 40,026,050,016 / tahun
Fresh Water
Reparasi perawatan
Asuransi
Administrasi
Voyage Cost
Kebutuhan Voyage Cost terdiri dari beberapa komponen yaitu :
Baiaya Pelabuhan
Sehingga Didapat total Operating Cost pada kapal yaitu = Rp. 143,962,769,143 /
tahun. Dan didapat Unit Cost sebesar = Rp. 239,937 / ton muatan.
Untuk menentukan ukuran utama kapal, dibuat model optimasi dari data-data
yang telah didapat. Model optimasi dibuat sedemikian rupa agar memenuhi semua
kriteria yang disyaratkan. Dari model optimisasi yang akan dibuat, terlebih dahulu
ditentukan variabel, parameter, konstanta, fungsi objektif dan batasannya.
1) Decison Variabel
Decison Variable adalah nilai yang ingin dicari dalam proses optimisasi ini adalah
panjang, lebar, tinggi, sarat, dan koefisien blok kapal.
2) Konstata
Konstanta didalam perhitungan ini adalah berat jenis air, percepatan gravitasi,
berat jenis baja, dll.
3) Batasan (Counstraint)
Batasan ditentukan berdasarkan aturan atau rule yang berlaku. Dengan adanya
batasan ini maka variabel yang didapatkan tidak akan menyalahi aturan . Yang
termasuk batasan dalam proses optimasi ini adalah:
a) Jumlah Muatan yang Direncanakan
Jumlah muatan yang dirancanakan diasumsikan sebagai owner requerment.
b) Freeboard
c) Acuan lambung timbul nantinya digunakan sebagai nilai minimum yang harus
dipenuhi kapal pada muatan penuh.
d) Dispalcement
e) Berat total ( DWT+LWT ) kapal yang akan dirancang harus masih berada dalam
rentang displasemen hasil perhitungan (LxBxTxCb) sebesar 2% s/d 10%.
f) Stabilitas
g) Persyaratan stabilitas mengacu pada IMO Regulation untuk menghitung intact
stability, (IMO Regulation A.749.18, 2007).
4) Fungsi Objektif
Yang dijadikan sebagai fungsi objektif yaitu biaya pembangunan kapal.
Fungsi Objektif
Hull cost $ 13,042,100.32 33750
E&O cost $ 10,321,484.25 33750
Machinery Cost $ 5,198,491.37 0.021
Non Weight Cost $ 2,856,207.59
TOTAL COST $ 31,418,283.53
Lines plan merupakan gambar yang menyatakan bentuk potongan body kapal
dibawah garis air yang memiliki tiga sudut pandang yaitu body plan (secara
melintang), buttock plan (secara memanjang) dan half breadth plan (dilihat dari atas).
Ada berbagai cara membuat lines plan. Namun seiring dengan kemajuan
teknologi. kini telah hadir software khusus yang biasa digunakan untuk menggambar
lines plan dalam waktu yang singkat. Software dimaksud adalah Maxsurf. Dengan
Maxsurf sebagai awalnya dan dengan Auto Cad sebagai penyempurna, maka kita
tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu untuk membuat lines plan.
4.2 Hasil Pengerjaan
1) Lpp : 117.88 m
2) Bmld : 19.87 m
3) Hmld : 10.72 m
4) T : 7.79 m
5) Cb : 0.798
7) Vdinas : 12 knot
Selanjutnya output dari input diatas adalah berupa table offset yang selanjutnya harus
di re-drawing di program Autocad dan dijadikan dalam membuat lines plan.
2. Kapal acuan ini merupakan template yang berarti ukuran utama dan koefisien
koefisien didalamnya belum sesuai dengan kapal yang dirancang, untuk itu
dilakukanpenyesuaian ukuran utama yang meliputi Lwl, H, dan B pada
perintah size surface.
Untuk bentuk buritan kapal ada dua macam. yaitu cruiser dan transom. Untuk
kapal ini digunakan bentuk transom dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
Jika transom berada diatas sarat maka daerah buritan yang tercelup air akan
berkurang sehingga mengurangi hambatan kapal.
Bentuk transom membuat main deck bagian buritan kapal menjadi lebih luas.
sehingga penataan ruangan dalam bangunan atas (superstructure) bisa
lebih optimal
Pemakaian bentuk station U dan V dapat di dasarkan atas fungsi dari kedua
station. Untuk bentuk U biasanya digunakan untuk stationFore Part. sedangkan
bentuk V digunakan pada station After Part. [Schneekluth. H and V. Bertram. hal
38]
Keuntungan Bentuk V :
CWL lebih besar.sehingga menambah harga KB. MB. KM. dan MG.
Luasan geladak lebih besar. khususnya dibagian depan (fore castle deck)
Keuntungan bentuk U :
Dengan demikian akan lebih optimal jika bentuk station bagian haluan kapal
berbentuk V dan bagian buritan kapal berbentuk U.
D = 6.175 m = 0.618 m
b = 0.09 x D = 0.556 m
c = 0.17x D = 1.050 m
d = 0.15 x D = 0.926 m
e = 0.18 x D = 1.112 m
f = 0.04 x D = 0.247 m `
Sudut kemiringan daun propeller berkisar antara 12 hingga 15. maka besar
sudut yang diambil adalah 15 dari sumbu vertikal.
Jarak minimum linggi baling-baling ke poros kemudi (AP) untuk single screw
adalah 0.04
Untuk radius bilga kapal di gunakan rumus 0.26T. sehingga pada lines plan
kapal memiliki radius bilga :
Forecastle
Poopdeck
3. Block Coefficient (Cb) 0.829 0.828 0.001 (0.12%) Memenuhi (batasan maksimum 1%)
4. Prismatic Coefficient (Cp) 0.832 0.834 0.002 (0.24%) Memenuhi (batasan maksimum 1%)
5. Midship Coefficient (Cm) 0.996 0.991 0.005 (0.5%) Memenuhi (batasan maksimum 1%)
6. Waterplane Coefficient 0.894 0.899 0.005 (0.56%) Memenuhi (batasan maksimum 1%)
(Cwp)
Rencana umum dibuat berdasarkan lines plan yang telah dibuat sebelumnya.
Dengan lines plan secara garis besar bentuk badan kapal akan terlihat sehingga
memudahkan dalam merencanakan serta menentukan pembagian ruangan sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
5.2 Perancangan Ruangan
Jika Lpp berada diantara 0.96 LWL dan 0.97 LWL, maka LKonstruksi = Lpp
= 158,98 m
= 160,64 m
Lpp = 159,24 m
Dalam peraturan BKI 2009 sec. 11, persyaratan untuk pembagian sekat
ruang muat (kamar mesin dibelakang) adalah sebagai berikut :
105 < L < 125, minimal ada 5 buah sekat kedap air.
Kapal ini memiliki panjang 159,24 m dan dalam perencanaannya, sekat sekat kedap
yang akan digunakan antara lain :
Berdasarkan peraturan BKI vol. II tahun 2009 Sec. 8, tinggi dasar ganda
ditentukan dengan rumus:
H = 350 + 45.B mm
= 1.468 mm
h min = 600 mm
Berdasarkan BKI vol. II tahun 2009 Sec 11, letak sekat tubrukan untuk kapal
dengan L < 200 m minimum 0,05 Lc dan maksimum 0,08 Lc diukur dari FP.
Adanya top side tank dan hopper side tank merupakan ciri khusus yang
membedakan bulk carrier dengan kapal lainnya. Fungsi dari top side tank dan
hopper side tank antara lain untuk membantu menegakan posisi muatan agar sudut
kemiringan muatan tetap stabil dan bias digunakan untuk tangki ballast. Berikut cara
menghitung top side dan hopper side tank :
1. Perencanaan tangki
a. Bahan Bakar (Fuel Oil)
1. Perencanaan Tangga
a. Perencanaan Tangga Samping ke Darat (Tangga Akomodasi)
TUGAS MERANCANG KAPAL (MS 141314)
Ana Ariyanto (4414 100 701) 5-4
Persyaratan :
L = (D t) / (sin 450)
= 7.71 m
Tinggi : 1800 mm
Lebar : 750 mm
b. Pintu Baja Tidak Kedap Cuaca (Ship Non Water Tight Steel Door)
Pintu ini digunakan sebagai pintu pada gudang-gudang.
c. Pintu Baja Kabin Berlubang (Ship Cabin Steel Hollow Door)
Pintu ini digunakan sebagai pintu ruangan pada bangunan atas
5.3.2 Ruangan
Ketentuan :
1) Luas lantai untuk ruang tidur per-orang untuk crew selain officer tidak boleh
kurang dari :
a. m2 untuk kapal dengan muatan lebih dari 1000 ton namun kurang dari
3000 ton.
b. 4.25 m2 untuk kapal dengan muatan lebih dari 3000 ton namun kurang
dari 10.000 ton.
c. 4.75 m2 untuk kapal dengan muatan lebih dari 10.000 ton.
2) Tinggi ruangan, dalam keadaan bebas minimum 2200 mm.
3) Ukuran ruang tidur untuk perwira minimal 6.5 m2 untuk kapal kurang dari
3000 ton dan minimal 7,5 m2 untuk kapal lebih dari 3000 ton.
4) Ruang tidur perwira diusahakan satu kamar untuk satu orang (master, chief
officer, chief engineer, chief steward).
5) Bintara (petty officer) untuk satu kamar bisa untuk dua orang maksimal Kelasi
dapat satu kamar maksimal bisa 4 orang (untuk kapal-kapal penumpang).
Ukuran tempat tidur :
a. Ukuran minimum : (1900 x 600) mm.
b. Jarak tempat tidur tak boleh diletakkan berjajar, sehingga tak ada jarak
cukup di antaranya.
c. Tempat tidur tidak boleh lebih dari dua susun, tempat tidur yang bawah
jarak minimum 300 mm dari lantai, tempat tidur kedua berada di
tengah-tengah antara tempat tidur pertama dan langit-langit.
d. Tempat tidur tidak boleh diletakkan memanjang kapal, apabila
tersusun dua di mana side light terpasang disitu, jadi hanya boleh satu
tempat tidur saja.
TUGAS MERANCANG KAPAL (MS 141314)
Ana Ariyanto (4414 100 701) 5-6
6) Sleeping room untuk radio officer / operator, harus mempunyai ruang tidur
yang letak dan keadaannya sesuai dengan tugasnya di kapal. Dan apabila
ada auto alarm, sleeping room untuk radio officer harus cukup dekat dengan
radio room dan dapat dicapai dalam waktu 30 detik. Jarak horisontal 50 yard
~ 30 detik. Apabila ada tangga, jarak vertikal dikalikan 3 (jarak datar x 3).
Tempat tidur double bed, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi
putar, TV, kamar mandi, shower, wash basin dan WC.
Tempat tidur single bed, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar,
kamar mandi, shower, wash basin dan WC.
Tempat tidur single bed untuk satu orang, maksimal tempat tidur dua
buah untuk dua orang, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.
Ketentuan :
2) Kapal lebih besar dari atau sama dengan 1000 BRT harus tersedia mess
room yang terpisah antara lain :
3) Mess room harus dilengkapi dengan meja, kursi dan perlengkapan lain yang
bisa menampung seluruh crew kapal pada saat yang bersamaan (jumlah
crew = jumlah kursi).
Kapal dengan ukuran > 3000 BRT yang berlayar di luar tempat asalnya
dilengkapi dengan smoking room untuk perwira yang harus memiliki meja
kerja dengan luas permukaan tiap meja 4 ft2 (0,372 m2) dan dilengkapi pula
dengan kursinya.
4) Minimal ukuran mess room untuk Officer dan rating adalah 1 m2 untuk tiap
orang dari jumlah yang direncanakan .
5) Mess room harus dilengkapi dengan refigenerator dan cool water facilities.
6) Mess room harus memiliki akses yang mudah dengan galley dan provision
store.
7) Ukuran ukuran yang direncanakan dipakai di dalam Mess Room :
a. (untuk perwira )
Meja : 267 x 99 x 85 cm
Kursi : 52 x 50 x 40 cm
Meja : 238 x 88 x 85 cm
Kursi : 48 x 45 x 40 cm
Sanitary Accomodation
Ketentuan :
b. Untuk kapal 5000 15000 ton harus tersedia kamar mandi dan WC terpisah
di dalam kamar pribadi Officer untuk minimal 5 Officer.
d. Fasilitas sanitari untuk seluruh ABK yang tidak menggunakan fasilitas privat
yang berhubungan dengan kamar mereka harus disediakan perhitungan :
Satu tub atau satu shower bath untuk 8 orang atau kurang.
Hospital Accomodation
Ketentuan :
a. Kapal dengan crew 15 orang atau lebih dan berlayar lebih dari 3 hari, maka
harus dilengkapi dengan hospital accomodation.
b. Hospital accomodation harus dilengkapi dengan toilet, wash basin dan bath
tub/shower sendiri.
c. Harus tersedia minimal 1 buah tempat tidur, maksimal 6 buah.
Ships Office (Kantor)
Menurut British Regulation untuk kapal lebih dari 3000 BRT harus dilengkapi
satu ruangan kantor untuk deck departemen.
Dry Provision Store Room
Gudang penyimpanan bahan persediaan kering harus diletakkan berdekatan
dengan galley (dapur) atau pantry (ruang penyimpanan makanan dan peralatan
makan). Apabila tidak dalam satu deck, maka dapat digunakan lift kecil untuk
mengangkut bahan makanan ke galley.
Cold Store Room
Pada umumnya cold store room terdiri dari meat room (ruang penyimpanan
daging, temperatur max 180 F) dan vegetable room (ruang penyimpanan sayuran,
temperatur max 350 F).
Galley (Dapur)
Ketentuan :
a. Galley harus diletakkan berdekatan dengan mess room.
b. Galley harus terhindar dari asp, debu atau bunker hatchway.
c. Galley tidak boleh berhubungan langsung dengan sleeping room.
d. Harus dilengkapi dengan exhaust fan untuk menghisap bau dan asap,
kecuali letak dapur sedemikian rupa hingga asap bisa langsung ke luar ke
udara terbuka.
e. Galley yang terletak pada open deck harus mempunyai opening pada sisi
dan ujungnya untuk ventilasi.
Ruangan Lainnya
Ruangan-ruangan lain yang direncanakan pada kapal ini antara lain sebagai
berikut :
a. Steering gear room pada main deck
TUGAS MERANCANG KAPAL (MS 141314)
Ana Ariyanto (4414 100 701) 5-9
b. Smoking room pada boat deck
c. Kantor (Ships office), tedapat tiga kantor yaitu Chief Enginers Office,
Captain Office, dan Chief Officers Office.
d. Laundry Room
Ruangan ini terletak pada Main Deck. Luas ruangan 9.24 m2
e. Recreation roomRuangan ini digunakan sebagai pusat hiburan bagi para
kru kapal agar tidak jenuh bekerja di lautan lepas selama berharihari, berisi
ruangan dengan hiburan televisi, pemutar video dan musik untuk karaoke.
f. Recreation room dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Crew and recreation room
Recreation room untuk para kru dan bintara
b. Officer and recreation room
Recreation room untuk para officer
g. General store
Dipergunakan sebagai gudang menyimpan peralatan secara umum
h. Engine store room
Dipergunakan sebagai tempat menyimpan peralatan dan suku cadang
mesin
i. Work shop
Dipergunakan sebagai tempat untuk melakukan perbaikan komponen-
komponen mesin
j. Engine controll room
k. Ballast controll room
5.3.3 Sirkulasi
a. Jendela poop, boat, dan bridge deck berbentuk lingkaran dengan diameter
600 mm.
Jarak antara sesama jendela tidak boleh lebih dari 100 mm.
c. Jendela pada main deck berbentuk lingkaran dengan diameter 600 mm.
Yang termasuk ke dalam ruang navigasi adalah Wheel House, Chart Room,
Electrician Room, ESEP dan Radio Room. Adapun uraian dari masing-masing
ruangan adalah sebagai berikut :
a) Pandangan dari ruang kemudi kearah samping, depan dan belakang tidak
boleh terganggu dengan kata lain, pandangan harus baik secara 3600
b) Pandangan kearah depan/haluan harus memotong garis air, tidak boleh lebih
dari 2 kali Lpp atau 500 m (diambil paling kecil).
c) Ruang untuk wheel house dibuat secukupnya disisi kiri dan kanan selalu ada
flying bridge sampai sisi kapal.
d) Flying bridge lebarnya dilebihkan 0.5 meter dari sisi kapal untuk memudahkan
pada waktu berlabuh.
e) Jarak dari kompas ke kemudi 500 mm
f) Jarak dari kemudi ke belakang 600 mm.
g) Pintu samping adalah pintu geser.
= Displacement kapal
= 33,294.34 ton
= 24.86 m
h = Tinggi efektif dari sarat sampai rumah geladak yang paling tinggi.
= 14.75 m
Fb = Freeboard
=HT
= 14.75 9.50
= 5.25 m
= 869.43 m2
= 38.22 m2
= 76.43 m2
TUGAS MERANCANG KAPAL (MS 141314)
Ana Ariyanto (4414 100 701) 5-13
Luas Layer II = 17.62 x 2.4
= 57.33 m2
= 38.22 m2
= 28.66 m2
= 19.11 m2
= 1,098.74 m2
= 368507153.7
Kemudian dari Tabel 18.2 pada Section 18, BKI Vol.II untuk Z = 660 ~ 720
didapatkan:
b. Rantai Jangkar
Panjang rantai : 550 m
Diameter rantai : d1 = 66 mm (kualitas biasa)
c. Tali Tarik
Panjang tali : 200 m
Beban putus : 835 kN
d. Tali Tambat
Jumlah tali : 4 buah
Panjang tali : 180 m
Beban putus : 325 kN
5.6.1 Jangkar
Berdasarkan batasan berat jangkar yang telah dihitung sebelumnya. maka jangkar
yang dipilih adalah jangkar berengsel tanpa tongkat dari tipe Hall Anchor. Adapun
basic dimension dari jangkar yang dipilih dalam Practical Ship Building Design.
Volume.B. hal 148 adalah sebagai berikut :
5.6.5 Windlas
Windlass merupakan mesing bantu yang digunakan untuk mengangkat
jangkar. Untuk perhitungan daya yang dibutuhkan windlass adalah sebagai berikut
:
Daya tarik untuk mengangkat 2 jangkar :
Tcl = daya tarik untuk mengangkat 2 jangkar [kg]
5.6.6 Bollard
Untuk bollard menggunakan tipe vertikal. Dari Practical Ship Building.
Volume B untuk diameter rantai sampai dengan 62 mm didapatkan ukuran dimensi
bollard sebagai berikut :
D = 400 mm Berat Total = 1197 kg
3
L = 1850 mm Diameter Baut = 1 inch
8
B = 560 mm Jumlah Baut = 10
H = 670 mm
a = 1100 mm; b = 500 mm; c = 65 mm; w1 = 35 mm
w2 = 45 mm; e = 65 mm; f = 140 mm
r1 = 65 mm r2 = 155 mm
Muatan yang sifat basah atau berbentuk cairan yang dikapalkan di dalam
kemasan, seperti di dalam drum, kaleng, tong dsb.
2. Muatan cair
Muatan yang berbentuk cairan yang dimuat secara curah dalam deep tank
atau kapal tangker.
3. Muatan kering
Jenis muatan yang tidak merusak muatan lainnya tetapi dapat rusak oleh
muatan lainnya, terutama oleh muatan basah.
4. Muatan kotor
muatan yang kotor menimbulkan kotor atau debu selama atau sesudah muat
bongkar, yang dapat menimbulkan kerusakan pada muatan lainnya tertama
muatan bersih dan halus.
3. Muatan bersih
Muatan yang tidak merusak muatan lainnya, karena tidak menimbulkan debu
atau kotoran, yang termasuk muatan bersih antara lain bahan-bahan
pembuat benang atau pemintalan, kapas, barang klontong dan pecah belah
4. Muatan berbau
Jenis muatan yang oleh sifat baunya dapat merusak muatan lainnya termasuk
jenis muatan berbau ialah karet mentah, amoniak, ikan, kayu yang masih
basah, bulu domba, cengkeh, cassiavera/kayu manis
5. Muatan halus atau peka
7. Rescue Boat
Alat ini digunakan apabila terjadi insiden seperti salah satu ABK atau orang
dalam kapal yang terjatuh ke laut, atau untuk memberi pertolongan orang di
luar kapal.
Type : JY-FN-5.80
Kapasitas : 27 orang
ssss
= 27 + 1,35
Lampu menyala
Asap
Roket
Radio jinjing
Untuk peralatan bongkar muat terdiri dari crane atau grab bucket yang sudah
diasumsikan tersedia di pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan.
Biro Klasifikasi Indonesia. 2014. Rules for The Classification and Construction of
Seagoing Steel Ships. Volume II. Rules for Hull. Jakarta : Biro Klasifikasi
Indonesia.
ILO. 1994. International Labour Conference No. 92. Convention concerning Crew
Accommodation on Board Ship (Revised 1949). International Labour
Organization
ILO. 1994. International Labour Conference No. 133. Convention Concerning Crew
Accommodation on Board Ship (Supplementary Provisions). International
Labour Organization
IMO. Intact Stability Code. Intact Stability for All Types ofShips Covered by IMO
Instruments. London. UK : IMO
Panunggal P. Eko. 2007. Diktat Kuliah Merancang Kapal I. Surabaya : ITS. FTK.
Jurusan Teknik Perkapalan.
Santosa. I.G.M. 1999. Diktat Kuliah Perencanaan Kapal. Surabaya : ITS. FTK.
Jurusan Teknik Perkapalan.
Taggart. Robert. Ed. 1980. ShipDesign and Construction. The Society of Naval
Architects and Marine Engineers.
Watson. D.G.M. 1998. PracticalShipDesign. Volume I. Oxford. UK : Elsevier
Science Ltd