TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Potensi Angin
Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga
zat tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Menurut mediumnya
dikenal banyak jenis energi. Salah satu dari berbagai jenis energi tersebut adalah
energi angin. Perpindahan molekul udara memiliki energi kinetik, sehingga secara
lokal jumlah molekul udara berpindah melalui luasan selama selang waktu
tertentu menentukan besarnya daya.
Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas
dan udara dingin. Di daerah katulistiwa, udaranya menjadi panas mengembang
dan menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin.
Sebaliknya daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke
bawah.Dengan demikian terjadi suatu perputaran udara berupa perpindahan udara
dari kutub utara ke garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi dan sebaliknya
suatu perpindahan udara dari garis katulistiwa kembali ke kutub utara, melalui
lapisan udara yang lebih tinggi. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun
vertikal dengan kecepatan yang dinamis dan fluktuatif.
Dalam sebuah presentasi yang diadakan sebuah perusahaan yang bernama
WhyPgen dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tanggal
14 Mei 2013 , Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi untuk
mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Potensi tenaga angin yang
tersedia di Indonesia mencapai 9.286 MW akan tetapi sampai saat ini energi
angin yang telah digunakan lebih kurang sebesar 2 MW (BMKG, 2013).
m V0 . A.L
Substitusi nilai massa m ke persamaan 2.1. Kecepatan angin, u0 = L/t,
melalui luasan A selama waktu t, sehingga persamaan daya diperoleh :
E k 12 . A.L.u0
2
1 L 2 1
P0 . A u0 . A.u0
3
t t 2 t 2 (2.2)
Daya per satuan luas, sebagai potensi daya angin atau kerapatan daya angin
(wind power density), yaitu :
1
P0 .u 0 3
2 (2.3)
u0
10
11
12
13
Upwind Downwind
Turbin angin poros vertikal atau yang lebih dikenal dengan vertical axis
wind turbine (VAWT) memiliki ciri utama yaitu keberadaan poros tegak lurus
terhadap arah aliran angin atau tegak lurus terhadap permukaan tanah. TASV
terdiri dari beberapa tipe yang paling umum dijumpai yaitu: Savonius Rotor,
Darrieus Rotor, Giromill, dan H-Rotor.
a. Savonius Rotor
Turbin angin ini mempunyai konstruksi sederhana yang ditemukan oleh
sarjana Finlandia bernama Sigurd J. Savonius (1922). Turbin yang termasuk
dalam kategori TASV ini memiliki rotor dengan bentuk dasar setengah silinder.
Konsep turbin angin savonius cukup sederhana, prinsip kerjanya berdasarkan
differential drag windmill. Pada perkembangan selanjutnya, savonius rotor tidak
14
15
16
Maksimum chamber 4 %.
17
Menuju
pusat rotasi
Menjauhi
pusat rotasi
Garis Chord
18
Angin
= 135
= 45
= 225
= 315
Garis Chord
Komponen Kec angin dan Kec. Tangensial
Komponen Kec. Relatif
Gambar. 2.14 Perubahan sudut serang sebagai fungsi tip speed ratio, sudut
azimuth, dan sudut pitch
(Sumber: Eka wira K Napitupulu)
19
Angin
c v
u
c
v v
c u
u
3
2
v
c 4 c
v u
u
1
5
8
6
c
v 7
v
u
c
v c
u
20
1. = 00 = 00 c = 8.56 m/s
21
22
23
1
Ek m.v 2
2 (2.11)
Dimana: m = massa angin yang mengalir (kg)
v = kecepatan angin (m/s)
Energi kinetik angin inilah yang diekstrak sudu turbin angin untuk diubah
menjadi energi mekanis.
Dilihat dari pemodelan Betz, kecepatan angin v, dan kerapatan dengan
luas sapuan rotor turbin A, daya angin yang dapat diekstrak turbin angin adalah:
1
PT C p . A1. .v 3
2
(2.12)
bahwa daya PT adalah sebanding dengan luas penampang A dan kecepatan angin
v pangkat tiga. Dengan demikian, dengan menggandakan luas penampang A
menghasilkan daya dua kali, dan menggandakan kecepatan angin menghasilkan
potensial daya delapan kali. Koefisien daya C p juga berubah dengan perubahan
kecepatan angin. Saat distribusi kecepatan angin tidak merata, pada suatu waktu
tertentu kemungkinan besar kecepatan angin lebih rendah dari pada kecepatan
angin rata rata. Oleh karena itu, harus didesain rotor dan generator yang optimal
untuk mengekstrak pada kecepatan angin rendah.
Untuk menganalisis seberapa besar energi yang dapat dimanfaatkan turbin
angin, digunakan teori memontum elementer Betz.
Teori momentum Betz sederhana berdasarkan pemodelan aliran dua
dimensi angin yang mengenai rotor menjelaskan prinsip konversi energi angin
pada turbin angin terlihat seperti pada gambar 2.18. Berkurangnya kecepatan
24
25
( )( )
Cp = P/Po = (2.20)
Cp = | ( ) || | (2.21)
26
27
Dimana :
n = putaran rotor (rpm)
r = radius rotor (m)
u = kecepatan angin (m/s)
28
n= (2.25)
29