Anda di halaman 1dari 4

Keju sebagaimana yang kita kenal sekarang memiliki sejarah yang sangat

panjang. Barangkali tidak seperti yang banyak diduga oleh orang Indonesia,
keju bukan berasal dari Eropa. Asal muasal keju adalah Timur Tengah, yakni
wilayah di sekitar perbatasan antara Irak, Syria, dan Turki sekarang.

Bukti tertulis perihal kapan persisnya keju mulai dibuat manusia sampai saat
ini tidak ditemukan. Namun, sebagian sejarawan meyakini bahwa keju
sudah dikonsumsi manusia sejak 8.000 tahun yang lalu, sebagian lagi
percaya bahwa keju mulain ada sejak sekitar 3.000 tahun yang lalu. Entah
yang benar yang mana, yang jelas keju sudah ada sejak jaman duluuuu
banget.

Kenapa dan bagaimana kok keju mulai ada di wilayah Timur Tengah?

Ceritanya begini:

Para pengembara Arab jaman dulu kerap membawa susu segar sebagai
salah satu bekal perjalanannya. Susu tersebut mereka wadahi dalam
kantong-kantong yang terbuat dari lambung domba atau hewan ternak lain
yang dikeringkan. Nah, tanpa diduga, setelah beberapa lama, susu yang
mereka simpan dalam kantong-kantong tersebut berubah bentuk menjadi
dua bagian: bagian pertama gumpalan-gumpalan putih, bagian kedua
berupa air yang agak bening. Sewaktu gumpalan-gumpalan putih tersebut
mereka coba makan, ternyata rasanya enak. Dari peristiwa tersebut, mereka
mereka-reka perihal penyebab terjadinya penggumpalan susu sampai
akhirnya tiba pada kesimpulan bahwa zat yang ada pada kantong lambung
domba itulah yang membuat susu menggumpal.

Dari situlah mereka mulai dengan sengaja menggumpalkan susu dengan


cara memasukkan susu ke dalam kantong-kantong dari lambung domba, dan
berikutnya justru memasukkan potongan-potongan lambung domba kering
ke dalam kuali-kuali berisi susu.

Bagaimana keju sampai ke Eropa?


Diceritakan, konon, dari wilayah Irak-Syria-Turki pengetahuan dan
keterampilan pembuatan keju selanjutnya menjalar ke wilayah Yunani. Dari
Yunani teruuus merembet ke wilayah yang berada di bawah kekaisaran
Romawi, yakni mulai dari Italia, terus ke arah barat hingga Perancis, Spanyol,
Portugal, Belanda, Jerman, hingga menyeberang ke Inggris.

Sejak keju dibudidayakan oleh orang-orang Romawi inilah, konon pula, keju
dibuat dengan berbagai macam teknik hingga muncul keju dengan berbagai
varian. Ada yang keras, semi keras, lunak, hampir encer, dan dengan
berbagai varian rasa dan rupa.

Lalu bagaimana ceritanya sampai di Indonesia?

Lagi-lagi tanpa ada bukti tertulis resmi (bahkan gambar komik sekalipun
tidak ada), para peneliti menduga bahwa keju datang ke Indonesia
berbarengan dengan datangnya bangsa Portugis. Kesimpulan ini diambil
lantaran kosa kata KEJU yang kita pakai sekarang ini dari segi bunyi sangat
mirip dengan kata QUEIJO dalam bahasa Portugis yang memang artinya
keju. Jadi, keju tidak diperkenalkan oleh bangsa Belanda sebagaimana yang
mungkin kita duga selama ini. Adapun, bahasa Belanda untuk keju adalah
KAAS.
Belakangan, dengan semakin terbukanya akses masyarakat Indonesia ke
dunia luar, termasuk akses ke bahan-bahan pangan, berbagai produk keju
sebagai makanan bangsa Barat ikut pula meramaikan jagat kuliner tanah air.

Keju.. Makanan yang satu ini banyak disukai orang, baik anak-anak hingga dewasa.
Dan juga banyak dikelola menjadi berbagai jenis makanan. Keju merupakan
makanan yang penuh dengan nutrisi. Keju memiliki banyak elemen yang sama
dengan susu, yaitu protein, lemak, kalsium dan vitamin. Satu pon keju memiliki
protein dan lemak yang sama jumlahnya dengan satu galon susu. Keju sangat
bermanfaat karena kaya akan protein, terutama bagi anak kecil karena mereka
membutuhkan protein yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa.

Sebagian besar keju dibuat dari susu sapi. Tapi banyak juga yang dibuat dari susu
domba (misalnya Feta dari Yunani), kambing, kerbau (misalnya Mozzarella dari
Italia), bahkan susu unta. Jenis-jenis keju tertentu mensyaratkan susu dari hewan
yang diperah pada pagi/sore hari, atau hanya makan makanan tertentu, atau
berasa dari daerah tertentu saja.

Banyak hal tentang keju yang menarik. Berikut lima informasi seputar keju yang mungkin belum
Anda tahu, seperti dikutip dari laman Askmen:

1 AS penghasil keju terbesar


Menurut angka dari tahun 2006, Amerika Serikat menyediakan hampir 30 persen produk dari
keju. Hampir empat juta metrik ton total produksinya.

2 Keju termahal berasal dari Swedia


Keju paling mahal di dunia adalah terbuat dari susu tiga jenis rusa, yaitu Gullan, Haelga dan
Juna yang tinggal di sebuah peternakan kecil di Bjursholm, Swedia. Para pekerja harus bekerja
lebih dari dua jam untuk memerah susu rusa tersebut. Dan, produksi susunya hanya dalam
bulan-bulan tertentu tiap tahunnya. Sebanyak 0,5 kilogram keju dari susu tersebut dihargai
sekitar US$500 atau Rp4,3 juta.

3 Prancis bukan konsumen terbesar keju


Menurut survei terakhir tahun 2003, Yunani yang merupakan konsumen keju terbesar di dunia.
Masyarakatnya mengonsumsi sekitar 30 kilogram keju setiap tahunnya. Prancis berada di
urutan ke-2 dengan tingkat konsumsi sekitar 24 kilogram per orang.

4 Cheddar adalah keju paling populer


Nama Cheddar berasal dari sebuah wilayah kecil di Somersetshire, Inggris. Namun, jenis keju
ini bisa ditemui di seluruh penjuru dunia. Rasanya yang lezat dengan aroma tidak terlalu tajam
menjadikan cheddar cocok digunakan untuk masakan apa saja.
5 Ada keju terbuat dari air susu ibu
Le Petit Singly adalah salah satu produsen keju di Prancis yang memanfaatkan bahan dari ASI,
hasil sumbangan sejumlah wanita melahirkan. Produsen keju dari ASI ini mengklaim bahwa
produknya kaya akan vitamin dan memiliki rasa lebih istimewa. Di New York sejumlah koki juga
mulai mengembangkan keju jenis ini.

Anda mungkin juga menyukai