Sabo dam di K.Kemiren Sabo dam slit in K. Boyong Sabo dam lubang in K. Gendol
Sabo dam tipe tertutup Sabo dam tipe terbuka (slit) Sabo dam tipe terbuka (lubang)
Gambar-1 : Tipe sabo dam di wilayah G. Merapi
Apabila lubang/slit tidak tersumbat oleh batu-batu besar dan kapasitas lubang/slit lebih kecil dari
debit puncak banjir aliran debris/lahar, maka saat banjir terjadi efek aliran balik (back water effect).
1
Ketika berlangsung effel aliran balik, maka kecepatan aliran sedimen menjadi nol, sehingga terjadi
pengendapan sedimen. Efek aliran balik tersebut semakin lama semakin berkurang seiring
menurunnya debit banjir. Ketika sudah tidak terjadi effek aliran balik, maka berlangsung aliran
sedimen debris/lahar sedikit demi sedikit keluar sabo dam. Pengendapan sedimen pada sabo dam
tipe slit/lubang terjadi baik di hulu maupun di hilir sabo dam slit, sebagaimana dikemukakan pada
Gambar-3.
Gambar-3 : Kontrol sedimen sabo dam slit (Mizuyama, T & Fujita, T, 2000)
2
Jarak Kumulatif Lebar Slit Tinggi Slit Jumlah Rencana Volume Kontrol di
Sabo Dam
(m) (m) (m) Slit Sabo Dam (m3)
No.1 0 1,5 ; 2,0 ; 2,5 10,5 2 98,000
No.2 850 2,5 10,5 2 137,000
2,5 12,0 2
131,000
No.3 1550 8,0
5,0 1
12,0 40,000
Hasil penelitian lapangan menunjukan bahwa volume sedimen yang dikontrol oleh sabo dam slit
yang berada di hilir sangat dipengaruhi oleh volume sedimen yang dapat dikontrol oleh sabo dam
slit yang terletak paling hulu. Selain itu volume sedimen yang dapat dikontrol dipengaruhi oleh
besarnya debit banjir. Pada Gambar-5 dikemukakan volume sedimen yang terkontrol oleh setiap
sabo dam slit untuk banjir rencana, banjir periode ulang 100 thn dan banjir periode ulang 10 thn.
Untuk banjir periode ulang 10 thn, volume sedimen yang dapat dikontrol oleh ke 3 sabo dam slit,
semakin ke hilir semakin kecil. Sedang untuk banjir rencana dan banjir periode ulang 100 thn,
volume sedimen yang dapat dikontrol Sabo dam slit No 3 lebih besar dibanding sabo dam slit yang
berada di hilir maupun di hulu.
Gambar-5 ; Volume sedimen yang terkontrol oleh setiap sabo dam slit
(Mizuyama T, et all, 2004)
3
Gambar-6 ; Korelasi penurunan debit aliran debris, Qr versus
lebar relatif slit, b/Dmak (Lien, Hui Pang, 2003,
Watanabe, et. All, 1980)
Menurut Ikeya & Uehara (1980), Ashida & Takahashi (1980) and Mizuyama et al.(1988) sedimen
aliran debris akan tertahan oleh sabo dam slit apabila lebar relatif slit;
b/Dmak = 1,5 ~ 2,0 (2)
Menurut Ikeya & Uehara (1980), volume sedimen yang dapat dikontrol sabo dam slit mencapai 1,2
kali sabo dam tertutup, apabila kerapatan slit;
b/B = 0,2 ~ 0,6 (3)
dalam hal ini, b adalah total lebar slit dan B adalah lebar palung sungai.
4
Gambar-7; Variasi P dengan R(1 CSB)/(1R CSB)
(Lien, Hui Pang, 2003)
5
(14)
Rumus (10) berlaku, apabila b/Dmak = 0,9 ~ 5,6 dan b/B = 0,45~0,85 serta VSB/Vmak= 0,4~0,5.
Korelasi antara P versus ST seperti Gambar-8.
6
5) Tentukan lebar relatif slit (b/Dmak) memakai Rumus (1) atau Rumus (2), kemudian hitung lebar
setiap slit, b = (b/Dmak) Dmak.
6) Kerapatan slit (b/B) dihitung memakai Rumus (3) atau Rumus (14), kemudian hitung total
lebar slit (b) = (b/B)/B, dimana B adalah lebar palung sungai.
7) Jumlah slit (n) dihitung memakai rumus;
n = (b)/b (18)
dan jarak antar slit (W) dihitung memakai rumus;
W = {B (n b)}/(n + 1) (19)
dimana n adalah bilangan bulat.
8) Apabila rasio konsentrasi sedimen setelah melewati sabo dam slit sama atau lebih kecil dari
rasio konsentrasi sedimen yang diijinkan (allowable), maka perhitungan telah selesai dan
dilanjutkan dengan penggambaran konfigurasi sabo dam slit.
9) Apabila volume sedimen aliran debris/lahar lebih besar dari kapasitas tampung suatu sabo dam
slit maka aliran debris/lahar akan melimpas melewati sabo dam slit tersebut. Agar aliran
debris/lahar tidak membahayakan daerah hilir, maka perlu dibangun sabo dam slit lagi di
hilirnya.
10) Anggap masih diperlukan suatu sabo dam slit lagi di hilirnya, maka perhitungan untuk desain
sabo dan slit ini dapat menggunakan kondisi VSB = VST dan CSB = CST , kemudian lakukan
perhitungan sama seperti tersebut di atas.
.
9. Perhitungan Alternatif Desain Sabo Dam Slit
1) Data desain; B = 50 m, Hb = 12 m, I0 = 32,5%, Dmak = 1 m, VSB = 16,000 m3, tan = 0,75,
s = 2,5 g/cm3 dan = 1,0 g/cm3.
2) Hitung konsentrasi sedimen aliran debris/lahar sebelum melewati sabo dam slit (CSB) memakai
Rumus (17), diperoleh CSB = 1,0 x 0,325 /{(2,5 1,0)( 0,75 0,325)}= 0,51.
7
3) Tentukan tinggi slit (H) memakai Rumus (16), diperoleh H = Hb+2 Dmak = 14 m.
Untuk menghindari agar banjir aliran debris/lahar tidak melimpas keluar palung sungai, maka
dpilih H = 8 m.
4) Hitung kapasitas tampung maksimum sabo dam slit (Vmak) memakai Rumus (11) atau Gambar-
9, diperoleh Vmak.= (0,5 x 50 x 82)/{0,325 (2/3 x 0,325)} = 14,770 m3.
5) Tentukan laju volume sedimen yang dapat dikontrol (ST ), dimana 0 ST 1,0. Untuk ini
dipilih ST = 0,87.
6) Hitung rasio volume sedimen yang keluar sabo dam slit (P) memakai Rumus (13), diperoleh
0,87 = {(1P) x 16,000}/14,770, dengan demikian P = 0,234.
7) Hitung rasio konsentrasi sedimen yang keluar sabo dam slit (R) memakai Rumus (7), diperoleh
0,234 = R(1 0,51)/{1(R x 0,51)}, dengan demikian R = 0,4.
8) Hitung rasio konsentrasi sedimen diijinkan (allowable) memakai Rumus (9), diperoleh
RA =1/[{(2,5/1)+1} x 0,51] = 0,56.
9) Oleh karena R < RA maka pembangunan satu sabo dam slit mampu mereduksi banjir aliran
debris/lahar sampai batas yang diijinkan.
10) Tentukan lebar slit (b) memakai Rumus (1) atau Rumus (2). Untuk ini dipilih b/Dmak = 2,0,
sehingga diperoleh b = (b/Dmak)Dmak = 2 x 1 = 2 m.
11) Hitung kerapatan slit (b/B) memakai Rumus (3) atau Rumus (14) dengan memasukan
VSB/Vmak = 1,08, ST = 0,87, CSB = 0,51 dan b/Dmak = 2. Diperoleh (b/B) = 0,62. Sehingga total
lebar slit (b) = (b/B)B = 30 m
12) Hitung jumlah slit (n) memakai Rumus (18), diperoleh n = 30/2 = 15.
13) Hitung lebar antar slit (W) memakai Rumus (19), diperoleh W = {50 (15 x 2)}/(n1) =
1,25 m.
14) Konfigurasi sabo dam slit hasil perhitungan tersebut diatas dikemukakan di Gambar-10.
Gambar-10 ; Konfigurasi sabo dam slit; (a) gambar sket , (b) denah, (c) penampang
melintang dan (d) penampang memanjang (Lien, Hui Pang, 2003),
8
15) Apabila konsentrasi sedimen sangat besar dibandingkan dengan kapasitas tampung satu sabo
dam slit (VSB >> Vmak), maka perlu dibangun sabo dam slit berurutan. Untuk ini, banjir aliran
debris/lahar yang lewat sabo dam slit paling hilir harus memenuhi kondisi
R RA. Pada Gambar-11 dikemukakan konfigurasi sabo dam slit berurutan. Jarak antar dua
sabo dam slit ditentukan dengan mempertimbangkan permukaan endapan di sabo dam slit
bagian hilir mencapai pondasi sabo dam slit di bagian hulu, agar tidak terjadi gerusan di
pondasi sabo dam slit di bagian hulu tersebut.
Gambar-11 ; Konfigurasi sabo dam slit berurutan ; (a) denah, dan (d) penampang
memanjang (Lien, Hui Pang, 2003),
Referensi:
1. Takahisa MIZUYAMA, and Masaharu FUJITA (2000): Sedimen control with slit dams, Internationales Symposion,
ITERPRAVENT 2000 - VILLACH/OSTERREICH.
2. Hui Pang LIEN (2003): Design of slit dams for controlling stony debris flows, International Journal of Sediment Research,
Vol.18, No.1, 2003, pp.74-87.
3. Yuji HASEGAWA, Akira ODA, Takahisa MIZUYAMA, Iwao IZUMI and Hikoshichi ABE (2004): Evaluation of the function of
slit sabo dams through hydraulic model experiments, Internationales Symposion, ITERPRAVENT 2004-RIVA/TRIENT.