Anda di halaman 1dari 9

SABO DAM SLIT

(SABO DAM TIPE TERBUKA)


(catatan: Joko Cahyono)
1. Tipe sabo dam
Ditinjau dari mekanisme pengendalian aliran debris sedimen/lahar, sabo dam dapat klasifikasikan
menjadi 2 tipe, sebagaimana dikemukakan Gambar-1. Sabo dam tipe tertutup akan segera dipenuhi
sedimen, sekalipun terjadi banjir aliran debris sedimen/lahar yang kecil. Sehingga saat terjadi banjir
aliran debris sedimen/lahar yang besar dimana sangat membayakan dan merusak, kemampuan sabo
dam mengurangi volume sedimen sudah sangat terbatas. Sabo dam tipe terbuka dapat dibedakan
menjadi tipe saluran dan tipe kisi-kisi. Tipe saluran dapat dibedakan menjadi tipe lubang dan tipe
slit. Sabo dam tipe terbuka dengan kisi-kisi yang terbuat dari pipa-pipa baja belum pernah dibuat di
Indonesia. Karena harganya relative mahal.

Sabo dam di K.Kemiren Sabo dam slit in K. Boyong Sabo dam lubang in K. Gendol

Sabo dam tipe tertutup Sabo dam tipe terbuka (slit) Sabo dam tipe terbuka (lubang)
Gambar-1 : Tipe sabo dam di wilayah G. Merapi

2. Mekanisme aliran debris/lahar di sabo dam slit


Uji model fisik mengenai kemampuan sabo dam tipe slit/lubang mengontrol aliran debris
sedimen/lahar telah dilakukan oleh para ahli Jepang sejak tahun 1994 dengan menggunakan saluran
percobaan seperti Gambar-2. Hal ini menunjukan bahwa debit banjir aliran debris sedimen/lahar
akan tertahan sementara oleh sabo dam tipe slit.

Gambar-2 : Pengontrolan aliran banjir sedimen/


lahar oleh sabo dam slit (Mizuyama, T
& Fujita, T, 2000)

Apabila lubang/slit tidak tersumbat oleh batu-batu besar dan kapasitas lubang/slit lebih kecil dari
debit puncak banjir aliran debris/lahar, maka saat banjir terjadi efek aliran balik (back water effect).

1
Ketika berlangsung effel aliran balik, maka kecepatan aliran sedimen menjadi nol, sehingga terjadi
pengendapan sedimen. Efek aliran balik tersebut semakin lama semakin berkurang seiring
menurunnya debit banjir. Ketika sudah tidak terjadi effek aliran balik, maka berlangsung aliran
sedimen debris/lahar sedikit demi sedikit keluar sabo dam. Pengendapan sedimen pada sabo dam
tipe slit/lubang terjadi baik di hulu maupun di hilir sabo dam slit, sebagaimana dikemukakan pada
Gambar-3.

Gambar-3 : Kontrol sedimen sabo dam slit (Mizuyama, T & Fujita, T, 2000)

3. Efektivitas Sabo Dam Slit


Penelitian lapangan mengenai efek sabo dam tipe slit mengontrol sedimen telah dilakukan di
Jepang antara lain oleh Yuji Hasegawa, Akira Oda, Takahisa Mizuyama, Iwao Izumi and Hikoshichi
Abe (2004). Kondisi lapangan penelitian dikemukakan pada Gambar-4 dan Tabel-1. Dimensi sabo
dam slit seperti Tabel-2.

Gambar-4 ; Lokasi model area (Mizuyama T, et all, 2004)

Tabel-1 ; Kondisi Lapangan (Mizuyama T, et all, 2004)


Item Dimensi
2
Luas daerah aliran sungai 37,7 km (di Sabodam No.3)
Panjang sungai 13,3 km ( di model area : 2,4 km)
Kemiringan dasar sungai rata-rata 1/7,2 (di model area : 1/2.6)
Debit rencana (periode ulang 100-thn) 362 m3/dt (ratio kandungan sedimen 10%)
Diameter sedimen Diameter rata-rata (dm) : 26,9 cm, diameter 90% : 80,0 cm

Tabel-2 ; Dimensi Sit Sabo Dam (Mizuyama T, et all, 2004)

2
Jarak Kumulatif Lebar Slit Tinggi Slit Jumlah Rencana Volume Kontrol di
Sabo Dam
(m) (m) (m) Slit Sabo Dam (m3)
No.1 0 1,5 ; 2,0 ; 2,5 10,5 2 98,000
No.2 850 2,5 10,5 2 137,000
2,5 12,0 2
131,000
No.3 1550 8,0
5,0 1
12,0 40,000

Hasil penelitian lapangan menunjukan bahwa volume sedimen yang dikontrol oleh sabo dam slit
yang berada di hilir sangat dipengaruhi oleh volume sedimen yang dapat dikontrol oleh sabo dam
slit yang terletak paling hulu. Selain itu volume sedimen yang dapat dikontrol dipengaruhi oleh
besarnya debit banjir. Pada Gambar-5 dikemukakan volume sedimen yang terkontrol oleh setiap
sabo dam slit untuk banjir rencana, banjir periode ulang 100 thn dan banjir periode ulang 10 thn.
Untuk banjir periode ulang 10 thn, volume sedimen yang dapat dikontrol oleh ke 3 sabo dam slit,
semakin ke hilir semakin kecil. Sedang untuk banjir rencana dan banjir periode ulang 100 thn,
volume sedimen yang dapat dikontrol Sabo dam slit No 3 lebih besar dibanding sabo dam slit yang
berada di hilir maupun di hulu.

Gambar-5 ; Volume sedimen yang terkontrol oleh setiap sabo dam slit
(Mizuyama T, et all, 2004)

4. Kemampuan Sabo Dam Slit


Menurut Watanabe, et, all (1980), apabila sabo dam mempunyai lebar relatif slit;
b/Dmak 2 (1)
mampu menurunkan debit puncak banjir aliran debris/lahar sampai 50%. Dalam hal ini, b adalah
lebar slit dan Dmak adalah diameter maksimum batu yang terangkut oleh aliran debris.
Pada Gambar-6 dikemukakan korelasi penurunan debit aliran debris dan lebar relatif slit.

3
Gambar-6 ; Korelasi penurunan debit aliran debris, Qr versus
lebar relatif slit, b/Dmak (Lien, Hui Pang, 2003,
Watanabe, et. All, 1980)

Menurut Ikeya & Uehara (1980), Ashida & Takahashi (1980) and Mizuyama et al.(1988) sedimen
aliran debris akan tertahan oleh sabo dam slit apabila lebar relatif slit;
b/Dmak = 1,5 ~ 2,0 (2)
Menurut Ikeya & Uehara (1980), volume sedimen yang dapat dikontrol sabo dam slit mencapai 1,2
kali sabo dam tertutup, apabila kerapatan slit;
b/B = 0,2 ~ 0,6 (3)
dalam hal ini, b adalah total lebar slit dan B adalah lebar palung sungai.

5. Efisiensi Sabo Dam Slit


Menurut Lien, Hui Pang (2003), rasio volume sedimen yang keluar sabo dam slit didifinisikan
sebagai;
P = VST/VSB (4)
dan rasio konsentrasi sedimen yang keluar sabo dam slit didifinisikan sebagai;
R = CST/CSB (5)
Hubungan ke dua rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai;
P = {R(1 CSB)/(1R CSB)} (6)
Dalam hal ini, VSB dan CSB adalah volume dan konsentrasi sedimen aliran debris sebelum melewati
sabo dam slit, VST dan CST adalah volume dan konsentrasi sedimen aliran debris setelah melewati
sabo dam slit, dan adalah volume air aliran debris yang setelah melewati sabo dam slit. Sehingga
P dan R merupakan parameter yang dapat dipakai untuk mengukur efisiensi suatu sabo dam slit
dalam menahan sedimen. Sebagai contoh, apabila terjadi aliran debris pada suatu sabo dam slit dan
aliran debris tersebut tingginya tidan melebihi tinggi sabo dam (tidak melimpas), maka apabila
lebar lubang slit (b) = 0, berarti sabo dam tersebut merupakan sabo dam tipe tertutup dan semua
sedimen tertahan oleh sabo dam, dengan demikian, VST = 0, CST = 0, R = 0 dan P = 0. Sebaliknya,
apabila lubang slit (b) = B, berarti lebar slit sama dengan lebar sungai, maka tidak ada sedimen
yang tertahan. Dengan demikian VSB = VST , CSB = CST , R = 1 dan = 1.
Berdasarkan penelitian, untuk 1 diperoleh;
P = R (1 CSB)/(1RCSB) (7)
dan korelasi antara P versus R seperti Gambar-7.

4
Gambar-7; Variasi P dengan R(1 CSB)/(1R CSB)
(Lien, Hui Pang, 2003)

6. Volume Sedimen Diijinkan


Sabo dam slit dibangun dengan maksud apabila terjadi banjir aliran debris/lahar dengan volume
sedimen yang sangat besar dan sangat merusak akan berkurang volume sedimennya sampai batas
yang diijinkan (allowable), setelah melewati sabo dam slit. Sehingga aliran debris/lahar tersebut
tidak berbahaya. Menurut Lien, Hui Pang (2003), konsentrasi volume sedimen yang diijinkan
dalam aliran debris;
Cmin= /(s + ) (8)
dan ratio konsentrasi sedimen aliran debris yang diijinkan (allowable);
RA = 1/{ s + 1) CSB } (9)
Dalam hal ini, adalah kepadatan air, s adalah kepadatan sedimen, dan s adalah kepadatan
spesifik (s = s / ).

7. Laju Kontrol Sedimen


Menurut Lien, Hui Pang (2003), korelasi antara volume tampung dan laju sedimen yang dapat
dikontrol oleh sabo dam slit didifinisikan sebagai;
ST = (VSB VST ) / Vmak. (10)
Dalam hali ini, ST adalah laju volume sedimen yang dapat dikontrol oleh sabo dam slit ( 0 ST
1,0) dan Vmak. adalah kapasitas tapung maksimum sabo dam slit tersebut.
Untuk palung sungai berbentuk segi empat, maka kapasitas tapung maksimum sabo dam slit;
Vmak.= 0,5.B.H2 /(I0 Id) (11)
Dalam hal ini, H adalah tinggi slit, B adalah lebar palung sungai, I0 adalah kemiringan awal dasar
sungai dan Id adalah kemiringan dasar sungai setelah terjadi pengendapan sedimen di hulu sabo dam
slit;
Id 2/3 I0 (12)
Dalam kaitannya dengan rasio volume sedimen setelah melewati sabo dam slit (P), maka laju
volume sedimen yang dikontrol oleh sabo dam slit dirumuskan sebagai;
ST = (1 P) VSB / Vmak (13)
Berdasarkan penelitian diperoleh diperoleh rumus empiris;

5
(14)

Rumus (10) berlaku, apabila b/Dmak = 0,9 ~ 5,6 dan b/B = 0,45~0,85 serta VSB/Vmak= 0,4~0,5.
Korelasi antara P versus ST seperti Gambar-8.

Gambar-8 ; Variasi ST berdasarkan penelitian


(Lien, Hui Pang, 2003)

8. Prosedur Alternatif Desain Sabo Dam Slit


Apabila volume sedimen aliran debris/lahar sebelum melewati sabo dam slit sudah diketahui, maka
prosedur alternatif desain sabo dam slit menurut Lien, Hui Pang (2003) sebagai berikut;
1) Agar aliran banjir debris/lahar tidak melimpas keluar palung sungai, maka diperlukan tinggi
jagaan di sabo dam slit. Tinggi jagaan diperhitungkan minimal dua kali diameter maksimum
batu yang terangkut oleh aliran debris/lahar;
Hf 2 Dmak (15)
Sehingga tinggi maksimum sabo dam slit dengan memperhitungkan tinggi jagaan;
H (Hb +2 Dmak) (16)
dimana Hb adalah tinggi palung sungai.
2) Kapasitas tampung maksimum sabo dam slit (Vmak) dihitung memakai Rumus (11). Dalam hal
ini, I0 = tan , dimana adalah sudut kemiringan dasar palung sungai. Vmak sangat tergantung
oleh H, B dan . Pada Gambar-9 dikemukakan kapasitas tampung per satuan lebar palung
sungai (Vmak/B) untuk berbagai tinggi slit (H) versus sudut kemiringan dasar palung sungai ().
3) Rasio volume sedimen yang keluar sabo dam slit (P) dihitung memakai Rumus (13), dimana
ST 1.
4) Rasio konsentrasi sedimen yang keluar sabo dam slit (R) dihitung memakai Rumus (7).
Konsentrasi sedimen aliran debris sebelum melewati sabo dam slit CSB dihitung memakai
rumus Takahashi (1991);
CSB = tan /{( S )(tan tan )} (17)

6
5) Tentukan lebar relatif slit (b/Dmak) memakai Rumus (1) atau Rumus (2), kemudian hitung lebar
setiap slit, b = (b/Dmak) Dmak.
6) Kerapatan slit (b/B) dihitung memakai Rumus (3) atau Rumus (14), kemudian hitung total
lebar slit (b) = (b/B)/B, dimana B adalah lebar palung sungai.
7) Jumlah slit (n) dihitung memakai rumus;
n = (b)/b (18)
dan jarak antar slit (W) dihitung memakai rumus;
W = {B (n b)}/(n + 1) (19)
dimana n adalah bilangan bulat.

Gambar-9 ; Kapasitas tampung per satuan lebar


palung sungai untuk berbagai tinggi
slit dan kemiringan dasar palung sungai
(Lien, Hui Pang, 2003)

8) Apabila rasio konsentrasi sedimen setelah melewati sabo dam slit sama atau lebih kecil dari
rasio konsentrasi sedimen yang diijinkan (allowable), maka perhitungan telah selesai dan
dilanjutkan dengan penggambaran konfigurasi sabo dam slit.
9) Apabila volume sedimen aliran debris/lahar lebih besar dari kapasitas tampung suatu sabo dam
slit maka aliran debris/lahar akan melimpas melewati sabo dam slit tersebut. Agar aliran
debris/lahar tidak membahayakan daerah hilir, maka perlu dibangun sabo dam slit lagi di
hilirnya.
10) Anggap masih diperlukan suatu sabo dam slit lagi di hilirnya, maka perhitungan untuk desain
sabo dan slit ini dapat menggunakan kondisi VSB = VST dan CSB = CST , kemudian lakukan
perhitungan sama seperti tersebut di atas.
.
9. Perhitungan Alternatif Desain Sabo Dam Slit
1) Data desain; B = 50 m, Hb = 12 m, I0 = 32,5%, Dmak = 1 m, VSB = 16,000 m3, tan = 0,75,
s = 2,5 g/cm3 dan = 1,0 g/cm3.
2) Hitung konsentrasi sedimen aliran debris/lahar sebelum melewati sabo dam slit (CSB) memakai
Rumus (17), diperoleh CSB = 1,0 x 0,325 /{(2,5 1,0)( 0,75 0,325)}= 0,51.

7
3) Tentukan tinggi slit (H) memakai Rumus (16), diperoleh H = Hb+2 Dmak = 14 m.
Untuk menghindari agar banjir aliran debris/lahar tidak melimpas keluar palung sungai, maka
dpilih H = 8 m.
4) Hitung kapasitas tampung maksimum sabo dam slit (Vmak) memakai Rumus (11) atau Gambar-
9, diperoleh Vmak.= (0,5 x 50 x 82)/{0,325 (2/3 x 0,325)} = 14,770 m3.
5) Tentukan laju volume sedimen yang dapat dikontrol (ST ), dimana 0 ST 1,0. Untuk ini
dipilih ST = 0,87.
6) Hitung rasio volume sedimen yang keluar sabo dam slit (P) memakai Rumus (13), diperoleh
0,87 = {(1P) x 16,000}/14,770, dengan demikian P = 0,234.
7) Hitung rasio konsentrasi sedimen yang keluar sabo dam slit (R) memakai Rumus (7), diperoleh
0,234 = R(1 0,51)/{1(R x 0,51)}, dengan demikian R = 0,4.
8) Hitung rasio konsentrasi sedimen diijinkan (allowable) memakai Rumus (9), diperoleh
RA =1/[{(2,5/1)+1} x 0,51] = 0,56.
9) Oleh karena R < RA maka pembangunan satu sabo dam slit mampu mereduksi banjir aliran
debris/lahar sampai batas yang diijinkan.

10) Tentukan lebar slit (b) memakai Rumus (1) atau Rumus (2). Untuk ini dipilih b/Dmak = 2,0,
sehingga diperoleh b = (b/Dmak)Dmak = 2 x 1 = 2 m.

11) Hitung kerapatan slit (b/B) memakai Rumus (3) atau Rumus (14) dengan memasukan
VSB/Vmak = 1,08, ST = 0,87, CSB = 0,51 dan b/Dmak = 2. Diperoleh (b/B) = 0,62. Sehingga total
lebar slit (b) = (b/B)B = 30 m

12) Hitung jumlah slit (n) memakai Rumus (18), diperoleh n = 30/2 = 15.

13) Hitung lebar antar slit (W) memakai Rumus (19), diperoleh W = {50 (15 x 2)}/(n1) =
1,25 m.
14) Konfigurasi sabo dam slit hasil perhitungan tersebut diatas dikemukakan di Gambar-10.

Gambar-10 ; Konfigurasi sabo dam slit; (a) gambar sket , (b) denah, (c) penampang
melintang dan (d) penampang memanjang (Lien, Hui Pang, 2003),

8
15) Apabila konsentrasi sedimen sangat besar dibandingkan dengan kapasitas tampung satu sabo
dam slit (VSB >> Vmak), maka perlu dibangun sabo dam slit berurutan. Untuk ini, banjir aliran
debris/lahar yang lewat sabo dam slit paling hilir harus memenuhi kondisi
R RA. Pada Gambar-11 dikemukakan konfigurasi sabo dam slit berurutan. Jarak antar dua
sabo dam slit ditentukan dengan mempertimbangkan permukaan endapan di sabo dam slit
bagian hilir mencapai pondasi sabo dam slit di bagian hulu, agar tidak terjadi gerusan di
pondasi sabo dam slit di bagian hulu tersebut.

Gambar-11 ; Konfigurasi sabo dam slit berurutan ; (a) denah, dan (d) penampang
memanjang (Lien, Hui Pang, 2003),

Referensi:
1. Takahisa MIZUYAMA, and Masaharu FUJITA (2000): Sedimen control with slit dams, Internationales Symposion,
ITERPRAVENT 2000 - VILLACH/OSTERREICH.
2. Hui Pang LIEN (2003): Design of slit dams for controlling stony debris flows, International Journal of Sediment Research,
Vol.18, No.1, 2003, pp.74-87.
3. Yuji HASEGAWA, Akira ODA, Takahisa MIZUYAMA, Iwao IZUMI and Hikoshichi ABE (2004): Evaluation of the function of
slit sabo dams through hydraulic model experiments, Internationales Symposion, ITERPRAVENT 2004-RIVA/TRIENT.

Anda mungkin juga menyukai