Anda di halaman 1dari 11

Modisco merupakan singkatan dari Modified Dried Skimmed Milk and

Coconut. Modisco pertama kali dtemukan oleh May dan Whitehead pada
tahun 1973. Modisco merupakan makanan atau minuman bergizi tinggi yang
pertama kali dicobakan pada anak-anak yang mengalami gangguan gizi berat
di Uganda (Afrika) dengan hasil yang memuaskan. Manfaat modisco yang
paling utama adalah untuk mengatasi gizi buruk pada manusia dengan cepat
dan mudah. Karena modisco mempunyai kandungan kalori yang tinggi serta
mudah dicerna oleh usus manusia. Modisco juga dapat membantu
mempercepat penyembuhan penyakit sehingga biaya pengobatan menjadi
lebih ringan (Sudiana & Acep, 2005).

Usia Balita merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan anak. Apabila anak mengalami gangguan gizi, maka
proses pertumbuhan dan perkembangannya, baik fisik maupun mental, akan langsung terpengaruh. Dewasa ini, anak yang
mengalami ganguan gizi berat, misalnya, kekurangan kalori protein, dapat disembuhkan dengan cepat. Anak tersebut dapat
diberi MODISCO (makanan atau minuman bergizi tinggi).

MODISCO singkatan dari Modified Disco, suatu makanan atau minuman bergizi tinggi yang ditemukan pada tahun 1973
oleh May dan Whitehead. MODISCO dicobakan pertama kali untuk anak-anak yang mengalami gangguan gizi berat di
Uganda (Afrika) dengan hasil memuaskan.

Bahan baku MODISCO :


- Susu (segala jenis susu)
- Gula (gula pasir atau glukosa)
- Minyak goreng atau margarine.

Sifat MODISCO :
- Berkalori tinggi, yaitu 100 kalori / 100 CC.
- Mudah dicerna.
- Murah
- Mudah dibuat.
- Dapat diolah untuk beraneka ragam resep makanan dan minuman.

Siapa yang membutuhkan MODISCO ?


- Penderita penyakit infeksi menahun.
- Orang yang baru sembuh dari penyakit berat.
- Mereka yang sulit makan karena adanya kelainan bawaan.
- Anak sehat kurus (MODISCO sebagai makanan tambahan).

Apa keuntungan MODISCO ?


- Mempercepat pertumbuhan
- Biaya pengobatan lebih ringan

MODISCO tidak boleh diberikan pada :


1. Anak gemuk
2. Bayi dibawah usia 6 bulan
3. Penderita penyakit ginjal, hati, dan jantung.

Cara memberikan MODISCO :


- MODISCO dapat diberikan sebagai bahan minuman untuk diet penuh.
- MODISCO dapat diberikan sebagai campuran bahan makanan lain, misalnya : dicampur ke dalam sup atau ragout.

Macam dan isi MODISCO :


MODISCO I :
Susu skim 20 gram (4 sendok makan)
Gula pasir 10 gram ( 1 sendok makan )
Minyak goreng 9,2 cc
Air masak 200 cc
MODISCO II :
Susu skim 20 gram (4 sendok makan)
Gula pasir 10 gram (1 sendok makan)
Margarine 11,2 gram (1 sendok makan)
Air masak 200 cc
MODISCO III :
Susu segar 200 cc
Gula pasir 14 gram
Margarine 11 gram

Cara membuat MODISCO :


Bahan :
10 gram susu skim
5 gram gula pasir
4,6 gram minyak kelapa atau 5,5 gram margarine.
100 cc air.

Cara membuat :
a. Susu bubuk dan gula dicampur, sementara minyak kelapa atau margarine dipanaskan/dicairkan. Tuangkan cairan minyak
ke dalam susu, sedikit demi sedikit sampai tercampur rata. Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit. Adonan ini di
tim selama 15 menit.
b. Bila anda mempunyai mixer atau blender, semua bahan (susu, gula pasir, minyak kelapa atau margarine cair dan sebagian
air), diblender sampai tercampur rata. Kemudian tambahkan sisa air, lalu di tim sekitar 15 menit.

Kue Pisang MODISCO :


Bahan :
Tepung hunkwee 1 bungkus.
5 buah pisang.
2 gelas susu MODISCO.
1 gelas santan kental
Gula secukupnya.
Daun pisang secukupnya.

Cara membuat :
1. 2 gelas susu dan 1 gelas santan dimasak.
2. Cairkan tepung hunkwee dengan air sedikit, lalu masukkan ke dalam susu dan tambahkan gula secukupnya.
3. Pisang dipotong bundar bundar, lalu masukkan dalam bubur hunkwee yg sudah dimasak.
4. Bungkus dengan daun pisang, lalu kukus sampai daun layu.

Puding Kentang :
Bahan :
Satu bungkus agar-agar warna putih.
1/2 buah kelapa untuk diambil santannya (1 liter).
50 gram gula pasir.
40 gram susu bubuk.
40 gram margarine
5 buah kentang ukuran sedang
Vanili
Garam secukupnya

Cara membuat :
1. Kentang dikupas, direbus, dan dihaluskan.
2. Semua bahan ditambah 1/2 bagian margarin, kemudian diaduk dan dimasak sampai mendidih.
3. Setengah bagian margarine yang tersisa dipanaskan, lalu dicampur dalam adonan yang sudah mendidihkan.
4. Dicetak dalam cetakan lalu didinginkan.

Bubur Kacang Hijau MODISCO :


Bahan :
Kacang Hijau 20 gram (2 sendok makan)
Susu MODISCO I, 100 cc.

Cara membuat :
1. Buat susu MODISCO
2. Rebus Kacang Hijau sampai masak.
3. Campurkan kacang hijau yang sudah masak ke dalam susu.
Puding Agar-agar :
Bahan :
MODISCO III, 600 cc
1 bungkus Agar-agar bubuk

Cara membuat :
1. Buat susu Modisco III
2. Masukkan agar-agar ke dalam susu tersebut, lalu masak sampai matang sambil diaduk.
3. Cetak dalam cetakan...

Lebih lanjut tentang: Modisco : Makanan Penggemuk Bagi Anak


http://id.shvoong.com/lifestyle/family-and-relations/2068480-modisco-makanan-penggemuk-bagi-anak/

KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA


2.2.1 PENGERTIAN
Sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaik-baiknya yang harus dikonsumsi balita agar tubuh selalu
dalam kesehatan yang optimal untuk tumbuh kembang, menjaga kesehatan bayi atau mencegah berbagai penyakit. (Peath,
EF. 2004)
2.2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BALITA
1. Umur
Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena perkembangan dan fungsi sistem pencernaan dan sistem
organ lain dipengaruhi oleh umur. Contohnya bayi usia kurang dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat tetapi
setelah usia 6 bulan boleh makan makanan tambahan dan bertingkat teksturnya mulai makan lumat, makanan lembek
sampai makanan ornag dewasa.
2. Berat Badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan factor untuk
menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar tumbuh kembang berjalan lancar.
3. Suhu Lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 37,5C untuk metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh
dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti denagan hasil metabolism tubuh. Maka
lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukkan energy yang diperlukan.

4. Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas yang dilakukan sedemikian banyak pula energi yang
diperlukan.
5. Status Kesehatan
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam kondisi sakit diperlukan nutrisi untuk membantu
proses penyembuhan.

2.2.3 MANFAAT GIZI PADA BALITA


1. Gizi penghasil energi
Zat gizi penghasil energi sebagian besar dihasilkan oleh makanan pokok seperti padi, umbi, sagu,jagung dll.
2. Zat gizi pembangun sel
Terutama diperoleh dari protein yang dihasilkan dari ikan, ayam, telur, daging, susu,kacang-kacangan dan hasil olahanya
seperti tahu, tempe,oncom, oleh karena itu, lauk pauk tergolong ke dalam zat pembangun sel.
3. Zat gizi pengatur
Terdiri dari atas vitamin dan mineral yang diperoleh dari sayuran dan buah buahan.
( Wiboworini,B. 2007 )
Seacara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energy, membangun dan
memelihara jarinagan tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi mempunyai
pengertian lebih luas, disamping untuk kesehatan, gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan
produktifitas fisik.
2.2.4 STATUS GIZI KURANG PADA BALITA
2.2.4.1 Pengertian Status Kurang Gizi
Suatu keadaan tubuh yang mengalami kekurangan satu atua lebih zat zat gizi essential. ( Wiboworini, B. 2007 )
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengguna zat gizi. ( Al- Matsier, S. 2004 )
Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi. ( Soejianto, B.dkk.
2007 )
2.2.4.2 Istilah Dengan Penilaian Status Gizi
Pengertian menurut buku pedoman penanggulangan kurang energy protein (KEP) yang disusun oleh proyek perbaikan gizi
masyarakat Dinkes Jatim (2001), sebagai berikut :
a) Kurang energy protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energy dan protein dalam
makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).
b) Klasifikasi KEP :
1. KEP ringan adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 70% 80% baku median WHO NCHS dan atau berat
badan menurut tinggi badan ( BB / TB ) 80% 90% baku median WHO-NCHS .
2. KEP sedang adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 60% 70% baku median WHO NCHS dan atau berat
badan menurut tinggi badan (BB / TB ) 70% 80% baku median WHO NCHS.
3. KEP berat adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) < 70% baku median WHO NCHS dan atau berat badan
menurut tinggi badan ( BB / TB ) < 70 % baku median WHO NCHS.
c) KEP Nyata adalah istilah yang digunakan pengelola program gizi di lapangan meliputi : KEP tingkat sedang dan KEP
tingkat berat atau gizi buruk ( dilihat pada kartu menuju sehat maka berat badan anak berada di bawah garis merah ).
d) KEP Total adalah istilah yamh digunakan pengelola program gizi di lapangan yang meliputi : KEP tingkat rinngan, sedang,
dan berat atau BB / U < 80% baku median WHO NCHS.

e) Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda tanda sbb :
1. Odema umumnya diseluruh tubuh terutama pada punggung kaki.
2. Wajah bulat dan sembab.
3. Pandangan mata sayu.
4. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, serta mudah rontok.
5. Perubahan status mental, apatis dan rewel.
6. Pembesaran hati.
7. Otot mengecil ( hipotropi ) terlihat nyata jika diperiksa pada posisi berdiri atau duduk.
8. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.

f) Marasmus adalahgejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda tanda sbb :
1. Tampak sangat kurus.
2. Wajah seperti orang tua.
3. Cengeng dan rewel.
4. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada terlihat seperti celana longgar atau baggy pant.
5. Perut cekung.
6. Iga gambang.
7. Sering disertai penyakit infeks, diare.

g) Marasmus Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda tanda campuran dari beberapa
gejala klinis kwasiokor dan marasmus, dengan BB / U 80% baku median WHO NCHS dan disertai denga odema yang
tidak mencolok.
h) BGM (Bawah Garis Merah ) adalah keadaan dimana letak titik berat badan balita dibawah garis merah pada kartu
menuju sehat ( KMS ).
i) Kejadian luar biasa ( KLB ) gizi buruk adalah ditemukannya satu atau lebih kasus KEP berat atau gizi buruk disuatu desa.
j) Pelacakan KLB gizi adalah kegiatan penulusuran secara langsung ( investigasi ) kasus gizi buruk untuk menentukan
penyebab dan ususlan tindakan.

http://askebbidan.wordpress.com/2010/12/22/askeb-balita-berat-badan-garis-merah-bgm/
GIZI merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik, tubuh akan segar dan kita dapat
melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk
pertumbuhan badan, juga penting untuk perkembangan otak. Untuk itu, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan
gizi si anak agar anak tidak mengalami kurang gizi. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa dan bagaimana kurang
gizi itu.

Tanda kurang gizi


Menurut Dr. Sri Kurniati M.S., Dokter Ahli Gizi Medik Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, kurang gizi pada
anak terbagi menjadi tiga. Pertama, disebut sebagai Kurang Energi Protein Ringan. Pada tahap ini, Sri menjelaskan bahwa
belum ada tanda-tanda khusus yang dapat dilihat dengan jelas. Hanya saja, berat badan si anak hanya mencapai 80 persen
dari berat badan normal. Sedangkan yang kedua, disebut sebagai Kurang Energi Protein Sedang. Pada tahap ini, berat
badan si anak hanya mencapai 70 persen dari berat badan normal. Selain itu, ada tanda yang bisa dilihat dengan jelas
adalah wajah menjadi pucat, dan warna rambut berubah agak kemerahan. Ketiga, disebut sebagai Kurang Energi Protein
Berat. Pada bagian ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu kurang sekali, biasa disebut Marasmus. Tanda pada marasmus ini
adalah berat badan si anak hanya mencapai 60 persen atau kurang dari berat badan normal. Selain marasmus, ada lagi
yang disebut sebagai Kwashiorkor. Pada kwashiorkor, selain berat badan, ada beberapa tanda lainnya yang bisa secara
langsung terlihat. Antara lain adalah kaki mengalami pembengkakan, rambut berwarna merah dan mudah dicabut,
kemudian karena kekurangan vitamin A, mata menjadi rabun, kornea mengalami kekeringan, dan terkadang terjadi borok
pada kornea, sehingga mata bisa pecah. Selain tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut, ada juga tanda lainnya, seperti
penyakit penyertanya. Penyakit-penyakit penyerta tersebut misalnya adalah anemia atau kurang darah, infeksi, diare yang
sering terjadi, kulit mengerak dan pecah sehingga keluar cairan, serta pecah-pecah di sudut mulut.

Faktor penyebab
Kurang gizi pada anak, bisa terjadi di usia Balita (Bawah Lima Tahun). Pedoman untuk mengetahui anak kurang gizi adalah
dengan melihat berat dan tinggi badan yang kurang dari normal, kata Sri. Sri menambahkan, jika tinggi badan si anak
tidak terus bertambah atau kurang dari normal, itu menandakan bahwa kurang gizi pada anak tersebut sudah berlangsung
lama. Sri menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kurang gizi pada anak. Pertama, jarak antara usia
kakak dan adik yang terlalu dekat ikut mempengruhi. Dengan demikian, perhatian si ibu untuk si kakak sudah tersita
dengan keberadaan adiknya, sehingga kakak cenderung tidak terurus dan tidak diperhatikan makanannya. Oleh karena itu
akhirnya si kakak menjadi kurang gizi. Balita itu konsumen pasif, belum bisa mengurus dirinya sendiri, terutama ntuk
makan, tutur Sri. Kedua, anak yang mulai bisa berjalan mudah terkena infeksi atau juga tertular oleh penyakit-penyakit
lain. Selain itu, yang ketiga adalah karena lingkungan yang kurang bersih, sehingga anak mudah sakit-sakitan. Karena
sakit-sakitan tersebut, anak menjadi kurang gizi. Keempat, kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu mengenai gizi.
Kurang gizi yang murni adalah karena makanan, kata Sri. Menurut Sri, si Ibu harus dapat memberikan makanan yang
kandungan gizinya cukup. Tidak harus mahal, bisa juga diberikan makanan yang murah, asal kualitasnya baik, lanjut Sri.
Oleh karena itulah si Ibu harus pintar-pintar memilihkan makanan untuk anak. Kelima, kondisi sosial ekonomi keluarga
yang sulit. Faktor ini cukup banyak mempengaruhi, karena jika anak sudah jarang makan, maka otomatis mereka akan
kekurangan gizi. Keenam, selain karena makanan, anak kurang gizi bisa juga karena adanya penyakit bawaan yang memaksa
anak harus dirawat. Misalnya penyakit jantung dan paru-paru bawaan.

Upaya yang harus dilakukan


Bila kekuangan gizi, anak akan mudah sekali terkena berbagai macam penyakit, anak yang kurang gizi tersebut, akan
sembuh dalam waktu yang lama. Dengan demikian kondisi ini juga akan mempengaruhi perkembangan intelegensi anak.
Untuk itu, bagi anak yang mengalami kurang gizi, harus dilakukan upaya untuk memperbaiki gizinya. Upaya-upaya yang
dilakukan tersebut antara lain adalah meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai gizi, melakukan pengobatan kepada
si anak dengan memberikan makanan yang dapat menjadikan status gizi si anak menjadi lebih baik. Dengan demikian, harus
dilakukan pemilihan makanan yang baik untuk si anak. Menurut Sri, makanan yang baik adalah makanan yang kuantitas dan
kualitasnya baik. Makanan dengan kuantitas yang baik adalah makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan si anak.
Misalnya, memberi makanan si anak berapa piring sehari adalah sesuai kebutuhannya. Dan akan lebih baik jika memberikan
vitamin dan protein melalui susu. Bagi keluarga yang tidak mampu, bisa menyiasatinya, misalnya mengganti susu dengan
telur. Kemudian, makanan yang kualitasnya baik adalah makanan yang mengandung semua zat gizi, antara lain protein,
karbohidrat, zat besi, dan mineral. Upaya yang terakhi adalah dengan mengobati penyakit-penyakit penyerta. (m-4)

KOMPONEN MAKANAN SEHAT

Kelompok Makanan
Protein diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan, dan penggantian jaringan tubuh. Produk hewan seperti daging, ikan,
telur, keju dan produk susu lainnya; amat banyak mengandung protein. Dari bahan nabati, antara lain kacang-kacangan
(kacang hijau, kedelai, dan sebagainya).
Hidrat-arang untuk menambah energi, namun bila kelebihan akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak. Yang banyak
mengandung Hidrat arang adalah gula, beras, jagung, dan umbi-umbian.

Lemak juga merupakan sumber energi dan menghasilkan kalori lebih banyak dari makanan lainnya. Makanan yang banyak
berlemak adalah yang berasal dari kacang-kacangan.

Serat adalah bahan yang tak dapat dicerna oleh sistem pencernaan. Tidak mengandung gizi atapun energi, hanya berguna
untuk kelancaran kegiatan pencernaan.

Vitamin adalah bahan kimia kompleks yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Anak makannya normal tak punya
kecenderungan kekurangan vitamin.

Mineral dan garam-garam diperlukan dalam jumlah sedang. Termasuk didalamnya zat besi, potasium, kalsium, dan sodium
(terdapat dalam garam meja). Seorang anak akan terhindar dari kekurangan zat-zat ini bila makanannya seimbang.

Kalori adalah satuan untuk mengukur besarnya nilai energi dalam makanan. Bila seorang memakan lebih banyak kalori dari
yang dipakainya, sisanya akan disimpan sebagai lemak. Sebaliknya, bila lebih banyak energi dari yang dimakan, simpanan
lemak itu akan dipakai dan tubuh akan tampak menjadi kurus. Makanan yang banyak mengandung lemak atau kalori
umumnya bernilai kalori tinggi.

Saran Diet
Umumnya makanan berprotein dari sumber hewani banyak mengandung lemak, jadi sebaiknya pilihlah yang berasal dari
sumber nabati.

Dalam memilih makanan hidrat arang, sebaiknya pilihlah beras merah atau jagung yang mengandung serat serta zat
lainnya, dibanding gula atau makanan jadi lain yang hanya mengandung energi.

Usahakan sesedikit mungkin memakan makanan berlemak.

Untuk mendapatkan serat, pilihlah makanan dari padi-padian, buah, dan sayuran.

Vitamin bisa hilang bila makanan dimasak terlalu lama. Jadi sebaiknya makanlah sayuran sebagai lalapan dan buah mentah.

Terlalu banyak garam malah merugikan, jadi sebaiknya jangan terlalu banyak memakan garam-garaman.

Makanan anak harus cukup mengandung kalori, namun jangan terlalu banyak. Untunglah bahwa mekanisme pengaturan
nafsu makan anak-anak biasanya sudah menjamin cukupnya kalori dari makanannya.

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid996638532,62208,

Jenis penyakit gangguan gizi yang sering menimpa penduduk terutama anak balita di Indonesia adalah :
a. Gangguan gizi akibat kekurangan energi dan protein (KEP)
b. Gangguan gizi akibat kekurangan vitamin A (KVA)
c. Gangguan gizi akibat kekurangan besi (Anemia gizi)
d. Gangguan gizi akibat kekurangan yodium

1. Gangguan Kesehatan akibat Kekurangan Energi dan Protein (KEP)

Hasil penelitian di berbagai tempat dan di banyak negara menunjukkan bahwa penyakit gangguan gizi yang paling banyak
ditemukan adalah gangguan gizi akibat kekurangan energi dan protein (KEP). Dalam bahasa Inggris penyakit ini disebut
Protein Calorie Malnutrition atau disingkat PCM. Ada juga ahli yang menyebutnya sebagai Enery Protein Malnutrition atau
EPM, namun artinya sama.
Ada dua bentuk KEP yaitu marasmus dan kwashiorkor. Baik marasmus maupun kwashiorkor keduanya disebabkan oleh
kekurangan protein. Akan tetapi pada marasmus di samping kekurangan protein terjadi juga kekurangan energi.
Sedangkan pada kwashiorkor yang kurang hanya protein, sementara kalori cukup. Marasmus terjadi pada anak usia yang
sangat muda yaitu pada bulan pertama setelah lahir, sedangkan kwashiorkor umumnya ditemukan pada usia 6 bulan sampai
4 tahun.

Ada empat ciri yang selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor yaitu sebagai berikut :

Adanya oedema pada kaki, tumit dan bagian tubuh lain seperti bengkak karena ada cairan tertumpuk.

Gangguan pertumbuhan badan. Berat dan panjang badan anak tidak dapat mencapai berat dan panjang yang
semestinya sesuai dengan umurnya.

Perubahan aspek kejiwaan, yaitu anak kelihatan memelas, cengeng, lemah dan tidak ada selera makan.

Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik walaupun masih tampak adanya lapisan lemak di
bawah kulit.

Istilah marasmus berasal dari bahasa yunani yang sejak lama digunakan sebagai istilah dalam ilmu kedokteran untuk
menggambarkan seorang anak yang berat badannya sangat kurang dari berat badan seharusnya. Ciri utama penderita
marasmus adalah sebagai berikut :

Anak tampak sangat kurus dan kemunduran pertumbuhan otot tampak sangat jelas sekali apabila anak dipegang
pada ketiaknya dan diangkat. Berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan seharusnya menurut umur.

Wajah anak tampak seperti muka orang tua. Jadi berlawanan dengan tanda yang tampak pada kwashiorkor. Pada
penderita marasmus, muka anak tampak keriput dan cekung sebagaimana layaknya wajah seorang yang telah
berusia lanjut. Oleh karena tubuh anak sangat kurus, maka kepala anak seolah-olah terlalu besar jika
dibandingkan dengan badannya.

Pada penderita marasmus biasanya ditemukan juga tanda-tanda defisiensi gizi yang lain seperti kekurangan
vitamin C, vitamin A, dan zat besi serta sering juga anak menderita diare.

2. Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Vitamin A

Vitamin A diperlukan untuk penglihatan. Vitamin tersebut merupakan bagian penting dari penerima cahaya dalam mata.
Selain itu vitamin A juga diperlukan untuk mempertahankan jaringan ari dalam keadaan sehat. Kulit, pinggiran dan penutup
berbagai bagian tubuh, seperti kelopak mata, mata, hidung, mulut, paru-paru dan tempat pencernaan, kesemuanya dikenal
sebagai jaringan ari. Vitamin A juga mempunyai beberapa fungsi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan.
Kekurangan vitamin A pertumbuhan menjadi terhambat dan rangka tubuh berhenti tumbuh. Tanda awal dari kekurangan
vitamin A adalah tureunnya kemampuan melihat dalam cahaya samar. Penderita sama sekali tidak dapat melihat apabila
memasuki ruangan yang agak gelap secara tiba-tiba. Penyakit ini umumnya diderita oleh anak-anak.

Terjadinya kekurangan vitamin A adalah sebagai akibat berbagai sebab seperti berikut ini :

Tidak adanya cadangan vitamin A dalam tubuh anak sewaktu lahir karena semasa dalam kandungan, ibunya
kurang sekali mengkonsumsi makanan sumber vitamin A.

Kadar Vitamin A dalam air susu ibu (ASI) rendah. Hal ini disebabkan konsumsi vitamin A ibu yang rendah pada
masa menyusui.

Anak diberi makanan pengganti ASI yang kadar vitamin A-nya rendah.

Anak tidak menyukai bahan makanan sumber vitamin A terutama sayursayuran.

Gangguan penyerapan vitamin A oleh dinding usus oleh karena berbagai sebab seperti rendahnya konsumsi lemak
atau minyak.
Kekurangan vitamin A dapat meyebabkan cacat menetap pada mata (buta) yang tidak dapat disembuhkan. Xerophthalmia
sebagai akibat kekurangan vitamin A merupakan penyebab kebutaan tertinggi, dan yang memprihatinkan adalah
penderitanya justru anak-anak usia balita yang merupakan tunas bangsa. Penanggulangan kekurangan vitamin A dilakukan
selain dengan jalan penyuluhan guna memperbaiki makanan keluarga agar lebih banyak mengkonsumsi bahan makanan
sumber vitamin seperti sayuran hijau dan buah-buahan berwarna, dilakukan juga pemberian vitamin dosis tinggi yaitu
200.000 300.000 SI kepada anak balita.

3. Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Zat Besi (Anemia Gizi)

Besi adalah mineral mikro yang mempunyai peran penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Mineral tersebut terdapat
dalam darah dan semua sel tubuh. Zat besi dalam darah merah berada sebagai bagian dari hemoglobin dan pigmen sel
merah. mineral tersebut bertindak sebagai pembawa oksigen dan karbondioksida.

Jika tidak terdapat cukup besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka jumlah hemoglobin dalam sel darah merah
berkurang dan keadaan tidak sehat timbul yang dikenal sebagai anemia gizi. Rendahnya kadar hemoglobin dalam darah
dilihat apabila bagian kelopak mata penderita terlihat berwarna pucat. Kadar baku hemoglobin dalam darah yang
digunakan untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia gizi adalah seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Kadar Baku Hb dalam Darah


Umur (thn) Jenis Kelamin Kadar Hb (g/100ml)

0,5 - 4 Pria / wanita 10,8

5-9 Pria / wanita 11,5

10 - 14 Pria / wanita 12,5

Dewasa pria 14,0

Dewasa wanita 12,0

Wanita hamil 10,0

Sumber : Jellife (1996) dalam Sjahmien Moehji (1986)

Zat besi terutama banyak sekali hanya terdapat dalam sayur-sayuran. Demikian juga asam folat, sedang bitamin B12
hanya terdapat dalam bahan makanan yang berasal dari hewan. Pencegahan anemia gizi selain dengan mengkonsumsi bahan
makanan sumber zat besi juga dapat dilakukan dengan jalan memberikan zat besi dalam bentuk tablet kepada wanita
hamil terutama dalam masa tiga bulan terakhir menjelang anak lahir.

4. Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Iodium

Kekurangan iodium akan mengakibatkan membesarnya kelenjar gondok. karena itu, penyakit yang timbul akibat
kekurangan iodium disebut penyakit gondok. Karena penyakit pembesaran kelenjar gondok ini ditemukan di daerah-daerah
tertentu untuk jangka waktu yang lama, maka disebut penyakit gondok endemik.. Di daerah penyakit gondok endemik,
pembesaran kelenjar gondok dapat terjadi pada semua umur, bahkan seorang ibu yang menderita pembesaran gondok
akan melahirkan bayi yang juga menderita kekurangan iodium dan jika tidak diobati maka pada usia satu tahun sudah akan
terjadi pembesaran kelenjar gondoknya.

Kejadian pembesaran kelenjar gondok terbanyak ditemukan pada usia antara 9 sampai 13 tahun pada anak laki-laki dan
antara usia 12 sampai 18 tahun pada anak perempuan. Pada usia dewasa jarang sekali terjadi pembesaran kelenjar gondok
kecuali pada wanita yang sering ditemukan pembesaran kelenjar gondoknya baru timbul setelah usia 19 atau 20 tahun.
Setelah mencapai usia puber, kelenjar gondok yang timbul pada usia kanak-kanak itu cepat sekali membesar dan dapat
berubah menjadi bentuk nodula. Akan tetapi yang mengkhawatirkan adalah kemungkinan terjadinya manusia kerdil atau
kretinisme di samping gangguan perkembangan otak yang membawa akibat gangguan mental.

Terjadinya kekurangan iodium terutama akibat rendahnya kadar iodium dalam tanah sehingga air dan tumbuh-tumbuhan
yang hidup di daerah itu juga rendah kadar iodiumnya. Di samping itu beberapa jenis makanan mengandung zat yang dapat
menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar gondok dan disebut zat goiterogen. Zat tersebut ditemukan dalam sayuran
dari jenis Brassica seperti kubis, lobak, kol kembang. Juga zat tersebut ditemukan dalam kacang kedelai, kacang tanah
dan obat-obatan tertentu. Zat goiterogen tersebut dapat menghalangi pengambilan iodium oleh kelenjar gondok sehingga
konsentrasi iodium dalam kelenjar gondok sangat rendah. Selain itu zat tersebut juga dapat menghambat perubahan
iodium dari bentuk anorganik menjadi bentuk organik sehingga menghambat pembentukan hormon tiroksin.

Masih ada beberapa faktor lain yang diduga dapat mengakibatkan terjadinya pembesaran kelenjar gondok, seperti air
minum yang tercemar, kadar zat kapur dalam air yang terlalu tinggi dan sebagainya. Dengan diketahuinya penyebab
terpenting dari penyakit gondok itu maka usaha-usaha pencegahan telah dapat dilakukan dengan mudah. Pada tahun 1833
dilakukan percobaan dengan mencampurkan iodium ke dalam garam kapur dan baru dalam tahun 1924 usaha pencegahan
penyakit gondok ini dengan menggunakan garam beriodium (iodized salt) secara besar-besaran dilakukan di Amerika
Serikat. Jenis iodium yang digunakan dalam pembuatan garam beriodium adalah persenyawaan iodat kalium (KIO3) dengan
kadar satu bagian iodium dicampur dengan 10.000 200.000 bagian garam. Di Indonesia pembuatan garam beriodium ini
dilakukan dengan jalan memasukkan 3,3 mg larutan KI ke dalam tiap bata garam (brickets) dan dengan cara ini diperoleh
garam beriodium dengan kadar 20 ppm.

5. Gangguan Kesehatan Akibat Kelebihan Zat Energi

Perkembangan ekonomi yang pesat, menyebabkan peningkatan pendapatan penduduk. Hal ini ditandai dengan terjadinya
pergeseran pola konsumsi kearah yang lebih beraneka ragam. Proporsi sumber kalori dari karbohidrat khususnya beras,
berkurang dan diikuti dengan meningkatnya lemak dan protein terutama dari sumber hewani. Dengan meningkatnya
pendapatan ini, mereka yang hidup di kota dengan gaya serta pola makan seperti orang barat, biasanya menjadi menderita
karena kelebihan gizi ini. Pola makan mereka biasanya mengkonsumsi terlalu banyak protein, lemak, makanan tak berserat.

Kelebihan zat gizi dalam hal ini zat energi dalam jangka waktu yang berkesinambungan akan menyebabkan berat badan
meningkat, timbunan lemak meningkat dan terjadi kegemukan (obesitas). Biasanya orang yang gemuk sulit bergerak cepat,
gerakan jadi lamban dan biasanya lebih lanjut mudah terkena gangguan fungsional jantung dan ginjal. Tambahan konsumsi
energi berikutnya pada penderita kegemukan akan menyebabkan energi bersifat racun atau mendekatkan diri pada
kematian dibanding daya manfaat yang sebenarnya. Demikian pula konsumsi protein yang berlebihan menyebabkan beban
kerja ginjal semakin berat, dan bila terus berlebih akan menimbulkan gangguan pada ginjal. Dampak lain dari kelebihan
konsumsi energi dan protein ini selain penyakit jantung dan ginjal, juga dapat mengakibatkan penyakit darah tinggi,
kencing manis, kanker.

Penanggulangan penyakit akibat gizi lebih, harus dimulai dari pengaturan makanan, artinya dengan mengurangi porsi
makanan yang biasa dikonsumsi, mengurangi konsumsi gula, garam, lemak, dan meningkatkan konsumsi makanan yang
berserat seperti sayuran dan buah-buahan.

http://www.smallcrab.com/anak-anak/530-gangguan-kesehatan-akibat-kurang-gizi

Akhir-akhir ini masyarakat dihebohkan dengan masalah kurang gizi yang banyak menimpa anak Indonesia. Kekurangan gizi
terjadi saat pertumbuhan berat badan dan tinggi badan seorang anak tidak seimbang. Kondisi kekurangan gizi yang
terjadi dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan gizi buruk yang sering disebut dengan istilah kurang kalori
protein (KKP) atau kurang energi protein (KEP). Dan yang menyedihkan lagi, kasus tersebut telah banyak ditemukan di
Indonesia

Pertumbuhan anak pada usia balita sebenarnya bias dipantau dengan melihat grafik berat badan yang ada di dalam kartu
menuju sehat (KMS). Jika grafik berat badan ada pada pita warna kuning, anak tersebut masuk kategore KEP ringan, dan
jika ada dibawah garis merah disebut KEP sedang. Di dalam KMS tidak terdapat garis pemisah KEP berat dan KEP sedang,
sehingga untuk menentukan KEP berat digunakan table BB/U (Berat Badan/Umur) baku median WHO-NCHS. KEP berat
atau gizi buruk terjadi jika BB/U kurang dari 60% baku median WHO-NCHS.

A. Macam-macam gizi buruk dan tanda-tandanya


Gizi buruk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu marasmus, kwashiorkor, dan marasmic-kwashiorkor. Marasmus terjadi bila
gizi utama yang kurang adalah kalori atau karbohidrat, sedangkan kwashiorkor terjadi bila gizi utama yang kurang adalah
protein. Sementara itu, marasmic-kwashiorkor merupakan kombinasi keduanya, yaitu kekurangan kalori dan protein.
Adapun ciri-ciri sbb.

Marasmus atau kekurangan konsumsi karbohidrat.

Biasanya diderita bayi berumur kurang dari 1 tahun, bila ditimbang berat badannya kurang dari 60% dari berat
badan standar usia tersebut.

Kulit keriput dan lapisan lemak dibawah kulit sangat tipis sehingga kulit mudah diangkat

Wajah seperti orang tua

Otot daging sangat menyusut dan lembek yang dapat diliat dipaha dan lengan atas yang seharusnya tebal dan
kencang

Perut cekung

Iga gambang (terlihat jelas seperti alat musik gambang)

Sering disertai dengan penyakit kronisberulang seperti diare kronis atau sembelit

Kwashiorkor atau kekurangan protein

Biasanya diderita anak umur 1-3 tahun

Otot dagingnya menyusut dan lembek, tetapi masih ada lapisan lemak dibawah kulit

Terjadi pembengkakan (Oedem) terutama dikaki bagian bawah

Bentuk muka seperti bulan (moon face) dan pandangan mata sayu.

Wajah tampak murung, rewel dan apatis

Warna kulit pucat karena menderita anemia. Selain itu, bisa terjadi kelainan kulit, yaitu bercak-bercak merah
muda yang terus meluasdan berubah warna menjadi cokelat kehitaman dan mudah mengelupas

Rambut berubah. Jika normalnya berwarna hitam bisa berubah menjadi cokelat, coklat kemerahan (pirang)
seperti rambut jagung, atau abu-abu dan sangat mudah dicabut tanpa rasa sakit. Selain itu, rambut yang
keriting bisa menjadi lurus.

Terjadi pembesaran hati

Tidak mempunyai nafsu makan sehingga sulit diberi makan

Sering disertai penyakit infeksi, anemia, diare

Marasmic-kwashiorkor
Biasanya dijumpai tanda-tanda gabungan kedua keadaan tersebut diatas

B. Penyebab kekurangan gizi


Kekurangan gizi bisa disebabkan berbagai faktor terutama faktor keluarga dan faktor lingkungan

C. Bahaya kelebihan gizi


Tidak hanya kekurangan gizi yang bisa menjadi masalah paa anak. Kelebihan gizi juga bisa berdampak serius bagi
kesehatan anak. Keluarga yang mempunyai kebiasaan makan dalam porsi yang berlebihan biasanya akan menular pada pola
makan anak hingga dewasa. Efek yang sering terlihat adalah obesitas tipe hiperplasi, yakni obesitas karena jumlah sel
melebihi batas normal. Obesitas tipe ini akan sulit diturunkan berat badannya. Kondisi ini bisa memicu munculnya berbagai
penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi, hiperkolesterol, dan penyakit jantung.

(Mentor Healthcare)

http://www.balita-anda.com/kesehatan-umum/662-kekurangan-dan-kelebihan-gizi.html

http://emedicine.medscape.com/article/984496-overview

Anda mungkin juga menyukai