STANDING
1406553833
HAPER A PARALEL
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS INDONESIA
PERBEDAAN & PERSAMAAN CLASS ACTION, CITIZEN LAW SUIT, & LEGAL
STANDING
1. PERBEDAAN
adalah anggota masyarakat tanpa ada keharusan bahwa orang tersebut merupakan pihak
atau sebagian Warga Negara Indonesia. Penggugat dalam hal ini cukup membuktikan
bahwa dirinya adalah Warga Negara Indonesia. Penggugat tidak harus merupakan
individu atau kelompok warga negara yang dirugikan secara langsung oleh negara. Oleh
karena itu penggugat tidak harus membuktikan kerugian materil yang telah dideritanya
menteri dan terus sampai kepada pejabat negara di bidang yang dianggap telah
penyelenggara negara tidak boleh didicantumkan sebagai tergugat ataupun turut tergugat.
Jika ada pihak lain (individu atau badan hukum) yang ditarik sebagai
tergugat/turut tergugat maka gugatan tersebut bukan citizen lawsuit lagi, ia menjadi
gugatan biasa karena ada unsur warga negara melawan sesama warga negara. Gugatan
negara dalam pemenuhan hak-hak warga negara. Dalam gugatan harus jelas diuraikan
bentuk kelalaian negara sehingga hak warga negara menjadi tidak terpenuhi. Hak warga
Tuntutan (petitum) dalam gugatan ini harus berisi permohonan agar negara mengeluarkan
suatu kebijakan yang mengatur umum (regeling ) agar perbuatan melawan hukum berupa
kelalaian negara dalam pemenuhan hak warganya tersebut di masa yang akan datang
tidak terjadi lagi. Petitum tidak boleh berisi permohonan ganti rugi materil atau
bukan yang dirugikan secara materil maka penggugat tidak berhak meminta ganti rugi
langsung. Ia juga tidak boleh berisi permohonan agar hakim memerintahkan pemutusan
atau pelaksanaan hubungan hukum perdata antar warga negara. Ini juga membedakan
b. Class Action tidak setiap orang berhak mengajukannya melainkan hanya salah satu/
beberapa orang yang merupakan anggota dari sekelompok orang yang ikut mengalami
Perbedaan yang prinsipil antara gugatan perwakilan (class actions) dengan hak gugat
1) seluruh anggota kelas (class representatives dan class members) sama-sama langsung
tuntutan pencegahan (remedy) atau tuntutan berupa perintah pengadilan untuk melakukan
gugatan organisasi (legal standing) lebih dilandasi suatu pengertian kerugian yang
bersifat publik.
2) tuntutan organisasi (legal standing) tidak dapat berupa ganti kerugian berupa uang,
kecuali ganti kerugian yang telah dikeluarkan organisasi untuk penanggulangannya objek
atau tuntutan berupa perintah pengadilan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
Class Action diajukan masyarakat melalui prosedur perdata yang diwakilkan oleh
satu atau sejumlah orang yang bertindak sebagai pihak penggugat.Hal ini sesuai dengan
unsur-unsur penggugat pada gugatan class action itu sendiri yaitu Wakil Kelompok (Class
sebagai satu orang atau lebih yang menderita kerugian yang mengajukan gugatan
sekaligus mewakili kelompok orang yang lebih banyak jumlahnya.Untuk menjadi wakil
kelompok tidak disyaratkan adanya suatu surat kuasa khusus dari anggota kelompok.Saat
gugatan class action diajukan ke pengadilan maka kedudukan dari wakil kelompok
3. Telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan Anggaran Dasarnya paling singkat 2
(dua) tahun.
Kedua hal tersebut (penggugat) adalah dasar pembeda yang paling kentara pada gugatan
class action dan legal standing,walaupun keduanya adalah sama-sama bentuk pengajuan
2. PERSAMAAN
Persamaan antara Class Action dengan Citizen Law Suit Sama-sama merupakan
pengajuan gugatan yang melibatkan kepentingan sejumlah besar orang secara perwakilan oleh
seorang/ lebih. Selanjutnya mengenai class action dan legal standing bahwa substansi utama
yang mewadahi gugatan perwakilan baik itu berupa class action maupun secara legal standing
adalah keduanya berada pada ranah hukum perdata dan merupakan bentuk pengajuan gugatan
dalam bentuk perwakilan.Hal ini sesuai dengan Undang-undang no 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dimana pada bagian ke tiga mengatur tentang
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Melalui Peradilan dan kemudian dijabarkan lewat
3. CONTOH KASUS
- Contoh Kasus Legal Standing :
Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Kasus Lumpur Panas Sidoarjo. Gugatan ini
hak untuk melakukan gugatan yang berkaitan derngan apa yang selama ini
negara Indonesia. Sementara itu Tergugat I, II, dan III adalah bagian dari
hak asasi manusia pada umumnya, dan warga Sidoarjo korban semburan lumpur
panas yang mengalamai pelanggaran hak terutama Hak Asasi di bidang Ekonomi,
pengacara R.O. Tambunan. Pengacara yang kini tercatat sebagai Ketua Tim Pembela
Demokrasi Indonesia (TPDI) itu melakukan upaya hukum yang lain daripada yang
lain tersebut pada pertengahan 1980-an. Yang ia ajukan ke meja hijau adalah
produsen rokok Bentoel. Ia memperkarakan perusahaan rokok asal Malang tersebut
menggunakan sekelompok remaja sebagai iklannya itu sangat merusak generasi muda
hakim menolak gugatan tersebut. Alasannya, pengacara kondang itu tak memiliki
surat kuasa khusus untuk mengajukan gugatan. Singkat kata, Tambunan yang
mengklaim mewakili remaja seluruh Indonesia itu tak punya kepentingan langsung
dan sama sekali tak menderita kerugian. Kendati begitu, toh langkah Tambunan tak
terlalu sia-sia. Belakangan, Bentoel akhirnya menarik produk bermasalah itu dari
Tata Usaha Negara (PTUN), ada pula perkara yang diajukan langsung ke Mahkamah
Agung (MA). Kasus itu tak lain adalah gugatan kelompok pembaca majalah Tempo
tiga tahun silam. Sekitar 1.000 pembaca menggugat dengan alasan kehilangan hak
sebagai lembaga peradilan tertinggi melakukan hak uji material ( judicial review)
7. http://ejournal.usu.ac.id
9. bem.law.ui.ac.id/fhuiguide/.../haper_class-action.ppt
10. http://www.slideshare.net/yunzz/class-action-legal-standing-citizen-lawsuit