Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
I. Latar Belakang
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau diatas permukaan
bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang
dinamakan batuan beku dalam atau batuan beku intrusif. Dan sering juga dikatakan
batuan beku plutonik. Sedangkan bila magma mencapai permukaan bumi kemudian
membeku terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari magma, baik di
bawah permukaan bumi maupun permukaan bumi, magma ini dapat berasal dari
batuan setengah cair atau batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi,
umumnya proses pelelehan terjadi oleh proses berikut ini : kenaikan temperatur,
penurunan tekanan atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe dari batuan beku
telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk dibawah permukaan bumi
Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu
kenampakan suatu massa dari unit-unit kristal yang saling mengunci kecuali gelas
yang bersifat kristalin. Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat
perjalanan ke permukaan bumi maka mineral-mineral akan terbentuk.
Dalam mempelaajari batuan beku itu terdapat berbagai keberagaman bentuk
batuan beku yang terbentuk dari pembekuan magma yang dimana batuan-batuan itu
memiliki sifat fisik berbeda-beda sehingga dapat dibedakan dengan batuan beku
lainnya.

II. Maksud Dan Tujuan


II.1. Maksud.
Adapun maksud kami melakukan percobaan batuan beku yaitu untuk
mengetahui proses terbentuknya batuan beku dan mengetahui kandungan kristal
didalam batuan beku.
II.2. Tujuan.
Adapun tujuan praktikan mempelajari mengenai batuan beku yaitu untuk
mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Dapat menjelaskan proses pembentukan batuan beku.
b. Dapat membedakan jenis-jenis batuan beku ( asam, intermediate, basa dan ultra
basa ).
c. Dapat mendeskripsi jenis-jenis batuan beku.
III. Alat Dan Bahan
III.1. Alat.
a. Lub
b. Lap halus dan lap kasar
c. Batuan.
RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI
093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
III.2. Bahan.
a. Alat tulis menulis
b. Problem set.

IV. Tinjauan Pustaka.


Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari magma, baik
dibawah permukaan bumi maupun dibawah permukaan bumi. Ciri khas batuan beku
adalah kenempakannya yang kristalin.
Tekstur dalam batuan beku didefenisikan sebagai, hubungan antara massa
mineral dan massa gelas yang membentuk massa dalam batuan. Tekstur berkaitan
dengan ukuran, bentuk, dan susunan mineral dalam batuan. Tekstur ini sangat
ditentukan oleh kecepatan dan aode kristalisasi. Jadi tekstur merupakan fumgsi dari
sejarah yang ditentukan pembentukan batuan beku. Tekstur menunjukan derajat
kristalisasi ukuran butir, atau granularitas dan kemas atau hubungan antara unsur-
unsur itu. ( Danang Endarto, 2005 ).
Willyam, 1982 mengemukakan beberapa teori terkait dengan tekstur batuan :
jika suatu mineral dilingkupi mineral lainnya maka mineral yang melingkupinya
adalah lebih mudah. Jika kristal besar dan kecil bersama-sama dalam suatu batuan,
yang kristal besar akan terbentuk lebih dahulu. Mineral terbentuk lebih awal
biasanya terbentuk culredral atau paling tidak mendekati euhedral, dibanding yang
terbentuk kemudian.
IV.1. Proses Kristalisasi Magma
Karena magma merupakan cairan yang sangat panas, maka ion-ion yang
menyusun magma dapat bergerak bebas tak beratuaran. Sebaliknya pada saat magma
mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan ion-ion akan
mulai mengatur dirinya menyusun bentu yang teratur. Proses ini disebut kristalisasi.
Pada umumnya material yang menyususn magma tidak membeku pada waktu yang
bersamaan.
Kecepatan pendinginan magma sangat berpengaruh terhadap ukuran Kristal
yang terbentuk. Apabila pendinginan magma berlangsungdengan lambat, ion-ion ini
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan membentuk
kristal yang berukuran besar. Apabila pendinginan berlangsung sangat cepat maka
tidak ada kesempatan bagi ion untuk membentuk Kristal, sehingga hasil
RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI
093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
pembekuaanya akan menghasilkan atom yang tak beraturan (hablur), yang
dinamakan dengan mineral gelas (glass).
IV.2. Derajat kristalin.
Derajat kristalin merupakan keadaan proporsi antara massa kristal dan massa
gelas dalam batuan. Dikenal 3 kelas yaitu :
a. Holokristalin yaitu apa bila batuan tersusun seluruhnya oleh massa kristal.
b. Hipokristalin yaitu apa bila batuan tersusun seluruhnya oleh massa gelas.
c. Holoyalin yaitu apa bila batuan seluruhnya tersusun oleh massa gelas.
IV.2. Granularitas.
Granularitas merupakan ukuran butir kristal didalam batuan beku, dapat
sangat halus yang tidak dapat dikenal dengan menggunakan mikroskop, tetapi dapat
pula sangat kasar. Umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran buti, yaitu fenerik
dan afanitik. ( Danang Endarto, 2005 ).
a. Fenerik
Dikatakan fenerik karena ukuran kristal dalam batuan relatif besar, sehingga
dapat di bedakan dengan mata telanjang. Kristal indifidu yang merupakan kristal
fenerik dapat dibedakan menjadi ukuran-ukuran :
1. Halus, ukuran diameter rata-rata kristal indifidu.
2. Sedang, ukuran diameter rata-rata kristal indifidu 1 mm 5 mm.
3. Kasar, ukuran rata-rata kristal indifidu 5 mm- 3 mm.
4. Sangat kasar, ukuran diameter kristal lebih dari 30 mm.
b. Afanitik.
Dikatakan afanitik bila ukuran butir indifidu kristal, relatif sangat halus,
sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. Batuan dengan tekstur
afanitik dapat tersusun atas massa kristal, massa gelas atau keduanya. Selain itu
dikenal pula istilah mikrokristalin dan kriptokristalin. Disebut mikrokristalin apa bila
kristal indifidu dapat dikenal dengan mikroskop, sedangkan jika tidak dapat dikenal
dengan mikroskop maka disebut kriptokristalin. ( Danang Endarto, 2005 ).
Untuk glanularitas dan kristalitas sangat dipengaruhi oleh komposisi kimia magma
dalam hal ini akan mempengaruhi kecepatan pendinginan, viskositas, dan kedalaman
sebagai fungsi kedalaman.
IV.3. Fabrik.
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali
biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang berbentuk terakhir biasanya mengisi
ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat
melalui pengamatan mikroskop yaitu :
a. Euhedral : yaitu bentuk kristal yang sempurna.
RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI
093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
b. Subhedral : yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna.
c. Anhedral : yaitu bentuk kristal yang tidak sempuna.
IV.4. Relasi.
Hubungan antara kristal yang beku yaitu :
a. equigranular, yaitu ukuran kristalnya sama atau hampir sama besar.
b. Inequigranular, yaitu dimensinya takteratur.
IV.5. Klasifikasi batuan beku
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia,
tekstur, dan mineraloginya.
a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :
1. Batuan beku plutonik
2. Batuan beku hypabisal
3. Batuan beku vulkanik
b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu :
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic kurang dari 30%.
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30 % - 60 %.
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60 % - 90 %.
4. Hypermalanic rock, yaitu kandungan maficnya lebih dari 90 %.
c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandunga SiO2nya batuan beku
diklasifikasikan menjadi empat yaitu :
1. Batuan beku asam, mengandung SiO2 lebih dari 65 % contohnya diorit, ryolit.
2. Batuan beku intermediat, kandungan SiO2 65 % - 52 % contohnya diorit, andesit.
3. Batuan beku basa, kandungan SiO2 52 % - 45 % contoh gabbro, basalt.
4. Batuan beku ultra basa, kandungan SiO2 kurang dari 30 %.
IV.6. Komposisi Mineral Batuan Beku
Mineral-mineral yang membentuk batuan beku ditentukan oleh komposisi
kimia magma yang membentuknya. Seperti halnya batuan beku yang telah diketahui
mempunyai variasi yng sangat besar, maka macam magmapun yang mempunyai
variasi yang besar pula. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa magma yang sama
kemungkinan dapat menghasilkan kandungan mineral yang bervariasi. (Geologi
Fisik.2004)
Mineral-mineral yang telah mengkristal dan masih terdapat dalam lingkungan
magma yang cair, akan bereaksi dengan sisa cairan magma dan menghasilan mineral.
Susunan atau urutan proses kristalisasi magma dikenal dengan nama Bowens
reaction series. Pada bagian kiri dari susunan ini, terjadi raksi antara unsure-unsur
penyusun magma yang terbentuk mineral olivine dan dilanjutkan dengan
pembentukan mineral viroksin. Reaksi ini akan terus berlangsung sampai mineral
terakhir dalam seri ini biotic, terbentuk. Seri bagian kiri disebut discountinous

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
reaktion series, Karena tiap mineral yang terbentuk mempunyi struktur Kristal yang
berbeda. (Geologi Fisik.2004)
Pada seri bagian kanan, reaksi berlangsung terus menerus sehingga disebut
countinaus reaction series mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral felfar
yang kaya kalsium (cafelfar), bereaksi dengan ion-ion sodium (Na) yang semakin
meningkat presntasenya di dalam magma. (Geologi Fisik.2004)
Pada proses ristalisasi setelah magma mengalami pembekuan, system magma
akan membentuk mineral kuarsa, mukivit dan ortoklas (K-Felsfar). Meskipun
mineralo-mineral yang terakhir disebutka gterdapat dalam urutan bowen reation
series, tetapi bagian ini tidak benar-benar merupakan dari seri dari seri reaaksi antara
mineral dengan sisa magma. (Geologi Fisik.2004)
Pada suatu tigkat proses kristalisasi magma, bagian yang telah mengkristal
lebih dahulu (padat) akan memisahkan diri dari bagian yang cair. Hal semacam ini
dapat terjadi karena mineral-mineral yang mengkristal ebih dahulu lebih berat
daripada bagian magma yang masish cair, sehingga mineral-mineral tersebut akan
turun kebawah dan teronsentrasi pada dasar dapur magma. Proses pegendapan ini
tejadi secara bertahap mulai dari mineral-mneral gelap seperti olivine. Bila mana sisa
magma kemudian mengkristal, baik ditempat tersebut ataupun ditematnya yang baru
karena magma mengalami migrasi dari dapur magma, maka akan terbentuk batuan
beku dengan komposisi yang berbeda dengan komposisi magma asal. Proses
segregasi atau pemisahammineral akibat gaya berat mineral itu sendiri disebut
deperensiasi kristalisasi atau disebut juga fractional crystallization (kristalisasi
praksional). Pada tiap tingkatan dari proses kristalisasi, cairan magma akan terpisa
dari bagian magma yang telah padat. Akibarnya kristalisasi praksional akan
menghasilka batuan beku dengan rentang komposisi yang cukup besar. (Geologi
Fisik.2004).
IV.7. Batuan Ekstrusi
Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan di
permukaan bumi baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut. Matiar ini
mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat, debu atau suatu larutan yang
kental dan panas, cairan ini biasa disebut lava bentuk dan susunan kimia dari lava
mempuyai ciri tersendiri. (Mineral dan Batuan.1987)
Ada dua tipe magma intrusi, yang pertama memiliki kandungan silika yang
renda dan viskositas relative rendah. Sebagai contoh adalah lava balatik yang sampai

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
kepermukaan melalui cela dan setelah dipermukaan mengalami pendinginan yang
cepat. Biasanya lava basaltic memiliki sifat sangat cair, sehingga bila sampai ke
permukaan akan menyebar dengan daerah yang sangat luas. Gunung-gunung
dikepulauan Hawai merupakan suatu contoh yang sangat baik untuk magma yang
berifat basaltic. Lava basaltic didaerah Hawai ini mengeluaran material seperti,
batuan yang berukura bongkah, butira halus sampai kekacaan (glas). Bila sampai
dipermukaan dan mengalami pelapikan akan menjadi tanah (lempung), jika
berakumulasi dibawah permukaan akan merupakan suatu lapisan di dalam
pengendapan batuan sedimen. (Batuan dan Mineral.1987)
IV.8. Batuan Intrusi
Proses batuan beku sangat berbeda dengan kegiatan batuan vulkanik, krena
perbedaan dari tempat terbentuknya dari kedua jenis ini. Tiga prinsif dar tive bentuk
intrusive batuan beku, bentuk dasar dari geometri adalah:
1. Bentuk tidak beraturan
2. Bentuk tabular
3. Bentuk pipa
Dimana kontak diantara batuan intrusi dengan batuan yang di intrusi atau
daerah batuan, bila sejajar dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi ini disebut
konkornan. Bila bentuk kontaknya kontras disebut diskordan atau memotong dari
lapisan massa batuan. (Batuan dan Mineral.2004
1. Bentuk tidak beraturan pada umumnya terbentuk dikordan dan biasanya memiliki
bentuk yang jelas dipermukaan bumi. Penampang lintang dari tubuh ploton
(intrusi dengan betuk tidak beraturan) memperlihatkan bentuk yang sangat besar
dan kedalaman yang tidak diketahui batasnya. (Batuan dan Mineral.2004)
2. Intrusi berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang berbeda yaitu dike (retas)
mempunyai bentuk diskordan dan sil mempunyai bentuk kondordal. Dike adal
intrusi yang memotong bidang perlapisan dari batuan induk. (Batuan dan
Mineral.2004
3. Tipe ketiga dari tubuh intrusi relaaatif memiliki tubuh yang kecil, hanya plotom-
pluton diskordan, bentuk yang khas dalam grup ini adalah intrusi-intrusi selinder
atau pipa sebagian besar merupakan sisa dari korok suatu gung api tua, biasa
diebut vulkanik nek (teras gunung api). (Batuan dan Mineral.2004)

V. Prosedur Kerja.
Dalam melakukan pengujian terhadap batuan beku praktikan melakukan
beberapa hal sebagai berikut:
RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI
093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
1. Mengidentifikasi warna segar dan warna lapuk batuan tersebut
2. Menentukan jenis batuan yang di identifikasi
3. Mengidentifikasi tekstur batuan tersebut, yang dimana tekstur batuan ada 3 yaitu:
a. Kristalinitas : Keadaan proporsi antara massa Kristal atau massa gelas
b. Granularitas : Ukuran butir Kristal dalam batuan beku terdapat sangat halus
yang hanya dapat di lihat dengan menggunakan mikroskop, tetapi ada juga
yang sangat kasar yang dapat dilihat dengan mata telanjang
c. Pabrik : bentuk Kristal, baik berbentuk lonjong, bundar dan sebagainya
4. Mengidentifikasi komposisi mineralnya
5. Menentulan kandungan mineral pelengkapnya, kemudian menentukan mineral
tambahannya, dan menentukan mineral utama dari batuan tersebut. Dalam
pengidentifikasi ini dilihat dari tiga sisi batuan tersebut.
6. Menentukan struktur batuan dan memberinama batuan bedasarkan skala fenton
(1950) dan travis (1955)

V. Hasil
V.1. Batuan ke-1
Nomor urut : 01
Nomor peraga :
Warna segar : Abu-Abu
Warna lapuk : Coklat
Jenisbatuan : Intermediet
Tekstur :
a. Kristalinitas : Holokristalin
b. Granularitas : Fenerik
c. Febrick :
Bentuk : Subhedral
Relasi : Enigranular
Komposisi mineral :
Mineral Nama Mineral Presentase Rata-rata
Mineral pelengkap Kuarsa 25 % 20 % 30 % 25 %
Mineral tambahan Biotit 15 % 10 % 15 % 13,333 %
Mineral utama Felasfar Plagioklas 60 % 70 % 55 % 61,667 %
Struktur : Masiv
Nama mineral : Diorit (Fenton, 1950)
Diorit (Travis, 1955)

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU

V.2. Batuan ke-2


Nomor urut : 02
Nomor peraga :
Warna segar : Hitam
Warna lapuk : Coklat
Jenis batuan : Basa
Tekstur :
a. Kristalinitas : Holoyalin
b.Granularitas : Afenitik
c. Febrick :
Bentuk : Euhedral
Relasi : Equigranular
Komposisi mineral :
Mineral Nama Mineral Presentase Rata-rata
Mineral pelengkap Olivin 15 % 15 % 15 % 15 %
Mineral tambahan Biotik 15 % 5 % 10 % 10 %
Mineral utama Piroksi 70 % 80 % 75 % 75 %
Struktur : Masiv
Nama : Basalt Porphyri (Fenton, 1950)
Forfiri Basalt (Travis, 1955)

V.3. Batuan ke-3

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
Nomor urut : 03
Nomor peraga :
Warna segar : Hijau Tua
Warna lapuk : Coklat
Jenisbatuan : Intermediet
Tekstur :
a. Kristalinitas : Holokristalin
b.Granularitas : Fenerik
c. Febrick :
Bentuk : Subhedral
Relasi : In Equigranular
Komposisi mineral :
Mineral Nama Mineral Presentase Rata-rata
Mineral pelengkap Amphibol 10 % 15 % 10 % 11,667 %
Mineral tambahan Olivin 40 % 20 % 35 % 31,667 %
Mineral utama Piroksin 50 % 65 % 55 % 56,667 %
Struktur : Masiv
Nama : Gabro (Fenton, 1950)
Gabro (Travis, 1955)

V.4. Batuan ke-4


Nomor urut : 04
Nomor peraga :
Warna segar : Putih ke Abu-Abuan
Warna lapuk : Coklat
Jenis batuan : Asam
Tekstur :

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
a. Kristalinitas : Hipokristalin
b.Granularitas : Fenerik
c. Febrick :
Bentuk : Subhedral
Relasi : Equigranular
Komposisi mineral :
Mineral Nama Mineral Presentase Rata-rata
Mineral pelengkap Kuarsa 15 % 15 % 25 % 11,667 %
Mineral tambahan Biotit 15 % 15 % 15 % 31,667 %
Mineral utama Felsfar Ortoklas 70 % 65 % 60 % 56,667 %
Struktur : Masiv
Nama : Granit (Fenton, 1950)

Granit (Travis, 1955)

V.5. Batuan ke-5


Nomor urut : 05
Nomor peraga :
Warna segar : Abu-Abu
Warna lapuk : Coklat
Jenis batuan : Basa
Tekstur :
a. Kristalinitas : Hipokristalin
b. Granularitas : Fenerik
c. Febrick :
Bentuk : Anhedral
Relasi : In Enigranular
Komposisi mineral :
Mineral Nama Mineral Presentase Rata-rata
Mineral pelengkap Olivin 30 % 25 % 30 % 11,667 %
Mineral tambahan Piroksin 40 % 20 % 35 % 31,667 %
Mineral utama Felsfar Plagioklas 50 % 65 % 55 % 56,667 %

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
Struktur : Masiv
Nama : Diorite Quarz (Fenton, 1950)
Diorit Kuarsa (Travis, 1955)

VII.Pembahasan
VII.1. Batuan beku ke-1
Batuan beku pertama memiliki warna segar abu abu dan warna lapuk yaitu
coklat dan termasuk jenis batuan intermedit.
Tekstur batuan ini yaitu kristalisasi holokristalin apabila seluruh massa batuan
beku terdiri dari Kristal (Mineral), batuan beku intiksif plutoik. Tekstur granularitas
fenerik yaitu Kristal yang bias dibedakan dengan kasat mata. dan febriknya meliputi
bentuk subhedral adalah bidang kristalnya merupakan percampuran yang baik dan
tidak baik, dan adapun relasinya eqigranular yaitu ukuran kristalnya hampir sama
besar
Komposisi kimianya dari jumlah rata-ratanya yaitu Kuarsa 25 % sebagai
mineral pelengkap, Biotit 13,333 % sebagai mineral tambahan, dan Felsfar
Plagioklas 61,667 % mineral utama. Adapun tekstur batuan beku ini adalah masiv
dengan nama menutut fenton (1950) yaitu Diorit dan menurut Travis (1955) yaitu
Diorit.
Diorit adalah jenis batuan beku dalam yang terbentuk dari hasil peleburan
lantai samudra yang bersifat mafic suatu subduction, biasanya di produksi pada busur
lingkaran vulkanis, dan membentuk suatu gunung di dalam kodileran (subduction
sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan pengunungan).

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
Metode penambangan yang biasa diterpkan terhadap diorite adalah tambang
terbuka (quarry). Bentuk tofografi bahan galiannya berbentuk bukit, dan
penambangannya di mulai dari puncak bukit (top hill type) ke arah bawah (top down)
secara bertahap membentuk jenjang (bench). Adapun fungsi batuan ini adalah
sebagai batu ornament dinding lantai dan biasa di gunakan sebagai bahan pondasi
beton.
VII.2. Batuan beku ke-2
Batuan beku ke dua ini mempunyai warna segar hitam dan warna lapuknya
coklat, jenis batuannya basa.
Tekstur batuan ini meliputi krstanilisasi holoyalin ialah apabila seluruh massa
batuan terdiri dari nonkristal/amorf/glas, pada batuan beku ekstrusif-vulkanik.
tekstur granularitasnya afanitik dimana sangat sulit dibedakan kristalnya dengan
kesat mata. Dan tekstur febriknya meliputi bentuk Euhedral yaitu bidang batas
Kristal yang baik dan adapun relasinya eqigranular. yaitu ukuran kristalnya hampir
sama besar.
Komposisi kimianya dari jumlah rata-ratanya yaitu Olivin 15 % sebagai
mineral pelengkap, Biotik 10 % sebagai mineral tambahan, dan Piroksi 75 % mineral
utama. Adapun tekstur, batuan ini dalah masiv dengan nama menutut fenton (1950)
yaitu Basalt dan menurut Travis (1955) yaitu Basalt.
Basalt adalah jenis batuan beku dalam yang terbentuk, dari pembekuan
magma. Basalt dapat dikenal dari warnanya yang hitam atau gelap dengan butiran
Kristal Kristal yang haus. Di lapangan basalt dapat dikenal dari adanya indikasi
aliran daalam bentuk lubang gas atau mineral dengan orientasi arah tertentu.
Basalt ini di tambang menggunakan pralatan tambang mekanis, dengan
cangkul dan linggis, dan diangkut menggunkan truk Fungsinya sebagai bahan
bangunan. Kegunaan basal adalah sebagai bahan baku poles (tegel, ornament, dll),
bahan bangunan, pondasi bangunan, dll.
VII.3. Batuan beku ke-3
Batuan beku ke lima ini mempunyai warna segar hijau tua dan warna lapuk
coklat, dengan jenis batuannya intermedit. Tekstur batuan ini meliputi kristalinitas
holokristalin, granularitsnya fenerik, dan febriknya meliputi bentuk subhedral dan
relasinya in eqigranular.

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
Komposisi kimianya dari jumlah rata-ratanya yaitu Amphibol sebagai
mineral pelengkap 11,667 %, Olivin 31,667 % sebagai mineral tambahan, dan
Piroksin 56,667 % mineral utamanya. Adapun tekstur, batuan ini dalah masiv dengan
nama menutut fenton (1950) yaitu Gabro dan menurut Travis (1955) yaitu Gabro.
Gabro termasuk dalam batuan beku basa yang terbentuk secara plutonik,
sehingga batu gabro terbentuk pada kedalaman yang sangat besar yang mempunyai
Kristal lebih dari 1 mm, dengan mineral penyusun terang, kegunaan batu gabro untuk
menghasilakn pelapis dinding (sebagai marmer dinding.
VII.4. Batuan ke-4
Batuan ini memiliki warna segar putih ke abu-abuan warna lapuknya coklat.
Termasuk batuan jenis batuan asam, Tekstur batuan ini meliputi kristalinitas
hipokristalin dan granularitasnya fenerik, meliputi bentuk subhedral mempunyai
relasi equarenular.
Komposisi kimianya dari jumlah rata-ratanya yaitu Kuarsa 11,667 %
sebagai mineral pelengkap, Biotik 31,667 % sebagai mineral tambahan, dan Piroksi
56,667 % mineral utama. Adapun tekstur, batuan ini dalah masiv dengan nama
menutut fenton (1950) yaitu Granit dan menurut Travis (1955) yaitu Granit.
Granit adalah batuan beku plutonik yang terjadi dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi dan mempunyai
Kristal-kristal kasar. Manfaatnya adalah suatu bahan bangunan rumah dan gedung
untuk membangun monumen, jalan dan jembatang, sebagai batu hias (dekorasi).
VIII.5. Batuan ke-5
Batuan ini memiliki warna segar abu-abu dan warna lapuknya coklat dan
batuan ini termasuk batuan basa.
Tekstur batuan ini meliputi kristanlitas hipokristain, granalitasnya fenerik,
dan adapun febrik meliputi bentuk anhedral dan relasi in equigranular.
Komposisi kimianya dilihat dari tiga sisi yaitu olivin 11,64 % sebagai
mineral pelengkap, Piroksin 31,667 % sebagai mineral tambahan, dan Felsfar
Plagioklas 56,667 % mineral utama. Adapun tekstur, batuan ini adalah masiv dengan
nama menutut fenton (1950) yaitu Diorite Quarz dan menurut Travis (1955) yaitu
Diorit kuasa

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU
Adapun batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma yang
berkomposisi basa dan terbentuk dipermukaan bumi atau dekat permukaan bumi,
batuan ini berfungsi sebagai bahan bangunan.
Diorit kuarsa dalah jenis batuan beku dalam yang terbentuk dari hasil
peleburan lantai samudra yang bersifat mafic suatu subduction, biasanya di produksi
pada busur lingkaran vulkanis, dan membentuk suatu gunung di dalam kodileran
(subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan pengunungan).
Metode penambangan yang biasa diterpkan terhadap diorite adalah tambang
terbuka (quarry). Bentuk tofografi bahan galiannya berbentuk bukit, dan
penambangannya di mulai dari puncak bukit (top hill type) ke arah bawah (top down)
secara bertahap membentuk jenjang (bench). Adapun fungsi batuan ini adalah
sebagai batu ornament dinding lantai dan biasa di gunakan sebagai bahan pondasi
beton.

VI. Kesimpulan
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari magma, baik di
bawah permukaan bumi maupun permukaan bumi, magma ini dapat berasal dari
batuan setengah cair atau batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi,
umumnya proses pelelehan terjadi oleh proses berikut ini : kenaikan temperatur,
penurunan tekanan atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe dari batuan beku
telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk dibawah permukaan bumi
Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu
kenampakan suatu massa dari unit-unit kristal yang saling mengunci kecuali gelas
yang bersifat kristalin. Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat
perjalanan ke permukaan bumi maka mineral-mineral akan terbentuk.

VII. Saran
Adapun saran praktikan terhadap sisten ialah, sebaiknya asisten selalu
memberikan respon kepada praktikum agar praktikum dapat selalu mengingat dan
memahami apa yang sudah di responkan oleh asisten

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU

VIII. Daftar pustaka


Korps Asisten.2015.Penuntun Praktikum Geologi Dasar.Makassar: Universitas
Muslim Islam
Noor Djumri.2010.Geomorfologi.Bogor: Universitas Pakuan
Noor Djumri.2010.Pengantar Geologi.Bogor: Universitas Pakuan
Rocmanto Budi.2004.Geologi Fisik.Makassar: Unhas
Setia Dodi Graha.1987.Batuan dan Mineral.Bandung: Nova

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
BEKU

ASISTEN PRAKTIKAN

(M. REZKI AGUNG SETIAWAN) (RAHMAT ROSADI)

RAHMAT ROSADI RAHMAH HIDAYANTI


093 2014 0066 093 2013 0112

Anda mungkin juga menyukai