Anda di halaman 1dari 117

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN LANGKAT

TESIS

Oleh
SUJARNO
067018063/EP

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN LANGKAT

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains


dalam Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh
SUJARNO
067018063/EP

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN LANGKAT
Nama Mahasiswa : Sujarno
Nomor Pokok : 067018063
Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Dr. Rahmanta, M.Si)


Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

Tanggal lulus : 23 Desember 2008

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Telah diuji pada
Tanggal : 23 Desember 2008

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : 1. Dr. Murni Daulay, M.Si
Anggota : 2. Dr. Rahmanta, M.Si
3. Irsyad Lubis, M.Soc.Sc., PhD
4. Drs. Iskandar Syarief, M.A
5. Drs. Rujiman, M.A

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
ABSTRAK

Sumber daya perikanan sebenarnya secara potensial dapat dimanfaatkan untuk


meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, namun pada kenyataannya
masih cukup banyak nelayan belum dapat meningkatkan hasil tangkapannya,
sehingga tingkat pendapatan nelayan tidak meningkat.
Tujuan penelitian ini mengamati dan menganalisis 4 faktor yang
mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat yaitu: modal kerja, tenaga
kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut dengan menggunakan metode Ordinary
Least Squares (OLS) pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
diperoleh hasil bahwa modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh
melaut secara bersama-sama mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten
Langkat.
Dari 4 faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan, ternyata modal kerja
memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan faktor tenaga kerja,
pengalaman dan jarak tempuh melaut. Dengan demikian dalam kegiatan melaut para
nelayan untuk lebih memperhatikan modal kerja. Namun, juga harus memperhatikan
faktor tenaga kerja, jarak tempuh melaut karena faktor tersebut juga merupakan
faktor-faktor penunjang pendapatan nelayan.
Dengan memperhatikan hasil penelitian yang diperoleh bahwa modal kerja
memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan faktor-faktor yang lain
terhadap pendapatan nelayan, maka disarankan untuk membuka akses mendapatkan
modal kerja dengan cara bekerjasama dengan koperasi atau lembaga keuangan bank
dan non bank. Disamping itu juga para nelayan diberikan pembinaan dan
pengembangan kemampuan dalam menangkap ikan dan juga meningkatkan teknologi
dalam menangkap ikan dengan teknologi yang tepat guna.

Kata kunci: Pendapatan Nelayan, Modal Kerja, Tenaga Kerja, Pengalaman,


Jarak Tempuh Melaut, Ordinary Least Squares (OLS)

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
ABSTRACT

In Law No.32 Year 2004 as guideline of Local Middle Term Development


Plan of Langkat District year 2006/2010 has decided that the goal of development is
to improve the people prosperity. The improvement of people prosperity can be
achieved if the income of the people increase sufficiently so that it can meet the basic
need of their life.
Fishery resources is actually potential benefited to improve the standard of
living and the prosperity of the fishermen, but in reality, there are so many fishermen
who still can not improve the result of their catching fish that the income of the
fishermen does not increase.
This study observes and analyzes four factors, such s working capital,
manpower, experience, and distance of going to sea which influence on the income of
found that working capital, manpower, experience and distance of going to sea all
together influence the income of the fishermen in Langkat District.
Of the four factors which influence on the fishermen income, working capital
factors gives nigger contribution compared with manpower, experience and distance
of going to sea factors. However, manpower and distance of going to sea factors must
also be considered because these factors are supporting factors to the income of
fishermen.
By taking care of the result of this study that working capital factors gives
bigger contribution compared with other factors on the income of the fishermen, it is
suggested to open access to get working capital by cooperating with cooperation or
banks and non-banking institutions. It is also necessary to perform founding and the
development of ability in catching the fish and to improve the technology in catching
fish by using effective technology.

Key words: Fishermen income, Working Capital, Manpower, Experience, Distance


of Going to Sea, Ordinary Least Square (OLS)

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain puji syukur yang sangat dalam

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena limpahan Rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul: Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Kabupaten

Langkat.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan semua pihak yang telah

memberikan bantuan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini perkenankan

penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu penulis yaitu kepada;

1. Ibu Dr. Murni Daulay M.Si sebagai komisi pembimbing dan sekaligus sebagai

Ketua Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan dan Bapak Dr. Rahmanta,

M.Si. sebagai anggota komisi pembimbing, atas kesempatan/waktu dan pikiran

yang telah diberikan mulai dari penulisan proposal sampai dengan selesainya

penulisan tesis ini.

2. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Magister Ekonomi

Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang dengan

tulus dan ikhlas telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti

pendidikan.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
3. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

5. Para Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

6. Teman-teman khususnya angkatan XI yang telah bersama-sama menambah ilmu

selama masa perkuliahan dari awal sampai akhir.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan

memberikan dorongan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis

dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tesis ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk

perbaikan tesis ini senantiasa penulis harapkan.

Mudah-mudahan penulisan tesis ini dapat memberikan banyak manfaat

sehingga memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pembangunan

khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Ekonomi

Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang akan menyusun penulisan tesis.

Akhir kata semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridho

dari Tuhan yang Maha Kuasa.

Medan, Desember 2008

Penulis,

SUJARNO

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Sujarno
2. Agama : Islam
3. Tempat/Tgl. Lahir : Tandam Hulu II, 6 Juni 1964
4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
5. Nama orangtua
Ayah : Pungut Dikromo
Ibu : Rinem
6. Pendidikan
a. SD MAJU BINJAI : Lulus Tahun 1976
b. SMP MELATI BINJAI : Lulus Tahun 1980
c. SMA NEGERI 1 BINJAI : Lulus Tahun 1983
d. D3 APDN MEDAN : Lulus Tahun 1990
e. S1 FISIPOL UMA : Lulus Tahun 2002
f. Sekolah Pascasarjana USU Medan : Lulus Tahun 2008

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman

ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 9


2.1 Nelayan ................................................................................... 9
2.2 Landasan Teori........................................................................ 10
2.2.1 Teori Produksi............................................................... 10
2.2.2 Fungsi Produksi............................................................. 13
2.3 Nelayan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan 15
2.3.1 Modal dan Biaya Produksi ........................................... 21
2.3.2 Faktor Tenaga Kerja..................................................... 22
2.3.3 Faktor Jarak Tempuh Melaut ....................................... 23
2.3.4 Faktor Pengalaman....................................................... 23
2.4 Pengertian Pendapatan ........................................................... 24
2.5 Penelitian Sebelumnya ........................................................... 25
2.6 Kerangka Pemikiran............................................................... 27
2.7 Hipotesis Penelitian................................................................ 29

BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 30


3.1 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 30
3.2 Lokasi Penelitian..................................................................... 30
3.3 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 30
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 31
3.5 Uji Validasi ............................................................................ 33
3.6 Model Analisis ....................................................................... 34

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
3.7 Metode Analisis ..................................................................... 35
3.8 Definisi Operasional............................................................... 36
3.9 Uji Kesesuaian ....................................................................... 37
3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ......................................... 37
3.10.1 Multikolinearitas ........................................................ 37
3.10.2 Heteroskedastisitas..................................................... 39
3.10.3 Normalitas .................................................................. 40
3.10.4 Linieritas .................................................................... 41

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 42


4.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Langkat .................................. 42
4.1.1 Wilayah dan Iklim........................................................ 42
4.1.2 Kependudukan dan Jumlah Nelayan............................ 43
4.1.3 Ketenagakerjaan........................................................... 46
4.1.4 Perikanan...................................................................... 46
4.2 Uji Validasi ............................................................................. 47
4.3 Karakteristik Nelayan Pada Obtek Penelitian ........................ 49
4.3.1 Usia Nelayan ............................................................... 50
4.3.2 Tingkat Pendidikan ..................................................... 50
4.3.3 Jumlah Anggota Keluarga........................................... 51
4.3.4 Lantai Rumah .............................................................. 52
4.3.5 Dinding Rumah ........................................................... 52
4.3.6 Atap Rumah ................................................................ 53
4.3.7 Alat Penerangan .......................................................... 53
4.3.8 Sumber Air Minum ..................................................... 54
4.3.9 Tempat Membuang Kotoran/Tinja.............................. 54
4.3.10 Status Kepemilikan Rumah......................................... 55
4.3.11 Kepemilikan Perahu, Perahu dan Kapal Motor .......... 55
4.3.12 Sistem Pembagian Hasil.............................................. 56
4.4 Karakteristik Nelayan Terhadap Pendapatan di Kabupaten
Langkat.................................................................................... 57
4.4.1 Usia Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten
Langkat.......................................................................... 57
4.4.2 Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Nelayan di
Kabupaten Langkat ....................................................... 57
4.4.3 Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Pendapatan
Nelayan di Kabupaten Langkat..................................... 58
4.4.4 Status Kepemilikan Rumah Terhadap Pendapatan
Nelayan di Kabupaten Langkat..................................... 59
4.4.5 Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Terhadap
Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat ................. 60

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.5 Tingkat Pendapatan Nelayan dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya .................................................................. 61
4.6 Hasil Estimasi Dengan Menggunakan Metode OLS .............. 63
4.7 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 67
4.7.1 Uji Multikolinieritas...................................................... 68
4.7.2 Uji Heteroskedastisitas.................................................. 69
4.7.3 Uji Normalitas............................................................... 69
4.7.4 Uji Linieritas ................................................................. 70

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 72


5.1. Kesimpulan ............................................................................ 72
5.2. Saran-Saran ............................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Kontribusi Sub Sektor Perikanan Terhadap PDRB Tahun 2000 - 2005
Kabupaten Langkat Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 ................... 4

1.2 Perkembangan Produksi Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat


Tahun 2005 2006 .................................................................................. 5

3.1 Jumlah Nelayan di Kabupaten Langkat Tahun 2007 ............................... 31

3.2 Jumlah Sampel Nelayan di Kabupaten Langkat Tahun 2007 .................... 33

4.1 Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Langkat


Tahun 2004 2007 .................................................................................... 44

4.2 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Langkat


Tahun 2007 ................................................................................................ 45

4.3 Perkembangan Jumlah Nelayan Kabupaten Langkat................................. 45

4.4 Produksi Ikan Menurut Jenis Penangkapan di Kabupaten Langkat


Tahun 2007 ................................................................................................ 47

4.5 Uji Validasi Variabel Sosial....................................................................... 48

4.6 Uji Validasi Variabel Kegiatan Usaha ....................................................... 49

4.7 Kondisi Usia Nelayan di Kabupaten Langkat............................................ 50

4.8 Kondisi Tingkat Pendidikan Nelayan di Kabupaten Langkat.................... 51

4.9 Kondisi Jumlah Anggota Keluarga Nelayan di Kabupaten Langkat ......... 51

4.10 Kondisi Lantai Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat ............................ 52

4.11 Kondisi Dinding Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat.......................... 52

4.12 Kondisi Atap Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat............................... 53

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.13 Kondisi Alat Penerangan Nelayan di Kabupaten Langkat......................... 53

4.14 Kondisi Sumber Air Minum Nelayan di Kabupaten Langkat.................... 54

4.15 Kondisi Tempat Membuang Kotoran/Tinja Nelayan di Kabupaten


Langkat....................................................................................................... 55

4.16 Status Kepemilikan Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat..................... 55

4.17 Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Nelayan di Kabupaten


Langkat....................................................................................................... 56

4.18 Tabulasi Silang Antara Usia Terhadap Pendapatan Nelayan di


Kabupaten Langkat .................................................................................... 57

4.19 Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan


Nelayan di Kabupaten Langkat.................................................................. 58

4.20 Tabulasi Silang Antara Jumlah Anggota Keluarga Terhadap


Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat .............................................. 59

4.21 Tabulasi Silang Antara Status Kepemilikan Rumah Terhadap


Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat .............................................. 60

4.22 Tabulasi Silang Antara Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor


Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat .............................. 61

4.23 Tingkat Pendapatan per bulan Nelayan di Kabupaten Langkat ................. 61

4.24 Pendapatan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Nelayan di Kabupaten Langkat.................................................................. 62

4.25 Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas .......................................................... 68

4.26 Hasil Estimasi Uji Heteroskedastisitas....................................................... 69

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi dan Rata-Rata


Produksi ....................................................................................................... 12

2.2 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 29

4.1 Lokasi Kabupaten Langkat ........................................................................... 43

4.2 Decreasing Return to Scale < 1..................................................................... 67

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Kuesioner ..................................................................................................... 77

2 Data Hasil Penelitian .................................................................................... 81

3 Statistik Deskriptif ....................................................................................... 86

4 Matriks Korelasi ........................................................................................... 87

5 Hasil Estimasi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat ......................... 88

6 Hasil Uji Multikolinieritas Modal Kerja ....................................................... 89

7 Hasil Uji Multikolinieritas Tenaga Kerja...................................................... 90

8 Hasil Uji Multikolinieritas Pengalaman........................................................ 91

9 Hasil Uji Multikolinieritas Jarak Tempuh Melaut ....................................... 92

10 Hasil Uji White Heteroskedasticity .............................................................. 93

11 Hasil Uji Normalitas (JB-Test) .................................................................... 94

12 Hasil Uji Linieritas (Ramsey RESET Test) ................................................ 95

13 Tabel Distribusi Frekuensi ........................................................................... 96

14 Hasil Uji Validasi ......................................................................................... 100

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasrat untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dalam arti sebenarnya

adalah tujuan mulia yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia termasuk Kabupaten

Langkat sebagai sub sistem di dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia.

Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai pedoman dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Langkat tahun 2006-

2010 telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan penduduk. Peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dimungkinkan

apabila pendapatan penduduk mengalami kenaikan yang cukup hingga mampu

memenuhi kebutuhan dasar untuk kehidupannya. Hal ini dapat diartikan bahwa

kebutuhan kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, keamanan

dan sebagainya tersedia dan mudah dijangkau setiap penduduk sehingga pada

gilirannya penduduk yang miskin semakin sedikit jumlahnya.

Sumber daya perikanan sebenarnya secara potensial dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, namun pada kenyataannya

masih cukup banyak nelayan belum dapat meningkatkan hasil tangkapannya,

sehingga tingkat pendapatan nelayan tidak meningkat.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan berpenghasilan sebagai

nelayan merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang melakukan aktivitas

usaha dengan mendapat penghasilan bersumber dari kegiatan nelayan itu sendiri.

Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi

penangkapan ikan dan binatang air lainnya/tanaman air. Tingkat kesejahteraan

nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Banyaknya tangkapan tercermin

pula besarnya pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar

untuk keperluan konsumsi keluarga. Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan

konsumsi keluarga atau kebutuhan fisik minimum(KFM) sangat ditentukan oleh

pendapatan yang diterimanya.

Para nelayan melakukan pekerjaannya dengan tujuan untuk memperoleh

pendapatan demi kebutuhan hidup. Untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa

perlengkapan dan dipengaruhi pula oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan

kegiatan. Menurut Salim (1999) faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan

meliputi faktor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya modal, jumlah perahu,

jumlah tenaga kerja, jarak tempuh melaut dan pengalaman. Dengan demikian

pendapatan nelayan berdasarkan besar kecilnya volume tangkapan, masih terdapat

beberapa faktor-faktor yang lain yang ikut menentukannya yaitu faktor sosial dan

ekonomi selain diatas.

Dalam rangka mewujudkan Pembangunan Nasional yang dilakukan melalui

Pembangunan Nasional terpadu dan menyeluruh maka pembangunan sektor ekonomi

mutlak diperlukan yaitu pembangunan ekonomi yang berimbang, dimana terdapat

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kekuatan dan

kemajuan pertanian yang tangguh dengan sasaran untuk menaikkan tingkat kehidupan

dan kesejahteraan rakyat. Upaya peningkatan kehidupan untuk lebih sejahtera

dilakukan dengan peningkatan setiap produk yang dihasilkan sektor kegiatan

ekonomi.

Upaya yang dilakukan dalam kaitannya dengan rencana kebijaksanaan

pembangunan sektor pertanian, khususnya sub sector perikanan, bertujuan untuk :

a) Meningkatkan produksi dan mutu hasil perikanan baik untuk memenuhi

pangan, gizi dan bahan baku industri dalam negeri serta ekspor hasil

perikanan.

b) Meningkatkan produktivitas usaha perikanan dan nilai tambah serta

meningkatkan pendapatan nelayan.

c) Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta menunjang

pembangunan daerah

d) Meningkatkan pembinaan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan

hidup.

Dengan kenyataan tersebut maka sudah sewajarnyalah apabila potensi

sumberdaya perikanan yang ada dikembangkan penangkapannya untuk kemakmuran

rakyat dengan tetap memelihara dan menjaga kelestarian sumberdaya perikanan ini,

disamping memperhatikan faktor-faktor yang menunjang perolehan produksi nelayan

tersebut.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Wilayah Kabupaten Langkat memiliki potensi perikanan dan kelautan yang

cukup besar. Wilayah pantai/laut Kabupaten Langkat berada disepanjang 110 km

Pantai Timur Sumatera atau Selat Malaka. Wilayah kelautan yang demikian luas,

sudah tentu akan dapat memproduksi ikan laut (tangkap) yang cenderung meningkat.

Ditambah lagi produksi perikanan darat yang pada umumnya dilakukan melalui

budidaya.

Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Langkat cenderung

meningkat, akan tetapi tingkat pertumbuhan produksi ikan di Kabupaten Langkat

belum berarti, jika dibandingkan dengan kondisi potensi dan teknologi yang

digunakan.

Tabel 1.1. Kontribusi Sub Sektor Perikanan Terhadap PDRB Tahun 2000 2005
Kabupaten Langkat Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Tahun Jumlah (Rp) Kontribusi terhadap PDRB (%)


2000 368.628.250 7,22
2001 378.803.460 7,34
2002 379.602.470 7,14
2003 384.532.100 7,02
2004 373.598.440 6,75
2005 369.600.000 6,46
Sumber : Kabupaten Langkat dalam angka, 2007

Meskipun sub sektor perikanan mampu bertahan dalam menghadapi krisis

tahun 1998-1999, namun berdasarkan Tabel 1.1, menunjukkan adanya kecenderungan

penurunan kontribusi relatif sub sektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten

Langkat.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Namun, dengan memperhatikan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Asahan menunjukkan bahwa produksi perikanan tangkap (penangkapan

ikan laut + penangkapan perairan umum) tahun 2005 sebesar 20.307,7 ton dan naik

menjadi 20.764,0 ton pada tahun 2006 atau dengan kata lain mengalami peningkatan

sebesar 2,2%. Secara total produksi perikanan tangkap di Kabupaten Langkat masih

tetap dominant dibandingkan dengan produksi perikanan budi daya. Untuk lebih

detailnya dapat dilihat pada Tabel 1.2, sebagai berikut :

Tabel 1.2. Perkembangan Produksi Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat


Tahun 2005 2006

No. Sumber Produksi Tahun


2005 2006
(ton) (ton)
1. Perikanan Tangkap 20.307,7 20.764,0
2. Perikanan Budi Daya 5.163,2 5.402,7
Total 25.470,9 26.166,7
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, 2007

Dilihat dari produksi perikanan tangkap di Kabupaten Langkat setiap tahun

mengalami peningkatan yang berarti tingkat pendapatan nelayan tentu lebih baik

yang tercermin dari kehidupan nelayan itu sendiri, karena produksi berhubungan

dengan pendapatan, apabila produksi meningkat tentunya pendapatan juga akan

meningkat, namun pada kenyataan yang dilihat dari struktur sosial kehidupan

masyarakat nelayan di Kabupaten Langkat belum mencerminkan tingkat pendapatan

nelayan itu lebih baik.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Penelitian ini ingin mengamati dan menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan nelayan yaitu modal tenaga kerja, tenaga kerja, waktu

melaut, pengalaman dan jarak tempuh melaut.

Faktor modal kerja masuk kedalam penelitian ini karena pendapatan sangat

dipengaruhi oleh modal kerja. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam teori faktor

produksi jumlah output/ produksi yang nantinya berhubungan dengan pendapatan

bergantung pada modal kerja. Hal ini berarti bahwa dengan adanya modal kerja

maka nelayan dapat melaut untuk menangkap ikan dan kemudian mendapatkan ikan.

Makin besar modal kerja maka makin besar hasil tangkapan ikan yang diperoleh

(produksi).

Faktor tenaga kerja masuk kedalam penelitian ini karena pendapatan sangat

dipengaruhi oleh tenaga kerja. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam teori faktor

produksi jumlah output/ produksi yang nantinya berhubungan dengan pendapatan

bergantung pada jumlah tenaga kerja.

Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku tentang ekonomi

tidak ada yang membahas pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau

keuntungan. Namun, dalam kegiatan menangkap ikan (produksi) dalam hal ini

nelayan dengan semakin berpengalamannya nelayan akan meningkatkan pendapatan.

Faktor jarak tempuh melaut masuk kedalam penelitian ini karena jarak

tempuh yang semakin jauh akan mempunyai lebih banyak kemungkinan memperoleh

hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan yang

lebih besar dibandingkan penangkapan dekat pantai. (Masyhuri, 1999)

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Dari uraian diatas penulis akan mengkaji lebih jauh tentang pendapatan nelayan

dalam judul tesis yaitu Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Nelayan di Kabupaten Langkat.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang dan uraian yang telah diungkapkan

maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

2. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

3. Bagaimana pengaruh pengalaman terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

4. Bagaimana pengaruh jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

2. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

4. Untuk mengetahui pengaruh jarak tempuh melaut terhadap pendapatan

nelayan di Kabupaten Langkat.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah

dan pihak lain, dalam upaya mencari pendekatan dan strategi terbaik

dalam melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan nelayan.

2. Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat.

3. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya terutama yang berminat

untuk meneliti mengenai sektor perikanan terutama pada pendapatan

nelayan.

4. Bagi penulis untuk menambah wawasan terutama yang berhubungan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nelayan

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di

Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut.

Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan

tinggal didesa-desa pantai atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002). Ciri komunitas nelayan

dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut :

a) Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya

berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau mereka yang menjadikan

perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

b) Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.

Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada

saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan

pengerahan tenaga yang banyak, seperti saat berlayar, membangun rumah atau

tanggul penahan gelombang di sekitar desa.

c) Dari segi ketrampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat

namun pada umumnya mereka hanya memiliki ketrampilan sederhana.

Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang di turunkan

oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara professional.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Dari bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas

komunitas yang heterogen dan homogen. Masyarakat yang heterogen adalah

mereka yang bermukim di desa-desa yang mudah dijangkau secara

transportasi darat, sedangkan komunitas yang homogen terdapat di desa-desa

nelayan terpencil biasanya menggunakan alat-alat tangkap ikan yang

sederhana, sehingga produktivitas kecil. Sementara itu kesulitan transportasi

angkutan hasil ke pasar juga akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil

laut di daerah mereka. (Sastrawidjaya, 2002).

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Produksi

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara

tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk

menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut

dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal

dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap

tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah

jumlahnya adalah tenaga kerja (Sukirno, 2004).

Produksi merupakan hasil akhir dan proses atau aktivitas ekonomi dengan

memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih lanjut Putong (2002) produksi

atau memproduksi menambah kegunaun (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula.

Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan

berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum (Joesron dan

Fathorrozi, 2003)

Produksi merupakan konsep arus. Apa yang dimaksud dengan konsep arus

(flow concept) di sini adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai

tingkat-tingkat output per unit periode/waktu. Sedangkan outputnya sendiri senantiasa

diasumsikan konstan kualitasnya. Jadi bila kita berbicara mengenai peningkatan

produksi, itu berarti peningkatan tingkat output dengan mengasumsikan faktor-faktor

lain yang sekiranya berpengaruh tidak berubah sama sekali (konstan). Pemakaian

sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung

sebagai sediaan jasa, katakanlah mesin, per jam; jadi bukan dihitung sebagai jumlah

mesinnya secara fisik. (Miller dan Miners, 1999).

Hubungan antara Produksi Total (TP), produksi rata-rata (AP) dan Produk

Marginal (MP) dalam jangka pendek untuk satu input (input lain dianggap konstan)

dapat dilihat pada gambar berikut:

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
TP C

B TP

A
Ep>1 1>EP>0 EP<0

0 L1 L2 L3 Input L

AP,MP
Kenaikan Kenaikan Hasil Kenaikan Hasil
Hasil Ber Berkurang Negatif
tambah

A1 B1

C1 AP
0
L1 L2 L3 MP Input L

Gambar 2.1. Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi dan Rata-rata Produksi

Gambar 2.1 di atas memperlihatkan bahwa antara titik A dan C adalah

pertambahan produksi yang semakin berkurang (law of diminishing marginal

productivity). Titik C adalah total produksi mencapai maksimum artinya tambahan

input tidak lagi menyebabkan tambahan output atau produksi marginal (MP) adalah

nol (C1). Sedangkan Produksi Rata-rata (AP) mencapai maksimum adalah pada saat

elastisitas produksi sama dengan 1 dan AP berpotongan dengan MP artinya produksi

rata-rata sama dengan tambahan output akibat tambahan 1 unit input produksi,

dengan asumsi faktor produksi lain dianggap konstan (Nicholson, 1998).

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
2.2.2 Fungsi Produksi

Menurut Joesron dan Suhartati (2003) produksi merupakan hasil akhir dari

proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input.

Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah

mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.

Hubungan teknis antara input dan output tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau

grafik merupakan fungsi produksi. Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan

yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi

tertentu.

Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu

sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan

berjalan , terutama tiga faktor yaitu tanah, modal dan manajemen saja, tentu proses

produksi atau usaha tani tidak akan jalan karena tidak ada tenaga kerja. Tanpa tenaga

kerja, apa yang dapat dilakukan, begitu juga dengan faktor lainnya seperti modal.

Hubungan antara jumlah output (Q) dengan jumlah input yang digunakan

dalam proses produksi (X1, X2, X3, , Xn) secara matematika dapat dituliskan

sebagai berikut :

Q = f(X1, X2, X3, , Xn)

dimana :

Q = output

Xi = input

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Input produksi sangat banyak dan yang perlu dicatat disini bahwa input

produksi hanyalah input yang tidak mengalami proses nilai tambah. Jadi didalam

fungsi produksi diatas tidak bisa dimasukkan material sebab dalam fungsi produksi

ada substitusi antara faktor produksi. Hubungan antara input dan output ini dalam

dunia nyata sangat sering kita jumpai. Hubungan antara input dan output dari yang

paling sederhana sampai yang paling kompleks, sekalipun ada disekitar kita, belum

banyak yang memahami berbagai model yang dapat diterapkan untuk mempelajari

pola hubungan antara input dan output.

Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat juga dipakai untuk menganalisis

produktivitas tenaga kerja. Fungsi produksi dapat ditunjukkan pada persamaan

berikut :

Q = f(K, L) (2.1)

Q = A K L (2.2)

dimana :

Q = output

A = konstanta

K = input kapital

L = input tenaga kerja

= koefisien kapital

= koefisien tenaga kerja

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Yang ditransformasikan ke dalam bentuk ekonometrika :

Log Q = Log A + Log K + Log L +

2.3 Nelayan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Masyarakat nelayan yang sampai saat ini masih merupakan tema yang sangat

menarik untuk didiskusikan. Membicarakan nelayan hampir pasti isu yang selalu

muncul adalah masyarakat yang marjinal, miskin dan menjadi sasaran eksploitasi

penguasa baik secara ekonomi maupun secara politik.

Nelayan orang yang melakukan penangkapan (budidaya) di laut dan di tempat

yang masih dipengaruhi pasang surut (Tarigan, 2000). Jadi bila ada yang menangkap

ikan di tempat budidaya ikan seperti tambak, kolam ikan, danau, sungai tidak

termasuk nelayan. Selanjutnya, menurut Tarigan (2000), berdasarkan pendapatnya,

nelayan dapat dibagi menjadi :

a) Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan seluruhnya

berasal dari perikanan.

b) Nelayan sambil utama, yakni nelayan yang sebagian besar pendapatannya

berasal dari perikanan.

c) Nelayan sambilan tambahan, yakni nelayan yang sebagian kecil

pendapatannya berasal dari perikanan.

d) Nelayan musiman, yakni orang yang dalam musim-musim tertentu saja aktif

sebagai nelayan.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Rendahnya kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan yang terefleksi

dalam bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal dan eksternal

masyarakat. Faktor internal misalnya pertumbuhan penduduk yang cepat, kurang

berani mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan lain yang tidak mengandung

modernisasi. Selain itu kelemahan modal usaha dari nelayan sangat dipengaruhi oleh

pola piker nelayan itu sendiri. Faktor eksternal yang mengakibatkan kemiskinan

rumah tangga nelayan lapisan bawah antara lain proses produksi didominasi oleh toke

pemilik perahu atau modal dan sifat pemasaran produksi hanya dikuasai kelompok

dalam bentuk pasar monopsoni (Kusnadi, 2003).

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan nelayan dan

diuraikan sebagai berikut :

1. Teknologi

Teknologi dan kendalanya.

Peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan ikan (produksi)

adalah perahu tanpa mesin atau perahu dengan mesin yang kecil (motorisasi),

jaring dan pancing.

Peralatan/ modal nelayan adalah nilai daripada peralatan yang digunakan

seperti :

Harga perahu, apakah mempergunakan mesin atau tidak yang dimiliki

nelayan.

Harga dari peralatan penangkapan ikan misalnya jaring, pancing, dan

lain-lain.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Bahan makanan yang dibawa melaut dan yang ditinggalkan di rumah.

Ini semua adalah merupakan input bagi nelayan dalam melaut

(menangkap ikan).

Tenaga kerja, banyak atau sedikit tenaga kerja yang digunakan dalam

melaut (menangkap ikan), digaji atau tidak tenaga tersebut atau bagi hasil,

atau keluarga misalnya istri, anak (keluarga) sehingga tidak dibayar

gajinya.

2. Sosial Ekonomi

Umur, seseorang yang telah berumur 15 tahun ke atas baru disebut nelayan,

dibawah umur tersebut walaupun ia turut melaut tidak disebut sebagai

nelayan.

Pendidikan, biasanya sebelum menjadi nelayan pada umumnya mereka telah

menempuh pendidikan, misalnya : sampai tingkat SMA, SMP, SD atau tidak

menempuh pendidikan sama sekali.

Pengalaman, apabila seseorang yang dianggap nelayan yang telah berumur

15 tahun sampai 30 tahun, diatas 30 tahun telah dianggap sebagai nelayan

yang berpengalaman (pawing). Hal ini juga merupakan kategori atau

klasifikasi untuk menentukan banyaknya jumlah tangkapan ikan dilaut.

Peralatan, apakah nelayan itu mempunyai peralatan sendiri dalam melaut dan

menangkap ikan atau tidak, jadi apabila ia tidak memiliki peralatan sendiri

dan hanya menerima gaji maka dikatakanlah ia buruh nelayan.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Anggota organisasi atau tidak anggota, apakah nelayan tersebut menjadi

anggota organisasi atau tidak, dalam hal ini KUD (Koperasi Unit Desa), disini

dimaksud KUD adalah KUD nelayan yang tujuannya adalah untuk kelompok

nelayan dan menydiakan peralatan dan keperluan nelayan, sehingga apabila

nelayan itu menjadi anggotanya maka nelayan itu memperoleh kemudahan

dan kemurahan dalam melaksanakan usahanya yaitu nelayan.

Musim, musim sangat berpengaruh kepada keadaan kehidupan nelayan yaitu

musim barat dan musim timur. Dalam 1 tahun ada 2 musim yaitu musim

timur dari bulan Maret sampai awal Agustus keadaan pasang tidak terlampau

tinggi, arus tidak terlampau deras, gelombang tidak terlampau besar jadi

sedang-sedang saja. Pada musim inilah nelayan banyak mendapat ikan. Pada

musim barat, biasanya dari akhir Agustus sampai awal Maret, umumnya

gelombang besar, pasang tinggi, arus deras, curah hujan selalu terjadi,

dipuncaknya apa yang disebut pasang Perdani, yaitu pasang paling

besar/tinggi pada satu kali setahun. Keadaan ini pada umummnya nelayan

sangat jarang ke laut karena takut bahaya, jadi produksi sedikit dan biasanya

harga ikan akan tinggi. Disamping kedua musim dalam satu kali setahun tadi

ada lagi pengaruh musim bulanan yaitu pada bulan purnama dan pada bulan

gelap. Pada bulan purnama atau terang arus akan deras dan pasang akan

tinggi. Sebaliknya pada bulan gelap, gelombang akan kecil, arus tidak

bergerak yang disebut dengan istilah pasang mati. Pada kedua keadaan ini

nelayan akan kurang mendapat ikan, dan harga ikan akan tinggi apalagi pada

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
musim barat keadaan ini umumnya nelayan tidak akan turun melaut, kalaupun

turun melaut hanya dipingir-pinggir saja. Oleh sebab itu nelayan yang turun

kelaut dan mempunyai harapan penangkapan banyak yaitu pada keadaan laut

yang normal yaitu pada waktu pasang tidak terlampau besar, arus tidak

terlampau deras, jadi lebih kurang yaitu pada tanggal 7, 8, 9 selanjutnya 10,

11, 12, 13 sudah mulai kurang sampai tanggal 17 dan tanggal 18, 19, 20 dan

tanggal 21 sudah mulai kurang sampai tanggal 22, 23, 24 dan tanggal 25

sampai tanggal 26, 27, 28 dan 29 sudah mulai kurang pasang mati. Jadi pada

tanggal 15 pada bulan purnama tidak akan kelaut, demikian juga pada tanggal

30 bulan gelap, karena pasang mati, sedangkan pada tanggal 8 dan 22 pasang

akan mati pada saat ini nelayan tidak akan melaut. Bulan dihitung tidak

menurut matahari tetapi menurut perputaran bulan.

3. Tata Niaga

Ikan adalah komoditi yang mudah rusak dan busuk, jadi penyampaiannya dari

produsen (nelayan) kepada konsumen harus cepat agar kualitasnya atau kondisinya

tidak rusak atau bsuk kalau ikan itu tidak diolah. Kondisi atau keadaan ikan ini

sangat berpengaruh kepada harga ikan, demikian juga nilai gizinya. Jadi dalam hal

ini dilihat nilai efisiensi dari penggunaan tata niaga perikanan tersebut, dari produsen

ke konsumen berarti semakin baik dan semakin efisien tata niaganya dan kriterianya

adalah sebagai berikut :

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Panjang atau pendek saluran distribusi yang dilalui oleh hasil produksi dalam

hal ini ikan (karena tangkapan) dari nelayan (produsen/ sampai ke konsumen

akhir agar jangan sampai rusak).

Banyak atau sedikit dari jumlah pos-pos yang terdapat pada saluran distribusi

tersebut. Apabila banyak mengakibatkan panjangnya (jauhnya) jarak antara

produsen dan konsumen sedangkan kalau pendek (dekat) jarak antara

produsen dan konsumen akhir yang artinya makin efisien.

Menambah keuntungan atau tidak yaitu setiap pos saluran distribusi tersebut

apakah menambah keuntungan atau tidak bagi nelayan. Dalam hal ini kita

bandingkan dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dan meneliti apakah

ada korelasi antara hal-hal di atas, apakah ke tiga hal di atas tadi akan

menambah atau memperbesar pendapatan nelayan. Meningkatnya tangkapan

ikan nelayan berarti meningkatnya kesejahteraan nelayan tersebut. Demikian

juga hal tersebut menunjang program pemerintah yaitu pengentasan

kemiskinan

Saluran distribusi

Hasil tangkapan (produksi) nelayan itu selanjutnya kita lihat cara

pemasarannya, khususnya saluran distribusi dari produsen (nelayan)

kepada pemakai akhir atau konsumen. Saluran distribusi dari hasil laut ini

dapat dibagi sebagai berikut :

Saluran distribusi untuk konsumen akhir

Saluran distribusi untuk rumah tangga

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Saluran distribusi untuk pengawetan

Saluran distribusi untuk coldstorage (pedagang besar atau eksportir)

2.3.1 Modal dan Biaya Produksi

Modal ada dua macam, yaitu modal tetap dan modal bergerak. Modal tetap

diterjemahkan menjadi biaya produksi melalui deprecition cost dan bunga modal.

Modal bergerak langsung menjadi biaya produksi dengan besarnya biaya itu sama

denga nilai modal yang bergerak.

Setiap produksi sub sektor perikanan dipengaruhi oleh faktor produksi modal

kerja. Makin tinggi modal kerja per unit usaha yang digunakan maka diharapkan

produksi ikan akan lebih baik, usaha tersebut dinamakan padat modal atau makin

intensif.

Sebagian dari modal yang dimiliki oleh nelayan digunakan sebagai biaya

produksi atau biaya operasi, yaitu penyediaan input produksi (sarana produksi), biaya

operasi dan biaya-biaya lainnya dalam suatu usaha kegiatan nelayan. Biaya produksi

atau biaya operasi nelayan biasanya diperoleh dari kelompok nelayan kaya ataupun

pemiliki modal (toke), karena adanya hubungan pinjam meminjam uang sebagai

modal kerja dimana pada musim panen, hasil tangkapan (produksi) ikan nelayan

digunakan untuk membayar seluruh pinjaman utang, dan tingkat harga ikan biasanya

ditentukan oleh pemilik modal.

Total biaya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun hasil tangkapan ikan/ produksi yang

diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh hasil tangkapan ikan/ produksi yang diperoleh, contohnya biaya

untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya

variabel (VC), maka TC = FC + VC (Rahardja, Manurung, 2006).

2.3.2 Faktor Tenaga Kerja

Berbicara masalah tenaga kerja di Indonesia dan juga sebagian besar negara-

negara berkembang termasuk negara maju pada umumnya merupakan tenaga kerja

yang dicurahkan untuk usaha nelayan atau usaha keluarga. Keadaan ini berkembang

dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia dan semakin majunya suatu

kegiatan usaha nelayan karena semakin maju teknologi yang digunakan dalam

operasi penangkapan ikan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja dari luar keluarga yang

khusus dibayar setiap sekali turun melaut sesuai dengan produksi yang dihasilkan.

Setiap usaha kegiatan nelayan yang akan dilaksanakan pasti memerlukan

tenaga kerja, banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan

kapasitas kapal motor yang dioperasikan sehingga akan mengurangi biaya melaut

(lebih efisien) yang diharapkan pendapatan tenaga kerja akan lebih meningkat, karena

tambahan tenaga tersebut profesional (Masyhuri, 1999). Oleh karena itu dalam

analisa ketenagakerjaan usaha nelayan, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh

besarnya curahan kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga

kerja efektif yang dipakai.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
2.3.3 Faktor Jarak Tempuh Melaut

Setidaknya ada tiga pola penangkapan ikan yang lazim dilakukan oleh

nelayan. Pertama adalah pola penangkapan lebih dari satu hari. Penangkapan ikan

seperti ini merupakan penangkapan ikan lepas pantai. Jauh dekatnya daerah

tangkapan dan besar kecilnya perahu yang digunakan menentukan lamanya melaut.

Kedua adalah pola penangkapan ikan satu hari. Biasanya nelayan berangkat melaut

sekitar 14.00 mendarat kembali sekitar jam 09.00 hari berikutnya. Penangkapan ikan

seperti ini biasanya dikelompokkan juga sebagai penangkapan ikan lepas pantai.

Ketiga pola penangkapan ikan tengah hari. Penangkapan ikan seperti ini merupakan

penangkapan ikan dekat pantai. Umumnya mereka berangkat sekitar jam 03.00 dini

hari atau setelah subuh, dan kembali mendarat pagi harinya sekitar jam 09.00. Pada

umumnya penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam waktu yang lebih

lama dan lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan ikan mempunyai lebih banyak

kemungkinan memperoleh hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan tentu

memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penangkapan ikan dekat

pantai (Masyhuri, 1999).

2.3.4 Faktor Pengalaman

Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang

membahas bahwa pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan.

Namun, dalam aktivitas nelayan dengan semakin berpengalamannya, nelayan yang

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
makin berpengalaman dalam menangkap ikan bisa meningkatan pendapatan atau

keuntungan.

2.4 Pengertian Pendapatan

Pendapatan nelayan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya

(TC). Jadi Pd = TR TC. Penerimaan nelayan (TR) adalah perkalian antara produksi

yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya nelayan biasanya diklasifikasikan

menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya

tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun

produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang

besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk

tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel

(VC), maka TC = FC + VC (Soekartawi, 2002).

Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima

oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,

mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:

1. Pendapatan pribadi. yaitu: semua jenis pndapatan yang diperoleh tanpa

memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara.

2. Pendapatan disposibel, yaitu; pcndapatan pribadi dikurangi pajak yang harus

dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap

dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
3. Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa

yang diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun.

Menurut Sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu jenis penghasilan

yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan.

Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan

pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.

Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan

pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan permanen dapat diartikan:

1. Pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat

diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan dan upah,

gaji.

2. Pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukan

kekayaan seseorang.

2.5 Penelitian Sebelumnya

Zulfikar (2002), hasil penelitiannya tentang analisis sistem bagi hasil terhadap

pendapatan buruh nelayan di Kabupaten Deli Serdang, bahwa hasil analisis dapat

diketahui untuk uji beda rata-rata nelayan melaut rawai dan melaut pancing diperoleh

t-hitung 12,20 pada tingkat pengujian signifikan 5% maka t-tabel = 1.734. Karena t-

hitung > t-tabel maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
pendapatan melaut merawai dan pancing. Untuk uji beda rata-rata melaut pancing

dan melaut jaring diperoleh t-hitung 2,12 pada tingkat signifikan 5% maka t-tabel =

1,734. Karena t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan

yang signifikan antara melaut pancing dan jaring.

Salim (1999), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan di Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh,

menyatakan bahwa variabel independent jarak tempuh melaut, modal, pengalaman,

jumlah perahu dan tenaga kerja dapat menerangkan variansi variabel dependent

(pendapatan nelayan) sebesar 98,7%, dan variabel independent yang bisa

diperhitungkan atau berpengaruh terhadap variabel dependent adalah pengalaman dan

jumlah perahu yang masing-masing nyata pada taraf signifikansi 95% dan 99%.

Untuk variabel pengalaman dan jumlah perahu masing-masing hipotesis diterima

sedangkan untuk variabel yang lain ditolak.

Sasmita (2006), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan usaha nelayan di Kabupaten Asahan, menyakan bahwa

variabel independent modal kerja, jumlah tenaga kerja, waktu melaut dan pengalaman

yang dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan usaha nelayan)

sebesar 60,7%. Dari variabel independent yang diteliti modal kerja dan melaut

signifikan pada tingkat signifikan 5% sedangkan jumlah tenaga kerja signifikan pada

tingkat signifikansi 10%.

Harahap (2003), dalam penelitian tentang analisis masalah kemiskinan dan

tingkat pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Medan Labuhan Kota Medan, menyatakan bahwa variabel independen modal

investasi/awal, jam melaut, jumlah tanggungan, pendidikan dan biaya oprasional

dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan nelayan tradisional)

sebesar 85,6%. Dari variabel independent yang diteliti modal investasi/awal, jam

melaut, biaya operasional signifikan pada tingkat = 5% sedangkan jumlah

tanggungan signifikan pada tingkat = 10%.

2.6 Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel

bebas dan variabel terikat. Berdasar pada uraian sebelumnya maka kerangka

pemikiran peneliti dalam penelitian ini adalah pendapatan nelayan (sebagai variabel

terikat) yang dipengaruhi oleh modal kerja, tenaga kerja, waktu melaut, pengalaman

dan jarak tempuh melaut (sebagai variabel bebas).

Variabel terikat (dependen variable) adalah pendapatan nelayan yang

menggunakan sampan dayung (perahu) biasa disebut nelayan tradisonal, perahu

motor dan kapal motor

Variabel bebas (independent variable) adalah modal kerja, tenaga kerja,

lamanya waktu melaut, pengalaman dan jarak tempuh melaut.

Faktor modal kerja masuk kedalam penelitian ini karena secara teoritis modal

kerja mempengaruhi pendapatan usaha. Peningkatan dalam modal kerja akan

mempengaruhi peningkatan jumlah tangkapan ikan/ produksi sehingga akan

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
meningkatkan pendapatan. Modal kerja adalah modal yang digunakan nelayan untuk

melaut, misalnya: bahan bakar minyak, makanan, rokok, upah tenaga kerja, peralatan

menangkap ikan (umpan).

Faktor tenaga kerja masuk dalam penelitian ini karena secara teoritis tenaga

kerja akan mempengaruhi pendapatan usaha. Tenaga kerja yang dimaksud disini

adalah banyaknya orang yang pergi melaut dalam 1 perahu atau kapal.

Pada umumnya penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam jarak

yang lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan ikan mempunyai lebih banyak

kemungkinan memperoleh hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan tentu

memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penangkapan ikan dekat

pantai.

Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang

membahas pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan. Namun,

dalam prakteknya, nelayan yang semakin berpengalaman dalam melaut bisa

meningkatan pendapatannya. Dengan demikian kerangka pemikiran hubungan antara

modal kerja, tenaga kerja, lamanya waktu melaut, pengalaman dan jarak tempuh

melaut terhadap keuntungan nelayan dapat digambarkan sebagai berikut:

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Modal Kerja

Tenaga Kerja

Pendapatan Nelayan

Pengalaman

Jarak Tempuh
Melaut

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas , maka dapat

dibuat hipotesis sebagai berikut :

a) Terdapat pengaruh positif antara modal kerja terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat, ceteris paribus.

b) Terdapat pengaruh positif antara tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat, ceteris paribus.

c) Terdapat pengaruh positif antara pengalaman terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat, ceteris paribus.

d) Terdapat pengaruh positif antara jarak tempuh melaut terhadap pendapatan

nelayan di Kabupaten Langkat, ceteris paribus.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, khususnya pengaruh modal kerja, jumlah

tenaga kerja, lamanya waktu melaut, pengalaman dan jarak tempuh melaut.

Untuk nelayan yang akan menjadi obyek penelitian ini adalah nelayan yang

menggunakan sampan dayung atau biasa disebut nelayan tradisional, nelayan yang

menggunakan perahu motor atau kapal motor.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat yang menyebar di 8

(delapan) Kecamatan yaitu : Kecamatan Secanggang, Tanjung Pura, Gebang,

Babalan, Sei Lepan, Pangkalan Brandan Pangkalan Susu dan Besitang.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data primer berupa data langsung yang dikumpulkan melalui wawancara

dengan responden dan menggunakan alat yaitu daftar pertanyaan (kuesioner) dan

observasi yaitu mengamati secara langsung hal-hal yang berhubungan dengan

penelitian misalnya perlengkapan perahu/kapal motor yang dipergunakan nelayan

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
dalam menangkap ikan, kehidupan sosial masyarakat nelayan dan juga perilaku

nelayan itu sendiri.

Data sekunder diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Langkat, BPS Kabupaten Langkat dan dinas-dinas terkait lainnya.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan yang menyebar di 9 (sembilan)

Kecamatan wilayah pesisir Kabupaten Langkat. Adapun perincian jumlah nelayan di

Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Jumlah Nelayan di Kabupaten Langkat Tahun 2007

No. Kecamatan Jumlah Nelayan (Jiwa)


1. Secanggang 2.630
2. Tanjung Pura 4.125
3. Gebang 1.470
4. Babalan 453
5. Sei Lepan 1.542
6. Brandan Barat 1.752
7. Pangkalan Susu 3.500
8. Besitang 900
9. Pematang Jaya 1.275
Total 17.647
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Langkat, 2007

Sampel dipilih pada 8 (delapan) kecamatan wilayah pesisir secara proporsi .

Adapun kecamatan yang terpilih sebagai sampel adalah Kecamatan Secanggang,

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Tanjung pura, Gebang, Babalan, Sei Lepan, Brandan Barat, Pangkalan Susu dan

Besitang. Untuk Kecamatan Pematang Jaya tidak diambil karena sebelumnya

merupakan daerah Kecamatan Pangkalan Susu dan sebagian Kecamatan Besitang.

Alasan pemilihan sampel di 8 (delapan) kecamatan tersebut berdasarkan pada :

Di 8 kecamatan tersebut merupakan daerah yang dekat dengan selat malaka

Nelayan berdomisili lebih banyak di 8 kecamatan tersebut.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

sampel acak sederhana (simple random sampling) sehingga diperoleh sampel yang

dapat mewakili (representatif). Dengan perhitungan sampel sebagai berikut :

n N
Nd2 +1

Dengan jumlah populasi sebesar 17.647 nelayan dan standard error sebesar 0,10

(10%) maka jumlah sampel minimal adalah :

n 17.647
17.647 (0,10)2 + 1

99,4 100

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100

nelayan.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Nelayan di Kabupaten Langkat tahun 2007

No. Kecamatan Jumlah Nelayan Jumlah Sampel


(Jiwa) (Jiwa)
1. Secanggang 2.630 16
2. Tanjung Pura 4.125 25
3. Gebang 1.470 9
4. Babalan 453 3
5. Sei Lepan 1.542 9
6. Brandan Barat 1.752 11
7. Pangkalan Susu 3500 21
8. Besitang 900 6
Jumlah 100
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Langkat, 2007

3.5 Uji Validitas

Untuk mengetahui apakah instrumen kuesioner yang dipakai cukup layak

digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan

ukurannya, maka dilakukan uji validitas. Ghozali (2005) menyatakan bahwa

pengukuran validitas internal menggunakan uji validitas setiap butir pertanyaan

(content validity) dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan

total konstruk atau variabel. Dalam hal ini melakukan korelasi masing-masing skor

pertanyaan dengan total skor pertanyaan. Apabila nilai validitas yang terdapat pada

Corrected Item-Total Correlation dari suatu variabel lebih besar dari 0,30. Dengan

demikian maka seluruh pertanyaan dapat dinyatakan valid.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
3.6 Model Analisis

Dalam penelitian ini akan menjelaskan pengaruh antara modal kerja, tenaga

kerja, lamanya waktu melaut, pengalaman dan jarak tempuh melaut terhadap

pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat yang dirumuskan dalam fungsi :

INC = f (MODAL, LAB, EXPE, DST) (3.1)

Dimana :

INC = Pendapatan nelayan

MODAL = Modal kerja

LAB = Banyaknya orang yang melaut dalam 1 sampan

dayung atau perahu motor atau kapal motor

EXPE = Pengalaman

DST = Jarak tempuh melaut

Dalam analisis ini pendekatan yang dilakukan adalah analisis fungsi produksi,

dimana fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Bentuk

fungsi produksi yang digunakan adalah :

INC = A MODAL1 LAB2 EXPE3 DST4 (3.2)

Selanjutnya fungsi tersebut ditranformasikan ke dalam bentuk

ekonometrikannya sebagai berikut :

Log INC = 0 + 1log MODAL + 2 log LAB + 3 log EXPE

+ 4 log DST + (3.3)

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
dimana :

INC = Pendapatan nelayan (Rp.) per bulan

MODAL = Modal kerja (Rp.) per bulan

LAB = Banyaknya orang yang ikut melaut dalam 1 sampan dayung

atau perahu motor atau kapal motor (jiwa)

EXPE = Pengalaman (tahun)

DST = Jarak tempuh melaut (km)

0 = Intercept

i = Koefisien regresi, i = 1, 2, 3 dan 4

= Error term (kesalahan penganggu)

3.7 Metode Analisis

Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat

terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS) dan dengan alat (software) Eviews

versi 4.1. Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan uji F, uji t, dan uji R2.

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi secara serentak (simultan) dari model

yang diteliti dan uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi dari masing-masing

variabel yang diteliti atau secara parsial, sedangkan uji R2 untuk mengetahui seberapa

besar variasi dari variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
3.8 Definisi Operasional Variabel Penelitian

a) Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya menangkap ikan di laut

dengan menggunakan sampan dayung atau biasa nelayan tradisional, perahu

motor dan kapal motor.

b) Pendapatan nelayan adalah pendapatan bersih yang dibawa pulang oleh

nelayan yang diperoleh dari hasil penjualan tangkapan/produksi ikan setelah

dikurangi modal kerja selama sebulan (satuan Rp.)

c) Modal kerja adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam

memperoleh hasilnya. Biaya-biaya itu terdiri dari : makan, rokok, minyak

solar, minyak bensin, upah tenaga kerja, peralatan menangkap ikan (umpan)

selama sebulan (satuan Rp.).

d) Tenaga kerja adalah banyaknya orang yang ikut melaut dalam 1 perahu atau

kapal motor (satuan jiwa).

e) Pengalaman adalah orang yang sudah menjalani profesi hidupnya sebagai

nelayan dalam jangka waktu tertentu (satuan tahun).

f) Jarak tempuh melaut adalah rata-rata jarak yang ditempuh oleh nelayan dalam

menangkap ikan (satuan km).

3.9 Uji Kesesuaian (Test of goodness of fit)

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Uji kesesuaian (test of goodness of fit) dilakukan berdasarkan perhitungan

nilai koefisien determinasi (R2) yang kemudian dilanjutkan dengan uji F (F-

test) dan uji t (t-test).

a. Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

variabel bebas (modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh

melaut) dapat menjelaskan variabel terikat (keuntungan nelayan).

b. Uji serempak (F-test) digunakan untuk menguji signifikansi dari model

penelitian.

c. Uji parsial (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi dari masing-

masing (parsial) variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Dalam suatu model regresi berganda ada beberapa permasalahan yang bisa

terjadi yang secara statistik dapat mengganggu model yang ditentukan, bahkan dapat

menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu perlu

dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik.

3.10.1 Multikolinieritas

Multikolinieritas timbul karena satu atau lebih variabel bebas (penjelas)

merupakan kombinasi linier yang pasti (sempurna) atau mendekati pasti dari variabel

penjelas lainnya. Jika terdapat multikolinieritas sempurna, koefisien regresi dari

variabel penjelas tersebut tidak dapat ditentukan dan variansnya bernilai tak

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
terhingga. Jika multikonilinieritas kurang sempurna, koefisien regresi dapat

ditentukan, namun variansnya sangat besar, sehingga tidak dapat menaksir koefisien

secara akurat. Dalam model regresi linier, diasumsikan tidak terdapat

multikolinieritas di antara variabel-variabel penjelas, untuk itu perlu dideteksi dengan

mengamati besaran-besaran regresi yang didapat, yaitu :

1. Interval tingkat kepercayaan lebar (karena varians besar maka standar

error besar, sehingga interval kepercayaan lebar);

2. Koefisien determinasi tinggi dan signifikasi nitai t statistik rendah;

3. Koefisien korelasi antar variable bebas tinggi;

4. Nilai koefisien korelasi parsial tinggi.

Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas dalam suatu model pengamatan,

dapat dilakukan dengan regresi antar variabel bebas, sehingga dapat diperoleh nilai

koefisien determinan (R2) masing-masing. Selanjutnya R2 hasil regresi antar variabel

bebas tersebut dibandingkan dengan R2 hasil regresi model, sehingga diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

Jika nilai R2 hasil regresi antar variabel bebas > R2 model penelitian, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model

empiris yang digunakan ditolak.

Jika nilai R2 hasil regresi antar variabel bebas < R2 model penelitian, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas model

empiris yang digunakan tidak dapat ditolak.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
3.10.2 Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi dari model regresi linier klasik adalah varian dari setiap

kesalahan pengganggu i untuk variabel-variabel bebas yang diketahui merupakan

suatu bilangan konstan dengan symbol 2. Kondisi seperti ini disebut dengan

homoskedastisitas, dengan persamaan sebagai berikut :

E (i2) = 2 , dimana i = 1,2,...,n (3.4)

Sedangkan bila varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan

heteroskendastisitas.

Dalam prakteknya, heteroskendastisitas banyak ditemui pada data cross-

section, karena pengamatan dilakukan pada individu yang berbeda pada saat yang

lama, akan tetapi bukan berarti heteroskendastisitas tidak mungkin terjadi dalam data

time series.

Untuk melihat atau mendeteksi adanya heteroskendastisitas dapat dilakukan

dengan menggunakan Park Test (Uji dari Park RE). Park memformalkan metode

grafik, dengan menganjurkan bahwa 2, merupakan fungsi dari variabel bebas Xi.

Fungsi yang dianjurkan adalah sebagai berikut :

i2 = 2 Xi evi (3.5)

atau bila ditulis dalam bentuk logaritma natural adalah sebagai berikut:

ln i2 = ln 2 + ln Xi + vi (3.6)

Karena i2 pada umumnya tidak diketahui, maka Park menyarankan i2 digantikan

dengan i (residual), sehingga diperoleh :

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
ln i2 = In 2 + ln Xi + vi

= + ln Xi + vi (3.7)

Sebagai pedoman, apabila koefisien dari persamaan (3.7) signifikan secara

statistik, ini menunjukkan bahwa dalam data dari model empiris yang sedang

diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya, bila koefisien parameter

dari persamaan (3.7) tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas

atau tidak adanya heteroskedastisitas dalam data dari model empiris yang sedang

diestimasi tidak dapat ditolak.

Untuk dapat menerapkan uji Park, maka ada beberapa langkah yang harus

dilakukan, yaitu :

1. Melakukan regresi dengan menggunakan model yang sedang diamati,

kemudian didapatkan nilai estimasi residual, i2 .

2. Lakukan regresi dengan menggunakan persamaan (3.7)

3.10.3 Normalitas

Untuk mengetahui apakah normal dan tidaknya faktor pengganggu, t dengan

J-B test. Adapun kriteria untuk mengetahui normal atau tidaknya dari faktor

pengganggu adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai JB hitung (= 2hitung) > nilai 2tabel , maka hipotesis yang

menyatakan bahwa residual, t adalah berdistribusi normal ditolak.

b. Bila nilai JB hitung (= 2hitung) < nilai 2tabel , maka hipotesis yang

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
menyatakan bahwa residual, t adalah berdistribusi normal tidak dapat

ditolak.

3.10.4 Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah spesifikasi model yang

digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan sebaiknya

berbentuk linier atau tidak. Apakah suatu variabel baru relevan atau tidak

dimasukkan dalam model. Untuk uji linieritas dalam penelitian ini digunakan uji

Ramsey (Ramsey RESET Test), yaitu dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel.

Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai Fhitung > nilai Ftabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa

spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar ditolak

b. Bila nilai Fhitung < nilai Ftabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa

spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar tidak

dapat ditolak.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Langkat

4.1.1 Wilayah dan Iklim

Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah yang berada di Sumatera

Utara. Secara geografis Kabupaten Langkat berada pada 3o 14 4o 13 Lintang

Utara, 97o52 98o45 Bujur Timur dan 4 105 m dari permukaan laut. Kabupaten

Langkat menempati area seluas 6.263,29 Km2 yang terdiri dari 20 Kecamatan dan

226 Desa serta 34 Kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tamiang dan Selat Malaka

Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Selatan : Kabupaten Karo

Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara/ Tanah Alas

Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan di Kabupaten Langkat, luas

daerah terbesar adalah Kecamatan Bahorok dengan luas 955,10 km2 atau 12,25

persen diikuti Kecamatan Batang Serangan dengan luas 934,90 km2 atau 14,93%.

Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kecamatan Binjai dengan luas 49,55 km2 atau

0,79 persen dari total luas wilayah Kabupaten Langkat. (BPS, Kabupaten Langkat

Dalam Angka 2006).

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera

Utara, Kabupaten Langkat termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini

memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan

musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume

curah hujan. (Dinas Pertanian Kabupaten Langkat yang berada di 14 daerah

pengamatan).

Gambar 4.1. Lokasi Kabupaten Langkat

4.1.2 Kependudukan dan Jumlah Nelayan

Berdasarkan data BPS tahun 2007, Penduduk Kabupaten Langkat berjumlah

1.027.414 jiwa terdiri dari laki-laki 513.651 jiwa dan perempuan 513.763 jiwa.

Kepadatan penduduk 164 jiwa/ Km2. Sedangkan pertumbuhan penduduk dari tahun

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
ke tahun sampai dengan tahun 2005 diperkirakan sebesar 2,46 persen dan rata-rata

hunian setiap rumah tangga 5 jiwa.

Pada tahun 2005 komposisi penduduk dapat diuraikan sebagai berikut :

jumlah anak balita 0-4 tahun sebesar 109.744 jiwa, usia 5-14 tahun sebesar 228.263

jiwa, usia 15-64 tahun 653.256 jiwa dan jumlah lanjut usia 65 tahun keatas sebesar

36.151 jiwa.

Perkembangan dan kepadatan penduduk Kabupaten Langkat selama 4 tahun

(2004-2007) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Langkat


Tahun 2004 2007

No. Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan Kepadatan Penduduk


(Jiwa) (%) (Jiwa/Km2)
1. 2004 955.348 - 153
2. 2005 970.433 1,58 155
3. 2006 1.013.849 4,47 162
4. 2007 1.027.414 1,34 164
Sumber : BPS Kabupaten Langkat, 2007

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Tabel 4.2. Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Langkat
Tahun 2007

No. Kecamatan Luas Penduduk Kepadatan


(Km2) (Jiwa) (Jiwa/km2)
1. Bahorok 955,10 45.547 47,69
2. Salapian 469,90 51.114 108,78
3. Sei. Bingei 338,45 47.130 139,25
4. Kuala 194,76 44.079 226,32
5. Selesai 152,08 67.227 442,05
6. Binjai 49,55 40.430 815,94
7. Stabat 90,64 82.018 904,88
8. Wampu 193,75 40.658 209,85
9. Batang Serangan 934,90 38.279 40,94
10. Sawit Seberang 435,07 28.395 65,27
11. Padang Tualang 274,91 52.162 189,74
12. Hinai 114,28 46.394 405,97
13. Secanggang 248,73 67.571 271,66
14. Tanjung Pura 165,78 69.990 422,19
15. Gebang 162,99 47.295 290,17
16. Babalan 101,80 62.905 617,93
17. Sei Lepan 306,81 53.006 172,76
18. Brandan Barat 92,00 23.515 255,60
19. Besitang 710,48 64.345 90,57
20. Pangkalan Susu 271,31 55.354 204,02
Total 6.263,29 1.027.414
Sumber: BPS Kabupaten langkat, 2008

Tabel 4.3. Perkembangan Jumlah Nelayan Kabupaten Langkat

No. Tahun Jumlah Nelayan Pertumbuhan


(Jiwa) (%)
1. 2004 15.647 -
2. 2005 15.751 0,66
3. 2006 15.803 0,33
4. 2007 15.803 0,00
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, 2007

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.1.3 Ketenagakerjaan

Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kabupaten Langkat pada tahun 2007

sebanyak 2.772 orang, yang terdiri dari 1220 tenaga kerja laki-laki dan 1552

perempuan. Pencari kerja yang terdaftar tersebut paling banyak mempunyai tingkat

pendidikan tamat SLTA umum/kejuruan/lainnya yaitu 1663 orang atau 59,99 persen,

sedangkan Sarjana lengkap 498 orang atau 17,96 persen, SLTP umum/sederajat 140

orang atau 5,05 persen dan sisanya tamat DII/DIII 409 orang atau 14,75 persen, dan

tamat SD 62 orang atau 2,24 persen.

4.1.4 Perikanan

Produksi perikanan di Kabupaten Langkat pada tahun 2007 tercatat 26.167,2

ton yang berasal dari 20.763,9 ton perikanan tangkap dan 5403,3 ton perikanan budi

daya. Perahu yang digunakan untuk menangkap ikan ada 231 perahu tanpa motor dan

3.693 perahu dengan motor (kapal motor). Perahu tanpa motor terdiri dari 231 perahu

kecil. Kemudian perahu motor dibagi lagi menurut kekuatan mesin yaitu dibawah 5

GT sebanyak 3156 perahu, 5 9 GT sebanyak 527 perahu, 10 19 GT sebanyak 8

perahu, 20 30 GT sebanyak 2 perahu, Sedangkan alat penangkap ikan yang

digunakan adalah payang, pukat rantai, pukat cincin, dogol, dan lain-lain.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Tabel 4.4. Produksi Ikan Menurut Jenis Penangkapan di Kabupaten Langkat
Tahun 2008

No. Komoditi Satuan Produksi


A. Perikanan Tangkap
1. Penangkapan ikan laut
a. Ikan Laut Ton 16.428,1
b. Hasil laut lainnya Ton 4.211,9
2. Penangkapan Ikan Perairan Umum
a. Ikan Darat (Sungai/Rawa) Ton 123,9
B. Perikanan Budidaya
1. Budidaya laut (Keramba Jaring Apung) Ton 507,1
2. Budidaya air payau (Tambak/keramba) Ton 4.628,4
3. Budidaya air tawar (Kolam) Ton 260,3
4. Budidaya Perairan Umum (Keramba) Ton 7,5
Total Produksi Ikan Ton 26.167,2
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, 2008

4.2 Uji Validitas

Untuk mengetahui apakah instrument kuesioner yang dipakai cukup layak

digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan

ukurannya, maka dilakukan uji validitas. Ghozali (2005) menyatakan bahwa

pengukuran validitas internal menggunakan uji validitas setiap butir pertanyaan

(content validity) dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan

total konstruk atau variabel. Dalam hal ini melakukan korelasi masing-masing skor

pertanyaan dengan total skor pertanyaan. Untuk perincian dari uji validitas masing-

masing variabel adalah sebagai berikut:

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
a. Variabel Sosial

Tabel 4.5. Uji Validitas Variabel Sosial

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

II.1 13.5000 2.0303 .5712 .6091


II.2 14.1700 2.3647 .3363 .4129
II.3 14.0300 2.3526 .3872 .4061
II.4 12.8500 2.5328 .3101 .3844
II.5 13.5400 2.2913 .3889 .4047
II.6 13.2700 1.7546 .5300 .5815
II.7 13.0200 2.2420 .3847 .4119

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

Berdasarkan hasil uji validitas diatas, maka nilai validitas yang terdapat pada

kolom Corrected Item-Total Correlation dari variabel sosial lebih besar dari 0,30.

Dengan demikian maka seluruh pertanyaan dapat dinyatakan valid.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
b. Variabel Kegiatan Usaha

Tabel 4.6. Uji Validitas Variabel Kegiatan Usaha

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

III.2 806200.2371 1913151799312 .5370 .7246


III.5 639623.4330 1347258167798 .6650 .5023
III.6 258058.4845 147209441471.6 .8402 .6869
III.7 714774.1546 1621145602873 .8380 .6069
III.9 806192.0000 1913137886371 .4132 .4246
III.10 806184.9897 1913106928410 .7898 .6246
III.11 806199.2474 1913148918131 .5668 .5246
III.13 806183.4742 1913158472983 .4285 .4246
III.14 806198.2474 1913152430589 .4278 .4246

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.3 Karakteristik Nelayan Pada Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah nelayan yang memiliki

sampan dayung, perahu motor sampai kapal motor yang tersebar di 8 kecamatan di

Kabupaten Langkat. Karakteristik responden yang di bahas dalam penelitian ini

meliputi karakter sosial ekonomi masyarakat nelayan di 8 kecamatan di kabupaten

Langkat yang dijadikan sebagai sampel penelitian berjumlah 100 orang.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.3.1 Usia Nelayan

Bagian pertama wawancara digunakan untuk mengumpulkan data sosial

ekonomi nelayan di Kabupaten Langkat adalah usia/umur. Berdasar tabel 4.7 ada

sebanyak 5,0% nelayan yang berusia dibawah 24 tahun dan 3,0% berusia diatas 60

tahun. Rendahnya nelayan yang berusia tua menunjukkan semakin besarnya usia

produktif yang bekerja sebagai nelayan. Usia produktif antara 25 59 tahun sebesar

92,0%.

Tabel 4.7. Kondisi Usia Nelayan di Kabupaten Langkat


Usia Nelayan Jumlah Persen
(Tahun) (%)
15 24 5 5,0
25 34 23 23,0
35 44 41 41,0
45 59 28 28,0
Lebih dari 59 tahun 3 3,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.3.2 Tingkat Pendidikan

Untuk tingkat pendidikan berdasar 4.8 menunjukkan hasil bahwa sebanyak

84,0% nelayan berpendidikan sampai dengan tamat SD (tidak pernah sekolah atau

tidak tamat sekolah atau tamat SD). Sedangkan yang berpendidikan tamat SMA

hanya sebesar 4,0%.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Tabel 4.8. Kondisi Tingkat Pendidikan Nelayan di Kabupaten Langkat
Tingkat Pendidikan Jumlah Persen
(%)
Tidak pernah sekolah 1 1,0
Tidak tamat SD 17 17,0
Tamat SD 66 66,0
Tamat SMP 12 12,0
Tamat SMA 4 4,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.3.3 Jumlah Anggota Keluarga

Untuk jumlah anggota keluarga berdasar tabel 4.9 menunjukkan hasil bahwa

jumlah anggota keluarga sampai dengan 2 jiwa sebanyak 31,0%. Sedangkan jumlah

anggota 3, 4 dan 5 jiwa sebanyak 50,0%. Rata-rata jumlah anggota dalam 1 (satu)

rumah tangga 4 anggota rumah tangga untuk nelayan di Kabupaten Langkat.

Tabel 4.9. Kondisi Jumlah Anggota Keluarga Nelayan di Kabupaten Langkat

Jumlah Anggota keluarga Jumlah Persen


(Jiwa) (%)
1 11 11,0
2 20 20,0
3, 4, 5 50 50,0
6,7,8 16 16,0
Lebih dari 9 3 3,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.3.4 Lantai Rumah

Untuk lantai rumah di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar tabel

4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar tempat tinggalnya lantainya berasal dari

papan sebanyak 65,0% kemudian diikuti dari semen sebesar 29,0% dan yang dari

tanah sebesar 6,0%.

Tabel 4.10. Kondisi Lantai Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat


Lantai Rumah Jumlah Persen
(%)
Tanah 6 6,0
Papan 65 65,0
Semen 29 29,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.3.5 Dinding Rumah

Untuk dinding rumah di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar tabel

4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar tempat tinggalnya dinding rumahnya

berasal dari papan sebanyak 77,0% kemudian diikuti dari tepas sebesar 13,0%.

Sedangkan yang permanen hanya 3,0%.

Tabel 4.11. Kondisi Dinding Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat


Dinding Rumah Jumlah Persen
(%)
Papan 77 77,0
Permanen 5 5,0
Permanen 3 3,0
Tepas 13 13,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.3.6 Atap Rumah

Untuk atap rumah di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar tabel 4.12

menunjukkan bahwa sebagian besar tempat tinggalnya atap rumah berasal dari seng

sebanyak 70,0% kemudian diikuti dari atap rumbia sebesar 30,0%.

Tabel 4.12. Kondisi Atap Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat


Atap Rumah Jumlah Persen
(%)
Atap Rumbia 30 30,0
Seng 70 70,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.3.7 Alat Penerangan

Untuk alat penerangan rumah di kawasan nelayan Kabupaten Langkat

berdasar tabel 4.13 menunjukkan bahwa mayoritas alat penerangan yang digunakan

penduduk di kawasan nelayan Kabupaten Langkat menggunakan listrik yaitu sebesar

94,0% kemudian diikuti dengan teplok sebesar 6,0%.

Tabel 4.13. Kondisi Alat Penerangan Nelayan di Kabupaten Langkat


Alat Penerangan Jumlah Persen
(%)
Teplok 6 6,0
Petromak 0 0,0
Listrik 94 94,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.3.8 Sumber Air Minum

Untuk sumber air minum di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar

tabel 4.14 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk nelayan menggunakan air

sumur sebesar 67,0% kemudian diikuti dengan menggunakan air ledeng/PDAM

sebesar 26,0% dan air sungai sebesar 7,0%.

Tabel 4.14. Kondisi Sumber Air Minum Nelayan di Kabupaten Langkat


Sumber Air Minum Jumlah Persen
(%)
Air Sungai 7 7,0
Air Sumur 67 67,0
Air Ledeng/PDAM 26 26,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.3.9 Tempat Membuang Kotoran/Tinja

Untuk tempat membuang kotoran/tinja di kawasan nelayan Kabupaten

Langkat berdasar tabel 4.15 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk nelayan

untuk membuang kotoran/tinja menggunakan WC/Jamban milik sendiri sebesar

71,0% kemudian diikuti dengan menggunakan sungai sebesar 25,0% dan toilet umum

sebesar 4,0%.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Tabel 4.15. Kondisi Tempat Membuang Kotoran/Tinja Nelayan di Kabupaten
Langkat

Tempat Membuang Kotoran/Tinja Jumlah Persen


(%)
Sungai 25 25,0
Toilet Umum 4 4,0
WC/Jamban Milik Sendiri 71 71,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.3.10 Status Kepemilikan Rumah

Untuk status kepemilikan rumah di kawasan nelayan Kabupaten Langkat

berdasar tabel 4.16 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk nelayan memiliki

rumah sendiri yaitu sebesar 78,0% kemudian diikuti dengan milik keluarga sebesar

15,0% dan sewa sebesar 7,0%.

Tabel 4.16. Status Kepemilikan Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat


Status Kepemilikan Rumah Jumlah Persen
(%)
Sewa 7 7,0
Milik Keluarga 15 15,0
Milik Sendiri 78 78,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.3.11 Kepemilikan Perahu, Perahu dan Kapal Motor

Untuk status kepemilikan perahu, perahu/kapal motor di kawasan nelayan

Kabupaten Langkat berdasar tabel 4.17 menunjukkan bahwa nelayan memiliki sendiri

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
perahu, perahu motor dan kapal motor sebesar 53,0% kemudian diikuti yang sewa

sebesar 41,0% dan kredit sebesar 6,0%.

Tabel 4.17. Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Nelayan di Kabupaten Langkat


Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Jumlah Persen
(%)
Milik Sendiri 53 53,0
Sewa 41 41,0
Kredit 6 6,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.3.12 Sistem Pembagian Hasil

Untuk sistem pembagian hasil dari pendapatan. Misalkan di dalam 1 (satu)

perahu atau kapal motor yang terdiri dari anggota (knek), tekong (nakhoda atau

pawang yang mempunyai mengetahui keadaan laut) maka sistem pembagian hasilnya

adalah dari pendapatan bersih kemudian dibagi masing-masing 1 bagian untuk

anggota (knek) dan 2 bagian untuk tekong.

Sedangkan apabila perahu atau kapal motor yang sewa dan pada waktu melaut

tanpa tekong maka sistem pembagian hasilnya adalah dari pendapatan bersih

kemudian dibagi masing masing 1 bagian untuk nelayan dan untuk toke (pemilik

kapal) mendapat 1 2 bagian tergantung perjanjian.

Apabila perahu atau kapal motor yang sewa dan pada waktu melaut dengan

tekong maka sistem pembagian hasilnya adalah dari pendapatan bersih kemudian

dibagi masing-masing 1 bagian untuk anggota (knek) dan untuk tekong 1,5 bagian

serta untuk toke 2 bagian.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.4 Karakteristik Nelayan Terhadap Pendapatan di Kabupaten Langkat

4.4.1 Usia Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat

Berdasar pada Tabel 4.18 bahwa usia produktif (25 59 th) sebanyak 92

orang (=92,0%) nelayan. Dari usia produktif tersebut ternyata sebanyak 47 orang (=

47,0%) berpendapatan dibawah Rp 1.000.000,- dan jumlah nelayan usia produktif

yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 45 orang (= 45,0%). Namun

ada nelayan yang berusia 15 24 tahun sebanyak 5 orang (= 5,0%) dengan 4 orang

yang berpendapatan diatas Rp 1.000.000,-. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada

Tabel 4.18.

Tabel 4.18. Tabulasi Silang Antara Usia Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten
Langkat

Pendapatan per bulan Usia (Th.) Total


(Rp.) 15 24 25 34 35 44 45 59 Lebih dari 59
500.000 1 8 7 11 1 28
500.001 1.000.000 7 10 4 1 22
1.000.001 1.500.000 1 5 9 5 1 21
1.500.001 2.000.000 3 2 3 2 10
> 2.000.000 1 12 6 19
Total 5 23 41 28 3 100
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.4.2 Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten


Langkat

Berdasar pada Tabel 4.19 jumlah nelayan yang berpendidikan sampai tamat

SD yang berpendapatan kurang dari Rp 1.000.000,- sebanyak 41 nelayan (= 41,0%),

sedangkan nelayan yang berpendidikan sampai tamat SD yang berpendidikan lebih

dari Rp 1.000.000,- sebanyak 45 nelayan (= 45,0%).

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Untuk yang berpendidikan tamat SMA jumlah responden 4 orang (= 4,0%) dengan 2

orang nelayan yang berpendapatan kurang Rp 1.000.000,- dan 2 orang nelayan yang

berpenghasilan diatas Rp 1.000.000,-

Tabel 4.19. Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan


Nelayan di Kabupaten Langkat

Pendapatan per bulan Pendidikan Total


(Rp.) Tidak Pernah Tidak Tamat SD SMP SMA
Sekolah Sekolah SD
500.000 4 20 3 1 28
500.001 1.000.000 1 5 11 4 1 22
1.000.001 1.500.000 3 14 4 21
1.500.001 2.000.000 1 7 1 1 10
> 2.000.000 4 13 1 1 19
Total 1 17 65 13 4 5100
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.4.3 Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten


Langkat

Berdasar pada Tabel 4.20, jumlah anggota keluarga sampai dengan 2 jiwa

untuk nelayan yang berpendapatan dibawah Rp 1.000.000,- sebanyak 18 orang (=

18,0%), sedangkan yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 13 orang (=

13,0%).

Untuk jumlah anggota keluarga dari 3 sampai dengan 5 jiwa yang

berpenghasilan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 25 orang (= 25,0%), sedang yang

berpenghasilan diatas Rp 1.000.000,- sebanyak 13 orang (= 13,0%).

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Untuk jumlah anggota keluarga dari 6 sampai dengan 11 jiwa yang

berpenghasilan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 7 orang (= 7,0%), sedang yang

berpenghasilan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 12 orang (= 12,0%).

Tabel 4.20. Tabulasi Silang Antara Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Pendapatan
Nelayan di Kabupaten Langkat

Pendapatan per bulan Jumlah Anggota Keluarga Total


(Rp.) (Jiwa)
2 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11
500.000 8 2 9 1 4 1 1 1 1 28
500.001 1.000.000 3 5 1 9 1 1 2 22
1.000.001 1.500.000 5 1 6 3 1 1 4 21
1.500.001 2.000.000 2 3 3 1 1 10
> 2.000.000 2 5 5 2 3 1 1 19
Total 11 20 24 19 7 4 6 6 1 1 1 100
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.4.4 Status Kepemilikan Rumah Terhadap Pendapatan Nelayan di


Kabupaten Langkat

Berdasar Tabel 4.21, jumlah nelayan dengan status kepemilikan rumah sewa

dengan pendapatan dibawah Rp 1.000.000,- sebanyak 6 orang (= 6,0% ), sedangkan

yang berpenghasilan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 1 orang (1,0%).

Untuk jumlah nelayan dengan status kepemilikan rumah yang merupakan

milik keluarga dengan pendapatan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 7 orang

(= 7,0%), sedang yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 9 orang

(= 9,0%).

Untuk jumlah nelayan dengan status kepemilikan rumah yang merupakan

milik sendiri dengan pendapatan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 37 orang

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
(= 37,0%), sedang yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 40 orang

(= 40,0%).

Tabel 4.21. Tabulasi Silang Antara Status Kepemilikan Rumah Terhadap Pendapatan
Nelayan di Kabupaten Langkat

Pendapatan per bulan Status Kepemilikan Rumah Total


(Rp.) Sewa Milik Keluarga Milik Sendiri
500.000 2 3 23 28
500.001 1.000.000 4 4 14 22
1.000.001 1.500.000 1 4 16 21
1.500.001 2.000.000 3 7 10
> 2.000.000 2 17 19
Total 7 15 78 100
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.4.5 Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Terhadap Pendapatan Nelayan


di Kabupaten Langkat

Berdasar Tabel 4.22, jumlah nelayan dengan status kepemilikan perahu/kapal

motor milik sendiri dengan pendapatan dibawah Rp 1.000.000,- sebanyak 23 orang (=

23,0% ), sedangkan yang berpenghasilan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 30 orang

(30,0%).

Untuk jumlah nelayan dengan status kepemilikan perahu/kapal motor yang

merupakan sewa dengan pendapatan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 25 orang

(= 25,0%), sedang yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 16 orang

(= 16,0%).

Untuk jumlah nelayan dengan status kepemilikan perahu/kapal motor yang

merupakan kredit dengan pendapatan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 2 orang

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
(= 2,0%), sedang yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 4 orang

(= 4,0%).

Tabel 4.22. Tabulasi Silang Antara Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor


Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat

Pendapatan per bulan Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Total


(Rp.) Milik Sendiri Sewa Kredit
500.000 17 11 28
500.001 1.000.000 6 14 2 22
1.000.001 1.500.000 14 6 1 21
1.500.001 2.000.000 7 3 10
> 2.000.000 9 7 3 19
Total 53 41 6 100
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.5 Tingkat Pendapatan Nelayan dan Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhinya

Untuk tingkat pendapatan berdasar Tabel 4.23 menunjukkan bahwa penduduk

yang berpendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 1.000.000,- sebesar 50,0%.

Sedangkan yang berpendapatan Rp 1.000.000,- Rp 2.000.000,- sebesar 31,0% dan

yang berpendapatan diatas Rp 2.000.000,- sebesar 19,0%.

Tabel 4.23. Tingkat Pendapatan per bulan Nelayan di Kabupaten Langkat


Pendapatan per bulan Jumlah Persen
(Rp.) (%)
500.000 28 28,0
500.001 1.000.000 22 22,0
1.000.001 1.500.000 21 21,0
1.500.001 2.000.000 10 10,0
> 2.000.001 19 19,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Untuk tingkat pendapatan (hasil penjualan modal kerja) per bulan penduduk

nelayan di Kabupaten Langkat minimum sebesar Rp 55.000,- dan yang tertinggi

sebesar Rp 7.440.00,- dan dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp 1.259.207,-.

Untuk modal kerja per bulan penduduk nelayan di Kabupaten Langkat

minimum sebesar Rp 40.000,- dan yang tertinggi sebesar Rp 9.000.000,-.

Untuk tenaga kerja yang ikut dalam melaut minimum sebanyak 1 orang dan

yang tertinggi sebesar 11 orang dengan rata-rata 2,49 orang ( 3 orang).

Untuk lamanya waktu melaut dalam satu kali melaut minimum selama 3 jam

dan yang paling lama sebesar 120 jam (= 5 hari) dengan rata-rata selama 16,60 jam

dalam 1 kali melaut.

Untuk pengalaman dalam menangkap ikan, nelayan di Kabupaten Langkat

mempunyai pengalaman minimum selama 3 tahun dan paling lama sebesar 54 tahun

dengan rata-rata pengalaman selama 23,69 tahun ( 24 tahun).

Untuk jarak tempuh melaut, nelayan di Kabupaten Langkat minimum sejauh 1

km dan yang paling jauh 75 km dengan rata-rata sejauh 9,65 km ( 10 km).

Tabel 4.24. Pendapatan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Nelayan di Kabupaten Langkat

Keterangan Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi


Pendapatan per bulan (Rp) 55.000 7.440.000 1.259.207 1.188.818
Modal Kerja per bulan (Rp) 40.000 9.000.000 985.827 1.423.735
Tenaga Kerja (orang) 1 11 2,49 1,79
Pengalaman (tahun) 3 54 23,69 10,22
Jarak Tempuh Melaut (km) 1 75 9,65 11,96
Sumber : Data Primer, diolah, 2008

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.6 Hasil Estimasi Dengan Menggunakan Metode OLS

Untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu modal kerja, jumlah tenaga

kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut terhadap variabel terikat yaitu

pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat dengan menggunakan metode Ordinary

Least Square (OLS) dengan bantuan program Eviews 4.1, berdasarkan perhitungan

fungsi Cobb-Douglas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Hasil Estimasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan


di Kabupaten Langkat
LOG(INC) = 10,029 + 0,293 LOG(MODAL) + 0,258 LOG(LAB) + 0,158 LOG(EXPE)
Std. Error (0,1139) (0,1294) (0,1746)
t-stat (2,575)** (1,997)** (0,904)

+ 0,004 LOG(DST)
Std. Error (0,0066)
t-stat (0,648)

R2 = 0,616233
R2 = 0,579022
F-stat = 3,123600

Keterangan : ** signifikan pada =5%

Sumber : Data diolah (Lampiran 5)

Berdasarkan nilai R-squared (R2) sebesar 0,6162 yang diperoleh dari

penelitian menyatakan bahwa variabel independen (variabel modal kerja, tenaga

kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut) mampu menjelaskan variasi pendapatan

nelayan di Kabupaten Langkat sebesar 61,62%. Sedangkan sisanya sebesar 38,38%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Dari hasil estimasi bahwa nilai F-statistik yang diperoleh, yaitu sebesar 3,1236

yang berarti lebih besar dari F0,05(5,94) = 2,30; ini berarti secara bersama-sama

(serentak) yaitu modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut

mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat dengan tingkat

kepercayaan 95 persen.

Berdasarkan uji t-statistik (uji secara parsial), maka dapat diketahui bahwa

variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat adalah modal kerja dan tenaga kerja pada tingkat = 5 persen

sedangkan variabel bebas yaitu pengalaman dan jarak tempuh melaut tidak

berpengaruh signifikan secara statistik terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten

Langkat.

Hasil estimasi diatas menunjukan bahwa koefisien regresi modal kerja sebesar

0,293 bermakna bahwa apabila modal kerja bertambah 10 persen, maka pendapatan

nelayan dapat meningkat sebesar 2,93 persen.

Koefisien tenaga kerja menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,258 bermakna

bahwa apabila jumlah tenaga kerja bertambah 10 persen, maka pendapatan nelayan

dapat meningkat 2,58 persen.

Sebagaimana yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya, bahwa pengujian

secara parsial (individu) dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan

nilai t-tabel. Selain itu juga dilihat berdasarkan nilai signifikinsi (sig.) pada hasil

estimasi (lampiran 5).

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Dengan jumlah sampel (n) = 100, variabel bebas (k) = 4 maka derajat bebas

untuk nilai t-statistik (n-k-1) atau sama dengan 95. Pada variabel modal kerja

mernpunyai t-hitung sebesar 2,575 lebih besar dari t-tabel = 0,05 sebesar 1,98 yang

bermakna bahwa variabel modal kerja berpengaruh signifikan pada = 0,05 terhadap

pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat.

Sementara itu t-hitung variabel tenaga kerja sebesar 1,997 lebih besar

dibandingkan nilai t-tabel pada = 0,05 sebesar 1,98 dengan demikian bahwa

variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

Sementara itu t-hitung variabel pengalaman sebesar 0,904 lebih kecil

dibandingkan nilai t-tabel pada = 0,05 sebesar 1,98 dengan demikian bahwa

variabel pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

Sementara itu t-hitung variabel jarak tempuh melaut sebesar 0,648 lebih kecil

dibandingkan nilai t-tabel pada = 0,05 sebesar 1,98 dengan demikian bahwa

variabel jarak tempuh melaut tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

nelayan di Kabupaten Langkat.

Hasil estimasi diatas menunjukan bahwa koefisien modal kerja menunjukkan

elastisitas dari modal kerja terhadap pendapatan nelayan, dengan elastisitas sebesar

0,293 bermakna bahwa modal kerja terhadap pendapatan nelayan adalah tidak elastis

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
(inelastic). Hal ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap modal kerja sangat

kecil.

Sementara itu koefisien jumlah tenaga kerja yang menunjukkan elastisitas

jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan dengan elastisitas sebesar 0,258

bermakna bahwa jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan adalah tidak

elastis (inelastic). Hal ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap jumlah tenaga

kerja sangat kecil.

Sedangkan untuk koefisien pengalaman yang menunjukkan elastisitas

pengalaman terhadap pendapatan nelayan dengan elastisitas sebesar 0,158 bermakna

bahwa pengalaman terhadap pendapatan nelayan adalah tidak elastis (inelastic). Hal

ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap pengalaman sangat kecil.

Sedangkan untuk koefisien jarak tempuh melaut yang menunjukkan elastisitas

jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan dengan elastisitas sebesar 0,004

bermakna bahwa jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan adalah tidak

elastis (inelastic). Hal ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap jarak tempuh

melaut sangat kecil.

Berdasarkan hasil estimasi pendapatan nelayan diperoleh hasil bahwa

pendapatan nelayan berada pada kondisi Decreasing Return to Scale lebih kecil dari

1. Decreasing return to scale = 0,293 + 0,258 + 0,158 + 0,004 = 0,713. Decreasing

Return to Scale artinya bahwa apabila modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
jarak tempuh melaut naik dua kali lipat maka pendapatan nelayan akan naik lebih

kecil dari dua kali lipat.

Kapital

K3
K2 24
19
K1
10

L1 L2 L3 Tenaga Kerja

Gambar 4.2. Decreasing Return to Scale

4.7 Uji Asumsi Klasik

Mempertimbangkan bahwa dalam model regresi yang ingin dicapai adalah

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan ada kalanya sering dijumpai dalam

model regresi (terutama regresi linear berganda) berbagai masalah terutama

pelanggaran terhadap asumsi klasik, maka dalam penelitian ini dilakukan pengujian

asumsi klasik berupa multikolinieritas, heteroskedastisitas, normalitas dan linieritas.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.7.1 Uji Multikolinieritas

Interpretasi dari model regresi berganda secara implisit bergantung pada

asumsi bahwa antar variabel bebas yang digunakan dalam model tersebut tidak saling

berkolerasi. Koefisien-koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai ukuran

perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan

seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Namun interpretasi ini menjadi salah

apabila terdapat hubungan linear antar variabel bebas. Berikut ini hasil uji

multikolinieritas pada Tabel 4.25 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.25. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas

Variabel R2
LOG (MODAL) 0,217
LOG (LAB) 0,233
LOG(EXPE) 0,059
LOG(DST) 0,337
Sumber : Data diolah (Lampiran 6 s/d 9)

Berdasarkan pada Tabel 4.25 diatas dapat terlihat bahwa nilai R2

{LOG(INC) C LOG(MODAL) LOG(LAB) LOG(EXPE) LOG(DST), yaitu 0,616

lebih besar dari pada nilai R2 antar variabel bebas dalam regresi parsial yaitu : 0,217;

0,233; 0,059 dan 0,337 berdasarkan ketentuan rule of thumb dan metode ini dapat

disimpulkan bahwa dalam model tersebut tidak ditemukan adanya multikolinierity.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
4.7.2 Uji Heteroskedastisitas

Dalam regresi berganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran

parameter dalam model tersebut bersifat BLUE adalah var (ui) 2 (konstan), semua

sesatan mempunyai variansi yang sama. Padahal ada kasus-kasus tertentu dimana

variansi u1 tidak konstan, melainkan suatu variabel berubah-ubah.

Berdasarkan hasil estimasi uji white heterokedastisticity test pada tabel 4.26,

diperoleh besarnya nilai Obs*R-squared sebesar 11,399 dan bila dibandingkan

dengan nilai 2 Tabel sebesar 118,743 pada tingkat signifikansi = 5%, maka dapat

disimpulkan bahwa nilai Obs*R-squared lebih kecil dan nilai 2 Tabel (Obs*R-

squared = 10,703 < 2 Tabel = 118,743). Dengan demikian, hasil uji dengan

menggunakan white heterokedastisticity test tidak ditemukan masalah

heteroskedastisitas dalam model yang digunakan.

Tabel 4.26. Hasil Estimasi Uji Heteroskedastisitas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.781175 Probability 0.686336


Obs*R-squared 11.39968 Probability 0.654392

Sumber : Data diolah (lampiran 10)

4.7.3 Uji Normalitas

Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui normal apa tidaknya faktor

pengganggu yang dapat diketahui melalui uji JB-test. Uji ini menggunakan hasil

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
estimasi residual dan Chi-Square Probability Distribution. Hasil estimasi yang

dilakukan dengan uji JB test dapat dilihat pada Lampiran 11

Berdasarkan hasil estimasi uji JB test pada Lampiran 11, diperoleh besarnya

nilai Jarque-Bera normality test statistics sebesar 4,975 dan bila dibandingkan

dengan nilai 2 Tabel sebesar 118,743 pada tingkat = 5%, maka dapat disimpulkan

bahwa nilai JB test lebih kecil dan nilai 2 Tabel (JB test hitung = 4,975 < 2 Tabel

118,743). Hal ini berarti model empiris yang digunakan dalam model tersebut

mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi normal yang tidak

dapat ditolak.

4.7.4 Uji Linieritas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah spesifikasi model yang digunakan

sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam studi empiris

berbentuk linier atau tidak. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji

Ramsey (Ramsey RESET Test).

Berdasarkan hasil estimasi Ramsey RESET test pada lampiran 12, diperoleh

hasil nilai Fhit sebesar 0,067 dan bila dibandingkan dengan nilai Ftabel sebesar 2,47

pada tingkat = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Fhit lebih kecil dan nilai

Ftabel. Oleh karena itu, berdasarkan hasil uji Ramsey dapat disimpulkan bahwa model

yang benar spesifikasinya dalam bentuk linier atau persamaan dalam bentuk linier.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Dengan melakukan berbagai uji asumsi klasik dan hasilnya ternyata bebas

dari pelanggaran asumsi klasik maka dapat disimpulkan bahwa model yang

digunakan dalam menaksir pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat sudah baik

BLUE.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut

secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

2. Modal kerja merupakan faktor yang memberikan pengaruh yang besar

dibandingkan 3 faktor yang lain yang mempengaruhi pendapatan nelayan di

Kabupaten Langkat.

3. Modal kerja mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan,

ceteris paribus. Dengan kata lain, apabila modal kerja naik akan

meningkatkan pendapatan nelayan. Begitu juga halnya dengan tenaga kerja,

pengalaman dan jarak tempuh melaut mempunyai pengaruh positif terhadap

pendapatan nelayan.

4. Nilai elastisitas dari variabel modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak

tempuh melaut mempunyai nilai elastisitas kurang dari 1 (inelastic) terhadap

pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, sehingga respon pendapatan

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
nelayan terhadap modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh

melaut sangat kecil.

5.2 Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis

memberikan beberapa saran, sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian ini

sebagai berikut:

1. Untuk mendorong peningkatan pendapatan nelayan sudah seharusnya

pemerintah Kabupaten Langkat terutama Dinas Perikanan dengan bekerja

sama dengan dinas terkait lainnya mencari solusi dari permasalahan modal

kerja dengan membuka akses untuk mendapatkan modal kerja guna

kesejahteraan nelayan dengan cara bekerjasama dengan koperasi atau lembaga

keuangan bank dan non bank.

2. Untuk mendorong kemampuan dari nelayan maka Pemerintah Kabupaten

Langkat terutama Dinas Perikanan dapat memberikan pembinaan dan

pengembangan kemampuan nelayan dalam kemampuan menangkap ikan dan

juga meningkatkan teknologi dalam menangkap ikan dengan teknologi yang

tepat guna.

3. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan, perlu diberikan

penyuluhan tentang bagaimana kelayakan dalam menangkap ikan. Meskipun

masyarakat nelayan telah banyak memiliki pengalaman (umunya pola

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
tradisional), namun penyuluhan ini perlu dilakukan terutama berorientasi

kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi.

4. Penggunaan tenaga kerja oleh masing-masing kelompok nelayan hendaknya

disesuaikan dengan kebutuhan sehingga akan mengurangi biaya ke laut (lebih

efisien), karena tambahan tenaga kerja tersebut tidak profesional.

5. Peralatan yang digunakan oleh para nelayan pada umumnya masih minim dan

tradisonal sehingga hasil tangkapnnya acapkali tidak dapat menutupi biaya

yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga. Untuk itu diperlukan

sentuhan dan bantuan dari para pemilik modal agar dapat mendukung

kelengkapan peralatan penangkapan ikan yang diperlukan para nelayan.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA

__________, 2001, Dimensi Ekonomi Kehidupan Sosial Masyarakat Nelayan,


Jurnal Ekonomi dan Pembangunan (JEP), IX(1).

__________, 2000, Nelayan: Strategis Adaptasi dan Jaringan Sosial, Humaniora


Utama Press, Bandung.

__________, 1999, Pemberdayaan Nelayan Tertinggal Dalam Mengatasi Krisis


Ekonomi: Telaah Terhadap Sebuah Pendekatan, Puslitbang Ekonomi dan
Pembangunan, LIPI, Jakarta.

Badaruddin, 2001, Kelembagaan Sosial Ekonomi dan Pemberdayaan Ekonomi


Masyarakat Nelayan Kecamatan Percut Sei Tuan, Lembaga Penelitia,
Medan.

Budiharsono, 2001, Teknis Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan,


PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Badan Pusat Statitistik (BPS), 2007, Kabupaten Langkat Dalam Angka, BPS,
Langkat.

Dahuri, Rokhmin, 2004, Membangun Kelautan dan Perikanan, Bening, Jakarta.

Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta.

Joesran dan Fathorrozi, 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat, Jakarta.

Masyhuri, 1998, Usaha Penangkapan Ikan di Jawa dan Madura: Produktivitas


dan Pendapatan Buruh Nelayan, Masyarakat Indonesia, XXIV, No. 1.

Miller, R. L., R. E. Meiners, 1999. Teori Ekonomimikro Intermediate. Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

Nicholson, W., 1998. Teori Ekonomi Mikro I. Raja Garfindo Persada. Jakarta.

Rahardja, Manurung, 2006, Teori Ekonomi Mikro, Edisi Ketiga, LP Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Said Ali, Harahap, 2003, Analisis Masalah Kemiskinan dan Ketimpangan
Pendapatan Nelayan di Medan Belawan, Sumut, Tesis S2 PPS USU,
Medan.

Salim, Agus, 1999, Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan dan Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhinya di Kecamatan Syiah Kuala Kotamadya Banda
Aceh, Tesis S2 PPS USU, Medan.

Sasmita, 2006, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha


Nelayan Di Kabupaten Asahan, Tesis S2. PPS USU, Medan.

Sastrawidjaya, dkk, 2002, Nelayan Nusantara, Pusat Riset Pengolahan Produk


Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Sobri, 1999. Ekonomi Makro. BPFE-UGM, Yogyakarta.

Sukirno, S., 2004. Pengantar Teori MikroEkonomi. Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

Sukirno, S., 2006. Makroekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Zulfikar, 2002, Analisis Sistem bagi Hasil Terhadap Pendapatan Buruh Nelayan
di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Skripsi S1, EP USU, Medan.

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER
PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN LANGKAT
MAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kecamatan :
Desa :

I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : .
2. Umur : tahun
3. Pendidikan :
a. Tidak Pernah Sekolah
b. Tidak Tamat Sekolah
c. SD
d. SMP
e. SMA
f. D1 D3 S1
4. Jumlah anggota keluarga yang ditanggung ..........orang
5. Berapa lama (pengalaman) bapak/saudara bekerja sebagai nelayan ..............th
6. Disamping nelayan usaha apa yang bapak lakukan:
a. Pedagang
b. Buruh
c. Bertani
d. Lainnya, sebutkan .................................................
7. Berapa hasil usaha sampingan yang diperoleh Rp ............................./bulan

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
II KEADAAN SOSIAL
1. Lantai rumah:
a. Tanah
b. Papan
c. Semen
d. Keramik
2. Dinding Rumah:
a. Papan
b. 1/2 permanen
c. Permanen
3. Atap rumah:
a. Atap rumbia
b. Seng
4. Alat penerangan:
a. Teplok
b. Petromak
c. Listrik
5. Sumber air minum:
a. Air sungai
b. Air sumur
c. Air Ledeng/ PDAM
6. Tempat membuang kotoran/ tinja:
a. Sungai
b. Tempat toilet umum
c. WC/ Jamban milik sendiri
7. Status milik rumah:
a. Sewa
b. Milik keluarga
c. Milik sendiri

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
III KEGIATAN USAHA
1. Jenis perahu/kapal motor apa yang bapak/saudara gunakan .................. GT
2. Apakah perahu/kapal motor yang bapak gunakan sekarang?
a. Milik sendiri
b. Sewa (langsung ke pertanyaan no. 3)
c. Kredit
3. Jika perahu/kapal motor bapak kredit, berapa angsuran per bulan Rp. ....................
, atau per trip Rp. .......................................
4. Jiwa sewa, berapa sewa per bulan Rp. ........................, atau per hari Rp.
....................
5. Berapa biaya (modal kerja) yang diperlukan untuk pergi sekali melaut.(per trip)
Biaya (modal kerja):
a. Makanan (beras dan lauk pauk) Rp. .............................
b. Makanan ringan Rp. .............................
c. Rokok Rp. .............................
d. Minyak solar Rp. .............................
e. Minyak bensin Rp. .............................
f. Minyak oli Rp. .............................
g. Umpan Rp. .............................
h. Dan lain-lain Rp.
Jumlah Rp.

6. Berapa rata-rata hasil tangkapan per trip:

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
No. Jenis Tangkapan Volume Harga per Kg Nilai (Rp)
(Kg) (Rp)
1. Ikan .........................
2. Ikan ........................
3. Ikan ........................
4. Udang
5. ..................................
6. ...................................
7. Jumlah

7. Dari hasil penjualan tersebut, berapa yang bapak/saudara peroleh/terima


Rp. .............
8. Bagaimana sistem pembagian hasil tangkapan/penjualan : .....................................
..................................................................................................................................
...................................................................................................................................
9. Kalau bapak/saudara pergi ke laut kira-kira berapa jauh jarak yang bapak tempuh
ke daerah sasaran tangkapan .................. km
10. Berapa lama bapak/saudara pergi menangkap ikan ke laut ........jam ( jam ........
s/d jam .............)
11. Berapa banyak orang yang pergi melaut dalam 1 motor kapal .............. orang
12. Berapa jarak dari dermaga ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ............ km

Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository 2008
Lampiran 2. Data Hasil Penelitian

Obs. I.2 I.3 I.4 II.1 II.2 II.3 II.4 II.5 II.6 II.7 III.2 III.5 III.6 III.7 III.9 III.10 III.11 III.13
1 34 5 2 3 1 2 3 2 3 3 2 68,000 90,000 5,500 3 10 2 10
2 30 4 3 3 1 2 3 2 3 1 1 16,000 38,500 22,500 1.5 3 1 10
3 40 4 7 3 1 1 3 2 3 3 1 35,000 92,000 57,000 3 16 1 10
4 45 2 4 1 4 1 3 2 3 3 1 12,500 115,000 102,500 1 4 1 20
5 44 3 3 3 1 2 3 2 3 3 1 27,500 35,000 7,500 5 5.5 1 25
6 31 4 2 3 1 2 3 2 3 2 2 84,000 252,000 33,000 27 17 3 20
7 46 3 11 3 1 2 3 2 3 3 1 17,000 59,600 14,200 6 9 2 15
8 53 3 3 3 1 2 3 2 3 3 1 40,400 44,000 3,600 30 11 1 30
9 28 3 3 3 1 2 3 2 3 2 1 34,500 75,000 13,000 20 19 2 15
10 51 3 3 3 1 1 3 2 3 3 1 15,000 22,500 7,500 4 9 1 30
11 56 3 5 3 1 2 3 2 3 3 1 16,400 21,000 4,600 6 13 1 30
12 38 2 5 3 1 2 3 2 3 3 1 25,000 55,400 30,400 6 15 1 15
13 57 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 22,500 57,400 17,000 5 10 2 15
14 50 3 5 3 1 2 3 2 3 3 1 13,700 30,000 16,300 6 9 1 30
15 50 3 3 3 1 2 3 2 3 3 1 2,000 19,500 17,500 5 5.5 1 20
16 48 2 2 2 1 2 3 2 1 3 3 79,000 90,000 11,000 3 9 1 26
17 51 2 1 2 1 2 3 2 1 3 1 51,000 84,000 33,000 3 7 1 26
18 41 2 4 2 1 2 3 2 1 3 3 57,000 75,500 18,500 3 9 1 26
19 60 2 1 2 1 2 3 2 1 3 1 25,100 76,000 50,900 6 6 1 20
20 48 3 3 3 1 2 3 2 3 3 1 15,000 79,500 64,500 1 7.5 1 20
21 45 2 4 1 4 1 3 2 3 3 1 22,500 115,000 80,000 3 6 1 20
22 35 5 1 3 1 2 3 3 3 2 1 43,000 266,000 223,000 1 11 1 15
23 29 5 2 3 1 2 3 2 3 3 1 49,000 133,000 42,000 1 11 2 20
24 35 2 4 3 1 2 3 2 3 2 1 43,000 103,500 60,500 1 11 1 20
25 28 4 2 2 1 2 3 3 1 3 1 61,000 309,000 82,665 4 8 2 15
Lampiran 2. Lanjutan Data Hasil Penelitian

Obs. I.2 I.3 I.4 II.1 II.2 II.3 II.4 II.5 II.6 II.7 III.2 III.5 III.6 III.7 III.9 III.10 III.11 III.13
26 45 4 3 2 1 2 3 3 1 3 1 70,000 422,500 117,500 5 9 2 15
27 40 3 3 2 1 2 3 3 1 3 1 73,000 362,000 96,300 4 9 2 15
28 32 3 3 2 1 1 3 3 1 3 2 66,000 435,000 126,000 5 10 2 15
29 34 4 3 2 1 2 3 3 1 3 2 69,000 365,000 98,600 4 10 2 15
30 41 3 6 2 1 2 3 3 1 3 1 73,000 459,000 128,600 4 9 2 15
31 30 5 1 2 1 2 3 3 1 3 1 73,000 383,000 103,300 5 9 2 15
32 30 4 2 2 1 2 3 3 2 2 1 73,000 340,000 89,000 4 9 2 15
33 42 3 3 3 2 2 3 3 1 3 1 71,000 457,000 128,000 5 9 2 15
34 34 3 4 2 1 2 3 3 1 3 1 73,000 372,000 99,600 5 9 2 15
35 59 3 7 2 2 2 3 3 1 3 1 73,000 352,000 93,000 4 9 2 15
36 40 3 3 2 1 2 3 3 1 3 1 530,000 6,005,000 782,145 10 48 6 3
37 45 2 5 2 1 2 3 3 3 3 1 790,000 4,721,000 561,570 10 72 6 4
38 43 2 5 2 1 2 3 3 3 3 1 760,000 4,250,000 502,850 10 72 6 4
39 38 2 8 2 1 2 3 3 2 3 1 790,000 4,847,000 579,570 10 72 6 4
40 42 3 7 2 1 2 3 3 1 1 1 122,000 725,000 86,145 5 8 7 25
41 51 4 4 2 4 1 3 3 3 1 2 488,000 890,000 28,000 10 17 11 20
42 40 3 6 3 4 2 3 2 3 3 2 57,000 114,500 14,000 3 25 3 20
43 36 3 4 2 1 1 3 3 2 3 2 114,000 275,000 32,000 5 11 3 20
44 58 3 6 3 2 2 3 2 2 2 2 90,500 275,000 61,500 5 11 3 20
45 44 3 9 3 3 2 3 2 3 3 2 140,000 850,000 142,000 6 13 3 20
46 55 4 8 1 1 2 3 3 3 3 2 240,000 561,000 51,000 7.5 23 4 20
47 49 4 8 2 1 2 3 2 3 3 2 99,000 114,500 6,000 10 11 2 20
48 47 3 10 3 1 1 3 2 3 3 2 58,000 144,500 16,000 10 14 3 20
49 46 1 8 2 1 1 3 2 3 3 2 33,000 73,000 40,000 10 7 1 26
50 33 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 1,200,000 1,555,000 58,000 10 36 3 20
Lampiran 2. Lanjutan Data Hasil Penelitian

Obs. I.2 I.3 I.4 II.1 II.2 II.3 II.4 II.5 II.6 II.7 III.2 III.5 III.6 III.7 III.9 III.10 III.11 III.13
51 22 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 95,000 470,000 55,000 12 13 4 20
52 28 3 2 1 4 1 3 2 3 1 2 90,000 168,000 11,000 10 11 4 26
53 36 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 178,000 400,000 35,000 10 11 7 10
54 29 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 1,140,000 1,261,000 17,000 12 120 4 20
55 28 3 3 2 1 2 3 2 3 2 2 70,000 100,000 10,000 5 10 3 15
56 40 3 3 1 1 2 3 2 3 3 1 20,000 125,000 105,000 3 5 2 15
57 40 3 3 2 1 2 3 3 3 3 1 200,000 696,000 496,000 45 48 2 15
58 48 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 1,800,000 1,853,000 246,000 75 96 4 20
59 37 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 1,500,000 3,760,000 314,785 75 96 5 20
60 30 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 300,000 1,059,000 130,000 45 48 3 20
61 44 3 5 2 1 1 3 3 3 3 1 31,500 48,000 16,500 10 6 1 25
62 29 3 2 2 4 1 3 2 3 3 1 36,500 48,000 11,500 11 15 1 25
63 52 3 1 3 2 2 3 2 3 3 2 26,600 230,000 25,000 11 19 2 12
64 40 3 4 2 1 2 3 2 3 3 1 35,000 254,000 81,500 20 20 2 12
65 55 3 6 2 1 2 3 2 3 3 1 28,000 60,000 26,000 10 11 2 26
66 20 3 1 2 1 2 3 2 3 3 2 155,000 245,000 22,000 10 15 3 12
67 60 3 4 3 1 2 3 2 3 3 1 600,000 770,000 28,000 15 12 3 20
68 38 3 2 2 1 2 3 1 1 3 3 94,500 235,000 46,500 12 12 2 26
69 22 3 1 2 1 1 3 3 3 2 1 23,000 139,000 116,000 2 4 1 14
70 38 3 4 2 1 2 3 3 3 2 1 75,000 230,000 77,500 2 4 2 14
71 35 3 2 2 1 2 3 2 3 3 1 28,500 54,000 25,500 10 9 1 12
72 34 3 4 3 1 1 3 2 3 3 2 27,000 273,000 82,000 15 7 2 12
73 65 2 2 2 4 1 3 2 1 3 1 55,500 80,000 8,000 6 6 2 20
74 35 3 3 2 1 2 3 3 1 3 1 71,000 354,000 94,000 4 9 2 15
75 56 2 2 2 1 2 3 2 3 3 1 34,000 145,000 111,000 6 6 1 20
Lampiran 2. Lanjutan Data Hasil Penelitian

Obs. I.2 I.3 I.4 II.1 II.2 II.3 II.4 II.5 II.6 II.7 III.2 III.5 III.6 III.7 III.9 III.10 III.11 III.13
76 37 3 3 2 4 1 1 2 3 3 1 85,000 176,500 91,500 15 12 1 15
77 35 3 4 2 1 2 3 2 3 3 2 157,000 1,190,000 130,000 10 10 5 20
78 40 3 4 2 1 2 3 2 3 3 2 157,000 527,500 46,000 10 10 5 20
79 37 3 4 2 4 1 1 2 3 3 2 157,000 377,500 27,500 10 10 5 20
80 42 2 1 2 1 2 3 1 3 1 2 150,000 454,000 38,000 3 7 5 20
81 44 2 5 3 3 2 1 2 3 4 2 69,000 236,000 41,750 2 6 2 20
82 52 3 7 2 1 1 3 1 1 3 3 80,500 250,000 80,000 13 13 2 26
83 37 3 4 2 4 1 3 2 3 3 3 80,000 414,000 110,000 15 12.5 2 26
84 21 3 2 2 1 1 3 2 3 2 2 105,000 240,000 67,500 4 14 1 25
85 25 3 1 2 1 1 3 1 1 2 2 73,000 195,000 30,000 4 12 2 26
86 28 4 3 2 4 1 3 2 1 3 2 57,000 75,500 18,500 3 9 1 26
87 29 2 2 3 1 2 3 3 3 2 1 23,000 60,000 37,000 1 9 1 15
88 48 3 7 1 1 1 1 2 3 3 1 12,000 52,000 40,000 10 10 1 14
89 42 3 8 2 1 2 3 2 3 3 1 41,000 131,000 90,500 10 15 1 12
90 39 3 3 2 4 1 1 2 3 3 1 80,000 175,000 95,000 15 12 1 15
91 37 3 4 2 1 2 3 2 3 3 2 152,000 1,100,000 150,000 10 10 5 20
92 40 3 4 2 1 2 3 2 3 3 2 157,000 557,500 50,000 10 10 5 20
93 38 3 4 2 4 1 1 2 3 3 2 157,000 477,500 40,000 10 10 5 20
94 42 2 1 2 1 2 3 1 3 1 2 150,000 454,000 38,000 3 8 5 20
95 52 3 7 2 1 1 3 1 1 3 2 80,000 270,000 90,000 13 13 2 26
96 37 3 4 2 4 1 3 2 3 3 3 80,000 400,000 100,000 15 12 2 26
97 24 3 2 2 1 1 3 2 3 2 2 110,000 260,000 75,000 5 12 1 25
98 27 3 1 2 1 1 3 1 1 2 2 76,000 196,000 30,000 4 12 2 26
99 30 4 3 2 4 1 3 2 1 3 2 59,000 79,000 20,000 3 10 1 26
100 42 3 8 2 1 2 3 2 3 3 1 41,000 152,000 111,000 10 15 1 12
Keterangan:
Obs. = Responden
I.2 = Umur (th)
I.3 = Pendidikan (1 = Tidak pernah sekolah, 2 = Tidak tamat sekolah, 3 = SD, 4 = SMP, 5 = SMA, 6 = D1 D3 S1)
I.4 = Jumlah anggota keluarga
II.1 = Lantai rumah (1 = Tanah, 2 = Papan, 3 = Semen, 4 = Keramik)
II.2 = Dinding rumah (1 = Papan, 2 = Permanen, 3 = Permanen, 4 = Tepas)
II.3 = Atap rumah (1 = Atap rumbia, 2 = Seng)
II.4 = Alat penerangan (1 = Teplok, 2 = Petromak, 3 = Listrik)
II.5 = Sumber air minum (1 = Air sungai, 2 = Air Sumur, 3 = Air Ledeng/PDAM)
II.6 = Tempat membuang kotoran/tinja (1 = Sungai, 2 = Toilet umum, 3 = WC/Jamban milik sendiri)
II.7 = Status kepemilikan rumah (1 = Sewa, 2 = Milik Keluarga, 3 = Milik Sendiri)
III.2 = Status kepemilikan perahu atau kapal (1 = Milik Sendiri, 2 = Sewa, 3 = Kredit)
III.5 = Biaya (modal kerja) yang diperlukan untuk pergi sekali melaut
III.6 = Hasil tangkapan sekali melaut
III.7 = Pendapatan [hasil penjualan biaya (modal kerja)] sekali melaut
III.9 = Jarak tempuh melaut
III.10 = Lamanya waktu melaut
III.11 = Jumlah tenaga kerja
III.13 = Dalam sebulan pergi melaut
Lampiran 3. Statistik Deskriptif

INC MODAL LAB EXPE DST


Mean 1259207. 985827.1 2.490000 23.69000 9.650000
Median 1009000. 551250.0 2.000000 24.00000 6.000000
Maximum 7440000. 9000000. 11.00000 54.00000 75.00000
Minimum 55000.00 40000.00 1.000000 3.000000 1.000000
Std. Dev. 1188818. 1423735. 1.789391 10.22247 11.95625
Skewness 2.537972 3.930427 1.802451 0.455415 3.863385
Kurtosis 12.11879 19.32659 7.198008 2.866036 19.96161

Jarque-Berra 453.8230 1368.127 127.5775 3.531490 1447.497


Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.171059 0.000000

Sum 1.26E+08 98582707 249.0000 2369.000 965.0000


Sum Sq. Dev. 1.40E+14 2.01E+14 316.9900 10345.39 14152.25

Observations 100 100 100 100 100


Lampiran 4. Matriks Korelasi

INC MODAL LAB EXPE DST


INC 1 0.363210383271 0.170794808218 0.0602437786683 0.606962608672
MODAL 0.363210383271 1 0.108938232664 -0.0742355230512 0.597840089239
LAB 0.170794808218 0.108938232664 1 -0.0225356651082 0.205684796589
EXPE 0.060243778668 0.074235523051 -0.0225356651082 1 0.038375961549
DST 0.606962608672 0.597840089239 0.205684796589 -0.0383759615499 1
Lampiran 5. Hasil Estimasi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat

Dependent Variable: LOG(INC)


Method: Least Squares
Date: 12/14/08 Time: 01:05
Sample: 1 100
Included observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 10.02869 1.595898 6.284045 0.0000
LOG(MODAL) 0.293200 0.113856 2.575192 0.0116
LOG(LAB) 0.258436 0.129368 1.997390 0.0486
LOG(EXPE) 0.157936 0.174617 0.904470 0.3680
LOG(DST) 0.004287 0.006616 0.647941 0.5186
R-squared 0.616233 Mean dependent var 13.65096
Adjusted R-squared 0.579022 S.D. dependent var 0.952273
S.E. of regression 0.913873 Akaike info criterion 2.706457
Sum squared resid 79.34061 Schwarz criterion 2.836715
Log likelihood -130.3228 F-statistic 3.123600
Durbin-Watson stat 1.844230 Prob(F-statistic) 0.018423
Lampiran 6. Hasil Uji Multikolinieritas Modal Kerja

Dependent Variable: LOG(MODAL)


Method: Least Squares
Date: 12/14/08 Time: 01:24
Sample: 1 100
Included observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 13.02482 0.528624 24.63910 0.0000
LOG(LAB) -0.029993 0.140930 -0.212825 0.8319
LOG(EXPE) 0.096262 0.167311 -0.575347 0.5664
LOG(DST) 0.345988 0.101844 3.397228 0.0010
R-squared 0.217375 Mean dependent var 13.35286
Adjusted R-squared 0.189793 S.D. dependent var 0.858669
S.E. of regression 0.819212 Akaike info criterion 2.478229
Sum squared resid 64.42634 Schwarz criterion 2.582436
Log likelihood -119.9115 F-statistic 4.255480
Durbin-Watson stat 1.732169 Prob(F-statistic) 0.007222
Lampiran 7. Hasil Uji Multikolinieritas Tenaga Kerja

Dependent Variable: LOG(LAB)


Method: Least Squares
Date: 12/14/08 Time: 01:25
Sample: 1 100
Included observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.515006 1.034461 0.497850 0.6197
LOG(MODAL) -0.015723 0.073879 -0.212825 0.8319
LOG(EXPE) -0.032291 0.121303 -0.266201 0.7907
LOG(DST) 0.268229 0.073087 3.670026 0.0004
R-squared 0.233126 Mean dependent var 0.705249
Adjusted R-squared 0.206036 S.D. dependent var 0.627328
S.E. of regression 0.593137 Akaike info criterion 1.832394
Sum squared resid 33.77387 Schwarz criterion 1.936601
Log likelihood -87.61971 F-statistic 4.914251
Durbin-Watson stat 0.816333 Prob(F-statistic) 0.003213
Lampiran 8. Hasil Uji Multikolinieritas Pengalaman

Dependent Variable: LOG(EXPE)


Method: Least Squares
Date: 12/14/08 Time: 01:26
Sample: 1 100
Included observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.389587 0.799544 4.239399 0.0001
LOG(MODAL) 0.035698 0.062045 -0.575347 0.5664
LOG(LAB) -0.022843 0.085810 -0.266201 0.7907
LOG(DST) 0.086853 0.065041 1.335372 0.1849
R-squared 0.058872 Mean dependent var 3.058375
Adjusted R-squared 0.011789 S.D. dependent var 0.495956
S.E. of regression 0.498871 Akaike info criterion 1.486238
Sum squared resid 23.89170 Schwarz criterion 1.590445
Log likelihood -70.31190 F-statistic 0.615510
Durbin-Watson stat 1.627077 Prob(F-statistic) 0.606600
Lampiran 9. Hasil Uji Multikolinieritas Jarak Tempuh Melaut

Dependent Variable: LOG(DST)


Method: Least Squares
Date: 12/14/08 Time: 01:27
Sample: 1 100
Included observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -3.247283 1.313365 -2.472490 0.0152
LOG(MODAL) 0.310179 0.091304 3.397228 0.0010
LOG(LAB) 0.458712 0.124989 3.670026 0.0004
LOG(EXPE) 0.209968 0.157236 1.335372 0.1849
R-squared 0.336957 Mean dependent var 1.860167
Adjusted R-squared 0.313112 S.D. dependent var 0.874411
S.E. of regression 0.775661 Akaike info criterion 2.368975
Sum squared resid 57.75836 Schwarz criterion 2.473182
Log likelihood -114.4487 F-statistic 9.937357
Durbin-Watson stat 1.304183 Prob(F-statistic) 0.000009
Lampiran 10. Hasil Uji White Heteroskedasticity

White Heteroskedasticity Test:


F-statistic 0.781175 Probability 0.686336
Obs*R-squared 11.39968 Probability 0.654392

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 12/14/08 Time: 01:28
Sample: 1 100
Included observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 15.91978 25.16420 0.632636 0.5287
LOG(MODAL) -1.626690 3.194821 -0.509165 0.6120
(LOG(MODAL))^2 0.020849 0.108446 0.192254 0.8480
(LOG(MODAL))*(LOG(LAB)) -0.272917 0.347610 -0.785124 0.4346
(LOG(MODAL))*(LOG(EXPE)) 0.291129 0.317699 0.916367 0.3621
(LOG(MODAL))*(LOG(DST)) 0.198566 0.238244 0.833458 0.4069
LOG(LAB) 6.515195 4.758969 1.369035 0.1746
(LOG(LAB))^2 -0.208321 0.286261 -0.727730 0.4688
(LOG(LAB))*(LOG(EXPE)) -0.721318 0.537067 -1.343068 0.1828
(LOG(LAB))*(LOG(DST)) -0.164034 0.335110 -0.489494 0.6258
LOG(EXPE) -1.821706 4.743177 -0.384069 0.7019
(LOG(EXPE))^2 -0.389902 0.400781 -0.972856 0.3334
(LOG(EXPE))*(LOG(DST)) 0.492797 0.345597 1.425930 0.1576
LOG(DST) -4.146514 2.758686 -1.503076 0.1365
(LOG(DST))^2 0.041034 0.168221 0.243930 0.8079
R-squared 0.113997 Mean dependent var 0.793406
Adjusted R-squared -0.031933 S.D. dependent var 1.034954
S.E. of regression 1.051348 Akaike info criterion 3.075505
Sum squared resid 93.95333 Schwarz criterion 3.466281
Log likelihood -138.7753 F-statistic 0.781175
Durbin-Watson stat 1.679270 Prob(F-statistic) 0.686336
Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas (JB-Test)

16
Series: Residuals
14 Sample 1 100
Observations 100
12
Mean -5.11E-16
10 Median 0.081055
Maximum 1.949179
8
Minimum -2.575354
6 Std. Dev. 0.895221
Skewness -0.523099
4 Kurtosis 2.684557

2 Jarque-Bera 4.975138
Probability 0.083112
0
-2 -1 0 1 2
Lampiran 12. Hasil Uji Linieritas (Ramsey RESET Test)

Ramsey RESET Test:


F-statistic 0.063366 Probability 0.801802
Log likelihood ratio 0.067388 Probability 0.795178

Test Equation:
Dependent Variable: LOG(INC)
Method: Least Squares
Date: 12/14/08 Time: 01:31
Sample: 1 100
Included observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 20.87521 43.11836 0.484137 0.6294
LOG(MODAL) 1.294365 3.978842 0.325312 0.7457
LOG(LAB) 1.136603 3.492156 0.325473 0.7455
LOG(EXPE) -0.699377 2.159102 -0.323920 0.7467
LOG(DST) 0.025107 0.146439 0.171448 0.8642
FITTED^2 -0.124520 0.494663 -0.251726 0.8018
R-squared 0.116828 Mean dependent var 13.65096
Adjusted R-squared 0.069851 S.D. dependent var 0.952273
S.E. of regression 0.918412 Akaike info criterion 2.725783
Sum squared resid 79.28716 Schwarz criterion 2.882093
Log likelihood -130.2892 F-statistic 2.486916
Durbin-Watson stat 1.051326 Prob(F-statistic) 0.036736
Lampiran 13. Tabel Distribusi Frekuensi

Umur Nelayan

Frequency Percent Valid Percent

Valid 20 1 1.0 1.0


21 1 1.0 1.0
22 2 2.0 2.0
24 1 1.0 1.0
25 1 1.0 1.0
27 1 1.0 1.0
28 5 5.0 5.0
29 4 4.0 4.0
30 5 5.0 5.0
31 1 1.0 1.0
32 1 1.0 1.0
33 1 1.0 1.0
34 4 4.0 4.0
35 5 5.0 5.0
36 2 2.0 2.0
37 6 6.0 6.0
38 5 5.0 5.0
39 1 1.0 1.0
40 9 9.0 9.0
41 2 2.0 2.0
42 6 6.0 6.0
43 1 1.0 1.0
44 4 4.0 4.0
45 4 4.0 4.0
46 2 2.0 2.0
47 1 1.0 1.0
48 4 4.0 4.0
49 1 1.0 1.0
50 2 2.0 2.0
51 3 3.0 3.0
52 3 3.0 3.0
53 1 1.0 1.0
55 2 2.0 2.0
56 2 2.0 2.0
57 1 1.0 1.0
58 1 1.0 1.0
59 1 1.0 1.0
Lampiran 13. Tabel Distribusi Frekuensi

60 2 2.0 2.0
65 1 1.0 1.0
Total 100 100.0 100.0

Pendidikan Nelayan

Valid
Frequency Percent Percent
Valid Tidak pernah sekolah 1 1.0 1.0
Tidak tamat sekolah SD 17 17.0 17.0
SD 66 66.0 66.0
SMP 12 12.0 12.0
SMA 4 4.0 4.0
Total 100 100.0 100.0

Jumlah anggota keluarga

Frequency Percent Valid Percent


Valid 1 11 11.0 11.0
2 20 20.0 20.0
3 24 24.0 24.0
4 19 19.0 19.0
5 7 7.0 7.0
6 4 4.0 4.0
7 6 6.0 6.0
8 6 6.0 6.0
9 1 1.0 1.0
10 1 1.0 1.0
11 1 1.0 1.0
Total 100 100.0 100.0
Lampiran 13. Lanjutan Tabel Distribusi Frekuensi

Lantai rumah

Frequency Percent Valid Percent


Valid Tanah 6 6.0 6.0
Papan 65 65.0 65.0
Semen 29 29.0 29.0
Total 100 100.0 100.0

Dinding rumah

Frequency Percent Valid Percent


Valid Papan 77 77.0 77.0
1/2 permanen 5 5.0 5.0
Permanen 3 3.0 3.0
Tepas 15 15.0 15.0
Total 100 100.0 100.0

Atap rumah

Frequency Percent Valid Percent


Valid Atap rumbia 30 30.0 30.0
Seng 70 70.0 70.0
Total 100 100.0 100.0

Alat penerangan

Frequency Percent Valid Percent


Valid Teplok 6 6.0 6.0
Listrik 94 94.0 94.0
Total 100 100.0 100.0
Lampiran 13. Lanjutan Tabel Distribusi Frekuensi

Sumber air minum

Frequency Percent Valid Percent


Valid Air sungai 7 7.0 7.0
Air sumur 67 67.0 67.0
Air ledeng/PDAM 26 26.0 26.0
Total 100 100.0 100.0

Tempat membuang kotoran/tinja

Frequency Percent Valid Percent


Valid Sungai 25 25.0 25.0
Tempat toilet umum 4 4.0 4.0
WC/ Jamban milik sendiri 71 71.0 71.0
Total 100 100.0 100.0

Status milik rumah

Frequency Percent Valid Percent


Valid Sewa 6 6.0 6.0
Milik keluarga 15 15.0 15.0
Milik sendiri 78 78.0 78.0
numpang di kantor TPI 1 1.0 1.0
Total 100 100.0 100.0

Kepemilikan perahu/kapal motor

Valid
Frequency Percent Percent
Valid Milik sendiri 53 53.0 53.0
Sewa 41 41.0 41.0
Kredit 6 6.0 6.0
Total 100 100.0 100.0
Lampiran 14. Hasil Uji Validitas

****** Method 1 will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases

1. II.1 2.2300 .5478 100.0


2. II.2 1.5600 1.1039 100.0
3. II.3 1.7000 .4606 100.0
4. II.4 2.8800 .4774 100.0
5. II.5 2.1900 .5449 100.0
6. II.6 2.4600 .8695 100.0
7. II.7 2.7100 .5911 100.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 15.7300 2.4415 1.5625 7

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

II.1 13.5000 2.0303 .5712 .6091


II.2 14.1700 2.3647 .3363 .4129
II.3 14.0300 2.3526 .3872 .4061
II.4 12.8500 2.5328 .3101 .3844
II.5 13.5400 2.2913 .3889 .4047
II.6 13.2700 1.7546 .5300 .5815
II.7 13.0200 2.2420 .3847 .4119

Reliability Coefficients

N of Cases = 100.0 N of Items = 7

Alpha = .6393

Lampiran 14. Lanjutan Uji Validitas


****** Method 1 will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases

1. III.2 1.5464 .6127 100.0


2. III.5 166578.3505 305943.5556 100.0
3. III.6 548143.2990 1045062.6299 100.0
4. III.7 91427.6289 129035.3907 100.0
5. III.9 9.7835 12.1157 100.0
6. III.10 16.7938 20.5076 100.0
7. III.11 2.5361 1.7973 100.0
8. III.13 18.3093 5.6832 100.0
9. III.14 3.5361 1.9635 100.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 806201.784 1.913E+12 1383167.28 9

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

III.2 806200.2371 1913151799312 .5370 .7246


III.5 639623.4330 1347258167798 .6650 .5023
III.6 258058.4845 147209441471.6 .8402 .6869
III.7 714774.1546 1621145602873 .8380 .6069
III.9 806192.0000 1913137886371 .4132 .4246
III.10 806184.9897 1913106928410 .7898 .6246
III.11 806199.2474 1913148918131 .5668 .5246
III.13 806183.4742 1913158472983 .4285 .4246
III.14 806198.2474 1913152430589 .4278 .4246

Reliability Coefficients

N of Cases = 100.0 N of Items = 9

Alpha = .7179

Anda mungkin juga menyukai