Anda di halaman 1dari 16

penyebab penua'an dini pada kulit

PENYEBAB DAN TANDA TANDA PENUAAN DINI KULIT

Inovasi baru dalam Upaya Pencegahannya.

Kulit Manusia merupakan organ terbesar dengan luas 1,2 m dan berat 15 % dari berat badan yang
terdiri dari susunan sel sel yang membentuk lapisan lapisan. Kulit terdiri dari lapisan epidermis,
dermis, dan jaringan bawah dermis. Kulit mempunyai fungsi proteksi terutama dari sengatan sinar
matahari, sekresi ( mengeluarkan bahan bahan yang tidak berguna ), termoregulasi ( mengatur suhu
badan ), sensorik, ekspresi, produksi vitamin, respirasi, dan penyerapan, yang dilakukan baik oleh sel
sel dipermukaan kulit maupun oleh adneksa kulit seperti, kelenjar lemak, kelenjar keringat, rambut
dan kuku. Selain itu kulit mempunyai fungsi penting dalam estetika dan sebagai ekspresi emosional.
Kulit yang sehat terlihat sebagai kulit yang optimal secara fisik maupun fisiologik. Secara fisik, kulit
yang sehat terlihat dari warna, konsistensi, kelenturan, struktur bentuk dan besarnya sel sel lapisan
kulit. Lapisan kulit ( epidermis ) selalu tumbuh dan mengelupas kembali, oleh karena itu kulit selalu
perlu dibersihkan agar kulit yang mati yang masih menempel dapat mengelupas, sehingga kulit
tampak selalu segar. Kulit juga merupakan pertanda dari perubahan system tubuh secara umum,
misalnya proses penuaan yang terjadi pada setiap organ ditubuh, maka kulit akan memberikan tanda
paling awal. Proses penuaan adalah proses yang alamiah, namun adakalanya oleh karena suatu sebab
penuaan terjadi lebih cepat dari yang seharusnya, hal ini disebut penuaan dini.

Semua orang terutama kaum wanita pasti menginginkan kulit yang mulus dan selalu tampak muda
dan takut sekali bila telah terjadi tanda tanda penuaan dini kulit. Untuk menjaga agar kulit tetap
segar sesuai dengan usia biologis dan menghambat penuaan dini, perlu mengetahui factor factor
yang berperan dalam proses penuaan dini. Banyak orang yang mulai melihat timbulnya kerutan kulit
wajah pada usia yang relative muda, bahkan pada usia awal 20-an, namun ada juga seseorang yang
sudah usia lanjut tetapi masih memiliki kulit yang mulus dan kencang. Berapapun usia seseorang, ia
tetap menginginkan agar jam biologis yang mengatur usianya berjalan lebih lambat, atau paling tidak
ingin kelihatan lebih muda lebih lama lagi. Untuk itulah perlu perawatan kulit agar kulit tidak menjadi
lebih tua mendahului usia. Banyak terobosan yang dilakukan dibidang kedokteran untuk menghadapi
proses penuaan dini, yang penting perlu dilakukan adalah adanya tanda penuaan pada kulit berarti
terjadi juga proses penuaan pada organ tubuh lainnya seperti jantung, tulang, otak, paru paru dan
sebagainya. Oleh karena itulah perlu mendapat perhatian secara keseluruhan, karena dampak proses
penuaan pada organ tubuh lainnya dapat berakibat lebih serius, kulit hanyalah bagian luar saja yang
dapat dilihat lebih awal adanya tanda penuaan.

Dalam tulisan yang singkat ini akan membahas sedikit tentang proses penuaan dini kulit, tanda
tanda penuaan dini kulit, cara perawatan agar penuaan dini dapat dihambat dan kemajuan dibidang
kedokteran dalam upaya mencegah proses penuaan dini kulit.

Faktor Penyebab Penuaan Dini


Badan Fisik kita bersifat dinamis yang artinya selalu berubah setiap saat, sel sel yang menyusun
tubuh kita memiliki usia tertentu yang kemudian akan diganti lagi dengan yang baru, namun pada
akhirnya semua sel sel akan mengalami kematian secara total. Sepanjang usia kehidupan akan
terjadi efek proses penuaan pada tubuh kita. Kira kira hingga usia 20 tahun efek proses penuaan
yang paling menyolok secara visual adalah dalam proses pertumbuhan perkembangan fisik dan
mental. Tahun tahun berikutnya proses penuaan berlangsung terus sampai batas batas tertentu, dan
akhirnya akan muncul proses degenerasi dari semua organ dalam tubuh. Penuaan dini merupakan
proses penuaan yang lebih cepat dari yang seharusnya, hal ini banyak faktor yang mempengaruhinya.
Faktor genetik ternyata memainkan peranan peranan yang sangat penting dalam menentukan usia
seseorang, tetapi penelitian secara ilmiah menunjukkan bahwa makanan juga merupakan faktor
penentu. Mengkonsumsi makanan nabati ternyata dikatakan dapat menghambat proses penuaan. Dan
kini gaya hidup modern seperti alkohol, rokok, stres sebagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
proses penuaan.

Proses penuaan kronologis yang terprogram secara genetic menyebabkan perubahan perubahan
biokimiawi pada kolagen dan elastin, jaringan ikat yang membuat kulit kita kencang dan elastis.
Program genetik untuk setiap orang berbeda, sehingga hilangnya kekencangan dan elastisitas kulit
terjadi pada kecepatan dan saat yang berbeda pada seseorang bila dibandingkan dengan orang lain.
Ketika kulit menjadi kurang elastis, maka kulit juga menjadi lebih kering, jaringan lemak dibawah
kulit mulai berkurang, akibatnya kulit menjadi kendor. Kulit mungkin menjadi gatal ketika kulit
bertambah kering. Bersamaan dengan proses penuaan yang terprogram secara genetik, Photoaging
merupakan efek pancaran sinar matahari berlebihan dan kronik pada kulit sehingga penuaan akan
menjadi lebih cepat. Photoaging bertanggung jawab atas perubahan perubahan penampilan kulit
yang terkait usia seperti bintik pigmentasi ( aging spot ), permukaan kasar, kerutan halus yang hilang
bila direnggangkan, lentigines merupakan bintik bintik hitam pada tangan, dan pelebaran pembuluh
darah. Merokok juga menyumbang efek penuaan melalui perubahan perubahan biokimiawi yang
terjadi di jaringan ikat kulit.

Faktor internal yang mempengaruhi proses penuaan dini antara lain sebagai berikut ;

Genetik, pada orang tertentu yang cenderung berkulit kering akan mengalami proses penuaan kulit
secara lebih cepat daripada mereka yang mempunyai kulit normal dan berminyak.
Ras, ada tiga ras manusia, yaitu ; Kaukasia, Asia, dan Negroid. Ras Kaukasia mempunyai kulit yang
lebih tipis dan cepat menua dibandingkan kedua ras yang lainnya.
Hormonal, pengaruh hormone lebih jelas terlihat pada wanita yang mendekati menopause, terjadi
penurunan produksi hormone terutama estrogen yang mempengaruhi kekenyalan kulit.
Penyakit kronis dan penyakit yang menurunkan kekebalan tubuh seperti HIV.

Faktor eksternal yang paling sering menyebabkan penuaan dini ;

Paparan Sinar Ultra Violet ( UV ), seperti radiasi sinar x, polusi udara yang berasal dari mobil,
pabrik, freon, asap rokok, bahan kimia eksogen dan endogen, serta makanan tinggi karbohidrat dan
kalori. Pengaruh sinar matahari yang menahun / kronik menyebabkan kerusakan kulit akibat efek
fotobiologik sinar UV yang menghasilkan radikal bebas akan menimbulkan kerusakan protein dan
asam amino yang merupakan struktur utama kolagen dan elastin pada kulit, kerusakan pembuluh
darah kulit dan menimbulkan pigmentasi kulit.
Radikal bebas, radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang memiliki satu atau lebih electron
yang tidak berpasangan. Elektron tersebut sangat reaktif dan cepat bereaksi dengan molekul yang lain
sehingga terbentuk radikal bebas baru dalam jumlah besar secara terus menerus. Radikal bebas
dapat menimbulkan kerusakan di berbagai bagian sel dan menyebabkan berbagai penyakit seperti
tumor, kanker, arterosklerosis, katarak, keriput, penuaan dan lainnya. Antioksidan bekerja menangkap
radikal bebas yang ada didalam kulit. Molekul antioksidan berfungsi sebagai sumber hydrogen labil
yang akan berikatan dengan radikal bebas. Dalam proses tersebut, antioksidan mengikat energi yang
akan digunakan untuk pembentukan radikal bebas baru sehingga reaksi oksidasi berhenti. Antioksidan
mengorbankan dirinya untuk teroksidasi oleh radikal bebas sehingga melindungi protein atau asam
amino penyusun kolagen dan elastin.
Faktor penyebab terjadinya kekeringan, Seperti cara perawatan kulit yang salah, kosmetika yang
tidak sesuai, kelembaban udara yang rendah, ruang ber AC, kipas angina, suhu dingin, dan panas akan
mempercepat penguapan air dari kulit sehingga menyebabkan kulit menjadi kering.
Makanan, makanan yang terlalu banyak lemak hewani akan lebih mudah terjadi proses penuaan dini
disbandingkan dengan yang lebih banyak mengkonsumsi lemak nabati. Hal ini karena menghasilkan
radikal bebas lebih banyak, sedangkan makanan yang berasal dari nabati ( tumbuh tumbuhan )
mengandung banyak sekali antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas.
Stres psikologis, kehidupan modern, kesibukan dan sebagainya akan memudahkan seseorang
mengalami stress psikologis, padahal ini akan menyebabkan proses penuaan dini.
Gaya hidup, seperti merokok, alkohol, kurang olahraga akan mudah mempengaruhi struktur dan
fisiologi kulit

Fisiologi kulit
Histologi kulit

Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari lingkungan luar.
Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m2 dan beratnya sekitar 15% dari berat badan secara
keseluruhan.

Kulit terdiri atas tiga bagian utama, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis terdiri dari
stratum korneum yang kaya akan keratin, stratum lucidum, stratum granulosum yang kaya akan
keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal yang mitotik. Dermis terdiri dari serabut-serabut
penunjang antara lain kolagen dan elastin. Sedangkan hipodermis terdiri dari sel-sel lemak, ujung
saraf tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening.

untuk lebih lanjut silakan baca Histologi Kulit

Fungsi kulit

Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi
tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.

1. Fungsi proteksi

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:

- Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.

- Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu
juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.

- Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta
mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini,
bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang
mampu menghambat pertumbuhan mikroba.

- Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-
sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi
materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila
terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.

- Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah sel
Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang
bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi

Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K,
obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen,
karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain
itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl 4, dan merkuri. Beberapa obat juga
dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan.

Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme
dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran
kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

3. Fungsi ekskresi

Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat:

- Kelenjar sebasea

Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang
dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi
menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit.
Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum
berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.

- Kelenjar keringat

Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap
melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL
keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air
dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua
molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.

Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.

- Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia
pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja
ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling
kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin
melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.

- Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya
mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0
6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan
air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan
menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.

4. Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas
diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-
badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan
terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap
tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak
jumlahnya di daerah yang erotik.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran
keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan
mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi)
sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan
mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga
mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.

6. Fungsi pembentukan vitamin D

Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan
sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol,
bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium
makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.

Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh
secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar
keringat, dan otot-otot di bawah kulit.

Keratinisasi kulit

Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang membelah.
Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan berpindah ke atas dan
berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula
menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi sel tanduk
yang amorf. Sel-sel yang sudah mengalami keratinisasi akan meluruh dan digantikan dengan sel di
bawahnya yang baru saja mengalami keratinisasi untuk kemudian meluruh kembali, begitu
seterusnya. Proses ini memakan waktu sekitar empat minggu untuk epidermis dengan ketebalan 0.1
mm. Apabila kulit di lapisan terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan
membelah lebih cepat. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal
growth factor (EPF).

Pembentukan warna pada kulit


Warna pada kulit dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pigmentasi epidermis dan sirkulasi kapiler yang
ada di lapisan dermis.

Pigmentasi epidermis dipengaruhi oleh dua pigmen, yaitu karoten dan melanin

- Karoten merupakan pigmen merah-jingga yang berakumulasi di epidermis. Paling banyak


terdapat di stratum korneum pada orang berkulit terang, juga di jaringan lemak pada lapisan dermis
dan subkutis. Perubahan warna yang diakibatkan oleh karoten paling terlihat pada orang berkulit
pucat, sedangkan pada orang berkulit gelap sulit terlihat. Karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A
yang diperlukan untuk pemeliharaan epitel dan sintesis fotoreseptor di mata.

- Melanin merupakan pigmen kuning-coklat, atau hitam yang diproduksi oleh melanosit.
Melanosit sendiri berada di antara sel-sel basal dan memiliki juluran ke sel-sel di atasnya.
Perbandingan jumlah melanosit dan sel basal bervariasi, mulai dari 1:20 sampai 1:4. Badan Golgi
melanosit membentuk melanin dari tyrosin dengan bantuan Cu dan oksigen, lalu mengemasnya
menjadi vesikel-vesikel melanosom. Melanosom ini akan dihantarkan melalui juluran melanosit dan
mewarnai sel-sel keratin di atasnya sampai didegradasi oleh lisosom.

Jumlah melanosit baik pada orang kulit hitam maupun kulit putih adalah sama, yang berbeda adalah
aktivitas dan produksi pigmennya (melanosit). Pada orang kulit pucat transfer melanosom hanya
sebatas stratum spinosum, sedangkan pada orang berkulit gelap melanosom dapat dihantarkan hingga
ke stratum granulosum.

Sirkulasi darah yang ada di dalam pembuluh kapiler pada dermis juga berperan dalam menentukan
warna kulit. Hemoglobin yang fungsinya untuk mengangkut oksigen adalah bersifat pigmen. Ketika
berikatan dengan oksigen, hemoglobin akan berwarna merah terang sehingga memberikan pewarnaan
merah pada pembuluh kapiler. Ketika pembuluh-pembuluh tersebut mengalami dilatasi, maka warna
merah pada kulit akan semakin jelas. Contohnya jika saat suhu tubuh sedang tinggi, maka pembuluh
darah akan melebar untuk melepaskan panas dan pada saat yang sama akan menimbulkan citra merah
pada kulit tersebut. Sebaliknya ketika suplai darah berkurang (misalnya pada gagal jantung) maka
kulit akan berubah relatif pucat akibat penyempitan pembuluh kapiler.

Efek penuaan pada kulit

Usia yang menginjak 40 tahun akan memberi gambaran penuaan berupa perubahan-perubahan
tertentu pada kulit. Kebanyakan perubahan tersebut terjadi di lapisan dermis.

- Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan mengalami penurunan jumlah
dalam proses penuaan. Serat kolagen menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke dalam bentuk yang
tidak beraturan. Sedangkan serat elastin menjadi kehilangan elastisitasnya, menebal dan robek.
Sehingga kulit pada penuaan akan menghasilkan gambaran celah yang disebut sebagai kerut.

- Sel-sel Langerhans akan berkurang jumlahnya dan makrofag menjadi kurang aktif sehingga
menurunkan aktifitas imun pada kulit.

- Produksi keringat berkurang dan kelenjar sebasea akan mengecil sehingga produksi sebum akan
berkurang menyebabkan kulit menjadi kering dan lebih rentan terhadap infeksi (karena mantel asam
tidak efektif).
- Melanosit fungsional akan berkurang sehingga menyebabkan rambut berwarna putih (uban) dan
pigmentasi yang atipikal. Sedangkan beberapa melanosit lain akan mengalami pembesaran dan
menghasilkan ruam-ruam pigmen.

- Dinding pembuluh darah dermis menjadi lebih tebal dan kurang permeabel.

- Jaringan lemak adiposa menjadi longgar.

- Proses migrasi sel basal menjadi sel permukaan berjalan lebih lambat, sehingga penyembuhan
apabila ada cedera juga menjadi lama.

Proses perbaikan pada kulit yang cedera

Kerusakan (cedera) pada kulit akan memicu suatu sekuens yang akan memperbaiki jaringan yang
rusak. Terdapat dua jenis penyembuhan: (1) penyembuhan epidermis untuk cedera yang tidak terlalu
dalam dan (2) penyembuhan mendalam, yaitu apabila cedera tidak hanya merusak jaringan epidermis
saja, tapi juga ikut merusak jaringan dermis dan subkutan.

1. Penyembuhan epidermis

Penyembuhan epidermis terjadi apabila cedera terdapat hanya sebatas epidermis. Sel-sel basal yang
dipisahkan oleh daerah cedera akan menyatu, dan berkembang mengisi daerah yang mengalami
cedera. Mekanisme pengisian daerah cedera ini diperantarai oleh EGF (epidermal growth factor) yang
akan menyebabkan sel basal berproliferasi dan menyebabkan penebalan epidermis yang rusak.

2. Penyembuhan mendalam

Penyembuhan mendalam terjadi apabila cedera meliputi hingga ke daerah dermis dan subkutis.
Karena cederanya lebih luas dibandingkan dengan cedera epidermis saja, maka proses
penyembuhannya lebih kompleks dibanding penyembuhan epidermis. Selain itu, terbentuknya
jaringan parut dapat membuat daerah penyembuhan kehilangan fungsi fisiologisnya. Penyembuhan
mendalam ini meliputi empat fase:

- Fase inflamatorik

Pada fase inflamatorik, terjadi peristiwa inflamasi (respons selular dan vaskular) yang meliputi antara
lain vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, serta rekrutmen sel-sel fagosit untuk
mengeliminasi agen penyebab cedera/jejas. Selain itu pada fase inflamatorik juga terjadi
penggumpalan darah untuk menyatukan daerah yang terpisah akibat cedera.

- Fase migratorik

Pada fase migratorik, terjadi perpindahan fibroblas untuk membentuk jaringan parut. Juga akan
terbentuk keropeng di daerah cedera.

- Fase proliferatif
Pada fase proliferatif, terjadi pertumbuhan sel-sel epitel di bawah keropeng, deposisi fibroblas yang
semakin banyak dan pembentukan kapiler-kapiler baru.

- Fase maturasi

Pada fase maturasi, keropeng yang terbentuk akan meluruh dan digantikan dengan jaringan sehat dan
kulit kembali ke ketebalannya semula. Kolagen menjadi lebih tersusun, fibroblas berkurang, dan
kapiler darah telah normal kembali.

Hubungan fisiologi kulit dengan organ-organ lain

Sistem kulit membentuk permukaan eksternal tubuh dan melindungi dari dehidrasi, kimia lingkungan,
dan pajanan terhadap agen asing. Sistem kulit dipisahkan dari sistem tubuh yang lain oleh jaringan
subkutan namun tetap terhubung dengan sistem tubuh yang lain dengan sistem sirkulasi, limfatik serta
sistem saraf. Hasilnya, aktifitas fisiologis kulit selalu terintegrasi dengan sistem-sistem tubuh yang
lain.

1. Sistem skeletal

- Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan
fosfor di saluran cerna. Kalsium dan fosfor berfungsi unuk membangun dan memelihara tulang.

- Sistem skeletal menyediakan dukungan struktural untuk kulit.

2. Sistem muskular

- Kulit, melalui produksi vitamin D (calcitriol) membantu menyediakan ion kalsium yang
berguna untuk kontraksi otot.

- Kontraksi otot di daerah kulit muka menghasilkan ekspresi wajah.

3. Sistem saraf

- Ujung saraf pada kulit akan menghantarkan sinyal terkait sentuhan, tekanan, suhu, dan nyeri.

- Sistem saraf pusat mengatur aliran darah dan pengeluaran keringat untuk termoregulasi.

- Sistem saraf menstimulasi kontraksi muskulus arektor pili untuk menegakkan rambut.

4. Sistem endokrin

- Keratinosit pada kulit membantu mengaktivasi vitamin D menjadi calcitriol, sebuah hormon
yang mempermudah penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna.

- Hormon seks menstimulasi aktivitas kelenjar sebasea, mempengaruhi pertumbuhan, distribusi


lemak subkutan, dan aktifitas kelenjar keringat.
- Hormon adrenal mengatur aliran darah di dermis dan membantu memobilisasi lemak di
adiposit.

5. Sistem kardiovaskular

- Perubahan kimia setempat di kulit (dermis) akan menyebabkan perubahan vaskular (melebar
atau menyempit) yang mempengaruhi aliran darah setempat.

- Sistem kardiovaskular menyediakan oksigen dan nutrien, menghantarkan hormon dan sel-sel
imun.

- Pembuluh darah menghantarkan karbondioksida, sampah metabolisme, dan toksin.

- Sistem kardiovaskular menyediakan panas untuk mengatur suhu kulit.

6. Sistem limfatik dan imunologi

- Kulit adalah pertahanan pertama dalam imunitas, menyediakan sawar mekanik dan sekret
kimia untuk menghalau penetrasi mikroba.

- Sel-sel Langerhans pada epidermis berperan dalam imunologi dengan cara pengenalan antigen
terhadap agen asing.

- Makrofag memfagosit mikroba yang berhasil mempenetrasi permukaan kulit.

- Sistem limfatik melindungi integumen dengan menyediakan makrofag tambahan dan


memobilisasi limfosit.

7. Sistem pernapasan

- Rambut hidung berfungsi menyaring partikel debu dari udara yang dihirup.

- Stimulasi pada ujung saraf nyeri dapat mengubah laju pernapasan.

- Sistem pernapasan menyediakan oksigen untuk jaringan dan mengeliminasi karbondioksida.

8. Sistem pencernaan

- Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan
fosfor di saluran cerna.

- Sistem pencernaan menyediakan nutrien untuk sel dan simpanan lipid di adiposit.

9. Sistem saluran kemih

- Ginjal menerima sebagian hormon vitamin D dari kulit dan mengubahnya menjadi calcitriol
- Ekskresi sampah metabolisme melalui kelenjar keringat turut berperan dalam menentukan
jumlah ekskresi melalui tubulus ginjal.

10. Sistem reproduksi

- Ujung saraf di kulit dan subkutan berespon terhadap stimulus erotik dan berkontribusi terhadap
kepuasan seksual.

- Gerakan menghisap bayi pada puting susu ibu menstimulasi ujung saraf di kulit dan
menyebabkan keluarnya ASI.

- Kelenjar susu (modifikasi dari kelenjar keringat) memproduksi ASI.

- Kulit mengalami pelebaran (hiperplasia) selama kehamilan terkait pertumbuhan fetus.

- Hormon-hormon seks mempengaruhi distribusi rambut, sel adiposa dan perkembangan


kelenjar payudara.

Referensi

1. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2007. p. 7-8.

2. Martini F. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 7th ed. USA: Pearson Education Inc;
2006. p. 153-78.

3. Tortora G, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 11th ed. USA: John Wiley &
Sons Inc; 2006. p. 145-70.

http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/fisiologi-kulit/
Susunan kulit manusia

Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis dan dermis dapat
terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis dan rabung epidermis.
1. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-
beda: 400-600 m untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 m untuk
kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel,
epidermis juga tersusun atas lapisan:

Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.

Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel
Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.

Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan
fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.

Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai
berikut:

1. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang
dipenuhi keratin.

2. Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng, dan
sitoplasma terdri atas keratin padat. Antar sel terdapat desmosom.

3. Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan
granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi
perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing,
serta menyediakan efek pelindung pada kulit.

4. Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen;
filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan
melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang
berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.

5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, terdiri atas
selapis sel kuboid. Pada stratum basal terjadi aktivitas mitosis, sehingga stratum ini
bertanggung jawab dalam proses pembaharuan sel-sel epidermis secara berkesinambungan.

6. Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan yang bervariasi
bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis
terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum
reticular.

Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat
longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari
pembuluh (ekstravasasi).

Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat
tak teratur (terutama kolagen tipe I)

Selain kedua stratum di atas, dermis juga mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu
folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea
Rambut, merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis,
yaitu folikel rambut. Pada folikel ini terdapat pelebaran terminal yang berbentuk benjolan
pada sebuah papilla dermis. Papila dermis tersebut mengandung kapiler dan ditutupi oleh sel-
sel yang akan membentuk korteks rambut, kutikula rambut, dan sarung akar rambut.

Kelenjar keringat, yang terdiri atas kelenjar keringat merokrin dan kelenjar keringat apokrin

1. Kelenjar keringat merokrin, berupa kelenjar tubular sipleks bergelung dengan saluran
bermuara di permukaan kulit. Salurannya tidak bercabang dan memiliki diameter lebih kecil
dari bagian sekresinya 0,4 mm. Terdapat dua macam sel mioepitel yang mengelilingi bagian
sekresinya, yaitu sel gelap yang mengandung granula sekretoris dan sel terang yang tidak
mengandung granula sekretoris.

2. Kelenjar keringat apokrin, memiliki ukuran lebih besar (3-5 mm) dari kelenjar keringat
merokrin. Kelenjar ini terbenam di bagian dermis dan hipodermis, dan duktusnya bermuara
ke dalam folikel rambut. Terdapat di daerah ketiak dan anus.

Kelenjar sebacea, yang merupakan kelenjar holokrin, terbenam di bagian dermis dengan
jumlah bervariasi mulai dari seratus hingga sembilan ratus per centimeter persegi. Sekret dari
kelenjar sebacea adalah sebum, yang tersusun atas campuran lipid meliputi trigliserida, lilin,
squalene, dan kolesterol beserta esternya.

Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu jaringan ikat longgar yang disebut jaringan subkutan dan
mengandung sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini disebut juga fasia superficial, atau panikulus
adiposus. Jaringan ini mengandung jalinan yang kaya akan pembuluh darah dan pembuluh limfe.
Arteri yang terdapat membentuk dua plexus, satu di antara stratum papilare dan retikulare, satu lagi di
antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang-cabang plexus tersebut mendarahi papila dermis.
Sedangkan vena membentuk tiga plexus, dua berlokasi seperti arteri, satu lagi di pertengahan dermis.
Adapun pembuluh limfe memiliki lokasi sama dengan pembuluh arteri.

Untuk mendukung fungsi kulit sebagai penerima stimulus, maka terdapat banyak ujung saraf, antara
lain di epidermis, folikel rambut, kelenjar kutan, jaringan dermis dan subkutis, serta papila dermis.
Ujung saraf ini tanggap terhadap stimulus seperti rabaan-tekanan, sensasi taktil, suhu tinggi/rendah,
nyeri, gatal, dan sensasi lainnya. Ujung saraf ini meliputi ujung Ruffini, Vaterpacini, Meissner, dan
Krause.

Selain itu turunan kulit yang lain adalah kuku. Kuku merupakan lempeng sel epitel berkeratin pada
permukaan dorsal setiap falang distal. Lempeng kuku terletak pada stratum korneum, sedangkan dasar
kuku terletak pada stratum basal dan spinosum. Untuk mengetahui bagaimana fungsi kulit manusia
dalam menunjang homeostasis, lihat juga Fisiologi Kulit

http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/susunan-kulit-manusia/
Vitamin C Sebagai Anti Aging Alami yang dapat Mempengaruhi Elastisitas Kulit
Sebagai salah satu organ terbesar yang dimiliki manusia, Kulit sangat penting karena menutupi dan
melindungi semua yang berada di bagian dalam tubuh. Kulit juga berperan dalam memegang otot,
tulang, dan organ bersama-sama. Tanpa adanya kulit, otot, tulang, dan organ kita akan bergantungan
begitu saja. Kulit merupakan satu dari tujuh saluran ekskresi yang mengandung sekitar 70% air, 25%
protein, dan 2% lemak (Daniel, 2005). Kulit membantu organ-organ utama sistem ekskresi, seperti
hati, ginjal, dan usus, untuk menyingkirkan sisa-sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh.
Fungsi utama dari kulit adalah sebagai pelindung tubuh atau protektor. Kulit merupakan benteng
pertahanan pertama dari berbagai ancaman yang datang dari luar, seperti bakteri. Sel-sel langerhans
yang terdapat dalam lapisan kulit epidermis kulit merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Kulit juga berfungsi sebagai sekresi. Minyak yang dihasilkan kelenjar minyak dikeluarkan melalui
kulit. Kandungan urea hasil metabolisme tubuh sebagian dikeluarkan melalui kulit (yaitu dengan
berkeringat). Fungsi sekresi ini berkaitan dengan fungsi kulit lainnya sebagai thermoregulator atau
pengatur suhu tubuh, Dalam kulit juga terdapat syaraf-syaraf yang jika terstimulasi akan diteruskan ke
otak sehingga dapat memberikan sensasi panas, dingin, tekanan, getaran, rasa sakit. Kulit juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan air dan lemak.

Kulit memiliki tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis dan subkuntan. Epidermis merupakan lapisan
paling luar dan berfungsi sebagai lapisan proteksi. Lapisan ini masih terbagi menjadi 5 bagian.
Lapisan ini selalu tergantikan. Lapisan atas akan mati dan lepas. Waktu yang diperlukan untuk
regenerasi dari lapisan bawah menuju lapisan yang paling atas (stratum corneum / kulit ari) sekitar 3
hingga 4 minggu. Pada usia muda, kulit baru akan muncul ke lapisan epidermis setiap 28 30 hari.
Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi berkurang secara cepat. Dan setelah usia di atas 50
tahun prosesnya menjadi sekitar 37 hari (Ronald, 1988).

Di bawah lapisan epidermis, terdapat lapisan dermis. Terdapat serabut syaraf dan pembuluh darah di
dalamnya. Lapisan ini merupakan jaringan pendukung kolagen dan serat elastin yang memberi
kekenyalan dan elastisitas pada kulit. Dermis juga berfungsi sebagai penyedia makanan epidermis.
Yang paling dalam adalah lapisan lemak subkutan, yang berfungsi agar kulit tampil lebih lembut.

Elastisitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bagian tubuh manusia untuk kembali kebentuk
semula setelah mengalami gaya (davidovits,2008). Begitupula dengan elastisitas yang dimiliki oleh
kulit. Elastisitas yang dimiliki oleh kulit dapat mengalami penurunan. faktor utama yang
menyebabkannya adalah faktor usia. Seiring bertambahnya usia, struktur jaringan Kulit menjadi
melemah sehingga permukaan tampak kendur dan menggelembir dan muncul keriput. Keriput muncul
karena faktor eksternal dan internal. Beberapa faktor eksternal seperti sering terkena sinar matahari,
polusi, merokok, dan radikal bebas. Faktor internal seperti berkurangnya hormon estrogen
(menopause), berkurangnya lemak pada jaringan kulit, kelainan genetik dan stres. Bagian tubuh yang
paling rawan terkena gejala-gejela penuaan adalah seperti area sekitar mata (kantung mata, dan
lingkaran hitam di bawah mata) dan mulut. Keriput merupakan indikasi terjadinya penuaan pada kulit.

Sedangkan proses photo aging adalah proses yang menyangkut berkurangnya kolagen serta serat
elastin kulit akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan sinar sinar UV yang berlebihan, dapat
menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk.
Enzim ini selanjutnya memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis.

stuktur kolagen

Kolagen adalah kpomponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah epidermis) yang dibuat oleh sel
fibroblast. Pada dasarnya kolagen adalah senyawa protein rantai panjang yang tersusun lagi atas asam
amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta hiroksiproline. Sebelum menjadi kolagen, terlebih
dahulu terbentuk pro kolagen. Bilamana produksi kolagen menurun seiring dengan
bertambahnya usia, dampaknya adalah meningkatnya proses kulit kering serta sifat elastisitasnya.
Lapisan dermis inilah yang bertanggung jawab akan sifat elastisitas dan kehalusan kulit (skin
smoothness) yang merupakan kunci utama untuk disebut awet muda serta memiliki kulit indah.
Kolagen dapat dibentuk dari oksidasi lemak jenuh membentuk peroksida yang didapat dari vitamin c.
Juga untuk mendukung berlangsungnya proses yang memungkinkan molekul mencapai bentuk
terbaiknya (hydroxylation). Tugas vitamin C pula untuk menjaga kolagen dari risiko cepat rusak dan
lemah. Jadi, ketika vitamin C diberikan secara memadai pada sel kulit, ada kesempatan baik untuk
mengurangi kerutan dan meningkatkan kehalusan permukaan kulit.

Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang paling penting bagi tubuh karena dapat mencegah
berbagai penyakit, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. vitamin ini dapat diperoleh dengan atau
tanpa makanan, seperti dapat ditemukan dalam bentuk suplemen atau dalam berbagai jus. Seiring
dengan yang ditemukan dalam bentuk suplemen dan vitamin, dapat pula ditemukan vitamin C pada
brokoli, paprika, jeruk, air jeruk nipis, sawi, kembang kol, pepaya, dan peterseli. Sumber terbaik
vitamin C banyak didapat dari buah-buahan berwarna kuning atau yang rasanya asam. Misalnya,
jeruk, tomat, arbei, strawberry. Juga ada di dalam sayur-sayuran seperti asparagus dan kol. Sumber
hewaninya adalah susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.Jeruk memiliki kandungan vitamin c yang
paling baik untuk tubuh. Jus jeruk merupakan cara untuk mendapatkan dosis harian vitamin c bagi
tubuh

Vitamin C dikenal sebagai antioksidan, melindungi kulit dari kerusakan berbahaya sinar UV (Paul,
1986). Jika kulit seseorang rusak akibat radiasi, vitamin C dapat benar-benar membantu kulit untuk
pulih dan membalikkan beberapa efek yang berbahaya.Secara umum, asupan yang dianjurkan adalah
75-2.000 mg per hari, sesuai kebutuhan. Segenggam buah blueberry segar mengandung kurang lebih
30 mg vitamin C (Mimie, 2004).

Vitamin c yang ada sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penuaan pada kulit yang dapat
mengurangi keelastisan kulit. Cara kerja yang dilakukan vitamin c pada kulit manusia adalah dengan
menghambat kerja enzim tirosinase yang berperan dalam pembentukan pigmen (david, 2006). Jika
kulit sering terpapar sinar matahari, enzim ini akan cepat terangsang untuk membentuk pigmen. Bila
proses pigmentasi itu dihambat, otomatis kulit jadi bersih dan cerah.

Dalam mendapatkan keelastisan kulit serta penanggulangannya terhadap kemungkinan terjadinya


penuaan kulit terdapat hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah hal tersebut terjadi. Makan
sayuran segar, buah dan gandum merupakan cara yang umum namun ampuh untuk digunakan.
Sayuran seperti brokoli, wortel, tomat dan buah terutama yang bewarna hijau, orange, merah dan
kuning mengandung antioksidan tinggi. Cara yang lain adalah dengan tidak terlalu banyak
mengkonsumsi saturated fat dan daging yang berlemak. Dengan tidak mengonsumsi makanan yang
mengandung saturated fat, berarti menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Saturated fat dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penuaan dini. Saturated fat adalah lemak
hewani seperti pada produk: daging, telur, susu, seafood. Namun coconut oil dan palm oil juga
mengandung saturated fat tinggi. Apabila diperlukan, suplemen dapat dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral tubuh. Hal ini hanya dilakukan apabila setelah dilakukan konsultasi
dengan dokter dan ketidaksanggupan seseorang untuk memastikan kebutuhan vitaminnya dalam
makanan yang dikonsumsi (mimie, 2004).

Selain memperhatikan pola makan yang seimbang, olahraga pun harus dilakukan agar terjadi proses
metabolisme yang lebih cepat yang berarti bahwa proses elastisitas kulit dapat terjaga dan memiliki
dampak positif terhadap proses pencegahan penuaan kulit. Dengan berolahraga kulit akan berkeringat
sehingga kulit tetap lembab dan bercahaya (David, 2006). Tidur malam pun harus tercukupi. Hal ini
dikarenakan saat tidur proses perbaikan sel-sel akan terjadi terutama sel kulit yang menyusun hampir
sebagian besar organ tubuh manusia. Air sebagai komponen utama penysun tubuh manusia harus tetap
dijaga komposisinya. Cara yang paling mudah yaitu dengan minum air putih sebanyak enam sampai
delapan gelas setiap hari. Kandungan mineral pada air akan melembabkan kulit sehingga menjaga
keelastisitasannya dan melarutkan racun-racun yang berbahaya bagi tubuh.selain itu menghindari
merokok merupakan pilihan terbaik. Kandungan yang ada pada rokok dapat menyebabkan terkikisnya
vitamin c yang ada pada kulit. Seseorang yang merokok akan timbul kerutan dini di sekitar bibir atas,
sudut mata, rahang bawah, kempot pada pipi. Faktor psikis ternyata juga mempengaruhi proses
penuaan, misalnya stres. Stress dapat dihindari dengan melakukan relaksasi baik meditasi, yoga
ataupun jalan-jalan

http://iqbalsyukri.wordpress.com/2010/02/28/vitamin-c-sebagai-anti-aging-alami-yang-dapat-
mempengaruhi-elastisitas-kulit/

Anda mungkin juga menyukai