Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
proses fisik, kimia dan biologi berbeda dengan daerah yang berbatasan dengannya
karakteristik dari suatu tatanan geomorfik dimana proses fisik, kimia dan biologi
(1999) menambahkan yang dimaksud dengan proses tersebut adalah proses yang
Perbedaan fisik dapat berupa elemen statis ataupun dinamis. Elemen statis antara
lain geometri cekungan, material endapan, kedalaman air dan suhu, sedangkan
elemen dinamis adalah energi, kecepatan dan arah pengendapan serta variasi
angin, ombak dan air. Termasuk dalam perbedaan kimia adalah komposisi dari
cairan pembawa sedimen, geokimia dari batuan asal di daerah tangkapan air
(oksidasi dan reduksi (Eh), keasaman (Ph), salinitas, kandungan karbon dioksida
dan oksigen dari air, presipitasi dan solusi mineral). Sedangkan perbedaan biologi
tentu saja perbedaan pada fauna dan flora di tempat sedimen diendapkan maupun
bagian besar: darat, peralihan dan laut . Namun beberapa penulis lain membagi
pengendapan tidak akan dapat ditafsirkan secara akurat hanya berdasarkan suatu
aspek fisik dari batuan saja. Maka dari itu untuk menganalisis lingkungan
pengendapan harus ditinjau mengenai struktur sedimen, ukuran butir (grain size),
kandungan fosil (bentuk dan jejaknya), kandungan mineral, runtunan tegak dan
Klasifikasi
lingkungan
pengendapan
(Selley,
1988)
(desert)
2. Glasial
3. Daratan
4. Sungai
6. Lakustrin
7. Delta
8. Peralihan
9. Estuarin
10. Lagun
12. Reef
13. Laut
kaki gunung. Alluvial fans umum berada di daerah kering sampai semi-kering
dimana curah hujan jarang tetapi deras, dan laju erosi besar. Endapan alluvial fan
saluran sungai terdiri dari kwarsa, gravel dengan kebundaran baik, dan pasir.
Ambang sungai terbentuk dari gravel atau pasir, tanggul-tanggul terbuat dari pasir
Sungai lurus umumnya berada pada daerah bertopografi terjal mempunyai energi
aliran kuat atau deras. Energi yang kuat ini berdampak pada intensitas erosi
belok . Leopold dan Wolman (1957) dalam Reineck dan Singh (1980) menyebut
sungai meandering jika sinuosity-nya lebih dari 1.5. Pada sungai tipe ini erosi
Sungai teranyam umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi arus
alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan debit air
dan pengendapan sedimen tinggi. Sungai teranyam akan terbentuk dalam kondisi
dimana sungai mempunyai fluktuasi dischard besar dan cepat, kecepatan pasokan
sedimen yang tinggi yang umumnya berbutir kasar, tebing mudah tererosi dan
4. Sungai Anastomasing
Sungai anastomasing terjadi karena adanya dua aliran sungai yang bercabang-
cabang, dimana cabang yang satu dengan cabang yang lain bertemu kembali pada
titik dan kemudian bersatu kembali pada titik yang lain membentuk satu aliran.
Energi alir sungai tipe ini rendah. Ada perbedaan yang jelas antara sungai
teranyam dan sungai anastomosing. Pada sungai teranyam (braided), aliran sungai
menyebar dan kemudian bersatu kembali menyatu masih dalam lembah sungai
sungai yang terbagi menjadi beberapa cabang sungai kecil dan bertemu kembali
pada induk sungai pada jarak tertentu . Pada daerah onggokan sungai sering
macam; besar atau kecil, dangkal atau dalam; diisi oleh sedimen evaporit,
karbonatan, atau terrigeneous. Sedimen berbutir halus dan bahan organic yang
minyak.
bukit-bukit dari endapan pasir. Endapan pasir mempunyai sorting yang baik,
kebundaran yang baik, cross-bedded tanpa adanya asosiasi dengan gravel atau
lempung.
yang berada atau dekat pada daerah peralihan darat dengan laut.
dengan laut lepas, dibatasi oleh suatu punggungan memanjang (barrier) dan relatif
sejajar dengan pantai Maka dari itu lagun umumnya tidak luas dan dangkal
dengan energi rendah. Beberapa lagun yang dianggap besar, misalnya Leeward
Sellwood, 1990).
oleh arus pasang surut yang keluar/masuk lewat celah tanggul (inlet). Kawasan
(Pettijohn, 1957), dengan salinitas air dari tawar (fresh water) sampai sangat asin
hidrologi, iklim dan jenis material batuan yang diendapkan di lagun. Lagun di
daerah kering memiliki salinitas yang lebih tinggi dibanding dengan lagun di
daerah basah (humid), hal ini dikarenakan kurangnya air tawar yang masuk ke
daerah itu.
Transportasi material sedimen di lagun dilakukan oleh, air pasang energi
mempengaruhi kondisi biologi dan kimia lagun. Endapan delta (tidal delta) dapat
terbentuk dibagian ujung alur pemisah tanggul, yaitu didalam lagun atau dibagian
laut terbuka (Boggs, 1995). Material delta tersebut agak kasar sebagai sisipan
pada fraksi halus, yaitu bila terjadi aktifitas gelombang besar yang mengerosi
Lingkungan Pengendapan
material yang diendapkan berupa fraksi halus, kadang juga dijumpai batupasir dan
batulumpur. Beberapa lagun yang tidak bertindak sebagai muara sungai, maka
material yang diendapkan didominasi oleh material marin. Material pengisi lagun
dapat berasal dari erosi barrier (wash over) yang berukuran pasir dan lebih kasar.
cangkang di bagian backbarier atau di tidal delta. Akibat angin partikel halus dari
tanggul dapat terangkut dan diendapkan di lagun. Angin tersebut dapat juga
abu-abu gelap) dengan sisipan tipis batupasir halus (batulempung Formasi Lidah
angin, umumnya berstruktur perarian sejajar dan kadang juga berstruktur ripple
cross-lamination.
regime sungai, pasang surut (tide), gelombang, iklim, kedalaman air dan subsiden
(Tucker, 1981). Untuk membentuk sebuah delta, sungai harus mensuplai sedimen
secara cukup untuk membentuk akumulasi aktif, dalam hal ini prograding system.
Secara sederhana ini berarti bahwa jumlah sedimen yang diendapkan harus lebih
pasang surut. Dalam beberapa kasus, pengendapan sedimen fluvial ini banyak
a. Pyroklastik delta
b. Lava delta
2. Alluvial Delta
teranyam )
sedimen
(Ordon G.J and
H.G
Fisiografi Delta
utama , yaitu :
1. Delta plain
2. Front Delta
3. Prodelta
Gambar 8. Lingkungan pengendapan delta Mahakam (Anonim).
Delta plain
Delta plain merupakan bagian kearah darat dari suatu delta. Umumnya
terdiri dari endapan marsh dan rawa yang berbutir halus seperti serpih dan bahan-
bahan organik (batubara). Delta plain merupakan bagian dari delta yang
karakteristik lingkungannya didominasi oleh proses fluvial dan tidal. Pada delta
plain sangat jarang ditemukan adanya aktivitas dari gelombang yang sangat besar.
Daerah delta plain ini ditoreh (incised) oleh fluvial distributaries dengan
sedimen dari sungai akan memasuki cekungan dan terjadi penurunan kecepatan
dipengaruhi oleh proses basinal. Umumnya pasir yang diendapkan pada daerah ini
terendapkan pada distributary inlet sebagai bar. Konfigurasi dan karakteristik dari
bar ini umumnya sangat cocok sebagai reservoir, didukung dengan aktivitas laut
Prodelta
Prodelta adalah bagian delta yang paling menjauh kearah laut atau sering
disebut pula sebagai delta front slope. Endapan prodelta biasanya dicirikan dengan
endapan berbutir halus seperti lempung dan lanau. Pada daerah ini sering
ditemukan zona lumpur (mud zone) tanpa kehadiran pasir. Batupasir umumnya
terendapkan pada delta front khususnya pada daerah distributary inlet, sehingga
adanya suatu data runtutan vertikal dan horisontal yang baik (Reineck & Singh,
1980).
2. Pantai dan barrier islands: didominasi oleh pasir dengan fauna marine.
Barrier islands terpisah dari pulau utama oleh lagoon. Umumnya berasosiasi
laut yang rendah dan umumnya terjadi pada daerah dengan daerah pantai
mesotidal dan makrotidal. Pasang surut dengan amplitudo yang besar umumnya
terjadi pada pantai dengan permukaan air yang sangat besar/luas. Danau dan
cekungan laut kecil yang terpisah dari laut terbuka biasanya hanya mengalami
efek yang kecil dari pasang surut ini, seperti pada laut mediterania yang
ketinggian pasang surutnya hanya berkisar dari 10 20 cm. Luas dari daerah tidal
lingkungan tidal flat dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu subtidal, intertidal dan
supratidal . Pembagian serta hubungan antara zona-zona pada lingkungan tidal flat
(Boggs, 1995) Zona subtidal meliputi daerah dibawah rata-rata level pasang surut
yang rendah dan biasanya selalu digenangi air secara terus menerus. Zona ini
sangat dipengaruhi oleh tidal channel dan pengaruh gelombang laut, sehingga
pada daerah ini sering diendapkan bedload dengan ukuran pasir (sand flat). Pada
zona ini sering terbentuk subtidal bar dan shoal. Pengendapan pada daerah
subtidal utamanya terjadi oleh akresi lateral dari sedimen pasiran pada tidal
channel dan bar. Migrasi pada tidal channel ini sama dengan yang terjadi pada
pasang surut rendah sampai tinggi. Endapannya dapat tersingkap antara satu atau
dua kali dalam sehari, tergantung dari kondisi pasang surut dan angin lokal. Pada
daerah ini biasanya tidak tumbuh vegetasi yang baik, karena adanya aktifitas air
laut yang cukup sering (Boggs, 1995). Karena intertidal merupakan daerah
perbatasan antara pasang surut yang tinggi dan rendah, sehinnga merupakan
daerah pencampuran antara akresi lateral dan pengendapan suspensi, maka daerah
ini umumnya tersusun oleh endapan yang berkisar dari lumpur pada daerah batas
pasang surut tinggi sampai pasir pada batas pasang surut rendah (mix flat). Pada
daerah dengan pasang surut lemah disertai adanya aktivitas ombak pada endapan
Facies intertidal didominasi oleh perselingan lempung, lanau dan pasir yang
memperlihatkan struktur flaser, wavy dan lapisan lentikular. Facies seperti ini
menunjukan adanya fluktuasi yang konstan dengan kondisi energi yang rendah
(Reading, 1978) Zona supratidal berada diatas rata-rata level pasang surut yang
tinggi. Karena letaknya yang lebih dominan ke arah darat, zona ini sangat
dipengaruhi oleh iklim. Pada daerah sedang, daerah ini kadang-kadang ditutupi
oleh endapan marsh garam , dengan perselingan antara lempung dan lanau (mud
flat) serta sering terkena bioturbasi (skolithtos). Pada daerah beriklim kering
sering terbentuk endapan evaporit flat. Daerah ini umumnya ditoreh oleh tidal
channel (incised tidal channel) yang membawa endapan bedload di sepanjang alur
arus tidal sendiri, sedangkan pada daerah datar di sekitarnya (tidal flat),
diakibatkan oleh air ataupun angin. Suksesi endapan pada lingkungan tidal flat
refleksi dari batupasir pada pasang surut rendah (subtidal) ke lumpur pada pasang
surut tinggi (supratidal dan intertidal bagian atas). Blok diagram silisiklastik pada
lingkungan tidal flat (Dalrymple, 1992 dalam Walker & James, 1992)
Gambar 9. Model Lain Dari Tidal Flat (Dalrymple, R.W 1992 Dalam Boggs 2006
4TH Edition)
C. Lingkungan pengendapan laut
calcareous dari organisme seperti koral dan beberapa jenis alga. Kebanyakan reef
zaman resen berada pada laut yang hangat, dangkal, jernih, laut tropis, dengan
koordinat antara garis lintang 30oN dan 30oS. Cahaya matahari diperlukan untuk
pertumbuhan reef.
2. Continental shelf: terletak pada tepi kontinen, relative datar (slope < 0.1o),
dangkal (kedalaman kurang dari 200 m), lebarnya mampu mencapai beberapa
ratus meter. Continental shelf ditutupi oleh pasir, lumpur, dan lanau.
3. Continental slope dan continental rise: terletak pada dasar laut dari
continental shelf. Continental slope adalah bagian paling curam pada tepi
kontinen. Continental slope melewati dasar laut menuju continental rise, yang
punya kemiringan yang lebih landai. Continental rise adalah pusat pengendapan
4. Abyssal plain: merupakan lantai dasar samudera. Pada dasarnya datar dan
dilapisi oleh very fine-grained sediment, tersusun terutama oleh lempung dan sel-
bedding, Lamination.
Burrow (galian)