Anda di halaman 1dari 10

VI.

Multisim Akhir dan Analisa

1. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor


Variasi I
R=82k Ohm
Pengisian kapasitor

Pengosongan Kapasitor

Untuk variasi pertama pada pengisian dan pengosongan kapasitor digunakan


hambatan R=82k Ohm dengan C=105pF. Pada pengisian kapasitor saat diinputkan
Vin(tegangan input)= 5 Volt, kapasitor secara cepat akan terisi muatannya sebanyak
5Volt juga. Hal ini dikarenakan kapasitor yang digunakan berkapasitas kecil jadi
waktu yang dibutuhkan untuk mengisi muatan juga cepat, proses pengisian kapasitor
ini dipengaruhi oleh R (hambatan) dan C (Kapasitor) pada rangkaian. Karena semakin
besar hambatan yang digunakan maka waktu pengisian akan lambat begitu pula
sebaliknya. Untuk kapasitor jika kapasitor berkapasitas besar maka akan dibutuhkan
waktu untuk pengisian muatan dan dibutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan
pengisian kapasitor yang berkapasitas kecil. Pada pengosongan kapasitor saklar pada
rangkaian diputus sehingga kapasitor akan mengosongkan muatan secara perlahan
ketika dihitung dengan perbandingan waktu per 5 detik, muatan yang awalnya 5 V
setelah 5 detik berkurang menjadi 4.97 kemudian menjadi 4.918. pengosongan yang
terjadi membutuhkan waktu yang cukup lama karena hambatan yang digunakan
cukup besar nilai resistansinya.

Variasi II
R=8.2k Ohm
Pengisian Kapasitor

Pengosongan Kapasitor

/
Pada pengisian dan pengosongan kapasitor variasi 2 sama halnya dengan
variasi satu. Hanya saja hambatan yang digunakan disini lebih kecil daripada
variasi rangkaian pertama. Sehingga waktu pengisian dan pengosongan
kapasitor menjadi lebih cepat dari pada variasi pertama yang hambatannya
lebih besar. Pada pengisian saja dari 2.5uA langsung terisi penuh muatan
kapasitor sebanyak 5 V, dengan Vin nya 5 volt pula. Begitupun dengan
pengosongan, waktu pengosongan dari 4.99 volt setelah 5 detik berikutnya
menjadi 4.954 volt.

2. Integrator
Variasi I
R=82k Ohm
Pada rangkaian integrator digunakan R=82k Ohm dan C=105 pF. Pada rangkaian
diinputkan frekuensi awal dengan banyak variasi yaitu 100 Hz, 500 Hz, 600 Hz,
1000Hz. Dari frekuensi inputan diperoleh sinyal masukan berbentuk kotak atau
persegi. Dan untuk sinyal keluaran dihasil sinyal berbentuk segitiga. Dari sinyal
keluaran ini menunjukkan bahwa RC>>T. pada kondisi ini kapasitor akan terisi
penuh, tengangan Vs sudah berbalik menjadi negative. Akibatnya kapasitor segera
dikosongkan dan diisi muatan negative menuju ke Vp. Belum lagi terisi penuh, Vs
sudah berubah tanda lagi. Akibatnya isyarat keluaran akan berupa suatu tegangan
yang berbentuk gelombang segitiga.

Variasi II
R=8.2k Ohm
Untuk variasi kedua digunakan R=8.2k Ohm, dari semua variasi frekuensi
yang diinputkan, pada saat frekuensi 100 Hz, bentuk sinyal keluaran yang
dihasilkan menunjukkan bahwa RC<<T. berarti kapasitor terisi penuh dalam
waktu T/2. Dan untuk freekuensi 500 Hz, 600Hz, 1000Hz dihasilkan sinyal
keluaran berbentuk segitiga yang menunjukkan bahwa RC>>T. jika
dibadingkan dengan variasi I, berarti harga R akan mempegaruhi bentuk sinyal
keluaran integrator.

3. Differensiator
Variasi I
R=82k Ohm
Pada rangkaian diferensiator untuk variasi pertama digunakan R=82k Ohm.
Dan diinputkan frekuensi dengan nilai 50Hz, 100Hz, 150Hz, dan 500 Hz. Dari semua
variasi ini diperoleh sinyal keluaran untuk f=50Hz siperoleh sinyal keluaran berupa
denyut, hal ini menunjukkan bahwa RC<<T. dalam hal ini mula-mula kapasitor
kosong, setelah tegangan masukan Vs mencapai Vp, akan mengalir arus sehingga
tegangan keluaran Vo=Vp. Arus segera jatuh dan menjadi nol sebelum setengah
periode. Hal ini berarti kapasitor telah penuh dan ada pada tegangan Vp pada
kapasitor. Tiba-tiba Vp berubah tanda menjasi negative. Akibatnya Vo akan
mempunyai harga -2Vp. Selanjutnya kapasitor ajab terisi negative, dan pada waktu
berubah tanda menjadi positif kembali, Vo=+2Vp. Untuk frekuensi 100Hz, 150Hz dan
500 Hz dihasilkan sinyal keluaran seperti isyarat masukan tetapi puncaknya miring.
Hal ini menunjukkan bahwa RC>>T. pada frekuensi 500 Hz isyarat keluaran
menunjukkan bentuk yang hampir menyerupai isayarat masukan.

Variasi II
R=8.2k Ohm
Pada variasi kedua dengan R=8.2k Ohm dengan frekuensi yang sama seperti
variasi I, diperoleh isyarat masukan bentuk kotak dan sinyal keluarannya untuk
frekuensi 50 Hz, 100Hz, dan 150Hz diperoleh bentuk sinyal keluaran seperti denyut
hal ini menunjukka bahwa RC<<T. sedangkan pada frekuensi 500 Hz bentuknya
seperti denyut tetapi sudah mulai membentuk sinyal kotak dengan puncak miring. Hal
ini berarti nilai mendekari RC>>T. jika dibandingkan anatar variasi satu dengan dua,
yang menyebabkan perbedaan isyarat keluaran salah satu faktor utamanya adalah
hambatan yang digunakan. Jika semakin besar R yang digunakan bentuk isyarat
keluaran akan menghasilkan bentuk RC>>T begitupun sebaliknya. Semakin kecil R
yang digunakan , isyarat keluaran akan menghasilkan bentuk RC<<T.

Anda mungkin juga menyukai