Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN

HUBUNGAN DENGAN TINGKAT


PENGETAHUAN DENGAN KECEMASANPADA
TINGKAT KECEMASAN PADAKLIEN
KLIENPRE
PRE
OPERASI
OPERASIKATARAK DI BALAI
KATARAK DI BALAIKESEHATAN
KESEHATANMATA
MATAMASYARAKAT
MASYARAKAT (BKMM)
(BKMM) MANADO
MANADO

Rolly
Rolly Rondonuwu,
Rondonuwu, LuciaMoningka,
Lucia Moningka, Ramandha
Ramandha Patani
Patani
Jurusan
Jurusan Keperawatan Politeknik
Keperawatan Politeknik Kesehatan
KesehatanKemenkes Manado
Kemenkes Man

PENDAHULUAN jantungnya berdetak lebih cepat, gelisah dan


muka klien tampak pucat.
Indonesia saat ini terdapat sekitar 1,7 juta orang
menderita katarak dan setiap tahunnya terdapat Salah satu penatalaksanaan katarak adalah
sekitar 200.000 penderita katarak baru, operasi atau pembedahan yang paling sering
sedangkan jumlah dokter spesialis mata dilakukan pada orang berusia lebih dari 65
berjumlah 400 orang tiap tahun hanya tahun. Pengambilan keputusan untuk menjalani
melakukan operasi sebanyak 50.000 penderita pembedahan sangat individual sifatnya.
katarak oleh karena itu untuk dapat Tindakan pembedahan atau operasi seringkali
menimbulkan kecemasan. Kecemasan adalah
menanggulangi jumlah penderita katarak yang kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,
sekitar 1.7 juta jiwa di Indonesia setiap dokter yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan
mata harus mampu melakukan operasi mata tidak berdaya dan keadaan emosi ini tidak
terhadap 3.420 pasien pertahun. Semua ini akan memiliki objek yang spesifik. Kecemasan klien
berhasil jika ditunjang dengan tenaga kesehatan timbul dari rasa kekhawatiran yang tidak jelas
medis lain, terutama perawat sebagai orang yang dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan
berhadapan langsung dengan pasien sebelum yang tidak pasti, tidak berdaya, serta obyek yang
dilakukan operasi katarak. (Ady N, 2011). tidak spesifik. Kecemasan tersebut
dimanifestasikan secara langsung melalui
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di
perubahan fisiologis seperti (gemetar,
Indonesia (0,78%) diikuti gloukoma (0.20%),
berkeringat, detak jantung meningkat, nyeri
kelainan refraksi (0,14%), sedangkan sisanya
abdomen, sesak nafas) dan secara perubahan
akibat penyakit kornea, retina dan kekurangan
perilaku seperti (gelisah, bicara cepat, reaksi
vitamin A (xeroptalmia) diperkirakan setiap
terkejut) dan secara tidak langsung melalui
menit terdapat satu orang menjadi buta dan tiap
timbulnya gejala sebagai upaya untuk melawan
tahun bertambah 500.000 orang buta terutama
kecemasan (Stuart, 2006).
bagi penduduk yang berada didaerah miskin
dengan sosisal ekonomi lemah. Hal ini Salah satu tindakan untuk mengurangi tingkat
menunjukan adanya kecenderungan peningkatan kecemasan adalah dengan cara mempersiapkan
kebutaan akibat katarak dari tahun ketahun (Ady mental dari klien. Persiapan mental tersebut
N, 2011). salah satunya dapat dilakukan melalui
pendidikan kesehatan (Health education).
Sesuai data yang di peroleh dari Balai Kesehatan
Kemampuan perawatan untuk mendengarkan
Mata Masyarakat (BKMM) Manado, pada bulan
secara aktif untuk pesan baik verbal dan
Desember 2013 klien dengan kasus katarak
nonverbal sangat penting untuk membangun
sebanyak 75 orang, data yang didapat dari
hubungan saling percaya dengan pasien dan
wawancara langsung dengan klien yang akan
keluarga. Pendidikan kesehatan pre operasi
menjalankan operasi katarak, klien mengatakan
dapat menbantu klien dan keluarga
mengidentifikasi kekhawatiran yang dirasakan.
Perawat kemudian dapat merencanakan sedang, Skor 34-44 = kecemasan berat, Skor
intervensi keperawatan dan perawatan suportif lebih dari 45 = kecemasan panic.
untuk mengurangi tingkat kecemasan klien.
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya ialah Data diperoleh melalui lembar kuesioner diolah
suatu kegiatan untuk menyampaikan pesan dengan cara menggunakan SPSS 21. Data
kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau dianalisa dengan menggunakan uji chi-square
individu untuk memperoleh pengetahuan tentang (X2), dengan tingkat kemaknaan 95% ( 0,05).
kesehatan yang1. Analisis Univariat pengetahuan
baik. Sehingga, HASIL
tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Menurut Umur Responden Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Manado
perubahan perilaku kearah yang lebih baik Penelitian ini dilaksanakan di Balai Kesehatan
(BKMM)
(Notoatmojo, 2007). Mata Masyarakat Manado (BKMM) pada
No Umur tanggal 9 Juni-23 Juni 2014. Pengambilan
Frekuensi Presentase %
METODE
1 55-65 Tahun sampel dengan cara Accidental
19 sampling dengan45.2
Jenis penelitian ini2 yang digunakan66-76 tahun
adalah jumlah sampel 42 orang.
18 Data primer diambil
42.9
3
penelitian survei analitik 77 tahun
dengan menggunakan dengan menggunakan 5 lembar kuesioner yang
11.9
pendekatan Cross-Sectional yaitu melihat diisi oleh responden. Setelah data terkumpul
hubungan pengetahuan dengan kecemasan Total pada dilakukan pemeriksaan 42 data, setelah data 100
klien pre operasi katarak di Balai Kesehatan ditabulasi dan diolah kemudian disajikan dalam
Mata Masyarakat (BKMM) Manado. bentuk-bentuk tabel.
Berdasarkan tabel 1 didapatkan umur yang paling banyak 55-65 tahun dengan 19 responden (45,2%) dan
Adapun populasiyangdalam
palingpenelitian
sedikit umur
ini >adalah
77 tahun dengan 5 responden (11,9%).
semua penderita
Tabel 2. katarak yang akan
melaksanakan operasi di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Manado padaFrekuensi
Distribusi bulan Desembar
Menurut2013
Jenis Kelamin Responden Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Manado
adalah 75 orang.(BKMM)

Besar sampel dalam Nopenelitian adalah 42 orang,


Jenis Kelamin Frekuensi Presentase %
sampel yang diambil 1 dengan cara Accidental Laki-laki 19 45.2
sampling yaitu 2mengambil sampelPerempuan yang 23 54.8
kebetulan ada atau tersedia sesuai dengan tujuan
penelitian.
Total 42 100
Definisi operasional variable penelitian adalah
pengetahuan klien pre operasi katarak (variable
independent) Berdasarkan
adalah segala tabel sesuatu
2 didapatkan
yangresponden dengan jenis kelamin perempuan paling banyak dengan 23
diketahui klienresponden
tentang (54,8%)
manfaat dan dariyang paling sedikit jenis kelamin laki-laki dengan 19 responden (45,2%).
operasi
katarak, komplikasi dari tindakan operasi dan
Tabel 3.
jenis operasi yang akan dilakukan. Sedangkan
variable tingkat Distribusi
kecemasanFrekuensi
(variableMenurut
dependent)
Pendidikan Responden Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Manado
adalah kecemasan(BKMM) klien saat menghadapi
operasi. Pengetahuan 5 dianggap kurang dan >
5 dianggap baik. NoKecemasan Skor kurang Jenis Kelamin
dari Frekuensi Presentase %
11 = tidak ada 1kecemasan Skor 12-22SD= 10 23.8
2
kecemasan ringan, Skor 23-33 = kecemasan SMP 11 26.2
3 SMA 17 40.5
4 S1 4 9.5

Total 42 100
Berdasarkan tabel 3 didapatkan responden dengan pendidikan SMA paling banyak dengan 17 responden
(40,5%), dan yang paling sedikit pendidikan S1 dengan 4 responden (9,5%).
Tabel 4.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat


Manado (BKMM)

No Pengetahun Frekuensi Presentase %


1 Baik 29 69.0
2 Kurang 13 31.0

Total 42 100
Berdasarkan tabel 4 didapatkan tingkat pengetahuan Baik paling banyak dengan
29 responden (69,0%) dan tingkat pengetahuan kurang dengan 13 responden
(31,0%)

Tabel 5.

Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Di Balai Kesehatan Mata


Masyarakat Manado (BKMM)

No Kecemasan Frekuensi Presentase %


1 Tidak cemas 2 4.8
2 Ringan 16 38.1
3 Sedang 14 33.3
4 Berat 10 23.8
5 Panik 0 0

Total 42 100

Berdasarkan tabel 5 didapatkan tingkat kecemasan ringan paling banyak dengan 16 responden (38,1%),
dan yang paling sedikit tingkat kecemasan panic dengan 0 responden (0%).

2. Analisis Bivariat

Tabel 6.

Analisis Hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan pada klien pre operasi katarak di Balai
Kesehatan Mata Masyarakat

Pengetahuan Kecemasan
klien Tidak Cemas Ringa sedang Berat Jumlah
n
N % N % N % N % N % 0.001
Baik 2 4.8 15 35.7 10 23.8 2 4.8 29 69.0
Kurang 0 0.0 0 0.0 6 14.3 7 16.7 13 31.0
Total 2 15 16 9 42
Berdasarkan tabel 6. Diatas didapatkan bahwa
responden yang Tidak memiliki kecemasan
dengan Berpengetahuan baik ada 2 orang
(4,8%), responden yang memiliki kecemasan
ringan dengan pengetahuan baik ada 15 orang
(35,7%), responden yang memiliki kecemasan
sedang dengan pengetahuan baik ada 10orang
(23,8%), responden yang memiliki kecemasan Sebagian besar responden berjenis kelamin
berat dengan pengetahuan baik ada 2 orang perempuan, dari 42 responden 23 responden
(4,8%), dan responden yang memiliki adalah perempuan, hasil penelitian juga
kecemasan sedang dengan pengetahuan kurang menunjukkan perempuan lebih banyak
ada 6 orang (14,3%), responden yang memiliki mengalami tingkat kecemasan dibandingkam
kecemasan berat dengan pengetahuan kurang dengan laki-laki. Pada umumnya seorang laki-
ada 7 orang (16,7%). Dan dari hasil uji chi- laki dewasa mempunyai mental yang kuat
square Melalui uji diperoleh nilai sebesar terhadap sesuatu hal yang dianggap mengancam
0,001 yaitu lebih kecil dari = 0,05.30 Hal ini bagi dirinya dan laki-laki lebih mempunyai
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tingkat pengetahuan dan wawasan lebih
bermakna antara pengetahuan dengan tingkat dibandingkan dengan perempuan. (Sunaryo,
kecemasan klien pre operasi katarak. 2004) Gannguan kecemasan merupakan suatu
gangguan cemas yang ditandai oleh kecemasan
A. Pembahasan yang spontan dan episodik. Gangguan ini lebih
sering dialami wanita dari pada pria (Varcoralis,
Setelah dilakukan penyajian data dalam bentuk
2000) Kecemasan dapat dialami oleh setiap
tabel distribusi, dilakukan pembahasan hasil
individu, pasien yang akan menjalani operasi
penelitian sesuai dengan variabel yang diteliti,
dan masuk ke kamar operasi akan mengalami
dari hasil penelitian diperoleh :
cemas. Jumlah wanita yang mengalami
1. Analisa Univariat gangguan kecemasan dua kali lipat dari pada
pria (Copel, 2007)
a. Karakteristik Responden
3) Pendidikan
1) Umur
Sebagian besar responden dengan tingkat
Sebagian besar responden berumur 55-65 tahun. pendidikan SMA, dari 42 responden, 17
Umurtermuda yaitu 55 tahun dan yang tertua > responden berpendidikan SMA, hasil penelitian
77 tahun. Umur menunjukan ukuran waktu
pertumbuhan dan perkembangan seorang menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan
individu. Umur berkorelasi dengan pengalaman, seseorang makan semakin berkurang tingkat
pengalaman berkorelasi dengan pengetahuan, kecemasannya. Pendidikan adalah usaha
pemahaman dan pandangan terhadap suatu manusia untuk menentukan dan
penyakit atau kejadian sehingga akan mengembangkan potensi-pontensi pembawaan
membentuk persepsi dan sikap. Mengungkapkan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-
bahwa semakin bertambahnya umur kematangan nilai yang ada dalam masyarakat dan
psikologi individu semakin baik, artinya kebudayaan (Istiari, 2000).
semakin matang psikologi seseorang, semakin
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting
baik pula adaptasi terhadap kecemasan. (Feist,
untuk mendapatkan dan mencerna informasi
2009).
secara lebih mudah. Akhirnya pemahaman suatu
Semakin tua semakin banyak seseorang perubahan kondisi akan lebih mudah dipahami
mendapatkanpengalaman sehingga semakin baik dan diinternalisasi (Hidayat, 2008) Tingkat
pula pengetahuannya. (Notoatmodjo, 2007) pendidikan yang lebih tinggi memiliki respon
adaptasi yang lebih baik karena respon yang
2) Jenis Kelamin diberikan lebih rasional dan juga memengaruhi
kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus. Kecemasan timbul akibat reaksi pasikologis
(Feist,2009) individu, kecemasan dapat timbul secara
otomatis akibat dari stimulus internal dan
b. Pengetahuan eksternal yang berlebihan, akibat stimulus tang
berlebihan sehingga melampaui kemampuan
Sebagian besar responden berpengetahuan baik,
untuk menanganinya (Kusumawati, 2010)
hasil penelitian menunjukkan dari 42 responden
yang berpengetahuan baik sebanyak 29 2. Analisa Bivariat
responden, Pengetahuan seseorang biasanya
diperolah dari pengalaman yang berasal dari Hasil penelitian menunjukan pengetahuan atau
berbagai macam sumber seperti, media poster, informasi yang diberikan sebelum dilakukan
kerabat dekat, media massa, media elektronik, operasi dapat mengalami penurunan tingkat
buku petunjuk, petugas kesehatan, dan kecemasan seseorang. Penelitian ini sejalan
sebagainya. Pengetahuan adalah suatu proses dengan penelitian yang dilakukan oleh Dimi Pipi
dengan menggunakan pancaindra yang Marianti (2011) Hubungan Pengetahuan Dengan
dilakukan seseorang terhadap objek tertantu Tingkat Kecemasan Pada Klien Pre Operasi
dapat menghasilakn pengetahuan dan Katarak Di Poli Klinik Mata Rumah Sakit Islam
keterampilan. (Hidayat, 2008) Siti Khodijah, yang menyimpulakan pendidikan
kesehatan dapat menurunkan tingkat kecemasan
Pengetahuan merupakan hasil dari apa yang dan meningkatkan pengetahuan pada pasien pre
diketahui seseorang dan ini terjadi setelah orang operasi katarak.
tersebut melakukan pengindraan terhadap objek
tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan Salah satu penatalaksanaan katarak adalah
dominan yang sangat penting untuk operasi atau pembedahan yang paling sering
terbentuknya tindakan seseorang, sebagian dilakukan pada orang berusia lebih dari 65
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata tahun. Pengambilan keputusan untuk menjalani
dan telinga. (Notoatmodjo, 2007) pembedahan sangat individual sifatnya.
Tindakan pembedahan atau operasi seringkali
c. Tingkat Kecemasan menimbulkan kecemasan. Kecemasan adalah
kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,
Sebagian besar responden memiliki tingkat
yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan
kecemasan ringan dan sedang, hasil penelitian
tidak berdaya dan keadaan emosi ini tidak
menunjukkan dari 42 responden yang memiliki
memiliki objek yang spesifik. Kecemasan klien
kecemasan ringan 16 responden dan kecemasan
timbul dari rasa kekhawatiran yang tidak jelas
sedang 14 responden, Kecemasan ialah
dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan
kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,
yang tidak pasti, tidak berdaya, serta obyek yang
yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan
tidak spesifik. Kecemasan tersebut
tidak berdaya.
dimanifestasikan secara langsung melalui
Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan perubahan fisiologis seperti (gemetar,
merupakan hasil frustasi akibat berbagai hal berkeringat, detak jantung meningkat, nyeri
yang mempengaruhi individu dalam mencapai abdomen, sesak nafas) dan secara perubahan
tujuan yang diinginkan miaslnya seorang pasien perilaku seperti (gelisah, bicara cepat, reaksi
yangbingin sembuh dari penyakitnya denagn terkejut) dan secara tidak langsung melalui
menjalani operasi, maka dari hasil tersebut akan timbulnya gejala sebagai upaya untuk melawan
memicu timbulnya kecemasan (Stuart, 2006) kecemasan (Stuart, 2006) Salah satu tindakan
untuk mengurangi tingkat kecemasan adalah 1. Profesi keperawatan diharapkan penelitian ini
dengan cara mempersiapkan mental dari klien. dapat memberikan masukan bagi profesi
Persiapan mental tersebut salah satunya dapat dalam mengembangkan pemahaman
dilakukan melalui pendidikan kesehatan (Health keperawatan tentang mengatasi kecemasan
education). Kemampuan perawatan untuk pada klien pre operasi katarak.
mendengarkan secara aktif untuk pesan baik
verbal dan nonverbal sangat penting untuk 2. Balai Kesehatan Mata Masyrakat (BKMM)
membangun hubungan saling percaya dengan Manado diharapkan sebelum melakukan
pasien dan keluarga. Pendidikan kesehatan pre operasi pada klien sebaginya berikan
operasi dapat menbantu klien dan keluarga informasi yang dapat mengurangi tingkat
mengidentifikasi kekhawatiran yang dirasakan. kecemasan klien
Perawat kemudian dapat merencanakan 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur
intervensi keperawatan dan perawatan suportif atau bahan acuan bagi perawat yang
untuk mengurangi tingkat kecemasan klien. mengikuti pendidikan untuk melakukan
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya ialah kajian kembali
suatu kegiatan untuk menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu untuk memperoleh pengetahuan tentang DAFTAR PUSTAKA
kesehatan yang baik. Sehingga, pengetahuan
tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap Ady, N. 2011, katarak, Acessed From :
perubahan perilaku kearah yang lebih baik http://www.scribd.com/doc/7799037 /KTI,
(Notoatmodjo, 2007). Diakses 25 Februari 2013

A. Kesimpulan Asmadi, 2008, Kebuthan dasar manusia,


Salemba Medika, Jakarta Copel, L. 2007.
Responden yang Tidak memiliki kecemasan Psychiatric and Mental Health Care,
dengan Berpengetahuan baik ada 2 orang http//www.books.google.co.id, Diakses 25
(4,8%), responden yang memiliki kecemasan Juni 2014.
ringan dengan pengetahuan baik ada 15 orang
(35,7%), responden yang memiliki kecemasan Dimi Pipi Marianti, 2011, Hubungan
sedang dengan pengetahuan baik ada 10 orang Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan
(23,8%), responden yang memiliki kecemasan Pada Klien Pre Operasi Katarak,
berat dengan pengetahuan baik ada 2 orang http://wwwdimi-luph.blogspot.com/, iakses
(4,8%), dan responden yang memiliki 15 Agustus 2014
kecemasan sedang dengan pengetahuan kurang
Feist, Jess, 2009, Kepribadian Buku 2, Salemba
ada 6 orang (14,3%), responden yang memiliki
Humanika, Jakarta
kecemasan berat dengan pengetahuan kurang
ada 7 orang (16,7%). Dan dari hasil uji chi- Fitri, Fausiah, 2005, Psikologi abnormal Klinik
square Melalui uji diperoleh nilai sebesar dewasa, UI-Press, Jakarta
0,001 yaitu lebih kecil dari = 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang Hawari, Dadang. 2008, Manajemen Stres,
bermakna antara pengetahuan dengan tingkat Cemas, dan Depresi, FKUI Jakarta
kecemasan klien pre operasi katarak
Hidayat, A. Azis Alimul. (2008). Riset
B. SARAN Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah
Edisi 2. Salemba Medika, Jakarta

Ilyas, Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata. Edisi


3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Istiari, 2000, Pendidikan dan Perilaku


Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Kusumawati,F., Hartono, H. 2010. Buku Ajar


Keperawatan Jiwa. Salemba Medika. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan


Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta Stuart,
Gail W, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
EGC, Jakarta

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan.


EGC. Jakarta

Suyanto, 2011, Metodologi dan Aplikasi


Penelitian Keperawatan, Nuha Medika,
Yogyakarta

Suzanne & Brenda, 2001. Keperawatan Medikal


Bedah, Edisi 8 Volume 3, EGC, Jakarta
Varcarolis. 2000. Manual Of Psychiatric
Nursing Care Planning: Assessment Guides,
Diagnoses, and Psychopharmacology,
http//www.books.google.co.id, Diakses 25
Juni 2014.

Wijayana Nana. 2005. Ilmu penyakit mata.


Abadi Tegal, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai