- tarikan pada vena yang berjalan ke sinus venosus dari permukaan otak
dan pengeseran sinus-sinus venosus utama
- tarikan pada arteri meningea media
- tarikan pada pembuluh-pembuluh arteri di dasar otak atau tarikan pada
cabang-cabangnya
- distensi dan dilatasi pembuluh-pembuluh nadi intracranial
- inflamasi pada atau di sekitar struktur kepala yang peka terhadap nyeri
- tekanan langsung pada nervus cranialis dan cervicalis yang berisi banyak
serabut afferen rasa nyeri dari kepala
a. daerah-daerah nyeri : tengkorak, parenchym otak, plexus choroideus dan
sebagian besar dura mater serta pia-arachnoid tidak peka terhadap nyeri,
jaringan yang menyelubungi cranium, terutama pembuluh-pembuluh
arteri , peka terhadap nyeri
b. perubahan akibat tindakan fisik : ciri-ciri nyeri kepala dapat berubah
karena tindakan-tindakan fisik. Peningian tekanan intrakranial yang
mendadak, seperti saat batuk, mengejan, biasanya akan memperburuk
sebagian besar nyeri kepala yang berhubungan dengan perdarahan atau
massa intrakranial. Nyeri kepala yang terjadi setelah terjadi lumbal punksi
biasanya menjadi semakin parah dengan pengangkatan kepala dan
berkurang dengan meletakkan kepala dalam posisi yang relatif lebih
rendah dibandingkan badan. Nyeri kepala yang timbul setelah cedera
kepala menjadi semakin parah dengan mengubah posisi kepala secara
tiba-tiba. Nyeri kepala tekanan yang berkaitan dengan gangguan
emosional dapat disembuhkan dengan memijat secara perlahan-lahan
daerah yang sakit. Nyeri kepala nokturnal tipe migraine kadang-kadang
diperberat dengan posisi berbaring dan mereda kalau penderitanya berdiri
tegak.
NEUROTOMI KORELATIF dan NEUROLOGI FUNGSIONAL
Dark chocolate (cokelat hitam) mengandung zat kimia alami, yaitu tyramine yang dianggap sebagai pemicu
migren, meskipun belum terbukti kebenarannya. Tidak semua individu penderita migraine sensitive terhadap
tyramine. Makanan lain yang mengandung tyramine adalah keju tua dan fermentasi.
DS : Migraine
Migraine
Definisi
Klasifikasi
BENTUK MIGREN YANG KHUSUS
- Migren basiler
Disebut juga migren arteri basiler atau migren Bickerstaff; mula-mula
disangka hanya diderita oleh remaja putri, tetapi ternyata kemudian
didapatkan pada semua usia dengan predominasi di kalangan wanita.
Didahului dengan aura yang umumnya kurang dari 1 jam dan biasanya
disusul dengan serangan nyeri kepala; aura visual berupa hemianopsia
(kehilangan separuh lapangan pandangan) yang dengan cepat meluas ke
seluruh lapangan pandangan kedua mata sehingga mengakibatkan kebutaan
sementara.
Aura visual ini biasanya disertai ataksia, disartri, vertigo,tinitus, parestesi
bilateral, mual, muntah dan perubahan kesadaran. Bila perubahan
kesadarannya menonjol, dapat berubah menjadi confusional migraine.
- Confusional migraine
Jenis ini lebih sering ditemukan di kalangan anak laki-laki dengan angka
kejadian 5%, dimulai dengan aura yang khas, nyeri kepala yang mungkin
ringan dan kebingungan (confusion) yang mungkin mendahului, atau muncul
segera setelah serangan nyeri kepala. Kebingungan tersebut bisa
bermanifestasi sebagai kurangnyaperhatian, mudah teralih dan kesulitan
mempertahankan pembicaraan atau gerakan; EEGnya bisa abnormal selama
serangan. Selain itu dapat dijumpai keadaan agitasi, gangguan ingatan,
kekacauan berbicara dan tingkah laku yang agresif.
Umumnya berupa serangan tunggal, dapat dicetuskan oleh trauma kepala
yang ringan. Bila berlangsung lama, disebut migraine stupor, yang dapat
berlangsung beberapa hari lamanya. Gangguan ini harus dibedakan dari
keadaan keracunan obat, ensefalopati metabolik, ensefalitis virus, keadaan
pasca kejang atau psikosis akut.
- Migren oftalmoplegik
Pada jenis ini, serangan migren disertai dengan kelumpuhan, okulomotorius
yang menyebabkan gangguan gerak bola mata dan dilatasi pupil; kadang-
kadang melibatkan n. trokhlearis dan n. abdusens. Kelumpuhan gerak ini
bisa berlangsung lebih lama daripada nyeri kepalanya, bervariasi antara
beberapa jam sampai beberapa bulan.
Kelainan ini perlu dibedakan dari aneurisma, atau sinusitis khronik dengan
mucocele.
- Migren hemiplegik
Serangan hemiplegi dapat merupakan bagian dari aura dan berlangsung
singkat (kurang dari 1 jam), sedangkan nyeri kepalanya dapat berlangsung
sebelumnya, atau bahkan absen.Serangan hemiplegi tersebut dapat
mendadak, berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu; selain itu
juga disertai dengan parestesi, aura visual dan gangguan berbicara;
perubahan kesadaran terutama ditemui pada anak-anak. Nyeri kepalanya
dapat bersifat umum (29%), kontralateral (47%) atau ipsilateral (22%)
terhadap hemiparesisnya.
FaktorResiko
Migraine headaches tend to first appear between the ages of 10 and 45.
Sometimes they may begin later in life.
Some women, but not all, may have fewer migraines when they are
pregnant.
Alcohol
Allergic reactions
Bright lights
Certain odors or perfumes
Exercise
Loud noises
Missed meals
Baked goods
Chocolate
Dairy products
Onions
Peanut butter
Patofisiologi
Perubahan patofisiologik :
Decade of the brain :migren di definisikan sebagai suatu penyakit
vascular, yang mungkin dipicu oleh proses-proses yang menyebabkan
vasokonstriksi , diikuti oleh vasodilatasi dan nyeri kepala .(cady, farmer
cady, 2000)
Pemahaman sekarang yang berlaku tentang migren adalah bahwa
proses yang terjadi saat serangan nyeri adalah fenomena sekunder
yang mencerminkan gangguan neurokimia SSP.(cady,farmer-cady,
2000)
Perubahan-perubahan neurokimia(terutama dopamine dan
serotonin)menyebabkan hilangnya pengendalian neural terganggu dan
pembuluh-pembuluh tersebut melebar sehingga plasma keluar menuju
ruang perivaskular.Aferen trigeminus yang mempersarafi pembuluh-
pembuluh ini secara reaktif membebaskan berbagai neuropeptida yang
memicu respon peradangan steril disekitar dinding pembuluh darah.
(cady,1999)
Permulaan serangan migren terutama melibatkan disfungsi SSP yang
kemudian disertai oleh pengaktifan system trigeminovaskular, dan
pembebasan peptide, terutama neuropeptida terkait gen kalsitonin,
mungkin dari serat C(Edvinson,2001)
Patofisiologi vol 2 edisi 6 sylvia A price
Banyak fungsi fisiologi yang terganggu :
1. Gangguan pemrosesan sensoris yang menyebabkan disfungsi
penglihatan dan pendengaran.
2. Gangguan motilitas GI dapat menyebabkan mual dan muntah
serta kesulitan mengkonsumsi obat antimigran oral.
3. Gangguan autonom dapat menimbulkan berbagai gejala seperti
diare
4. Dan gangguan serebrum dapat menyebabkn perubahan kognitif
dan suasana hati.
1. Teori meningo-vaskuler
Modulasi melalui kimia-biokimiawi, mekanik, ionic atau sinaptik dan
neurovaskuler akan merangsang serat saraf C serta aktivasi akson trigemino-
vaskuler.
Semua ini mengakibatkan pelepasan bahan P (P substance ), neurokinin A
(NKA), calsitonin generelated peptide (CGRP) dan glutamat.
Bahan P, NKA dan CGRP mengakibatkan ekstravasasi protein plasma,
sedangkan bahan P dan NKA menimbulkan vasodilatasi. Semua ini
mengakibatkan inflamasi steril dan sakit kepala.
2. Teori biokimia
Serotonin dan reseptor serotonin
Magnesium
Pada serangan migren, magnesium dalam otak dan cairan
serebrospinal menurun. Pada migren dengan stress, dikeluarkan
magnesium yang banyak dalam air seni. Minuman yang
mengandung estrogen, alkohol dan fosfat dengan kadar tinggi, dpat
menurunkan kadar magnesium dan mengakibatkan serangan
migren. Magnesium
mempengaruhi tonus pembuluh darah.
Bahan-bahan lain yang mempengaruhi fungsi trombosit
Misalnya glukosa, asam lemak bebas, tiramin, feniletilamin,
fenolsulfotransferase, hormon kelamin, komplemen imunoglobulin.
3. Teori neural
Penyebaran depresi kortikal (Leao) Terjadi bangkitan hebat dari aksi
potensial yang diikuti
depolarisasi neuron dan sel glia, serta perubahan elektrolit dan
keseimbangan kalium dan natrium yang melintasi membran sel. Fenomena
ini meluas secara pelan melalui
korteks, dengan kecepatan 3 5 mm/detik.
Neuron dan glia
Migren adalah disfungsi neuronal. Terdapat aktifitas neuronal yang
berlebihan, dengan pelepasan kalium yang tidak dapat diatasi dengan
neuroglia.
Patogenesis
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migraine. Dari
penyelidikan yang sudah ada, diduga sebagai ganguan neurologis, perubahan
sensitivitas system saraf dan aktivasi system trigeminal vaskular 1.
1. Gangguan neurologis
Setiap orang mempunyai ambang migraine yang berbeda-beda, sesuai dengan reaksi
neurovaskular terhadap perubahan mendadak dalam lingkungan. Dengan tingkat
kerentanan yang berbeda-beda maka akan ada sebuah ketergantungan keseimbangan
antara eksitasi dan inhibisi pada berbagai tingkat saraf.
2. Perubahan sensitivitas sistem saraf
Proyeksi difus locus ceruleus ke korteks sereri dapat mengalami terjadinya oligmia
kortikal dan mungkin pula terjadinya spreading depresision.
3. Aktivasi trigeminal vaskular
Mekanisme migraine berwujud sebagai refeks trigeminal vaskular yang tidak stabil
dengan cacat segmental pada jalur nyeri. Cacat segmental ini yang memasukkan aferen
secara berlebihan yang kemudian akan terjadi dorongan pada kortibular yang berlebihan.
Dengan adanya rangsangan aferen pada pembuluh darah, maka menimbulkan nyeri
berdenyut.
ManifestasiKlinis
Symptoms of a migraine attack may include heightened sensitivity to
light and sound, nausea, auras (loss of vision in one eye or tunnel
vision), difficulty of speech and intense pain predominating on one side
of the head.
Blurred vision
Eye pain
Tunnel vision
Not every person with migraines has an aura. Those who do usually develop
one about 10 - 15 minutes before the headache. However, it may occur just
a few minutes to 24 hours beforehand. A headache may not always follow an
aura.
Migraine headaches can be dull or severe. The pain may be felt behind the
eye or in the back of the head and neck. For many patients, the headaches
start on the same side each time. The headaches usually:
Last 6 to 48 hours
Chills
Increased urination
Fatigue
Loss of appetite
Sweating
Symptoms may linger even after the migraine has gone away. Patients with
migraine sometimes call this a migraine "hangover." Symptoms can include:
Neck pain
Migren merupakan suatu penyakit kronis, bukan sekedar sakit kepala. Secara
umum terdapat 4 fase gejala, meskipun tak semua penderita migren
mengalami keempat fase ini. Keempat fase tersebut adalah : fase prodromal,
aura, serangan, dan postdromal.
A. Fase Prodromal
Fase ini terdiri dari kumpulan gejala samar / tidak jelas, yang dapat
mendahului serangan migren. Fase ini dapat berlangsung selama
beberapa jam, bahkan dapat 1-2 hari sebelum serangan. Gejalanya
antara lain:
o Psikologis : depresi, hiperaktivitas, euforia (rasa gembira yang
berlebihan), banyak bicara (talkativeness), sensitif / iritabel,
gelisah, rasa mengantuk atau malas.
o Neurologis : sensitif terhadap cahaya dan/atau bunyi (fotofobia &
fonofobia), sulit berkonsentrasi, menguap berlebihan, sensitif
terhadap bau (hiperosmia)
o Umum : kaku leher, mual, diare atau konstipasi, mengidam atau
nafsu makan meningkat, merasa dingin, haus, merasa lamban,
sering buang air kecil.
B. Aura
Umumnya gejala aura dirasakan mendahului serangan migren. Secara
visual, aura dinyatakan dalam bentuk positif atau negatif. Penderita
migren dapat mengalami kedua jenis aura secara bersamaan.
Aura positif tampak seperti cahaya berkilauan, seperti suatu bentuk
berpendar yang menutupi tepi lapangan pengelihatan. Fenomena ini
disebut juga sebagai scintillating scotoma (scotoma = defek lapang
pandang). Skotoma ini dapat membesar dan akhirnya menutupi
seluruh lapang pandang. Aura positif dapat pula berbentuk seperti
garis-garis zig-zag, atau bintang-bintang.
Aura negatif tampak seperti lubang gelap/hitam atau bintik-
bintik hitam yang menutupi lapangan pengelihatannya. Dapat pula
berbentuk seperti tunnel vision; dimana lapang pandang daerah kedua
sisi menjadi gelap atau tertutup, sehingga lapang pandang terfokus
hanya pada bagian tengah (seolah-seolah melihat melalui lorong).
Gambar 01. Contoh aura positif berupa bentuk berpendar pada salah
satu bagian lapang pandang (= scintillating scotoma)
Diagnosis
KRITERIA DIAGNOSIS MIGREN TANPA AURA
A. Sekurang-kurangnya 10 kali serangan termasukB-D
B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak
diobati atau
pengobatan tidak adekuat) dan diantara serangan tidak ada
nyeri kepala
C. Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya dua dari
karakteristik
sebagai berikut:
Lokasi unilateral
Sifatnya berdenyut
Intensitas sedang sampai berat
Diperberat dengan kegiatan fisik
D. Selama serangan sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut
di bawah ini:
Mual atau dengan muntah
Fotofobia atau dengan fonofobia
E. Sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut di bawah ini:
o Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan
adanya kelainan organik
o Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya
kelainan
organik, tetapi pemeriksaan neuro imaging dan pemeriksaan
tambahan
lainnya tidak menunjukkan kelainan.
KRITERIA DIAGNOSIS DENGAN AURA
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan seperti tersebut dalamB
B. Sekurang-kurangnya terdapat 3 dari 4 karakteristik tersebut
dibawah ini:
Satu atau lebih gejala aura yang reversible yang menunjukkan
disfungsi hemisfer dan/atau batang otak
Sekurang-kurangnya satu gejala aura berkembang lebih dari 4
menit,
atau 2 atau lebih gejala aura terjadi bersama-sama
Tidak ada gejala aura yang berlangsung lebih dari 60 menit;
bila lebih
Dari satu gejala aura terjadi, durasinya lebih lama
Nyeri kepala mengikuti gejala aura dengan interval bebas
nyeri kurang
Dari 60 menit, tetapai kadang-kadang dapat terjadi sebelum
aura
C. Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang tersebut dibawah ini:
Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak
menunjukkan
adanya kelainan organik
Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya
kelainan
organik, tetapi pemeriksaan neuro imaging dan pemeriksaan
tambahan
lainnya tidak menunjukkan kelainan
DD
- Nyeri kepala tegang (tension headache)
- Nyeri kepala Kluster (cluster headache)
- Gangguan peredaran darah sepintas (Transient Ischemic Attack/TIA)
Penatalaksanaan
When you do get migraine symptoms, try to treat them right away. The
headache may be less severe. When migraine symptoms begin:
REDUCING ATTACKS
Botulinum toxin (Botox) injections may also help reduce migraine attacks.
STOPPING AN ATTACK
Other medicines are taken at the first sign of a migraine attack. Over-the-
counter pain medications such asacetaminophen, ibuprofen, or aspirin are
often helpful, especially when your migraine is mild. If these don't help, ask
your doctor about prescription medications. (Be aware, however, that
overuse or misuse of such pain medications may result in rebound
headaches.Chronic rebound headaches typically occur in people who take
pain medications more than 3 days a week on an ongoing basis.)
Your doctor can select from several different types of medications, including:
Isometheptene (Midrin)
These medications come in different forms. Patients who have nausea and
vomiting with their migraines may be prescribed a nasal spray, suppository,
or injection instead of pills.
Some migraine medicines narrow your blood vessels and should not be used
if you are at risk for heart attacks or have heart disease, unless otherwise
instructed by your health care provider. Ergots should not be taken if you are
pregnant or planning to become pregnant, because they can cause serious
side effects to an unborn baby.
TREATING SYMPTOMS
Other medications are primarily given to treat the symptoms of migraine.
Used alone or in combinations, these drugs can reduce your pain, nausea, or
emotional distress. Medications in this group include:
Komplikasi
1. Status Migren
Serangan migren dengan nyeri kepala lebih dari 72 jam walaupun telah
diobati sebagaimana mestinya. Telah diupayakan memberi obat yang
berlebihan namaun demikian nyeri kepala tidak kunjung berhenti.
Contoh pemberian obat yang berlebihan misalnya minum ergotamin
setiap hari lebih dari 30 mg tiap bulan, aspirin lebih dari 45 gr, morfin
lebih dari 2 kali per bulan, dan telah mengkonsumsi lebih dari 300 mg
diazepam atau sejenisnya setiap bulannya.
2. Infark Migren
Penderita termasuk dalam kriteria migren dengan aura. Serangan yang
terjadi
sama tetapi defisit neurologik tetap ada setelah 3 minggu dan
pemeriksaan CT scan menunjukkan hipodensitas yang nyata.
Sementara itu penyebab lain terjadinya infark dapat disingkirkan
dengan pemeriksaan angiografi, pemeriksaan jantung dan darah.
Prognosis
Bagi banyak penderita migren,masa penyembuhan sangat penting,
terutama menghindari faktor pencetus. Migren pada akhirnya dapat
sembuh sempurna. Terutama pada wanita yang sedah memasuki masa
menopause, akan lebih aman mengalami serangan, berhubungan
dengan produksi serotonin.