Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Peradaban manusia terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Sungguh tepat
ungkapan mengatakan di dunia ini semuanya selalu berubah dan tidak ada yang tetap, salah satu
perubahan yang sangat nyata adalah perubahan akan kebutuhan energi. Sudah menjadi rahasia
umum bahwa seluruh umat manusia membutuhkan energi, hal ini terlihat dari seluruh aktifitas
yang ada seperti penerangan, memasak, menjalankan kendaraan bermotor dan lain-lain.
Di Indonesia banyak energi yang dapat dimanfaatkan seperti energi matahari, angin, air,
bahan fosil, minyak bumi, kotoran ternak, sampah daun kering, dan lain-lain. Tetapi hanya
sebagian sumber energi yang dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu energi dari minyak bumi,
bahan fosil dan gas alam. Seperti telah diketahui bahwa kedua energi ini tidak dapat diperbaharui
dengan kata lain bahwa energi ini akan habis terpakai. Maka dari itu untuk mengurangi akan
ketergantungan akan kedua energi ini alangkah bijaknya mulai dicarikan cara untuk
menggunakan energi yang lainnya.
Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa ini telah dikaruniai oleh sang pencipta
mempunyai energi matahari yang berlimpah, untuk itu penulis ingin merancang suatu alat yang
dapat digunakan untuk memasak, memanggang, membakar, merebus dan mengukus dengan
memanfaatkan energi ini. Alat ini nantinya diberi nama kompor tenaga surya sederhana dengan
memanfaatkan bahan bekas. Kompor tenaga surya ini nantinya dapat meringankan beban dari
pemerintah dan khususnya masyarakat yang sekarang ini telah kesulitan untuk mencari minyak
tanah. Dengan kompor ini berarti dapat mengurangi ketergantungan pada minyak tanah dan
mencari alternatif energi yang murah.
1
1. Apakah kompor tenaga surya ini dapat memanfaatkan energi matahari menjadi sumber
energi sehingga dapat digunakan untuk memasak?
2. Seberapa banyak waktu yang diperlukan kompor ini untuk memasak
2
Sumber Energi Yang Tidak Dapat Diperbaharui
Sumber energi ini banyak digunakan disegala sektor sekarang ini. Sumber energi ini yaitu
yang berasal dari minyak bumi, bahan fosil, dan gas alam. Semua sumber ini memerlukan proses
yang panjang untuk mendapatkannya dan kemudian dapat dimanfaatkan, sebagai contoh minyak
bumi membutuhkan proses berjuta-juta tahun. Sebaliknya, pengekplotasianya dilakukan terus-
menerus dan bisa dibayangkan pasti persediaannya akan menipis dan mungkin akan habis. Hal
inilah mengakibat harga minyak bumi dunia melonjak dengan tajam sampai mendekati 100 dolar
AS per barel. Oleh karena itu sekarang ini para ahli berlomba untuk mencari alternatif sumber
energi yang salah satunya yaitu dengan memanfaatkan energi surya sebagai energi untuk
memasak.
kA
Q (T A TB )
L
. (1)
3
Q hT
. (2)
3. Radiasi (radiation) yakni perpindahan energi melalui rambatan yang menyebar ke segala
arah.
Eb T 4
(3)
BAB II
4
PROSES PEMBUATAN KOMPOR TENAGA
MATAHARI SEDERHANA
2. Mengubah cahaya menjadi panas. Bagian dalam kompor surya dan panci, dari
bahan apapun asal yang berwarna hitam, dapat meningkatkan efektivitas
pengubahan cahaya menjadi panas. Panci berwarna hitam dapat menyerap
hampir semua cahaya Matahari dan mengubahnya menjadi panas, secara
mendasar meningkatkan efektivitas kerja kompor surya. Semakin baik
kemampuan panci menghantarkan panas, semakin cepat kompor dan oven
bekerja.
5
kantong plastik atau tutup berbahan gelas akan memerangkap panas di
dalamnya seperti efek rumah kaca. Hal ini memungkinkan kompor untuk
mencapai temperatur yang sama ketika hari dingin dan berangin seperti halnya
ketika hari cerah dan panas.
Terlepas dari kebutuhan akan adanya cahaya Matahari dan kebutuhan untuk
menempatkan kompor surya pada posisi yang tepat sebelum
menggunakannya, kompor ini tidak berbeda jauh dengan kompor
konvensional. Namun demikian, salah satu kerugiannya adalah karena kompor
surya umumnya mematangkan makanan pada saat hari panas, ketika orang-
orang cenderung enggan memakan makanan yang panas. Bagaimanapun,
penggunaan panci tebal yang lambat menghantarkan panas (seperti panci dari
besi tuang/cor) dapat mengurangi kecepatan hilangnya panas dan dengan
menggabungkannya dengan penggunaan pengisolasi panas, kompor dapat
tetap menghangatkan makanan sampai malam hari.
6
2.3 Prosedur Percobaan
Dengan menggunakan seluruh bahan yang ada di atas, maka sistematika atau
prosedur percobaan nya adalah sebagai berikut
Guntinglah karton tebal atau kardus bekas menggunakan cutter atau gunting dengan
pola seperti di bawah ini :
Pola ini digunakan sebagai kerangka utama pembuatan kompor tenaga matahari
sederhana.
Setelah pola utama terbentuk, maka lapisi pola tersebut dengan kertas aluminium foil
menggunakan lem yang telah disediakan.
Setelah kompor terangkai dengan sempurna, maka langkah selanjutnya adalah
mempersiapkan wajan atau wadah untuk memasak, dan pastikan wajan yang
digunakan untuk memasak adalah yang berwarna hitam, karna warna hitam lebih
mudah menyerap sinar matahari.
Dan yang terakhir adalah melapisi wajan dengan menggunakan plastik, agar energi
yang datang dapat diserap secara maksimal, dan tidak terbuang percuma.
7
Gambar 1. Gambar 2.
Gambar 3. Gambar 4.
8
Gambar 1. 2. Dan 3 : Bentuk kompor tenaga matahari sederhana
Gambar 4. : komponen utama pembuat kompor tenaga matahari
sederhana
Gambar 5. Dan 6 : proses pemasakan menggunakan kompor tenaga matahari.
BAB III
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian ini diperoleh kompor yang dapat digunakan untuk memasak,
memanggang yang diberi nama kompor tenaga surya sederhana. Kompor ini dapat dibuat dengan
bahan sederhana yaitu: karton atau kardus bekas, dan alumunium foil.
Kompor ini memanfaatkan energi surya, dimana panas yang diberikan oleh sinar matahari akan
diserap oleh kompor yang melalui aluminium foil kemudian di tampung ke dalam area
penampung yang panci atau wadah penampung air, kemudian dengan konduksi, konveksi, serta
radiasi yang terjadi maka terjadi perpindahan panas akibat dari proses tersebut air akan
mengalami perubahan suhu.
Dengan menggunakan alumunium foil, maka panas yang diserap akan sangat besar sehingga
dapat digunakan untuk proses memasak.
10
Setelah kompor energi surya ini selesai dirancang maka diadakanlah uji unjuk kerjanya.
Adapun spesifikasi yang diuji adalah:
- Waktu yang dibutuhkan untuk memasak air. dan pengukuran perubahan suhu air
untuk setiap 20 menit.
3.1.1 Percobaan I
Data awal :
Temperatur di lingkungan sekitar : 33oC
Temperatur awal air : 28oC
Waktu percobaan : 11:45 WIB
Tabel 1. Waktu yang dibutuhkan untuk memasak air. Dan pengukuran perubahan suhu air
untuk setiap 20 menit
No Pukul ( WIB ) Jangka Waktu ( menit ) Temperatur akhir air (oC)
1 12.05 20 43
2 12.25 20 49
3 12.50 20 54
4 13.10 20 54
5 13.30 20 84
6 13.50 20 92
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa pada pukul 11.45 dilakukan percobaan
dengan menggunakan kompor tenaga matahari sederhana, dengan menggunakan bahan
percobaan adalah air, dan didapatkan hasil sebagaimana tabel di atas.
Pada No percobaan 3 dan 4, didapatkan suhu akhir yang sama, hal ini dapat terjadi akibat
dari intensitas sinar matahari pada waktu percobaan tidak menentu, terkadang cerah dan
terkadang juga berubah menjadi mendung, sehingga didapatkan suhu akhir yang sama.
Setelah dilakukan percobaan selama 120 menit, yaitu dari pukul 11.45 sampai dengan
pukul 13.50, didapatkan suhu akhir air adalah 92 oC. Dalam hal ini mengapa suhu didih air tidak
100 oC, dapat di akibatkan beberapa factor salah satu diantaranya adalah, sebagaimana dijelaskan
di atas yaitu tidak menentunya intensitas sinar matahari. Dan akhirnya penulis mengambil
kesimpulan untuk berhenti melakukan percobaan karena sinar matahari tidak memungkinkan lagi
untuk memberikan energi yang optimal, dan didapat suhu akhir air adalah 92 oC.
11
Perubahan Suhu dalam setiap 20 menit
100
90
80
70
60
50
40 suhu akhir
30
20
10
0
BAB IV
PENUTUP
12
4.1 Kesimpulan
1. Waktu yang dibutuhkan untuk memasak air adalah, rata-rata 120 Menit. Waktu ini bagi
penulis belumlah cukup sebagai waktu yang optimal untuk digunakan.
2. Waktu yang tepat untuk percobaan adalah antara pukul 10 sampai dengan pukul 14.
4.2 Saran
1. Dalam Penggunaan kompor ini yaitu pada saat mahatari cerah, sehingga hasil dari
memasak dapat tercapai dengan cepat, kemudian untuk memperpanjang usia pakai
hendaknya setelah digunakan segeralah dibersihkan.
2. Untuk penelitian lanjut dapat dilakukan lagi dengan modifikasi seperti perubahan bentuk
dari kompor, ketebalan isolator, atau juga penambahan reflektor sehingga dapat
memberikan panas yang lebih lagi serta dapat digunakan di rumah tangga.
3. Dan penulis menyarankan untuk mencoba mengganti aluminium foil dengan seng
aluminium, karna seng aluminium lebih tebal, dan kuat dalam menangkap energi
matahari.
DAFTAR PUSTAKA
13
www.google.com/komportenagamatahari
www.wikipedia.id.org
Kainginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
14