Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN

PENGUJIAN SKRIPSI
DI LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

oleh:
TIM PENERAPAN JAMINAN MUTU
BIDANG AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
BOGOR
2009
PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 0
BAB 1
PENDAHULUAN

Pedoman Penyusunan, Pembimbingan, dan Pengujian Skripsi di lingkungan


Fakultas Teknik (FT) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor ini, merupakan bentuk
panduan secara tertulis sebagai upaya untuk menyeragamkan format dan susunan yang
berkaitan dengan Mata Kuliah Tugas Akhir (Skripsi). Hal tersebut didasarkan kepada
keseragaman warna (biru mansi/tinta: warna khas fakultas teknik), ukuran kertas (HVS,
minimal 70 gram, A4), orientasi bentuk (portrait), format (karya tulis ilmiah), dan susunan
yang terdiri atas 3 (tiga) bagian (bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup).
Bab per bab dalam pedoman ini, yaitu: Bab 1 Pendahuluan; Bab 2 Tulisan Ilmiah;
Bab 3 Pengertian, Syarat, Macam, dan Bentuk Alinea; Bab 4 Syarat Pengajuan Skripsi;
Bab 5 Prosedur Pengajuan Usul Penyusunan Skripsi; Bab 6 Dosen Pembimbing Utama dan
Penguji Skripsi; Bab 7 Ujian Skripsi; Bab 8 Pedoman Struktur dan Format Proposal
(Naskah Usulan) dan Bagian Skripsi; dan Bab 9 Penutup. Suplemen-suplemen disertakan
dalam pedoman ini dengan tujuan memperjelas apa saja yang tersurat. Selain tersebut,
suplemen-suplemen disertakan pula lampiran-lampiran.

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 1


BAB 2
TULISAN ILMIAH

A Tulisan Ilmiah
1) Tulisan ilmiah dalam literatur asing kita kenal dengan istilah scientific prose.
2) Tulisan ilmiah merupakan karya tulis yang memaparkan ide (gagasan), pendapat,
tanggapan, hasil penelitian, dan sebagainya yang berhubungan dengan segala kegiatan
keilmuan.
3) Tulisan Ilmiah:
a) menggunakan ragam bahasa resmi (baku),
b) mematuhi ejaan yang berlaku dan menggunakan tata tulis yang lazim,
c) menghindari kata yang mengandung makna ganda,
d) pemakaian kata lebih didasarkan nilai denotatifnya,
e) menggunakan istilah yang tepat,
f) pemilihan kata yang lebih tepat,
g) pengungkapan ide dalam kalimat yang efektif,
h) tidak pernah menggunakan kata-kata yang menyatakan perasaan tertentu, misalnya:
aduh, aduhai, dan sebagainya,
i) objektivitas apa yang diuraikan sangat diutamakan,
j) sistematika bahasan diutamakan.

B Model Penulisan
Umumnya ada tiga macam model penulisan tulisan, yaitu naratif, deskriptif, dan
argumentatif. Untuk tulisan ilmiah menggunakan model penyusunan argumentatif atau
deskriptif (tetapi jarang digunakan). Model penyusunan argumentatif menyatakan sesuatu
selalu didukung alasan yang mempertanggungjawabkan pernyataan itu. Alasan ini dapat
berupa fakta, bukti, dalil, teori, pemikiran yang rasional, atau berupa data statistik dan
sebagainya. Alasan ini tentu harus logis supaya pernyataan itu dapat diterima orang lain.
Makin kuat alasannya makin cenderung dapat diterima pernyataan itu. Dalam hal ini
tertentu mungking kita akan lebih mementingkan alasan (argumentasi) daripada pernyataan
itu sendiri. Model ini banyak digunakan dalam tulisan ilmiah.

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 2


Contoh:
Peranan kota pelabuhan dalam penjalaran perkembangan sangat berbeda dengan kota
pedalaman. Kota pelabuhan berorientasi yang luas dalam interaksi regional antar pulau.
Kota pendalaman mempunyai orientasi yang relatif lebih sempit dalam interaksi regional
karena untuk interaksi antar pulau dilakukan melalui kota pelabuhan. Dengan demikian
kota pelabuhan merupakan titik kontak interaksi kegiatan antar kota pedalaman di wiliyah
pulau lainnya maupun antar kota pelabuhan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan fungsi kota
pelabuhan sebagai lokasi awal dan berakhirnya lalu-lintas angkutan, pemindahan,
pembongkaran, dan pemuatan barang.

C Ciri-ciri Tulisan Ilmiah


Sebuah tulisan ilmiah selayaknya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Logis, artinya segala keterangan yang disajikan mempunyai alasan yang dapat
diterima akal.
2) Sistematis, artinya segala yang dikemukakan itu disusun dalam urutan yang
memperlihatkan adanya kesinambungan.
3) Objektif, maksudnya segala keterangan yang dikemukakan itu menurut apa adanya.
4) Tuntas, artinya segi-segi masalah dikemukakan itu dikupas selengkap-lengkapnya
(mendalam).
5) Lugas, artinya pembicaraan langsung kepada hal yang pokok.
6) Seksama, yaitu berusaha menghindarkan diri dari segala kesalahan atau kekeliruan
betapa pun kecilnya.
7) Jelas, artinya segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud
secara jernih.
8) Kebenarannya dapat diuji.
9) Terbuka, artinya dapat berubah seandainya muncul pendapat baru.
10) Berlaku umum, yaitu simpulan-simpulannya berlaku bagi semua populasinya.
11) Penyajiaannya memperhatikan santun bahasa dan tata tulis yang lazim.

D Jenis-jenis Tulisan Ilmiah


Dibedakan atas tinjauan dari tujuannnya, yaitu:
1) Ditinjau dari tujuan praktisnya :

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 3


a) memberi penjelasan
b) memberi komentar (penilaian)
c) memberi saran
d) menyampaikan sanggahan
e) membuktikan hipotesis
f) membuat suatu rancangan
2) Ditinjau dari tujuan status yang akan dicapai:
a) Kertas Kerja, yaitu uraian tentang suatu masalah untuk mendapatkan
pembahasan lebih lanjut dalam suatu diskusi ilmiah. Biasanya dibuat untuk
memenuhi tugas seminar atau tugas kuliah.
b) Laporan, dibuat setelah melakukan percobaan, survai, pemeriksaan, atau
penelitian. Laporan biasanya menyajikan data-data apa adanya tanpa
memberi komentar atau saran-saran. Laporan dibuat untuk memenuhui tugas
instansi pemerintah atau tugas kuliah.
c) Skripsi, dibuat untuk mencapai gelar sarjana dalam program pendidikan
sarjana S-1.
d) Tesis, dibuat untuk mencapai gelar magister dalam program pendidikan
pascasarjana (S-2).
e) Disertasi, dibuat untuk mencapai gelar doktor dalam program pendidikan
pascasarjana (S-3).
Baik skripsi, tesis, maupun disertasi, umumnya bertolak belakang dari sebuah laporan.
Laporan terserbut kemudian diberi komentar dan saran-saran. Bila ternyata laporan itu
mengandung persoalan maka dicari penyelesaian. Perbedaaan skripsi, tesis, dan disertasi
terletak pada kekompleksan masalah dan kualitas penyelesaian yang diberikan.

BAB 3
PENGERTIAN, SYARAT, MACAM, DAN BENTUK ALINEA

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 4


A Pengertian Alinea
Untuk membicarakan sesuatu secara terperinci, biasanya pembicaraan itu kita bagi
menjadi beberapa bagian. Misalnya, kita ingin membicarakan alat indera kita. Lebih
dahulu kita kemukakan, bahwa alat indera itu terdiri atas beberapa bagian: mata, telinga,
hidung, lidah, dan kulit. Setelah itu, bagian-bagian tersebut kita paparkan satu per satu:
mata itu apa, telinga itu apa, dan seterusnya. Untuk memperjelas, baiklah perhatikan
contoh berikut.
Alat indra ialah alat yang kita miliki untuk mengenal sesuatu. Alat tersebut ada
lima macam: mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Mata gunanya untuk mengenal warna
dan/atau rupa, telinga untuk mengenal bunyi, lidah untuk mengenal rasa, dan kulit untuk
mengenal halus atau kasarnya sesuatu. Mata bentuknya seperti bola. Bagian-bagiannya
adalah sebagai berikut: selaput pelangi, anak mata, kornea, dan urat syaraf. Selaput
pelangi terletak di tengah-tengah bagian yang putih; bentuknya seperti lingkaran; warnanya
ada yang coklat, biru, dan lain-lain. Di tengah-tengah selaput pelangi itu ada lubang kecil
yang warnanya hitam. Itulah yang namanya anak mata. Melalui anak mata itulah kita
dapat melihat sesuatu. Di depan selaput pelangi terdapat selaput yang bening seperti kaca.
Itulah yang disebut kornea; fungsinya ibarat kaca jendela. Di bagian belakang mata
terdapat urat syaraf yang fungsinya menyampaikan objek penglihatan ke otak sehingga kita
dapat mengenal warna dan/atau rupa sesuatu.
Demikianlah, kita dapat melanjutkan pembicaraan itu dengan memaparkan
telinga, hidung, lidah, dan kulit. Setiap bagian pembicaraan tentu akan merupakan
kelompok kalimat. Kelompok kalimat seperti itulah yang disebut alinea. Jadi dapat kita
simpulkan, bahwa alinea ialah sekelompok kalimat yang memaparkan suatu bagian dari
suatu pokok pembicaraan.

B Syarat Alinea

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 5


Cara mengungkapkan maksud dengan penyusunan kalimat dalam bentuk alinea
turut menentukan berhasil tidaknya sebuah uraian (tulisan). Supaya alinea itu dengan tepat
mengenai sasaran yang kita harapkan, maka perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:
1) Kesatuan
Artinya: sebuah alinea harus menyatakan suatu maksud atau tema yang jelas.
Maksud atau tema tersebut biasanya terkandung dalam kalimat pokok atau
kalimat topik. Apabila syarat ini dilanggar akibatnya si pembaca tak dapat
menyimpulkan apakah sebenarnya ide pokok si penulis dalam uraian itu.
2) Koherensi (kesinambungan)
Artinya: sebuah alinea harus terlihat dengan jelas adanya kekompakan hubungan
sebuah kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea itu. Gabungan kalimat
ini harus terasa adanya kesinambungan. Kesinambungan ini dapat dinyatakan
secara eksplisit atau tekstual dengan kata sambung, atau secara implisit atau
kontekstual dengan hubungan pengertian. Apabila syarat ini tidak dipenuhi, maka
akan menghasilkan uraian yang tersendat-sendat. Pembaca menjadi bingung
karenanya. Akhirnya maksud penulis dalam tulisan itu tidak dapat dipahami
sepenuhnya oleh pembaca.

C Macam Alinea
Adanya kesatuan dan koherensi dalam sebuah alinea erat kaitannya dengan
proses berfikir seseorang. Biasanya makin baik cara berfikir seseorang, makin terlihat
jelas adanya kesatuan dan koherensi itu. Selain adanya kesatuan dan koherensi dalam
sebuah alinea, juga dari segi lain dalam hal-hal tertentu dituntut adanya pengembangan
alinea. Yang dimaksud di sini ialah pengembangan lebih lanjut dari apa yang kita
maksudkan dalam pokok kalimat, sehingga alinea itu benar-benar ada kekompakan. Oleh
karena itu, macam alinea dibedakan berdasarkan: (a) Cara berfikir dan (b) Segi
pengembangannya.
1 Berdasarkan cara berfikir, terdapat 4 (empat) macam alinea:
a) Secara deduktif
Kalimat pokok biasanya merupakan pernyataan umum atau kesimpulan yang
ditempatkan pada awal alinea.
Kalimat berikutnya merupakan penejelasan atau penjabaran kalimat pokok.
Contoh:

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 6


Sebenarnya tingkah laku manusia terdiri atas refleks-refleks yang dimungkinkan
oleh struktur biologisnya. Refleks-refleks itu ada dua macam, yaitu refleks yang
dikondisikan dan yang tidak dikondisikan. Dalam refleks yang dikondisikan jalan
impuls dari reseptor ke efektor telah ditetapkan. Sebaliknya dalam refleks yang tidak
dikondisikan, jalan impuls ke efektor tidak ditetapkan oleh keturunan, melainkan
sebagai hasil suatu hasil penjurusan impuls dalam pusat-pusat refleks.
b) Secara induktif
Kalimat pokok atau kesimpulan ditempatkan pada akhir alinea.
Dengan demikian kalimat yang merupakan penjelasan atau penjabaran pokok
masalah ditempatkan pada awal alinea.
Contoh:
Seorang pelukis, apabila melihat sawah yang terhampar luas sampai ke kaki
gunung, akan tergeraklah hatinya untuk melukis. Seorang insinyur pertanian dengan
melihat sawah tersebut dalam pikirannya muncul berbagai gagasan bagaimana
meningkatkan pengolahan sawah itu sehingga hasil padinya meningkat. Seorang anak
melihat sawah yang luas itu akan tergerak hatinya untuk segera membuat layang-
layang sehingga dapat bermain layang-layang dengan penuh keasyikan. Jadi tanggapan
dan sikap orang terhadap suatu objek bergantung pada keahlian, kesenangan, atau
pengalamannya.
c) Secara induktif-deduktif
Kalimat pokok ditempatkan pada awal dan akhir alinea.
Kalimat pokok pada akhir alinea merupakan pengulangan pokok pada wal
alinea. Hal ini dimaksudkan untuk mempertegas suatu pernyataan. Kata-kata
pada kedua kalimat pokok itu mungkin saja berbeda, tetapi maksudnya sama.
Perbedaan ini dimaksudkan selain variasi juga memperjelas pernyataan.
Contoh:
Tiap bahasa meempunyai sistem ungkapan dan makna yang khusus. Hal itu
ditentukan oleh kerangka dalam pemikiran pemakai bahasa itu. Bahasa Indonesia
misalnya, tidak mengenal bentuk jamak dan tunggal, juga perubahan bentuk kata kerja
berdasarkan perbedaan waktu. Bahsa Inggris tidak mengenal tata tingkat berdasarkan
tingkat sosial. Bahasa Zulu tidak mengenal kata yang berarti lembu tetapi mengenal
kata yang berarti lembu putih, lembu merah dan sebagainya. Berdasarkan hal itu

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 7


para ahli bahasa mengatakan, bahwa setiap bahasa mempunyai sistem fonologi,
gramatika, dan makna yang khusus.
d) Secara deskriptif
Pada alinea macam ini kalimat pokok tidak tercantum secara eksplisit.
Dengan membaca keseluruhan alinea itu kita dapat menyimpulkan apa yang
menjadi kalimat pokok atau kesimpulan alinea tersebut. Dengan kata lain
kalimat pokoknya tercermin pada semua kalimat pada alinea itu.
Contoh:
Ruang tempat kami belajar berukuran 12 m kali 7 m, dengan tinggi kira-kira 3,6 m.
Pintunya ada dua, sebuah di sebelah utara, sebuah lagi di sebelah selatan. Ruang itu
diterangi oelh empat buah lampu neon masing-masing 20 watt, disamping cahaya
matahari yang melalui jendela kaca kiri kanan. Day tampungnya kira-kira 70 orang
dengan tempat duduk tunggal. Ruang itu dilengkapi sebuah meja dosen, papan tulis
lebar dan sebuah bak cuci tangan.

2 Berdasarkan segi pengembangannya, terdapat 6 (enam) macam alinea:


a) Dengan urutan kejadian (proses)
Alinea ini dikembangkan dengan cara membeberkannya sesuai dengan urutan
proses terjadinya sesuatu.
Secara sstematis dibicarakan dari awal sampai akhir.
Contoh:
Sejenis makhluk yang disebut primata sebagai cabang mamalia, muncul kira-kira
70.000.000 tahun yang lalu pada kala yang disebut Kala Palaeocene Tengah. Dalam
waktu yang sangat lama primata itu berkembang dan menurunkan cabang yang sangat
banyak, di antaranya Hominoid, kira-kira 30.000.000 tahun yang lalu yang disebut
Kala Oligocene. Lebih lanjut kira-kira 15.000.000 tahun yang lalu (Kala Niocene).
Dari Hominoid timbul cabang-cabang baru berupa berbagai kera diantaranya Kera
Pongid dan Kera Gibon. Akhirnya kira-kira 2.000.000 tahun yang lalu (Kala
Pleistocene) dari Hominoid itu timbul pula cabang yang lebih baru, yaotu Hominid.
Hominid itulah yang kemudian menurunkan manusia seperti kita ini.
b) Dengan mengemukakan contoh
Kalimat pokok disusul dengan kalimat penjelasan berupa contoh.
Contoh:

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 8


Kohesi dan adhesi memegang peranan penting dalam menentukan permukaan zat
cair, misalnya sekeping kaca yang bersih permukaannya diletakkan mendatar. Jika
setetes air diletakkan di atas permukaan kaca itu, melebarlah air itu. Hal ini terjadi
karena adhesi air dengan kaca lebih kuat bila dibanding kohesi air. Sebaliknya, bila
setetes (air) raksa diletakkan di atas permukaan kaca itu, tetesan raksa tersebut
membentuk bola. Hal ini terjadi karena kohesi raksa lebih kuat bila dibanding adhesi
raksa dengan kaca.
c) Dengan analogi
Penjelasan kalimat pokok dilakukan dengan jalan membandingkannya dengan
hal lain yang mempunyai sifat atau pola yang sama. Sebagai contoh,
percabangan sebuah bahasa dibandingkan atau diumpamakan dengan sebuah
pohon.
Contoh:
Pencabangan sebuah bahasa proto menjadi beberapa bahasa baru dapat
dibandingkan dengan pencabangan sebuah pohon. Pada suatu waktu batang pohon itu
tumbuh mengeluarkan cabang-cabang baru dan seterusnya. Demikian pencabangan
pada bahasa. Tentu saja ada perbedaan antara pencabangan bahasa dan pencabangan
pohon.
d) Dengan pertanyaan
Biasanya cara ini dilakukan untuk menarik minat pembaca pada masalah yang
akan dibicarakan.
Setelah pertanyaan, disusul dengan kalimat penjelasan yang merupakan
jawaban pertanyaaan tadi.
Contoh:
Manusia dirangsang oleh alam sekitarnya untuk tahu. Apa sbenarnya yang
dirangsang itu? Seluruh alatnyakah? Harus diakui, bahwa yang kena rangsang itu tentu
alat inderanya. Telinga misalnya, tentu hanya rangsang suara yang dapat diterimanya.
Mata, tentu hanya rangsang warna atau bentuk yang dapat ditangkapnya., dan
sebagainya.
e) Dengan rangkaian sebab-akibat
Pengembangan alinea dapat juga dilakukan dengan menyatakan kalimat demi
kalimat yang emempunyai hubungan sebab akibat.
Contoh:
PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 9
Berbeloknya angin ke kiri atau ke kanan itu disebabkan oleh adanya perputaran
bumi mengelilingi porosnya yang disebut rotasi. Keadaan ini disebabkan oleh keadaan
bumi yang berbentuk bola. Perputaran bumi ke timur mengakibatkan molekul-molekul
udara bergerak ke timur pula. Kemudian karena pengaruh perbedaan kecepatan di
meridian masing-masing terjadilah pembelokan. Di belahan bumi bagian utara angin
itu membelok ke kanan, di belahan bumi bagian selatan membelok ke kiri.
f) Dengan pengulangan (repetisi)
Alinea ini menjelaskan suatu hal dengan menyebutkan kembali kata atau bagian
yang dianggap penting pada kalimat lain. Maksudnya selain mengingatkan
pembaca atau mempertegas, juga supaya jelas kesinambungan kalimat yang
satu dengan kalimat berikutnya.
Contoh:
Setiap sel mempunyai inti sel. Dalam setiap inti sel terdapat butir-butir yang dapat
mengisap zat warna. Karena sifatnya itu, butir-butir tersebut diberi nama butir-butir
kromatin. Butir-butir kromatin itu membentuk jaringan yang mempunyai jala. Akan
tetapi jaringan itu selama proses pembelahan berubah menjadi benang-benang tebal
yang disebut kromosoma.

D Bentuk Alinea
Dalam penulisan alinea ada dua bentuk yang digunakan, yaitu:
1) Bentuk bertakuk (indented style)
Alinea baru agak ke dalam. Apabila alinea baru itu tidak terikat oleh nomor judul
pasal, maka alinea itu ditulis setelah tujuh ketikan kosong. Apabila alinea baru itu terikat
oleh nomor judul pasal yang lebih dari enam ketikan, maka alinea itu ditulis sejajar dengan
huruf pertama judul pasal. Alinea selanjutnya ditulis seperti biasa, yaitu setelah tujuh
pukulan tik kosong. Dalam karangan ilmiah lazimnya menggunakan bentuk ini.

2) Bentuk lurus (block style)


Alinea ditulis lurus dengan baris-baris kalimat. Bedanya kalau menulis alinea baru
diberi jarak spasi lebih besar dari baris kalimat biasa. Misalnya jarak baris biasa dengan
dua spasi, maka alinea baru ditulis dengan jarak dua setengah spasi. Bentuk penulisan
seperti ini biasa digunakan dalam surat menyurat.

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 10


BAB 4
SYARAT PENGAJUAN SKRIPSI

Mahasiswa yang berhak mengajukan usul penyusunan skripsi, adalah mahasiswa


yang memenuhi persyaratan administrasi akademik dan keuangan berikut:

A Persyaratan Akademik
1) Terdaftar sebagai aktif mahasiswa Fakutas Teknik (FT) Universitas Ibn Khaldun
(UIKA) Bogor pada semester atau tahun akademik sedang berjalan yang ditunjukkan
dengan nomor pokok mahasiswa keluaran Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan (BAAK) Universitas Ibn Khaldun Bogor.
2) Telah menyelesaikan perkuliahan sekurang-kurangnya 90% dari seluruh jumlah sks
yang harus ditempuh pada program studi yang bersangkutan dengan rincian sebagai
berikut:
a) MPK 90%
b) MKK 90%
c) MKB 90%
d) MPB 90%
e) MBB 90%.
3) Telah lulus mata kuliah yang secara langsung berkaitan dengan rencana penelitian
dan penyusunan skripsi dan telah menyelesaikan Mata Kuliah Kerja Praktik.
4) Mencantumkan nama mata kulaih Tugas Akhir pada Kartu Rencana Studi (KRS)
pada semester bersangkutan saat mengajukan usulan penyusunan skripsi.
5) Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,00

B Persyaratan Administratif Keuangan


Telah melunasi seluruh kewajiban keuangan sampai dengan semester atau tahun
sedang berjalan.

BAB 5

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 11


PROSEDUR PENGAJUAN USUL PENYUSUNAN SKRIPSI

A Sebelum Penyusunan Skripsi

1) Judul skripsi yang diajukan merupakan satu kesatuan utuh dari proposal (dengan
daftar kepustakaan: terdapat dalam lampiran proposal yang memuat minimal 10
pustaka/referensi), wajib diajukan mahasiswa secara resmi kepada Ketua Program
Studi (KPS) sesuai format (LAMPIRAN I).
2) Usul yang diajukan dipelajari dan diproses oleh KPS untuk disetujui atau di
kembalikan untuk diperbaiki dan disempurnakan oleh mahasiswa yang bersangkutan.
3) Apabila KPS telah menyetujui usul tersebut, maka KPS menetapkan satu orang
dosen yang memenuhi kualifikasi jabatan fungsional dosen dan rumpun keilmuan
(disiplin keilmuan dan bidang kajian) dari rencana skripsi yang akan dibahas sebagai
Dosen Pembimbing Utama; atau dua orang dosen sebagai Dosen Pembimbing Utama
dan Pembimbing Pendamping dengan Dosen Pembimbing Utama memenuhi
kualifikasi jabatan fungsional dosen dan Dosen Pembimbing Pendamping memenuhi
rumpun keilmuan dari rencana skripsi yang akan dibahas.
4) Usul yang tidak disetujui dikembalikan kepada mahasiswa untuk diperbaiki dan
disempurnakan dan selanjutnya diajukan kembali seperti prosedur awal.
5) Apabila Dosen Pembimbing Utama merasa perlu melakukan perbaikan dan
menyempurnakan usul yang telah disetujui oleh Ketua Program Studi, hal ini dapat
dilakukan setelah pemberitahuan kepada KPS.
6) Setelah persetujuan judul yang diajukan, mahasiswa wajib melakukan presentasi
proposal penelitian yang disetujui oleh KPS dan dihadiri/ditandahsahkan oleh
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang calon dosen/tenaga pengajar.
7) Surat pengantar untuk keperluan pencarian data yang dibutuhkan oleh mahasiswa,
ditandatangani dekan atau pembantu dekan mengatasnamakan dekan.
8) Keputusan penetapan Dosen Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping (atas
usul KPS) ditandatangani oleh dekan.

B Sewaktu Penyusunan Skripsi

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 12


1) Kegiatan bimbingan skripsi atau konsultasi dengan dosen pembimbing sedapat
mungkin dilaksanakan di kampus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2) Untuk menghindari bongkar pasang hasil bimbingan, mahasiswa harus menyiapkan
buku catatan konsultasi yang akan memuat saran, petunjuk, arahan dosen
pembimbing, dan ditandasahkan oleh pembimbing yang bersangkutan.
3) Apabila terjadi perbedaan pendapat antara Dosen Pembimbing Utama dan
Pembimbing Pendamping yang diperkirakan merugikan mahasiswa, KPS bertindak
sebagai mediator untuk menyelesaikan perbedaan tersebut.
4) Proses kegiatan penyusunan skripsi harus dilaporkan oleh mahasiswa bersangkutan
kepada KPS.
5) Penyelesaian penyusunan skripsi diberi waktu selambat-lambatnya 1 (satu) tahun
atau 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender, secepat-cepatnya 4 (empat)
bulan atau 120 (seratus dua puluh) hari kalender setelah persetujuan penetapan dosen
pembimbing ditandatangani. Dimungkinkan juga, diselesaikan dalam jangka waktu
secepat-cepatnya 3 (tiga) bulan atau 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah
persetujuan penetapan dosen pembimbing ditandatangani, apabila telah didahului
oleh proses pembimbingan awal.
6) Apabila dalam tenggang waktu tersebut tidak berhasil menyelesaikan skripsi,
mahasiswa bersangkutan diwajibkan mengajukan usul penyusunan skripsi kembali
dengan mengikuti prosedur awal.
7) Dalam hal terjadi kekuranglancaran pembimbingan, baik mahasiswa maupun Dosen
Pembimbing dapat diingatkan secara tertulis oleh KPS.

C Setelah Penyusunan Skripsi

1) Setelah menyelesaikan bimbingan dan penyusunan skripsi dan telah memperoleh


persetujuan dari Dosen Pembimbing, mahasiswa bersangkutan merapikan naskah dan
menggandakan sesuai jumlah yang diperlukan.
2) Setelah pengetikan dan penggandaan, naskah ditandatangani oleh Dosen
Pembimbing pada lembar pengesahan.
3) Skripsi yang telah digandakan dan ditandatangani oleh dosen pembimbing
diserahkan kepada Sekretariat Program Studi sebanyak 5 (lima) eksemplar pada saat
mendaftarkan diri sebagai calon peserta ujian skripsi pada sidang sarjana.

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 13


4) Skripsi yang telah diserahkan kepada panitia ujian skripsi disampaikan kepada
anggota penguji dengan surat pengantar yang berisi informasi tentang waktu dan
tempat ujian selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan ujian skripsi
pada sidang sarjana.

BAB 6
DOSEN PEMBIMBING UTAMA DAN PENGUJI SKRIPSI

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 14


A Dosen Pembimbing Utama Penyusunan Skripsi
1) Persyaratan Dosen Pembimbing Utama
Dosen Pembimbing Utama, adalah dosen yang memiliki kualifikasi pendidikan
dan/atau jabatan fungsional dosen yang berlaku dengan ketentuan memenuhi ketentuan
yang tersurat di dalam (SUPLEMEN 1):

PENGUMUMAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK


NOMOR: 047/K.05-10/FT-UIKA/II-2009

Tentang Pedoman Penetapan Dosen Pembimbing


Utama dan Penguji
dan Pelaksanaan Ujian Skripsi pada Sidang Sarjana
di lingkungan Fakultas Teknik UIKA Bogor
Tanggal 5 Februari 2009

Tertulis pada huruf C Persyaratan Dosen, angka 1)


Pembimbing Utama

Untuk menghindari penumpukan bimbingan skripsi pada dosen yang memiliki kualifikasi
jabatan fungsional dosen, dosen yang belum memenuhi persyaratan atau tenaga pengajar
dapat ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing Pendamping dibawah arahan dosen yang
memiliki persyaratan akademik.

2) Kewenangan, Kewajiban, dan Hak Dosen Pembimbing


a) Kewenangan Dosen Pembimbing Utama
Dosen Pembimbing Utama memiliki kewenangan sebagai berikut:
(i) Turut serta mempertimbangkan usulan skripsi yang diajukan mahasiswa.
(ii) Turut serta memberikan saran perbaikan atau usulan skripsi yang memerlukan
perbaikan.
(iii) Menetapkan waktu dan tempat konsultasi dan bimbingan skripsi setelah
merundingkan dengan mahasiswa bersangkutan.
(iv) Menentukan dan menyetujui keabsahan skripsi yang akan dan telah diujikan.
(v) Turut serta menentukan lulus tdaknya peserta ujian melalui pemberian nilai
skripsi yang dibimbingnya.
(vi) Menerima jumlah bimbingan maksimal 6 (enam) mahasiswa per semester.

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 15


(vii) Dapat menolak pembimbingan kalau judul skripsi sama sekali tidak dia setujui.
b) Dosen Pembimbing memiliki kewajiban untuk:
(i) Memberikan bimbingan dan konsultasi yang menyangkut materi dan teknik
penyusunan sesuai dengan masalah yang ditulis dalam skripsi yang
bersangkutan.
(ii) Mendorong dan memantau kegiatan penyusunan skripsi mahasiswa agar dapat
selesai pada periode penyusunan yang bersangkutan.
(iii) Mengingatkan mahasiswa apabila terjadi kecurigaan dalam proses penyusunan
skripsi.
(iv) Memberikan penilaian yang obyektif atas skripsi yang dibimbingnya dengan
dasar pertimbangan ilmiah.
(v) Mendatangani skripsi yang dibimbingnya yang telah memenuhi seluruh
ketentuan.
(vi) Memelihara norma-norma dan keilmuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
(vii) Dalam hal ini ada dua pembimbingan,diadakan pembagian tugas sebagai
berikut:
Pembimbing Utama bertanggung jawab terhadap semua materi dan sitematika
penelitian dan dibantu Dosen Pembimbing Pendamping.
c) Hak Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing berhak untuk:
(i) Mengajukan pertanyaan bila perlu kepada mahasiswa yang dibimbingnya
ketika ujian sedang berlangsung.
(ii) Memberikan bimbingan perbaikan atas skripsi yang telah diujikan dengan
temuan pada saat ujian.
(iii) Memperoleh naskah yang dibimbingnya.
(iv) Memperoleh uang honorarium skripsi dari fakultas sesuai ketentuan yang
berlaku.

B Dosen Penguji pada Ujian Skripsi


1) Persyaratan Dosen Penguji
Dosen penguji di dalam sidang/ujian skripsi, adalah dosen yang memiliki
kualifikasi sebagaimana persyaratan Dosen Pembimbing Utama dengan ketentuan
memenuhi ketentuan yang tersurat di dalam (SUPLEMEN 1):

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 16


PENGUMUMAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK
NOMOR: 047/K.05-10/FT-UIKA/II-2009

Tentang Pedoman Penetapan Dosen Pembimbing


Utama dan Penguji
dan Pelaksanaan Ujian Skripsi pada Sidang Sarjana
di lingkungan Fakultas Teknik UIKA Bogor
Tanggal 5 Februari 2009

Tertulis pada huruf C Persyaratan Dosen, angka 2)


Penguji

2) Kewenangan, Kewajiban, dan Hak Dosen Penguji


a) Kewenangan Dosen Penguji
Dosen penguji memiliki kewenangan sebagai berikut:
(i) Mengoreksi dan memperbaiki judul, isi materi, dan metode penelitian
sepanjang tidak mengubah esensi masalah yang diteliti.
(ii) Turut seta menentukan lulus tidaknya peserta ujian berdasarkan pemberian nilai
skripsi yang diujinya.
b) Kewajiban Dosen Penguji
Dosen penguji berkewajiban untuk:
(i) Hadir pada waktu penyelenggaraan ujian sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan oleh panitia ujian.
(ii) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi yang ditulis dalam
skripsi yang bersangkutan.
(iii) Memberikan penilaian yang obyektif atas skripsi yang diujinya atas dasar
pertimbangan ilmiah.
(iv) Menandatangaani lembar persetujuan perbaikan skripsi yang disyaratkan
dalam ujian.
(v)Memelihara norma-norma dan keilmuan dalam melaksanakan tugasnya.
c) Hak Dosen Penguji
Dosen Penguji berhak untuk:
(i) Mengajukan saran perbaikan dan penyempurnaan terhadap skripsi yang
diujinya.
(ii) Memperoleh naskah skripsi yang diujinya.

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 17


(iii) Memperoleh insentif setelah menguji pada ujian/sidang skripsi, dari
fakultas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB 7
PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 18
UJIAN SKRIPSI

A Persyaratan Ujian Skripsi


Mahasiswa yang berhak mengikuti ujian skripsi adalah mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan administrasi akademik dan keuangan.
1) Persyaratan Administrasi Akademik
a) Telah menyelesaikan seluruh mata yang ditawarkan, baik mata kuliah maupun
mata kuliah praktikum.
b) Memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 2,00 (dua koma nol nol)
yang ditunjukkan dengan bukti-bukti sah.
c) Terdaftar secara resmi sebagai mahasiswa Fakutas Teknik-UIKA Bogor pada
semester atau tahun akademik berjalan.
d) Masih memiliki masa studi
e) Mendaftarkan diri sebagai calaon peserta ujian skripsi kepada sekretariat PS.
2) Persyaratan Administrasi Keuangan
a) Telah menyelesaikan seluruh kewajiban keuangan sampai dengan semester atau
tahun akademik berjalan.
b) Telah melunasi uang ujian skripsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B Pelaksanaan Ujian Skripsi


1) Ujian skripsi dilaksanakan oleh panitia ujian skripsi yang diangkat berdasarkan surat
keputusan dekan dalam hal ini dilakukan penunjukannya oleh jurusan/program studi
terkait.
2) Ujian skripsi dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu semester.
3) Setiap peserta ujian skripsi, diuji secara lisan oleh suatu dewan penguji sesuai
ketentuan yang tertulis dalam (SUPLEMEN 1):

PENGUMUMAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK


NOMOR: 047/K.05-10/FT-UIKA/II-2009

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 19


Tentang Pedoman Penetapan Dosen Pembimbing
Utama dan Penguji
dan Pelaksanaan Ujian Skripsi pada Sidang Sarjana
di lingkungan Fakultas Teknik UIKA Bogor
Tanggal 5 Februari 2009

Tertulis pada huruf D Pelaksanaan Ujian Skripsi pada


Sidang Sarjana

4) Penilaian skripsi dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan Penguji.


5) Persentase penilaian oleh Dosen Pembimbing sebanyak-banyak 60% dari total
penilaian skripsi, sisanya menjadi persentase Dosen Penguji sesuai SUPLEMEN 2.
6) Penilaian ujian skripsi dilaksanakan ketika ujian berlangsung atau sesudahnya dan
didasarkan kepada penilaian dari Dosen Pembimbing Utama dan Penguji seperti
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Penilaian hasil ujian/sidang skripsi
No Kriteria Persentase Nilai Nilai
1 Presentasi 10% x.
2 Skripsi 40% x.
2 Penguasaan Materi 40% x.
3 Penampilan 10% x.
Total 100% x...
7) Apabila dosen penguji menemukan keganjilan, kesalahan, dan sejenisnya yang
memerlukan perbaikan skripsi selama ujian berlangsung, semua itu perlu dicatat dalam
lembar yang telah disediakan.

C Setelah Selesai Ujian Skripsi


1) Nilai ujian skripsi diserahkan oleh Dosen Pembimbing Utama dan Penguji kepada
panitia ujian skripsi PS bersangkutan.
2) Panitia ujian skripsi membuat rekapitulasi nilai peserta untuk diumumkan dan untuk
didokumentasikan di PS bersangkutan.
3) Mahasiswa yang memperoleh saran-saran dan catatan perbaiakan dari penguji sewaktu
ujian berlangsung segera memperbaiki skripsinya dibawah arahan dosen pembimbing
sesuai dengan saran dan catatan dari dosen penguji.
4) Apabila terjadi perbedaan pendapat antar Dosen Penguji atau antara Dosen Penguji dan
Pembimbing Utama, penyelesaiannya dilakukan dalam rapat panitia ujian.
PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 20
5) Hasil ujian skripsi ditetapkan melaui rapat panitia ujian skripsi bersama pembimbing
dan penguji dan diumumkan pada hari yang sama.
6) Yudicium kelulusan ditetapkan setelah penentuan hasil ujian skripsi.
7) Perbaikan terhadap skripsi yang telah diujikan, harus telah diselesaikan dalam waktu
30 (tiga puluh) hari terhitung sejak pelaksanaan ujian skripsi atau ditentukan tersendiri
pada saat yudicium.
8) Apabila dalam tenggang waktu tersebut, peserta ujian tidak mampu menyelesaikan
perbaikan, yang bersangkutan wajib memberitahuan kepada Ketua Jurusan/PS terkait
(guna pengambilan kebijakan).

D Setelah Pengesahan Skripsi


1) Skripsi yang telah diperbaiki dan diketik rapi ditandatangani Dosen Pembimbing, para
Dosen Penguji pada lembaran pengesahaan.
2) Skripsi yang telah memperoleh pengesahaan, dijilid menurut format yang berlaku
(LAMPIRAN II, III, dan IV) dan diserahkan kepada pihak-pihak terkait dengan rincian
sebagai berikut:
a) Perpustakaan PS : 1 (satu) eksemplar
b) Perpustakaan FT UIKA Bogor : 1 (satu) eksemplar
c) Dosen Pembimbing Skripsi : 2 (dua) eksemplar, apabila terdapat
Dosen Pembimbing Pendamping
d) Mahasiswa yang bersangkutan : Sesuai yang diinginkan.

Contoh Pedoman Penilaian

REKAPITULASI NILAI SKRIPSI


PROGRAM STUDI
SARJANA TEKNIK

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 21


Nama :
NPM :
Judul Skripsi :
Dosen Pembimbing Utama :
Dosen Pembimbing Pendamping : (jika ada)
Rincian Nilai :

Komisi Penguji Nama Nilai Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang

Notulis

1.

Dosen Penguji 2.

3.
Jumlah Nilai
Nilai rerata

Dinyatakan: Lulus / Tidak lulus *)

Bogor, (tanggal, bulan, tahun)

Ketua Sidang, Notulis,

_______________________________ _______________________________

___________________
*) Coret yang tidak perlu

BAB 8
PEDOMAN STRUKTUR DAN FORMAT
PROPOSAL (NASKAH USULAN) DAN BAGIAN SKRIPSI

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 22


A Pedoman Struktur dan Format Proposal untuk Penyusunan
Skripsi
Format dan susunan dalam suatu proposal, ditunjukkan seperti contoh
(LAMPIRAN I).

B Pedoman Struktur dan Format Bagian Skripsi


Struktur dan format untuk skripsi terdiri atas:
1) Bagian Pendahuluan (seperti contoh: LAMPIRAN II),
2) Bagian Isi (seperti contoh: LAMPIRAN III), dan
3) Bagian Penutup (seperti contoh: LAMIRAN IV).
4) Penjelasan Tambahan (seperti contoh: SUPLEMEN 3)

BAB 9
PENUTUP

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 23


Pedoman ini berlaku sejak diterbitkan. Hal-hal berkaitan dengan upaya
penyempurnaan pedoman ini, akan dilakukan melalui penerbitan SOP (Standard
Operating Procedure) sebagai suplemen pedoman ini.

Bogor, 29 Desember 2009


Dekan Fakultas Teknik,

Arief Goeritno, S.T., M.T.


NIK 410 100 206

SUPLEMEN 1
PENGUMUMAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK
NOMOR: 047/K.05-10/FT-UIKA/II-2009

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 24


Tentang Pedoman Penetapan Dosen Pembimbing
Utama dan Penguji
dan Pelaksanaan Ujian Skripsi pada Sidang Sarjana
di lingkungan Fakultas Teknik UIKA Bogor

Tanggal 5 Februari 2009

SUPLEMEN 2
KRITERIA KELULUSAN UJIAN SKRIPSI YANG
DILAKSANAKAN PADA SIDANG SARJANA
DI SETIAP JURUSAN/PROGRAM STUDI
DI LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UIKA BOGOR

SUPLEMEN 3
KRITERIA KELULUSAN UJIAN SKRIPSI YANG
DILAKSANAKAN PADA SIDANG SARJANA
DI SETIAP JURUSAN/PROGRAM STUDI
DI LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UIKA BOGOR

SUPLEMEN 4
INTISARI
RISALAH RAPAT KOORDINASI BIDANG AKADEMIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
SELASA, 29 DESEMBER 2009

LAMPIRAN I
CONTOH PROPOSAL

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 25


<DISALIN DARI SISTEMATIKA USUL PENELITIAN
YANG DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI>

LAMPIRAN II
BAGIAN PENDAHULUAN SKRIPSI

LAMPIRAN III
BAGIAN ISI SKRIPSI

LAMPIRAN IV
BAGIAN PENUTUP SKRIPSI

PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMBIMBINGAN, DAN PENGUJIAN SKRIPSI 26

Anda mungkin juga menyukai