Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CASE
Dengue Hemoragic Fever
Penulis:
Mirad Aditya
03010179
Pembimbing:
Dr. Magdalena, Sp,A
1
Demam Berdarah Dengue (DBD)
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. Susan
MR : 174438
Umur : 11tahun (05 Maret 2006)
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Betawi
Alamat : JL. Petojo
Keluhan Utama :
Demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit
2
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Riwayat Kehamilan :
Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit yang berat, Ibu kontrol
kehamilan secara teratur ke bidan, dan ada mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 x,
kehamilan cukup bulan.
Riwayat Kelahiran :
Lahir dengan spontan , persalinan ditolong oleh bidan di puskesmas, saat lahir
bayi langsung menangis kuat, berat badan lahir 2900 gram, panjang badan lahir 47 cm,
apgar score 8/9, tidak ada riwayat kuning atau biru pada waktu lahir.
3
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Riwayat Imunisasi :
BCG : lengkap 2 bulan, scar (+)
DPT : umur 2,4,6 bulan
Polio : umur 0,2,4,6 bulan
Hepatitis : umur 0, 1, 6 bulan
Campak : umur 9 bulan
MMR : umur 15 bulan
Kesan : imunisasi dasar lengkap
4
Demam Berdarah Dengue (DBD)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : sadar
Frekuensi nadi : 115 x/menit
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 37 0C
Berat badan : 28 kg
Tinggi badan : 128 cm
Status Gizi
BB/U : 78,57 %
TB/U : 98,95 %
BB/TB : 84,62 %
Kesan : gizi baik
Kulit : Teraba hangat, sianosis (-), ikterik (-), pucat (-), ptekie (-).
5
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung sulit ditentukan
Auskultasi : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
Perut
Inspeksi : Tidak tampak membuncit
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, nyeri lepas tidak ada, hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
6
Demam Berdarah Dengue (DBD)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
7
Demam Berdarah Dengue (DBD)
8
Demam Berdarah Dengue (DBD)
9
Demam Berdarah Dengue (DBD)
DIAGNOSIS KERJA :
Demam Berdarah Dengue derajat I
DIAGNOSA BANDING :
Demam Thypoid
Faringitis
TERAPI :
- Istirahat
- Minum banyak
- Kompres hangat bila demam
- IVFD RL 20 tpm
- Parasetamol 3 x 1/2 tab
- Sporetic sirup 2 x 1/2 Cth
-
ANJURAN :
Periksa Hb, Ht dan Trombosit setiap 6 jam
Periksa Urin dan Feses Rutin
Periksa rumpelid test
10
Demam Berdarah Dengue (DBD)
FOLLOW UP
Hari Rawatan I (07 Maret 2017)
A/ Demam tidak ada
BAB hitam (-)
Nyeri menelan (+)
BAK (+)
11
Demam Berdarah Dengue (DBD)
D/ : DBD Derajat I
Th/ : Lanjut
12
Demam Berdarah Dengue (DBD)
D/ : DBD Derajat I
Th/ : Lanjut
13
Demam Berdarah Dengue (DBD)
D/ : DBD Derajat I
Th/ : Lanjut
14
Demam Berdarah Dengue (DBD)
15
Demam Berdarah Dengue (DBD)
DISKUSI
Telah dilaporkan suatu kasus, seorang pasien perempuan usia 11 tahun 0 bulan
dirawat di bangsal anak RSAL Mintoharjo sejak 4 hari yang lalu dengan diagnosis kerja
demam berdarah dengue derajat I. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
Pada anamnesis didapatkan demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, demam
tinggi terus menerus tidak menggigil, tidak disertai keringat banyak, pada hari ke-5
demam mulai menurun. Pasien juga mengalami nyeri di ulu hati ada, nafsu makan dan
minum menurun sejak sakit. Pasien mengeluh ada batuk sejak 4 hari sebelum masuk
rumah sakit dan disertai nyeri saat menelan. Riwayat perdarahan spontan tidak ada.
Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan pada saat pasien masuk nadi normal dan
akral hangat, BAB hitam (-) dan nyeri ulu hati ada. Pada hari kedua dilakukan
pemeriksaan rumpelid test dan didapatkan hasil positif.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya trombositopenia.
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan serta didukung oleh hasil
pemeriksaan laboratorium, ditegakkan diognosa pasien ini adalah Demam Berdarah
Dengue Derajat I.
16
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Tinjauan pustaka
DEMAM BERDARAH DENGUE
A. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam akut dengan ciri-ciri demam
manifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan lenjatan yang dapat
menyebabkan kematian. Dengue merupakan suatu infeksi arbovirus
(arthopot-
borne virus) akut, di tularkan oleh nyamuk spesies aedes.
B. Etiologi
Virus Dengue serotype 1,2,3, dan 4 yang di tularkan oleh vector Aedes
aegypti, nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan beberapa
spesies lain yang merupakan vector yang kurang berperan.
Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur
hidup terhadap serotype bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
terhadap serotype lain.
C. Patofisiologi
Virus Dengue dibawa oleh nyamuk Ae. Aegypti dan Ae. Albopictus
sebagai vektor ke tubuh manusia melalui tusukan nyamuk tersebut. Namun
tidak semua orang yang terkena gigitan nyamuk tersebut dapat terserang
penyakit DBD. Apabila terdapat kekebalan yang cukup dalam tubuh manusia
tersebut maka tidak akan terserang sakit, meskipun dalam darahnya
terdapat virus tersebut. Sebaliknya pada orang yang tidak mempunyai
kekeblan akan mengalami demam yang ringan bahkan sakit berat, yaitu
demam tinggi yang disertai perdarahan bahkan syok, tergantung dari tingkat
kekebalan yang dimilikinya. Infeksi yang pertama kali mungkin memberikan
gejala sebagai Demam Dengue dan menimbulkan antibodi terhadap serotipe
tersebut tetapi tidak untuk serotipe yang lain. Apabila orang itu mendapat
infeksi ulang oleh tipe virus yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang
berbeda dan lebih berat.
Patogenesis DBD dan SSD masih merupakan masalah kontroversial.
Teori yang banyak dianut pada DBD adalah teori hipotesis infeksi sekunder
(secondary heterogenous infection theory) dan teori hipotesis immune
enhancement. Teori tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa
manusia yang mengalami infeksi yang kedua kalinya dengan serotipe virus
17
Demam Berdarah Dengue (DBD)
dengue yang heterolog punya risiko berat yang lebih besar untuk menderita
DBD berat. antibodi heterolog yang sudah ada sebelumnya akan mengenali
virus lain yang menginfeksi. Membentuk kompleks antigen-antibodi.
Kompleks tersebut berikatan dengan Fc reseptor membran sel leukosit
terutama makrofag. Oleh karena antibodi heterolog maka virus tidak
dinetralisirkan oleh tubuh, maka bebas bereplikasi dalam sel makrofag.
Teori lain yaitu Antibody Dependent Enhancement (ADE) menyatakan
bahwa suatu proses akan meningkatkan infeksi dan replikasi virus dengue
dalam mononuklear sebagai tanggapan terhadap infeksi tersebut. Terjadi
sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah sehingga mengakibatkan keadaan-keadaan
seperti hipovolemia dan syok.
Berdasarkan teori secondary heterolog infection bahwa akibat infeksi
sekunder oleh tipe virus dengue yang berlainan pada seorang pasien, respon
antibodi amnestik yang terjadi dalam beberapa hari mengakibatkan
proliferasi dan transformasi limfosit yang menghasilkan titer tinggi antibodi If
G anti dengue, terbentuk kompleks virus antigen-antibodi. Dampak dari
kompleks tersebut adalah :
1. Sistem komplemen C3 dan C5 akan teraktivasi yang berakibat
dilepaskannya anafilaktosin C3a dan C5a, hal ini menyebabkan
meningkatknya permeabilitas dinding pembuluh darah dan
merembesnya plasma dari intravaskuler ke ekstravaskuler, yang
ditandai dengan peningkatan kadar hematokrit, penurunan natrium,
an terdapat caira dalam rongga serosa (efusi pleura, ascites)
2. Timbulnya agregasi trombosit yang akan melepaskan ADP dan
menglami perubahan. Agregasi trombosit menyebabkan terjadinya
trombositopenia, koagulopati konsumtif (KID) dan gangguan fungsi
trombosit.
3. Aktivasi faktor Hageman (XII) dengan akibat terjadinya pembekuan
intravaskuler yang luas dalam hal ini plasminogen akan menjadi
plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilaktosin dan
penghancuran fibrin sehingga terbentuk FDP.
Fenomena patofisiologi yang menentukan berat penyakit dan
membedakan DD dengan DBD adalah kebocoran plasma akibat peningkatan
permeabilitas vaskuler yang berakibat berkurangnya volume plasma, terjadi
hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Adanya
18
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Trombositopenia
Anoreksia
Muntah Hepatomegali
Komplek AgAb
Manifestasi Permeabilitas Komplemen
Pendarahan Vascular naik
Dehidrasi
I
Kebocoran plasma :
- Hemokonsentrasi
-Hypoproteinemia
-Efusi pleura I
Demam dengue -Asitesis
Hipovolemia
III
Derajat
DIC Syok
Meninggal
19
Demam Berdarah Dengue (DBD)
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik virus Dengue sangat bervariasi tergantung daya
tahan tubuh dan virulensi itu sendiri. Mulai dari tanpa gejala (asimptomatik),
demam ringan tidak spesifik (undifferential fever), demam dengue, demam
berdarah dengue dan sindrom syok dengue (SSD).
Demam ini hanya berlangsung sekitar lima hari. Pada saat demamnya
berakhir, sering kali dalam bentuk turun mendadak (lysis), dan disertai
dengan berkeringat banyak. Saat itu anak tampak agak loyo. Kadang-
kadang dikenal istilah demam biphasik, yaitu demam yang berlangsung
selama beberapa hari itu sempat turun di tengahnya menjadi normal
kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat penderita sembuh (gambaran
kurva panas sebagai punggung unta).
Gejala panas pada penderita infeksi virus dengue akan segera disusul
dengan timbulnya keluhan nyeri pada seluruh tubuh. Pada umumnya
yang dikeluhkan adalah nyeri otot, nyeri sendi, nyeri punggung, dan nyeri
pada bola mata yang semakin meningkat apabila digerakkan. Karena
adanya gejala nyeri ini, di kalangan masyarakat awam ada istilah flu
tulang. Dengan sembuhnya penderita gejala-gejala nyeri pada seluruh
tubuh ini juga akan hilang.
Ruam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini dapat timbul pada
saat awal panas yang berupa flushing, yaitu berupa kemerahan pada
20
Demam Berdarah Dengue (DBD)
daerah muka, leher, dan dada.Ruam timbul 5-12 jam sebelum naiknya
suhu pertama kali, yaitu pada hari ketiga sampai hari kelima dan
biasanya berlangsung selama 3-4 hari. Ruam bersifat mukopululer dan
menghilang pada tekanan. Ruam mula-mula dilihat di dada, tubuh serta
abdomen, dan menyebar ke anggota gerak dan muka.
21
Demam Berdarah Dengue (DBD)
22
Demam Berdarah Dengue (DBD)
apabila ada biasanya terjadi pada hari sakit ke-3 sampai dengan hari ke-
6. Biasanya didahului oleh penurunan panas badan penderita, yang
sering kali terjadi secara mendadak (lysis) dan diikuti oleh keadaan anak
yang tampak loyo, dan pada perabaan akan didapatkan ujung-ujung
tangan/kaki dingin serta nadi yang kecil dan cepat. Banyak ditemui kasus
dengan kondisi demikian, tampak suhu tubuh penderita dirasakan normal
mengira kalau putranya sembuh dari sakit. Kondisi tersebut
mengakibatkan orangtua tidak segera membawa putra mereka ke
fasilitas kesehatan terdekat. Pada keadaan ini penderita sudah dalam
keadaan terlambat sehingga kurang optimal untuk diselamatkan dari
penyakitnya.
Bentuk-bentuk perdarahan spontan yang dapat terjadi pada penderita
demam dengue dapat berupa perdarahan kecil-kecil di kulit (petechiae),
perdarahan agak besar di kulit (echimosis), perdarahan gusi, perdarahan
hidung dan kadang-kadang dapat terjadi perdarahan yang masif yang
dapat berakhir pada kematian.
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Pada DBD umumnya di jumpai trombositopenia dan
hemokonsentrasi. Uji tourniquet yang positif merupakan pemeriksaan
yang penting. Masa pembekuan masih dalam batas normal, tetapi
masa pendarahan biasanya memanjang. Pada analisis kuantitatif
ditemukan penurunan faktor-faktor II, V, VII, IX, dan X. Pada
pemeriksaan kimia darah tampak hipopoteinemia, hiponatremia serta
hipokloremia. SGOT, SGPT, ureum dan pH darah mungkin meningkat
sedangkan reserve alkali rendah.
23
Demam Berdarah Dengue (DBD)
c. Pemeriksaan serologi
Untuk pemeriksaan serologi dibutuhkan 2 bahan pemeriksaan
dari penderita yang sama, yaitu pada masa akut dan masa
penyembuhan (1-4 minggu setelah onset penyakit). Pemeriksaan
yang dilakukan adalah dengan mengukur titer antibody penderita.
Ada 5 cara pemeriksaan seologi yang dianggap sebagai dasar,
yaitu::
Tes HI (Hemaglutinasi Inhibisi Test), sebagai salah satu standar
tes WHO.
Tes pengikatan komplemen (Complement FIXATION test).
Tes Mac Elissa )Ig M capture enzme-linked immunusorbent
assay).
Tes Elissa indirek.
F. Diagnosis Banding
24
Demam Berdarah Dengue (DBD)
G. Komplikasi
25
Demam Berdarah Dengue (DBD)
H. Penatalaksanaan
DHF tanpa renjatan
Pada dasarnya bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan
plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat
pendarahan. Fase kritis pada umumnya terjadi pada hari sakit ke tiga.
Rasa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi,
anoreksia dan muntah. Pasien perlu di beri minum banyak 50 ml / kg BB
dalam 4-6 jam pertama. Setelah dehidrasi dapat diatasi, berikan cairan
rumatan 80-100 ml / kg BB dalam 24 jam berikutnya.
Hiperpireksi diatasi dengan dengan antipiretik dan bila perlu surface cooling
dengan kompres es dan elcohol 70 %. Paraceramol dapat di gunakan untuk
mengatasi demam dengan dosis 10-15 ml / kg BB per hari.
Pemberian cairan IV pada pasien DBD tanpa tenjatan dilakukan bila
pasien terus menerus muntah atau didapatkan nilai HT yang bertendensi
terus meningkat >40 %.
26
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Ensefalopati Dengue
Pada ensefalopati cendrung terjadi endema otak dan alkalosis. Bila
syok telah teratasi, maka cairan dapat diganti dengan cairan yang tidak
mengandung HCO3- dan jumlah cairan harus dikurangi. Larutan ditukar
dengan larutan NaCl 0,9 % : glukosa 5 % = 3:1
Untuk mengurangi endema diberikan kortikosteroid kecuali terdapat
pendarahan saluran cerna. Bila terdapat disfungsi hati, berikan vitamin K IV
3-10 mg selama 3 hari, kadar gula dahr diusahakan > 60 %, cegah terjadinya
peningkatan entracranial dengan mengurangi jumlah cairan, koreksi asidosis
dan elektrolit. Untuk mengurangi indeksi sekunder berikan antibiotic
prafilaksis (kombinasi ampisillin 100 mg / kg BB / hari dan kloramfenikol 75
mg / kg BB / hari. )
I. Pencegahan
Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh
alamiah dengan melaksanakan pemberantasan vector pada
saat sedikit terdapatnya kasus DHF/DSS
2. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan
kepadatan vector pada tingkat sangat rendah untuk
27
Demam Berdarah Dengue (DBD)
28
Demam Berdarah Dengue (DBD)
H. Vaksin Dengue
Masalah yang timbul apabila vaksin dengue dipakai dalam
upaya pencehagan DHF ialah apakah hipotesis infeksi sekunder
heterolog sebagai pathogenesis terjadinya DHF juga akan terjadi
pada anak-anak yang mendapat vaksin. Kekuatiran akan
kebenaran hipotesis itu sebagian dapat dikurangi apabila
dikemudian hari suatu vaksin kuadrivalen (dibuat dari keempat
serotype virus dengue) yang mempunyai sifat virologist yang
baik. Masalh vaksin dengue mendapat perhatian khusus WHO
dan pada bulan Maret 1981 telah diselenggarakan Research
Study Group Meeting on DHF particularly with reference to
dengue vaccine development di New Delhi, India. Rekomendasi
yang dikemukakan ialah sebagai berikut:
29
Demam Berdarah Dengue (DBD)
30
Demam Berdarah Dengue (DBD)
31
Demam Berdarah Dengue (DBD)
DAFTAR PUSTAKA
32
Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Ilmu Kesehatan Anak 2. Balai Penerbit Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
1985, hal 607-621.
2. Kapita selekta Kedokteran, Jilid II, Media Aesculapius FKUI, Jakarta 2000, hal 419 427.
33